Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN HISTORIS PERJANJIAN LAMPUNG-BANTEN YANG

MENGHASILKAN PIAGAM KURIPAN TAHUN 1552

Riza Fitriani, Iskandar Syah, Muhammad Basri


FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telepon (0721) 704 947 faximile (0721) 704 624
e-mail : rizatata18@gmail.com
Hp. 082175781811

Abstract: Historical Review of Lampung-Banten Treaty for Resulting Kuripan Charter in 1552.
The aim of this study was to find out the background of Lampung-Banten agreement which resulted
the Kuripan charter in 1552. The researcher used historical method in this study. Based on the
qualitative data analysis, it could be concluded that there were some aspects which influenced the
Lampung-Banten agreement which resulted Kuripan charter in 1552. (1). Economy background;
Lampung and Banten as pepper producing regions had close economical relationship, because at that
time ruler of Banten claimed Lampung as the biggest pepper producing region. (2). Politics
background; it started by territorial expansion in some regions which was done by Banten as political
relationship that was formed by Banten. (3). Religion background; Banten which had a mission in
spreading Islam in Lampung, began with interactions and associates with people there that professed
other religions such as Hindu, Budha, and Animism.

Keywords: historical review, Lampung-Banten treaty, Kuripan charter

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah latar belakang
terjadinya perjanjian Lampung-Banten yang menghasilkan piagam Kuripan pada tahun 1552. Peneliti
menggunakan metode historis pada penelitian ini. Berdasarkan analisis data secara kualitatif, dapat
disimpulkan bahwa terdapat beberapa hal yang melatar belakangi perjanjian Lampung-Banten yang
menghasilkan piagam Kuripan pada tahun 1552. (1). Latar belakang ekonomi; Lampung dan Banten
yang merupakan daerah penghasil lada memiliki hubungan ekonomi yang cukup erat, karena pada saat
itu penguasa Banten mengklaim daerah produsen lada yang besar yakni Lampung. (2). Latar belakang
politik; dimulai dengan adanya ekspansi teritorial ke daerah-daerah yang dilakukan Banten merupakan
hubungan politik yang mulai dibangun oleh Banten. (3). Latar belakang agama; Banten yang
membawa misi untuk menyebarkan agama Islam ke daerah Lampung, mulai melakukan interaksi dan
bergaul dengan penduduk setempat yang masih menganut agama lain seperti Hindu, Budha dan
Animisme.

Kata kunci: perjanjian lampung-banten, piagam kuripan, tinjauan historis


PENDAHULUAN bangsa Eropa, seperti Bangsa
Kesultanan Banten merupakan Portugis, Inggris maupun Belanda,
sebuah Kerajaan Islam yang pernah membuat minat terhadap rempah-
berdiri di Provinsi Banten, Indonesia. rempah makin meningkat, maka
Banten juga dikenal dengan Banten kunjungan Bangsa Eropa ke
Girang yang merupakan bagian dari Pelabuhan Banten juga semakin
Kerajaan Sunda. Kedatangan meningkat dan menyebabkan
pasukan Kerajaan Demak di bawah semakin menipisnya persediaan lada
pimpinan Maulana Hasanuddin ke di Banten. Oleh karena itu Banten
kawasan tersebut selain untuk membutuhkan pasokan lada yang
perluasan wilayah juga sekaligus lebih banyak sehingga Banten mulai
mulai menyebarkan dakwah Islam. memasok lada dari daerah Lampung.
Dipicu oleh adanya kerja sama Thomas Van Son yang
Sunda-Portugis dalam bidang laporannya dikutip oleh John Talens
ekonomi & politik, hal ini dianggap merupakan seorang pengamat
dapat membahayakan kedudukan Kerajaan Banten, yang mengatakan
Kerajaan Demak selepas kekalahan bahwa: “Masuknya lada hitam ke
mereka mengusir Portugis dari dalam Pelabuhan Banten sekitar 80%
Malaka tahun 1513. datang dari Lampung, sedang sisanya
Berawal sekitar tahun 1526, dari pedalaman Banten sendiri”(M.
ketika Kerajaan Demak memperluas Arifin Nitipradjo Tegamon,2010;9).
pengaruhnya ke kawasan pesisir Sultan Maulana Hasanudin
barat Pulau Jawa, Maulana berhasil mendirikan Kerajaan Islam
Hasanuddin, putera Sunan Gunung di Banten sehingga masyarakat
Jati berperan dalam penaklukan Banten yang saat itu berada di bawah
tersebut, setelah penaklukan tersebut kepemimpinannya mulai memeluk
Maulana Hasanuddin mendirikan agama Islam.
benteng pertahanan yang dinamakan Sultan Maulana Hasanudin
Surosowan, yang kemudian hari merupakan putra pertama dari
menjadi pusat pemerintahan setelah pernikahan Fatahillah dengan putri
Banten menjadi kesultanan yang Kawung Anten, kemudian
berdiri sendiri dengan menaklukan diangkatlah Sultan Maulana
beberapa kawasan pelabuhan Hasanudin untuk menjadi Sultan
kemudian menjadikannya sebagai pertama yang memimpin Banten,
pangkalan militer serta kawasan Pada tahun ± 1550 M Sultan
perdagangan. Pada tahun 1527 Maulana Hasanudin berhasil
Banten merupakan daerah yang mendirikan Kerajaan Islam di Banten
cukup penting di Nusantara, sebagai yang sangat terkenal di Pulau Jawa
daerah perdagangan rempah-rempah. dan sekitarnya.
Banten sudah menjadi kota Sejak zaman kependudukan
yang diperhitungkan, dilihat dari Belanda Sultan Hasanuddin mulai
pentingnya kedudukan Banten dalam menyadari pentingnya kedudukan
bidang perdagangan rempah-rempah Banten dalam hal perniagaan.
di Nusantara pada saat itu. Seiring dengan peningkatan
Sebagai daerah pemasok kegiatan ekonomi yang
rempah-rempah terbesar yang mendatangkan kemakmuran dan juga
dijadikan komoditi unggulan dan kekuatan negara, maka Kesultanan
sangat dibutuhkan oleh bangsa- Banten setahap demi setahap
berupaya memperluas wilayah hubungan perdagangan yang saling
kekuasaan ke daerah sekitar menguntungkan. Perluasan daerah
kesultanan yang dianggap dapat kekuasaan yang dilakukan oleh
menguntungkan perekonomian, Kesultanan Banten tidak semata-
terutama dalam bidang perdagangan mata dilakukan untuk memperluas
rempah-rempah yang pada saat itu wilayah melainkan sebuah usaha
banyak diminati oleh pasar dunia. untuk dapat melakukan penyebaran
Awalnya Sultan Maulana Agama Islam.
Hasanuddin merencanakan untuk “Banten merupakan kota pusat
memperluas perkebunan lada ke arah pemerintahan Kerajaan Islam dan
timur namun dikarenakan saat itu pusat perdagangan lokal, interlokal
daerah tersebut masih dikuasai oleh maupun internasional yang sekaligus
Raja Padjajaran dan Sultan Cirebon juga sebagai kota konsumtif dan
jadi sangat kecil kemungkinan untuk produktif yaitu pusat ibadah, pusat
memperluas daerah kekuasaan ke administrasi atau tempat pendidikan
arah timur, sehingga Sultan Maulana dan tempat kerajinan
Hasanuddin memutuskan untuk perdagangan”(Halwany Michrob,
memperluas perkebunan lada dengan 1989:36).
menyeberangi Selat Sunda menuju Sejarah hubungan Lampung
Daerah Sumatera yakni Lampung. dan Banten juga tercatat dalam buku
Daerah Lampung yang kuno Lampung yakni buku Kuntara
letaknya berhadapan dengan Banten Raja Niti yang menyebutkan bahwa
dan merupakan daerah yang pertama si Pandan anak dari Ratu
kali didatangi Belanda, membuat Pemanggilan/Umpu Serunting
Lampung menjadi pusat perhatian (beranak 6 orang) menghilang
dikarenakan saat itu Lampung ternyata muncul di Banten
merupakan daerah penghasil lada keturunannya/Buai Pandan bersama
yang terkenal. Lada merupakan dengan kebuaian lain membantu
rempah-rempah yang dibutuhkan Banten dari keturunannya/Buai
oleh dunia barat dan merupakan Pandan sewaktu menaklukkan
komoditi rempah yang mahal. karena Pakuan di Jawa Barat.
itulah Lampung merupakan daerah Hubungan perdagangan dari
incaran Belanda pada saat itu, namun hasil bumi ini terus berlanjut dan
Belanda tidak dapat berhubungan berkembang. Pada akhirnya Sultan
langsung dengan penguasa di Maulana Hasanudin yang merupakan
Lampung karena Daerah Lampung Sultan pertama Kerajaan Banten
masih merupakan daerah pengaruh mulai menyebarkan Agama Islam di
Banten. daerah Lampung. Sementara itu
Hubungan perdagangan dengan mulailah rakyat Banten ber-imigrasi
Daerah Lampung ini dilakukan ke Daerah Lampung, untuk mencari
terutama dalam komoditi rempah- lahan dan sumber penghasilan
rempah seperti lada dan sebagainya. kebanyakan dari mereka
Hubungan ini dikarenakan Lampung mengusahakan perkebunan lada dan
merupakan penghasil lada hitam penjualannya. Menurut Husin Sayuti
yang cukup terkenal pada saat itu, menyatakan bahwa:
sehingga Banten yang pada saat itu “Penduduk Lampung sampai
merupakan daerah pemasok dan awal abad ke-20 semuanya beragama
sumber terbesar lada melakukan Islam, hanya pendatang yang mulai
datang sejak tahun 1905 yang lalu yang mempengaruhi kehidupan
dikenal sebagai kolonisasi, sudah ada di masa sekarang ataupun sebaliknya
yang beragama Kristen” (Husin untuk memahami kejadian di masa
Sayuti, 1985:14). sekarang yang masih terdapat
Banten cukup banyak hubungannya dengan kejadian masa
memberikan pengaruh kepada para lalu.
punyimbang adat (ketua-ketua adat) Metode penelitian historis
Lampung untuk melakukan “adalah penyelidikan yang kritis
perpindahan ke Banten. Semua itu terhadap keadaan-keadaan
merupakan tanda akan pengakuan perkembangan serta pengalaman
masyarakat Lampung terhadap dimasa lampau dan menimbang
hubungan persahabatan dengan secara cukup teliti dan hati-hati
Banten dan sebagai tanda pengakuan tentang bukti validitas dari sumber
masyarakat Banten terhadap sejarah serta interpretasi dari
Lampung maka Sultan Banten sumber-sumber keterangan tersebut”
memberikan piagam kepada para Muhammad Nazir (1983:55).
pemimpin daerah Lampung, Dari pendapat ahli yang
dalung/tamra yaitu piagam yang berpendapat mengenai metode
ditulis di atas lempengan tembaga. historis, dapat disimpulkan bahwa
Piagam ini ditulis dengan Huruf yang dimaksud dengan metode
Arab dan Huruf Lampung serta historis adalah suatu proses
mempergunakan Bahasa Jawa pengumpulan dan pengolahan suatu
Banten. data atau bahan yang telah ditulis
Selain itu diberikan pula yang berisi tentang peristiwa atau
kepada setiap penyimbang yang kejadian di masa lalu, yang disusun
dijadikan pemimpin kerabat itu melalui proses ilmiah secara
atribut-atribut dan gelar-gelar kronologi, sistematis dan saling
tertentu seperti punggawa, pangeran, berkaitan. Adapun langkah-langkah
ngabehi, jenang, radin dan yang dilakukan peneliti dalam
sebagainya. Sebagaimana masih menempuh penelitian ini adalah:
dapat kita temui sisanya sampai 1.Heuristik, yaitu kegiatan
sekarang dalam bentuk gelar-gelar menghimpun jejak-jejak masa
adat. lampau, yakni proses mencari
untuk menemukan sumber-sumber
METODE PENELITIAN sejarah.
Penelitian ini menggunakan 2.Kritik, yaitu menyelidiki apakah
Metode Historis. Metode penelitian jejak-jejak itu sejati baik isi
historis adalah metode dimana dalam maupun bentuknya.
penyelidikannya menggunakan 3.Interpretasi, yaitu menentukan
pengaplikasian metode pemecahan makna saling berhubungan dari
yang ilmiah yang dapat dilihat dari fakta-fakta yang diperoleh itu.
prespektif atau pandangan historis 4.Historiografi, yaitu menyampaikan
dengan menggunakan sumber- sintesa yang diperoleh dalam
sumber atau data-data yang berupa bentuk kisah (Notosusanto,
peninggalan-peninggalan masa lalu. 1989:22).
Sumber-sumber atau data-data Dari langkah-langkah
yang digunakan dalam penelitian ini penelitian historis yang telah
tidak terlepas dari kejadian di masa digunakan menurut pendapat
Notosusanto, maka inilah langkah- menghubungkan fakta-fakta
langkah yang dilakukan peneliti tersebut sehingga terbentuk konsep
dalam menempuh penelitian ini yang dan generalisasi sejarah.
berupa: 4. Historiografi; merupakan tahap
1.Heuristik; pada tahap ini peneliti terakhir yang peneliti lakukan
mencoba mencari dan melakukan dalam metode penelitian, dalam
pengumpulan data yang tahap ini peneliti melakukan
dibutuhkan atau yang berhubungan penyusunan dan penuangan seluruh
denganLatar Belakang Terjadinya hasil penelitian dalam bentuk
Perjanjian Lampung-Banten Yang tulisan mengenai yang akan diteliti
menghasilkan Piagam Kuripan yaitu Latar Belakang Terjadinya
pada tahun 1552. Peneliti Perjanjian Lampung-Banten yang
mengumpulkan data dan fakta- menghasilkan Piagam Kuripan
fakta sejarah dari berbagai macam pada tahun 1552.
buku yang berkaitan dengan Variabel dapat diartikan
penelitian. Dalam pencarian data sebagai konsep yang dapat dinilai.
tersebut peneliti melaksanakan Menurut Sumardi Suryabrata yang
pencarian data di beberapa tempat dimaksud dengan “Variabel adalah
yakni, Labortorium sejarah FKIP segala sesuatu yang akan menjadi
Universitas Lampung, obyek pengamatan penelitian atau
Perpustakaan Umum Universitas faktor-faktor yang berperan dalam
Lampung, Perpustakaan Daerah peristiwa atau gejala yang
Lampung dan Perpustakaan di diteliti”(Suryabrata, 2000:72).
Museum Lampung. Selain itu, Dengan demikian, maka variabel
peneliti menggunakan media adalah sesuatu yang menjadi titik
elektronik yaitu internet dalam perhatian penelitian yang dapat
mencari dan mengumpulkan diukur dan memiliki bermacam-
bahan-bahan kajian penelitian. macam nilai.
2.Kritik; setelah data terkumpul Untuk mendapatkan data yang
kemudian langkah kegiatan yang sesuai dengan masalah yang penulis
dilakukan oleh peneliti selanjutnya teliti maka, peneliti menggunakan
adalah melakukan kritik terhadap beberapa cara yaitu:
sumber-sumber yang telah Teknik observasi dapat
didapatkan untuk menguji data diartikan sebagai pengamatan dan
tersebut apakah valid atau layak pencatatan secara sistematik terhadap
tidaknya digunakan untuk gejala yang tampak pada objek
menunjang kegiatan penelitian penelitian Penggunaan teknik
yang dilakukan. Setelah itu peneliti observasi dimaksudkan untuk
melakukan pemilihan data yang mengumpulkan data dengan cara
sesuai dengan kebutuhan peneliti melakukan pengamatan secara
yang berkaitan dengan Latar langsung terhadap objek yang
Belakang Terjadinya Perjanjian diteliti.
Lampung-Banten yang Teknik kepustakaan dilakukan
menghasilkan Piagam Kuripan dengan cara mengumpulkan bahan-
pada tahun 1552. bahan atau sumber-sumber data yang
3.Interpretasi; pada tahap ini, peneliti diperlukan dari perpustakaan, yaitu
melakukan penafsiran data-data dengan cara mempelajari literatur-
yang telah didapat dan selanjutnya literatur yang berkaitan dengan
masalah yang akan penulis teliti. dalil-dalil, atau hukum-hukum yang
Oleh karena dalam penelitian ini berhubungan dengan masalah yang
tidak dapat dilepaskan dari literatur- akan diteliti”(Hadari Nawawi,
literatur ilmiah maka kegiatan studi 1993:134). jadi dalam melakukan
pustaka atau teknik kepustakaan ini pengumpulan data tidak hanya
menjadi sangat penting terutama menggunakan bahan-bahan berupa
dalam penelitian kualitatif (Nawawi, literatur atau buku-buku yang ada di
1993:133). perpustakaan tetapi juga peneliti
Koentjaraningrat menyatakan harus mencari bukti-bukti atau
bahwa “studi pustaka merupakan sumber-sumber yang lain berupa
cara mengumpulkan data dan catatan, buku, surat kabar, majalah,
informasi dengan bantuan prasasti atau arkeologi yang sesuai
bermacam-macam material yang dengan masalah yang diteliti.
terdapat di ruangan perpustakaan Analisis data sangat penting
misalnya, koran, naskah, majalah, dalam suatu penelitian karena data
catatan-catatan, kisah sejarah, yang diperoleh dilapangan akan
dokumen dan sebagainya yang mempunyai arti apabila data telah di
relevan dengan penelitian” analisis. Untuk menganalisis data
(Koentjaraningrat, 1983:420). tersebut maka diperlukan kecermatan
Bahan-bahan yang berupa dalam memilih teknik analisa, serta
kepustakaan sangat membantu dalam disesuaikan oleh data yang diperoleh.
menemukan jawaban dari masalah Setelah menemukan sumber-
yang akan penulis teliti. Dalam sumber data yang dipergunakan
perpustakaan terdapat berbagai dalam penelitian kemudian berlanjut
macam informasi yang dapat digali ke langkah selanjutnya yaitu
dan mengandung berbagai macam penganalisisan data.
disiplin ilmu pengetahuan. Melalui Teknik yang penulis gunakan
studi pustaka ini penulis berusaha dalam penelitian ini adalah teknik
mengumpulkan berbagai macam kualitatif. ”Analisis data kualitatif
informasi yang menunjang dalam merupakan bentuk penelitian yang
penyelesaian masalah, selain itu bersifat atau memiliki karakteristik
melalui studi pustaka ini terdapat bahwa datanya dinyatakan dalam
teori-teori atau pendapat-pendapat keadaan yang sewajarnya dan
para ahli yang akan dapat dianalisis sebagaimana adanya”(Nawawi,
oleh penulis dan akan dijadikan 1993: 174).
landasan penelitian. “Pengumpulan data kualitatif
Menurut Suharsini Arikunto lebih memudahkan peneliti untuk
“teknik dokumentasi yaitu pencarian mengikuti dan memahami alur
data mengenai hal-hal atau Variabel peristiwa secara kronologis, menilai
yang berupa catatan, transkip, buku, sebab akibat dalam lingkup pikiran
surat kabar, majalah, prasasti, orang-orang setempat serta
notulen rapat, legger, agenda” memperoleh penjelasan yang banyak
(Suharsini Arikunto, 1989:188) dan bermanfaat” (Miles dan
Menurut Hadari Nawawi, “teknik Huberman, 1992:77).
dokumentasi adalah cara Dapat disimpulkan bahwa
mengumpulkan data melalui sumber analisis data merupakan hasil dari
tertulis terutama berupa arsip-arsip pemikiran atau opini penulis
dan termasuk juga buku-buku, teori, terhadap segala sumber yang telah di
dapat dan kemudian akan tindakan nantinya akan berdasarkan
mempermudah peneliti untuk pemahaman yang didapat dari
menyelesaikan masalah yang sedang penyajian tersebut.
diteliti. Pada dasarnya proses analisis Dalam penelitian ini setelah
data dilakukan secara bersamaan data-data mengenai Latar Belakang
dengan penggumpulan data. Terjadinya Perjanjian Lampung-
“Analisis data dilakukan dengan Banten yang menghasilkan Piagam
melalui beberapa tahap. Di bawah ini Kuripan pada tahun 1552 tersusun
merupakan tahap tahap dalam proses kemudian dapat memungkinkan
analisis data kualitatif menurut Miles untuk melakukan penarikan
dan Huberman” (1992:28) meliputi: kesimpulan dan pengambilan
Reduksi data yaitu sebuah tindakan. Selanjutnya data tersebut
proses pemulihan, pemusatan disajikan oleh penulis dalam bentuk
perhatian pada penyederhanaan, tulisan yang dapat dijawab dari
pengabstrakan dan transformasi data sebuah penelitian, sehingga mudah
yang muncul dari catatan di untuk dapat dipahami.
lapangan. Reduksi data juga Peneliti berusaha mencari arti
merupakan bentuk analisis data yang pola, konfigurasi yang mungkin
tajam, menggolongkan, penjelasan alur sebab akibat dan
mengarahkan, serta membuang yang sebagainya. Kesimpulan harus
tidak perlu dan mengorganisir data senantiasa diuji selama penelitian
sampai akhirnya bisa menarik sebuah berlangsung dalam hal ini dilakukan
kesimpulan. Jadi, dalam penelitian dengan cara penambahan data baru
ini reduksi data merupakan proses Menarik sebuah kesimpulan
yang dilakukan penulis untuk secara utuh setelah semua makna-
mengumpulkan data-data mengenai makna yang muncul dari data yang
Latar Belakang Terjadinya Perjanjian sudah diuji kebenarannya,
Lampung-Banten Yang kekokohannya, kecocokannya
menghasilkan Piagam Kuripan pada sehingga akan diperoleh suatu
tahun 1552. kesimpulan yang jelas kegunaan dan
Penulis melakukan pemilihan kebenarannya
data sesuai dengan yang dibutuhkan Kegiatan terakhir ini berupa
dalam penelitian tersebut, kemudian penyimpulan dan verifikasi data baik
membuang data-data yang tidak dari segi makna dan kebenarannya
diperlukan, sehingga data-data mengenai Latar Belakang Terjadinya
mengenai Latar Belakang Terjadinya Perjanjian Lampung-Banten yang
Perjanjian Lampung-Banten Yang menghasilkan Piagam Kuripan pada
menghasilkan Piagam Kuripan pada tahun 1552.
tahun 1552 dapat diverifikasi.
Display yaitu data yang HASIL DAN PEMBAHASAN
dibatasi sebagai kumpulan informasi Pada abad ke XVI Banten
tersusun, memberi kemungkinan ada dalam perjalanan untuk memperluas
penarikan kesimpulan dan wilayah dan pengaruhnya ke daerah-
pengambilan tindakan. Dengan daerah di sekitar Banten untuk
penyajian data tersebut akan dapat misinya ini maka mampir lah
dipahami apa yang terjadi dan apa Fatahillah ke Lampung karena
yang harus dilakukan sehingga wilayahnya yang strategis dan lebih
menganalisis atau mengambil dekat dengan pantai maka lebih
dekat hubungan dengan Lampung ke Kuripan” (M. Arifin Nitipradjo
melalui Selat Sunda. Tegamon, 2010:3).
Selain hubungan perdagangan Setelah Keratuan Pugung
hubungan ini juga menyebabkan dipimpin oleh Minak Raja Kejalan
mulai banyaknya saudagar Islam maka keratuan ini pindah ke daerah
yang masuk ke Lampung dan mulai Kuripan yang pada saat ini masuk ke
menyebarkan Agama Islam. Pada Kecamatan Penengahan Kabupaten
saat itu Banten tidak hanya Selatan.
menyabarkan Agama Islam di daerah Pada mulanya Banten
Jawa Barat dan Lampung yang sudah merupakan daerah yang berada di
diperkenalkan dan dimulai bawah kekuasaan Kerajaan Demak,
penyebarannya pada masa Fatahillah dan masih berada dibawah pimpinan
dan Sultan Hasanudin yang pemerintahan Fatahillah yakni pada
merupakan saudara tiri dari Ratu tahun 1525-1552.
Darah Putih yakni pemimpin Kesultanan Banten merupakan
Keratuan Darah Putih. sebuah Kerajaan Islam yang pernah
Masuknya masyarakat Pugung berdiri di Provinsi Banten, Indonesia.
menjadi penganut Agama Islam dan Berawal sekitar tahun 1526, ketika
kemudian berdirilah Keratuan Darah Kerajaan Demak memperluas
Putih sebagai tempat penyebaran pengaruhnya ke kawasan pesisir
Agama Islam pertama di Lampung. barat Pulau Jawa, dengan
Pada mulanya Keratuan Lampung menaklukan beberapa kawasan
merupakan daerah Keratuan yang pelabuhan kemudian menjadikannya
terletak di daerah Keratuan sebagai pangkalan militer serta
Pugung/Kedatun Pugung, yang kawasan perdagangan.
dipimpin oleh Minak Raja Jalan dan Maulana Hasanuddin, putera
memiliki seorang putri bernama Putri Sunan Gunung Jati berperan dalam
Sinar Alam yang kemudin dinikahi penaklukan tersebut. Setelah
oleh Fatahillah pada saat Fatahillah penaklukan tersebut, Maulana
melakukan perjalanan dan singgah di Hasanuddin mendirikan benteng
Lampung. pertahanan yang dinamakan
Dari pernikahan antara Surosowan, yang kemudian hari
Fatahillah dan Putri Sinar Alam menjadi pusat pemerintahan setelah
inilah lahir seorang putra yang Banten menjadi kesultanan yang
bernama Hurairi dan setelah dewasa berdiri sendiri.
melakukan ibadah haji bernama Haji Ekspansi Demak ke Jawa Barat
Muhammad Zaka Waliyullah Ratu dimulai dengan ekspedisi Fatahillah
Darah Putih dan memiliki gelar yang telah berhasil beberapa kali
Minak Kejala Ratu. “Ratu Sinar mendirikan kerajaan di daerah
Alam merupakan putri dari Minak Cirebon dan Banten. Dengan
Raja Jalan yakni pemimpin dari demikian pada tahun 1525 berdirilah
Keratuan Pugung/Kedatuan Pugung Kerajaan Banten menjadi salah satu
yang kemudian dinikahi oleh kerajaan yang berdiri di Pulau Jawa
Fatahillah , dari pernikahan ini dan dijadikan sebagai pelabuhan
lahirlah seorang putra yang bernama jalan sutra atau pusat perdagangan
Hurairi dan setelah menunaikan Nusantara.
ibadah haji memiliki gelar Minak Awalnya Banten merupakan
Kejala Ratu yang kemudian pindah daerah yang menganut paham
Hinduistis namun di bawah pimpinan Hubungan Lampung-Banten
Fatahillah atau Syarif Hidayatullah mulai dirintis pada masa pimpinan
pada tahun 1525 telah berganti Fatahillah, Banten pernah berusaha
menjadi penganut Agama Islam, untuk menarik Lampung di bawah
masuknya Islam di Banten pengaruhnya, usaha Fatahillah untuk
berdampak dengan meningkatnya menarik Lampung di bawah
kegiatan perdagangan dan pelayaran. pengaruhnya membuat Fatahillah
“Banten merupakan kota pusat melakukan perjalanan ke Lampung
pemerintahan Kerajaan Islam dan dan sampai di Keratuan
pusat perdagangan lokal, interlokal Pugung/Kedatun Pugung dimana
maupun internasional yang sekaligus keratuan ini dipimpin oleh Minak
juga sebagai kota konsumtif dan Raja Jalan yang mempunyai seorang
produktif yaitu pusat ibadah, pusat putri yang bernama Putri Sinar Alam
administrasi atau tempat pendidikan dan kemudian dinikahi oleh
dan tempat kerajinan dan Fatahillah, dari pernikahan inilah
perdagangan” (Halwany Michrob, yang menjadi awal mula hubungan
1989:36). Lampung-Banten semakin dekat
Perkembangan Banten cukup karena diikat oleh tali kekeluargaan.
cepat karena selain letaknya yang Di samping adanya ikatan
strategis juga banyak menarik kekeluargaan yang telah dirintis oleh
komoditi rempah-rempah dari Fatahillah melalui pernikahanna
berbagai daerah kepelabuhannya dengan Putri Sinar Alam, kedatangan
sehingga membuat daerah Banten Banten ke Lampung pada saat itu
semakin dikenal di daerah-daerah yang dipimpin oleh Sultan Maulana
lain. Hasanudin (1552-1570) memiliki
Meningkatnya permintaan lada hubungan yang erat kaitannya
akan memberikan keuntungan yang dengan perdagangan, karena pada
sangat besar bagi Kerajaan Banten, saat itu Banten merupakan pusat
penguasa Banten mengadakan perdagangan yang ramai dikunjungi
monopoli perdagangan lada pada sehingga membuat Banten harus
orang-orang asing serta menaikan dapat memenuhi kebutuhan barang-
harga dan cukainya (Burger dan barang baik yang diekspor maupun
Projudi Amosudirjo, 1985:65). diimport.
Komoditi ekspor yang utama Banten harus mensuplay baik
dimiliki Banten adalah lada, para itu rempah-rempah maupun hasil
penjual merupakan masyarakat kerajinan dari berbagai daerah, dan
Banten sendiri baik laki-laki maupun salah satu daerah penghasil lada yang
perempuan. Dalam prosesnya terbesar adalah daerah Lampung,
seluruh rakyat Banten ikut serta karena itulah Banten tertarik untuk
dalam perniagaan, dikarenakan melakukan ekspansi ke daerah
perniagaan merupakan penghidupan Lampung.
utama masyarakat di samping Hubungan Lampung dan
pertanian yang diadakan di daerah Banten yang merupakan daerah
pedalaman yang membuat Banten penghasil lada memiliki hubungan
membentuk satu kesatuan antara ekonomi yang cukup erat, karena
perdagangan dan pertanian yang pada saat itu penguasa Banten
membuat Banten terhindar dari mengklaim daerah produsen lada
perpecahan. yang besar yakni Lampung,
memaksakan untuk memonopoli dan terjadi pada tahun 1500 an
melakukan peningkatan pajak. dikarenakan adanya kepentingan
Awalnya Sultan Maulana pemerintahan dari Menak Pati Pejurit
Hasanuddin merencanakan untuk dari Pagar Dewa Tua Tuang Bawang
memperluas perkebunan lada ke arah dengan Sultan pertama dari
timur namun dikarenakan saat itu Kesultanan Banten yakni Sultan
daerah tersebut masih dikuasai oleh Hasanudin.
Raja Padjajaran dan Sultan Cirebon Ekspansi teritorial ke daerah-
jadi sangat kecil kemungkinan untuk daerah yang dilakukan Banten
memperluas daerah kekuasaan ke merupakan politik dimana daerah-
arah timur, sehingga Sultan Maulana daerah taklukannya sebagian besar
Hasanuddin memutuskan untuk terdiri dari daerah-daerah penghasil
memperluas perkebunan lada dengan lada.
menyeberangi Selat Sunda menuju Dalam hubungan politik
daerah Sumatera yakni Lampung, pemerintahan Lampung dengan
seperti pendapat R. Moh. Ali yang pemerintahan Banten sangat erat
megatakan bahwa: “Untuk dapat dikarenakan menggunakan sistem
menguasai Selat Sunda. Sultan pemerintahan yang sama, Banten dan
Hasanuddin segera melangkah ke Lampung yang merupakan sama-
Daerah Lampung dan ditanamnya sama daerah maritim yang
kekuasaan Banten. Lampung kehidupannya menitik beratkan pada
dijadikan daerah lada yang besar, pelayaran dan perdagangan maka
sehingga Banten dapat menguasai kekuasaannya dipegang oleh kaum
pasar lada di Indonesia Barat. ningrat. Dalam segi politik
Diusahakan pula untuk menguasai hubungannya dikoordinir
pantai timur sumatera Timur untuk kepemimpinannya dengan oleh
mendapat lada dari daerah-daerah Minak Paduka selaku Punggawa dari
itu” (R.Moh.Ali, 1963:141). Banten. Segala sesuatuna diatur
Daerah Lampung yang berdasarkan musyawarah
letaknya berhadapan dengan Banten punyimbang yang memegang
dan merupakan daerah yang pertama kekuasaan tertinggi (DHD angkatan
kali didatangi Belanda, membuat 45:64).
Lampung menjadi pusat perhatian Hubungan antara Banten dan
dikarenakan saat itu Lampung Lampung tidak hanya sebatas ikatan
merupakan daerah penghasil lada perekonomian saja ada juga misi lain
yang terkenal. yakni untuk menyebarkan Agama
Dengan adanya hubungan Islam, dalam beberapa hal banyak
ekonomi tersebut secara tidak kemajuan yang dialami oleh Banten
langsung membuat suatu distribusi seperti pengetahuan agama yang
kekuasaan ekonomi dimana segala meningkat, perekonomian yang
urusan perdagangan lada diatur oleh bertambah makmur sehingga dapat
Banten tetapi urusan dalam derahnya menarik orang-orang Lampung untuk
sendiri diatur oleh pemuka adat dan dapat berkunjung ke Banten.
penyimbang yang telah ada dan Pengaruh Banten yang cukup
diangkat sebagai penggawa oleh kuat di Lampung dapat dilihat juga
Sultan Banten. pada saat penyimbang ketua-ketua
Hubungan politik Lampung- kebuwayan di Lampung untuk
Banten sebelumnya sudah sering melakukan seba (menghadap) ke
Banten. Pada abad ke 15 penggawa dilakukan Banten merupakan
yang seba ke Banten selain untuk hubungan politik yang mulai
belajar Agama Islam dan juga dibangun oleh Banten dimana
bertujuan untuk meminta pengesahan daerah-daerah taklukannya sebagian
bagi mereka untuk secara sah besar terdiri dari daerah-daerah
menjadi Penguasa di daerah tertentu penghasil lada terutama daerah
di Lampung. penghasil lada terbesar pada saat itu
Darah Putih dan Pangeran yakni Lampung. Dalam hubungan
Sabakingking (Sultan Maulana politik pemerintahan Lampung
Hasanudin), keduanya merupakan dengan pemerintahan Banten sangat
putra dari Fatahillah tetapi berlainan erat dikarenakan menggunakan
ibu, keduanya bermufakat bahwa sistem pemerintahan yang sama,
Maulana Hasanudin yang lebih tua Banten dan Lampung yang
berkedudukan di Banten, sedangkan merupakan sama-sama daerah
Ratu Darah Putih berkedudukan di maritim yang kehidupannya menitik
Lampung. Piagam Kuripan itu beratkan pada pelayaran dan
merupakan perjanjian persahabatan perdagangan maka kekuasaannya
antara Ratu Darah Putih dan Sultan dipegang oleh kaum ningrat.
Maulana hasanudin. Dalam segi politik
hubungannya dikoordinir
KESIMPULAN kepemimpinannya dengan oleh
Berdasarkan data dan hasil Minak Paduka selaku Punggawa dari
penelitian dapat disimpulkan bahwa Banten. Segala sesuatunya diatur
latar belakang terjadinya perjanjian berdasarkan musyawarah
Lampung-Banten memiliki 3 latar punyimbang baik dalam pemberian
belakang yang berpengaruh secara gelar, pangkat dan marga.
besar dalam proses terjadinya Latar Belakang Agama :
perjanjian Lampung-Banten yang Banten yang membawa misi untuk
menghasilkan Piagam Kuripan pada menyebarkan Agama Islam ke
tahun 1552 yaitu : daerah Lampung, dimulai dengan
Latar Belakang ekonomi : melakukan interaksi dan bergaul
Lampung dan Banten yang dengan penduduk setempat yang
merupakan daerah penghasil lada masih menganut agama lain seperti
memiliki hubungan ekonomi yang Hindu, Budha dan Animisme.
cukup erat, karena pada saat itu Pergaulan yang dilakukan oleh para
penguasa Banten mengklaim daerah pendatang dari Banten tidak hanya
produsen lada yang besar yakni hubungan kerja, melainkan berupa
Lampung, dengan memaksakan hubungan sosial antar anggota
kekuasaannya untuk dapat masyarakat bahkan tidak jarang
memonopoli dan melakukan terjadi perkawinan dengan penduduk
peningkatan pajak. sehingga setempat.
hubungan ekonomi Lampung-Banten Dengan adanya hubungan
mulai meningkat sejalan dengan sosial yang baik masuknya Agama
meningkatya minat pasar terhadap Islam di Daerah Lampung mudah
rempah-rempah terutama lada. diterima dengan penduduk setempat
Latar Belakang Politik : maka mulailah diperkenalkan cara-
dimulai dengan adanya Ekspansi cara hidup dengan aturan menurut
teritorial ke daerah-daerah yang Agama Islam.
DAFTAR PUSTAK Nitipradjo Tegamon, Arifin.M.
Ali, R. Moh. 1963.Peranan Bangsa 2010.Sejarah Lampung Sejak
Indonesia dalam Sejarah Asia Dahulu Kala.Bandar
Tenggara. Bharata. Jakarta Lampung. Lampung: Mitra
Media Pustaka.
Arikunto, Suharsimi.1989. Prosedur Nitipradjo Tegamon, Arifin.M. 2010.
Suatu Pendidikan Praktik. Hubungan Lampung Dan
Jakarta: Bina Angkasa. Banten. Bandar Lampung:
Mitra Media Pustaka.
Koentjaraningrat.1983. Metode-
Notosusanto, Nugroho. 1989.
metode Penelitian Sosial.
Sejarah dan Sejarawan. Balai
Jakarta: Gramedia
Pustaka. Jakarta.
Miles dan Huberman. 1992. Analisis Prajudi, Admosudirjo dan DH.
Data Kualitatif. Jakarta: Burger. 1985. Sejarah
Gramedia Ekonomi Sosiologis Indonesia.
Jilid I. Prada Paramitha.
Michrob, Halwany. 1989. Ekspor Jakarta.
Impor di Zaman Kesultanan Sayuti, Husin. 1985.Hubungan
Banten. Kadinda. Serang. Lampung dengan kesultanan
Banten dan Palembang dalam
Nazir, Mohammad. 1983.
perspektif sejarah 1500-1900.
Metodologi Penelitian. Jakarta:
Jakarta. Departemen
Ghalia Indonesia.
Pendidikan Dan Kebudayaan
Nawawi, Hadari. 1993. Metodologi Wilayah Provinsi Lampung
Penelitian Bidang Sosial. Suryabrata, Sumardi. 2000.
Jakarta: Indayu Press Metodologi Penelitian. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai