Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ananda Puspita Fitriani

Nim : 2008020073
PKPA : Rumah Sakit Islam Purwokerto
Perseptor : apt. Ajeng Emma Komalasari, S. Farm
DPF : apt. Diniatik, M. Sc

Pretest PKPA Rumah Sakit


1. Sebutkan peraturan terkait profesi kefarmasian di rumah sakit!
Jawaban:
a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomer 72 Tahun 2019 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit
b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomer 63 Tahun 2014 Tentang Pengadaan Obat
Berdasarkan Elektronik (E-Catalogue)
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomer 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan,
Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Prekursor Farmasi
d. Keputusan Menteri Kesehatan HK.01.01/MENKES/813/2019 Tahun 2019 Tentang
Formularium Nasional
e. Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
f. Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2015 Tentang Pedoman Organisai Rumah Sakit
2. Jelaskan profesi kesehatan yang berinteraksi di rumah sakit yang akan berkoordinasi
dengan apoteker!
Jawaban:
 Koordinasi antara Apoteker dengan Dokter terkait dengan pengambilan keputusan
pengobatan pasien (Penggantian obat ketika terjadi kekosongan, penggantian obat,
resep tidak terbaca, medication error dan sebagainya) di rumah sakit diputuskan
secara bersama.
 Koordinasi antara Apoteker dan Perawat terkait dengan pemberian obat. Untuk
pemberian obat secara injeksi (Infus, IM, SC dll) Apoteker membutuhkan bantuan
perawat untuk menginjeksikannya kepada pasien, seperti Unit Dose Dispensing per
item obat seperti obat tambahan ketika dokter visite kepada pasien.
3. Keorganisasian apa saja di dalam rumah sakit yang melibatkan apoteker karena ada
hubungannya dengan obat?
Jawaban:
 Instalasi Farmasi Rumah Sakit meliputi (Rawat Inap, Rawat Jalan & Gudang)
 Kepala Seksi Perbekalan Medis
 Panitia Farmasi dan Terapi (Penyusunan Formularium Rumah Sakit yang dapat diketuai
oleh apoteker ataupun dokter)
 Tim PPI & PPRA (Panitia Penanggulangan Resistensi Antibiotik)
 Staf Fungsional Apoteker Farmasi Klinik
 Penanggung Jawab Administrasi SDM dan Diklit
 Bagian Produksi Farmasi
 Tim pengadaan atau manajemen pengadaan (Yayasan)
4. Sebutkan tugas kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan organisasinya kebawah
meliputi rawat inap dan rawat jalan!
Jawaban:
a. Tugas Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit
 Bersama dengan TFT (Tim Farmasi dan Terapi) dan pihak lain yag terkait,
menyusun Formularium Rumah Sakit (Kepala Instalasi Farmasi menjadi sekretaris
TFT).
 Menyusun rencana kebutuhan pelayanan kefarmasian meliputi sediaan farmasi
(obat dan bahan obat, alkes, dan bahan medis habis pakai) serta perlengkapan
kefarmasian.
b. Tugas Penanggung Jawab Administrasi SDM dan Diklit
 Membuat laporan bulanan, triwulan, dan tahunan IFRS
 Mengelola surat masuk dan keluar IFRS
 Melakukan pengarsipan dokumen
c. Tugas Kepala Produksi Farmasi
 Memproduksi sediaan non steril seperti alcuta
 Memproduksi sediaan steril seperti premix, TPN, dan Elektrolit konsentrat
 Membuat laporan dan pertanggung jawaban pengelolaan produksi sediaan farmasi
Tugas Kepala Pelayanan Farmasi Rawat Inap
 Merencanalan kebutuhan sediaan farmasi di Sub Instalasi Farmasi Rawat Inap
d. Tugas Kepala Pelayanan Farmasi Rawat Jalan
 Merencanalan kebutuhan sediaan farmasi di Sub Instalasi Farmasi Rawat Jalan
 Mengawasi proses pelayanan resep, mulai dari proses skrining, dispensing sampai
dengan penyerahan obat kepada pasien
 Menyerahkan obat kepada pasien/keluarga pasien disertai dengan informasi obat
yang diperlukan pada kasus kondisi tertentu
5. Dalam farmasi klinik silakan sebutkan contoh resep yang bisa melibatkan peran apoteker
dalam MESO?
Jawaban:
 Terapi pasien penggunaan ‘Codeine’ karena dapat menyebabkan nyeri kepala, apabila
muncul gejala tersebut segera hentikan konsumsi obat.
 Terapi pasien penyakit kronis seperti hipertensi, contoh pada penggunaan
‘Amlodipine’ dapat menyebabkan efek samping bengkak pada kaki (udema perifer),
nyeri kepala; untuk penggunaan ‘Candesartan’ dapat menyebabkan hipotensi sehingga
perlu dilakukan monitoring di kontrol minum obatnya apabila terdapat 2 jenis obat anti
hipertensi maka harus diberi jeda penggunaan yang satu malam dan satunya lagi pagi
hari untuk menghindari efek samping.
 Pasien dengan diagnosis diabetes mellitus pertu dilakukan monitoring efek samping
dari penggunaan obat antidiabetes seperti ‘insulin’, maupun oral antidiabetes seperti
golongan sulfonilurea, glinid dll dapat menimbulkan efek samping berupa
hipoglikemia sehingga perlu disarankan untuk selalu membawa permen ketika timbul
gejala hipoglikemia.
 Seluruh terapi obat untuk pasien TB seperti Ethambutol dapat menyebabkan gangguan
pengelihatan, butawarna dan neuritis perifer; Isoniazid dapat menyebabkan rasa
kesemutan di area tubuh, golongan antibiotik aminiglikosida (amikasin, gentamisin)
yang dapat memicu gangguan pendengaran.

Anda mungkin juga menyukai