Anda di halaman 1dari 99

Unit Pembelajaran 3

Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum


untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALU PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
SEKOLAH MENENGAH ATAS/KEJURUAN (SMA/K)

Praktik Perlindungan dan Penegakan


Hukum Untuk Menjamin Keadilan dan
Kedamaian
Penulis:
Ryan Aminullah Yassin, SH, SS, M.Pd.

Penyunting:
Aldi, S.Pd., M.Pd.

Tata Letak:
Reti Veri Anita., S.Kom., M.Cs.

Copyright © 2019
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan
Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

213
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI___________________________________215
DAFTAR GAMBAR______________________________217
DAFTAR TABEL________________________________218
PENDAHULUAN________________________________219
KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK__________221
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi______________________________221
B. Indikator Pencapaian Kompetensi________________________________________223
APLIKASI DI DUNIA NYATA______________________227
A. Lingkungan Keluarga_______________________________________________________228
B. Lingkungan Masyarakat____________________________________________________231
C. Lingkungan Masyarakat____________________________________________________233
D. Lingkungan Bangsa dan Negara___________________________________________235
SOAL-SOAL UN/USBN___________________________238
A. Soal-Soal USBN Tahun 2017/2018________________________________________238
B. Soal-Soal USBN Tahun 2018/2019________________________________________242
BAHAN PEMBELAJARAN_________________________245
A. Aktivitas Pembelajaran_____________________________________________________245
Aktivitas 1__________________________________________________________________________245
Aktivitas 2__________________________________________________________________________251
Aktivitas 3__________________________________________________________________________258
Aktivitas 4__________________________________________________________________________264
B. Lembar Kerja Peserta Didik________________________________________________271
Lembar Kerja Peserta Didik 1 (Pertemuan 1 dan 2)____________________________271
Lembar Kerja Peserta Didik 2 (Pertemuan 3 dan 4)____________________________273
Lembar Kerja Peserta Didik 3 (Pertemuan 5)___________________________________275

214
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Lembar Kerja Peserta Didik 4 (Pertemuan ke 6)_______________________________279


C. Bahan Bacaan_______________________________________________________________285
Konsep Perlindungan dan Penegakan Hukum__________________________________285
Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum______________________________286
Peran Kepolisian Dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian_________________288
Peran Hakim Dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian______________________289
Peran Kejaksaan Dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian__________________291
Peran Kepolisian Dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian_________________293
Peran Kepolisian Dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian_________________295
Peran Komisi Pemberantasan Korupsi Dalam Menjamin Keadilan dan
Kedamaian_________________________________________________________________________296
Mengidentifikasi Macam-Macam Pelanggaran Hukum_________________________298
Mengidentifikasi Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Perlindungan dan
Penegakan Hukum________________________________________________________________299
PENGEMBANGAN PENILAIAN_____________________302
A. Pembahasan Soal-soal______________________________________________________302
Pembahasan Soal-Soal USBN Tahun 2017/2018____________________________302
Pembahasan Soal-Soal USBN Tahun 2018/2019____________________________304
B. Pengembangan Soal HOTS_________________________________________________305
KESIMPULAN__________________________________308
UMPAN BALIK_________________________________309

215
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Ilustrasi tindakan pelecehan seksual anak_________________________229


Gambar 2. Masyarakat Adat Ogie Bugis di Kabupaten tanah Bumbu,
Kalimantan Selatan menyematkan gelar adat Kapiten Lou Pulau
kepada Presiden Republik Indonesia_______________________________232
Gambar 3. Kegiatan Siskamling di lingkungan__________________________________238
Gambar 4. Tindakan Pelanggaran Lalu Lintas__________________________________285
Gambar 5.Polisi bekerjasama dengan komponen masyarakat lain dalam
upaya__________________________________________________________________288
Gambar 6. Hakim Konstitusi Sedang Memimpin Sidang di Mahkamah
Konstitusi_____________________________________________________________290
Gambar 7. Program Jaksa Menyapa merupakan bentuk dari peran sosialisasi
_________________________________________________________________________292
Gambar 8. Suasana konferensi pers yang dilakukan oleh KPK_______________297

216
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Rincian Kompetensi Dasar PPKn SMA_________________________________219


Tabel 2. Rincian Kompetensi Dasar PPKn SMK_________________________________219
Tabel 3. Rincian Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi SMA____________221
Tabel 4. Rincian Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi SMK____________222
Tabel 5. Rincian Indikator Pencapaian Kompetensi Jenjang SMA____________224
Tabel 6. Indikator Pencapaian Kompetensi Jenjang SMK______________________225
Tabel 7. Soal-Soal USBN Tahun 2017/2018____________________________________238
Tabel 8. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada aktivitas 1__________245
Tabel 9. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada aktivitas 2__________252
Tabel 10. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada aktivitas 3________259
Tabel 11. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada aktivitas 4________265
Tabel 12. Contoh Kisi-Kisi USBN_________________________________________________305
Tabel 13. Contoh Kartu Soal______________________________________________________306
Tabel 14. Lembar Persepsi Pemahaman Unit___________________________________309

217
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENDAHULUAN

Unit pembelajaran yang berjudul “Praktik Perlindungan dan Penegakan


Hukum Untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian ” ini disusun sesuai
kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan jenjang SMA Kelas XII yang termuat dalam Lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018 dan
jenjang SMK kelas XII dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 464/D.D5/KR/2018. Adapun kompetensi dasar tersebut sebagai
berikut:

Tabel 1. Rincian Kompetensi Dasar PPKn SMA


Kompetensi Dasar PPKn SMA
KD Sikap Spiritual
1.2 Menjalankan perilaku orang beriman dalam praktik perlindungan
dan penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan kedamaian
KD Sikap Sosial
2.2 Berperilaku jujur dalam praktik perlindungan dan penegakan
hukum di tengah masyarakat
KD Pengetahuan
3.2 Mengevaluasi praktik perlindungan dan penegakan hukum untuk
menjamin keadilan dan kedamaian
KD Keterampilan
4.2 Mendemonstrasikan hasil evaluasi praktik perlindungan dan
penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan kedamaian

Tabel 2. Rincian Kompetensi Dasar PPKn SMK


Kompetensi Dasar PPKn SMK
KD Sikap Spiritual
1.22 Menjalankan perilaku orang beriman dalam praktik perlindungan
dan penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan kedamaian
KD Sikap Sosial

218
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

2.22 Berperilaku jujur dalam praktik perlindungan dan penegakan


hukum di tengah masyarakat

KD Pengetahuan
3.22 Mengevaluasi praktik perlindungan dan penegakan hukum untuk
menjamin keadilan dan kedamaian
KD Keterampilan
4.22 Mendemonstrasikan hasil evaluasi praktik perlindungan dan
penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan kedamaian

Penyusunan unit pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan


kompetensi pedagogik dan profesioal guru dalam mengajarkan kompetensi
dasar tersebut, serta sebagai bahan belajar mandiri bagi peserta didik untuk
meningkatkan hasil belajar. Selama mempelajari unit pembelajaran ini, guru
dan peserta didik didorong untuk mengaitkan antara kompetensi dasar yang
harus dikuasai oleh siswa dengan kondisi nyata yang terjadi di dalam
kehidupan sehari-hari.

Dari aspek pembelajaran dan pengembangan soal berorientasi keterampilan


berpikir tingkat tinggi (HOTS), unit pembelajaran ini memberikan gambaran
kepada guru mengenai pelaksanaan proses pembelajaran yang berorientasi
HOTS, serta memberikan contoh pengembangan soal-soal HOTS. Unit
pembelajaran ini memuat aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dan siswa dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis kecakapan
abad 21 (4 C), yaitu: Collaboration, Cooperation, Communication, Critical, dan
Creatif Thinking yang diintegrasikan dengan nilai-nilai Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK). Pada pengembangan soal-soal HOTS, guru diberikan contoh
kisi-kisi penyusunan soal HOTS dan contoh-contoh soal HOTS dalam format
kartu soal. Selanjutnya, guru didorong untuk menyusun soal-soal HOTS
secara mandiri.

219
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Unit pembelajaran ini disusun berdasarkan Komptensi Inti dan Kompetensi


Dasar Mata Pelajaran PPKn jenjang SMA Kelas XII yang termuat dalam
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun
2018 dan jenjang SMK kelas XII dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 464/D.D5/KR/2018. Kompetensi Dasar mencakup komptenesi untuk
sikap spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan. Masing-masing
kompetensi dasar di jabarkan ke dalam target kompetensi. Rincian
kompetensi dasar dan target kompetensi tersebut disajikan dalam Tabel di
bawah ini.

Tabel 3. Rincian Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi SMA


No Kompetensi Dasar Target Kompetensi Dasar Kelas
KD Sikap Spiritual XII
1.2 Menjalankan 1. Menunjukkan perilaku orang
perilaku orang beriman dalam praktik
beriman dalam perlindungan dan penegakan
praktik perlindungan hukum untuk menjamin
dan penegakan keadilan dan kedamaian
hukum untuk 2. Menunjukkan perilaku orang
menjamin keadialn beriman dalam praktik
dan kedamaian perlindungan dan penegakan
hukum untuk menjamin
keadilan dan kedamaian

KD Sikap Sosial
2.2 Berperilaku jujur 1. Memiliki perilaku jujur dalam
dalam praktik praktik perlindungan dan
perlindungan dan penegakan hukum di tengah
penegakan hukum di masyarakat.
tengah masyarakat 2. Menjalankan perilaku jujur

220
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

No Kompetensi Dasar Target Kompetensi Dasar Kelas


dalam praktik perlindungan
dan penegakan hukum di
tengah masyarakat.
KD Pengetahuan
3.2 Mengevaluasi 1. Mampu mengevaluasi praktik
praktik perlindungan perlindungan dan penegakan
dan penegakan hukum untuk menjamin
hukum untuk keadilan dan kedamaian
menjamin keadilan
dan kedamaian
KD Keterampilan

4.2 Mendemonstrasikan 1. Menalar hasil evaluasi praktik


hasil evaluasi praktik perlindungan dan penegakan
perlindungan dan hukum untuk menjamin
penegakan hukum keadilan dan kedamaian.
untuk menjamin 2. Mendemonstrasikan hasil
keadilan dan evaluasi praktik perlindungan
kedamaian dan penegakan hukum untuk
menjamin keadilan dan
kedamaian.

Tabel 4. Rincian Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi SMK


No Kompetensi Dasar Target Kompetensi Dasar Kelas
KD Sikap Spiritual XII
1.22 Mengamalkan 1. Menunjukkan perilaku orang
perilaku orang beriman dalam praktik
beriman dalam perlindungan dan penegakan
praktik perlindungan hukum untuk menjamin
dan penegakan keadilan dan kedamaian
hukum untuk 2. Menunjukkan perilaku orang
menjamin keadialn beriman dalam praktik
dan kedamaian perlindungan dan penegakan
hukum untuk menjamin
keadilan dan kedamaian

KD Sikap Sosial
2.22 Berperilaku jujur 1. Memiliki perilaku jujur dalam
dalam praktik praktik perlindungan dan
perlindungan dan penegakan hukum di tengah
penegakan hukum di masyarakat.

221
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

No Kompetensi Dasar Target Kompetensi Dasar Kelas


tengah masyarakat 2. Menjalankan perilaku jujur
dalam praktik perlindungan
dan penegakan hukum di
tengah masyarakat.
KD Pengetahuan
3.22 Mengevaluasi 1. Mampu mengevaluasi praktik
praktik perlindungan perlindungan dan penegakan
dan penegakan hukum untuk menjamin
hukum untuk keadilan dan kedamaian
menjamin keadilan
dan kedamaian
KD Keterampilan

4.22 Mendemonstrasikan 1. Menalar praktik perlindungan


praktik perlindungan dan penegakan hukum untuk
dan penegakan menjamin keadilan dan
hukum untuk kedamaian.
menjamin keadilan 2. Mendemonstrasikan praktik
dan kedamaian perlindungan dan penegakan
hukum untuk menjamin
keadilan dan kedamaian.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi dasar dan target kompetensi diuraikan ke dalam indikator


pencapaian kompetensi (IPK) pada ranah sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan dan keterampilan. Setiap IPK dijabarkan lebih lanjut menjadi
indikator pendukung, indikator kunci, dan indikator pengayaan. Rincian
indikator tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. Rincian Indikator Pencapaian Kompetensi Jenjang SMA

222
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Indikator Sikap Spritual Indikator Sikap Sosial

Indikator Pendukung Indikator Pendukung


2.2.1 Menerima perilaku jujur dalam
1.2.1. Menerima perilaku orang
praktik perlindungan dan
beriman dalam praktik
penegakan hukum di tengah
perlindungan dan penegakan
masyarakat.
hukum untuk menjamin
Indikator Kunci
keadilan dan kedamaian
2.2.2 Memiliki perilaku jujur dalam
praktik perlindungan dan
Indikator Kunci
penegakan hukum di tengah
1.2.2 Menunjukkan perilaku orang
masyarakat.
beriman dalam praktik
Indikator Pengayaan
perlindungan dan penegakan
2.2.3 Menjalankan perilaku jujur
hukum untuk menjamin
dalam praktik perlindungan
keadilan dan kedamaian
dan penegakan hukum di
Indikator Pengayaan
tengah masyarakat.
1.2.3 Menjalankan perilaku orang
beriman dalam praktik
perlindungan dan penegakan
hukum untuk menjamin
keadilan dan kedamaian.

Indikator Pengetahuan Indikator Keterampilan

Indikator Pendukung Indikator Pendukung


3.2.1 Menjelaskan konsep 4.2.1 Menalar hasil evaluasi praktik
perlindungan dan penegakan
perlindungan dan penegakan
hukum.
3.2.2 Menjelaskan pentingnya hukum untuk menjamin
perlindungan dan penegakan
keadilan dan kedamaian.
hukum.
3.2.3 Menjelaskan peran Indikator Kunci
kepolisian dalam menjamin
4.2.2 Mendemonstrasikan hasil
keadilan dan kedamaian.
3.2.4 Menjelaskan peran hakim evaluasi praktik perlindungan
dalam menjamin keadilan
dan penegakan hukum untuk
dan kedamaian.
3.2.5 Menguraikan peran menjamin keadilan dan
kejaksaan dalam menjamin
kedamaian.
keadilan dan kedamaian.
3.2.6 Menguraikan peran advokat
dalam menjamin keadilan
Indikator Pengayaan
dan kedamaian.
4.2.3 Menyaji hasil evaluasi berbagai
3.2.7 Menguraikan peran Komisi

223
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pemberantasan Korupsi kasus pelanggaran hukum di


dalam menjamin keadilan masyarakat.
dan kedamaian.
3.2.8 Mengidentifikasi
macam- macam sanksi
atas pelanggaran
hukum.
3.2.9 Mengidentifikasi bentuk
partisipasi masyarakat
dalam perlindungan dan
penegakan hukum.
Indikator Kunci
3.2.10 Mengevaluasi berbagai kasus
pelanggaran hukum di
masyarakat.
Indikator Pengayaan.
3.2.11 Mengkreasi hasil evaluasi
berbagai kasus pelanggaran
hukum di masyarakat.

Tabel 6. Indikator Pencapaian Kompetensi Jenjang SMK


Indikator Sikap Spritual Indikator Sikap Sosial

Indikator Pendukung Indikator Pendukung


2.22.1 Menerima perilaku jujur dalam
1.22.1. Menerima perilaku orang
praktik perlindungan dan
beriman dalam praktik
penegakan hukum di tengah
perlindungan dan penegakan
masyarakat.
hukum untuk menjamin
Indikator Kunci
keadilan dan kedamaian
2.22.2 Memiliki perilaku jujur
dalam praktik perlindungan
Indikator Kunci
dan penegakan hukum di
1.22.2 Menunjukkan perilaku orang
tengah masyarakat.
beriman dalam praktik
perlindungan dan penegakan
hukum untuk menjamin
keadilan dan kedamaian

Indikator Pengayaan
Indikator Pengayaan
2.22.3 Menjalankan perilaku jujur
1.22.3 Menjalankan perilaku orang
dalam praktik perlindungan
beriman dalam praktik
dan penegakan hukum di
perlindungan dan penegakan
tengah masyarakat.
hukum untuk menjamin

224
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

keadilan dan kedamaian.

Indikator Pengetahuan Indikator Keterampilan

Indikator Pendukung Indikator Pendukung


3.22.1 Menjelaskan konsep 4.22.1 Menalar hasil evaluasi praktik
perlindungan dan penegakan perlindungan dan penegakan
hukum. hukum untuk menjamin
3.22.2 Menjelaskan pentingnya keadilan dan kedamaian.
perlindungan dan penegakan
hukum.
3.22.3 Menjelaskan peran Indikator Kunci
kepolisian dalam menjamin 4.22.2 Mendemonstrasikan hasil
keadilan dan kedamaian. evaluasi praktik perlindungan
3.22.4 Menjelaskan peran hakim dan penegakan hukum untuk
dalam menjamin keadilan menjamin keadilan dan
dan kedamaian. kedamaian.
3.22.5 Menguraikan peran
kejaksaan dalam menjamin
Indikator Pengayaan
keadilan dan kedamaian.
4.22.3 Menyaji hasil evaluasi
3.22.6 Menuraikan peran advokat
berbagai kasus pelanggaran
dalam menjamin keadilan
hukum di masyarakat.
dan kedamaian.
3.22.7 Menguraikan peran Komisi
Pemberantasan Korupsi
dalam menjamin keadilan
dan kedamaian.
3.22.8 Mengidentifikasi
macam- macam sanksi
atas pelanggaran
hukum.
3.22.9 Mengidentifikasi bentuk
partisipasi masyarakat
dalam perlindungan dan
penegakan hukum.

Indikator Kunci
3.22.10 Mengevaluasi berbagai
kasus pelanggaran hukum
di masyarakat.
Indikator Pengayaan.
3.22.11 Mengkreasi hasil evaluasi

225
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

berbagai kasus pelanggaran


hukum di masyarakat.

APLIKASI DI DUNIA NYATA

Pengertian perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan


terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat
preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak
tertulis. Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari
fungsi hukum, yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu
keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian. Perlindungan
hukum selalu dikaitkan dengan konsep rechtstaat atau konsep Rule of Law
karena lahirnya konsep-konsep tersebut tidak lepas dari keinginan
memberikan pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia

Penegakan hukum adalah proses pemungsian norma-norma hukum secara


nyata sebagai pedoman perilaku atau hubungan–hubungan hukum dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Stabilitas politik dan keamanan hanya dapat tegak bila aturan hukum
berjalan dengan semestinya. Keragu-raguan dan lemahnya penegakkan
hukum akan membuat negara jatuh pada kondisi ketidakpastian dan
instabilitas. Karena itu perlu tekad dan usaha untuk memelopori tegaknya
supremasi hukum di Indonesia, dimana:
1. pemerintah dan semua anggota masyarakat tunduk oleh hukum.
2. setiap orang diperlakukan sama di hadapan hukum.
3. keadilan terjangkau oleh semua warga tanpa kecuali.

226
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan perundang-undangan yang


transparan, hukum yang adil, penegakan hukum yang dapat diprediksi, dan
tanggung jawab pemerintah untuk menjaga ketertiban.

Pembelajaran PPKn Kelas XII SMK pada tema Mengevaluasi Praktik


Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia idealnya dapat
diaplikasikan dalam berbagai lingkungan. Proses praktik tersebut antara lain
adalah sebagai berikut:

A. Lingkungan Keluarga

Keluarga sebagai lingkungan sosial pertama dalam interaksi kehidupan


manusia telah menerapkan berbagai macam aturan untuk menciptakan
linkungan yang kondusif dalam berinteraksi. Meskupun dalam skala kecil
interaksi tersebut akan sangat berpengaruh bagi para individu yang ada di
dalamnya, khususnya bagi mereka yang masih berusia dini atau remaja. Pola
interaksi yang salah akan memberikan pengarus terhadap perilaku anggota
atau individu yang ada dalam lingkungan tersebut (keluarga). Untuk itu
diperlukan upaya untuk melindungai individu dalam keluarga agar
memperoleh keadilan dalam segala hal sehingga menjamin rasa keadilan bagi
mereka. Orang tua memegang peran dan kendali yang sangat besar dalam hal
memberikan perlindungan dan rasa aman bagi anggota keluarga lainnya.
Meskipun hal ini dalam praktiknya bisa digantikan oleh pihak lain jika tidak
memungkinkan, tapi kondisi tersebut merupakan gambaran situasi minoritas
yang terjadi di lingkungan keluarga.
Perilaku dan cara berinteraksi orang tua dan orang yang lebih tua bisa
mempengaruhi perilaku anggota keluarga khususnya yang lebih muda.
Perilaku posistif mereka cenderung membawa pada munculnya perilaku
yang sama di kalangan anggota keluarga yang lain dan begitu pula
sebaliknya. Sebagai contoh disajikan berita di bawah ini:
Kekerasan Anak Bersumber Dari Keluarga

227
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 1. Ilustrasi tindakan pelecehan seksual anak


Sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160530190224-20-134523

Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri


Komisaris Jenderal Anang Iskandar menyatakan, kekerasan terhadap anak
bersumber dari keluarga. Dari kajian Polri, sejumlah anak mengalami
kekerasan disebabkan karena masalah yang timbul dalam keluarga.
Hal itu disampaikan Anang dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR,
Menteri Sosial Khofifah Indah Parawansa, Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak dan Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) di Gedung DPR, Senin (30/5). Rapat membahas
permasalahan dan penyelesaian kasus kekerasan terhadap anak.
"Data tentang kekerasan anak meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2014,
382 anak mengalami kekerasan. Tahun 2015, ada 574 anak. Kami kaji
sumber masalah kekerasan anak sesunggunya di keluarga," kata Anang.
Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) itu berpendapat,
permasalahan ini harus ditekankan kepada pencegahan. Sebab apabila
pencegahan dilakukan dengan baik, kekerasan terhadap anak tak akan
terjadi lagi.
"Pencegahan lebih baik dari pada kalau sudah terjadi. Pelaku rugi, korban
rugi, neraga juga rugi," tuturnya.
Dia merekomendasikan pada kementerian dan lembaga terkait agar
meningkatkan peran serta masyarakat, memberikan penanganan khusus
terhadap anak yang melakukan pelanggaran hukum, dan membuat serta
merealisasikan standar operasional prosedur yang mengatur kasus-kasus
terkait penanganan terhadap anak. "Jangan sampai menangani masalah
anak sama dengan kejahatan lainnya," ucapnya.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana
Yambise menyatakan, kelalaian orang tua merupakan faktor penyebab
tewasnya Yuyun (14) seorang siswi SMP di Bengkulu, yang diperkosa dan
dibunuh 14 remaja, 2 April lalu. Yohana mendapat kabar orang tua
meninggalkan Yuyun untuk berkebun.

228
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

"Kasus Yy (Yuyun) yang salah orang tua. Dua minggu mereka


meninggalkan anaknya di rumah untuk berkebun selama dua minggu,"
kata Yohana.
Dia menuturkan, pemerintah akan membahas untuk meningkatkan sanksi
terhadap orang tua yang terbukti lalai menjaga anak. Dia juga menilai,
kasus Yuyun diakibatkan orang tua yang menikah di bawah umur.
"Saya dapat informasi karena memang orang tua Yy menikah di bawah
umur, mungkin secara mental belum siap untuk membangun keluarga.
Kalau orang tua terbukti lalai, dalam Undang-Undang dia (orang tua) akan
dipidana 3,5 tahun penjara dan denda Rp32 juta," ucap Yohana.
Dia akan melakukan judicial review terhadap Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan. Pasal 7 ayat 2 menyebutkan, orang tua
dapat memberikan izin anaknya melakukan pernikahan, umur minimal
untuk dizinkan perkawinan yaitu pria 19 tahun dan wanita 16 tahun.
"Kami berusaha supaya 18 tahun wanita baru boleh menikah. Maka kami
arahkan 12 tahun wajib belajar itu harus dikedepankan, supaya orang tua
menyekolahkan anak bukan diizinkan menikah," ucapnya.
Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1/2016 tentang Perubahan
Kedua Undang-Undang No 23/Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
menyusul peningkatan signifikan kasus kekerasan seksual terhadap anak
di Indonesia. Perpu ini memuat pemberatan dan penambahan hukuman.
Mulai dari hukuman pidana penjara paling singkat 10 tahun dan paling
lama 20 tahun, hukuman penjara seumur hidup, dan hukuman mati.
Penambahan pidana seperti kebiri kimia, pengungkapan identitas, dan
pemasangan alat deteksi elektronik pelaku kekerasan seksual terhadap
anak.
(Sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160530190224-
20-134523/kabareskrim-kekerasan-anak-bersumber-dari-keluarga)

Uraian serta kasus di atas memberikan gambaran bahwa praktik


perlindungan terhadap anggota keluarga dari perilaku atau tindakan yang
tidak adil bisa mempengaruhi perilaku mereka. Menjadi sebuah kewajiban
bagi orang tua untuk memberikan perlindungan dan menegkkan hukum yang
ada meskipun itu di lingkungan keluarga demi menegakkan dan menjamin
rasa adil.

B. Lingkungan Masyarakat

Keberadaan hukum dalam masyarakat sangatlah penting, dalam kehidupan


dimana hukum dibangun dengan dijiwai oleh moral konstitusionalisme,

229
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

yaitu menjamin kebebasan dan hak warga, maka mentaati hukum dan
konstitusi pada hakekatnya merupakan sebuah kewajiban bagi warga
negara yang tidak bisa ditawar lagi.

Negara hukum pada dasarnya bertujuan untuk memberikan perlindungan


hukum bagi rakyat terhadap tindakan pemerintah dilandasi dua prinsip
negara hukum, yaitu :
a) Perlindungan hukum yang preventif yang bentuknya berupa
pencegahan sebelum terjadinya pelanggaran hukum
b) Perlindungan hukum yang represif merupakan perlindungan
hukum dalam upaya menyelesaikan sengketa/menegakkan
hukum

Peran serta kita sebagai anggota masyarakat dalam menegakkan hukum di


lingkungan masyarakat begitu penting, dan tak lepas dari itu semua, kita
juga harus membekali diri dengan keberanian dan kesopanan karena
mengingat di masyarakat banyak yang lebih tua daripada kita sendiri, dan
kita memiliki kewajiban menghormatinya. Selain itu masyarakat juga
bagian dari lingkungan kecil dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perlu upaya saling mengerti dan memahami ketika muncul ketidakadilan
sehingga semua pihak bisa dengan mudah dikoreksi dan diperbaiki. Karena
dalam mewujudkan perlindungan dan penegakan hukum pasti mengalami
hambatan. Dan menciptakan rasa keadilan merupakan sebuah keniscayaan.
Sebagai contoh dari hal tersebut adalah sebagai berikut:

Masyarakat Adat Kurang Mendapatkan Perlindungan Hukum

230
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Gambar 2. Masyarakat Adat Ogie Bugis di Kabupaten tanah Bumbu, Kalimantan Selatan
menyematkan gelar adat Kapiten Lou Pulau kepada Presiden Republik Indonesia
Sumber: KOMPAS.com/ENI MUSLIHAH)

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengajar Hukum Adat (APHA) menyebutkan,


masyarakat adat selama ini kurang mendapatkan perlindungan hukum
khususnya dalam penguasaan tanah dan dalam menjalankan peribadatannya.
"Soal penguasaan tanah, mereka mudah digusur oleh investor asing meskipun
sudah ratusan tahun mendiami tempat itu," kata Ketua APHA Dr Laksanto Utomo
saat memberikan paparan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan
Badan Legislasi DPR di Senayan, Jakarta, Senin (15/1/2018), sebagaimana
dikutip dari Antaranews.com. Menurutnya, otoritas berwenang mengatakan tak
ada lagi masyarakat adat, tanah yang tidak besertifikat adalah milik negara
sehingga
mereka mudah digusur dan dipinggirkan. "Jika RUU Masyarakat Adat tidak
segera diperbaiki, dipastikan akan merugikan masyarakat adat di masa depan,
dan tanah mereka bergeser ke investor asing,"
Oleh karenanya, ia menilai perlu ada koreksi mendasar terhadap Rancangan
Undang-Undang Hukum Adat karena di dalamnya masih banyak kerancuan yang
dapat merugikan kaum adat. Kerancuan itu antara lain tecermin dari
nomenklatur RUU Masyarakat Adat yang memberikan pengertian masyarakat
adat secara sempit. "Pengertiannya harus diperluas meliputi masyarakat hukum
adat, masyarakat tradisional termasuk di dalamnya perlu mengakomodasi aliran
kepercayaan yang sudah diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) pada
2017," kata Laksanto. Laksanto yang didampingi Dr Kunthi Tridewiyanti dari FH
Universitas Pancasila Jakarta, Prof Dominikus Rato dari Universitas Negeri
Jember, Prof Dr MG Endang Sumiarni dari Fakultas Hukum Universitas
Admadjaya Yogyakarta, Dr Ning Adhiyasih dari FH Trisakti, dan Robert K
Hammar dari STIH Manokwari Papua kembali menegaskan, dengan perluasan
pengertian dalam RUU akan menguntungkan masyarakat adat.
"Jangan sampai kita menjadi tukang cuci di negeri sendiri karena jutaan tanah
yang saat ini dikuasai masyarakat adat kian menyusut," kataya. Prof Rato
menambahkan, Peradilan Adat perlu diciptakan di lingkungan masyarakat adat
yang berfungsi memeriksa, mengadili, dan memutuskan sengketa menurut
hukum adat dengan memerhatikan HAM, kecuali pelanggaran yang sudah diatur
dalam peraturan perundang-undangan dengan ancaman penjara paling sedikit

231
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

lima tahun. "`Negara mawa tata dan desa mawa cara`, artinya negara harus
mempunyai hukum secara nyata, sementara desa juga mempunyai cara budaya
yang beragam. Keduanya dapat bersinergi," katanya.
Sumber:https://nasional.kompas.com/read/2018/01/16/07010071/
masyarakat-adat-kurang-mendapatkan-perlindungan-hukum.

C. Lingkungan Masyarakat

Dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas


Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, antara
lain disebutkan bahwa, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan (ps. 1 ayat 1). Sedangkan yang
dimaksud perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang,
dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
(ps. 1 ayat 2).

Lebih lanjut dalam pasal 54 ayat 1 disebutkan, bahwa anak di dalam dan di
lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan perlindungan dari tindak
kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang
dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik,
dan/atau pihak lain.

Sekolah sebagai tempat belajar memang harus dikondisikan aman dan


nyaman bagi seluruh anggota yang tinggal di dalamnya. Beberapa
permasalahan yang terjadi selama ini hingga masuk ke ranah hukum
disebabkan kurang paham dalam menerapkan praktik perlindungan dan
penegakan aturan yang ada di sekolah. Berikut ini disajikan satu berita
tentang bagaimana tanggapan stake holder terkait (KPAI) yang bisa dijadikan
sebagai sumber informasi terkait praktik perlindungan peserta didik ketika
berada di sekolah;

232
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

KPAI Kecam Hukuman Fisik Kepada Siswa oleh Sekolah

JAKARTA, (PR).- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengecam


tindakan pihak sekolah yang menghukum siswa dengan hukuman fisik di
sekolah. KPAI menyakatan, tindakan sebuah SD swasta di Bojonggede,
Kabupaten Bogor yang menguhukum GNS (10) dengan push up 100 kali
merupakan tindakan melawan undang-undang.
GNS dihukum akibat orang tuanya belum melunasi biaya sumbangan
pembinaan pendidikan (SPP).
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan, korban
mengalami trauma berat sehingga menolak untuk melanjutkan sekolah. Korban
menderita secara fisik dan psikis. Menurut dia, orang tua korban terpaksa
menunggak pelunasan SPP karena belum memiliki uang.
“Apa yang dilakukan oleh pihak sekolah terhadap para siswa yang orang tuanya
belum melunasi uang SPP adalah bentuk kekerasan terhadap anak. Itu bisa
dikategorikan berpotensi kuat melanggar pasal 76C UU No 35 tahun 2014
tentang Perlindungan Anak. Apalagi jika push up dilakukan berpuluh kali, tanpa
mempertimbangkan kondisi anak. Ini masuk kategori kekerasan fisik,” ujar
Retno di Jakarta, Rabu, 30 Januari 2019.
Ia menjelaskan, GNS tertekan karena merasa direndahkan dan dipermalukan di
lingkungan sekolah. Hukuman tersebut membuat teman korban jadi tahu kalau
orang tua GNS belum bisa melunasi uang SPP. Hal ini merupakan bentuk
kekerasan psikis.
Ia menyatakan, jika ada anak yang belum bayar SPP, maka sekolah tidak berhak
menghukum siswa. Pasalnya, anak harus tetap mendapatkan haknya atas
pendidikan, seperti mengikuti pembelajaran, ujian dan kegiatan lain di dalam
sekolah.
“Kalau orang tuanya belum melunasi SPP, maka itu bukan salah si anak, tetapi
itu kewajiban orang tuanya. Yang harus dipanggil, ditegur dan disurati pihak
sekolah adalah orang tuanya. Kalau ada perjanjian antara orang tua siswa dan
pihak sekolah saat mendaftar sekolah di tempat tersebut, maka perjanjian itu
juga tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangan yang ada,” ucap
Retno.
Ia menyesalkan langkah yang diambil pihak sekolah karena langsung
menghukum siswanya. Seharusnya pihak sekolah berkomunikasi dengan orang
tua siswa untuk menemukan solusi terbaik tanpa merugikan hak anak untuk
sekolah.
Menurut Retno, jika ada orang tua siswa tidak bisa melunasi uang SPP beberapa
bulan karena ketidakmampuannya, maka hal ini harus dibicarakan baik-baik.
Sekolah juga bisa berkoordinasi dengan pengawas sekolah dan dinas
pendidikan setempat agar ada jalan keluar. “Misalnya membantu memindahkan
sang anak ke sekolah negeri terdekat, karena sekolah negeri untuk SD gratis.
Berbeda dengan pihak sekolah swasta yang memang operasional sekolah
sangat tergantung dengan uang bayaran siswanya sehingga berbiaya. Selain itu,
pihak sekolah juga bisa berkomunikasi dengan para orang tua lainnya melalui
komite sekolah sehingga bisa dicarikan solusi. Misalnya dengan subsidi silang,”
katanya. (Sumber:

233
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/2019/01/30/kpai-kecam-
hukuman-fisik-pada-siswa-oleh-sekolah)

D. Lingkungan Bangsa dan Negara

Hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dipilah menjadi


beberapa kelompok, dari sisi materiilnya ada hukum positif ada hukum
Islam dan hukum adat. Dari sisi hukum yang dikodifikasi dipilah lagi ada
hukum pidana, hukum perdata, hukum dagang/bisnis, hukum tata usaha
negara dan lain sebagainya.

Keberagaman hukum tersebut ditujukan salah satunya agar para pencari


keadilan lebih mudah menyelesaikan masalah yang menimpa mereka
sehingga lebih mudah mendapatkan keadilan. Permasalahnnya adalah
ketika ketidak tahuan warga negara dalam memahami peraturan menjadi
hal yang utama. Sehingga ketika berhadapan dengan masalah hukum
mereka buta. Hukum hanya dipahami oleh para akademisi dan orang yang
berkiprah di bidang hukum itu sendiri.

Keadaan seperti ini rentan untuk disalahgunakan sehingga dibutuhkan


perhatian lebih serius dengan melibatkan berbagai macam pihak dalam hal
ini civil society dalam upaya memberikan perlindungan dan penegakan
hukum yang bisa memberikan keadilan bagi para pencari keadilan itu
sendiri. Khsusunya bagi orang yang buta akan hukum. Untuk lebih
memahmi hal ini disajikan indormasi berita yang bisa untuk dijadikan
bahan kajian atau analisa terkait praktik perlindungan dan penegakan
hukum untuk memberikan jaminan keadilan khususnya bagi warga negara.

234
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

PENJUAL COBEK, MENDAPATKAN BANTUAN HUKUM


SECARA CUMA-CUMA

BPHN–Jakarta. Beberapa waktu lalu di linimasa jejaring sosial media dan


beberapa media online dan cetak sempat ramai dengan pemberitaan tentang
Tajudin. Nama Tajudin sontak ramai menjadi bahan pemberitaan karena dirinya
baru saja keluar dari Lapas Jambe Tanggerang setelah terkurung selama
sembilan bulan.
Kisah pilu Tajudin dimulai karena dirinya dituduh memperkerjakan anak di
bawah umur. Sebelum Tajudin merasakan dinginnya tembok Lembaga
Pemasyarakatan, dirinya berprofesi sebagai seorang penjual cobek. Pria asal
Padalarang ini ditangkap petugas Polres Tangerang Selatan pada Rabu 20 April
2016 dengan tuduhan mempekerjakan dua anak di bawah umur, yaitu Cepi
Nurjaman, 14, dan Dendi Darmawan, 15 yang ternyata masih ada hubungan
keluarga.
Dari berbagai sumber di media, kronologis penangkapannya bermula pada saat
ia hendak pulang ke rumah kontrakan usai berjualan cobek di Graha Bintaro,
Kecamatan Pondok Aren Tangerang. Di luar dugaan, ia langsung ditangkap
petugas kepolisian dengan tuduhan melakukan eksploitasi anak dibawah umur.
Dirinya langsung disergap polisi sewaktu pulang kerja sekitar pukul 22.00 WIB
malam. Polisi menuduhnya mempekerjakan anak. Padahal tuduhan itu salah,
justru kedua anak itu yang ngotot ikut bekerja menjual cobek dengan dirinya.
Orang tua kedua dari kedua anak tersebut sudah menyetujuinya, ungkap Tajudin.
Dirinya mengaku bahwa tidak pernah memaksa mereka berjualan. Namun kedua
anak itu memohon untuk membeli cobek dari Tajudin lalu dijual sendiri.
Karena ada kasus hukum yang menimpanya itu, selama sembilan bulan ia harus
berpisah dengan istri dan anaknya. Bahkan ia tidak bisa menyaksikan kelahiran
anak bungsunya yang diberi nama Muhammad Yasin yang kini menginjak usia
lima bulan. Anak bungsu Tajudin itu lahir pada 21 Agustus 2016 berjenis kelamin
laki-laki. Selama di penjara pun, dirinya tak pernah dijenguk keluarga. “Istri
lahiran juga baru diberi tahu saudara saat hadir di sidang pengadilan, “ ungkap
Tajudin.
Namun saat ini, terhitung sejak tanggal 14 Januari 2017 Tajudin sudah bisa
berkumpul kembali bersama keluarganya, walaupun proses hukum masih
berlangsung dan masih ada tahapan yang harus dijalani dirinya dan Kuasa
Hukumnya. Dirinya sudah bisa berkumpul kembali bersama keluarga dan
membayar hutang waktu yang selama 9 bulan terakhir harus hilang.
Kebebasan yang dirasakan saat ini oleh Tajudin tentu saja tidak semerta-merta
datang dengan sendirinya. Ada peranan organisasi bantuan hukum yang dirasa
cukup besar. Dalam hal ini LBH Keadilan yang berdomisili di Pamulang yang
menangani kasus Tajudin. LBH keadilan merupakan salah satu Organisasi
Bantuan Hukum yang telah lolos verifikasi dan akreditasi oleh Kementerian
Hukum dan HAM RI.

235
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Setelah berjalan sekian bulan akhirnya kasus ini mendapatkan titik terang
dimana saat ini Tajudin telah berkumpul kembali dengan keluarga. Akan tetapi
Abdul Hamim selaku pengacaranya tetap masih mendampingi Tajudin hingga
kasusnya mendapatkan putusan inkraht dari pengadilan. “Tajudin, memang baru
lepas dari masa tahanan akan tetapi kasusnya masih belum inkraht sehingga
kami pun masih ada kewajiban memberikan pendampingan hukum bagi
Tajudin,” ungkap Abdul Hamim. Hingga saat ini LBH Keadilan sebagai OBH yang
menangani kasus ini pun telah dua kali melakukan pencairan melalui aplikasi
sidbankum.bphn.go.id.
Pemberian bantuan hukum gratis itu sendiri sebenarnya sudah berjalan kurang
lebih 6 tahun, terhitung sejak di undangkannya pada tahun 2011. Sejak di
undangkannya Undang-undang Nomor 16 tahun 2011 sudah ada 405 Organisasi
Bantuan Hukum yang tersebar di seluruh Indonesia yang akan memberikan
bantuan hukum gratis bagi masyarakat miskin atau tidak mampu.
Selain itu juga dengan adanya aplikasi sidbankum.bphn.go.id semua informasi
menjadi lebih jelas. Dimana kami bisa mendapatkan informasi tentang bantuan
hukum melalui satu pintu dan sangat memudahkan kami dari sisi administrasi,
jelas Abdul Hamim. Akan tetapi kecanggihan teknologi yang saat ini sudah tentu
saja masih ada sedikit kelemahan. “Mungkin perlu ada fitur yang menyediakan
sarana komunikasi dua arah antara OBH, Kantor Wilayah dan BPHN sebagai
admin pusat sehingga ketika ada kekurangan berkas kami bisa jelaskan beberapa
hal dari sisi kami sebagai Pemberi Bantuan Hukum,” ungkap Abdul Hamim.
(Sumber: https://bphn.go.id/news/2017013002422923/Penjual-Cobek-
Mendapatkan-Bantuan-Hukum-Secara-Cuma-Cuma)

236
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

SOAL-SOAL UN/USBN

A. Soal-Soal USBN Tahun 2017/2018

Berikut ini contoh soal-soal USBN topik Perlindungan dan Penegakan


Hukum Untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian:

Tabel 7. Soal-Soal USBN Tahun 2017/2018

No. Soal
1

Gambar 3. Kegiatan Siskamling di lingkungan


Sumber: hasprabu.blogspot.com

Kenapa masyarakat bersedia melaksanakan program Siskamling


secara sukarela?
A. karena bisa berkumpul dan bersendagurau
B. manfaatnya kembali kepada masyarakat itu sendiri
C. mencerminkan sikap sadar hukum
D. untuk mempertahankan tertib hukum
E. sebagai sarana bersosialisasi di lingkungan
Identifikasi

Kelas/Smt : XII SMK /I

Level Kognitif : L3

IPK yang bersesuaian : 3.22.9 Mengidentifikasi bentuk partisipasi


masyarakat dalam perlindungan dan
penegakan hukum pengakan huk

Disajikan : Gambar masyarakat sedang bagu membahu


melaksanakan siskamling

237
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Ditanyakan : Kenapa masyarakat bersedia melaksanakan


program Siskamling secara sukarela?
Materi yang
: Partisipasi masyarakat dalam perlindungan
dibutuhkan dan penegakan hukum.

No. Soal
2 Hukum tumpul ke atas tajam ke bawah. Istilah ini sering muncul
ketika masyarakat menilai proses penegakan hukum di Indonesia.
Sebagai salah satu contohnya sering masyarakat membandingkan
jumlah hukuman yang diterima oleh terpidana pencurian dengan
koruptor yang tidak bisa mencerminkan rasa keadilan. Agar bisa
memenuhi rasa keadilan seharusnya sanksi hukum bersifat .....
A. fleksibel mengikuti tingkat kesalahan
B. tegas
C. mengikuti peraturan perundang-undangan
D. positif
E. Menjerakan plaku kejahatan
Identifikasi

Kelas/Smt : XII SMK/I

Level Kognitif : L3

IPK yang bersesuaian : 3.22.10 Mengevaluasi berbagai kasus


pelanggaran hukum di masyarakat.
Ilustrasi istilah hukum tumpul ke atas dan
Disajikan : tajam ke bawah dalam menindak pelanggar
hukum sehingga tidak menimbulkan rasa
keadilan di masyarakat

Ditanyakan : Sifat sangksi hukum agar bisa memenuhi rasa


keadilan
Materi yang
: Kasus pelanggaran hukum di Indonesia
dibutuhkan

238
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

No. Soal
3 Undang-Undang No.26/2000 tentang pengadilan HAM yang
berbunyi pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang
atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja
ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang
ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang berlaku
Berikut ini yang bukan merupakan bentuk pelanggaran HAM yang
terjadi di masyarakat adalah ....
A. seorang pelajar yang mengendarai motor ditangkap polisi
karena tidak mempunyai SIM
B. seorang siswa harus berhenti sekolah karena bekerja
memenuhi kebutuhan keluarganya
C. pemaksaan kepada seorang gadis untuk menikah dengan
pemuda pilihan orang tuanya
D. seorang anak harus bersekolah di jurusan yang sesuai
dengan kehendak orang tua
E. seorang suami melakukan kekerasan kepada istrinya

Identifikasi

Kelas/Smt : XII SMK /I

Level Kognitif : L3

IPK yang bersesuaian : 3.22.10 Mengevaluasi berbagai kasus


pelanggaran hukum di masyarakat.

Disajikan : Berbagai macam kasus hukum yang terjadi di


masyarakat

Ditanyakan : Kasus hukum biasa yang bukan merupakan


pelanggaran HAM
Materi yang
: Kasus pelanggaran hukum di Indonesia
dibutuhkan

No. Soal

239
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4 Salah satu kebijakan pemerintah di bidang pendidikan adalah Program


Indonesia Pintar. Program ini bertujuan meningkatkan akses bagi anak
usia 6 sampai dengan 21 tahun untuk mendapatkan layanan
pendidikan sampai tamat satuan pendidikan menengah untuk
mendukung pelaksanaan pendidikan menengah universal/ rintisan
wajib belajar 12 tahun. Meringankan biaya personal pendidikan,
Mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah (drop out)
atau tidak melanjutkan pendidikan akibat kesulitan ekonomi.
Kebijakan pemerintah tersebut dilandasi oleh nilai Pancasila yaitu nilai
….
A. ketuhanan dan kemanusian
B. persatuan dan kemanusian
C. kemanusian dan keadilan
D. kerakyatan dan persatuan
E. persatuan dan keadilan

Identifikasi

Kelas/Smt : XII SMK/ I

Level Kognitif : L3

IPK yang :
3.22.1 Menjelaskan konsep perlindungan dan
bersesuaian penegakan hukum.
Kebijakan perlindungan pemerintah di bidang
Disajikan : pendidikan untuk mencegah terjadinya putus
sekolah dan menciptakan akses pendidikan yang
lebih luas
Ditanyakan : Dasar nilai Pancasila yang sesuai dengan kebijakan
pemerintah di bidang pendidikan
Materi yang
: Konsep perlindungan dan penegakan hukum.
dibutuhkan

240
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

B. Soal-Soal USBN Tahun 2018/2019

No. Soal
1 Sebagai negara hukum, Indonesia wajib melaksanakan proses perlindungan
dan penegakkan hukum. Negara wajib melindungi warga negaranya dari
berbagai macam ketidakadilan, ketidaknyamanan dan penyimpangan hukum
lainnya. Selain itu, Negara mempunyai kekuasaan untuk memaksa seluruh
warga negaranya untuk melaksanakan semua ketentuan-ketentuan yang
berlaku. Oleh karena itu, perlindungan dan penegakan hukum sangat penting
dilakukan, karena dapat … .
A. memperkokoh kedudukan Indonesia sebagai negara demokratis
B. memperkuat wibawa pemerintah dihadapan rakyat Indonesia
C. meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia
D. mewujudkan supremasi sipil dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
E. mewujudkan perdamaian dan keadilan dalam kehidupan di masyarakat

Identifikasi

Kelas/Smt : XII SMK/I

Level Kognitif : L3

IPK yang : 3.22.2 Menjelaskan pentingnya perlindungan dan


bersesuaian penegakan hukum.
Narasi tentang kewajiban negara dalam melindungi
Disajikan : warga negara dari rasa ketidak adilan,
ketidaknyamanan dan penyimpangan hukum

Orientasi tentang pentingnya perlindungan


Ditanyakan : penegakan hukum ditinjau dari manfaat yang
ditimbulkan
Materi yang : Pentingnya perlindungan dan penegakan hukum
dibutuhkan

No. Soal

241
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2 Ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melaksanakan operasi


tangkap tangan (OTT) atas suatu dugaan tindak kejahatan korupsi
selalu diiringi dengan konferensi pers dengan menampilkan barang
bukti hasil operasi tangkap tangan. Dalam konferensi pers tersebut
disampaikan kronologi dan juga ditampilkan tersangka atau inisial
terduga tindak pelaku kejahatan korupsi. Disisi lain dalam hukum
positif kita berlaku asas praduga tidak bersalah terhadap para
tersangka pelaku tindak kejahatan. Apa asas yang melatar belakangi
tindakan KPK melakukan konferensi pers tersebut sehingga tidak
bertentangan dengan asas praduka tak bersalah ?
A. kepastian hukum
B. keterbukaan
C. akuntabilitas
D. kepentingan umum
E. prorsionalitas

Identifikasi

Kelas/Smt : XII SMK/I

Level Kognitif : L3

IPK yang : 3.22.7 Menguraikan peran Komisi Pemberantasan


Korupsi dalam menjamin keadilan dan
bersesuaian
kedamaian.
Disajikan : Peristiwa konferensi pres KPK yang menampilkan
barang bukti, tersangka atau inisialnya dikaitkan
dengan prakatik asas praduga tak bersalah.

Apa asas yang melatar belakangi tindakan KPK


Ditanyakan : melakukan konferensi pers tersebut sehingga tidak
bertentangan dengan asas praduka tak bersalah ?

Materi yang
: Peran Komisi Pemberantasan Korupsi dalam
dibutuhkan menjamin keadilan dan kedamaian

No. Soal

242
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Dari gambar di atas tentukan berapa norma masyarakat yang telah


dilanggar oleh pengendara sepeda motor tersebut !
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Identifikasi

Kelas/Smt : XII SMK/ I


Level Kognitif : L3
IPK yang : 3.22.8 Mengidentifikasi macam- macam sanksi atas
pelanggaran hukum.
bersesuaian
Disajikan : Gambar tentang pelanggaran lalu lintas yang
dilakukan oleh pelajar
Ditanyakan : Berapa norma masyarakat yang telah dilanggar
Materi yang
: Macam- macam sanksi atas pelanggaran hukum.
dibutuhkan

243
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

BAHAN PEMBELAJARAN

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada unit ini terdiri dari 4 aktivitas pembelajaran.


Aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan pendekatan
saintifik, berpusat pada peserta didik dengan model discovery learning dan
variasi stretegi pembelajaran.

Aktivitas 1

Pada aktivitas 1, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan peserta didik


menggunakan model pembelajaran discovery learning melalui strategi
mencari informasi (information search), tanya jawab, windows shoping dan
diskusi. Media pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas 1 ini antara
lain: power point, LCD, laptop, whiteboard, spidol whiteboard, kertas plano,
koran, majalah, tabloid, buku sumber belajar, LK 1. Alokasi waktu untuk
aktivitas 1 adalah 2 kali pertemuan = 180 menit (4 x 45 menit).

Tabel 8. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada aktivitas 1


TAHAPAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI
PEMBELAJAR
(Berpusat pada peserta didik) WAKTU
AN
Pertemuan I

A. Kegiatan Pendahuluan
Orientasi 1. Peserta didik mengucapkan salam dan 10 menit
berdoa bersama-sama menurut agama dan
kepercayaannya masing-masing
2. Peserta didik diajak untuk memeriksa
kebersihan dan kerapian di sekitar area

244
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

TAHAPAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI
PEMBELAJAR
(Berpusat pada peserta didik) WAKTU
AN
dalam dan luar ruang kelas.
3. Peserta didik diajak untuk peduli terhadap
teman sekelasnya dengan mengecek
peserta didik yang hadir dan tidak hadir
dan melaporkan data peserta didik yang
tidak hadir kepada guru
4. Peserta didik menyanyikan 1 lagu
perjuangan Maju Tak gentar
Pemberian 5. Peserta didik menyimak ketika guru
acuan menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai, garis besar cakupan materi dan
kegiatan yang akan dilakukan.
Motivasi 6. Peserta didik didorong untuk menemukan
dan mengidentifikasi manfaat materi ini
melalui brainstorming (curah pendapat)

B. Kegiatan Inti

Sintak 1 7. Peserta didik diminta membuat kelompok 25 menit


Stimulation masing-masing kelompok terdiri dari 4-5
(memberi orang
stimulus/ 8. Peserta didik secara berkelompok diberi
rangsangan) bahan bacaan yang sama terdiri dari
artikel/kasus dan materi buku sumber
belajar bertemakan konsep penegakan
hukum, pentingnya perlindungan dan
penegakan hukum, peran kepolisian dan

245
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

TAHAPAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI
PEMBELAJAR
(Berpusat pada peserta didik) WAKTU
AN
hakim dalam menjamin keadilan dan
kedamaian
9. Peserta didik diminta menelaah dan
menemukan informasi terkait materi
dalam teks atau bahan bacaan
10. Peserta didik didorong untuk membuat
pertanyaan-pertanyaan menantang yang
jawabannya berkaitan dengan teks yang
mereka baca yaitu tentang konsep
penegakan hukum, pentingnya
perlindungan dan penegakan hukum,
peran kepolisian dan hakim dalam
menjamin keadilan dan kedamaian. (LK 1)

Sintak 2 11. Peserta didik diminta menyampaikan 30 menit


Problem pertanyaan-pertanyaan secara tertulis
Statement kepada kelompok lain tentang konsep
(pernyataan/ penegakan hukum, pentingnya
identifikasi perlindungan dan penegakan hukum,
masalah) peran kepolisian dan hakim dalam
menjamin keadilan dan kedamaian
12. Peserta didik melalui kelompok mereka
masing-masing mencoba memecahkan
masalah dengan mencari jawaban dari
pertanyaan yang diberikan kelompok lain
menggunakan bahan bacaan yang sudah di
baca sebelumnya tentang konsep
penegakan hukum, pentingnya

246
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

TAHAPAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI
PEMBELAJAR
(Berpusat pada peserta didik) WAKTU
AN
perlindungan dan penegakan hukum,
peran kepolisian dan hakim dalam
menjamin keadilan dan kedamaian

Sintak 3 13. Peserta didik secara berkelompok 15 menit


Data menuliskan jawaban dari pertanyaan yang
Collecting diberikan oleh kelompok lain dari sumber
(mengumpulk bahan bacaan yang ada menggunakan
an data) media kertas plano yang sudah disediakan
(LK 1)
C. Kegiatan Penutup

14. Peserta didik melakukan refleksi proses pembelajaran 10 menit


berkaitan dengan metode dan staregi yang diterapkan guru
pada pertemuan ini secara mandiri.
15. Peserta didik diminta membaca materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya secara mandiri dari bahan
sumber belajar yang dipelajari
16. Peserta didik diminta untuk menutup pelajaran pada
pertemuan ini dengan mengucapkan syukur dan berdoa
kepada Tuhan Yang Maha Esa karena pembelajaran
berlangsung aman, lancar, dan tertib

Pertemuan II

A. Kegiatan Pendahuluan
Orientasi 1. Peserta didik mengucapkan salam dan 10 menit

247
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

TAHAPAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI
PEMBELAJAR
(Berpusat pada peserta didik) WAKTU
AN
berdoa bersama-sama menurut agama dan
kepercayaannya masing-masing
2. Peserta didik diajak untuk memeriksa
kebersihan dan kerapian di sekitar area
dalam dan luar ruang kelas.
3. Peserta didik diajak untuk peduli terhadap
teman sekelasnya dengan mengecek
peserta didik yang hadir dan tidak hadir
dan melaporkan data peserta didik yang
tidak hadir kepada guru
Sintak 4 4. Peserta didik mengolah data dan informasi 25 menit
Data yang diperoleh secara cepat, cermat, tepat,
Processing dan kerjasama yang baik dalam
(mengolah kelompoknya
data) 5. Peserta didik menyajikan hasil jawaban
atas pertanyaan yang diberikan tentang
konsep penegakan hukum, pentingnya
perlindungan dan penegakan hukum, peran
kepolisian dan hakim dalam menjamin
keadilan dan kedamaian di kertas plano
dan menempelkan hasil pekerjaan di depan
kelas
6. Masing masing peserta didik diminta
memberikan tanggapan hasil kerja
kelompok dengan memberikan tanda
khusus kepada kelompok yang dianggap
mampu memberikan jawaban yang paling

248
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

TAHAPAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI
PEMBELAJAR
(Berpusat pada peserta didik) WAKTU
AN
baik dan tepat
Sintak 5 7. Peserta didik secara berkelompok 25 menit
Verification melakukan verifikasi dan pemeriksaan hasil
(pembuktian) penugasan kelompok melalui proses
presentasi dan diskusi antar kelompok
(sampel kelompok yang presentasi dapat
dipilih secara acak dengan sistem pilihan
suara terbanyak) tentang konsep
penegakan hukum, pentingnya
perlindungan dan penegakan hukum, peran
kepolisian dan hakim dalam menjamin
keadilan dan kedamaian.
8. Peserta didik secara berkelompok
melakukan proses konfirmasi kepada guru
melalui proses tanya jawab
9. Peserta didik memperhatikan penjelasan
dan penguatan materi dari guru
Sintak 6 10. Masing-masing kelompok memaparkan 20 menit
Generalization kesimpulan dari hasil diskusi, verifikasi,
(menyimpulka konfirmasi tentang konsep penegakan
n) hukum, pentingnya perlindungan dan
penegakan hukum, peran kepolisian dan
hakim dalam menjamin keadilan dan
kedamaian secara bertanggungjawab

C. Kegiatan Penutup

11. Peserta didik diberikan penugasan berupa membuat 10 menit

249
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

TAHAPAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI
PEMBELAJAR
(Berpusat pada peserta didik) WAKTU
AN
resume secara mandiri mengenai materi yang dipelajari
dalam pertemuan ini.
12. Peserta didik melakukan refleksi proses pembelajaran
berkaitan dengan metode dan staregi yang diterapkan
guru pada pertemuan ini secara mandiri.
13. Peserta didik diminta membaca materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya secara mandiri
dari bahan bacaan 1. Mencermati Sistem peradilan di
Indonesia 2. Menampilkan sikap yang sesuai dengan
hukum
14. Peserta didik diminta untuk menutup pelajaran pada
pertemuan ini dengan mengucapkan syukur dan berdoa
kepada Tuhan Yang Maha Esa karena pembelajaran
berlangsung aman, lancar, dan tertib

Aktivitas 2

Pada aktivitas 2, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan peserta didik


menggunakan model pembelajaran discovery learning melalui strategi
mencari informasi (information search), tanya jawab, windows shoping dan
diskusi. Media pembelajaran yang digunakan

dalam aktivitas 2 ini antara lain: power point, LCD, laptop, whiteboard, spidol
whiteboard, kertas plano, koran, majalah, tabloid, buku sumber belajar, LK 2.
Alokasi waktu untuk aktivitas 2 adalah 2 kali pertemuan = 180 menit (4 x 45
menit).

250
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada aktivitas 2 dapat


dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada aktivitas 2


TAHAPAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI
PEMBELAJARA
(Berpusat pada peserta didik) WAKTU
N
Pertemuan III

A. Kegiatan Pendahuluan

Orientasi 1. Peserta didik mengucapkan salam 10 menit


dan berdoa bersama-sama menurut
agama dan kepercayaannya masing-
masing
2. Peserta didik diajak untuk
memeriksa kebersihan dan kerapian
di sekitar area dalam dan luar ruang
kelas.
3. Peserta didik diajak untuk peduli
terhadap teman sekelasnya dengan
mengecek peserta didik yang hadir
dan tidak hadir dan melaporkan
data peserta didik yang tidak hadir
kepada guru
4. Peserta didik menyanyikan lagu
perjuangan Padamu Negeri
Pemberian 5. Peserta didik menyimak ketika guru
acuan menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai, garis besar cakupan
materi dan kegiatan yang akan
dilakukan.

251
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

TAHAPAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI
PEMBELAJARA
(Berpusat pada peserta didik) WAKTU
N
Motivasi 6. Peserta didik didorong untuk
menemukan dan mengidentifikasi
manfaat materi ini melalui
brainstorming (curah pendapat)

B. Kegiatan Inti

Sintak 1 7. Peserta didik diminta membuat 25 menit


Stimulation kelompok masing-masing kelompok
(memberi terdiri dari 4-5 orang
stimulus/ 8. Peserta didik secara berkelompok
rangsangan) diberi bahan bacaan yang sama
terdiri dari artikel/kasus dan materi
buku sumber belajar bertemakan
peran kejaksaan, advokat, dan KPK
dalam menjamin keadilan dan
kedamaian sera mengidentifikasi
macam-macam pelanggaran hukum.
9. Peserta didik diminta menelaah dan
menemukan informasi terkait
materi dalam teks atau bahan
bacaan
10. Peserta didik didorong untuk
membuat pertanyaan-pertanyaan
menantang yang jawabannya
berkaitan dengan teks yang mereka
baca yaitu tentang peran kejaksaan,

252
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

TAHAPAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI
PEMBELAJARA
(Berpusat pada peserta didik) WAKTU
N
advokat, dan KPK dalam menjmain
keadilan dan kedamaian sera
mengidentifikasi macam-macam
pelanggaran hukum. (LK 2)
Sintak 2 11. Peserta didik diminta 30 menit
Problem menyampaikan pertanyaan-
Statement pertanyaan secara tertulis kepada
(pernyataan/ kelompok lain peran kejaksaan,
identifikasi advokat, dan KPK dalam menjmain
masalah) keadilan dan kedamaian serta
mengidentifikasi macam-macam
pelanggaran hukum.
12. Peserta didik melalui kelompok
mereka masing-masing mencoba
memecahkan masalah dengan
mencari jawaban dari pertanyaan
yang diberikan kelompok lain
menggunakan bahan bacaan yang
sudah di baca sebelumnya tentang
peran kejaksaan, advokat, dan KPK
dalam menjmain keadilan dan
kedamaian sera mengidentifikasi
macam-macam pelanggaran hukum.

Sintak 3 13. Peserta didik secara berkelompok 15 menit


Data Collecting menuliskan jawaban dari pertanyaan
(mengumpulkan yang diberikan oleh kelompok lain
data) dari sumber bahan bacaan yang ada

253
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

TAHAPAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI
PEMBELAJARA
(Berpusat pada peserta didik) WAKTU
N
menggunakan media kertas plano
yang sudah disediakan (LK 2)
C. Kegiatan Penutup

14. Peserta didik melakukan refleksi proses pembelajaran 10 menit


berkaitan dengan metode dan strategi yang diterapkan
guru pada pertemuan ini secara mandiri.
15. Peserta didik diminta membaca materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya secara mandiri
dari bahan sumber belajar yang dipelajari
16. Peserta didik diminta untuk menutup pelajaran pada
pertemuan ini dengan mengucapkan syukur dan berdoa
kepada Tuhan Yang Maha Esa karena pembelajaran
berlangsung aman, lancar, dan tertib

Pertemuan IV

A. Kegiatan Pendahuluan

254
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Orientasi 1. Peserta didik mengucapkan salam 10 menit


dan berdoa bersama-sama menurut
agama dan kepercayaannya masing-
masing
2. Peserta didik diajak untuk
memeriksa kebersihan dan kerapian
di sekitar area dalam dan luar ruang
kelas.
3. Peserta didik diajak untuk peduli
terhadap teman sekelasnya dengan
mengecek peserta didik yang hadir
dan tidak hadir dan melaporkan
data peserta didik yang tidak hadir
kepada guru
B. Kegiatan Inti
Sintak 4 4. Peserta didik mengolah data dan 25 menit
Data Processing informasi yang diperoleh secara
(mengolah data) cepat, cermat, tepat, dan kerjasama
yang baik dalam kelompoknya
5. Peserta didik menyajikan hasil
jawaban atas pertanyaan yang
diberikan peran kejaksaan, advokat,
dan KPK dalam menjmain keadilan
dan kedamaian serta
mengidentifikasi macam-macam
pelanggaran hukum. di kertas plano
dan menempelkan hasil pekerjaan di
depan kelas
6. Masing masing peserta didik
diminta memberikan tanggapan

255
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

hasil kerja kelompok dengan


memberikan tanda khusus kepada
kelompok yang dianggap mampu
memberikan jawaban yang paling
baik dan tepat
Sintak 5 7. Peserta didik secara berkelompok 25 menit
Verification melakukan verifikasi dan
(pembuktian) pemeriksaan hasil penugasan
kelompok melalui proses presentasi
dan diskusi antar kelompok (sampel
kelompok yang presentasi dapat
dipilih secara acak dengan sistem
pilihan suara terbanyak) peran
kejaksaan, advokat, dan KPK dalam
menjmain keadilan dan kedamaian
serta mengidentifikasi macam-
macam pelanggaran hukum.
8. Peserta didik secara berkelompok
melakukan proses konfirmasi
kepada guru melalui proses tanya
jawab
9. Peserta didik memperhatikan
penjelasan dan penguatan materi
dari guru
Sintak 6 10. Masing-masing kelompok 20 menit
Generalization memaparkan kesimpulan dari hasil
(menyimpulkan) diskusi, verifikasi, konfirmasi peran
kejaksaan, advokat, dan KPK dalam
menjamin keadilan dan kedamaian
serta mengidentifikasi macam-

256
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

macam pelanggaran hukum secara


bertanggungjawab

C. Kegiatan Penutup

11. Peserta didik diberikan penugasan berupa membuat 10 menit


resume secara mandiri mengenai materi yang
dipelajari dalam pertemuan ini.
12. Peserta didik melakukan refleksi proses pembelajaran
berkaitan dengan metode dan strategi yang diterapkan
guru pada pertemuan ini secara mandiri.
13. Peserta didik diminta membaca materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya secara mandiri
dari bahan bacaan dari buku PPKn Kelas XII
mengidentifikasi bentuk partisipasi masyarakat dalam
perlindungan dan pengakan hukum serta
mengevaluasi berbagai kasus hukum
14. Peserta didik diminta untuk menutup pelajaran pada
pertemuan ini dengan mengucapkan syukur dan
berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
pembelajaran berlangsung aman, lancar, dan tertib

Aktivitas 3

Pada aktivitas 3, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan peserta didik


menggunakan model pembelajaran discovery learning melalui strategi
brainstorming (curah pendapat), semua orang adalah guru (everyone is
teacher here). Alokasi waktu untuk aktivitas 3 adalah 1 kali pertemuan = 90
menit (2 x 45 menit). Media pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas 3
ini antara lain: power point, LCD, laptop, whiteboard, spidol whiteboard,

257
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

lem/dobel tip; kertas plano; spidol hitam dan berwarna, kertas post it,
gambar-gambar/tabel yang berkaitan dengan berbagai kasus pelanggaran
hukum, LK 3.

Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada aktivitas 3 dapat


dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada aktivitas 3


TAHAPAN KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI
PEMBELAJARAN (Berpusat pada peserta didik) WAKTU
Pertemuan V

A. Kegiatan Pendahuluan
Orientasi 1. Peserta didik mengucapkan salam dan 10 menit
berdoa bersama-sama menurut agama
dan kepercayaannya masing-masing
2. Peserta didik diajak untuk memeriksa
kebersihan dan kerapian di sekitar
area dalam dan luar ruang kelas.
3. Peserta didik diajak untuk peduli
terhadap teman sekelasnya dengan
mengecek peserta didik yang hadir
dan tidak hadir dan melaporkan data
peserta didik yang tidak hadir kepada
guru
4. Peserta didik menyanyikan 1 lagu
perjuangan “Satu Nusa Satu Bangsa”
Pemberian acuan 5. Peserta didik menyimak ketika guru
menyampaikan garis besar cakupan
materi dan kegiatan yang akan
dilakukan.
Apersepsi 6. Peserta didik didorong oleh guru

258
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

TAHAPAN KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI


PEMBELAJARAN (Berpusat pada peserta didik) WAKTU
untuk mengaitkan materi pada
pertemuan ini dengan materi pada
pertemuan sebelumnya
Motivasi 7. Melalui brainstorming (curah
pendapat) peserta didik didorong
untuk memberikan pandangan mereka
tentang pentingnya mengidentifikasi
bentuk partisipasi masyarakat dalam
perlindungan dan penegakan hukum
serta mengevaluasi berbagai kasus
pelanggaran hukum di masyarakat
sesuai dengan tujuan hukum yang
telah mereka pelajari sebelumnya

B. Kegiatan Inti

Sintak 1 8. Peserta didik diminta membuat 15 menit


Stimulation kelompok masing-masing kelompok
(memberi terdiri dari 4-5 orang
stimulus/ 9. Peserta didik secara berkelompok
rangsangan) diminta untuk mengamati beberapa
poster dan bahan bacaan
mengidentifikasi bentuk partisipasi
masyarakat dalam perlindungan dan
penegakan hukum serta mengevaluasi

259
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

TAHAPAN KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI


PEMBELAJARAN (Berpusat pada peserta didik) WAKTU
berbagai kasus pelanggaran hukum di
masyarakat
Sintak 2 10. Peserta didik secara berkelompok 10 menit
Problem diminta membuat pertanyaan atau
Statement pernyataan dari masing-masing
(pernyataan/ individu dari bahan poster dan bacaan
identifikasi melalui kertas yang telah disediakan
masalah) (LK 3). Pertanyaan tersebut diarahkan
pada bentuk menemukan, mengaitkan
atau mengukur hasil pengamatan
poster dan bahan bacaan terkait
mengidentifikasi bentuk partisipasi
masyarakat dalam perlindungan dan
penegakan hukum serta mengevaluasi
berbagai kasus pelanggaran hukum di
masyarakat
11. Acak kertas pertanyaan atau
pernyataan LK3) lalu dibagikan
kembali kepada kelompok secara acak.
Tidak diperkenankan dikembalikan
kepada kelompok yang membuat
pertanyaan atau pernyataan.
Sintak 3 12. Peserta didik secara berkelompok 15 menit
Data Collecting membagi pertanyaan atau pernyataan
(mengumpulkan yang telah diterima untuk selanjutnya
data) dibaca dalam hati sambil memikirkan
jawaban atau komentar atas
pertanyaan atau pernyataan mengenai

260
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

TAHAPAN KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI


PEMBELAJARAN (Berpusat pada peserta didik) WAKTU
identifikasi bentuk partisipasi
masyarakat dalam perlindungan dan
penegakan hukum serta mengevaluasi
berbagai kasus pelanggaran hukum di
masyarakat. Jawaban atas pertanyaan
atau komentar atas pendapat
selanjutnya di tulis dalam LK 3
Sintak 4 13. Setiap kelompok mengirimkan satu 15 menit
Data Processing relawan untuk membacakan
(mengolah data) pertanyaan atau pernyataan sekaligus
juga jawaban atau komentar yang
telah dibuat
14. Masing masing peserta didik diminta
memberikan tanggapan atas hasil
jawaban pertanyaan atau komentar
atas pernyataan sesuai dengan
pertanyaan atau pernyataan yang telah
dibuat sebelumnya
Sintak 5 15. Peserta didik secara individu dalam 10 menit
Verification kelompok mencatat atas semua respon
(pembuktian) yang muncul dari hasil penyajian yang
dilakukan oleh relawan dan tanggapan
dari audiens
16. Peserta didik secara berkelompok
melakukan proses konfirmasi kepada
guru terhadap catatan yang telah
mereka buat tentang mengidentifikasi
bentuk partisipasi masyarakat dalam

261
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

TAHAPAN KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI


PEMBELAJARAN (Berpusat pada peserta didik) WAKTU
perlindungan dan penegakan hukum
serta mengevaluasi berbagai kasus
pelanggaran hukum di masyarakat
melalui proses tanya jawab
17. Peserta didik memperhatikan
penjelasan dan penguatan materi dari
guru
Sintak 6 18. Masing-masing kelompok 10 menit
Generalization memaparkan kesimpulan dari hasil
(menyimpulkan) catatan kegiatan pemaparan dan curah
gagasan yang dilakukan oleh
sukarelawan dan anggota lainnya
untuk selanjutnya dirangkum menjadi
sebuah statemen penutup
(rekomendasi)

C. Kegiatan Penutup

19. Di akhir kegiatan pembelajaran, peserta didik diberikan 5 menit


penugasan tes tertulis dalam bentuk uraian. Penugasan ini
dijadikan dasar bagi guru untuk memberikan remidi dan
pengayaan pada topik ini.
20. Peserta didik melakukan refleksi proses pembelajaran
berkaitan dengan metode yang diterapkan guru pada
pertemuan ini secara mandiri
21. Peserta didik diminta untuk menutup pelajaran pada
pertemuan ini dengan mengucapkan syukur dan berdoa
kepada Tuhan Yang Maha Esa karena pembelajaran
berlangsung aman, lancar, dan tertib

262
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Aktivitas 4

Pada aktivitas 4, kegiatan pembelajaran dilaksanakan bagi guru yang akan


melaksanakan pengayaan. Aktivitas 4 kegiatan pembelajaran dilaksanakan
dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning melalui
strategi brainstorming (curah pendapat), poster session (membuat poster).
Alokasi waktu untuk aktivitas 4 adalah 1 kali pertemuan = 90 menit (2 X
45 menit). Media pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas 4 ini
antara lain: power point, LCD, laptop, whiteboard, spidol whiteboard, plano,
spidol warna, penggaris, pensil , dan LK 4 Kegiatan pembelajaran pada
aktivitas 4 sebagaimana berikut ini:

Tabel 11. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada aktivitas 4


KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAPAN ALOKASI
(Berpusat pada peserta
PEMBELAJARAN WAKTU
didik)
Pertemuan VI

A. Kegiatan Pendahuluan
Orientasi 1. Peserta didik mengucapkan 10 menit
salam dan berdoa bersama-

263
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAPAN ALOKASI
(Berpusat pada peserta
PEMBELAJARAN WAKTU
didik)
sama menurut agama dan
kepercayaannya masing-
masing
2. Peserta didik diajak untuk
memeriksa kebersihan dan
kerapian di kelas.
3. Peserta didik diajak untuk
peduli terhadap teman
sekelasnya dengan
memeriksa peserta didik
yang hadir dan tidak hadir
dan melaporkannya kepada
guru
4. Peserta didik menyanyikan
lagu “Bangun Pemudi
Pemuda”
Pemberian acuan 5. Peserta didik menyimak
ketika guru menyampaikan
garis besar cakupan materi
dan kegiatan yang akan
dilakukan.
Apersepsi 6. Peserta didik didorong oleh
guru untuk mengaitkan
materi pada pertemuan ini
dengan materi pada
pertemuan sebelumnya
Motivasi 7. Melalui brainstorming

264
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAPAN ALOKASI
(Berpusat pada peserta
PEMBELAJARAN WAKTU
didik)
(curah pendapat) peserta
didik didorong untuk
mengidentifikasi makna
lagu “Bangun Pemudi
Pemuda” dan
mengkorelasikannya
dengan materi kreasi
pemuda dalam
mengevaluasi berbagai
kasus pelanggaran hukum
di masyarakat
B. Kegiatan Inti

Sintak 1 15 menit
Stimulation 8. Peserta didik dibagi menjadi
(memberi stimulus/ beberapa kelompok terdiri
rangsangan) dari 5 sd 6 orang
perkelompok
9. Masing-masing kelompok
diberi 2 contoh kasus/
permasalahan terkait kasus
pelanggaran hukum yang
terjadi di masyarakat
10. Peserta didik melakukan
diskusi kelompok terkait
permasalahan tersebut
Sintak 2 11. Peserta didik melalui kerja 5 menit
Problem Statement kelompok diminta

265
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAPAN ALOKASI
(Berpusat pada peserta
PEMBELAJARAN WAKTU
didik)
(pernyataan/ menyampaikan secara
identifikasi masalah) tertulis penyebab
permasalahan dari kasus
yang mereka diskusikan
terkait kasus pelanggaran
hukum di masyarakat.

Sintak 3 12. Peserta didik melalui kerja 10 menit


Data Collecting kelompok melakukan
(mengumpulkan klarifikasi untuk
data) menemukan sumber
penyebab masalah yang
terjadi dalam contoh kasus
yang disajikan (LK4)
Sintak 4 13. Peserta didik melalui kerja 10 menit
Data Processing kelompok diberi tugas
(mengolah data) mencari solusi dari
permasalahan yang timbul
terkait kasus pelanggaran
hukum di masyarakat
dengan menuliskan hasilnya
di kertas yang sudah
disediakan.
Sintak 5 14. Peserta didik secara 25 menit
Verification berkelompok menuangkan
(pembuktian) solusi dari bentuk narasi
yang dalam media gambar

266
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAPAN ALOKASI
(Berpusat pada peserta
PEMBELAJARAN WAKTU
didik)
atau poster dengan
menggunakan media kertas
plano dan peralatan yang
sudah disediakan
Diharapkan melalui media
gambar/ poster dapat
meningkatkan daya
kreatifitas dan imajinasi
peserta didik dalam
merumuskan solusi
terhadap suatu persoalan
terkait kasus pelnggaran
hukum. Selain itu bisa
mewujudkan ekspresi atas
persepsi peserta didik
dalam menyelesaikan suatu
permasalahan.
15. Peserta didik menyajikan
poster/gambar dengan cara
menempelkannya di depan
kelas.
16. Masing masing peserta didik
diminta melakukan
pengamatan dari poster
yang disajikan secara
cermat dan memberikan
tanggapan kepada poster

267
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAPAN ALOKASI
(Berpusat pada peserta
PEMBELAJARAN WAKTU
didik)
yang dianggap paling baik.
17. Kelompok poster yang
memperoleh apresiasi
paling banyak dari peserta
didik diberi tugas
melakukan presentasi dan
pemaparan hasil solusi ats
permasalahan yang telah
mereka lakukan melalui
media gambar/poster
18. Peserta didik melakukan
proses konfirmasi kepada
kelompok penyaji melalui
proses tanya jawab
19. Peserta didik
memperhatikan penjelasan
dan penguatan materi dari
guru
Sintak 6 20. Perwakilan kelompok yang 10 menit
Generalization terpilih memberikan
(menyimpulkan) kesimpulan dari hasil
diskusi secara
bertanggungjawab

C. Kegiatan Penutup

21. Peserta didik diberikan tugas membuat essay 5 menit


tentang solusi yang bisa mereka tawarkan dalam

268
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAPAN ALOKASI
(Berpusat pada peserta
PEMBELAJARAN WAKTU
didik)
mengurangi pelanggaran aturan yang terjadi di
sekolah. Jumlah essay tidak lebih dari 400 kata.
22. Peserta didik melakukan refleksi proses
pembelajaran berkaitan dengan metode yang
diterapkan guru pada pertemuan ini secara mandiri
23. Peserta didik diminta untuk menutup pelajaran
pada pertemuan ini dengan mengucapkan syukur
dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
pembelajaran berlangsung aman, lancar, dan tertib

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik 1 (Pertemuan 1 dan 2)

Praktik Perlindungan Dan Penegakan Hukum Untuk Menjamin Keadilan


dan Kedamaian

Mata Pelajaran : PPKn

269
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kelas/Semester : XII/I
Tujuan LK :
Melalui model pembelajaran discovery learning dan strategi information
search peserta didik dapat menjelaskan konsep serta pentingnya
perlindungan dan penegakan hukum dengan melibatkan peran kepolisian
untuk menjamin keadilan dan kedamaian
Petunjuk Kerja :
1. Bacalah bahan bacaan yang ada di Buku PPKn SMA/SMK Kelas XII
tentang Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum Serta peran
Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian.
2. Temukan informasi dan identifikasi pengertian terkait materi Konsep
perlindungan dan penegakan hukum, Pentingnya perlindungan dan
penegakan hukum, dan Peran lembaga kepolisian.
3. Buatlah pertanyaan kepada kelompok lain tentang materi yang telah
dibaca
4. Kelompok yang diberi tugas menjawab pertanyaan harus menyelsaikan
tugas tersebut dengan memperhatikan waktu yang disediakan
5. Jawaban atas pertanyaan tersebut ditulis dalam kertas plano dan
hasilnya disampaikan/disajikan kepada kelompok yang memberi
pertanyaan
6. Masing masing anggota kelompok pemberi tugas memberikan
tanggapan hasil pekerjaan tersebut
7. Salah satu kelompok yang terpilih menyajikan hasil penugasan di depan
kelas

Lembar Kerja 1
Tugas membuat pertanyaan
Nama Kelompok : .............................................................
Identitas anggota kelopok : ..........................................................................................
.........................................................................................
.........................................................................................
a. Buatlah pertanyaan kepada kelompok lain dari materi yang telah saudara
baca dan pelajari

270
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

1. ......................................................................................................................................
2. ......................................................................................................................................
3. ......................................................................................................................................
4. ......................................................................................................................................
5. ......................................................................................................................................
6. .....................................................................................................................................

Tugas menjawab pertanyaan


Nama Kelompok : .............................................................
Identitas anggota kelompok : ..........................................................................................
.........................................................................................
.........................................................................................
b. Jawablah pertanyaan yang telah diberikan oleh kelompok lain dengan
benar
1. ......................................................................................................................................
2. ......................................................................................................................................
3. ......................................................................................................................................
4. ......................................................................................................................................
5. ......................................................................................................................................
6. .....................................................................................................................................

271
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 2 (Pertemuan 3 dan 4)

Praktik Perlindungan Dan Penegakan Hukum Untuk Menjamin Keadilan


dan Kedamaian

Mata Pelajaran : PPKn


Kelas/Semester : XII/I
Tujuan LK :
Melalui model pembelajaran discovery learning dan strategi information
search peserta didik dapat menguraikan peran kejaksaan, advokat, dan KPK,
serta mengidentifikasi macam-macam sanksi atas pelanggaran hukum

Petunjuk Kerja :
1. Bacalah bahan bacaan yang ada di Buku PPKn SMA/SMK Kelas XII
tentang peran kejaksaan, advokat, dan KPK, serta mengidentifikasi
macam-macam sanksi atas pelanggaran hukum
2. Temukan informasi dan identifikasi pengertian terkait materi peran
kejaksaan, advokat, dan KPK, serta mengidentifikasi macam-macam
sanksi atas pelanggaran hukum
3. Buatlah pertanyaan kepada kelompok lain tentang materi yang telah
dibaca
4. Kelompok yang diberi tugas menjawab pertanyaan harus menyelsaikan
tugas tersebut dengan memperhatikan waktu yang disediakan
5. Jawaban atas pertanyaan tersebut ditulis dalam kertas plano dan
hasilnya disampaikan/disajikan kepada kelompok yang memberi
pertanyaan
6. Masing masing anggota kelompok pemberi tugas memberikan
tanggapan hasil pekerjaan tersebut
7. Salah satu kelompok yang terpilih menyajikan hasil penugasan di depan
kelas

272
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Lembar Kerja LK 2
Tugas membuat pertanyaan
Nama Kelompok : .............................................................
Identitas anggota kelopok : ..........................................................................................
.........................................................................................
.........................................................................................
a. Buatlah pertanyaan kepada kelompok lain dari materi yang telah Saudara
baca dan pelajari
1. ......................................................................................................................................
2. ......................................................................................................................................
3. ......................................................................................................................................
4. ......................................................................................................................................
5. ......................................................................................................................................
6. .....................................................................................................................................

Tugas menjawab pertanyaan


Nama Kelompok : .............................................................
Identitas anggota kelompok : ..........................................................................................
.........................................................................................
.........................................................................................
b. Jawablah pertanyaan yang telah diberikan oleh kelompok lain dengan
benar
1. ......................................................................................................................................
2. ......................................................................................................................................
3. ......................................................................................................................................
4. ......................................................................................................................................
5. ......................................................................................................................................
6. .....................................................................................................................................

273
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 3 (Pertemuan 5)

Praktik Perlindungan Dan Penegakan Hukum


Untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Mata Pelajaran : PPKn


Kelas/Semester : XII/ I
Tujuan Lembar Kerja :
Melalui model pembelajaran discovery learning dan stretagi
brainstorming dan everyone is teacher here peserta didik dapat
mengidentifikasi bentuk partisipasi masyarakat dalam perlindungan
dan penegakan hukum serta mengevaluasi berbagai kasus pelanggaran
hukum di masyarakat .
Petunjuk Kerja :
1. Amatilah beberapa poster dan bahan bacaan tentang partisipasi
masyarakat dalam perlindungan dan penegakan hukum dan kasus
pelanggaran hukum di masyarakat
2. Masing-masing individu dari kelompok membuat 1
pertanyaan/komentar yang menantang
3. Acak pertanyaan tersebut dan bagikan kembali untuk dicari jawabannya
4. Kelompok yang terpilih mengirimkan 1 relavan untuk membacakan
pertanyaan dan hasil jawaban/tanggapan
5. Kelompok yang lain memberikan tanggapan hasil pekerjaan yang
disajikan.

Bahan Lembar Kerja 3


1. Amatilah dua diantara empat gambar di bawah ini dan berikan pertanyaan

274
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

atau komentar yang menantang!

2. Bacalah dengan seksama bahan bacaan di bawah ini dan berikan pertanyaan
atau komentar terbaikmu!

ICW Anggap RKUHP Memperlemah Pemberantasan Korupsi

Indonesia Corruption Watch (ICW) mengkritiki pembahasan Rancangan


Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP). Setidaknya ICW menilai ada 12
poin kritis dari rumusan delik korupsi yang ada di RKUHP.
"Kami menolak keras keberadaan RKUHP dan kami juga ingin pengaturan
tindak pidana korupsi itu dikeluarkan dari RKUHP. Karena ini akan ada
pertimbangan jadi dualisme hukum yang satu jadi transisinya," kata Divisi
Hukum dan Monitoring Peradilan ICW, Tama Langkun di Kantor ICW, Jl.
Kalibata Timur, Jakarta Selatan, Kamis (8/3/2018).
Tama mengatakan RKUHP ini belum berpihak kepada kelompok rentan dan
mengancam kebebasan berekspresi dan membangun proses berdemokrasi
serta mengancam eksistensi lembaga independen.
"Ada alasan mengapa RKUHP ini harus ditolak. Pertama, berperspektif
pemenjaraan dan sangat represif. Kedua, belum berpihak kepada kelompok
rentan serta mengancam program pembangunan pemerintah, ketiga
mengancam kebebasan bereskpresi dan mengancam eksistensi lembaga
independen," jelas dia.
Terkait dengan isu pemberantasan korupsi, wacana kodifikasi delik korupsi
dalam RKUHP dinilai juga masih memunculkan persoalan yang berpotensi
mengambil kewenangan lembaga independen dalam melakukan upaya
pemberantasan korupsi.
"DPR mengatakan bahwa jika RKUHP disahkan tidak mengganggu kerja
KPK namun kenyataannya sebaliknya. Kewenangan KPK dalam melakukan

275
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

penyelidikan dan penuntutan dalam UU KPK tidak berlaku lagi jika RKUHP
disahkan. Pada akhirnya KPK hanya akan menjadi Korupsi Pencegahan
Korupsi karena tidak dapat melakukan penindakan dan penuntutan,"
imbuh dia.
Tama memaparkan 12 poin kritis mengenai rumusan delik korupsi dalam
RKUHP, ada 4 poin yang dinilai melemahkan upaya pemberantasan
korupsi.
1. KPK tidak lagi berwewenang untuk menindak kasus korupsi yang diatur
dalam RKUHP karena kewenangan KPK dalam menindak kasus koruoai
terbatas pada UU 31/1999 Juncto UU 20/2001 (UU Tipikor).
2. Pidana denda pada RKUHP lebih rendah daripada UU Tipikor.
3. Pidana badan pada RKUHP lebih rendah daripada UU Tipikor.
4. Pidana terhadap pelaku percobaan dan pembantuan korupsi pada
RKUHP lebih rendah daripada UU Tipikor.
5. Pidana terhadap pelaku pembantuan korupsi pada RKUHP lebih rendah
daripada UU Tipikor.
6. Pidana terhadap pelaku pemufakatan jahat pada RKUHP lebih rendah
daripada UU Tipikor
7. RKUHP memungkinkan penghapusan pidana lewat pengembalian
kerugian keungan negara
8. RKUHP tidak mengenal bentuk pidana tambahan uang pengganti seperti
yang ada di UU Tipikor
9. Definisi korporasi dalam RKUHP tidak 'seluwes' UU Tipikor.
10. Kewenangan Pengadilan Tipikor untuk mengadili Tipikor menjadi
hilang.
11. Kewenangan dan keberadaan PPATK menjadi hilang.
12. Tipikor menjadi tindak pidana umum.
(Sumber: https://news.detik.com/berita/3905911/icw-anggap-rkuhp-
memperlemah-pemberantasan-korupsi

Bahan Lembar Kerja 3.1

276
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

1. Pertanyaan atau komentar poster/gambar


...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................

2. Pertanyaan atau komentar bahan bacaan


...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
Bahan Lembar Kerja 3.2
1. Jawaban pertanyaan atau komentar gambar/poster
Jawaban Atau Komentar Dasar Hukum

2. Jawaban pertanyaan atau komentar bahan bacaan


Jawaban Atau Komentar Dasar Hukum

277
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 4 (Pertemuan ke 6)

Praktik Perlindungan Dan Penegakan Hukum Untuk Menjamin


Keadilan dan Kedamaian
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : XII/ I
Tujuan Lembar Kerja :
Melalui model pembelajaran discovery learning, menggunakan strategi
brainstorming dan poster session peserta didik dapat berkreasi dalam
mengevaluasi berbagai kasus pelanggaran hukum di masyarakat melalui
pengembangan imajinasi dan kreatifitas berfikir dan mengkreasikan hasil
kreatifitas berfikir dalam suatu produk
Petunjuk Kerja :
1. Disajikan 2 contoh kasus/isu terkait pelanggaran hukum di
masyarakat
2. Peserta didik melakukan diskusi kelompok
3. Peserta didik secara berkelompok melakukan identifikasi penyebab

278
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

permasalahan disesuaikan/didasarkan pada norma hukum yang ada


4. Peserta didik secara berkelompok mencari solusi atas permasalahan
yang terjadi
5. Peserta didik secara berkelompok menterjemhakan narasi solusi yang
mereka tawarkan dalam bentuk media gambar/poster
6. Hasil kerja kelompok ditampilkan di depan kelas
7. Seluruh peserta didik melakukan pengamatan terhadap hasil kerja
kelompok dan memberikan apresiasi kepada satu kelompok yang
menurutnya terbaik
8. Kelompok yang mendapatkan suara terbanyak melakukan presentasi
dan mendiskusikan hasil kerja mereka dengan kelompok yang lain

Bahan LK 4

A. Bacalah dengan seksama 2 berita di bawah ini!


1. Kasus/Peristiwa 1

Kasus Narkotika Meningkat, 79 Tersangka Tewas Ditembak

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat


jumlah kasus pengungkapan narkotika mengalami peningkatan drastis
selama 2017. Pada tahun ini BNN bekerja sama dengan Polri dan Bea
Cukai mengungkap 46.537 kasus. Sementara tahun sebelumnya, BNN
mengungkap 807 kasus.
Kepala BNN Komisaris Jenderal Budi Waseso mencatat, dari 46.537 kasus
penyalahgunaan narkotika yang telah diungkap, pihaknya menangkap
58.365 orang tersangka.
"Petugas juga terpaksa menembak 79 orang tersangka lainnya hingga
tewas akibat melakukan perlawanan," ujar pria yang akrab disapa Buwas
di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (27/12).
"Tahun ini meningkat, tapi peningkatan ini bukan soal perkembangan,
peningkatan ini karena kita melakukan peningkatan kerja petugas di
lapangan," katanya.
Sementara itu, terkait kasus dugaan tindak pidana pencucian uang
(TPPU) dari transaksi narkotika, BNN berhasil mengungkap 27 kasus
dengan 34 tersangka. BNN juga menyita aset senilai Rp105.017.000.000
dari tangan para tersangka.
"Aset yang disita negara ini nantinya akan dimanfaatkan untuk

279
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

mendukung kinerja aparat dalam penegakan hukum tindak pidana


narkoba," katanya.
Mantan Kabareskrim Polri ini mengatakan, meski upaya pemberantasan
narkotika terus digencarkan, sindikat narkotika tetap berusaha
menyusup ke Indonesia dengan cara memasukkan narkotika jenis dan
bentuk baru atau NPS (New Psychoactive Substance).
Buwas mengatakan, hingga penghujung 2017 ini BNN berhasil
mengidentifikasi 68 narkotika jenis baru.
"Dari 68 NPS, 60 zat di antaranya berhasil mendapatkan ketetapan
hukum melalui Permenkes No. 41 tahun 2017 dengan ancaman hukuman
yang diberlakukan sesuai dengan UU Narkotika Nomor 35/2009," ujar
Buwas.
Regenerasi Pangsa Pasar
Menurut Buwas, meningkatnya barang sitaan ini kian membuktikan
bahwa penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika merupakan
kejahatan luar biasa.
Dia menyebut jaringan pengedar narkotika di Indonesia saat ini terus
meregenerasi pangsa pasar dengan membidik anak usia SD dan SMP
melalui narkotika jenis baru.
"Maka diracunilah anak-anak SD dan SMP itu, mereka enggak tahu kalau
itu narkoba, mereka sengaja membuat ini agar ada regenerasi pasar,"
ujarnya.
Buwas mengimbau masyarakat Indonesia bahwa darurat narkoba sedang
mengintai generasi muda Indonesia. Ia meminta masyarakat Indonesia
lebih waspada terhadap peredaran narkoba di masyarakat.
"Masyarakat Indonesia harusnya paham, darurat dan perang terhadap
narkoba itu sesuatu yang serius, tidak disikapi tenang-tenang saja, ini
bukan hanya persoalan BNN saja," kata Buwas. Buwas mengapresiasi
langkah Presiden Joko Widodo atau Jokowi di awal pemerintahannya
yang menyatakan Indonesia dalam situasi darurat narkotika.
Guna mendukung upaya penegakan hukum yang lebih baik dalam
memerangi narkotika, Buwas mengatakan, ke depan tak ada ampun bagi
pengedar narkoba yang mencoba melawan petugas.
"Pelaku-pelaku kejahatan luar biasa ini tak menggunakan otak dan
perasaan. Yang susahnya itu untuk mengeksekusi ini mereka dapat
perlindungan dari jaringannya di luar negeri, mereka dilindungi oleh
jaringan," ujarnya
(Sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20171227134951-
20-264994/kasus-narkotika-meningkat-79-tersangka-tewas-ditembak)

280
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

2. Kasus/Peristiwa 2

UU Terorisme Jerat Penyebar Hoaks, Pakar: Itu Nggak Nyambung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana Menteri Koordinator Bidang


Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto untuk
menjerat pelaku penyebar hoaks dengan Undang Undang (UU) Terorisme
mulai menuai kontroversi. Ahli hukum pidana Teuku Nasrullah menilai
langkah tersebut sangat tidak tepat.
"Hukuman pelaku penyebar berita hoaks itu telah diatur dalam Kitab UU
hukum Pidana," kata Teuku kepada wartawan, Rabu (20/3).
Teuku menjelaskan, pelaku hoaks hanyalah penyebar berita yang tidak
benar. Ia menganggap secara hukum tidak logis dan tidak pada
tempatnya jika orang yang menyebarkan berita bohong dianggap sama
dengan teroris. Teuku meminta pemerintah tidak serampangan dalam
upaya menegakkan hukum di Republik Indonesia. Menurutnya, akan
sangat berbahaya bila penegakkan hukum dilakukan dengan cara panik
seperti ini. "Pemerintah dan penegak hukum itu tidak boleh panik dan
tidak boleh berlebihan," ujarnya.
Menurut Teuku, orang harus dihukum sesuai dengan perbuatannya.
Pencuri, contohnya, tak bisa dihukum sebagai pembunuh. Lantas, orang
yang melakukan penipuan tidak boleh dihukum sebagai pemerkosa.
"Itu tidak nyambung secara hukum," ucap Teuku.
Pelaku penyebar berita bohong, menurut Teuku, harus dihukum sesuai
dengan pidana penyebar berita bohong. Ia mengatakan penerapan UU
Terorisme pada penyebar hoaks akan memunculkan konsekuensi
pelanggaran hukum yang justru dilakukan oleh pemerintah atau penegak
hukum.
Ide yang dilontarkan Wiranto itu mengingatkan Teuku pada era Orde
Baru. Saat itu,  orang bisa dijerat dengan pasal subversif karena kritiknya
dianggap bisa merongrong kestabilan ekonomi negara.
"Masak sekarang setelah 20 tahun reformasi penegakkan hukum kembali
mundur. Saya menganggap niat pemerintah menerapkan atau menjerat
UU terorisme ke pelaku penyebar berita hoax adalah suatu langkah yang
panik di bidang penegakkan hukum," ujarnya.
Wiranto menyatakan hoaks merupakan bagian dari tindakan terorisme
dan karenanya pelaku bisa dijerat dengan UU Terorisme. Ia
mendefinisikan terorisme sebagai suatu tindakan yang menimbulkan
ketakutan di masyarakat.
Menurut Wiranto, hoaks yang mengancam masyarakat untuk tidak datang
ke tempat pemungutan suara (TPS) sudah masih ke dalam pengertian
terorisme. Ia menyebutkan, kabar bohong merupakan ancaman baru yang
sebelumnya tidak begitu marak pada pelaksanaan pemilu dan
keberadaannya dapat mengganggu psikologi masyarakat. (Sumber:
https://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/pookbs414/uu-

281
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

terorisme-jerat-penyebar-hoaks-pakar-itu-emnggak-nyambungem)
B. Identifikasi penyebab permasalahan

Aturan yang
Judul Kasus Permasalahan
dilanggar

282
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

C. Solusi

Dasar menurut
Judul Kasus Solusi
aturan hukum

283
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

D. Sajikan solusi yang sudah Saudara temukan dalam bentuk media


gambar/poster menggunakan perlengkapan yang telah disediakan!

C. Bahan Bacaan

Konsep Perlindungan dan Penegakan Hukum

Bayangkan apa yang terjadi jika dilingkungan masyarakat individu atau


bahkan kelompok tidak mematuhi aturan dan norma yang ada. Bagimana jika
pelanggaran tersebut dibiarkan saja tanpa diberi teguran atau sanksi?
Amatilah gambar berikut ini:

284
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Gambar 4. Tindakan Pelanggaran Lalu Lintas


Sumber: www.kompasiana.com

Apa sebenarnya perlindungan hukum itu? Menurut Prof. Andi Hamzah,


perlindungan hukum dimaknai sebagai daya upaya yang dilakukan
secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah dan swasta
yang bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan
kesejah- teraan hidup sesuai dengan hak-hak asasi yang ada. Makna tersebut
tidak terlepas dari fungsi hukum itu sendiri, yaitu untuk melindungi
kepentingan manusia. Dengan kata lain hukum memberikan perlindungan
kepada manusia dalam memenuhi berbagai macam kepentingannya,
dengan syarat manusia juga harus melindungi kepentingan orang lain.

Pada hakikatnya, setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari


hukum. Oleh karena itu, terdapat banyak macam perlindungan hukum. Dari
sekian banyak jenis dan macam perlindungan hukum, terdapat beberapa
di antaranya yang cukup populer dan telah akrab di telinga Anda, seperti
perlindungan hukum terhadap konsumen. Perlindungan hukum terhadap
konsumen diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. UU ini mengatur segala hal yang menjadi hak dan
kewajiban antara produsen dan konsumen.

285
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Perlindungan hukum diberikan juga kepada tersangka sebagai pihak yang


diduga telah melakukan pelanggaran hukum. Perlindungan hukum terhadap
tersangka diberikan berkaitan dengan hak-hak tersangka yang harus
dipenuhi agar sesuai dengan prosedur pemeriksaan sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.

Penegakan hukum merupakan syarat terwujudnya perlindungan hukum.


Kepentingan setiap orang akan terlindungi apabila hukum yang mengaturnya
dilaksanakan baik oleh masyarakat ataupun aparat penegak hukum.
Misalnya, perlindungan hukum konsumen akan terwujud apabila undang-
undang perlindungan konsumen dilaksanakan, hak cipta yang dimiliki oleh
seseorang juga akan terlindungi apabila ketentuan mengenai hak cipta juga
dilaksanakan. Begitu pula dengan kehidupan di sekolah, keluarga dan
masyarakat akan tertib, aman dan tenteram apabila norma-norma berlaku di
lingkungan tersebut dilaksan.

Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum

Negara wajib melindungi warga negaranya dari berbagai macam


ketidakadilan, ketidaknyaman dan penyimpangan hukum lainnya. Selain itu,
Negara mempunyai kekuasaan untuk memaksa seluruh warga negaranya
untuk melaksanakan semua ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan, karena bisa
mewujudkan berbagai macam kondisi berikut ini:

a. Supremasi hukum
Supremasi hukum bermakna bahwa hukum mempunyai kekuasaan
mutlak dalam mengatur pergaulan manusia dalam berbagai macam
kehidupan. Dengan kata lain, semua tindakan warga negara maupun
pemerintahan selalu berlandaskan pada hukum yang berlaku. Tegaknya
supremasi hukum tidak akan terwujud apabila aturan-aturan yang

286
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

berlaku tidak ditegakkan baik oleh masyarakat maupun aparat penegak


hukum.
b.   Keadilan
Tujuan utama hukum adalah mewujudkan keadilan bagi setiap warga
negara. Setiap warga negara dapat menikmati haknya dan melaksanakan
kewajibannya merupakan wujud dari keadilan tersebut. Hal itu dapat
terwujud apabila aturan-aturan ditegakkan.
c.   Perdamaian dalam kehidupan di masyarakat
Kehidupan yang diwarnai suasana yang damai merupakan harapan
setiap orang. Perdamaian akan terwjud apabila setiap orang merasa
dilindungi dalam segala bidang kehidupan. Hal itu akan terwujud apabila
aturan-aturan yang berlaku dilaksanakan.

Keberhasilan dalam proses perlindungan hukum tidaklah semata-mata


menyangkut proses ditegakkannya hukum tapi tergantung pula pada :
a. Aturan hukum yang harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat
b. Penegak hukum yang harus menjalankan tugasnya sesuai tugas dan
fungsinya
c. Masyarakat dimana hukum tersebut diberlakukan
d. Sarana dan fasilitas pendukung penegakan hukum
Kebiasaan dan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.

Peran Kepolisian Dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Polisi adalah suatu pranata umum sipil yang menjaga ketertiban, keamanan
dan penegakan hukum diseluruh wilayah negara. Kepolisian adalah salah

287
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

satu lembaga penting yang memainkan tugas utama sebagai penjaga


keamanan, ketertiban dan penegakan hukum, sehingga lembaga kepolisian
pasti lah ada di seluruh negara berdaulat.

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) adalah Kepolisian Nasional di


Indonesia, yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden. Polisi
mengemban tugas-tugas kepolisian di seluruh wilayah Indonesia yaitu
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; menegakkan hukum; dan
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:
a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
b. menegakkan hukum; dan
c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat.

Gambar 5.Polisi bekerjasama dengan komponen masyarakat lain dalam upaya


Sumber: polrestrenggalek.com
Peran polisi dalam masyarakat adalah memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat (kamtibnas). Polisi siap sedia dalam melayani masyarakat
apabila terjadi suatu masalah yang ada dalam masyarakat. Polisi siap
melindungi apabila ada suatu kegiatan masyarakat, baik yang bertindak
anarkis maupun biasa. Polisi juga menjadi penengah diantara dua desa yang

288
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

mengalami konflik atau sengketa, agar tidak terjadi perpecahan yang


semakin kisruh. Membantu menyelesaikan perselisihan masyarakat yang
dapat mengganggu ketertiban umum. Bukan hanya itu, polisi juga mencegah
dan menanggulangi agar tidak terjadinya penyakit masyarakat seperti
mengemis, pelacuran, perdagangan manusia, pemakaian obat terlarang,
mabuk – mabukan, perjudian, pungutan liar dan perbuatan melanggar
hukum yang lainnya.

Peran Hakim Dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Pencarian dan proses keadilan bagi masyarakat yang memerlukannya


diserahkan kepada lembaga tertentu yang berwenang. Pengadilan
merupakan salah satu tumpuan dalam menyelesaikan sengketa para pihak, ia
bertugas sebagai lembaga yang menerima, memeriksa dan mengadili serta
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya. Sayangnya
masyarakat yang datang ke Pengadilan bukan lagi semata untuk
mendapatkan keadilan, tetapi untuk menang.

Pasal 1 Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 jo. Undang-Undang No. 4 Tahun


2004 tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman yang mengatakan :

“Kekuasaan kehakiman yang merdeka ini mengandung pengertian


didalamnya kekuasaan kehakiman yang bebas dari campur tangan pihak
kekuasaan negara lainnya, dan kebebasan dari paksaan, directiva atau
rekomendasi yang datang dari pihak ekstra yudisiil kecuali dalam hal-hal
yang diijinkan oleh Undang-Undang”.

Kekuasaan kehakiman yang mandiri mempunyai dua tujuan. Pertama agar


melakukan fungsi dan kewenangan peradilan secara jujur, dan adil, kedua,
agar kekuasaan kehakiman mampu berperan melakukan pengawasan
terhadap semua tindakan penguasa.

289
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 6. Hakim Konstitusi Sedang Memimpin Sidang di Mahkamah Konstitusi


Sumber http://www.mimbar-rakyat.com/

Sebagai sebuah profesi yang berkaitan dengan proses di pengadilan, definisi


hakim tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana atau yang biasa disebut Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP). Pasal 1 angka 8 KUHAP menyebutkan, hakim adalah
pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
mengadili.

Sedangkan mengadili diartikan sebagai serangkaian tindakan hakim untuk


menerima, memeriksa, dan memutus perkara berdasarkan asas bebas, jujur,
dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam hal dan menurut tata cara
yang diatur dalam undang-undang.

Hakim memiliki kedudukan dan peranan yang penting demi tegaknya negara
hukum. Oleh karena itu, terdapat beberapa nilai yang dianut dan wajib
dihormati oleh penyandang profesi hakim dalam menjalankan tugasnya. Nilai
di sini diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia, baik lahir maupun batin. Bagi manusia, nilai dijadikan

290
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

landasan, alasan, atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik
disadari maupun tidak

Peran Kejaksaan Dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga negara yang melaksanakan


kekuasaan negara, khususnya di bidang penuntutan. Penuntutan merupakan
tindakan jaksa untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri
yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di
sidang pengadilan.

Keberadaan Kejaksaan Indonesia diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 16


Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Berdasarkan undang-
undang tersebut, kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum
dituntut untuk lebih berperan dalam menegakkan supremasi hukum,
perlindungan kepentingan umum, penegakan hak asasi manusia, serta
pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Kejaksaan Republik
Indonesia sebagai lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara
di bidang penuntutan harus melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya
secara merdeka, terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan
pengaruh kekuasaan lainnya

UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan R.I. juga telah mengatur tugas dan
wewenang Kejaksaan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 30, yaitu:
(1) Di bidang pidana, Kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang:
a) Melakukan penuntutan;
b) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap;
c) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana
bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan bersyarat;

291
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

d) Melaksanakan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu


berdasarkan undang-undang;
e) Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan
pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang
dalam *pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.
(2) Di bidang perdata dan tata usaha negara, Kejaksaan dengan kuasa khusus
dapat bertindak di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas
nama negara atau pemerintah
(3) Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan turut
menyelenggarakan kegiatan:
a) Peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
b) Pengamanan kebijakan penegakan hukum;
c) Pengamanan peredaran barang cetakan;
d) Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan
masyarakat dan negara;
e) Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
f) Penelitian dan pengembangan hukum statistik kriminal.

Gambar 7. Program Jaksa Menyapa merupakan bentuk dari peran sosialisasi


Sumber http: rri.co.id

g) Selain itu, Pasal 31 UU No. 16 Tahun 2004 menegaskan bahwa


Kejaksaan dapat meminta kepada hakim untuk menetapkan seorang

292
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

terdakwa di rumah sakit atau tempat perawatan jiwa, atau tempat lain
yang layak karena bersangkutan tidak mampu berdiri sendiri atau
disebabkan oleh hal-hal yang dapat membahyakan orang lain,
lingkungan atau dirinya sendiri. Pasal 32 Undang-Undang No. 16
Tahun 2004 tersebut menetapkan bahwa di samping tugas dan
wewenang tersebut dalam undang-undang ini, Kejaksaan dapat
diserahi tugas dan wewenang lain berdasarkan undang-undang.
Selanjutnya Pasal 33 mengatur bahwa dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, Kejaksaan membina hubungan kerjasama dengan
badan penegak hukum dan keadilan serta badan negara atau instansi
lainnya. Kemudian Pasal 34 menetapkan bahwa Kejaksaan dapat
memberikan pertimbangan dalam bidang hukum kepada instalasi
pemerintah lainnya.

Peran Kepolisian Dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga pemerintahan yang


melaksanakan kekuasaan negara secara merdeka terutama pelaksanaan
tugas dan kewenangan di bidang penuntutan dan melaksanakan tugas dan
kewenangan di bidang penyidikan dan penuntutan perkara tindak pidana
korupsi dan Pelanggaran HAM berat serta kewenangan lain berdasarkan
undang-undang.

UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan R.I. juga telah mengatur tugas dan
wewenang Kejaksaan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 30, yaitu:

(1) Di bidang pidana, Kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang:

a) Melakukan penuntutan;
b) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap;

293
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

c) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana


bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan bersyarat;
d) Melaksanakan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu
berdasarkan undang-undang;
e) Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan
pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang
dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.
(2) Di bidang perdata dan tata usaha negara, Kejaksaan dengan kuasa khusus
dapat bertindak di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama
negara atau pemerintah

(3) Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan turut


menyelenggarakan kegiatan:

a) Peningkatan kesadaran hukum masyarakat;


b) Pengamanan kebijakan penegakan hukum;
c) Pengamanan peredaran barang cetakan;
d) Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan
masyarakat dan negara;
e) Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
f) Penelitian dan pengembangan hukum statistik kriminal.

Selain itu, Pasal 31 UU No. 16 Tahun 2004 menegaskan bahwa Kejaksaan


dapat meminta kepada hakim untuk menetapkan seorang terdakwa di rumah
sakit atau tempat perawatan jiwa, atau tempat lain yang layak karena
bersangkutan tidak mampu berdiri sendiri atau disebabkan oleh hal-hal yang
dapat membahyakan orang lain, lingkungan atau dirinya sendiri. Pasal 32
Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 tersebut menetapkan bahwa di samping
tugas dan wewenang tersebut dalam undang-undang ini, Kejaksaan dapat
diserahi tugas dan wewenang lain berdasarkan undang-undang. Selanjutnya
Pasal 33 mengatur bahwa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya,
Kejaksaan membina hubungan kerjasama dengan badan penegak hukum dan

294
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

keadilan serta badan negara atau instansi lainnya. Kemudian Pasal 34


menetapkan bahwa Kejaksaan dapat memberikan pertimbangan dalam
bidang hukum kepada instalasi pemerintah lainnya.

Peran Kepolisian Dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Keberadaan Advokat telah diatur dalam Pasal 1 Ayat (1) UURI No.18 Tahun
2003 tentang Advokat (UU. Advokat), “Advokat adalah orang yang berprofesi
memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang
memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan UndangUndang”. Pasal 1 ayat
(2) UU. Advokat menyebutkan, “Jasa Hukum adalah jasa yang diberikan
Advokat berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum,
menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi,membela, dan melakukan
tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum klien”.

Sedangkan Pasal 5 ayat (1) UURI No.18 Tahun 2003 tentang Advokat,
menyebutkan, bahwa, “Advokat berstatus sebagai penegak hukum, bebas dan
mandiri yang dijamin oleh hukum dan peraturan perudang-undangan”.

Dalam melaksankan tugasnya advokad berperan:


a) Mewawancarai klien dan menyediakan mereka dengan nasihat hukum
ahli
b) Meneliti dan mempersiapkan kasus dan menghadirkan mereka di
pengadilan
c) Menulis dokumen hukum dan menyiapkan pembelaan tertulis untuk
kasus perdata
d) Penghubung dengan profesional lain seperti pengacara
e) Mengkhususkan diri dalam bidang hukum tertentu
f) Mewakili klien di pengadilan, pertanyaan publik, arbitrase dan
pengadilan
g) Mempertanyakan saksi
h) Melakukan negosiasi Negosiasi

295
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Peran Komisi Pemberantasan Korupsi Dalam Menjamin


Keadilan dan Kedamaian

Dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang


Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) diberi amanat melakukan pemberantasan korupsi secara
profesional, intensif, dan berkesinambungan. KPK merupakan lembaga
negara yang bersifat independen, yang dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

KPK dibentuk bukan untuk mengambil alih tugas pemberantasan


korupsi dari lembaga-lembaga yang ada sebelumnya. Penjelasan undang-
undang menyebutkan peran KPK sebagai trigger mechanism, yang berarti
mendorong atau sebagai stimulus agar upaya pemberantasan korupsi oleh
lembaga-lembaga yang telah ada sebelumnya menjadi lebih efektif dan
efisien.

Adapun tugas KPK adalah: koordinasi dengan instansi yang berwenang


melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi (TPK); supervisi terhadap
instansi yang berwenang melakukan pemberantasan TPK; melakukan
penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap TPK; melakukan
tindakan-tindakan pencegahan TPK; dan melakukan monitor terhadap
penyelenggaraan pemerintahan negara.

Tugas Komisi Pemberantasan Korupsi antara lain:


a) Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi.
b) Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi.
c) Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap
tindak pidana korupsi.

296
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

d) Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi;


dan
e) Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan
negara.

Gambar 8. Suasana konferensi pers yang dilakukan oleh KPK


sumber: Tribun News

Dalam melaksanakan tugasnya Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang:


a) Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan
tindak pidana korupsi;
b) Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan
tindak pidana korupsi;
c) Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana
korupsi kepada instansi yang terkait;
d) Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi
yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;
dan
e) Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak
pidana korupsi

Mengidentifikasi Macam-Macam Pelanggaran Hukum

297
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Saat ini, kita sering melihat berbagai pelanggaran hukum terjadi di


negara ini. Hampir setiap hari, kita mendapatkan informasi mengenai
terjadinya tindakan melawan hukum baik yang dilakukan oleh masyarakat
ataupun oleh aparat penegak hukum sendiri. Berikut ini contoh perilaku yang
bertentangan dengan aturan yang dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, bangsa dan negara.
a. Dalam lingkungan keluarga, di antaranya:
1) mengabaikan perintah orang tua;
2) mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar;
3) ibadah tidak tepat waktu;
4) menonton tayangan yang tidak boleh ditonton oleh anak-anak;
5) bermain hp sampai larut malam; dan
6) bangun kesiangan.
b. Dalam lingkungan sekolah, di antaranya
1) menyontek ketika ulangan;
2) datang ke sekolah terlambat;
3) bolos mengikuti pelajaran;
4) tidak memperhatikan penjelasan guru; dan
5) berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan
sekolah.
c. Dalam lingkungan masyarakat, di antaranya:
1) mangkir dari tugas ronda malam;
2) tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas;
3) main hakim sendiri;
4) mengonsumsi obat-obat terlarang;
5) melakukan tindakan diskriminasi kepada orang lain;
6) melakukan perjudian; dan
7) membuang sampah sembarangan.
d. Dalam lingkungan bangsa dan negara, di antaranya:
1) tidak memiliki KTP;

298
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

2) tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas;


3) melakukan tindak pidana seperti pembunuhan, perampokan,
penggelapan, pengedaran uang palsu, pembajakan karya orang lain
dan sebagainya;
4) melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara;
5) merusak fasilitas negara dengan sengaja.

Mengidentifikasi Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam


Perlindungan dan Penegakan Hukum

Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum merupakan konsep nyata dalam


diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan sistem
hukum yang berlaku. Tingkat kepatuhan hukum yang ditunjukkan oleh
warga negara, secara langsung menunjukkan tingkat kesadaran hukum yang
dimilikinya. Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki
kesadaran untuk:
a. memahami dan menggunakan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
b. mempertahankan keberlangsungan tertib hukum yang ada
c. menegakkan kepastian hukum.

Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan aturan hukum


dapat dilihat dari perbuatan dan perangai yang dilakukannya:
a. disenangi oleh masyarakat pada umumnya;
b. tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain;
c. tidak menyinggung perasaan orang lain;
d. menciptakan keselarasan;
e. mencerminkan sikap sadar hukum;
f. mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.

299
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Perilaku yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum harus kita


tampilkan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, bangsa dan negara sebagai bentuk perwujudan partisipasi
dalam proses penegakan dan perlindungan hukum untuk meciptakan
keadilan dan kedamaian. Berikut ini contoh perilaku yang mencerminkan
kepatuhan terhadap hukum yang berlaku
a. Dalam Kehidupan di Lingkungan Keluarga
1) Patuh kepada orang tua.
2) Menunaikan ibadah tepat waktu.
3) Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati di lingkungan
keluarga.
b. Dalam kehidupan di Lingkungan Sekolah
1) Menghormati kepala sekolah, tenaga pendidik, tenaga
kependidikan dan seluruh anggota sekolah termasuk antar
peserta didik
2) Memakai pakaian seragam sekolah sesuai ketentuan.
3) Tidak menyontek ketika ulangan.
4) Memperhatikan penjelasan guru.
5) Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang berlaku.
6) Mematuhi tata tertib sekolah
c. Dalam Kehidupan di Lingkungan Masyarakat
1) Melaksanakan setiap norma dan aturan yang berlaku di
masyarakat;
2) Menghadiri dan berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan.
3) Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti.
4) Menghormati keberadaan tetangga disekitar rumah.
5) Tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di
masyarakat seperti tawuran, judi, mabuk-mabukkan dan
sebagainya;

300
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

d. Dalam kehidupan di Lingkungan Bangsa dan Negara.


1) Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya.
2) Memiliki data kependudukan seperti Akta lahir, Kartu Keluarga,
KTP
3) Memiliki SIM ketika mengoperasikan kendaraan bermotor
5) Membayar pajak.
6) Membayar retribusi parkir.

301
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Pembahasan Soal-soal

Pembahasan Soal-Soal USBN Tahun 2017/2018


Soal Nomor 1
Kerelaan masyarakat untuk melaksanakan program Siskamling adalah
disebabkan karena masyarakat memiliki kesadaran hukum. Kesadaran
hukum tersebut didasari oleh kesadaran berfikir yang diterjemahkan dalam
tindakan/perbuatan bahwa keamanan adalah kebutuhan bersama dan harus
dibangun/dibentuk dengan melibatkan berbagai macam komponen. Salah
satunya adalah masyarakat itu sendiri selain penegak hukum yang ada.
Jawaban : C

Soal Nomor 2
Norma hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga
tertentu, misalnya pemerintah, sehingga dengan tegas dapat melarang serta
memaksa orang untuk dapat berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat
peraturan itu sendiri. Pelanggaran terhadap norma ini berupa sanksi denda
sampai hukuman fisik (dipenjara, hukuman mati).
Sanksi hukum adalah hukuman yang dijatuhkan pada seseorang yang
melanggar hukum. Sanksi hukum merupakan bentuk perwujudan yang
paling jelas dari kekuasaan negara dalam pelaksanaan kewajibannya untuk
memaksakan ditaatinya hukum.
Jawaban: B

302
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Soal Nomor 3
Pelanggaran HAM dapat dikelompokan menjadi 2 macam yaitu pelanggaran
HAM berat dan pelanggaran HAM ringan.Kejahatan genosida dan kejahatan
kemanusiaan termasuk dalam pelanggaran HAM yang berat.
Kejahat genosida itu sendiri berdasarkan UU No.26/2000 tentang pengadilan
HAM adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok,
bangsa, ras, kelompok etnis dan kelompok agama.
Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditunjukan secara langsung terhadap
penduduk sipil berupa pembunuhan, pemusnahan kemerdekaan atau
perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang
melanggaran (asas-asas) ketentuan pokok hokum internasional, penyiksaan,
perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secarapaksa atau bentuk- bentuk
kekerasan seksual lain yang setara , penganiayaan terhadap suatu kelompok
tertentuatau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras,
kebangsaan,etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah
diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum
internasional, penghilangan orang secara paksa, dan kejahatan apartheid.
yang berlaku.
Jawaban: A

Soal Nomor 4
Program Indonesia Pintar yang bertujuan meningkatkan akses bagi anak
usia 6 sampai 21 untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat
satuan pendidikan menengah merupakan bentuk keperpihakan pemerintah
dalam memberikan perlindungan hak bagi orang atau keluarga tidak mampu.
Kebijakan yang memberikan perlindungan hal bagi warga negara merupakan
perwujudan nilai Pancasila berupa kemanusiaan dan keadilan

303
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jawaban : C

Pembahasan Soal-Soal USBN Tahun 2018/2019


Soal Nomor 1
Hukum apabila berjalan dan dilaksanakan dengan baik akan menuju pada
terciptanya keadilan dan menciptakan perdamaian. Upaya untuk mencapai
keterlaksanaan/penegakan hukum bisa menggunakan upaya preventif
maupun represif
Jawaban : E

Soal Nomor 2
Proses penegakan hukum harus bisa dipertanggungjawabkan di hadapan
publik. Istilah ini dinamakan dengan akuntabilitas penegakan hukum.
Akuntabilitas penegakan hukum dilaksanakan salah satunya dengan asas
keterbukaan dalam proses penegakan hukum. Peristiwa konferensi pers
dalam setelah pengungkapan suatu tindak kejahatan merupakan bentuk
pelaksanaan asas keterbukaan.
Jawaban : B

Soal Nomor 3
Norma yang berkemnag di masyarakat meliputi norma agama, norma
hukum, norma kesusilaan, dan norma kesopanan. Tindakan pelanggaran lalu
lintas yang dilakukan oleh siswa dengan berseragam pada soal termasuk
dalam pelanggaran atas keempat norma tersebut
Jawaban : D.

304
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

B. Pengembangan Soal HOTS

Beberapa butir soal USBN SMK tahun 2017/2018 dan 2018/2019 pada unit
ini setelah dilakukan analisis butir soal telah mencerminkan soal HOTS (lihat
keterangan level 3/L3 pada soal-soal USBN tahun 2017/2018 dan
2018/2019 dan sesuai dengan tuntutan indikator pencapaian kompetensi.
Berikut disajikan contoh kisi-kisi USBN dan kartu soal HOTS yang dapat
digunakan guru sebagai gambaran pengembangan soal HOTS.

Tabel 12. Contoh Kisi-Kisi USBN


Contoh Kisi-Kisi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)
Jenjang Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan
Mata Pelajaran : PPKn
Jumlah Soal :1
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kompetensi No
Lingkup Level Bentuk
No yang Diuji Materi Indikator Soal Soa
Materi Kognitif Soal
l
1 3.22.10 Praktik Kasus Disajikan bentuk 1 L3 PG
Mengevaluasi Perlindungan pelanggaran bentuk
berbagai kasus dan hukum di pelanggaran
pelanggaran penegakan Indonesia hukum siswa
hukum di hukum untuk mampu
masyarakat. menjamin menyimpulkan 1
keadilan dan bentuk
kedamaian pelanggaran selain
pelanggaran HAM.

305
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 13. Contoh Kartu Soal

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenjang Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : XII Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : PPKn Nama Penyusun :
KOMPETENSI Pengetahuan/ Aplikasi V Penalaran
DASAR Pemahaman
Sumber : Buku
Mengevaluasi praktik
Pendidikan
perlindungan dan
Pancasia dan
penegakan hukum
Kewarganegaraan
untuk menjamin
SMK/MAK Kelas XI
keadilan dan
I
kedamaian
LINGKUP MATERI
Praktik Perlindungan RUMUSAN BUTIR SOAL
dan penegakan hukum Nomor
UU No.26/2000 tentang pengadilan HAM yang berbunyi pelanggaran
untuk menjamin Soal HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
keadilan dan
termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau
kedamaian 1
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi
MATERI dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin
Kasus pelanggaran oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan
hukum di Indonesia tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang berlaku
INDIKATOR SOAL Berikut ini yang bukan merupakan bentuk pelanggaran HAM yang
terjadi di masyarakat adalah ....
A. seorang pelajar yang mengendarai motor ditangkap polisi karena
Disajikan bentuk tidak mempunyai SIM
bentuk pelanggaran B. seorang siswa harus berhenti sekolah karena bekerja memenuhi
hukum siswa mampu kebutuhan keluarganya
menyimpulkan 1 C. pemaksaan kepada seorang gadis untuk menikah dengan pemuda
bentuk pelanggaran pilihan orang tuanya
selain pelanggaran D. seorang anak harus bersekolah di jurusan yang sesuai dengan
kehendak orang tua
E. seorang suami melakukan kekerasan kepada istrinya

Kunci Jawaban
A. seorang pelajar yang mengendarai motor ditangkap polisi karena tidak
mempunyai SIM

306
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

Salah satu pembeda soal HOTS dengan soal lainnya adalah dalam hal
penggunaaan ranah berfikir minimal C-4 dan didukung dengan penggunaaan
stimulus berupa gambar, teks, grafik, tabel atau ilustrasi cerita. Peserta didik
ketika menjawab soal HOTS akan diajak untuk melalui proses berfikir HOTS
dengan diawali ketika menjawab soal melalui dimensi pengetahuan
pemahaman, pengetahuan mengidentifikasi dan pengetahuan tataran
penerapan. Dari proses tahapan berfikir tersebut peserta didik akan melalui
proses berfikir tingkat tinggi ketika diminta untuk menganalisis atau
memberi kesimpulan.
Selanjutnya untuk melatih kemampuan guru, guru secara mandiri diminta
untuk menyusun dan mengembangkan soal HOTS pada lingkup materi yang
masih berkaitan dengan unit pembelajaran ini

307
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KESIMPULAN

Unit pembelajaran mengenai Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum


Untuk Menjamin keadilan dan Kedamaian secara garis besar memuat
kompetensi dasar yang relevan, target kompetensi dasar, indikator
pencapaian kompetensi, aplikasi di dunia nyata, soal-soal USBN, bahan
pembelajaran (bahan bacaan, aktivitas pembelajaran, serta Lembar Kerja
Peserta Didik), pengembangan penilaian khususnya pembahasan soal-soal
USBN dan pengembangan soal HOTS, kesimpulan, serta umpan balik. Unit
pembelajaran ini dikembangkan dari kompetensi dasar yang termuat dalam
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun
2018 dan Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
464/D.D5/KR/2018 jenjang Kelas XII SMK .
Unit pembelajaran ini menjadi penting dipelajari oleh guru dan peserta didik,
sebab didalamnya termuat praktik perlindungan hukum dan penegakannya
dalam upaya menjamin keadilan dan menciptakan suasana. Materi yang
sangat aplikatif sebagai warga negara untuk agar memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap sebagai warga negara yang baik yang mampu
berkontribusi terhadap upaya penegakan hukum dan memberi perlindungan
dalam upaya mengakkan keadilan melalui tindakan patuh terhadap aturan
hukum baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.

Aktivitas pembelajaran pada unit ini berorientasi pada pendekatan saintifik


yang berpusat pada peserta didik dan menggunakan model discovery
learning dengan menggabungkan berbagai strategi yang sesui seperti
Brainstorming, Everyone is teacher here, Poster Session. Aktivitas
pembelajaran disusun sesuai sintak, dilengkapi berbagai macam stimuluss,
serta Lembar Kerja (LK) sebagai suplemen aktivitas pembelajaran. Secara

308
Unit Pembelajaran 3
Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum
untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian

garis besar bahan bacaan berisikan: informasi tentang praktik perlindungan


dan penegakan hukum di Indonesia

UMPAN BALIK

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu


mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian
instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan
baliknya. Isilah lembar persepsi pemahaman unit ini secara objektif dengan
memberikan tanda silang (X) pada kriteria yang Saudara anggap paling tepat.

Tabel 14. Lembar Persepsi Pemahaman Unit

No Aspek Kriteria
1 2 3 4
1. Memahami semua indikator yang telah dikembangkan di
unit ini.

2 Menghubungkan materi dengan aplikasi dunia nyata.

3 Memahami bahwa aktivitas pembelajaran yang disusun


dapat mengembangkan pembelajaran HOTS peserta didik.

4 Memahami tahapan urutan aktivitas pembelajaran yang


disajikan.

5 Mengaplikasikan aktivitas pembelajaran di dalam kelas.

6 Memahami lembar kerja peserta didik yang


dikembangkan.

7 Melaksanakan lembar kerja peserta didik yang


dikembangkan.

8 Memahami materi secara menyeluruh.


9 Memahami prosedur penyusunan soal HOTS.
10 Memahami pembahasan soal USBN yang disajikan.

309
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jumlah
Jumlah Total

Keterangan Pedoman Penskoran


1= Tidak Menguasai
2 = Cukup Menguasai Skor = Jumlah Total X 100
3 = Menguasai 40
4 = Sangat Menguasai

Keterangan Umpan Balik

Skor Umpan Balik


< 70 : Masih banyak yang belum dipahami. Antara materi, cara membelajarkan,
mengembangkan penilaian, dan melaksanakan penilaian berorientasi
HOTS. Saudara perlu membaca ulang unit ini dan mendiskusikannya
dengan dengan fasilitator di MGMP sampai Saudara memahaminya.

70-79 : Masih ada yang belum dipahami dengan baik. Antara materi, cara
membelajarkan, mengembangkan penilaian, dan melaksanakan
penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian yang
belum dipahami dengan fasilitator atau teman di MGMP.

80-89 : Memahami materi, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian, dan


melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik.

> 90 : Memahami materi, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian, dan


melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan sangat baik. Saudara
dapat membantu teman-teman lain di MGMP untuk membelajarkan unit
ini.

310

Anda mungkin juga menyukai