Ikan
Ikan
ABSTRAK
Propinsi Bengkulu mempunyai lahan sawah irigasi teknis seluas 67.276 hektar. Salah satu usaha dalam
rangka optimalisasi potensi lahan dimaksud adalah melalui rekayasa teknologi antara lain melalui pemeliharaan
ikan di sawah atau dikenal sebagai minapadi. Manfaat sistim usahatani ini selain berpotensi pendapatan ganda,
juga dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi hama penyakitnya. Berdasar kepada besarnya
potensi tersebut maka akan diangkat potensi dimaksud dengan tujuan mengetahui nilai tambah usaha tani
minapadi. Kegiatan dilaksanakan melalui Demplot usaha tani Minapadi di Desa Penanjung Panjang Kecamatan
Tebat Karai Kabupaten Kepahiang dengan mengambil sistim pemeliharaan ikan bersama padi di sawah.Benih
ikan yang ditebarkan sebanyak 250.000 ekor ukuran 5-8 cmdenga luas demplot 5 hektar.Pemeliharaan
dilaksanakan selama 40 hari pada satu musim tanam padi.Hasil panen ikan per 5 hektar sebanyak 35.000 kg
dengan perincian:ikan konsumsi berat 100-1500 gram per ekor sebanyak 5000 ekor dengan harga jual
Rp.18.000,-; dan170.000 ekor berukuran dibawah 100 gram dengan harga jual Rp.600,-/kg. Keuntungan yang
dihasilkan untuk 5 hektar sawah sebesar Rp.15.400.000,-.
Kata kunci :minapadi,potensi, keuntungan ganda
PENDAHULUAN
Provinsi Bengkulu yang terletak antara 101°1’ - 103°46’ Bujur Timur dan 21°6’ Lintang
Selatan, memiliki luas wilayah 1.978.870 Km 2, mempunyai potensi ketersediaan lahan yang cukup
besar dan belum termanfaatkan secara optimal(Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Bengkulu,
2012). Data dan kajian akademis yang dilaksanakan oleh Ditjen Pengelolaan Lahan dan Air
KEMENTAN tahun 2012, memperlihatkan bahwa luas total daratan di Provinsi Bengkulu sebesar
1.981.151 ha, yang terbagi atas 1.211.292 ha (60,89%) kawasan budidaya dan 777.859 ha sisanya
atau 39,11% merupakan kawasan bukan pertanian (Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, 2013).
Data yang diambil dari laporan penggunaan lahan tahun 2012, menunjukkan bahwa total
lahan sawah ber-irigasi di Propinsi Bengkulu sebesar 67.276 ha(Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu,
2013). Salahsatu optimalisasi potensilahan sawah irigasi teknis sekaligus untuk peningkatan
pendapatan Petani adalah melalui rekayasa teknologi tepat guna pada lahan sawah.Rekayasa
teknologi yang dianjurkan adalah melalui sistimusaha tani dengan memelihara ikan bersama padi di
sawah atau disebut juga dengan minapadi(Suriapermana et al, 1994).
Sistim usaha tani minapadi merupakan cara pemeliharaan (budidaya) ikan bersama padi atau
memelihara ikan di sela-sela tanaman padi (Balai Informasi Pertanian Irian Jaya, 1992).Hal ini
dimaksudkan agar keuntungan yang didapatkan dari cara ini, bersasaran hasil ganda, yaitu: dari
padinya itu sendiri dan dari ikan disisi lain (Anonim, 1995). Tupan et al (2013) mengatakan, ada
manfaat lain yang didapat melalui pemeliharaan ikan di sawah, yakni dapat meningkatkan kesuburan
tanah, serta dapat mengurangi hama dan penyakit pada tanaman padi.
Menurut Ditjen Perikanan Budidaya KKP (2012) Sistimusaha tani minapadi ini, dapat
difungsikan sebagai: 1) sebagai penyelang diantara dua musim tanam padi, atau bersama-sama atau
budidaya ikan bersama padi, dan 3)sebagai pengganti palawija di persawahan. Jenis ikan yang paling
baik dipelihara di sawah karena dapat tumbuh dengan baik meskipun di air dangkaldan lebih tahan
terhadap sinar Matahari, adalah ikan Mas, ikan Nila, ikan Mujahir, ikan Bawal air tawar.
Melihat potensi yang besar untuk peningkatan pendapatan petani di Bengkulu, maka kajian
tentang usaha tani Minapadi ini dilakukan dengan tujuan: (1) mengidentifikasi potensi dari
memelihara dua komoditas budidaya ikan di sawah; (2) mengetahui nilai tambah usaha tani di lahan
sawah.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistim usaha tani memelihara ikan bersama padi di sawah atau Minapadi telah dikembangkan
di Indonesia sejak satu abad yang lalu (Ardiwinata, 1987) dan merupakan salah satu tipe budidaya
ikan di sawah, dimana ikan dan padi ditanam secara bersama-sama (Balai Informasi Pertanian Irian
Jaya, 1992).Sedangkan sawah yang sesuai untuk usaha tani ini adalah sawah yang berpengairan
teknis maupun setengah teknis (Mujiman, 1987).
Tupan et al, (2013) mengatakan bahwa sistim budidaya Minapadi merupakan cara
pemeliharaan ikan di sela-sela tanaman padi di sawah; sebagai penyelang diantara dua musim
tanaman padi dan atau pemeliharaan ikan sebagai pengganti palawija di persawahan. Karena dapat
memperkaya media tanam dengan pupuk organik dan meningkatkan produksi plankton yang menjadi
sumber makan ikan, dan itulah sumbangsih ikan pada usaha tani terpadu ini (Simanjuntak, 2013).
Bahkan menurut Montazeri (2012) minapadi adalah salah satu teknologi lahan pertanian untuk
perbaikan kualitas lingkungan hidup sebagai antisipasi anomali iklim, karena minapadi ini adalah
budidaya terpadu yang dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah, yaitu: peningkatan
pendapatan petani melalui peningkatan produksi padi 10%; peningkatan keragaman hasil pertanian
karena menghasilkan ikan; meningkatkan kesuburan tanah dan air ( mengurangi pupuk 30%); juga
dapat mengurangi hama penyakit Wereng Coklat pada tanaman padi.
Sistim usaha tani Minapadi digolongkanmenjadi (Anonim (1985):
1. Budidaya Ikan Sebagai Penyelang Tanaman padi
Pemeliharaan ikan sebagai penyelang, dilakukan setelah tanah sawah dikerjakan sambil menunggu
penanaman padi.Lamanya pemeliharaan biasanya 20-30 hari, sampai pada saat benih siap untuk
ditanam. Pada sistim ini, biasanya hanya dilakukan untuk pendederan benih ikan (ukuran 1-3 cm)
dengantujuan: setelah umur 20-30 hari, hasil dederan berubah menjadi anak ikan yang siap
ditebarkan di kolam (ukuran 3-5 cm atau benih glondongan).
2. Budidaya Ikan Bersama Padi
Merupakan pemeliharaan ikan di sawah yang dilakukan bersama dengan tanaman padi.Lamanya
pemeliharaan adalah sejak benih padi ditanam sampai dengan penyiangan pertama, penyiangan
kedua, atau sampai tanaman padi berbunga (mulai terbentuk), bahkan sampai pengeringan. Hasil
panenan dapat berupa ikan berukuran 100 gram/ ekor
3. Budidaya Ikan Sebagai Pengganti Palawija
Pemeliharaan ini dilakukan sebagai pengganti tanaman palawija dalam pola pergiliran padi
palawija padi.Tujuannya untuk mengembalikan kesuburan tanah sawah.Pada umumnya,
pemeliharaan ikan sebagai palawija, dilakukan setelah dua kali masa tanam padi berturut-turut,
atau padi-padi-ikan.
Tujuan usaha pemeliharaan ikan bersama padi adalah untuk peningkatan pendapatan petani,
alasannya karena disamping hasil tanam padi, diperoleh juga hasil berupa ikan, selain itu nilai gizi
keluarga dapat terpenuhi serta resiko kegagalan panen dapat dikurangi. Senada dengan hal ini, Elly
Rahma (2008) dalam skripsinya menulis bahwa keuntungan sistim mina padi yaitu: 1) peningkatan
pendapatan petani; 2) peningkatan produksi tanaman padi; 3) efisiensi dan produktivitas lahan; 4)
tanaman lebih terkontrol, dan 5) terpenuhinya kebutuhan pangan petani.
Sapto Adi (2011) menyatakan bahwa pengertian pendapatan hasil bagi para petani adalah
hasil penjualan produksi (padi dan ikan) dengan jalan mengalikan hasil produksi dengan harga jual.
Hasil analisis Elly Rahma (2008) menyatakan bahwa tingkat pendapatan usaha tani minapadi lebih
tinggi dibanding dengan usaha tani monokultur, karena: 1) total penerimaan yang diperoleh untuk
usaha tani minapadi berasal dari gabungan dua komoditi yaitu padi dan ikan, yaitu sebesar
Rp.9.835.779,80 per hektar; 2) total penerimaan monokultur sebesar Rp.7.941.238,13 per hektar.
Dikatakan juga mengatakan bahwa fungsi pendapatan minapadi seperti variabel jumlah
produksi padi, biaya produksi padi dan biaya produksi ikan berpengaruh nyata terhadap pendapatan
minapadi.
Pengalaman petani minapadi di Sumedang dan sekitar Waduk Jatiluhur, dalam 110 hari (satu
siklus tanam padi) rata-rata mendapatkan secara cuma-cuma uang sebesar Rp. 8.000.000 per
hektarnya (Kompas, 2012).
METODOLOGI
Metode pelaksanaan melalui studi pustaka (desk study), dan demplot minapadi seluas 5
(lima) hektar berlokasi di Desa Penanjung Panjang Kecamatan Tebat Karai Kabupaten
Kepahiang.Data yang dikumpulkan berupa data produksi, harga penjualan pada saat itu, dan biaya
yang dikeluarkan petani.Analisis data dilakukan dengan table dan analisa usahatani.
KESIMPULAN
1. Potensi lahan sawah irigasi di Kabupaten Kepahiang secara teknis cukup memenuhi syarat
untukpengembangan minapadi.
2. Tambahan keuntungan petani selama 30 – 40 hari memelihara ikan di sawah bersama padi
sebesar Rp.15.400.000,-/5 ha atau Rp.3.080.000/ha.
DAFTAR PUSTAKA
Ardi Winata ,1987. Usaha tani Mina Padi. Institut Pertanian Bogor, 1987.
Anonim, 1985. Petunjuk Budidaya Ikan di Sawah, Proyek Peningkatan Produksi Perikanan Jawa Barat, UPP
Budidaya Air Tawar, 1985.
A. Elly Rahma, 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi tentang Pendapatan Usaha tani Minapadi dan usaha tani
Padi Monokultur pada Sawah Irigasi. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian. Universitas
Hasanuddin, 2008.
Balai Informasi Pertanian Irian Jaya, 1992. LIPTAN no 11/ 1992. Nopember 1992.
Dinas Perikanan Propinsi Dati I Irian Jaya, 1992. Laporan Tahunan.
Dinas Perikanan daan Kelautan Provinsi Bengkulu, 2012. Laporan Panen Perdana Minapadi Kegiatan Dirjen
Perikanan Budidaya Di Desa Penanjung Panjang Kecamatan Tebat Karai Kabupaten Kepahiang Tahun
1992.
Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011. Pedoman Umum Intensifikasi
Minapadi (INMINDI), Jakarta.
Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, 2012. Laporan Penggunaan Lahan. Badan Pusat Statistik dan Kementerian
Pertanian, form laporan. Bengkulu.
Kompas, 2012. Laporan Iptek, Edisi Khusus Harian Kompas, 2012
Mustafa Montazeri, 2012. Inovasi Teknologi Minapadi Dalam Mengurangi Pemanasan Global, Makalah, 2012.
Suripermana et al, 1994. Beternak Ikan Di Sawah. Institut Pertanian Bogor, 1994.
Linus Simanjuntak, 2013. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Usaha Tani Terpadu PATI (Padi, Azolla, Itik dan
Ikan). Pola Pertanian Organik Terpadu Dengan Modal, Buku. AGROMEDIA, 2013.
V.Ap.Sapto Adi, 2011. Analisa Usaha Perikanan Budidaya. Makalah. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
Badan SDM Kelautan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta. 2011.