Anda di halaman 1dari 17

KRITERIA KETUTANSAN MINIMAL

(KKM)

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Nilai KKM : 73
Kelas : VIII (Delapan)
Nama Guru : Dede Harpiah, S.Pd

KEMENTRIAN AGAMA
MADRASAH TSANAWIYAH ATHFALUL HAQ
Kp. Cihowe RT 02/RW 01 Desa Cihowe Kecamatan
Ciseeng Kabupateb Bogor
KRITERIA KETUTANSAN MINIMAL
(KKM)

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Nilai KKM : 73
Kelas : VIII (Delapan)
Nama Guru : Dede Harpiah, S.Pd

KEMENTRIAN AGAMA
MADRASAH TSANAWIYAH ATHFALUL HAQ
Kp. Cihowe RT 02/RW 01 Desa Cihowe Kecamatan
Ciseeng Kabupateb Bogor

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Kami dengan tulus mengucapkan terima kasih atas kesempatan untuk


memperkenalkan Dokumen Kriteria Ketutansan Minimal (KKM) ini kepada
Anda. KKM ini disusun dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah kami dan memberikan arah yang jelas dalam proses pembelajaran.

Dalam konteks perkembangan pendidikan yang terus berubah dan tuntutan


global yang semakin kompleks, penyusunan KKM menjadi suatu keharusan.
Dokumen ini merupakan hasil kolaborasi antara seluruh tenaga pendidik, staf
sekolah, dan pihak-pihak terkait yang telah berkomitmen untuk menciptakan
lingkungan belajar yang lebih baik bagi siswa kami.

KKM ini merupakan panduan yang komprehensif tentang rencana


pembelajaran, standar kompetensi, serta indikator pencapaian yang akan
membantu guru-guru kami dalam merencanakan, mengajar, dan menilai
pembelajaran. Kami berharap dokumen ini akan menjadi alat yang berguna dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan dan memberikan landasan yang kokoh bagi
perkembangan siswa-siswa kami.

Kami juga mengajak Anda untuk terlibat aktif dalam proses implementasi
KKM ini. Masukan dan kontribusi Anda sangat kami hargai, dan kami percaya
bahwa dengan kerja sama yang erat, kita dapat mencapai hasil yang lebih baik
dalam dunia pendidikan.

Akhir kata, kami berharap Dokumen Kriteria Ketutansan Minimal (KKM)


ini akan memberikan manfaat yang besar dan memberi arah yang jelas dalam
perjalanan pendidikan di sekolah kami. Terima kasih atas dukungan dan kerja
sama Anda dalam mewujudkannya.

Bogor, 10 Juli 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Tujuan........................................................................................................3
1.3. Ruang Lingkup..........................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PENGERTIAN DAN FUNGSI...............................................................................4
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)...................................................4
2.1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal...................................................4
2.2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal.........................................................5
BAB III....................................................................................................................7
MEKANISME PENETAPAN KKM.......................................................................7
3.1. Perinsip Penetapan KKM..........................................................................7
3.2. Langkah-langkah Penentapan KKM.........................................................8
3.3. Penetuan Kriteria Ketuntasan Minimal.....................................................8
BAB IV..................................................................................................................12
ANALISI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL.............................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan telah bergulir dengan
ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan,standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana-
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Tindak lanjut dari SNP adalah ditetapkannya Peraturan Menteri
PendidikanNasional (Permendiknas) :

a. No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI)


b. No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
c. No. 24 tahun 2006 dan No. 6 tahun 2007 tentang Pelaksanaan SI dan SKL
d. No. 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah
e. No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
f. No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru
g. No. 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan
h. No. 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
i. No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian
j. No. 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana; dan
k. No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses.

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP No. 19


tahun2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa
kurikulum pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah dikembangkan oleh
setiap satuan pendidikan. Pemerintah tidak lagi menetapkan kurikulum secara
nasional sepertipada periode sebelumnya. Satuan pendidikan harus
mengembangkan sendiri kurikulum sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
serta potensi peserta didik, masyarakat, dan lingkungannya.

1
Berbagai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang berkaitan dengan
Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan dan pedoman dalam
mengembangkan, melaksanakan, mengevaluasi keterlaksanaannya, dan menindak
lanjuti hasil evaluasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Selanjutnya, dalam Permendiknas Nomor 25 tahun 2006 tentang Rincian


Tugas UnitKerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah dijelaskan bahwa rincian tugas Subdirektorat Pembelajaran –
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas antara lain melaksanakan
penyiapan bahan penyusunan pedoman dan prosedur pelaksanaan pembelajaran,
termasuk penyusunan pedoman pelaksanaan kurikulum

Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan berdasarkan standar


nasional memerlukan langkah dan strategi yang harus dikaji berdasarkan analisis
yang cermat dan teliti. Analisis dilakukan terhadap tuntutan kompetensi yang
tertuangdalam rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar; Analisis
mengenai kebutuhan dan potensi peserta didik, masyarakat, dan lingkungan;
Analisis peluang dan tantangan dalam memajukan pendidikan pada masa yang
akan datang dengan dinamika dan kompleksitas yang semakin tinggi.

Penjabaran Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai


bagiandari pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilakukan
melalui pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Silabus
merupakan penjabaran umum dengan mengembangkan SK-KD menjadi indikator,
kegiatanpem belajaran, materi pembelajaran, dan penilaian. Penjabaran lebih
lanjut darisilabus dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran.

Penetapan kriteria minimal ketuntasan belajar merupakan tahapan


awalpelaksanaan penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah
pengembanganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi yangmenggunakan acuan kriteria dalam penilaian, mengharuskan
pendidik dan satuanpendidikan menetapkan kriteria minimal yang menjadi tolok
ukur pencapaiankompetensi. Oleh karena itu, diperlukan panduan yang dapat

2
memberikaninformasi tentang penetapan kriteria ketuntasan minimal yang
dilakukan di satuanpendidikan.

1.2. Tujuan
Penyusunan panduan ini bertujuan untuk:

a. Memberikan pemahaman lebih luas cara menetapkan Kriteria Ketuntasan


Minimal (KKM) mata pelajaran di satuan pendidikan, serta melakukan
analisis terhadap hasil belajar yang dicapai
b. Mendorong peningkatan mutu pendidikan melalui penetapan KKM yang
optimalsehingga meningkat secara bertahap
c. Mendorong pendidik dan satuan pendidikan melakukan analisis secara
telitidan cermat dalam menetapkan KKM serta menindaklanjutinya.

1.3. Ruang Lingkup


Ruang lingkup penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mencakup
pengertian dan fungsi KKM, mekanisme penetapan KKM, dan analisis KKM.

3
BAB II
PENGERTIAN DAN FUNGSI
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

1.4. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal


Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah
menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan
peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).

KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun


besarnyajumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak
mengubahkeputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus
pembelajaran. Acuankriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik
penilaian. Pada acuannorma, kurva normal sering digunakan untuk menentukan
ketuntasan belajarpeserta didik jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan.
Nilai akhir seringdikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah
peserta didik yang melebihi nilai 7,3 sesuai proporsi kurva.

Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan


hasilmusyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa
satuanpendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan
pendidikatau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama
penetapan KKM.

Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian


kompetensisehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka
maksimal 100merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara
nasionaldiharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari
kriteriaketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan
secarabertahap.

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik,


danorang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang
berkepentinganterhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan
pendidikanperlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan
mudah olehpeserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus
dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi
hasil belajar peserta didik.

4
1.5. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal
Fungsi kriteria ketuntasan minimal:

a. sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik


sesuaikompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi
dasar dapatdiketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan.
Pendidik harusmemberikan respon yang tepat terhadap pencapaian
kompetensi dasar dalambentuk pemberian layanan remedial atau layanan
pengayaan;
b. sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti
penilaianmata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator
ditetapkan KKMyang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta
didik diharapkandapat mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar
mencapai nilaimelebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai,
peserta didik harusmengetahui KD-KD yang belum tuntas dan perlu
perbaikan;
c. dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan
evaluasiprogram pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi
keterlaksanaandan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan
pencapaian KKMsebagai tolok ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD
berdasarkan KKM yangditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan
informasi tentang peta KD-KDtiap mata pelajaran yang mudah atau sulit,
dan cara perbaikan dalam prosespembelajaran maupun pemenuhan sarana-
prasarana belajar di sekolah;
d. merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan
antarasatuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian
KKMmerupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik,
pesertadidik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua. Pendidik
melakukan upayapencapaian KKM dengan memaksimalkan proses
pembelajaran dan penilaian.Peserta didik melakukan upaya pencapaian
KKM dengan proaktif mengikutikegiatan pembelajaran serta mengerjakan
tugas-tugas yang telah didesainpendidik. Orang tua dapat membantu dengan
memberikan motivasi dandukungan penuh bagi putra-putrinya dalam
mengikuti pembelajaran.Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya
memaksimalkan pemenuhankebutuhan untuk mendukung terlaksananya
proses pembelajaran dan penilaiandi sekolah;
e. merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap
matapelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin
untukmelampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM
merupakansalah satu tolok ukur kinerja satuan pendidikan dalam
menyelenggarakanprogram pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM

5
yang tinggi dandilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi tolok
ukur kualitasmutu pendidikan bagi masyarakat.

6
BAB III
MEKANISME PENETAPAN KKM

1.6. Perinsip Penetapan KKM


Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan
beberapaketentuan sebagai berikut:

a. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang


dapatdilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode
kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik
denganmempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik
mengajarmata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif
dilakukan denganrentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan
kriteria yangditentukan;

b. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui


analisisketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan
memperhatikankompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk
mencapaiketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi

c. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-


ratadari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta
didikdinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu
apabila yangbersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang
telahditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut;

d. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan


rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut;

e. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari


semuaKKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun
pembelajaran, dandicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor)
peserta didik;

f. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-


soalulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS)
maupunUlangan Akhir Semester (UAS). Soal ulangan ataupun tugas-tugas
harus mampumencerminkan/menampilkan pencapaian indikator yang
diujikan. Dengandemikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan
seluruh hasil ulangan,karena semuanya memiliki hasil yang setara;

7
g. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya
perbedaannilai ketuntasan minimal.

1.7. Langkah-langkah Penentapan KKM


Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran.
Langkahpenetapan KKM adalah sebagai berikut:

a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran


denganmempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya
dukung, dan intake peserta didik dengan skema sebagai berikut:

Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM


matapelajaran

b. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
disahkanoleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam
melakukan penilaian;

c. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang


berkepentingan,yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;

d. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada
orangtua/wali peserta didik.

1.8. Penetuan Kriteria Ketuntasan Minimal


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal
adalah:

a. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator,


kompetensidasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta
didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi,
apabila dalampencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari
sejumlah kondisisebagai berikut:
1) guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus
dibelajarkanpada peserta didik;
2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran
yangbervariasi;

8
3) guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang
yangdiajarkan;
4) peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;
5) peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;
6) peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam
penyelesaiantugas/pekerjaan;
7) waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena
memilikitingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam
prosespembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;
8) tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar
pesertadidik dapat mencapai ketuntasan belajar.

Contoh 1.

SK 2.:Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya


dalamperhitungan kimia (stoikiometri)

KD 2.2:Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-


hukumdasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol
dalammenyelesaikan perhitungan kimia

Indikator:Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksiIndikator ini


memiliki kompleksitas yang tinggi, karena untuk menentukanpereaksi
pembatas diperlukan beberapa tahap pemahaman/penalaran pesertadidik
dalam perhitungan kimia.

Contoh 2.

SK 1.:Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatankimia

KD 1.1.:Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-


sifatunsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalamtabel
periodik serta menyadari keteraturannya, melaluipemahaman konfigurasi
elektron

Indikator:Menentukan konfigurasi elektron berdasarkan tabel periodik


ataunomor atom unsur.Indikator ini memiliki kompleksitas yang rendah
karena tidak memerlukantahapan berpikir/penalaran yang tinggi

b. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan


pembelajaranpada masing-masing sekolah
1) Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan
kompetensiyang harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan,
laboratorium, danalat/bahan untuk proses pembelajaran;

9
2) Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders
sekolah.

Contoh:

SK 3.:Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-


faktoryang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupansehari-
hari dan industri

KD 3.3:Menjelaskan keseimbangan dan faktor-faktor yang


mempengaruhipergeseran arah keseimbangan dengan melakukan percobaan

Indikator:Menyimpulkan pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan,


danvolume pada pergeseran keseimbangan melalui percobaan.

Daya dukung untuk Indikator ini tinggi apabila sekolah mempunyai


saranaprasarana yang cukup untuk melakukan percobaan, dan guru mampu
menyajikanpembelajaran dengan baik. Tetapi daya dukungnya rendah
apabila sekolah tidakmempunyai sarana untuk melakukan percobaan atau
guru tidak mampumenyajikan pembelajaran dengan baik.

c. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang


bersangkutan

Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada


saatpenerimaan peserta didik baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor
SMP, tesseleksi masuk atau psikotes; sedangkan penetapan intake di kelas
XI dan XIIberdasarkan kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya

Contoh penetapan KKM

Untuk memudahkan analisis setiap indikator, perlu dibuat skala penilaian


yang disepakati oleh guru mata pelajaran.

Contoh:

Atau dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang ditetapkan.

10
Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan

Intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah:

Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 67.

11
BAB IV
ANALISI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

Pencapaian kriteria ketuntasan minimal perlu dianalisis untuk dapat


ditindaklanjutisesuai dengan hasil yang diperoleh. Tindak lanjut diperlukan untuk
melakukanperbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan pembelajaran
maupun penilaian.Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan pertimbangan
penetapan KKM padasemester atau tahun pembelajaran berikutnya.

Analisis pencapaian kriteria ketuntasan minimal bertujuan untuk mengetahui


tingkatketercapaian KKM yang telah ditetapkan. Setelah selesai melaksanakan
penilaian setiap KD harus dilakukan analisis pencapaian KKM. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk melakukan analisis rata-rata hasil pencapaian peserta didik
kelas 7, 8, atau 9 terhadap KKM yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran.
Melalui analisis iniakan diperoleh data antara lain:

a. KD yang dapat dicapai oleh 75% - 100% dari jumlah peserta didik pada
kelas 7, 8,atau 9;
b. KD yang dapat dicapai oleh 50% - 74% dari jumlah peserta didik pada kelas
7, 8,atau 9
c. KD yang dapat dicapai oleh ≤ 49% dari jumlah siswa peserta didik kelas 7,
8, atau 9.

Manfaat hasil analisis adalah sebagai dasar untuk meningkatkan kriteria


ketuntasanminimal pada semester atau tahun pembelajaran berikutnya. Analisis
pencapaiankriteria ketuntasan minimal dilakukan berdasarkan hasil pengolahan
data perolehannilai setiap peserta didik per mata pelajaran.

12
13

Anda mungkin juga menyukai