CTH 3
CTH 3
CTH 3
BAB I
PENDAHULUAN
Mioma uteri merupakan suatu pertumbuhan jinak dari sel-sel otot polos rahim.
Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga
Mioma banyak menimbulkan gangguan tapi ada juga yang tidak menimbulkan keluhan
dan bahkan akan mengecil pada usia menopause. Tetapi beberapa mioma akan menimbulkan
gejala nyeri, gejala penekanan pada organ visera yang lain, perdarahan dan anemia atau
Sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dimana prevalensi mioma uteri
meningkat lebih dari 70 % dengan pemeriksaan patologi anatomi uterus, membuktikan banyak
wanita yang menderita mioma uteri asimptomatik. Gejala mioma uteri secara medis dan sosial
disfungsi reproduksi3.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos,
jaringan fibroid dan kolagen. Beberapa istilah untuk mioma uteri antara lain fibromioma,
Mioma uteri terdiri dari serabut-serabut otot polos yang diselingi dengan untaian jaringan
ikat, dikelilingi kapsul yang tipis.Tumor ini dapat berasal dari setiap bagian duktus Muller, tetapi
paling sering terjadi pada miometrium. Disini beberapa tumor dapat timbul secara
serentak.Ukuran tumor dapat bervariasi dari sebesar kacang polong sampai sebesar bola kaki.
B. Epidemiologi
sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Mioma uteri belom
pernah dilaporkan terjadi sebelum menarke, sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10%
mioma yang masih bertumbuh. Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20% - 30% dari seluruh
wanita. Di Indonesia mioma uteri ditemukan pada 2,39% - 11,7% pada semua penderita
Prevalensi tertinggi untuk terkena mioma adalah pada decade ke lima dalam hidup
seorang wanita yang mana kejadiannya adalah 1 dari 4 wanita ras Caucasian dan 1 dari 2 wanita
ras kulit hitam. Leiomyoma uteri secara klinis dikatakan muncul pada 25-50% wanita walaupun
3
pada satu studi dengan pemeriksaan patologis yang teliti menyatakan bahwa angka prevalensi
Insiden pada wanita berkisar sekitar 20% - 25% tetapi dalam studi-studi penelitian
Tumor jinak ini sering didapatkan pada 20% - 25% pada wanita usia subur. Myoma tidak
dapat dideteksi sebelum pubertas dan bersifat hormonal responsive yang mana akan membesar
pada usia subur saja. Myoma ini bisa muncul tunggal tetapi lebih sering ganda. Ukurannya sering
kurang dari 15 cm tetapi pada kasus – kasus tertentu bias mencapai berat 45 kg4.
C. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan
penyakit multifaktorial. Dipercaya bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang
dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai
abnormalitas kromosom lengan 12q13-15. Ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor
1) Umur
Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada
wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejala klinis antara
35–45 tahun.
4
2) Paritas
Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif infertil, tetapi sampai saat ini
belum diketahui apakah infertil menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang
Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadiaan mioma uteri
tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat
4) Fungsi ovarium
Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma, dimana
mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi
setelah menopause.
D. Patofisiologi
Mioma merupakan monoclonal dengan tiap tumor merupakan hasil dari penggandaan
satu sel otot. Etiologi yang diajukan termasuk di dalamnya perkembangan dari sel otot uterus
atau arteri pada uterus, dari transformasi metaplastik sel jaringan ikat, dan dari sel-sel embrionik
sisa yang persisten. Penelitian terbaru telah mengidentifikasi sejumlah kecil gen yang mengalami
mutasi pada jaringan ikat tapi tidak pada sel miometrial normal. Penelitian menunjukkan bahwa
pada 40% penderita ditemukan aberasi kromosom yaitu t(12;14)(q15;q24). Meyer dan De Snoo
mengajukan teori Cell Nest atau teori genioblast. Percobaan Lipschultz yang memberikan
estrogen kepada kelinci percobaan ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada
permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah
5
dengan pemberian preparat progesteron atau testosteron. Pemberian agonis GnRH dalam waktu
lama sehingga terjadi hipoestrogenik dapat mengurangi ukuran mioma. Efek estrogen pada
pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon mediasi oleh estrogen terhadap
reseptor dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron,
faktor pertumbuhan epidermal dan insulin like growth factor 1 yang distimulasi oleh estrogen.
Anderson dkk, telah mendemonstrasikan munculnya gen yang distimulasi oleh estrogen lebih
banyak pada mioma daripada miometrium normal dan mungkin penting pada perkembangan
mioma. Namun bukti-bukti masih kurang meyakinkan karena tumor ini tidak mengalami regresi
yang bermakna setelah menopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada itu tumor ini
kadang-kadang berkembang setelah menopause bahkan setelah ooforektomi bilateral pada usia
dini.
E. Histopatogenesis
Mioma memiliki reseptor estrogen yang lebih banyak dibanding miometrium normal.
Menurut letaknya, mioma terdiri dari mioma submukosa, intramural, dan subserosum. Mioma
uteri lebih sering ditemukan pada nullipara, faktor keturunan juga berperan. Mioma uteri terdiri
dari otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul. Perubahan
sekuder pada mioma uteri sebagian besar bersifat degenerative karena berkurangnya aliran darah
ke mioma uteri. Perubahan sekunder meliputi atrofi, degenerasi hialin, degenerasi kistik,
Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka mioma uteri
1. Mioma Submukosa
Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Jenis ini dijumpai
6,1% dari seluruh kasus mioma. Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan perdarahan.
Mioma jenis lain meskipun besar mungkin belum memberikan keluhan perdarahan, tetapi mioma
Mioma submukosa umumnya dapat diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya
benjolan waktu kuret, dikenal sebagai currete bump dan dengan pemeriksaan histeroskopi dapat
Tumor jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada mioma submukosa pedinkulata.
Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis mioma submukosa yang mempunyai tangkai. Tumor
ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina, dikenal dengan namamioma geburt atau mioma
yang dilahirkan, yang mudah mengalami infeksi, ulserasi dan infark. Pada beberapa kasus,
2. Mioma Intramural
jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuk simpai yang mengelilingi tumor. Bila di
dalam dinding rahim dijumpai banyak mioma, maka uterus akan mempunyai bentuk yang
berbenjol-benjol dengan konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada dinding depan uterus,
dalam pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung kemih ke atas, sehingga dapat
3. Mioma Subserosa
Apabila mioma tumbuh keluar dari dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan
uterus dan diliputi oleh serosa.Mioma subserosa dapat tumbuh di antara kedua lapisan
4. Mioma Intraligamenter
Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligamentum
atau omentum kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut wondering parasitis
fibroid. Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus.Mioma pada servik
dapat menonjol ke dalam satu saluran servik sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan
sabit.
Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari bekas otot polos dan
jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan (whorie like pattern) dengan pseudokapsul yang
G. Gejala klinis
Tanda dan gejala dari mioma uteri hanya terjadi pada 35% - 50% pasien. Gejala yang
disebabkan oleh mioma uteri tergantung pada lokasi, ukuran dan jumlah mioma. Gejala dan
Perdarahan uterus yang abnormal merupakan gejala klinis yang paling sering terjadi dan
paling penting.Gejala ini terjadi pada 30% pasien dengan mioma uteri. Wanita dengan
mioma uteri mungkin akan mengalami siklus perdarahan haid yang teratur dan tidak
teratur. Menorrhagia dan atau metrorrhagia sering terjadi pada penderita mioma
2. Nyeri panggul
Mioma uteri dapat minimbulkan nyeri panggul yang disebabkan oleh karena degenerasi
akibat oklusi vaskuler, infeksi, torsi dari mioma yang bertangkai maupun akibat kontraksi
rongga pelvik dan menekan bagian tulang pelvik yang dapat menekan saraf sehingga
menyebabkan rasa nyeri yang menyebar ke bagian punggung dan ekstremitas posterior2.
3. Penekanan
Pada mioma uteri yang besar dapat menimbulkan penekanan terhadap organ
maupun dyspareunia.Tumor yang besar juga dapat menekan pembuluh darah vena pada
posterior2.
9
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan parsintertisialis
distorsi rongga uterus. Rubin (1958) menyatakan bahwa apabilapenyebab lain infertilitas
H. Diagnosis
Anamnesis
Dalam anamnesis dicari keluhan utama serta gejala klinis mioma lainnya, factorresiko
Pemeriksaan fisik
Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin uterus Pemeriksaan
status lokalis dengan palpasi abdomen.Mioma uteri dapat diduga dengan pemeriksaan luar
sebagai tumor yang keras, bentuk yang tidak teratur, gerakan bebas,tidak sakit.
Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
Akibat yang terjadi pada mioma uteri adalah anemia akibat perdarahanuterus yang berlebihan
dan kekurangan zat besi. Pemeriksaaan laboratoriumyang perlu dilakukan adalah Darah
Lengkap (DL) terutama untuk mencari kadarHb. Pemeriksaaan lab lain disesuaikan dengan
keluhan pasien.
10
b) Imaging
- Pemeriksaaan dengan USG akan didapat massa padat dan homogen padauterus. Mioma
uteri berukuran besar terlihat sebagai massa pada abdomenbawah dan pelvis dan kadang
- Histerosalfingografi digunakan untuk mendeteksi mioma uteri yang tumbuh ke arah kavum
- MRI lebih akurat untuk menentukan lokasi, ukuran, jumlah mioma uteri namun biaya
I. Penatalaksanaan
GnRH agonis bertujuan untuk mengurangi ukuran mioma dengan jalan mengurangi
ukuran mioma dengan jalan mengurangi produksi estrogen dari ovarium.Dari suatu
penelitian multisenter didapati data pada pemberian GnRH agonis selama 6 bulan pada
pasien dengan mioma uteri didapati adanya pengurangan volume mioma sebesar
44%.Efek maksimal pemberian GnRH agonis baru terlihat setelah 3 bulan.Pada 3 bulan
pada tumor sehingga akan memudahkan tindakan pembedahan. Terapi hormonal lainnya
11
seperti kontrasepsi oral dan preparat estrogen akan mengurangi gejala perdarahan
2. Terapi pembedahan
Terapi pembedahan pada mioma uteri dilakukan terhadap mioma yang menimbulkan
American Society for Reproductive Medicine (ASRM) indikasi pembedahan pada pasien
4. Infertilitas karena gangguan pada cavum uteri maupun karena aklusi tuba.
a. Miomektomi
fungsi reproduksinya dan tidak ingin dilakukan histerektomi.Dewasa ini ada beberapa
pilihan tindakan untuk melakukan miomektomi, berdasarkan ukuran dan lokasi dari
lebih luas sehingga penanganan terhadap perdarahan yang mungkin timbul pada
factor fertilitas pada pasien. Disamping itu masa penyembuhan paska operasi juga
submukosum yang terletak pada kavum uteri.Pada prosedur pembedahan ini ahli
bedah memasukkan alat histeroskop melalui servik dan mengisi kavum uteri dengan
cairan untuk memperluas dinding uterus.Alat bedah dimasukkan melalui lubang yang
terdapat pada histeroskop untuk mengangkat mioma submukosum yang terdapat pada
hari).Komplikasi operasi yang serius jarang terjadi namun dapat timbul perlukaan
laparoskopi.Mioma yang bertangkai diluar kavum uteri dan mioma subserosum yang
adalah masa penyembuhan paska operasi yang lebih cepat antara 2-7 hari.
trauma terhadap organ sekitar seperti usus, ovarium, rectum serta perdarahan.Sampai
13
saat ini miomektomi dengan laparoskopi merupakan prosedur standar bagi wanita
b. Histerektomi
cara yaitu dengan pendekatan abdominal (laparotomy), vaginal dan pada beberapa
kasus secara laparoskopi. Tindakan histerektomi pada mioma uteri sebesar 30% dari
seluruh kasus. Tindakan histerektomi pada pasien dengan mioma uteri merupakan
lebih besar seperti perdarahan yang banyak, trauma operasi pada ureter, kandung
kemih, rectum.
Pada TAH, jaringan granulasi yang timbul pada tungkul vagina dapat
menjadi sumber timbulnya secret vagina dan perdarahan paska operasi dimana
tindakan operasi tidak melalui insisi pada abdomen. Secara umum histerektomi
peritoneum yang dibuka sangat minimal sehingga trauma yang mungkin timbul pada
usu dapat diminimalisasi. Oleh karena pendekatan operasi tidak melalui dinding
abdomen, maka pada histerektomi vaginal tidak terlihat parut bekas operasi sehingga
14
memuaskan pasien dari segi kosmetik.Masa penyembuhan pada pasien ini lebih cepat
BAB III
KESIMPULAN
1. Mioma uteri adalah suatu tumor jinak yang tumbuh dalam otot uterus danjaringan ikat
sekitarnya
2. Beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu
Umur
Paritas
Fungsi ovarium
3. Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka mioma uteri dibagi 4
Mioma submukosa
Mioma intramural
Mioma subserosa
Mioma intraligamenter
Perdarahan abnormal
Nyeri panggul
Penekanan
DAFTAR PUSTAKA
1) Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC, 2005.
2) Derek liewollyn & Jones. Dasar–dasar Obstetri & Ginekologi. Jakarta : Hipokrates, 2002
3) Norwitz, Errol. Et al. 2007. At a Glance: Obstetri & Ginekologi Edisi Kedua. Erlangga
4) Prawiroharjo, S., mioma uteri. Dalam: Wiknjosastro, Saifuddin AB., eds. Ilmu Kebidanan