TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian CHF
Menurut Kasron (2016:184) Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompakan darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan
akan oksigen dan nutrisi. Istilah gagal jantung sering digunakan apabila terjadi gagal
jantung kiri dan kanan. Suatu keadaan patofisiologi adanya kelainan fungsi jantung
berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian
ventrikel kiri.
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami
kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan
nutrien dan okseigen secara adekuat. Hal tersebut mengakibatkan peregangan ruang
jantung guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau
mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Jantung hanya mampu memompa darah
dalam waktu yang singkat dan pada dinding otot jantung yang lemah tidak dapat
memompa dengan kuat (Udjianti, 2011:153).
D. Klasifikasi CHF
Klasifikasi CHF menurut Kasron (2016:186), yaitu :
1. Gagal jantung akut-kronik
a. Gagal jantung akut terjadi secara tiba-tiba, ditandai dengan penurunan kardiak
output dan tidak adekuatnya perfusi jaringan. Ini dapat mengakibatkan edema
paru dan kolaps pembuluh darah.
b. Gagal jantung kronik terjadinya secara perlahan ditandai dengan penyakit
jantung iskemik, penyakit paru kronis. Pada gagal jantung kronik terjadi retensi
air dan sodium pada ventrikel sehingga menyebbakan hipervolemia, akibatnya
ventrikel dilatasi dan hipertrofi.
2. Gagal jantung kanan-kiri
a. Gagal jantung kiri terjadi karena ventrikel gagal untuk memompa darah secara
adekuat sehingga menyebabkan kongesti pulmonal, hipertensi dan kelainan
pada katub aorta/mitral
b. Gagal jantung kanan, disebabkan peningkatan tekanan pulmo akibat gagal
jantung kiri yang berlangsung cukup lama sehingga cairan yang terbendung
akan berakumulasi secara sistemik di kaki, asites, hepatomegali, efusi pleura
dan lain-lain
3. Gagal jantung sistolik-diastolik
a. Sistolik terjadi karena penurunan kontraktilitas ventrikel kiri sehingga ventrikel
kiri tidak mampu memompa darah akibatnya kardiak output menurun dan
ventrikel hipertrofi
b. Diastolik karena ketidakmampuan ventrikel dalam pengisian darah akibatnya
stroke volume cardiac output turun.
Menurut Udjianti (2010:155-157) ada 4 kategori utama yang diklasifikasikan yaitu:
1. Backward versus Forward Failure
a. Backward failure dikatakan sebagai akibat ventrikel tidak mampu
memompa volume darah keluar, menyebabkan darah terakumulasi dan
meningkatkan tekaan dalam ventrikel, atrium dan sistem vena baik untuk
jantung sisi kanan maupun jantung sisi kiri.
Menyebabkan
Menyebabkan
a. Edema tungkai/tumit
b. Central Venous Pressure
a. Letargid an diaforesis (CVP) meningkat
b. Dispnea/orthopnea/PND c. Pulsasi vena jugularis
c. Palpitasi (berdebar-debar) d. Bendungan vena
d. Pernapasan Cheyne-Stokes jugularis/JVP meningkat
e. Batuk (hemoptoe) e. Distensi abdomen, mual, dan
f. Ronkhi basah bagian basal paru tidak nafsu makan
g. Terdengar BJ3 dan BJ4/irama f. Asites
Gallops g. Berat badan meningkat
h. Oliguria dan anuria h. Hepatomegali (lunak dan
i. Pulsus Aternans nyeri tekan)
i. Splenomegali
j. Insomnia
F. Patofisiologi CHF
Fungsi jantung sebagai sebuah pompa diindikasikan kemampuannya untuk
memenuhi suplai darah yang adekuat ke seluruh bagian tubuh,baik dalam keadaan
istirahat maupun saat mengalami stress fisiologis.
Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung meliputi keadaan–keadaan:
a. Preload (beban awal)
Jumlah darah yang mengisijantung berbanding langsung dengan tekana yang
ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut jantung.
b. Kontraktilitas
Perubahan kekuatan kontriksi berkaitan dengan panjangnya regangan serabut
jantung.
c. After lood (beban akhir)
Besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untukmemompa darah melawan
tekanan yang diperlukan oleh tekanan arteri.
Pada keadaan gagal jantung, bila salah satu/lebih dari keadaan diatas
terganggu, menyebabka curah jantung menurun, meliputi keadaan yang menyebabkan
prelood meningkat contoh regurgitas aorta, cacats eptum ventrikel. Meyebabkan
afterlood meningkat yaitu pada keadaan stenosis aorta dan hipertensi sistemik.
Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada infarkmiokardium dan kelainan otot
jantung.
Adapun mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi menurunnya
kemampuan kontraktilitas jantung, sehingga darah yang dipompa pada setiap
kontriksi menurun dan menyebabkan penurunan darah ke seluruh tubuh. Apabila
suplai darah kurang ke ginjal akan mempengaruhi mekanisme pelepasan renin-
angiotensin dan akhirnya terbentuk angiotensin II mengakibatkan terangsangnya
sekresi aldosteron dan menyebabkan retensi natrium dan air, perubahan tersebut,
meningkatkan cairan ekstraintravaskuler sehingga terjadi ketidakseimbangan volume
cairan dan tekanan selanjutnya terjadi edema. Edema perifer terjadi akibat
penimbunan cairan dalam ruang interstial. Proses ini timbul masalah seperti nokturia
dimana berkurangnya vasokontriksi ginjal pada waktu istirahat dan jua redistribusi
cairan dan absorpsi pada waktu berbaring. Gagal jantung berlanjut dapat
menimbulkan asites, diamana asites dapat menimbulkan gejala-gejala gastrointestinal
seperti mual, muntah, anoreksia.
Apabila suplai darah tidak lancar diparu-paru (darah tidak masuk ke jantung),
menyebabkan penimbunan cairan di paru-paru yang dapat menurunkan pertukaran O 2
dan CO2 antara udara dan daerah di paru-paru. Sehingga oksigenasi arteri berkurang
dan trjadi peningkatan CO2, yang akan membentuk asam di dalam tubuh. Situasi ini
akan memberikan suatu gejala sesak napas (dyspnea), ortopnea (dyspnea saat
berbaring) terjadi apabila aliran darah dari ekstremitas meningkatkan aliran balik vena
ke jantung dan apru-paru.
Apabila terjadi pembesaran vena di hepar mengakibatkan hepatomegali dan nyeri
tekan pada kuadran kanan. Suplai darah yang kurang di daerah oto dan kulit,
menyebabkan kulit menjadi pucat dan dingin serta timbul gejala letih, lemah dan lesu.