Cuaca : Cerah
A. Landasan Teori
Bak ukur di stel / dipasang sesuai dengan angka yang ada dan dipegang dari samping
serta tegak lurus.
Instrumen yang bisa digunakan harus memenuhi tiga syarat berikut :
a. Garis arah nivo // garis bidik (visier)
b. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu kesatu.
c. Benang mendatar diafragma harus tegak lurus pada sumbu kesatu.
Untuk memenuhi ketiga syarat diatas maka instrumen harus diteliti dengan cara
memasukkan gelombang nivo kotak berapa ditengah dengan menggunakan tiga sekrup
penyetel. Alat dikatakan stel bila diputar sekeliling gelombang nivo tetap berada ditengah-
tengah.
Cara menggunakan teropong (instrumen) dihadapkan kesasaran (bak ukur) dan lensa
distel sampai bak ukur terlihat dengan jelas lalu dibaca benang atas (ba) benang tengah (bt)
dan bebang bawah (bb).
a. Jarak = ( ba – bb ) x 100
b. Beda tinggi = tinggi alat(ta) – bt
c. Ketinggian = tinggi titik yang diketahui + beda tinggi
BA+ BB
d. Cek benang tengah =
2
D. Langkah Kerja
1. Siapkan semua alat perlengkapan yang diperlukan dan periksa dengan teliti.
2. Tinjau daerah pengukuran, kemudian tentukan rencana pengukuran.
3. Rencanakan lokasi pengukuran lokasi pengukuran sesuai dengan keadaan
lapangan.
4. Dirikan statif (kaki tiga) hingga kepala statif kira-kira mendatar, lalu kuatkan
statif dengan cara menekan ketiga kakinya ke tanah.
5. Ambil alat penyipat datar, pasang alat diatas statif dan stel unting-unting
tepat ditengah-tengah (di titik pusat patok)
6. Stel nivo kotak yang ada pada alat dengan cara memutar skrup penyetel(ada
tida buah) hingga gelembung nvo tetap berada ditengah-tengah. Kemudian
putar alat 180◦. Apabila gelembung nivo tetap berada ditengah-tengah maka
alat dikatakan siap untuk dioperasikan,bila tidak maka gelembung nivo harus
distel kembali.
7. Pasang bak ukur sesuai dengan rencana, harus diperhatikan pemasangan bak
ukur harus tegak lurus.
8. Arahkan alat penyipat data ke bak ukur, lihat dengan alat bidik kasar yang
terletak diatas teropong, bila kelihatan tanda segitiga sudah tepat pada bak
ukur maka bacaan bisa dilihat melalui teropong.
9. Kemudian bidikan ke bak ukur dan distel, hingga angka pada bak ukur terlihat
dengan jelas( gunakan sekrup diafragma dan skrup lensa okuler).
10. Baca bacaan benang dan catat pada tabel ukur, cek bt sesuai dengan rumus
pada teori singkat.
11. Ukur jarak langsung dari bak ukur ke titik pusat patok dan ukur tinggi alat.
E. Sketsa Pengukuran
F. DATA
BACAAN BAK BEDA TINGGI TINGGI
NO JARAK
Ba Bt Bb TINGGI TITIK ALAT
2. Saran
Semoga saat pengukuran selanjutnya kita lebih cermat dalam melakukan
pengukuran agar datanya tidak salah-salah dan lebih akurat.
H. Dokumentasi