1. Faktor Internal
Merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu yang
turut mempengaruhi dan mendorong terjadinya konversi agama, yang
terdiri dari beberapa faktor, sebagai berikut :
a. Faktor Kepribadian
Struktur kepribadian yang dimiliki oleh seseorang sangat
mempengaruhi perkembangan jiwa serta mendorong
seseorang untuk melakukan konversi agama. Sebagaimana
ditulis Ahyadi bahwa : tipe kepribadian penyedih sering
dilanda konflik dan frustrasi yang dapat menimbulkan
keragu-raguan, kebingungan, was-was dan kebimbangan jiwa
yang mendalam seperti : mengasingkan diri atau uzlah,
bertapa, bahkan konflik jiwa ini bisa menyebabkan terjadinya
konversi beragama bagi pelakunya. Kondisi jiwa atau
kepribadian seperti ini bisa menyebabkab orang pindah/
masuk agama lain, atau perobahan sikap terhadap agama
yang dianutnya.
b. Faktor Pembawaan
Secara psikologis urutan kelahiran individu turut
mempengaruhi dirinya untuk melakukan konversi, hal ini
dibuktikan Guy E. Surowsono dalam penelitiannya bahwa
ada semacam kecenderungan urutan kelahiran mempengaruhi
konversi agama, anak sulung dan anak bungsu biasanya tidak
mengalami tekanan batin, anak-anak yang kelahirannya pada
urutan antara keduanya sering mengalami stress jiwa, kondisi
yang berdasarkan urutan itu banyak mempengaruhi
terjadinya konversi agama hasil penelitian ini senada dengan
konsep aliran nativitstik yang berpendapat bahwa
perkembangan indivddu itu semata-mata ditentukan oleh
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir
c. Konflik Kejiwaan ( Ketegangan perasaan )
Konflik kejiwaan yang terjadi pada seseorang merupakan
salah satu faktor penentu terjadinya koversi agama.
Terjadinya suatu tension (peristiwa ) atau ketegangan pada
seseorang menjadi penyebab terjadinya konflik. Konflik jiwa
itu bermacam-macam manifestasinya pada individu; ada
diantara mereka mengalami ketegangan jiwa, stress
dikarenakan berbagai fakor kesulitan hidup, dan ada pula
karena fakor keretakan keluarga.
2. Faktor Ekternal
Merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu,
faktor-faktor ini turut pula mempengaruhi atau mendorong
seseorang untuk melakukan konversi agama, baik terhadap
agama lain maupun terhadap faham-faham keagamaan dalam
agama yang anutnya, adapun faktor ini terdiri dari beberapa
aspek :
a. Faktor Keluarga
Masalah keluarga merupakan sesuatu problema yang dapat
menimbulkan ketidak harmonisan hubungan antara individu dalam
sebuah keluarga yang mengakibatkan individu mengalami tekanan
batin. Mereka berusaha mencari penyalurannya dengan cara ;
minuman keras, berandalan, berjudi, berkelahi bahkan perbuatan-
perbuatan yang membawa mereka kepada konversi agama, sebagai
usaha untuk meredam tekanan batin yang menimpa dirinya mereka
memilih konversi agama dengan kaonversi agama mereka bisa
memdapatkan ketenangan batin.
b. Lingkungan Tempat Tinggal,
Manusia sebagai makhluk yang berkepribadian memiliki watak
dan karakter. Watak termasuk unsur tetap ( tidak berubah ),
sedangkan karakter unsur kejiwaan manusia yang dapat berubah,
yang terbentuk dari pengaruh luar dalam bentuk asimilasi dan
sosialisasi. Asimilasi berkenaan dengan hubungan manusia dengan
lingkungan benda-benda, sedangkan sosialisasi menyangkut
hubungan antara manusia. Kedua bentuk hubungan itu turut
mempengaruhi sikap hidup manusia, termasuk proses psikologis
konversi agama. Seseorang yang tinggal di lingkungan yang baru
atau belum dikenalnya, ia merasakan hidup sendiri tidak ada
teman/ kenalan sehingga ia merasa kesepian yang dapat
berpengaruh terhadap perkembangan jiwanya. Selain itu
lingkungan tempat bekerja individupun berpengaruh terhadap jiwa
dan kinerjanya, apalagi karyawan yang bekerja pada pimpinan
yang berbeda agama, menyebabkan karyawan bersangkutan tidak
tenang, gelisah dan resah. Kondisi seperti itu sering dimanfaatkan
pemuka/ penganut agama untuk melakukan konversi agama agar
karyawannya pindah atau masuk ke dalam agama yang dianut
pimpinannya.
C. Teori Konfersi
1. Konversi agama menurut etimologi Konversi agama terdiri dari kata konversi
dan kata agama. Menurut Jalaluddin kata konversi secara etimologi berasal
dari kata “Conversio” yang berarti: tobat, pindah, berubah (agama).
Selanjutnya, kata tersebut dipakai dalam kata Inggris “Conversion” yang
mengandung pengertian; berubah dari suatu keadaan, atau dari suatu agama ke
agama lain ( change from one state, or from onee religion, to another ). Dalam
bahasa sangsekerta kata agama terdiri dari kata “a“ berarti tidak, kata “gama”
berarti berjalan, maka agama berarti tidak berjalan atau tetap ditempat. Harun
Nasution menegaskan bahwa intisarinya (agama) adalah ikatan. Karena itu
agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia.
Ikatan dimaksud berasal dari kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai
kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indra, namun
mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan sehari-hari.4
Dengan demikian, makna dari kata konversi agama diatas dapat difahami
bahwa konversi agama berarti; bertobat, berubah agama, atau berbalik
pendirian dari kepercayaan dar agama yang dianut sebelumnya, dan masuk ke
dalam agama lain. Dengan kata lain, konversi agama menunjukkan terjadinya
perubahan keyakinan yang berlawanan arah dari keyakinannya semula
(pertama), atau berubah/pindah dari faham-faham keagamaan lama, pindah
kepada fham-faham keagaman yang baru.
3. Max Heirich konversi religius adalah suatu tindakan dengan nama seseorang
atau kolompok masuk atau berpindah ke suatu sistem kepercayaan atau
perilaku yang berlawanan arah degan kepercayaan sebelumnya.
5. Dengan kata lain, konversi agama adalah pernyataan seseorang yang pindah
dari agama yang lama, kemudian masuk / pindah ke agama yang baru atau
perubahan sikap individu dalam masalah-masalah keagamaan yang ada dalam
agamanya, sehingga perubahan sikap itu berlawanan arah dengan sikap dan
tindakan yang dilakukan sebelumnya.
D. Fenomena Konversi
Ekawati, Y., Cynthia, T., & Zulkaida, A. (2011). Penyesuaian diri wanita yang
melakukan konversi agama pra pernikahan. Proceeding PESAT, Vol. 4. 76-
81.
Hamali, S. 2012. Dampak Konversi Agama Terhadap Sikap dan Tingkah Laku
Keagamaan Individu. Jurnal Psikologi Agama, 7(2), 21-40.
Ilahi, K., Rabain, J., & Sarifandi, S. (2017). Konversi agama: kajian teoritis dan
empiris terhadap fenomena, faktor, dan dampak sosial di Minangkabau.
Malang : CV. Citra Intrans Selaras.