Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN KESULTANAN BANTEN DAN LAMPUNG DALAM

PERLUASAAN WILAYAH DAN PERDAGANGAN REMPAH – REMPAH

SITI NUR LAILATUL FAUZIAH (2288200056)

Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jl. Raya Ciwaru No.25 Serang
Banten
Email: 2288200056@untirta.ac.id / sitinurlailatulfauziah@gmail.com

Dosen Pengampu Mata Kuliah Sejarah Maritim Indonesia


Email: yunimaryuni@untirta.ac.id

Abstract: This research aims to find out the relationship between Banten and
Lampung in conducting spice trade. Banten's relationship with Lampung was
formed by a historical journey marked by a copper charter found in the house of
Raden Intan's brother precisely in Kuripan Village, this is evidence of Banten's
influence in Lampung. During the sultanate of Banten, pepper was used as a
medium of diplomacy to foreign countries such as England and the Netherlands.
Letters during the Banten Sultanate period also contained a lot of pepper. Lampung
was the main supplier of pepper to the sultanate of Banten. The song "Tanoh Lado"
bears witness to the glory of Lampung as a pepper producer in the past. This
research was conducted using literature review, the author obtained facts through
scientific journals and scientific articles.
Keywords: pepper, spicy trade, Lampung – Banten relationship.

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui hubungan Banten


dengan Lampung dalam melakukan perdagangan rempah rempah. Hubungan
Banten dengan Lampung dibentuk dengan adanya perjalanan sejarah yang ditandai
dengan piagam tembaga yang ditemukan di rumah saudara Raden Intan tepatnya di
Kampung Kuripan hal ini menjadi bukti adanya pengaruh Banten di Lampung.
Pada masa kesultanan Banten lada dimanfaatkan sebagai media diplomasi ke luar
negeri seperti Inggris dan Belanda. Surat – surat pada masa Kesultanan Banten juga
banyak berisikan mengenai lada. Lampung merupakan pemasok utama lada ke
kesultanan Banten. Lagu “ Tanoh Lado” menjadi saksi atas kejayaan Lampung
sebagai penghasil lada di masa lalu. Penelitian ini dilakukan menggunakan kajian
literatur, penulis mendapatkan fakta – fakta melalui jurnal ilmiah dan artikel ilmiah.
Kata Kunci: Lada, Perdagangan Rempah – Rempah, Hubungan Lampung -
Banten
PENDAHULUAN
Salah satu komoditas perdagangan Thirthayasa berhasil menjadi pusat
terpenting nusantara adalah lada. perdagangan yang mampu bersaing
Permintaan lada di pasar Eropa dan dengan East India Company di Jawa,
Timur Tengah yang tinggi mendorong Sumatera, dan Laut Maluku. Ketika
daerah penghasil lada menaikkan Agong Sultan ingin memperluas
harga dan memperluas areal produksi. wilayah Banten, Agong Sultan
Lampung merupakan salah satu digagalkan oleh VOC karena kejayaan
daerah yang kaya akan lada. Lada Sultan Banten yang mampu
Lampung yang terkenal adalah lada mengalahkan VOC. Kepemimpinan
hitam yang diekspor ke berbagai Banten kemudian dialihkan kepada
negara sejak abad ke-16. Pengaruh putranya, "Sultan Haji". VOC
Kesultanan Banten terhadap Lampung mengambil langkah lain. Untuk
dapat dilihat dari situasi internal menguasai Kesultanan Banten, VOC
masyarakat Lampung. Setelah membujuk Sultan Haji yang berujung
runtuhnya Kerajaan Turang Bawang, pada perselisihan antara Sultan Haji
tidak ada rezim yang berkuasa di dengan Sultan Agun Tir Tayasa.
Lampung hingga kedatangan Sultan Haji meminta bantuan VOC
Kesultanan Banten. Kesultanan untuk menyelesaikan sengketa yang
Banten dieksploitasi secara ekonomi, menimpanya, dan sebagai gantinya,
terutama dalam perdagangan lada Sultan Haji menyerahkan penguasaan
Lampung. Hal ini diberlakukan Sultan Lampung kepada VOC. Perselisihan
setelah produksi lada Banten menurun tersebut kemudian dimenangkan oleh
pada abad ke-17. Sebelum Lampung Sultan Haji yang berhasil
berada di bawah kekuasaan menyingkirkan Sultan Agun Tir
Kesultanan Banten, terjadi peristiwa- Tayasa. Melalui kerjasama VOC
peristiwa yang membawa Banten ke dengan Haji Sultan, Haji Sultan
tampuk kekuasaan. Salah satunya mengeluarkan piagam tersebut pada
ketika Banten di bawah tanggal 27 Agustus 1682.Piagam
kepemimpinan Sultan Agung tersebut berisikan bahwa pengawasaan
perdagangan rempah – rempah atas penyelidikan. Studi ini juga
daerah Lampung diserahkan kepada menggunakan tinjauan pustaka dari
VOC. Armada VOC mencari lada berbagai sumber, termasuk jurnal
pada tanggal 29 Agustus 1682, tetapi ilmiah, publikasi akademik, dan video
tidak berhasil. Akibatnya, YouTube, untuk mengumpulkan data.
perdagangan VOC dengan Lampung Data kualitatif adalah data yang
tidak berhasil. Selain itu, hal ini dijelaskan dalam bentuk kata-kata
disebabkan perlawanan para pedagang yang menunjukkan kualitas tertentu..
Lampung terhadap instruksi VOC
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sultan Haji. Sultan Banten, Sultan
Melalui kajian dan pembacaan
Agung Tirtayasa, masih dikenal luas di
literatur diketahui bahwa Lampung
kalangan pedagang Lampung. Ketika
memperdagangkan lada dan rempah-
VOC mengetahui kebenarannya,
rempah lainnya dengan Kesultanan
menjadi jelas bahwa penguasaan
Banten. Tulang Bawang, Sekampung,
Banten atas Lampung tidak mutlak.
dan Seputih adalah tiga daerah
Saat itulah VOC mulai khawatir
penghasil utama lada di Lampung.
dengan keadaan Lampung yang
Karya terkenal “Sumaoriental (Dunia
diperintah oleh Sultan Banten. Banten
Timur)” yang ditulis oleh seorang
hanya menguasai garis pantai di atas
penulis dan bendahara Portugis
Lampung untuk mempertahankan
bernama Tome Pires, menggambarkan
monopoli arus hasil pertanian. Jelas
penjelajahan pedagang Portugis untuk
bahwa Banten dan Lampung saling
menguasai anak benua India dan
membutuhkan satu sama lain dan
Kesultanan Malaka pada tahun 1511.
lampung tidak sepenuhnya dikuasai
Ia juga membahas produksi lada di
Banten, terutama dalam hal lada. .
Tulang daerah Bawang dan
METODE PENELITIAN
Sekampung. Sekampung dan Tulang
Penelitian Ex Post Facto, yang
Bawang merupakan daerah penghasil
meneliti peristiwa yang telah terjadi
lada. Sultan, bangsawan, dan
untuk mengidentifikasi unsur-unsur
pedagang Kesultanan Banten dapat
yang mungkin berkontribusi
hidup nyaman sebagian besar berkat
terhadapnya, digunakan dalam
ketenaran lada Lampung. Apalagi saat itu wilayah timur masih berada di
ketika Banten menjadi pusat kawasan bawah kekuasaan kerajaan Pajajaran
perdagangan rempah-rempah dan dan Sultan Cirebon. Alhasil, Sultan
komoditas utama negara-negara Eropa Maulana Hasanuddin menilai
seperti Portugis, Belanda, Inggris, dan perluasan tersebut akan sangat terbatas.
negara-negara Eropa lainnya, Banten Akhirnya Sultan Maulana Hasanuddin
menjadi daerah yang cukup penting di mengambil keputusan untuk
Nusantara seperti yang dialami memperluas perkebunannya saat ini
Kesultanan Banten. perkembangan dengan melakukan perjalanan
yang sangat pesat. Kesultanan Banten melintasi Selat Sunda yaitu ke wilayah
terpaksa dengan perkembangan yang Sumatera dimana beliau bertemu
sangat cepat ini untuk menjaga dan dengan wilayah Lampung sebagai
mencari cara agar rempah-rempah mitra kerja sama dan pemasok
yang diperdagangkan memiliki rempah-rempah khususnya lada.
ketersediaan yang banyak, apalagi di Jurnal perjalanan yang disimpan
saat negara-negara asing banyak yang Thomas Van Son saat melakukan
membutuhkan rempah-rempah perjalanan ke Banten-Lampung
tersebut, terutama lada. Ada beberapa memiliki informasi sejarah yang
pendekatan yang digunakan, salah menjelaskan hal tersebut. Menurut
satunya dengan bekerja sama dengan tulisannya, 80% lada hitam yang
daerah-daerah penghasil rempah- masuk ke pelabuhan Banten berasal
rempah, khususnya lada, yang paling dari Lampung, dan 20% berasal dari
dekat dengan Banten. pedalaman Banten sendiri. Daerah
Maulana Hasanuddin, Sultan Banten, Lampung merupakan calon mitra kerja
berkeinginan memperluas wilayah sama yang sangat baik, bukan hanya
kekuasaannya untuk memanfaatkan karena letaknya yang dekat dengan
pertumbuhan ekonomi di kesultanan, Banten, tetapi juga karena pada saat itu
khususnya perdagangan rempah- Lampung terkenal karena
rempah. Sultan Maulana Hasanuddin kemampuannya dalam menghasilkan
mula-mula ingin memperluas wilayah rempah-rempah, khususnya lada. Saat
kekuasaannya ke arah timur, namun itu, lada menjadi bumbu yang
diinginkan dunia barat dan menjadi Banten dan Lampung. Dokumen ini
komoditas yang sangat mahal. Banten ditulis dalam aksara Arab dan
dan Lampung bersinergi tidak hanya Lampung dalam bahasa Jawa Banten.
dalam bidang ekonomi tetapi juga Keratuan Darat Putih dan Banten
dalam bidang politik dan agama. Pada adalah saudara, menurut Isi Dalung.
kenyataannya, pembangunan wilayah Soalnya, naga besar itu bisa ditemukan
kesultanan Banten tidak terlalu di kota Kuriban sebagai sepotong
berkaitan dengan ekonomi daripada tembaga datar berbentuk persegi
penyebaran agama, yang juga panjang dengan kontrak atau tanda
mengarah pada perluasan wilayah tertulis. Pangeran Sabakingking dan
kesultanan. Ratu Darat Putih disebutkan dalam
Sebuah kitab kuno di Lampung, kitab piagam tersebut, menandakan bahwa
Kuntara Raja Niti, yang merinci piagam tersebut ditulis pada masa itu.
hubungan Banten dan Lampung, Keluarga Kerajaan berdarah putih
menyebutkan bahwa Pandan, anak pada saat itu menjabat sebagai salah
Ratu Pemanggil/Umpu Serunting yang satu pusat utama dakwah Islam di
menghilang, ternyata muncul di Lampung. Keturunan Pangeran
Banten. Keturunannya/Buai Pandai Cirebon meliputi pangeran dan kedua
bersama buaian lainnya membantu raja tersebut.
Banten dari keturunannya/Buai Kesepakatan piagam tersebut
Pandan ketika paku berada di Jawa menandai dimulainya kesepakatan
Barat. Kesultanan Banten memiliki kerjasama dalam perdagangan
peran yang signifikan dalam rempah-rempah dan lada, yang
mendorong perpindahan tokoh adat dilanjutkan dengan hubungan saudara
Lampung ke Banten seiring dengan tiri dengan putra Fatahillah, yang
terus berkembangnya hubungan kemudian mengembangkan ikatan
perdagangan kedua negara. Sultan sosial dan berdampak signifikan pada
Banten menghadiahkan naga/piagam kehidupan sosial warga Lampung.
yang tertulis di papan Tembaha hidup. Ciri lain kuatnya kekuasaan
kepada pemerintah daerah Lampung Banten di Lampung adalah hadirnya
sebagai tanda persahabatan antara Gulai Rawang sebagai simbol
kekuasaan Banten di Lampung. Di ditemukan di Lampung menunjukkan
Kecamatan Mergo Tigo Kabupaten kuatnya pengaruh Banten saat Islam
Lampung Timur, Lawang Kuri menyebar ke wilayah Lampung.
terletak di pinggiran Jalan Raya Pengetahuan lisan menunjukkan
Gedong Wani Buay Selagai. Kayu Jati adanya interaksi antara daratan
Lawang Kuri memiliki dua pintu. Baut Sumatera dan Jawa sebelum kedua
kayu yang terletak di tengah kedua wilayah tersebut dipisahkan oleh
pintu berfungsi sebagai mekanisme letusan Krakatau
penguncian Lawang Kuri. Sulur, KESIMPULAN
tumbuhan, dan bentuk geometris Pada penjelasan di atas dapat
membentuk tema dekoratif pada pintu disimpulkan bahwa hubungan Banten
ini, yang hampir menjangkau seluruh dan Lampung sangat erat, dimulai dari
permukaannya. Ornamen fungsional perluasan wilayah kekuasaan,
berbentuk sayap burung yang kemudian menjadikan Lampung
dibentangkan secara simetris pada sebagai mitra kerja sama di bidang
kedua pintu terletak di bagian atas ekonomi khususnya perdagangan
kusen pintu.Dimensi keseluruhan rempah dan penyebarannya. agama
pintu adalah lebar 210 cm dan tinggi yang dilakukan oleh kesultanan
252 cm. Setiap daun berukuran lebar Banten ke Lampung. Secara ekonomi,
50 cm dan tinggi 175 cm. Lawang Kuri Kesultanan Banten mulai mensuplai
bertempat di kubah karena letaknya di negara-negara yang membutuhkan
pinggir jalan, sehingga jika dibuka rempah-rempah dari Lampung,
dikhawatirkan kotoran, debu dan khususnya lada. Hingga 80% lada
hujan akan semakin mempercepat yang diterima kesultanan Banten
rusaknya peninggalan budaya tersebut. berasal dari Lampung. Jalur laut
Menurut juru kunci, Lawang Kuri merupakan jalur perdagangan utama
berasal dari Kesultanan Banten baik di Lampung maupun Banten yang
sebagai simbol hubungan Banten dan keduanya merupakan wilayah maritim.
Lampung. Lampung dan Banten yang berkembang menjadi jalur
memiliki ikatan yang sudah terjalin perdagangan penting dan aktif yang
lama. Prasasti berhuruf Arab yang digunakan oleh para pedagang
domestik dan internasional, khususnya hal ini terjadi, muatan perahu akan
Selat Sunda. Karena lokasi Lampung disita dan diberikan kepada sultan.
di Selat Sunda, Kesultanan Banten Peraturan berikut menyatakan bahwa
memiliki kendali atas jalur komersial para pedagang tidak boleh membeli
utama dan jalur laut di wilayah barat atau menjual cengkih dan pala dari
Banten, yang memungkinkannya pihak yang berada di luar wilayah
berkembang sebagai pusat Kesultanan Banten. Analisis ini
perdagangan. Hubungan antara menghasilkan kesimpulan bahwa
Banten dan Lampung tidak selalu meskipun terjadi pasang surut
positif, seperti yang terjadi ketika hubungan antara Banten dan Lampung,
Kesultanan Banten menerapkan piagam perjanjian atau prasasti
kebijakan yang membebani daerah- Dalung Kuripan menjadi bukti
daerah yang berada di bawah kerjasama yang erat, yang
kekuasaannya dan memberikan menguntungkan kedua belah pihak.
berbagai macam peraturan perundang-
undangan yang dapat ditegakkan. Jalur DAFTAR PUSTAKA

laut merupakan jalur perdagangan Metodologi Penelitian, Sumardi


(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000)
utama baik di Lampung maupun
Banten yang keduanya merupakan Peran Bangsa Indonesia dalam
Sejarah Asia Tenggara oleh Mohamad
wilayah maritim. yang berkembang
Ali, diterbitkan tahun 1963 di Jakarta
menjadi jalur perdagangan penting oleh Bharata
dan aktif yang digunakan oleh para
Tinjauan Sejarah Piagam Perjanjian
pedagang domestik dan internasional,
Banten-Lampung oleh Riza Fitriani
khususnya Selat Sunda. Lampung dan Iskandar Syah, PESAGI (Jurnal
berada di Su Salah satu hukumnya Pendidikan dan Penelitian Sejarah),
Vol. 4, No.1, 2016.
adalah dilarang menjual lada kepada
warga Palembang pada masa Sultan Mufliha Wijayati (Analisis Prasasti
Haji hingga Sultan Zainal Arifin Dalung Bojong),” Jurnal Analisis,
Volume XI, Nomor 2, Desember 2011.
berkuasa; jika ini terjadi, pelaku akan
ditangkap dan dibawa ke Banten. Dan
cegah penjualan lada saat melaut; jika
Sejarah Lampung Sejak Dahulu Kala, Ongkodharma Untoro (Jakarta:
(Bandar Lampung: Mitra Media Komunitas Bambu, 2007).
Pustaka, 2010)
Michrob, Ekspor Impor di Kesultanan
Sejarah Perdagangan Lada Di Banten, (Serang: 2019)
Lampung (1653-1930). Jurnal
Penelitian Sejarah Dan Budaya, Sejarah hubungan Lampung dan
Patanjala Vol. 8 No. 3 September 2016 Banten (blog sejarah dunia 2022)

Sayuti, Perspektif Sejarah Kesultanan Siti Merinda Hutagalung (2017).


Banten, Palembang, dan Jurnal Studi Asia Pasifik, Vol. 1 (No.
Hubungannya, 1500–1900, (Jakarta: 1), hal. 76, "Manfaat Dan Ancaman
Kementerian Pendidikan dan Untuk Pengiriman Keamanan
Kebudayaan Provinsi Lampung, 1985) Dalam."

Jurnal Kajian Lintas Agama


Jakarta: Proyek Inventarisasi dan
Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung, Vol. 15 Nomor 2, Juli– Dokumentasi Sejarah Nasional
Desember 2020; Kiki Muhammad Direktorat Sejarah dan Nilai
Hakiki, Prasasti Dalung Kuripan: Tradisional Kementerian Pendidikan
Dokumentasi Perjanjian Banten– dan Kebudayaan RI, 1995
Lampung Tahun 1552 Masehi. Sutjiatiningsih, Sri (peny. ), Kota
Pelabuhan Banten
Hubungan Banten Lampung 1525–
1619 oleh Mulianti, Ali Imron, dan Pelayaran dan Perdagangan
Wakidi, PESAGI (Jurnal Pendidikan Nusantara Abad 16 dan 17 oleh
dan Penelitian Sejarah), Vol. 1, No. 3 Adrian B. Lapian diterbitkan pada
(2013). tahun 2008 oleh Komunitas Bambu di
Perdagangan di Kesultanan Banten Depok.
(1522–1684) oleh Heriyanto

Anda mungkin juga menyukai