Anda di halaman 1dari 16

M A K A LA H

PSIKOLOGI AGAMA

tentang:

MASALAH-MASALAH KESADARAN BERAGAMA


MENGENAI KONVERSI BERAGAMA

Dosen Pengampu: Khairullah, M.Pd

Disusun oleh:

ISRA HIDAYAT 221.010.46


M. RANDI HAYQAL 221.010.42
PUJA. R. KHENDETI 221.010.12

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEMESTER V (LIMA)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ‘ULUM
SAROLANGUN

TAHUN AKADEMIK

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tuga makalah dengan judul Masalah-Masalah Kesadaran Beragama
Mengenai Konversi Beragama dengan baik dan tidak kurang dari pada
waktunya.

Adapun sumber-sumber yang membantu penulis dalam menyelesaikan


makalah ini antara lain dari berbagai referensi buku-buku, beberapa jurnal
penelitian serta pengambilan data-data dari artikel internet yang berkaitan dan
menyangkut dengan judul makalah ini.

Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan, dimana penulis sadar


bahwasanya penulis hanyalah manusia yang tak luput dari kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT hingga dalam
penulisan dan penyusunannya masih jauh dari kata sempurna.

Sarolangun, 14 Oktober 2023

Penulis & Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN.......................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................2
DAFTAR ISI ...................................................................................................3

BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................4

1. Latarbelakang.......................................................................................4
2. Tujuan Penulisan...................................................................................4

BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................. 5
A. Pengertian Konversi.............................................................................5
1) Konversi Agama .............................................................................5
2) Konversi Agama Menurut Para Ahli................................................5
B. Ciri-Ciri Konversi Agama.....................................................................6
C. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Konversi Agama..........................6
D. Proses dan Tahapan Konversi Agama...................................................6
E. Dampak Sosial dari Konversi Agama...................................................7

BAB III
PENUTUP.......................................................................................................7

1. Kesimpulan...........................................................................................8
2. Saran dan Kritik....................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latarbelakang

Psikologi Agama merupakan salah satu cabang psikologi yang


membicarakan masalah-masalah kejiwaan yang ada keterkaitannya dengan
keyakinan seseorang dalam beragama. Oleh karena itu, psikologi agama
mempunyai dua bidang kajian berbeda. Psikologi mempelajari gejala-gejala mental
dan perilaku manusia dengan mempergunakan metode ilmiah yang objektif,
sedangkan agama berkaitan dengan hal-hal yang bersifat subjektif (individual),
yang terdapat di dalam batin manusia.

Beragama oleh banyak orang dimaknai sebagai keyakinan (al-iman) yang


dipercaya mampu membawa keselamatan, kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia
dan akhirat. Oleh sebab itu, agama secara sederhana kemudian didefinisikan
sebagai sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya. Masalah yang muncul pun kian beragama dan
bahkan terkadang menimbulkan konflik antarpemeluk agama apalagi jika
agamanya dibandingkan dengan agama lainnya dan jika berkaitan dengan masalah
keyakinan, sebab beragama sudah menjadi darah dan daging di dalam jiwa dan raga
yang melekat erat dalam kehidupannya.

Psikologi agama telah mencoba dan berusaha untuk meneliti sejauh mana
pengaruh agama terhadap sikap, perbuatan dan cara berpikir, terutama sekali dalam
menghadapi berbagai macam masalah dan tantangan hidup. Mengenai penelitian
dari psikologi agama para ahli sudah banyak mencoba membuat definisinya namun
masih mengalami kesulitan, karena psikologi agama mencakup psikologi dan
agama. Walaupun demikian usaha untuk merumuskannya tetap berjalan.

2. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konversi Agama dan
permasalahannya.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konversi
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata konversi diartikan sebagai
perubahan dari satu sistem pengetahuan ke sistem yang lain, perubahan dari satu
bentuk, rupa dan sebagainya ke bentuk, rupa yang lain. 1Sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konversi ialah sebagai suatu perubahan dari satu
sistem pengetahuan ke sistem yang lain, selain itu juga konversi dapat bermakna
perubahan kepemilikan atas suatu benda, tanah dan lain sebagainya. Terdapat pula
istilah konversi dalam hal hitungan atau satuan.2
1. Konversi Agama
Secara Etimologi, kata Konversi Agama berasal dari kata lain “conversio”
Yang berarti: Tobat, pindah, berubah (agama). Selanjutnya kata tersebut dipakai
dalam bahasa Inggris (Conversion) yang mengandung pengertian: Berubah dari
suatu keadaan, atau dari suatu agama ke agama lain. Berdasarkan arti kata-kata
tersebut dapat disimpulkan bahwa konversi agama mengandung pengertian:
Bertobat, berubah agama, berbalik pendirian terhadap ajaran agama atau masuk ke
dalam agama. 3Sedangkan agama dapat diartikan sebagai suatu ketaatan atau
penyerahan diri kepada kekuatan yang lebih tinggi (gaib) dari manusia, yang
dipercaya mengatur dan mengontrol, mengatur jalan alam dan kehidupan
manusia.4
Konversi Agama atau Religious Conversion secara umum dapat diartikan
dengan berubah agama ataupun masuk agama. Konversi Agama adalah istilah
yang pada umumnya diberikan untuk proses yang menjurus kepada penerimaan

1
Tim Penyusun Diknas RI, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm.
592.
2
https://www.liputan6.com
3
Dr. Muh. Mawangir, M.Ag, Psikologi Agama, (Palembang: NoerFikri Plg,2016), hlm.67
4
Hasan Ali, Ilmu Perbandingan Agama, (Yogyakarta: al-Falah, 1995), hlm. 6.

v
suatu sikap keagamaan; proses itu bisa teerjadi secara berangsur-angsur atau
secara tiba-tiba.5

2. Konversi Agama Menurut Para Ahli


1) Menurut Max Heirich mengatakan bahwa konversi agama adalah suatu
tindakan dimana seseorang atau sekelompok orang masuk atau pindah ke
suatu sistem kepercayaan atau perilaku yang berlawanan dengan
kepercayaan sebelumnya.
2) Menurut Thouless (1992), konversi agama adalah istilah yang pada
umumnya diberikan untuk proses yang menjurus kepada penerimaan suatu
sikap keagamaan, proses itu bisa terjadi secara berangsur-angsur atau
secara tiba-tiba.
3) James mengatakan konversi agama adalah dengan kata kata: “to be
converted, to be regenerated, to recive grace, to experience religion, to
gain an assurance, are so many phrases which denote to the process,
gradual or sudden, by which a self hitherro devide, and consciously wrong
inferior and unhappy, becomes unified and consciously right superior and
happy, in consequence of its firmer hold upon religious realities”.
“berubah, digenerasikan, untuk menerima kesukaan, untuk menjalani
pengalaman beragama, untuk mendapatkan kepastian adalah banyaknya
ungkapan pada proses baik itu berangsur-angsur atau tiba-tiba, yang di
lakukan secara sadar dan terpisah-pisah, kurang bahagia dalam
konsekuensi penganutnya yang berlandaskan kenyataan beragama”.
4) Clark memberikan definisi konversi sebagai berikut: konversi agama
sebagai suatu macam pertumbuhan atau perkembangan spiritual yang
mengandung perubahan arah yang cukup berarti, dalam sikap terhadap
ajaran dan tindak agama. Lebih jelas dan lebih tegas lagi, konversi agama
menunjukan bahwa suatu perubahan emosi yang tiba-tiba kearah mendapat
hidayah Allah SWT secara mendadak, telah terjadi, yang mungkin saja

5
Dr. Muh. Mawangir, M.Ag, Psikologi Agama, (Palembang: NoerFikri Plg,2016), hlm.67

vi
sangat mendalam atau dangkal, dan mungkin pula terjadi perubahan
tersebut secara berangsur-angsur.6

B. Ciri-Ciri Konversi Agama


Konversi agama banyak menyangkut masalah kejiwaan dan pengaruh
lingkungan tempat tinggal, yang memuat beberapa pengertian dengan ciri-ciri
sebagai berikut:7
a) Adanya perubahan arah pandangan dan keyakinan seseorang terhadap agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
b) Perubahan yang terjadi dipengaruhi oleh kondisi kejiwaan sehingga perubahan
dapat terjadi secara berproses atau secara mendadak.
c) Perubahan tersebut bukan hanya berlaku bagi perpindahan kepercayaan dari
satu agama ke agama lain, tapi termasuk juga perubahan pandangan hidup
yang dianutnya sendiri.
d) Selain faktor kejiwaan dan kondisi lingkungan maka perubahan itupun
disebabkan faktor petunjuk dari Tuhan (hidayah).8

Dalam praktiknya, proses konversi agama ini dapat dibedakan ke dalam dua jenis,
yakni:

1) Konversi Internal, terjadi saat seseorang pindah dari mazhab dan


perspektif tertentu ke mazhab dan perspektif lain, tetapi masih dalam
lingkungan agama yang sama.
2) Konversi Eksternal, terjadi jika seseorang pindah dari satu agama ke
agama yang lain. Konversi internal atau konversi yang terjadi dalam satu
agama, dalam artian ada pola pikir dan pandangan seseorang yang
6
Dr. Muh. Mawangir, M.Ag, Psikologi Agama, (Palembang: NoerFikri Plg,2016), hlm.67-68
7
Dr. Muh. Mawangir, M.Ag, Psikologi Agama, (Palembang: NoerFikri Plg,2016), hlm.68
8
Endin Nasrudin dan Ujam Jaenudin, Psikologi Agama dan Spritualitas dalam memahami
perilaku beragama menurut perspektif psikologi, (Bandung: Lagood’s Publishing, 2021), hlm. 195-
196

vii
berubah, ada yang dihilangkan dan tidak menutup kemungkinan banyak
yang ditambahkan (ibadah), tetapi konsep ketuhanan tetap sama.

Sedangkan dalam konversi eksternal terdapat perpindahan keyakinan ke


konsep yang benar-benar berbeda dengan konsep keyakinan sebelumnya. Proses
konversi pada seseorang biasanya memiliki perbedaan antara satu dan lainnya.
Hal ini disebabkan adanya perbedaan latar belakang kehidupan, pendidikan,
pengalaman-pengalaman subjektif, kemampuan penilaian, kapasitas intelektual,
kemampuan emosional dalam menghadapi situasi hidup, dan lainnya.9

C. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Konversi Agama

Para ahli yang terlibat dalam disiplin ilmu masing-masing mengemukakan


pendapat bahwa konversi agama disebabkan faktor yang cenderung didominasi
oleh lapangan ilmu yang mereka tekuni.

1. Para Ahli Ugama mengatakan bahwa yang menjadi faktor pendorong


terjadinya konversi agama adalah petunjuk Ilahi. Pengaruh supernatural
berperanan secara dominan dalam proses terjadinya konversi agama pada diri
seseorang atau kelompok.

2. Para Ahli Sosiolog berpendapat bahwa yang menyebabkan terjadinya konversi


agama pengaruh sosial. Pengaruh sosial yang mendorong terjadinya konversi itu
terdiri dari adanya berbagai faktor antara lain :

a) Pengaruh hubungna antar pribadi baik pergaulan yang bersifat keagamaan


maupun non-agama (kesenian, ilmu pengetahuan, ataupun bidang
kebudayaan lain).
b) Pengaruh kebiasaan yang rutin. Misalnya: menghadiri upacara keagaman
ataupun pertemuan-pertemuan yang bersifat keagamaan baik pada
lembaga formal ataupun nonformal.
c) Pengaruh anjuran atau propaganda dari orang-orang dekat misalnya: karib,
famili, dan sebagainya.

9
Endin Nasrudin dan Ujam Jaenudin, Psikologi Agama dan Spritualitas dalam memahami
perilaku beragama menurut perspektif psikologi, (Bandung: Lagood’s Publishing, 2021), hlm. 196-
198.

viii
d) Pengaruh pemimpin keagamaan. Hubungan baik dengan pemimpin agama
merupakan salah satu faktor pendorong koversi agama
e) Pengaruh perkumpulan berdasarkan hobi dapat pula menjadi pendorong
terjadinya konversi agama.
f) Pengaruh kekuasaan pemimpin. Yang dimaksud disini adalah pengaruh
kekuasaan pemimpin berdasarkan kekuatan hukum. Masyarakat umumnya
cenderung menganut agama yang dianut oleh Kepala negara atau Presiden,
Kanselir, Prodhan Montri, Sultan, Kaisar, Ratu dan Raja mereka.
Pengaruh-pengaruh tersebut secara garis besar dapat dibagi menjadi dua,
yaitu pengaruh yang mendorong secara persuasif (ajakan/tidak
memaksa)dan pengaruh yang bersifat koersif ( paksaan).

3. Para Ahli Psikologi berpendapat bahwa yang menjadi pendorong terjadinya


konversi agama adalah faktor psikologis yang ditimbulkan oleh faktor intern
(gejala batin) maupun ekstern(lingkungan sosial).

Dalam uraian Willian James yang berhasil meneliti pengalaman berbagai


tokoh yang mengalami konversi agama menyimpulkan sebagai berikut:

a) Konversi agama terjadi karena adanya suatu tenaga jiwa yang menguasai
pusat kebiasaan seseorang sehingga pada dirinya muncul persepsi baru,
dalam suatu ide yang bersemi secara mantap
b) Konversi dapat terjadi oleh karena suatu proses ataupun secara mendadak.
c) Konversi agama dapat terjadi oleh 2 faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor Intern Kepribadian

W. James menemukan bahwa, tipe melankolis yang memiliki kerentanan


perasaan lebih mendalam dapat menyebabkan terjadinya konversi agama dalam
dirinya. Pembawaan Menurut penelitian Guy E. Swanson bahwa ada semacam
kecendrungan urutan kelahiran mempengaruhi konversi agama, ini dapat dilihat
urutan kelahiran. Anak sulung dan anak bungsu biasanya tidak mengalami
tekanan batin, sedangkan anak-anak yang dilahirkan pada urutan antara keduanya
sering mengalami stres jiwa. Kondisi tersebut juga bisa mempengaruhi terjadinya
konversi agama.

ix
2. Faktor Ekstern Keluarga

Terjadinya ketidakserasian, keretakan keluarga, berlainan agama, kesepian,


kesulitan seksual, tidak harmonisnya keluarga serta kurang mendapatkan
pengakuan kaum kerabat kondisi tersebut bisa saja menyebabkan seseorang
mengalami tekanan batin sehingga terjadi konversi agama dalam usahanya untuk
mencari hal-hal baru dalam rangka meredakan tekanan batin yang menimpa
dirinya.

a) Lingkungan Seseorang yang tinggal di suatu tempat dan merasa tersingkir


dari kehidupan di suatu tempat dan merasa hidup sebatang kara. Pada saat
ini dia mendambakan ketenangan batin dan tempat untuk bergantung agar
kegelisahan batinnya bisa hilang.
b) Perubahan Status yang terjadi dalam diri seseorang dapat menyebabkan
terjadinya konversi agama. Apalagi perubahan itu terjadi secara mendadak.
Seperti perceraian atau kawin dengan orang yang berlainan agama.
c) Kemiskinan Masyarakat yang awam cenderung untuk memeluk agama
yang menjanjikan kehidupan dunia yang lebih baik.

4. Para Ahli Pendidikan berpendapat bahwa konversi agama dipengaruhi oleh


kondisi pendidikan. Penelitian ilmu sosial menampilkan data dan berargumen
bahwa suasana pendidikan iut mempengaruhi konversi agama. Walaupun belum
dapat dikumpulkan data secara pasti tentang pengaruh lembaga pendidikan
terhadap konversi agama namun berdirinya sekolah-sekolah yang bernaung
dibawah yayasan agama tentu mempunyai tujuan keagamaan pula.10

D. Proses dan Tahapan Konversi Agama

Menurut Zakiyah Daradjat11, sulit untuk memberikan batasan yang tegas,


apakah seseorang sudah tergolong mengalami konversi agama secara internal atau
belum. Sebab antara satu sama lain amat berbeda, sesuai dengan pertumbuhan dan
perubahan jiwa agama yang dilaluinya, serta pengalaman dan pendidikan yang
diterimanya sejak kecil.
10
Dr. Muh. Mawangir, M.Ag, Psikologi Agama, (Palembang: NoerFikri Plg,2016), hlm.69-72

11
Zakiyah Daradjat, Op. Cit., hlm. 138-139.

x
Begitu juga dengan suasana lingkungan dimana ia hidup, dan pengalaman
terakhir yang menjadi puncak perubahan keyakinan tersebut. Namun konversi
agama secara eksternal amat mudah diketahui. Sebab seseorang umumnya
langsung menyatakan perubahan keyakinan agamanya kepada publik secara
terang-terangan, dan siap untuk menghadapi segala resiko sekalipun berpisah
dengan orang-orang yang amat dicintainya, termasuk dengan orangtua dan
keluarga lainnya.

H. Carrier, SJ., membagi proses konversi agama dalam pentahapan:

1) Terjadi disintegrasi sintesis kognitif dan motivasi sebagai akibat dari krisis
yang dialami,
2) Reintegrasi kepribadian berdasarkan konversi agama yang baru, maka
terciptalah kepribadian baru yang berlawanan dengan struktur lama,
3) Tumbuh sikap menerima konsepsi agama baru serta peranan yang dituntut
oleh ajarannya,
4) Timbul kesadaran bahwa keadaan yang baru itu merupakan panggilan suci
12
petunjuk Tuhan.

Tingkatan konversi agama itu juga amat beragam pada diri individu. Ada
yang dangkal dan ada pula yang mendalam disertai dengan kegiatan agama yang
sangat menonjol sampai kepada perjuangan mati-matian. Ada yang terjadi secara
tiba-tiba dan ada pula yang terjadi secara berangsur-angsur.

Namun secara umum proses konversi agama itu melalui tahapan-tahapan


sebagai berikut:

1. Masa Tenang, yaitu masa dimana kondisi jiwa seseorang masih berada dalam
keadaan tenang. Sebab masalah agama belum mempengaruhi sikapnya.

2. Masa Ketidaktenangan, yakini masa jiwa seseorang telah dipengaruhi oleh


masalah agama. Ini dapat disebabkan karena suatu krisis, musibah ataupun
perasaan berdosa yang dialaminya. Sehingga menimbulkan kegoncangan dalam
batinnya dan menyebabkan seseorang menjadi putus asa, gelisah dan bimbang.
12
Kurnial Ilahi, Jamaluddien Rabain, Sujai Sarifandi, KONVERSI AGAMA (kajian teoritis dan
empiris terhadap fenomena, faktor, dan dampak sosial di Minangkabau), (Malang: Kalimetro
Inteligensia Media Publishing, 2017), hlm 18-19

xi
Dan pada masa inilah timbul proses pemilihan terhadap ide atau kepercayaan baru
untuk mengatasi masalah batinnya.

3. Masa Konversi. Disaat seseorang mengalami masalah kemudian menemukan


hal baru atau kepercayaan baru sehingga konflik batin yang dialaminya
mengalami keridhaan. Karena dengan kemantapan batin yang berupa kemampuan
menentukan keputusan untuk memilih yang dianggap serasi ataupun timbulnya
rasa pasrah. Bagi dirinya hal ini memberikan makna bisa menciptakan ketenangan
batin dan bisa menerima kondisi yang dialaminya. Sebagai petunjuk dari Allah
SWT. Dan ini dilandaskan atas suatu perubahan sikap kepercayaan yang
bertentangan dengan sikap kepercayaan sebelumnya. Sehingga terjadilah konversi
agama.

4. Masa Tenang dan Tenteram, inilah masa kepuasan bagi seseorang terhadap
keputusan yang sudah diambil. Itu timbul karena telah mampu membawa suasana
batin menjadi mantap sebagai pernyataan dalam menerima konsep baru.

5. Masa Ekspresi Konversi. Seseorang yang telah menemukan kepercayaan baru


dan menjadikannya sebagai pedoman dalam hidupnya, maka dia akan memulai
konsep baru dari ajaran kepercayaan yang telah diyakininya tersebut, maka sikap
hidupnya pun mulai diselaraskan dengan ajaran dan peraturan dari agama yang
dipilih tersebut.13

Berdasarkan proses konversi agama tersebut, dapat dikatakan bahwa


konversi ini bisa membawa seseorang pada proses puncak, yakni kondisi di mana
seseorang akan konsisten pada keyakinan barunya dan sangat teguh pendiriannya
yang akan sulit tergoyahkan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak setiap perpindahan
dari satu agama ke agama yang lain, bisa disebut konversi agama jika tidak
diiringi dengan adanya perubahan pada tingkat religiusitas dan spritualitas
seseorang. Bila dalam prosesnya disertai pemahaman dan penghayatan yang
tinggi maka perpindahan agama itu dimungkinkan sebagai konversi agama, yang
hal ini akan tercermin dalam pengalaman keyakinan yang baru itu secara
konsisten.

13
Dr. Muh. Mawangir, M.Ag, Psikologi Agama, (Palembang: NoerFikri Plg,2016), hlm. 74-75

xii
Namun jika perpindahan agama itu tidak disertai pemahaman dan
penghayatan yang tinggi, misalnya disebabkan oleh karena faktor-faktor ekonomi
yang sangat minim; kemudian datanglah seseorang yang memanfaatkan situasi itu
dengan member berbagai materi dan bujukan-bujukan sehingga ia rela berpindah
agama, maka perpindahan agama itu belum bisa disebut konversi agama.

Dengan kata lain, konversi agama hanya lebih tepat dialamatkan pada
mereka yang berusaha secara aktif untuk mendapatkan kebenaran dan sikap
tertentu yang menunjukkan komitmennya terhadap ajaran baru yang dianutnya.

Dalam hal ini, orang yang bisa mencapai konversi agama tersebut paling
tidak harus memiliki upaya-upaya dan pengalaman subjektif eksistensial yang
membuatnya berubah keyakinan. Orang yang sebelumnya belum memiliki
keyakinan sama sekali lalu memasuki ajaran agama baru, maka tidak bisa
dikatakan melakukan konversi agama. Pembinaan perlu diberikan pada mereka
yang melakukan konversi ini, agar kesadarannya untuk memeluk agama baru
tersebut tidak bersifat relatif dan temporal. Bagaimanapun, persoalan keyakinan
keagamaan bukanlah hal yang sederhana.14

E. Dampak Sosial dari Konversi Agama

Ugama merupakan fenomena sosial yang memiliki dimensi individual, di


samping yang bersifat sosial. Dalam rangka aktivitas mencapai tujuan hidup
beragama adalah tujuan mencapai keselamatan hidup seperti yang diajarkan oleh
sistem keyakinan, norma lingkungan atau komunitas keagamaan dan pemahaman
keagamaan mereka. Ugama mempunyai makna atau fungsi dalam kehidupan
manusia, maka agama merupakan suatu kebutuhan hidup yang dalam pemenuhan
kebutuhannya melalui suatu interaksi dalam suatu sistem yang terbuka dalam diri
individu maupun dalam suatu struktur sosial yang plural, yang bisa melahirkan
terjadinya suatu tindakan konversi agama, sebagai konsekuensi suatu pilihan
rasional.

14
Endin Nasrudin dan Ujam Jaenudin, Psikologi Agama dan Spritualitas dalam memahami
perilaku beragama menurut perspektif psikologi, (Bandung: Lagood’s Publishing, 2021), hlm. 203-
204.

xiii
Sebagai masyarakat mayoritas umat Islam yang hidupnya berdampingan
dengan umat non Islam termasuk yang telah melakukan konversi agama juga tidak
pernah terjadi permasalahan bahkan ada yang satu keluarga yang berbeda agama,
tetapi masyarakat justru malah menjadikannya sebagai motivasi untuk
meningkatkan ajaran agama masing-masing.

Begitu juga dengan terjadinya konversi agama, walaupun ada yang belum
bisa menerima hanya beberapa saja namun tidak sampai menyinggung perasaan
orang yang melakukan konversi agama atau umat beragama dan tidak juga sampai
mengucilkannya, hanya saja terlihat ada sedikit perbedaan dalam berinteraksi
seperti apabila orang yang konversi itu dari agama Kristen ke Islam, maka akan
lebih akrab dan leluasa dalam bergaul. Sebaliknya apabila orang yang konversi itu
dari agama Islam ke Kristen, maka hubungan itu secara tidak langsung juga akan
langgeng.15

15
Kurnial Ilahi, Jamaluddien Rabain, Sujai Sarifandi, KONVERSI AGAMA (kajian teoritis dan
empiris terhadap fenomena, faktor, dan dampak sosial di Minangkabau), (Malang: Kalimetro
Inteligensia Media Publishing, 2017), hlm 20-21.

xiv
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Konversi agama merupakan tindakan seseorang atau sekelompok orang yang


menyatakan pindah atau berubah agama, baik perubahan terhadap agama orang
lain berarti ia pindah/masuk agamalain, maupun perubahan itu terjadi dalam
agama yang dianutnya, berarti semakin membaik penghayatan dan
pengamalannya terhadap agamannya.

Faktor pendorong terjadinya konversi agama disebabkan adanya energi jiwa


yang menguasai pusat kepribadian seseorang yang memunculkan berbagai
persepsi baru dalam bentuk ide-ide yang direalisasikan dalam hidupnya. Selain itu
terjadinya konversi agama pada seseorang disebabkan pengaruh dari faktor intern
dan faktor ekstern. Proses terjadinya konversi agama pada seseorang melalui
berbagai tahapan yang harus dilalui oleh setiap orang yang melakukannya, adapun
proses yang ditempuh seseorang dalam melaksanakan konversi agama adalah
masa tenang, masa ketidak-tenangan, peristiwa konvesi agama, masa tenang/
tenteram dan terakhir masa ekspresi konversi agama dalam hidupnya, pada tahap
ini mereka beramal dan beribadah hanya ingin berbakti dan mengabdi kepada
sang Khalik.

Dampak konversi agama terhadap individu terlihat pada perubahan sikap dan
tingkah laku individu tentang: Berubahnya pandangan hidup, bersikap optimis dan
ekstrovet dalam hidup, dan menyenagi teologi liberal dalam beragama. Timbulnya
kesadaran diri terhadap musbah yang menimpanya.

2. Saran dan Kritik

xv
Makalah ini tampaknya masih belum sempurna. karena itu, kritik dan saran
yang baik serta membangun dari Ibu/Bapak Dosen dan para pembaca diharapkan
untuk penyempurnaan modul makalah ini. Sekian.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Muh. Mawangir, M. (2016). Psikologi Agama. Palembang, Sumsel.: NoerFikri


Palembang.

Prof. Dr. H. Kurnial ilahi, M. D. (2017). KONVERSI AGAMA (Kajian Teoritis dan
Empiris terhadap fenomena, faktor, dan dampak sosial di Minangkabau.
Malang: Kalimetro Inteligensia Media Publishing.

Prof. H. Endin Nasrudin, D. M. (2021). PSIKOLOGI AGAMA & SPIRITUALITAS


dalam memahami perilaku beragama menurut perspektif psikologi.
Bandung: Lagood's Publishing.

xvi

Anda mungkin juga menyukai