Anda di halaman 1dari 28

)¥-am 4+er.

Herdamn.bang Rahmadhauni

Ir Ital
Dyah Wuri
Harlayani

t kuran:
ix, 115 hlm., Uk: t420
en

SIN
978.4602-280-519.9

ISHN Elcitrouik


978-623-209-233-
4

Cetaku lent m
November 2014

Copyright 4 2019 1y Deepublish Put»tisher


AI Kight
Reserved

I Hal cipe chinlur undg;-uncdre; Dilarr


lerasrnenerierrah k.an, rrerfotokoi, atau
rrerbamyal scb»pan aea scluruh ii buku ir
4np irin ertulr lari
Ferner'lit

PENERR BIT
DEEPUBLISH
(Grap Pen«rt»tan CV BUDI
UTAMA)
nggota IKMI
(76 DIY/20'
[IR±wali, G. L.lung: 6, No 3, Dono, Sardonohar, .Nail,
Shern
IL.Klareg; Am9 - 'oyalt
55581
Tetp/Fakes: (0274,
4511427
Website: www.deepubl h.co.id
·wwgenerbitle«publishcon
-rail:
c@le«publish.col
BABI
PENGANTAR PROMOSI KESEHATAN

~llh pro~~r.,~a,, i~ the.p~ .oj'eriabling ~ple to control

H and improve their health (WHO). Promosi keschatan


adalah
kombinasi dukungan menyangkut pendidikan,
bcrbagai
organisasi, kcbijakan dan peraturan pcrundangan
untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang
menguntungkan
keschatan (Green). Promosi keschatan adalah
proses pemberdayaan masyarakat agar mampu
memelihara dan meningkatkan kesehataanya (Depkes).
Proses pemberdayaan
dilakukan dengan pembelajaran yaitu upaya
untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
dalam bidang kesehatan. Proses pemberdayaan dilakukan:
dari, oleh dan untuk masyarakat, melalui kelompok
potensial, bahkan semua komponen masyarakat.
Proses pemberdayaan dilakukan sesuai dengan sosial
budaya setempat, artinya sesuai dengan keadaan,
permasalahan dan potensi setempat.

A. Sejarah Singka t Promosi


Kesehatan
Istilah Health Promotion (Promosi Kcschatan)
scbcnarnya sudah mulai dicetuskan setidaknya pada era
tahun 1986, disclcnggarakannya konfrensi
kctika
Internasional pertama tentang Health Promotion di Ottawa,
Canada pada tahun 1965. Pada waktu itu dicanangkan "
The Oawa Chanter", yang didalamnya memuat definisi
serta prinsip-prinsip dasar Health

Promosi Kesehatan I I
Promotion. Nam un istilah tersebut pada waktu itu
di Indonesia belum terlalu populer seperti sekarang. Pada
masa itu, istilah yang cukup terkenal hanyalah
penyuluhan kesehatan, dan disamping itu pula muncul dan
populer istilah• istilah lain seperti KIE (Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi), Social Marketing (Pemasaran
Sosial), Mobilisasi Sosial dan lain sebagainya.
Pada tahun 1994, Dr. Ilona Kickbush yang pada saat itu
scbagai Dircktur Health Promotion WHO Headquarter Geneva
datang mclakukan kunjungan ke Indonesia. Scbagai scorang
dircktur baru ia tclah berkunjung ke bcbcrapa ncgara
termasuk Indoncsia. Pada waktu itu pula Kcpala Pusat
Penyuluhan Keschatan Dcpkcs juga baru diangkat, yaitu
Drs. Dachroni, MPH., yang menggantikan Dr. IB
Mantra yang tclah memasuki masa purna bakti (pensiun).
Dalam kunjungannya tersebut Dr. Ilona Kickbush
mengadakan pertemuan dengan pimpinan Depkes pada
waktu itu baik pertemuan internal penyuluhan keschatan
maupun cksternal dengan lintas program dan lintas
sektor, termasuk FKM UI, bahkan sempat pula Kickbush
mengadakan kunjunganlapangan ke Bandung.
Dari serangkaian pertemuan yang telah dilakukan
serta
perbincangan selama kunjungan lapangan ke Bandung,
Indonesia banyak belajar tentang Health Promotion (Promosi
Kesehatan). Berdasarkan hasil kunjungannya ke Indonesia
kemudian ia menyampaikan suatu usulan. Usulan itu
diterima oleh pimpinan Depkes pada saat itu Prof.
Dr. Suyudi. Kunjungan Dr. Ilona Kickbush itu kemudian
ditindaklanjuti dengan kunjungan pcjabat Health
Promotion WHO Geneva lainnya, yaitu Dr. Desmonal O
Byrne, sampai bcbcrapa kali, untuk mcmatangkan
persiapan konfrensi jakarta. Scjak itu khususnya Pusat
Penyuluhan Keschatan Dcpkes bcrupaya
2I Aat Asustini. M.KM.
mengemba ngkan konsep promosi kesehatan tersebut
serta aplikasinya di Indonesia.
Dengan demikian penggunaan istilah promosi
kesehatan di indonesia tersebut dipicu oleh perkembangan
dunia Intemasional. Nama unit Health Education di WHO
baik di Hoodquarter, Geneva maupun di SEARO, India
juga sudah berubah menjadi unit Health Promotion. Nama
organisasi profesi Intcmasional juga mcngalami
perubahan menjadi International Union For Health Promotion
and Education (IUHPE). Istilah promosi keschatan tersebut
juga ternyata sesuai dengan perkembangan
pembangunan keschatan di Indonesia sendiri, yang
mengacu pada paradigma sehat.

B. Peran Promosi Kesehatan


I. Mcnjaga dan mendukung hak asasi masyarakat
untuk hidup schat.
2, Landasan awal untuk mencapai visi Indonesia
Schat
2010.
3. Meningkatkan dcrajat keschatan masyarakat
Indonesia, termasuk mcnurunkan angka kcmatian,
meningkatkan sikap atau perilaku hidup schat
masyarakat melalui program-program pclayanan
kcschatan.
4. Meningkatkan kcsadaran masyarakat akan pentingnya
kcschatan.
5. Meningkatkan kewaspadaan masyarakat
terhadap
pcnyakit tcrmasuk penccgahan (tindakan
preventif)
terhadap ancaman penyakit baru.
6. Mengalihkan subsidi pemerintah pada bidang
kuratif dan rehabilitatif pada bagian promitif dan
preventif
7. Me nam bah wa wasan masyarakat melalui penyul
uhan, pendidikan, pelatihan.
8. Menciptakan SDM yang baik, karenasehat
merupakan awal tiap individu untuk beraktivitas
(belajar, bekerja, dan berkreasi).

C. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan


Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan
di
antaranya sebagai berikut:
1. Promosi keschatan mencakup pendidikan
kesehatan
(health education) yang penekanannya pada
perubahan atau perbaikan perilaku melalui peningkatan
kesadaran, kemauan dan kemampuan.
2. Promosi keschatan mencakup pemasaran sosial (social
marketing), yang penckanannya pada pengenalan
produk atau jasa melalui kampanye.
3. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya
komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada
penyebaran informasi.
4. Promosi kesehatan merupakan upaya
peningkatan
(promotif) yang penekanannya pada upaya
peme•
liharaan dan peningkatan
kesehatan.
5. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang
kesehatan, yaitu upaya untuk mempengaruhi
ling• kungan atau pihak lain agar mengembangkan
kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui
upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan
suasana dan lain• lain di berbagai bidang atau sektor,
sesuai keadaan).
6. Promosi kesehatan adalah juga
pengorganisasian
masyarakat (community organization),
pengembangan

4 I Aat Agustini, M.KM.


masyarakat (comm unity penggerakan
development), masyarakat (social pemberdayaan
mobilization), masyarakat (community
empowerment), dll.

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof. Dr.


Soekidjo Notoadmodjo
Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan
I.
Secara
urum
Aspek kesechatan masyarakat mencakup 4 aspek
pokok, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni:
a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang
schat,
dan
b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyem•
buhan) dengan sasaran kclompok orang yang
memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan
kelompok yang sakit.
Dengan demikian maka ruang lingkup
promosi kesehatan di kelompok menjadi dua yaitu:
a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif
b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan
penyembuhan.

2. Ruang Lingku p Promosi Keschatan Berdasark an


Tatanan Pelaksanaan
Ruang lingkup promosi kesehatan ini
dikelompokkan mcnjadi:
a. Promosi keschatan pada tatanan keluarga (rumah
tangga).
b. Pendidikan keschatan pada tatanan sekolah.

Promosi Kesehatan I S
c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja.
d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.
e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan
kesehatan.

3.Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat


Pelayanan
Pada ruang lingkup tingkat pclayanan
keschatan promosi kcschatan dapat dilakukan bcrdasarkan
lima tingkat pencegahan (five level ofprevention) dari Leavel
and Clark.
a. Promosi Keschatan.
b. Perlindungan khusus (specfi ic protection).
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnossi
and
prompt treatment).
d. Pembatasan cacat (disability limitation)
e. Rehabilitasi (rehabilitation).

I Aat Agustini, M.KM.


BAB II
KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN

P romosi kese:ha:tra:n adalah il:mu dan sruri


membanltll masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat
optimal. Keschatan yang optimal didefinisikan sebagai
keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan
intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja,
namun berkaitan dengan pengubahan lingkungan yang
diharapkan dapat lebih
mendukung dalam membuat keputusan yang sehat.
Perubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui
penggabungan:
I. Menciptakan lingkungan yang mendukung
2. Mengubah perilaku, dan
3. Meningkatkan kesadaran.
Dalam Konferensi Internasional Promosi Keschatan I
yang diadakan di Ottawa, Kanada, mcnghasilkan scbuah
kesepakatan yang dikenal sebagai Piagam Ottawa. Dalam
piagam ini tertera strategi dalam meningkatkan kontrol
masyarakat terhadap kesehatan diri mereka sendiri.

Tujuan Promkes
Pada dasarnyatujuan utama promosi kesehatan adalah
untuk mencapai 3 hal, yaitu:
I. Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat

Promosi Kesehatan [ 7
2. Peningkatan perilaku masyarakat
3. Peningkatan status kesehatan masyarakat
Contoh: Mcngubah orang untuk sesuai dcngan
lingkungan, dan scdikit becrbuat untuk lingkungan
scbagai tempat yang lebih schat untuk ditinggali. Alat bagi
individu dalam berproses untuk meningkatkan kesehatan diri
individu Mcnurut Grccn tujuan promosi kcschatan
tcrdiri dari 3 tingkatan, yaitu:
1. Tujuan Program: Merupakan pernyataan tentang
apa yang akan dicapai dalam periode waktu tertentu
yang berhubungan dengan status kesehatan.
2. Tujuan Pendidikan: Mcrupakan dcskripsi perilaku
yang
akan dicapai dapat mengatasi masalah keschatan
yang
ada.
3. Tujuan Perilaku: Mcrupakan pendidikan atau
pembelajaran yang harus tercapai (perilaku yang di•
inginkan). Oleh sebab itu, tujuan perilaku berhubungan
dengan pengetahuan dan sikap.

Sasaran Promkes
Menentukan Sasaran Promosi Kesehatan. Di dalam
promosi kesehatan yang dimaksud dengan sasaran
adalah kelompok sasaran, yaitu individu, kelompok
maupun keduanya.

8 IAat Ag#tini, M.KM.


BAB Ill
PRINSIP-PRINSIP PROMOSI KESEHATAN
PADA INDIVIDu

A. Prinsip Perubahan
Perilaku
I. Pengertian Perilaku
Perilaku mcrupakan scpcrangkat pcrbuatan atau
tindakan sescorang dalam mclakukan rcspon tcrhadap
sesuatu dan kemudian dijadikan kebijakan karena adanya
nilai yang diyakini. Perilaku adalah sesuatu kegiatan atau
aktifitas organisme atau makhluk hidup yang
bersangkutan. Oleh scbab itu dari segi biologis semua
makhluk hidup termasuk binatang dan manusia
mempunyai aktivitas masingmasing. Perilaku adalah
semua kcgiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung, maupun yang tidak dapat dilihat dari
pihak luar. Perilaku manusia antara satu dengan yang lain
tidak sama baik dengan kepandaian, bakat, sikap,
minat
maupun
kcpribadian.
Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada
dalam diri manusia, sedangkan dorongan merupakan usaha
untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia.
Perilaku adalah respons individu terhadap stimulus, baik
yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.
Perilaku merupakan respons, yang terdiri dari respons
motorik: berbicara, berjalan, dan scbagainya. Respons
fisiologik rcaksi hormonal aktivitas

Promosi Kesehatan [ 9
system syaraf otonomik dan sebagainya. Respons
kognitif pernyataan yang muncul dipikiran, imajinasi, dan
sebagainya. Respons afektif rasa benci, kecewa, marah dan
sebagainya.
Aktivitas manusia dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu
:
I. Aktivitas yang dapat diamati olch orang lain, misalnya:
berjalan, menulis, menyuntik, merawat orang sakit,
menolong persalinan dan sebagainya.
2. Aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain (dari
luar)
misalnya: berpikir, bersikap, berfantasi dan sebagainya.
Teori-teori tentang perilaku yang dikemukakan antara
lain adalah scbagai
berikut.
1. Teori Stimulus - Organisme - Respons (SOR)
Perilaku manusia pada dasamnya terdiri dari komponen
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan
(psikomotor) atau tindakan.
Pengetahuan adalah segala apa yang
diketahui
berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap
manusia. Dengan demikian pada dasarnya pengetahuan akan
terus bertambah bervariatif dengan asumsi senantiasa
manusia
akan mendapatkan proses pengalaman atau
mengalami. Proses pengetahuan tersebut menurut Brunner
melibatkan tiga aspek, yaitu:
a. Proses mendapatkan informasi baru di
mana
seringkali informasi baru ini merupakan
pengganti pcngetahuan yang telah diperolech
scbclumnya atau merupakan penyempurnaan
informasi sebelumnya.
b. Proses transformasi, yaitu proses
memanipulasi pengetahuan agar sesuai dengan
tugas-tugas baru.

10 I Aat Agustini, M.KM.


Berdasarkan teori SOR perilaku manusia
dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Perilaku Tertutup (Covent Behavior)
Perilaku tertutup terjadi apabila respons terhadap
stimulus, tersebut masih belum dapat diamati orang
lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih
terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi,
pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang
bersangkutan. Bentuk "unobservable behavior" atau
"Covert behavior" yang dapat diukur dari
pengetahuan dan sikap. Contoh: ibu hamil tau
pentingnya periksa hamil untuk keschatan bayi
dan dirinya sendiri
(pengetahuan), kcmudian ibu terscbut bertanya kcpada
tetangganya di mana tcmpat periksa hamil yang
dckat
(sikap)
b. Perilaku Terbuka (Oven Behavior)
Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap
stimulus tersebut sudah benupa tindakan, atau praktik
ini dapat diamati orang lain dari luar atau "observable
behabior". Contoh scorang ibu hamil memeriksakan
I2 I At Agustini, M.KM.
kehamilannya kepuskesmas atau kebidan praktik,
seorang penderita TB paru minum obat anti TB secara
teratur, seorang anak menggosok gigi setelah makan.
Contoh-contoh tersebut adalah berbentuk nyata, dalam
bentuk kegiatan atau dalam bentuk praktik (practice).

2. Teori Lawrence Green


Mcnurut Lawrence Grccn faktor-faktor yang
menentukan perilaku sehingga menimbulkan perilaku
yang positif adalah scbagai berikut.
a. Faktor Predisposisi (Predisposing
Factors)
Faktor predisposisi merupakan faktor anteseden
terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi
bagi perilaku, yang termasuk dalam faktor ini adalah
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial,
dan pengalaman.
Faktor
Predisposisi
I. Pengetahuan
2. Kcpercayaan
3. Nilai
4. Sikap
5. Demografi
Sebagai contoh: perilaku ibu hamil dalam
meminum tablet Fe akan termotifasi apabila ibu
hamil tersebut tahu manfaat dari tablet Fe.
Kepercayaan ibu hamil terhadap tablet Fe dapat
mencegah terjadinya anemia akan bertambah
apabila ibu tersebut sudah punya pengalaman dari
kehamilan pertama.
b. Faktor pcmungkin atau pendukung
(Enabling
Factors
)
Promosi Kesehatan [ I
Faktor pemungkin adalah faktor
antaseden terhadap perilaku yang memungkinkan
motivasi atau aspirasi terlaksana, yang termasuk
dalam faktor ini adalah keterampilan, fasilitas,
sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang
memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau
masyarakat.
Sebagai contoh: ibu hamil akan mudah mendapat•
kan tablet Fe apabila tersedianya tablet Fe
dipuskesmas atau rumah sakit.
c. Faktor pcnguat (reinforcingfactors)
Faktor penguat merupakan faktor penyerta perilaku
atau yang datang sesudah perilaku itu ada. Hal--hal yang
termasuk dalam faktor ini adalah keluarga,
teman, petugas kesehatan dan sebagainya. Sebagai
contoh: ibu hamil akan teratur minum tablet Fe
apabila dia didukung atau diingatkan olch keluarga,
suami dan scbagainya.

2. Perilaku Kesehatan
Tiap-tiap perilaku kesehatan dapat dilihat dari
scbagai fungsi dari pengaruh kctiga faktor yang dapat
memengaruhi perilaku terscbut (prcdisposisi, pendukung
dan penguat). Dengan kata lain, program penycbaran
informasi keschatan tanpa memperhatikan pengaruh dari
faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor penguat
tidak akan berhasil mem• pengaruhi perilaku.
Becrdasarkan tiga faktor determinan perilaku terscbut,
maka kegiatan promosi keschatan scbagai
pendckatan perilaku hendaknya diarahkan kepada tiga faktor
terscbut:
1. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada
faktor predisposisi adalah dalam bentuk pemberian
informasi atau pesan kesehatan dan penyuluhan
kesehatan. Tujuan kegiatan ini memberikan
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Tujuan
kegiatan ini memberikan pengetahuan dan
sikap tentang kesehatan yang diperlukan oleh
seseorang atau masyarakat sehingga akan
mempermudah terjadinya perilaku sehat mereka.
Upaya ini dimaksudkan untuk meluruskan tradisi,
kepercayaan, nilai-nilai, dan sebagainya yang
tidakkondusifbagi perilaku sehat.
2. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan
untuk
faktor pendukung atau pemungkin adalah
memberda• yakan masyarakat melalui pengembangan
masyarakat, diharapkan masyarakat mampu
mcmfasilitasi diri mercka atau masyarakat sendiri
untuk berpcrilaku schat.
3. Kcgiatan promosi kcschatan yang ditujukan
pada
faktor pcnguat adalah dengan pelatihan-pelatihan
kcpada kcluarga, tokoh, masyarakat untuk
menguat• kan perilaku yang sudah terbcntuk.

3. Domain Perilaku
Meskipun perilaku dibedakan antara perilaku
tertutup (covert), dan perilaku terbuka (overt) seperti telah
diuraikan scbelumnya, tetapi sebenamya perilaku adalah
totalitas yang
terjadi pada orang yang bersangkutan. Dengan perkataan
lain,
perilaku adalah keseluruhan (totalitas) pemahaman dan
aktifitas seseorang yang merupakan hasil bersama
antara
factor internal dan ckstemal. Benyamin Bloom seorang
ahli
psikologi pendidikan, membedakan adanya tiga area
wilayah,
ranah atau domain perilaku ini, yakni kognitif
(cognitive),
afektif (affective), dan psikomotor (psychomotor).
Dalam pcrkembangan sclanjutnya, berdasarkan pcm•
bagian domain olch Bloom ini, dan untuk kepcntingan
pendidikan praktis, dikcmbangkan mcnjadi 3 tingkat ranah
perilaku scbagai berikut:
I. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang
dimilikinya (mata, hidung dan scbagainya). Dengan
sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan terscbut sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi tcrhadap objek. Scbagian besar
penngctahuan scscorang diperoleh melalui indra
pendengaran (telinga) dan indra pcnglihatan (mata).
Pengctahuan sescorang terhadap obyck mecmpunyai
intensitas atau tingkat yang bcrbcda-beda. Sccara garis
besarya dibagi dalam 6 tingkat pengctahuan yaitu:
a. Tahu (now)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil)
memori yang telah ada sebelumnya setelah
mengamati sesuatu. Misalnya: tahu bahwa buah
tomat banyak mengandung vitamin C, penyakit
demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk
aedes agepti dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objck bukan sckcdar tahu
terhadap objck terscbut, tidak sckadar dapat
menycbutkan, tctapi orang terscbut harus dapat
mcngintcrprestasiikan sccara benar tcntang
objck yang diketahui terscbut.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang
telah
memahami objek yang dimaksud dapat
menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui terscbut pada situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan sescorang untuk
mcnjabarkan dan atau memisahkan, kcmudian
mencari hubungan antara komponen-komponen
yang tcrdapat dalam suatu masalah atau objck
yang diketahui.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan
sescorang untuk merangkum atau meletakkan
dalam suatu hubungan yang logis dari komponen--
komponen pengetahuanyang dimiliki
f Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dcngan kemampuan sescorang
untuk mclakukan justifikasi atau penilaian
terhadap objck tertentu.

2. Sikap (Attitude)
Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap
stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan facto1
pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang
tidak senang, setuju - tidak setuju dan sebagainya) jadi jelas,
di sini di katakana bahwa sikap itu suatu sindroma atau
kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek,
sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian
dan kejiwaan yang lain.
Komponen Pokok sikap
Mcnurut Allport sikap terdiri dari 3 komponen pokok,
yaitu:
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep
terhadap objek. Artinya, bagaimana keyakinan dan
pendapat atau pemikiran seseorang terhadap
objek. Sikap orang terhadap penyakit kusta
misalnya, berarti bagaimana pendapat atau
keyakinan orang tersebut terhadap penyakit kusta.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap
objek, artinya bagaimana penilaian (terkandung
di dalamnya faktor emosi) orang tersebut
terhadap objek. Seperti contoh butir a tersebut,
berarti bagaimana orang tersebut menilai penyakit
kusta apakah penyakit yang biasa saja atau penyakit
yang membahayakan.
c. Kecendrungan untuk bertindak (tend to
behave), artinya sikap adalah merupakan komponen
yang mendahului tindakan atau pcrilaku terbuka.
Sikap adalah ancang ancang untuk bcrtindak atau
bcrpcrilaku tcrbuka (tindakan), Misalnya, tentang
contoh sikap terhadap penyakit kusta
terscbut adalah apakah yang dilakukan scscorang
apabila ia mcndcrita pcnyakit kusta
Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai
tingkat-tingkat berdasarkan itensitasnya, sebagai berikut:
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa sescorang atau subjek
mau menerima stimulus yang diberikan (objek).
b. Menaggapi (responding)

Anda mungkin juga menyukai