Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keperawatan Komunitas


Komunitas adalah sekelompok individu yang tinggal pada wilayah
tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan ( Mubarak dan Cayatin
2009 : 2 ). Berikut juga dijelaskan menurut WHO tahun 2010 mendefinisikan
komunitas sebagai suatu kelompok social yang ditentukan oleh batas –
bataswilayah, nilai – nilai keyakinan dan minat yang sama serta ada rasa
saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang
lainnya.

Keperawatan komunitas adalah suatu sintesis dari praktik keperawatan dan


preaktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta
memelihara kesehatan penduduk (American Nurses Association, 1973 ).
Menurut WHO 2012 Keperawatan Komunitas mencakup perawatan kesehatan
keluarga juga kesehatan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat
mengidentifikasi masalah kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah
kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum
mereka meminta batuan kepada orang lain.

Asuhan keperawatan komunitas adalah lapangan perawatan khusus


yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan
kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit
dan bahaya yang lebih bersar yang ditujukan kepada individu, keluarga yang
mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan ( WHO, 2011).
Keperawatan  kesehatan komunitas mendefinisikan keperawatan
kesehatan komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan
keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan kcsehatan
masyarakat (American Nursing Assosiasion, 2013).

Definisi keperawatan kesehatan komunitas, yaitu sintesis dari ilmu


kesehatan masyarakat dan teori keperawatan profesional yang bertujuan
meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan komunitas.menurut
American Public Health Association (2004).

Keperawatan kesehatan komunitas adalah suatu upaya pelaksanan


keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya
dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari
individu, keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 1986).

Keperawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) adalah suatu bidang


dalam keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan
dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu. Pelayanan tersebut ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan
untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga dapat
mandiri dalam upaya kesehatannya (Depkes, 2009).

Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan 


profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan keperawatan (Logan dan Dawkin, 2011).

Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang keperawatan


yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya
kesehatan (Ruth B. Freeman, 1961)

1. Pengembangan Kesehatan Masyarakat


Pengembangan kesehatan adalah sebagai pendekatan dalam
pengorganisasian masyarakat yang mengkombinasikan konsep, tujuan, dan
proses kesehatan masyarakat dan kepentingan masyarakat yaitu perawat
spesialis komunitas mengidentifikasikan kebutuhan masyarakat,
mengembangkan, mendekatkan dan mengevaluasi tujuan-tujuan
pembangunan kesehatan melalui kemitraan dengan profesi terkait ( Niees
dan MC, Ewary, 2010). Perawat spesialis komunitas tidak bisa terlepas
dari individu, keluarga dan kelompok.Dalam upaya peningkatan
perlindungan dan pemulihan masyarakat. Tujuan model pengembangan
kesehatan masyarakat adalah agar individu dan kelompok masyarakat:
a. Berperan aktif dalam proses keperawatan
b. Perubahan perilaku
c. Kemandirian masyarakat.
Perawat spesialis komunitas perlu membangun dukungan
kolaborasi dan koalisi sebagai suatu mekanisme peningkatan peran aktif
masyarakat dalam perencanaan, pengawasan, dan evaluasi dan
implementasi.

2. Model Kemitraan Keperwatan Komunitas Dalam Pengembangan


Kesehatan Msyarakat
Focus kegiatan promosi kesehatan adalah konsep pemberdayaan dan
kemitraan. Konsep pemberdayaan yaitu proses pemberian kekuatan atau
dorongan sehingga membentuk interaksi dengan masyarakat sedangkan
kemitraan adalah kerjasama dua pihak atau lebih. Kemitraan yang dijalani
memiliki prinsip bekerjasama dengan masyarakat, bukan bekerja untuk
masyarakat.Perawat spesialis komunitas perlu membina kemitraan dengan
pihak terkait seperti profesi kesehatan lain seperti puskesmas, donatur,
organisasi masyarakat, tokoh masyarakat dan lain-lain.
a. Ideologi entereneurialisme dalam kemitraan keperawatan komunitas.
Perwat spesialis komunitas dalam membina kemitraan
dimasyarakat perlu memiliki ideologi kewirausahaan sebab tindakan
dan kebijakan yang diambil selalu berkaitan dengan perubahan
kehidupan masyarakat baik social, ekonomi, dan politik (William,
korsehing, allen, 2004). Ideology kewirausahaan memiliki dua
karakter:
1) Prinsip ekonomi, perawat komunitas berupaya membela dan
memperjuangkan hak-hak keadilan masyarakat dalam system
pelayanan kesehatan (advocator).
2) Prinsip penentuan nasib sendiri, perawat melaksanakan peraktek
legal (mandiri/ kelompok) sesuai dengan PERMENKES No.
1239.2001.
b. Analisa pemanfaatan model kemitraan komunitas
Berdasarkan penjelasan model kemitraan keperawatan komunitas
dalam pengembangan kesehatan komunitas, maka perlu dianalisis dari
beberapa aspek yaitu:
1) Keperawatan spesialis komunitas
a) Dapat dikembangkan model praktek keperawatan komunitas
yang trintegrasi antara praktik keperawatn dengan basis riset
ilmiah.
b) Mengenalkan model praktek keperawatan komunitas.
c) Menigkatkan proses berfikir kritis dan pengorganisasian
pengembangan kesehatan masyarakat.
d) Meningkatkan jejaring dan kemitraan dengan masyarakat dan
sector terkait .
e) Meningkatkan legalitas praktek keperawatn spesialis
komunitas.
f) Mendorong praktik keperawatan komunitas yang professional.

2) System pendidikan keperawatan komunitas


a) System pendidikan keperawatan spesialis komunitas yang
professional dan aplikatif.
b) Meningkatkan kepercayaan diri perawat pada umumnya dan
perawat spesialis komunitas pada khususnya.
c) Menunjukan peran baru perawat spesialis komunitas.
d) Sejak awal mahasiswa komunitas dikanalkan dengan kegiatan
intervensi keperawatan pada pengembangan kesehatan
masyarakat, yaitu: kolaborasi, kemitraan, dan pengembangan
jaringan kerja.
e) Meningkatkan kesiapan mahasiswa pendidikan keperawatan
spesialis komunitas dalam praktik keperawatan komunitas.
f) Merumuskan bentuk pembelajaran keperawatan komunitas
yang inovatif.
3) Regulasi
a) Mendorong para pengambil kebijakan dan elemen-elemen yang
terkait lainnya untuk memberikan perhatian dan dukungan pada
model praktik keperawatan komunitas.
b) Mendorong pemerintah mengeluarkan regulasi yang dapat
memberikan jaminan pada penyelenggaran praktik keperawatan
komunitas yang profesional.
c) Mendorong terbentuknya system monitoring dan evaluasi yang
efisien dan efektif.
4) System pelayanan kesehatan
a) Memperkenalkan dan meningkatkan system praktik
keperawatan komunitas sebagai subsistem kesehatan nasional.
b) Meningkatkan jaringan kerja pelayanan kerja yang berbasis
rumah sakit dan masyarakat.
c) Meningkatkan jaringan kerja pelayanan keperawatan
komunitas dengan elemen-elemen dalam masyarakat.
d) Mengarahkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada paradigma sehat atau mengutamakan upaya
prevemtif dan promotif.
e) Mempercepat pencapaian Indonesia sehat 2010 melalui
kabupaten/ kota sehat, kecamatan sehat dan desa sehat.
f) Menuruinkan angka pelayanan dirumah sakit.
g) Membentuk model praktik keperawatan komunitas bagi
daerah-daerah lain di Indonesia.
h) Meningkattkan system informasi masyarakat berbasis
pelayanan keperawatan.
i) Meningkatkan jaringan kerja dengan profesi keperwatan yang
lainnya
5) Masyarakat
a) Meningkatkan aksebilitas masyarakat terhadap fasilitas
pelayanan kesehatan.
b) Meningkatkan pelayanan pasca kesakitan (pasca hospitalisasi
pada masyarakat).
c) Meningkatkan peran serta aktif individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat dalam pengembangan keehatan
masyarakat.
d) Meningkatkan kapsistas, partisipasi, dan kepemimpinan
anggota masyarakat dalam pengembangan kesehatan
masyarakat.
e) Meningkatkan kolaborasi, kemitraan dan jaringan kerja antar
elemn masyarakat dalam pengembangan kesehatan masyarakat.
f) Meningkatkan pengetahuan, kepercayaan dan.nilai-nilai
masyarakat dalam hidup berprilaku sehat.
g) Meningkatkan perilaku hidup bersihdan sehat masyarakat
terutama upaya kesehatan mandiri yang bersifat preventif dan
promotif.
h) Menurunkan insiden penyakit menular berbasis masyarakat dan
lingkungan

c. Implikasi model dan pengembangan kebijakan keperawatan komunitas


dan promosi kesehatan
1) Implikasi model pada pengembangan kebijakan keperawatan
komunitas
a) Dorong penyusunan undang-undang tentang profesi perawat.
b) Disusun kode etik dan standar kompetensi perawat spesialis
komunitas Indonesia.
c) Disusun standar pelayanan praktek keperawatan komunitas.
d) Disusun system keperawatan komunitas termasuk system
pendidikan berkelanjutan.
e) Dibentuk kolegia perawat spesialis komunitas untuk
meningkatkan standar mutu pelayanan.
f) Dibentuk suasana praktik  keperawatan komunitas yang
berbasis pada penelitian ilmiah.
g) Menyusun integrasi antara system pendidikan perawat
spesialis komunitas dengan praktik perawat spesialis
komunitas
2) Implikasi Model Pada Promosi Kesehatan
a) Meningkatkan peran dan fungsi perawat spesialis komunitas
sebagai coordinator, kolaborator, penghubung, advokad,
penemu kasus, pemimpin, pemberi pelayanan perawatan, role
model, pengelola kasus, referral resource, peneliti, community
care agendan change agen.
b) Memberikn pelayanan keperawatan berupa ASKEP/ kesehatan
individu, keluarga, kelompok, masyarakat, dalam upya
meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit, pemulihan kesehatan serta pembinaan peran serta
masyrakat dalam rangka kemandirian dibidang keperawatan/
kesehatan.
c) Meningkatkan kolaborasi, kemitraan dan jaringan kerja
perawat spesialis komunitas dengan masyarakat maupun
elemen masyarakat terkait lainnya.
d) Meningkatkan upaya preventif dan promotif disbanding upaya
kuratif dan rehabilitative.
e) Meningkatkan 3 upaya prefentif.

B. Konsep Keperawatan Keluarga


1. Definisi Keluarga
Definisi keluarga menurut Duvall dan Logan ( 2009 ). Keluarga adalah
sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota
keluarga.

Menurut Bailon dan Maglaya ( 2012 ). Keluarga adalah dua atau lebih
individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan
darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.

Departemen Kesehatan RI ( 2009 ). Keluarga merupakan unit terkecil


dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :

a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain.
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik.
d. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2. Struktur Keluarga
a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah.
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ibu.
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
4. Ciri-Ciri Keluarga Indonesia
a. Suami sebagai pengambil keputusan
b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c. Berbentuk monogram
d. Bertanggung jawab
e. Pengambil keputusan
f. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
g. Ikatan kekeluargaan sangat erat
h. Mempunyai semangat gotong-royong
5. Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga
a. Tradisional :
1) The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak.
2) The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah
tua dengan anak sudah memisahkan diri.
4) The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat
menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang
disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada
wanita.
5) The extended family (keluarga luas/besar) : Keluarga yang terdiri
dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll).
6) The single-parent family (keluarga duda/janda) : Keluarga yang
terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
7) Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga
pada saat akhir pekan (week-end).
8) Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam
satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan
barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar
mandi, televisi, telpon, dll).
10) Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda
yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.
11) The single adult living alone / single-adult family : Keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
b. Non-Tradisional :
1) The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang
tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family : Keluarga dengan orangtua tiri.
3) Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan
anak bersama.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family : Keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan
sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital
partners).
6) Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7) Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah
saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.
10) Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental.
11) Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.

6. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang
terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan
spiritual.

7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis :
1) Meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
b. Fungsi Psikologis :
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi :
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi :
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di
masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua)
e. Fungsi pendidikan :
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

8. Perawatan Kesehatan Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan
sebagai saran/penyalur. Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :
a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
kelompoknya.
c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan
apabila salah satu angota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu
(pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam
memelihara kesehatan para anggotanya.
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai
upaya kesehatan masyarakat.

9. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga


a. Tujuan Umum :
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan
keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan
keluarganya.
b. Tujuan khusus :
1) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi
masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
3) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya.
4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
5) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya

10. Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan


Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,
keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para
anggotanya dan saling memelihara. Freeman (2010) :
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usaianya
yang terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-
lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik
fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.

11. Peran Perawat Keluarga Pendidik


a. Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar
Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara
mandiri.
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
1) Koordinator
Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan
yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat
diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari
berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan
pengulangan.
2) Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di
rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam
memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada
keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat
mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang
diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan
langsung kepada anggota keluarga yang sakit.
3) Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan
home visite atau kunjungan rumah yang teratur untuk
mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan
keluarga.
4) Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam
mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta
nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus
dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat
dipercaya.
5) Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan
pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk
mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal.
6) Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk
meningkatkan derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan
peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus
mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana
sehat, dll).
7) Penemu kasus
Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga
tidak terjadi ledakan atau wabah.
8) Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi
lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan
masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.

12. Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga :


a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan
b. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat
sebagai tujuan utama
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga
d. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat
melibatkan peran serta keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
f. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga
g. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan
h. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan
kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan
i. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan
kesehatan dasar/perawatan di rumah
Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi

C. Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik


Asuhan keperawatan pada lansia dimaksudkan untuk memberikan
bantuan, bimbingan, pengawasan, perlindungan, dan pertolongan kepada
lanjut usia secara individu maupun kelompok, seperti di rumah/lingkungan
keluarga, panti wreda maupun puskesmas, dan di rumah sakit yang diberikan
oleh perawat. Pendekatan yang digunakan adalah proses keperawatan yang 29
meliputi pengkajian (Assesment), merumuskan diagnosis keperawatan
(nursing diagnosis), merencanakan tindakan keperawatan (nursing
intervention), melaksanakan tindakan keperawatan (implementation), dan
melakukan penilaian atau evaluasi (evaluation) (Sunaryo, dkk, 2016).

D. Konsep Pendidikan Promosi Kesehatan

E. Konsep Masalah Umum di RW

Anda mungkin juga menyukai