Makalah Kalkulus Aplikasi Turunan
Makalah Kalkulus Aplikasi Turunan
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Allah SWT mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui proses pemecahan dan
pengayakan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Tuhan akhirnya Makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “ Penggunaan Aplikasi Turunan ” dan sengaja dipilih
karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua
pihak yang peduli terhadap dunia Kesehatan Penyusun juga mengucapkan terima kasih
kepada guru/dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat
menyelesaikan Makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun Makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya.
Wassalam
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kalkulus (Bahasa Latin: calculus, artinya "batu kecil", untuk menghitung) adalah
cabang ilmu matematika yang mencakup limit, turunan, integral, dan deret takterhingga.
Kalkulus adalah ilmu mengenai perubahan, sebagaimana geometri adalah ilmu mengenai
bentuk dan aljabar adalah ilmu mengenai pengerjaan untuk memecahkan persamaan serta
aplikasinya. Kalkulus memiliki aplikasi yang luas dalam bidang-bidangsains, ekonomi,
dan teknik; serta dapat memecahkan berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan
dengan aljabar elementer.
Kalkulus memiliki dua cabang utama, kalkulus diferensial dan kalkulus integral yang
saling berhubungan melalui teorema dasar kalkulus. Pelajaran kalkulus adalah pintu gerbang
menuju pelajaran matematika lainnya yang lebih tinggi, yang khusus
mempelajari fungsi dan limit, yang secara umum dinamakan analisis matematika.
Turunan merupakan salah satu bagian dari kalkulus yang mempunyai peranan yang
sangat besar baik dalam bidang–bidang lain maupun dalam matematika itu sendiri. Dengan
mempelajari turunan, maka dapat mempermudah kita dalam menyelesaikan masalah–masalah
yang berkaitan dengan fungsi, integral dan bidang kalkulus lainnya. Turunan juga dapat
digunakan untuk dapat menggambarkan grafik suatu fungsi aljabar yaitu dengan
menggunakan penerapannya. Untuk menentukan turunan suatu fungsi biasanya digunakan
konsep limit.
BAB 2
PEMBAHASAN
APLIKASI TURUNAN
Definisi:
f(c) adalah nilai maksimum f pada S jika f(c) ≥ f(x) untuk semua x di S;
f(c) adalah nilai minimum f pada S jika f(c) ≤ f(x) untuk semua x di S;
f(c) adalah nilai ekstrim f pada S jika ia adalah nilai maksimum atau minimum.
Fungsi yang ingin kita maksimumkan atau minimumkan adalah fungsi objektif.
Teorema A
Teorema keberadaan maksimum-minimum jika f pada selang tutup [a,b], maka f
mencapai nilai maksimum dan minimum disana.
Nilai-nilai ekstrim dari fungsi yang didedinisikan pada selang tertutup seringkali
terjadi pada titik-titik ujung.
Jika c sebuah titik tempat f’(c) = 0 kita sebut c titik stasioner. Pada titik stasioner
grafik f mendatar, karena garis singgung mendatar.
Jika c adalah titik didalam I tempat f aksen tidak ada, kita sebut c titik singular yang
berupa titik tempat grafik f berpojok tajam, garis singgung tegak, atau berupa loncatan atau
didekatnya grafik bergoyang sanagt buruk. Sembarang titik dalam daerah asal fungsi f yang
termasuk salah satu dari tipe ini disebut titik kritis f.
Teorema B
Teorema titik kritis:
Andaikan f terdefinisikan pada selang I yang memuat titik c. Jika (c) adalah nilai ekstrim,
maka c haruslah berupa suatu titik kritis; yakni c berupa salah satu:
Titik ujung dari I;
Titik stasioner dari f(f’(c)=0); atau
Titik singular dari f(f’(c) tidak ada)
Bukti:
f (c) berupa nilai maksimum f pada I dan andaikan c bukan titik ujung ataupun titik
singular. Karena f(c) adalah nilai maksimum, maka f(x) ≥ f(c) untuk semua x dalam I yaitu
f(x) – f(c) ≤ 0
Jadi jika x < c, sehingga x-c < 0 maka (1) f(x) – f(c) ≥ 0 x – c sedangkan jika x > c, maka:
(2) f(x) – f(c) ≤ 0 x – c Tetapi f’(c) ada, karena c bukan titik singular. Akibatnya bila kita
biarkan x c¯ dalam (1) dan x c+ dalam (2), kita memperoleh masing-masing f’(c) ≥ 0 dan
f’(c) ≤ 0. kita simpulkan
bahwa f’(c) = 0.
Definisi:
Andaikan f terdefinisi pada selang I (terbuka, tertutup, atau tak satupun). Dapat katakan
bahwa:
f naik pada I jika, untuk setiap pasang bilangan x1 dan x2 dalam I,
x1 < x2 f(x1) < f(x2)
Definisi kecekungan
Andaikan f terdiferensialkan pada selang terbuka I, kita mengatakan bahwa f (dan grafiknya)
cekung ke atas pada I jika f’ naik pada I, dan kita mengatakan bahwa f cekung ke bawah pada
I jika f’ turun pada I.
Teorema A
Teorema kecekungan:
Andaikan f terdeferensiasikan dua kali pada selang buka I.
Jika f”(x) > 0 untuk semua x dalam I, maka f cekung ke atas pada I.
Jika f”(x) < 0 untuk semua x dalam I, maka f cekung ke bawah pada I.
Titik balik
Andaikan f kontinue di c, kita sebut (c.f(c)) suatu titik balik dari grafik f jika f cekung keatas
pada satu sisi dan cekung ke bawah pada sisi lainnya dari c.
Definisi
f(c) adalah suatu nilai maksimum lokal dari f jika terdapat sebuah interval (a,b) yang
berisi c sehingga f(c) adalah nilai maksimum dari f pada (a,b) simbol gabungan S;
f(c) adalah suatu nilai minimum lokal dari f jika terdapat sebuah interval (a,b) yang
berisi c sehingga f(c) adalah nilai minimum dari f pada (a,b) simbol gabungan S;
f(c) adalah suatu nilai ekstrim lokal dari f jika kedua-duanya adalah sebuah nilai
maksimum lokal atau sebuah nilai minimum lokal.
Teorema A
Andaikan f kontinu pada selang buka (a,b) yang memuat titik kritis c.
Jika f’(x) > 0 untuk semua x dalam (a,c) dan f’(x) < 0 untuk semua x dalam (c,b),
maka f(c) adalah nilai maksimum lokal.
Jika f’(x) < 0 untuk semua x dalam (a,c) dan f’(x) > 0 untuk semua x dalam (c,b),
maka f(c) adalah nilai minimum lokal.
Jika f(x) bertanda sama pada kedua pihak c, maka f(c) bukan nilai ekstrim lokal f.
Bukti (i)
Karena f’(x) > 0 untuk semua x dalam (a,c), maka menurut teorema kemonotonan f naik pada
(a,c].
Karena f’(x) < 0 untuk semua x dalam (c,b), maka f turun pada [c,b). Jadi f’(x) < f’(c) untuk
semua x dalam (a,b), kecuali tentu saja di x = c. Kita menyimpulkan bahwa f(c) adalah
maksimum lokal. Demikian juga untuk bukti (ii) dan (iii).
Teorema B
Definisi :
Andaikan f terdefinisi pada selang I (terbuka, tertutup atau tak satupun). Kita katakan bahwa :
i. f adalah naik pada I jika untuk setiap pasang bilangan x1 dan x2 dalam I, x1 < x2 →
f(x1) < f(x2)
ii. f adalah turun pada I jika untuk setiap pasang bilangan x1 dan x2 dalam I, x1 > x2 →
f(x1) > f(x2)
iii. f monoton murni pada I jika ia naik pada I atau turun pada I
Teorema A
i. Jika f’(x) > 0 untuk semua titik dalam x dari I, maka f naik pada I
ii. Jika f’(x) < 0 untuk semua titik dalam x dari I, maka f turun pada I
Ingat kembali bahwa turunan pertama f’(x) memberi kita kemiringan dari garis
singgung f dititik x, kemudian jika f’(x) > 0, garis singgung naik ke kanan, serupa, jika f’(x) <
0, garis singgung jatuh ke kanan. (Gambar A)
Turunan Kedua dan Kecekungan
Sebuah fungsi mungkin naik dan tetap mempunyai grafik yang sangat bergoyang (Gambar
B), maka kita perlu mempelajari bagaimana garis singgung berliku saat kita bergerak
sepanjang grafik dari kiri ke kanan. Jika secara tetap berlawanan arah putaran jarum jam, kita
katakan bahwa grafik cekung ke atas, jika garis singgung berliku searah jarum jam, grafik
cekung ke bawah pada I.
Teorema B
(Teorema kecekungan). Andaikan f terdeferensial dua kali pada selang terbuka (a,b).
i. Jika f’’(x) > 0 ntuk semua x dalam (a,b) maka f cekung ke atas pada (a,b)
ii. Jika f’’(x) < 0 ntuk semua x dalam (a,b) maka f cekung ke bawah pada (a,b)
Titik Balik
Andaikan f kontinu di c, kita sebut (c,f(c)) suatu titik balik dari grafik f jika f cekung
ke atas pada satu sisi dan cekung ke bawah pada sisi lainnya dari c. grafik dalam Gambar C
menunjukkan sejumlah kemungkinan.
Gambar
soal :
Jika f(x) = x3 + 6x2 + 9x + 3 cari dimana f naik dan dimana turun?
Penyelesaian:
Mencari turunan f
f’(x) = 3x2 + 12x + 9= 3 (x2 + 4x + 3)= 3 (x+3)(X+1)
Kita perlu menentukan (x +3) (x +1) > 0 dan (x +3) (x + 1) < 0 terdapat titik pemisah -
3 dan -1, membagi sumbu x atas tiga selang ( -∞, -3), (-3, -1) dan (-1, ∞). Dengan memakai
titik uji -4, -2, 0 didapat f `(x) > 0 pada pertama dan akhir selang dan f `(x) < 0 pada selang
tengah.
Jadi, f naik pada (-∞, -3] dan [-1, ∞) dan turun pada [-3, -1]
Definisi :
Andaikan S, daerah asal f, memuat titik c. kita katakan bahwa :
i. f(c) nilai maksimum lokal f jika terdapat selang (a,b) yang memuat c sedemikian
sehingga f(c) adalah nilai maksimum f pada (a,b) ∩ S
ii. f(c) nilai minimum lokal f jika terdapat selang (a,b) yang memuat c sedemikian
sehingga f(c) adalah nilai minimum f pada (a,b) ∩ S
iii. f(c) nilai ekstrim lokal f jika ia berupa nilai maksimum lokal atau minimum lokal
Teorema titik kritis pada dasarnya berlaku sebagaimana dinyatakan dengan nilai ekstrim
diganti oleh nilai ekstrim lokal, bukti pada dasarnya sama. Jika turunan adalah positif pada
salah satu pihak dari titik kritis dan negative pada pihak lainnya, maka kita mempunyai
ekstrim lokal.
Teorema A
(Uji Turunan Pertama untuk Ekstrim Lokal). Andaikan f kontinu pada selang terbuka
(a,b) yang memuat titik kritis c.
i. Jika f’(x) > 0 untuk semua x dalam (a,c) dan f’(x) < 0 untuk semua x dalam (c,b),
maka f(c) adalah nilai maksimum lokal f
ii. Jika f’(x) < 0 untuk semua x dalam (a,c) dan f’(x) < 0 untuk semua x dalam (c,b),
maka f(c) adalah nilai minimum lokal f
iii. Jika f’(x) bertanda sama pada kedua pihak c, maka f(c) bukan nilai ekstrim lokal f.
Teorema B
(Uji Turunan Kedua untuk Ekstrim Lokal). Andaikan f’ dan f’’ ada pada setiap titik dalam
selang terbuka (a,b) yang memuat c, dan andaikan f’(c) = 0
soal :Cari (jika mungkin) nilai maksimum dan minimum dari f(x) = x3 – 3x2+4 pada ( -∞, ∞).
Penyelesaian :
f`(x) = 3x2 – 6x = x(3x – 6)
x=0 dan x= 2
f(2) = 0
f(0) = 4
5. Penerapan Ekonomik
Untuk memproduksikan dan memasarkan x satuan, ABC akan mempunyai biaya total
C(x). Ini biasanya jumlah dari biaya tetap ditambah biaya variable. Konsep dasar untuk
sebuah perusahaan adalah total laba P(x), yakni slisih antara pendapatan dan biaya.
Pada dasarnya suatu produksi akan berupa satuan-satuan diskrit. Jadi R(x), C(x) dan P(x)
pada umumnya didefinisikan hanya untuk x= 0,1,2,3,…..dan sebagai akibatnya, grafiknya
akan terdiri dari titik-titik diskrit. Agar kita dapat mempergunakan kalkulus, titik-titik
tersebut kita hubungkan satu sama lainsehingga membentuk kurva. Dengan demikian, R,C,
dan P dapat dianggap ebagai fungsi yang dapat dideferensialkan.
Pada saat x = 2000. ini disebut biaya marjinal. Kita mengenalnya sebagai dc/dx, turunn C
terhadap x. dengan demikian, kita definisikan harga marjinal sebagai dp/dx, pendapatan
marjinal dR/dx, dan keuntungan marjinal sebagai dP/dx.
soal :
Ini berarti bahwa rata-rata biaya tiap satuan adalah Rp. 8960 untuk memproduksi
400satuan yang pertama, untuk memproduksi satu satuan tambahan diatas 400 hanya
memerlukan biaya Rp. 1960.
Definisi:
(Limit bila x → ∞). Andaikan f terdefinisi pada [c,∞) untuk suatu bilangan c. kita katakan
bahwa Lim f(x) = L jika untuk masing-masing ε >0, terdapat bilangan M yang x→∞
berpadanan sedemikian sehingga
Definisi:
(Limit bila x → -∞). Andaikan f terdefinisi pada ( -∞, c] untuk suatu bilangan c. kita katakan
bahwa Lim f(x) = L jika untuk masing-masing ε >0, terdapat bilangan M yang x→ -∞
(Limit-limit tak- terhingga). Kita katakan bahwa Lim f(x) = ∞ jika untuk tiap bilangan
x→c+ positif M, berpadanan suatu δ>0 demikian sehingga 0 < x – c < δ→ f(x) > M
FUNGSI RASIONAL. Fungsi rasional, merupakan hasil bagi dua fungsi polinom,
lebih rumit untuk digrafikkan disbanding polinom. Khususnya kita dapat mengharapkan
perilaku yang dramatis dimanapun penyebut nol.
soal :
Sketsakan grafik f(x) = (2x5 – 30x3)/108
penyelesaian :
karena f(-x) = -f(x), f adalah fungsi ganjil, oleh karena itu grafiknya simetri terhadap titik
asal. Dengan menetapkan f(x) = 0 berarti {2x5 – 30x3}/108 = 0 dan x3(2x2 – 30)/108 = 0
kita temukan perpotongan sumbu x adalah 0 dan 15 3,85 Kemudian kita
deferensialkan f’(x) = (10x4 – 90x2)/108 = {10x2 (x2-9)}/108
GAMBAR 1 dan 2
Teorema A
(Teorema Nilai rata-rata untuk Turunan). Jika f kontinu pada selang tertutup [a,b] dan
terdeferensial pada titik-titik dalam dari (a,b), maka terdapat paling sedikit satu bilangan c
dalam (a,b) dimana
f(b) – f(a) / b – a = f’(c) atau secara setara, dimana f(b) – f(a) = f’(c) (b-a)
Teorema B
Jika F’(x) = G’(x) untuk semua –x dalam (a,b), maka terdapat konstanta C sedemikian
sehingga F(x) = G(x) + C
Untuk semua x dalam (a,b)
soal:
Cari bilangan c yang dijamin oleh teorema Nilai rata-rata untuk f(x) = x2 – 3 pada [1,3]
penyelesaian :
f’(x) = 2x dan {f(3) – f(1)}/ 3 – 1 = {6 – (-2)}/2 = 8/2 = 4, mjadi kita harus menyelesaikan 2C
= 4 maka C = 2
SUB-TANGEN).
3. LAJU PERUBAHAN
Kalkulus (Bahasa Latin: calculus, artinya "batu kecil", untuk menghitung) adalah
cabang ilmu matematika yang mencakup limit, turunan, integral, dan deret takterhingga.
Kalkulus adalah ilmu mengenai perubahan, sebagaimana geometri adalah ilmu mengenai
bentuk dan aljabar adalah ilmu mengenai pengerjaan untuk memecahkan persamaan serta
aplikasinya. Kalkulus memiliki aplikasi yang luas dalam bidang-bidang sains, ekonomi, dan
teknik; serta dapat memecahkan berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan
aljabar elementer.
Kalkulus memiliki dua cabang utama, kalkulus diferensial dan kalkulus integral yang
saling berhubungan melalui teorema dasar kalkulus. Pelajaran kalkulus adalah pintu gerbang
menuju pelajaran matematika lainnya yang lebih tinggi, yang khusus mempelajari fungsi dan
limit, yang secara umum dinamakan analisis matematika.
DAFTAR PUSTAKA
http://nengintanmsari.wordpress.com/2009/03/15/penggunaan-turunan/ (diakses
tanggal 22 April 2012)