Anda di halaman 1dari 27

9.

PERSIAPAN PASIEN DAN SIGN IN


a. Dilakukan timbang terima dengan perawat ruangan. Memastikanidentitas
pasein meliputi:nama lengkaap, tanggal lahir, No.RM, jenis kelamain,
alamat, memastikan lembar informed cosent sudah terisi, memastikan
diagnosa medis dan tidakan operasi yang akan dilakukan.
b. Klien dipersilahkan mengganti baju.
c. Memeriksa riwayat kesehatan, riwayat alergi, riwayat penyakit menular,
TTV, dan cek marking area
d. Memeriksa pengobatan yang telah diberikan sebelum pasien masuk
ruang operasi: klien tidak mendapat pengobatan sebelum operasi
e. Memeriksa kesulitan menjaga jalan nafas dan resiko aspirasi: klien tidak
beresiko aspirasi
f. Memeriksa resiko kehilangan darah: perdarahan minimal ±1cc
g. Klien diantar di kamar operasi, diposisikan supinasi dengan diberi bantal
serta underpad di bawah kepala dan diberikan selimut agar menghindari
hipotermia selama operasi berlangsung
h. Klien diberikan obat tetes mata pantocain 2% sebanyak 2 tetes untuk
ananstesi lokal mata
i. Klien dipersilahkan menutup mata untuk dilakukan skin preparation.

10. TIME OUT (DILAKUKAN SEBELUM OPERATOR MELAKUKAN


INSISI)
1) Mengkonfirmasi semua anggota tim operasi: operator, asisten operator,
scrub nurse, circular nurse
2) Mengkonfirmasi identitas pasien, prosedur dan lapangan operasi
3) Mengkonfirmasi antibiotik profilaksis yang diberikan: tidak perlu
diberikan
4) Mengkonfirmasi anitisipasi keadaan kritis atau langkah kritis: tidak ada
langkah kritis/khusus

45
5) Mengkonfirmasi antisipasi kehilangan darah: perdarahan minimal ±1cc,
tidak perlu persediaan darah
6) Mengkonfirmasi kepada anastesi mengenai keadaan khusus pada pasien:
tidak ada kondisi khusus pada pasien. Pasien ASA 1
7) Mengkonfirmasi apakah peralatan sudah steril sesuai indikatot: indikator
berubah warna hitam
8) Mengkonfirmasi ada tidaknya masalah pada peralatan: tidak ada
9) Mengkonfirmasi foto penting yang ditamplkan: tidak ada
10) Mengkonfirmasi jumlah kasa yang disiapkan 10 lembar jumlah
instrumen yang disiapkan 12 buah
11) Mempersilahkan operator memimpin doa
11. OPERATING DAN INSTRUMEN TEKNIK
No Operating Instrumen Keterangan

1. Skin preparation Bowl - Kapas lidi 2


- Povidone iodine 10%

- Instrumen membersihkan mata


menggunakan kapas lidi dengan cara
circumstance (melingkar) dari arah
dalam mata ke luar sebanyak 2 kali.

2. Drapping 2 buah doek steril - Pemberian 1 kasa di temporal kasa


tidak dibuka
Doek lubang
- Pemberian 1 kasa di atas alis dibuka
panjang
- 2 doek kecil (diletakkan di dada dan
di kaki)
- Doek lubang diletakkan di atas mata
sebelumnya diberi cangkang doek

46
berbentuk prisma segitiga

3. Pemasangan ESP bipolar 3,5 - ESP bipolar dihubungan pada mesin


assesoris watt ESU
- Tranfusi set dihubungakn dengan
Transfusi set
larutan RL
Simku (IA) - Simku diisi dengan spuit 5 cc berisi
RL kemudian dihubungkan dengan
Mikroskop
ujung transfusi set
aksesoris
- Mikroskop didekatkan di atas kepala
pasien
- Sisa povidoene iodine skin
perparation dibersihan dengan kasa

4. Membuka Spreader -
palpebras
superior dan
inferior (kelopak
mata)

5. Antisepsis bola -Spuit 5 cc berisi - Bola mata dibersihkan dengan


mata RL:povidone povidone iodine 10%, kemudian
iodine 10% dibilas dengan RL
2cc:2cc jarum
tumpul besar

-Spuit 5 cc berisi
RL jarum tumpul
besar

47
6. Membuat Congjungtiva Sayatan kecil di konjungtiva untuk
sayatan kecil scissor anantesi subtenon
untuk ananstesi
Colibri forcep
subtenon

7. Anastesi Spuit 1 cc berisi -


subtenon Lidocain 1cc
dengan jarum
tumpul besar

8. Peritomi Conjungtiva Membuat peritomi, konjungtiva


konjungtiva scissor dipisahkan dari sklera

Colibri forcep

9. Koagulasi Kapas mata diberi Memelihara perdarahan


RL, dipipihkan

ESP bipolar 3,5


watt

10. Groving Pinset kolibri - Tangan kiri operator membebaskan


konjungtiva dengan pinset colibri
Spilt knife
- Tangan kanan operator menggunakan
spilt knife membuat sayatan sepanjang
0,8mm

11. Tanelisasi/ Ceresen - Tangan kiri operator memegang colibri

membuat Colibri forceps - Tangan kanan operator memengang


terowongan ceresen membuat tanel tidak sampai
lamiler ke bilik mata depan
48
jaringan

12. Membuat second Ceratum - Tangan kiri operator memegang colibri


port
Colibri forceps - Tangan kanan operator memengang
ceratum membuat second port hingga
tembus ke bilik mata depan (BMD)
sampai menembus aquous humor pada
jam 10

13. Mewarnai kapul Tripan blue Operator mewarnai kapsul dengan


olphtalmic medeblu, ditunggu hingga 30 detik,
solution 0,2cc kemudian dibias dengan RL
dalam spuit 1cc
jarum tumpul
kecil

Spuit 5cc berisi


RL jarum tumpul
kecil

14. Membuat BMD Sodium operator measukkan Sodium


hyaluronate hyaluronateuntuk membentuk BMD agar
jarum tumpul melindungi endotel mata
kecil

15. Kapsulotomi Jarum Operator menggunakan jarum


kapsulotomi spuit kaspulotomi untuk melepaskan kapsul,
1cc, needle holder kemudian setelah kapsul terlepas, sisa
makro kapsulnya dapat diambil menggunakan
killman forcep, operator juga
Killman forcep
menggunakan ultrata saat susah dalam

49
Ultrata menggunakan jarum kapsulotomi

16. Membuat main Ceratum - Tangan kiri operator memegang colibri


port
Colibri forceps - Tangan kanan operator memengang
ceratum membuat main port pada jam
12

17. Hidrodiseksi Sodium Dilakuakn hidrodiseksi (membuat oedem


hyaluronate pada arah jam 3,6,9

RL dalam spuit
1cc jarum tumpul
lecil

18. Luksir Nukleus Sodium - Sodium hyaluronate diberikan


(menggerakkan hyaluronate sebelum dilakukan luksir
nukleus dari
Sinski - Tangan kiri memegang colibri forceps
BMD)
Colibri forceps - Tangan kanan operator memegang
sinski untuk melakukan luksir nukleus
ceresen
hingga sampai di atasnya iris

- Tangan kanan operator memegang


ceresen digunakan untuk melebarkan
main port sampai selebar nukleusnya
(antara jam 10-2)

19. Mengeluarkan Sodium - Operator mamasukkan Sodium


nukleus hyaluronate hyaluronate diatas dan dibawah
nukleus
Jarum vektis yang
disambungkan - Operatur emngeluarkan nukleus
pada spit 5cc dnegan jarum vetis pasien diminta
50
berisi RL melihat ke bawah (arah kaki)

20. Irigasi Aspirasi IA/Simku yang Dilakukan irigasi aspirasi untuk


(IA) terhubung dengan mengeluarkan sisa korteks
infus RL

21. Memasukkan Sodium - Masukkan Sodium hyaluronate


IOL hyaluronate terlebih dahulu

Lensa IOL 22 D - Dengan killman forcep IOL dibasahi


dengan RL terlebih dahulu kemudian
Colibri forceps
diberikan ke operator
Killman forceps
- Operator menerima IOL dengan
colibri forcep

22. Memasukkan Sinski Haptik ekor IOL dengan memutar dari


ekor IOL jam 1 ke arah jam 6, kemudian
Colibri forceps
dimasukkan

Tangan kanan operator menggunakan


sinski

Tangan kiri menggunakan colibri forceps

23. Mengecilkan Carbachol USP Carbachol USP 0,01% diberikan untuk


pupil 0,01% 0,3cc mengecilkan pupil
dalam spuit 1 cc
jarum tumpul
kecil

24. Hecting Needle holder - Operator melakukan hecting pada


mikro centre conjngtiva (jam 12)
51
Benang - Tangan kanan needle holder dan
Atraumatik benang atraumatik monofilamen non
monofilamen absorbable 10-0
nonabsorbable
- Tangan kiri colibri forceps
10-0
- Setelah benang masuk, ikat benang.
Colibri forcep
Tangan kanan oeperator diberi tying
Straight tying bengkok tangan kiri memengang
forceps tying lurus

Angeled tying - Setelah terikat, potong benang.


forceps Tangan kanan operator memengang
conjngtiva scissor, tagan kiri
Conjungtiva
memegang colibri forceps
scissor

25. IA Simku yang Dilakukan irigasi aspirasi lagi untuk


terhubung dengan meembersihakn sisa-sisa
infus RL

26. Hidrasi kornea Rl dalam spuit RL diberikan hingga kornea tampak putih
5cc jarum tumpul (dioedemkan)
kecil

27. Sudle test Usapkan kapas - Usapkan pada jam 10 dan jam 12 untuk
pipih yang memerika apakah terjadi kebocoran
terlebih dahulu
- Bilas dengan RL
dicelupkan pada
povidoen iodine
10%

Spit 5 cc berisi
RL jarum tumpul
52
besar

28. Injeksi Cortison 0,5cc +


dexamethasone
0,5cc dalam spuit
1cc jarum tajam

29. Oleskan salep Salep tropical Lepaskan spreader


gentamisin 0,3% gentamicin 0,3%
Diberikan salep di bola mata, pasien
dianjurkan menutup mata

30. Membersihkan Kasa basah Daerah kelopak mata dan sekitar mata
daerah kelopak dibersihkan dari povidon iodine dengan
Kasa kering
mata dan sekitar kasa basah dan kasa kering
mata

31. Wound 3 buah kasa 1 kasa ditekuk kemudian diberi hipavix


dressing/tutup di tengah
mata
2 kasa ditumpuk kemudian diberi hipafix
di pinggir kasa

12. SIGN OUT (DILAKUKAN SEBELUM MENUTUP JARINGAN)

1) Mengkonfirmasi nama prosedur: prosedur Small Incision Cataract


Surgery (SICS) + IOL

2) Mengkonfirmasi jumlah instrumen dan bahan habis pakai: instrumen 12,

3) Mengkonfirmasi jumlah kasa yang dipakai dan sisa kasa: kasa yang
digunakan 8, sisa 2

4) Melakukan labeling speciment jika ada: tidak ada speciment yang dieriksa

53
5) Mengkonfirmasi aada tidaknya permasalahakan pada peralatan: tidak ada
permaslaahan pada peralatan

6) Mengkonfirmasi hal penting untuk plih sadar dan perawaatan pasien


selanjutnya: tidak ada hal penting pada perawatan pasien

13. TRANSFER DAN TIMBANG TERIMA

Perawat memindah pasien dari ruang operasi ke ruang post op kemudian


melakukan timbang terima dengan perawat ruangan.

14. DEKONTAMINASI INSTRUMEN

Setelah operasi selesai, rapikan peralatan, rendam instrumen pada wadah


berisi cairan enzimatik dan air dengan perbandingan 5cc cairan enzimatik: 1liter
air. Lalu dibersihkan, diblias dengan air mengalir, dikeringkan, dikemas ulang
kemudian set instrumen dikirim ke CSSD untuk dilakukan proses streilisasi
selanjutnya.

a. Analisa Data
No Tanggal/jam Data Masalah Etiologi
1. 12 Maret DS: Resiko Prosedur
2018/ 09.00 - infeksi invasif
WIB DO:
- Mata klien dilakukan incisi
sepanjang 0,8mm, terdapat
luka insisi main port dan
second oprt

54
2 12 Maret DS: klien mengatakan matanya Resiko Terpaparnya
2018/ 09.00 panas injuri bola mata,
WIB kornea reflek berkedip
<5 kali per
DO: menit
Bola mata kanan klien terppar
selama proses operasi
Mata kanan klien tidak dapat
berkedip selama operasi karena
menggunakan spreader

b. Diagnosa keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
2. Resiko injuri kornea berhubungan dengan terpaparnya bola mata,
reflek berkedip <5 kali per menit

55
c. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Perencanaan Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
1. Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Lapangan operasi, NIC:
berhubungan tindakan selama 45 instrument dan tim 1. Infection control:Intraoperative
dengan tindakan menit diharapkan operasi 2. Wound care
invasif tidak terjadi infeksi. menggunakan 1. Pastikan instrumen dan bahan habis pakai yang
Tindakan teknik aseptic steril dalam keadaan tetap steril
pembedahan 2. Infeksi terkontrol 2. Lakukan tehnik cuci tangan bedah sesuai prosedur
dengan tehnik dengan antibiotik 3. Pakai gaun operasi sesuai protap dan sarung
aseptic untuk tangan sesuai dengan teknik closed gloving
meminimalkan 4. Pertahankan teknik aseptic selama operasi
kemungkinan berlangsung
terjadinya infeksi 5. Batasi personil kedalam kamar operasi
selama pasien 6. Kolaborasi pemberian antibiotic: gentamicin
menjalani proses tropical
pembedahan. 7. Tutup luka menggunakan kasa kering dan fiksasi

56
NOC: menggunakan plester
1. Risk control
2. Resiko injuri Setelah dilakukan 1. bola mata lembab NIC
kornea tindakan selama 45 (tidak kering dan 1. Pencegahan Mata kering
berhubungan menit diharapkan kemerahan) 1. Monitor tanda gejala mata kering (kemerahan,
dengan resiko injuri kornea terasa terbakar/panas)
terpaparnya bola tidak terjadi 2. Monitor refleks kedipan
mata, reflek NOC: 3. Monitor banyaknya air mata yang keluar
berkedip <5 kali 1. Konrol resiko 4. Berikan hidrasi yang tepat: RL untuk hidrasi
per menit mata kering kornea mata

57
d. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No Tanggal/jam Intervensi Evaluasi
1. 12 Maret 2018/ 1. Memastikan instrumen dan bahan habis pakai yang steril 12 Maret 2018/ 09.40
09.00- 09.40 dalam keadaan tetap steril, menyapkan meja doek dengan Subjektif:
WIB mepertahankan konsep steril -
2. Membantu instrumen melakukan tehnik cuci tangan bedah Objektif:
sesuai prosedur Memastikan intrumen dan bahan habis
3. Membantu memakaikan gaun operasi sesuai protap pakai yang steril tetap steril
4. Mempertahankan teknik aseptic selama operasi Membantu saat scrubing,gowning
berlangsung Mempertahankan teknik aseptik
5. Membatasi personil kedalam kamar operasi selama operasi berlangsung
6. Melakukan kolaborasi pemberian antibiotic tropical: salep Jumlah personil dalam ruang operasi:
gentamicin 7 orang
7. Menutup luka menggunakan kasa kering dan fiksasi Mata klien telah diberi salep
menggunakan plester gentamicin dan ditutup menggunakan
kasa
Analisa:

58
Masalah resiko infeksi tidak terjadi

Perencanaan:
Hentikan intervensi
2. 09.00- 09.40 1. Memonitor tanda gejala mata kering (kemerahan, terasa Subjektif:
terbakar/panas) Klien mengatakan matanya tidak lagi
2. Memonitor refleks kedipan terasa panas
3. Memonitor banyaknya air mata yang keluar Objektif: klien menggunakan spreader
4. Memberikan hidrasi yang tepat: RL untuk irigasi kornea selama operasi sehingga mata klien
mata tidak dapat berkedip.
Kornea mata klien diirigasi dengan
laurutan RL secara berkala
Kornea tidak mengalami kemerahan
atau kering
Air mata klien yang keluar sedikit
Analisa: resiko injuri kornea tidak
terjadi

59
Perencanaan: hentikan intervensi

60
3.3 Asuhan Keperawatan Post-Operatif
b. Analisa Data
No Tanggal/jam Data Masalah Etiologi
1. 12 Maret DS: Nyeri akut Agen cidera
2018/ 09.45 Klien mengatakan mata yang fisik (tindakan
WIB telah dioperasi terasa nyeri operasi)
DO:
TTV post op: 120/80 mmHg,
HR 95x/menit, RR
21x/menit, S: 360C), skala
nyeri: 3 (NRS)
2 12 Maret DS: Kurang Kurang
2018/ 09.45 Klien mengatakan atidak tahu pengetahuan informasi
WIB apa yang harus dilakukan terkait
setelah operasi perawatan post
Klien mengatakan tidak tahu operasi katarak
cara perawatan setelah
operasi katarak

DO:
-

b. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (tindakan operasi)
ditandai dengan
DS:
Klien mengatakan mata yang telah dioperasi terasa nyeri

DO:
61
TTV post op: 120/80 mmHg, HR 95x/menit, RR 21x/menit, S: 360C),
skala nyeri: 3 (NRS)

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi terkait


perawatan post operasi katarak ditandai dengan:
DS:
Klien mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah operasi
Klien mengatakan tidak tahu cara perawatan setelah operasi katarak

62
c. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Perencanaan Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Menyatakan nyeri NIC:
berhubungan tindakan berkurang 1. Pain amangement
dengan agen keperawatan selama 2. Skala nyeri 2. Relaxation therapy
cidera fisik pasien di ruang post menurun 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
(tindakan operasi) operasi selama 10 3. Mampu termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
menit, nyeri pasien menggunakan terapi kualitas dan faktor presipitasi
dapat berkurang relaksasi untuk 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
dengan kriteria mengurangi nyeri 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
hasil mengetahui pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan teknik relaksais nafas dalam untuk
NOC:
mengurangi rasa nyeri
1. Pain Level
2. Pain control
3. Comfort level

63
3. Kurang Setelah dilakukan 1. Klien mampu NIC
pengetahuan tindakan selama 15 menyebutkan 1. Pengajaran perawatan
berhubungan menit diharapkan konsep penyakit 2. Manajemen nutrisi
dengan Kurang pengetahuan klien katarak secara 1. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang konsep
informasi terkait meningkat sederhana penyakit secara sederhana
perawatan post NOC: 2. Klien mampu 2. Kaji latar belakang pendidikan klien
operasi katarak 1. Pengetahuan menjelaskan 3. Kaji motivasi klien dalam kesembuhan penyakitnya
prosedur perawatan pasca 4. Kaji dukungan keluarga terhadap kesembuhan
perawatan operasi di rumah, penyakit klien
2. Pengetahuan hal-hal yang perlu 5. Berikan pendidikan kesehatan terkait perawatan
aktivitas yang diperhatikan setelah pasca operasi di rumah, hal-hal yang perlu
diperhatiakan setelah operasi katarak, pemenuhan
disarankan oeprasi katarak.
nutrisi tinggi serat tinggi protein, menghinadri
3. Pengetahuan kegiatan yang membuat tekanan intraokular
diet yang meninggi seperti mengejan, mengakat benda berat,
menghindarai asap termasuk asap rokok, sebelum
disarankan
dan sesudah memegang mata yang telah dioperasi
klien harus mencuci tangan terlebih dahulu

d. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


64
No Tanggal/jam Intervensi Evaluasi
1. 12 Maret 2018/ 1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif 12 Maret 2018/ 09.10.00
09.50 WIB termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas Subjektif:
dan faktor presipitasi Klien mengatakn masih terkadang
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan terasa nyeri
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien Objektif:
4. Mengajarkan teknik relaksais nafas dalam untuk P: nyeri akibat incisi operasi
mengurangi rasa nyeri Q:nyeri pedih seperti hais tersayat
R: mata kanan
S:skala 2
T: sesekali
Klien dapat melakukan teknik
relaksasi nafas dalam secara mandiri
Analisa:
Masalah nyeri akut teratasi sebagian

65
Perencanaan:
Lanjutkan intervensi, motivasi klien
untuk melakukan teknik relaksasi
nafas dalam bila terasa nyeri
2. 12 Maret 2018/ 1. Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang konsep Subjektif:
09.50 WIB penyakit secara sederhana Klien mengatakan sekarang paham
2. Mengkaji latar belakang pendidikan klien terkait perawatan pasca operasi di
3. Mengkaji motivasi klien dalam kesembuhan penyakitnya rumah antara lain menghindari
4. Mengkaji dukungan keluarga terhadap kesembuhan aktivitas yang dapat membuat tekanan
penyakit klien di kepala meningkat seperti mengejan,
5. Memberikan pendidikan kesehatan terkait perawatan pasca angkat benda terlalu berat, makan
operasi di rumah, hal-hal yang perlu diperhatiakan setelah makanan yang berserat, menghindarai
operasi katarak, , pemenuhan nutrisi tinggi serat tinggi
asap termasuk asap rokok, sebelum
protein, menghinadri kegiatan yang membuat tekanan
intraokular meninggi seperti mengejan, mengakat benda dan sesudah memegang mata yang
berat, menghindarai asap termasuk asap rokok, sebelum dan telah dioperasi klien harus mencuci
sesudah memegang mata yang telah dioperasi klien harus
tangan terlebih dahulu
mencuci tangan terlebih dahulu
. Objektif:
klien dapat mnejelaskan penyakit
66
katarak secara sederhana,
menyebutkan apa yang dijelaskan
dengan benar.

Analisa:
Masalah teratasi
Perencanaan:
Hentikan Intervensi

67
BAB IV. PENUTUP

.4.1 Kesimpulan
Katarak adalah opasitas pada lensa kristalina mata yang menyebabkan
masyarakat banyak kehilangan pengelihatan. Salah satu cara untuk mengatasi katarak
adalah dengan melakukan pembedahan.
1. Pada tahap pre operatif dilakukan pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa
ditemukan masalah keperawatan anisetas serta resiko cidera serta telah di
lakukan intervensi keperawatan (komunikasi terapeutik, informasi, edukasi).
Setelah itu di lakukan evaluasi, masalah pasien teratasi.

2. Pada tahap intra operatif masalah yang timbul adalah resiko resiko hypotermi,
resiko infeksi, dan resiko cidera kornea perawat sudah melakukan tindakan
pembedahan sesuai prosedur, menjaga agar tetap steril serta mempertahankan
suhu ruangan sehingga masalah resiko tidak sampai menjadi aktual.

3. Pada tahap post operatif masalah yang timbul adalah nyeri akut dan kurang
pengetahuan selanjutknya klien diberi pendidikan kesehatan terkait perawatan
diri pasca operasi katarak serta cara melakukan teknik relaksasi nafas dalam
untuk menggurangi nyeri yang ditimbulkan setelah operasi.

4.2 Saran
a. Bagi Instansi
Sebagai refrensi di bidang keperawatan dalam peningkatan mutu ilmu
pengetahuan dan diterapkan sebagai bentuk asuhan keperawatan perioperatif
pada pasien dengan diagnose Medis katarak yang di lakukan tindakan VP shunt
b. Bagi Perawat
Bagi perawat kamar operasi hendaknya lebih termotivasi untuk meningkatkan
pemberian asauhan keperawatan perioperatif dengan semaksimal mungkin
c. Bagi Pasien dan Keluarga

68
Hasil asauhan keperawatan ini sebagai dasar pemahaman pasien dan keluarga
dalam tindakan operasi. Sehingga pasien dan keluarga lebih kooperatif selama
prosedur pembedahan

69
DAFTAR PUSTAKA

Bulecked, G.M, et al. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC). United Sates of
America: Mosby Elsevier.
Carpenito, L.J. 2003. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Ilyas, Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Infodatin. 2014. Situasi Gangguan Pengelihatan dan Kebutaan, Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI. [serial online]
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
penglihatan.pdf
James, B. 2006.. Lecture Notes; Oftalmologi Ed.9. Jkarta: EMS
Mansjoer, Arief. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jilid II. Media
Aesculapius: Jakarta.
Moorhead, S., et al. 2013. Nursing Outcome Classification (NOC). United Sates of
America: Mosby Elsevier.
NANDA. 2014. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta:
EGC.
Riyanto, S. B. 2008. Sinar matahari dan diabetes dapat menyebabka katarak.
http://www.kompas.com [diakes pada 23 April 2018]
Sjamsuhidat et al. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzzane C., dan Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medika
Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC.
Tamsuri. 2010. Klien Gangguan Mata dan pengelihatan. Jakarta:EGC
Vaughan, D. 2005. Oftalmologi Umum. Jakarta: Widya Medika
Wahyo, Ginanjar. 2007. Pengaruh Pekerjaan dan Pendidikan Terhadap Terjadinya
Katarak Pada Pasien yang Berobat di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Nusa
Tenggara Barat. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Udayana.

70
WHO. 2014. Global Data On Visual Inpairements 2014. [serial online].
http:///www.who.int/blindness/publications/globaldata/en/html.
Wilkinson, Judith, M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC edisi 7. Jakarta : EGC.

71

Anda mungkin juga menyukai