Anda di halaman 1dari 37

Belajar Saham dari NOL

Apa itu Saham ? ....................................................................................................................................... 2


Keuntungan Berinvestasi Saham ....................................................................................................... 3
Capital Gain ............................................................................................................................................... 3
Dividen ...................................................................................................................................................... 4
Menjadi bagian pemilik perusahaan dan berhak ikut serta dalam Rapat Umum Pemegang Saham....... 4
Risiko Berinvestasi Saham ................................................................................................................... 5
Capital Loss ............................................................................................................................................... 5
Risiko Likuidasi .......................................................................................................................................... 6
Suspend dan Delisting dari bursa.............................................................................................................. 6
Bagaimana Cara Membeli Saham? .................................................................................................... 6
Mekanisme Perdagangan Saham ....................................................................................................... 9
Segmentasi Pasar ...................................................................................................................................... 9
Jam Perdagangan Bursa .......................................................................................................................... 10
Fraksi Harga............................................................................................................................................. 12
Batas Auto Rejection ............................................................................................................................... 13
Membeli Saham Pertama .................................................................................................................... 14
Investing vs Trading ............................................................................................................................. 16
Analisis Fundamental ........................................................................................................................... 19
Pengertian Analisis Fundamental ........................................................................................................... 19
Kinerja Perusahaan ................................................................................................................................. 20
Menghitung Valuasi Saham .................................................................................................................... 22
Analisis Teknikal .................................................................................................................................... 23
Pengertian Analisis Teknikal ................................................................................................................... 24
Memiliki Trading Plan ............................................................................................................................. 24
Candlestick .............................................................................................................................................. 25
Support dan Resistance .......................................................................................................................... 26
Indikator .................................................................................................................................................. 27
Kenapa Harus Berinvestasi Saham? ............................................................................................... 29
Istilah yang Sering Muncul di Saham............................................................................................... 31
Apa itu Saham ?

Investasi Saham belakangan ini mulai ramai diperbincangkan


di media sosial, hal tersebut menyebabkan banyak masyarakat
terutama kaum milenial yang makin penasaran mengenai saham.
Lantas apa sih Saham itu ??
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Saham adalah
surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang
memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya
modal yang disetor.
Sementara itu, Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), Saham
didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan
terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak
tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas
aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS).
Membeli saham bukan hanya membeli surat atau kertas biasa,
tetapi Anda membeli bisnis sebuah perusahaan jadi secara tidak
langsung Anda merupakan pemilik perusahaan tersebut. Anda juga
memiliki hak atas sebagian aset perusahaan dan hak untuk
mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah lembar saham yang
dimiliki.

Keuntungan Berinvestasi Saham

Tujuan utama seseorang berinvestasi saham adalah untuk meraih


keuntungan, iya bukan? Mendapatkan keuntungan dalam
berinvestasi saham bukanlah hal yang mudah, Agar Anda bisa
mendapatkan keuntungan dibutuhkan mental yang kuat ketika
saham yang anda beli mengalami penurunan, serta memiliki
kejelian dalam melihat sebuah peluang yang terjadi di pasar, dan
hal yang paling penting dalam berinvestasi saham adalah belajar
menganalisis, baik analisis teknikal maupun analisis fundamental.
Berikut ini beberapa keuntungan yang dapat diperoleh investor
ketika berinvestasi di saham :
Capital Gain
Capital Gain adalah keuntungan yang diperoleh investor
ketika ia menjual sahamnya lebih tinggi dari harga pembelian awal.
Singkatnya, Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan
harga jual. Misalnya Seorang investor membeli saham BBRI
dengan harga Rp4.000/lembar atau Rp400.000/lot, Kemudian dia
menjual saham BBRI tersebut setelah menyimpannya selama satu
tahun dengan harga Rp5.500/lembar atau Rp550.000/lot yang
berarti dia mendapatkan keuntungan atau Capital Gain sebesar
Rp1.500 untuk setiap lembar saham yang dia jual.
Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan kepada para pemegang saham yang sebelumnya telah
disetujui dan disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Dividen diperoleh dari laba usaha yang dihasilkan
perusahaan selama kurang lebih satu tahun atau satu periode
akuntansi. Jika Seorang investor ingin mendapatkan dividen maka
ia harus memegang saham tersebut hingga Cum date.
Cum date atau Cumulative Date merupakan Tanggal dimana
pemegang saham yang masih memegang sahamnya akan berhak
diikutsertakan dalam aksi korporasi perusahaan. Contohnya, Cum
date untuk pembagian dividen adalah 11 Maret, jika pada tanggal
tersebut investor masih memegang sahamnya, ia akan menda-
patkan dividen.
Meskipun dividen ini merupakan hak investor, tetapi ada juga
perusahaan yang tidak membagikan dividennya kepada investor
secara rutin walau perusahaan tersebut mencetak laba. Umumnya,
Perusahaan menahan laba yang dihasilkan karena ingin melakukan
pengembangan usaha atau ekspansi.
Menjadi bagian pemilik perusahaan dan berhak ikut serta
dalam Rapat Umum Pemegang Saham
Membeli Saham berarti anda membeli sebuah bisnis
perusahaan atau dapat dikatakan secara tidak langsung Anda
merupakan bagian dari pemilik perusahaan tersebut, Anda juga
berhak ikut serta dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Bila Anda hadir dalam RUPS, Anda bisa mendapatkan
informasi tentang perusahaan secara lengkap, yaitu kegiatan atau
rencana perusahaan ke depan, laporan keuangan atau laporan
tahunan perusahaan, besaran dividen yang akan dibagikan, dan
yang terpenting Anda juga bisa menambah jaringan pertemanan
sesama pemegang saham.

Risiko Berinvestasi Saham

Selain memperoleh keuntungan dalam berinvestasi saham


tentunya investor juga dihadapkan dengan adanya risiko. Saham
merupakan salah satu jenis instrumen investasi yang memiliki
risiko yang cukup tinggi, karena kondisi pasar saham sangat
mudah terpengaruh oleh perubahan ekonomi dan politik suatu
negara. Hal tersebut yang mengakibatkan fluktuasi harga saham
yang cukup tinggi.
Berikut ini beberapa risiko yang diterima ketika berinvestasi
saham :
Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu kerugian yang
diperoleh investor akibat menjual sahamnya lebih rendah dari
harga pembelian awal. Misalnya Seorang investor membeli saham
UNVR dengan harga Rp8.500/lembar atau Rp850.000/lot, Kemu-
dian dia menjual saham tersebut setelah menyimpannya selama
dua tahun dengan harga Rp8.000/lembar atau Rp800.000/lot
maka dia menderita kerugian atau Capital Loss sebesar Rp500 per
lembar saham yang dia miliki.
Risiko Likuidasi
Bila suatu perusahaan yang Anda beli sahamnnya dinyatakan
bangkrut oleh pengadilan, maka Anda mendapat prioritas terakhir
dalam hal pembagian sisa aset perusahaan setelah seluruh hutang
atau kewajiban perusahaan tersebut dilunasi. Namun jika tidak
terdapat sisa hasil penjualan aset perusahaan, maka Anda sebagai
pemegang saham tidak mendapatkan hasil apapun dari proses
likuidasi tersebut. Inilah mengapa pentingnya menganalisis saham
terlebih dahulu sebelum membelinya.
Suspend dan Delisting dari bursa
Selain risiko Capital Loss dan Likuidasi, Suspend dan Delisting
merupakan risiko dalam berinvestasi saham juga. Suspend adalah
Pemberhentian sementara suatu saham karena satu dan lain hal
yang dianggap melanggar peraturan bursa, biasanya karena suatu
saham mengalami kenaikan harga yang tidak wajar, perusahaan
mengalami suatu masalah secara berkepanjangan, dan
keterlambatan dalam mengeluarkan laporan keuangan. Sementara
itu, Delisting adalah penghapusan suatu saham dari bursa efek
sehingga tidak dapat diperdagangkan karena suatu hal yang
dianggap melanggar peraturan yang telah ditetapkan, faktor yang
menyebabkan saham terkena delisting ini sama seperti faktor
saham yang terkena suspend.

Bagaimana Cara Membeli Saham?


Cara membeli saham sebenarnya sudah dijelaskan di website
resmi Bursa Efek Indonesia selaku pihak yang menyelenggarakan
dan menyediakan sarana untuk jual dan beli Efek di Indonesia,
yaitu https://www.idx.co.id dan https://www.yuknabungsaham.idx.co.id.
Untuk membeli saham Anda harus mendaftar di Sekuritas terlebih
dahulu, berikut ini adalah beberapa sekuritas yang resmi terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) :

Selengkapnya dapat dilihat melalui website :


https://www.yuknabungsaham.idx.co.id/perusahaan-sekuritas

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Perusahaan Sekuritas


adalah perusahaan yang telah mendapat izin usaha dari OJK untuk
melakukan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang Efek,
Penjamin Emisi Efek, atau kegiatan lain yang sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh pengawas pasar modal. Oleh
karena itu, Tugas perusahaan sekuritas adalah sebagai perantara
yang mempertemukan antara penjual dan pembeli saham.
Untuk Membuka rekening di sekuritas secara online silahkan
buka website resmi perusahaan sekuritas masing-masing untuk
mengetahui ketentuan dan persyaratan apa saja yang diperlukan.
Untuk proses pembukaan rekening saham biasanya sekitar 2-7
hari, tetapi tergantung sekuritasnya. Kalau saya sendiri pakainya
Ajaib Sekuritas dan Mirae Asset Sekuritas.
Kalau Anda ingin membuka sekuritas di Ajaib Anda dapat
menggunakan kode referall Saya “alfi283” atau dapat klik link ini
untuk mendapatkan bonus saham gratis.

PENTING!
Jangan pernah memberikan Password,Pin, dan Kode OTP kepada
siapapun!, karena bisa saja disalahgunakan oleh oknum yang tidak
bertanggungjawab untuk mengubah alamat email, nomor ponsel,
dan rekening bank anda. Pihak sekuritas pun tidak pernah
menanyakan soal itu.

Berikut ini adalah langkah dalam membuka rekening saham :

Setelah berhasil membuka rekening saham Anda akan men-


dapatkan nomor Rekening Dana Nasabah (RDN) dan nomor Single
Investor Identification (SID). Misalkan Anda memiliki rekening ATM
di BNI, Nanti pihak sekuritas akan membukakan rekening BNI yang
baru khusus untuk transaksi jual-beli saham, inilah yang disebut
Rekening Dana Nasabah (RDN).
Oh iya, Nomor rekening ATM dan Nomor RDN itu berbeda jadi
untuk membeli saham Anda harus melakukan transfer uang
terlebih dahulu ke Nomor RDN senilai harga saham yang ingin Anda
beli. Jangan lupa setiap transaksi jual maupun beli dikenakan biaya
tambahan, besaran biaya tersebut di setiap sekuritas itu berbeda
karena fitur yang ditawarkan tiap sekuritas juga pasti berbeda.
Biasanya biaya tersebut berkisar, Fee beli 0.15%, Fee jual 0.25%,
dan Pajak 0.10%. Jadi totalnya sekitar 0.5% setiap transaksi.
Sementara itu, Single Investor Identification (SID) berfungsi
sebagai identitas Investor atau kebanyakan orang menyebutnya
KTP-nya Investor. Setiap orang hanya memiliki satu nomor SID
meskipun dia membuka rekening baru di sekuritas lain. Anda bisa
melihat seluruh portfolio investasi yang anda miliki melalui website
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI): https://akses.ksei.co.id/

Mekanisme Perdagangan Saham

Segmentasi Pasar

Pasar Reguler
Pasar dimana perdagangan efek di bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesi-
nambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek
melalui JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa ke-2
setelah terjadinya transaksi bursa (T+2).
Pasar Tunai
Pasar dimana perdagangan efek di bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesi-
nambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek
melalui JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa yang
sama dengan terjadinya transaksi bursa (T+0).

Pasar Nego
Pasar dimana efek diperdagangkan secara negoisasi atau
tawar menawar. Negoisasi dilakukan secara individu tetapi proses
jual dan beli tetap harus melalui perusahaan sekuritas dan waktu
penyelesaian transaksi berdasarkan kesepakatan antara Penjual
dan Pembeli.

Jam Perdagangan Bursa


Sehubungan dengan surat keputusan Direksi PT Bursa Efek
Indonesia Nomor: Kep-00031/BEI/03-2020 perihal perubahan
waktu perdagangan atas transaksi bursa, maka Bursa melakukan
penyesuaian jam perdagangan efek menjadi sebagai berikut :
Perdagangan Efek di Pasar Reguler, Pasar Tunai, dan Pasar
Negosiasi dilakukan selama jam perdagangan setiap hari bursa
dengan berpedoman pada waktu JATS.

Jam Perdagangan Pasar Reguler


Hari Sesi I Sesi II
Senin - Jumat 09:00:00 s/d 11:30:00 13:30:00 s/d 14:49:59

Jam Perdagangan Pasar Tunai


Hari Sesi I
Senin - Jumat 09:00:00 s/d 11:30:00
Jam Perdagangan Pasar Negosiasi
Hari Sesi I Sesi II
Senin - Jumat 09:00:00 s/d 11:30:00 13:30:00 s/d 15:15:00

dan untuk Pasar Reguler menggunakan sesi pra-pembukaan, pra-


penutupan, dan pasca penutupan yang dilakukan setiap hari bursa
dengan sebagai jadwal berikut :
Pra-Pembukaan

Pra-Penutupan

Pasca Penutupan
Untuk jam perdagangan yang normal sebelum adanya pandemi di
pasar reguler, pasar tunai, dan pasar negosiasi adalah sebagai
berikut :
Pasar Reguler
Hari Sesi I Sesi II
Senin - Kamis 09.00 s/d 12.00 13.30 s/d 16.15
Jumat 09.00 s/d 11.30 14.00 s/d 16.15

Pasar Tunai
Hari Sesi I
Senin - Kamis 09.00 s/d 12.00
Jumat 09.00 s/d 11.30

Pasar Negosiasi
Hari Sesi I Sesi II
Senin - Kamis 09.00 s/d 12.00 13.30 s/d 16.30
Jumat 09.00 s/d 11.30 14.00 s/d 16.30

Untuk jam perdagangan normal sebelum adanya pandemi di pasar


reguler juga menggunakan sesi pra-pembukaan, pra-penutupan,
dan pasca penutupan yang dilakukan setiap hari bursa dengan
jangka waktu yang sama pada jam perdagangan selama pandemi.

Fraksi Harga

Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam


satuan perdagangan efek, yaitu satu lot atau 100 lembar. Sedang-
kan di Pasar Negoisasi tidak menggunakan satuan perdagangan.
Berikut ini merupakan satuan perubahan harga sesuai dengan
Peraturan II-A-Kep-00023/BEI/04-2016 :
Fraksi Harga dan maksimum perubahan diatas berlaku untuk
satu hari perdagangan dan disesuaikan pada hari perdagangan
berikutnya. Maksimum perubahan harga dapat berubah sepanjang
pergerakan harga tidak melewati batas auto rejection.

Batas Auto Rejection

Auto Rejection adalah Penolakan otomatis oleh Jakarta Auto-


mated Trading System (JATS) terhadap penawaran atau penjualan
saham akibat dilampauinya batas harga yang ditetapkan oleh
bursa. Bila Anda mencoba memasukkan order diluar rentang harga
maka otomatis order tersebut akan ditolak oleh JATS Next-G

Batasan Auto Rejection yang berlaku saat ini sesuai dengan kepu-
tusan Direksi Nomor Kep-00023/BEI/03-2020 :
Acuan harga yang digunakan dalam menentukan batas Auto
Rejection adalah harga penutupan hari perdagangan sebelumnya
(Previous Price) di Pasar Reguler.
Untuk melihat mekanisme perdagangan di bursa lebih lengkap silahkan kun-
jungi website : https://www.idx.co.id/investor/mekanisme-perdagangan/

Membeli Saham Pertama

Untuk membeli saham pertama, Anda harus tahu kode emiten


yang anda inginkan. Misalnya Anda ingin membeli saham PT Astra
International Tbk, maka kode emitennya adalah ASII. Singkatnya,
Kode Emiten merupakan kode khusus yang dimiliki oleh setiap per-
usahaan yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Investor pemula yang bingung memilih saham pertama, Saya
sarankan untuk memilih saham yang terdaftar di indeks LQ45 atau
IDX30. Kenapa Indeks LQ45 atau IDX30 ?, Karena saham-saham
yang berada di indeks tersebut paling sering diperdagangkan di
setiap hari bursa atau memiliki tingkat likuiditas yang tinggi. Selain
itu, saham-saham yang berada di indeks LQ45 dan IDX30 juga
merupakan saham dari perusahaan dengan fundamental yang
cukup baik, data historis perusahaan yang menunjukan pertumbu-
han setiap tahunnya, dan rencana perusahaan kedepannya jelas.
Untuk melihat perusahaan apa saja yang terdaftar di indeks
LQ45 dan IDX30 atau ingin melihat indeks lainnya, Anda dapat me-
ngunjungi website :
https://www.idx.co.id/data-pasar/data-saham/indeks-saham/

Untuk melihat seluruh saham dari perusahaan yang terdaftar


di Bursa Efek Indonesia, Anda dapat mengunjungi website :
https://www.idx.co.id/data-pasar/data-saham/daftar-saham/
Investing vs Trading

Investing dan Trading memiliki pengertian yang berbeda,


Investing adalah aktivitas penanaman modal berupa uang atau
aset berharga lainnya dengan tujuan untuk penggandaan aset atau
kekayaan yang biasanya dilakukan dalam jangka panjang.
Sedangkan, Trading adalah transaksi jual-beli instrumen pa-
sar modal atau komoditas yang dilakukan secara singkat untuk
memperoleh keuntungan. Konsep trading ini sebenarnya sama
saja seperti berdagang pada umumnya.
Misalkan, Alfin membeli seekor Anak sapi dengan harga 5 Juta
rupiah. Kemudian ia merawat dan memberi makan Anak sapi ter-
sebut hingga dewasa, setelah lima tahun ia menjual sapi tersebut
dengan harga 15 Juta rupiah. Dari hasil penjualan tersebut, Alfin
memperoleh keuntungan atau Capital Gain sebesar 10 Juta rupiah
dan Susu yang ia peroleh ketika memiliki sapi tersebut atau dapat
diibaratkan sebagai Dividen. Hal tersebut merupakan contoh dari
kegiatan Investasi.
Di sisi lain, Yudha membeli seekor sapi dewasa dengan harga
15 Juta rupiah. Satu minggu kemudian ia menjual sapi tersebut
dengan harga 20 Juta rupiah. Dari hasil penjualan tersebut Yudha
hanya memperoleh keuntungan atau Capital Gain saja sebesar 5
Juta rupiah. Hal yang dilakukan oleh Yudha merupakan contoh dari
kegiatan Trading atau berdagang.

Masih kurang jelas?


Mari saya berikan ilustrasinya.
Berikut ini merupakan pergerakan harga saham CUAN :

500
H 400

a
300 280
r 250
210
220
g
130 110
a 90

50

W a k t u
Grafik pergerakan harga saham CUAN tersebut mengalami
naik dan turun. Pergerakan harga diatas berkisar antara 50 - 500,
hal tersebut terjadi akibat adanya penawaran dan permintaan di
pasar.
Jika Anda seorang Investor atau orang yang melakukan
kegiatan investasi, maka Anda akan lebih jarang (pasif) dalam me-
lakukan pembelian saham dan menjualnya ketika harganya sudah
mencapai titik tertinggi atau dapat dikatakan sudah Overvalue
secara valuasi harganya dengan jangka waktu yang relatif lebih
lama. Kalau berdasarkan gambar diatas Anda dapat membeli
saham CUAN di harga 50 dan menyimpannya dalam jangka
panjang, setelah itu Anda bisa menjualnya di harga 500.
Sementara itu, Jika Anda seorang Trader atau orang yang
melakukan kegiatan trading atau berdagang, maka Anda akan
lebih sering (aktif) dalam melakukan pembelian saham dan menju-
alnya ketika sudah mencapai target profit dengan jangka waktu
yang relatif lebih singkat. Berdasarkan gambar diatas Anda dapat
membeli saham CUAN di harga 50 dan menjualnya di harga 210.
Kemudian menunggu saham tersebut turun kembali, Anda dapat
membelinya lagi di harga 90 dan menjualnya di harga 300. Hal
tersebut dapat Anda lakukan berulang kali dengan pola yang sama,
yaitu membeli ketika turun dan menjualnya saat naik.
Ada juga yang namanya Sangkuters, yaitu Orang yang mem-
beli saham tersebut di harga 210 dan menjualnya di harga 90, Tipe
ini merupakan pelaku pasar yang takut ketinggalan jika tidak
ikutan profit sehingga cenderung ikut membeli saham yang sudah
naik tinggi atau sering disebut Fear Of Missing Out (FOMO).
Perbedaan selanjutnya tentang Investing dan Trading adalah
cara menganalisisnya. Investing lebih menggunakan Analisis Fun-
damental, yaitu menilai harga wajar dari suatu saham dengan
melihat kondisi keuangan perusahaan, kondisi ekonomi serta
sektor secara keseluruhan, dan manajemen perusahaan.
Sedangkan, Trading lebih menggunakan Analisis Teknikal,
yaitu metode pembelian saham dengan cara melihat grafik his-
toris pergerakan harga suatu saham dengan tujuan sebagai acuan
untuk mengetahui arah pergerakan kedepannya.
Mempelajari keduanya sebenarnya lebih bagus, baik Analisis
Fundamental dan Analisis Teknikal keduanya sangat dibutuhkan
untuk menentukan saham apa yang akan Anda beli. Contohnya,
Anda ingin membeli saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) secara
fundamental memang cukup baik dan merupakan salah satu peru-
sahaan milik Menparekraf RI, Sandiaga Uno. Tetapi secara teknikal
apakah saham ADRO sedang berada di titik Support-nya? Kalau
saham tersebut sedang berada di titik Support kuatnya, maka
tingkat risiko kita menjadi lebih kecil mengingat secara funda-
mental dan teknikal sudah mendukung saham ADRO untuk dibeli.
Tetapi, kalau saham ADRO sedang berada di titik Resistance-nya
dan menunjunkan adanya arah pembalikan harga, maka tingkat
risiko kita menjadi lebih besar karena secara teknikal menunjukan
risiko yang cukup tinggi meskipun secara fundamental saham ini
cukup baik.
Analisis Fundamental

Pengertian Analisis Fundamental


Analisis Fundamental atau Fundamental Analysis adalah me-
nilai harga wajar dari suatu saham dengan melihat kondisi
keuangan perusahaan, kondisi ekonomi serta sektor secara kese-
luruhan, dan manajemen perusahaan. Teknik analisis ini umumnya
digunakan oleh investor untuk memberi keputusan dalam membeli
dan menjual saham. Terus, Bagaimana cara melakukan Analisis
Fundamental ?
Secara umum pendekatan analisis fundamental terbagi men-
jadi dua, yaitu Analisis Top-Down dan Analisis Bottom-Up. Untuk
Analisis Top-Down objek yang perlu Anda cermati mulai dari kondi-
si ekonomi suatu negara atau biasa dikenal Analisis Makro sampai
kondisi perusahaan secara keseluruhan atau biasa dikenal Analisis
Mikro. Sedangkan, Analisis Bottom-Up merupakan kebalikannya,
yaitu mulai dari kondisi perusahaan, sektor usahanya, dan kondisi
makro ekonomi suatu negara.
Selanjutnya beberapa hal berikut yang perlu Anda perhatikan
dalam menganalisis saham secara fundamental.
Kinerja Perusahaan
Kinerja suatu perusahaan merupakan kemampuan perusa-
haan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki atau merupakan
hasil dari kegiatan manajemen. Suatu kinerja perusahaan dapat
diukur dengan melakukan pendekatan atau penghitungan melalui
laporan keuangan yang telah dikeluarkan perusahaan. Dalam lapo-
ran keuangan Anda dapat memperoleh rasio-rasio penting yang
digunakan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dan
keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya.
Berikut ini beberapa rasio penting yang dapat Anda peroleh dalam
laporan keuangan.
Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk men-
getahui kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi kewajiban
atau hutang jangka pendeknya. Jenis-jenis rasio likuiditas, yaitu
Current ratio, Quick ratio, dan Cash ratio.
Current ratio
Rumusnya : Aset Lancar

Liabilitas Lancar

Quick ratio
Rumusnya : Aset Lancar - Persediaan
Liabilitas Lancar

Cash ratio
Rumusnya : Kas + Setara Kas
Liabilitas Lancar
Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas merupakan rasio atau perbandingan untuk
melihat kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh profit
atau laba dari penghasilan yang didapatkan. Jenis-jenis rasio profi-
tabilitas, yaitu Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on
Equity, dan Return on Capital.
Gross Profit Margin (GPM)
Rumusnya : Laba Kotor

Pendapatan

Net Profit Margin (NPM)


Rumusnya : Laba Bersih

Pendapatan

Return on Equity (ROE)


Rumusnya : Laba Bersih Entitas Induk

Ekuitas Entitas Induk

Return on Capital (ROC)


Rumusnya : Laba Usaha

Ekuitas + Utang Berbunga

Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas merupakan rasio atau perbandingan yang
digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk
melunasi seluruh kewajiban atau hutangnya, baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Jenis-jenis rasio solvabilitas, yaitu Debt
to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio.
Debt to Asset Ratio (DAR)
Rumusnya : Total Utang

Total Aset

Debt to Equity Ratio (DER)


Rumusnya : Total Utang

Ekuitas Entitas Induk

Menghitung Valuasi Saham


Valuasi Saham adalah proses menilai harga suatu saham untuk
mengetahui apakah harga saham tersebut sesuai dengan nilai wa-
jarnya atau nilai intrinsiknya. Ada beberapa macam rasio yang bisa
digunakan dalam melakukan valuasi suatu saham, yaitu Earnings
per Share, Price to Earning Ratio, Book Value per Share, Price to
Book Value, dan Return on Equity.
Earnings per Share (EPS)
Rumusnya : Laba Bersih

Jumlah Lembar Saham

Price to Earning Ratio (PER)


Rumusnya : Harga per Lembar Saham

Earnings per Share


Book Value per Share (BVPS)
Rumusnya : Ekuitas Entitas Induk

Jumlah Saham Beredar

Price to Book Value (PBV)


Rumusnya : Harga per Lembar Saham

Book Value per Share

Return on Equity (ROE)


Rumusnya : Laba Bersih Entitas Induk
Ekuitas Entitas Induk

Dalam E-Book ini saya hanya memberikan rumus menghitungnya


saja agar tidak terlalu banyak. Untuk pembahasan selanjutnya me-
ngenai Analisis Fundamental, Anda bisa download disini

Analisis Teknikal
Pengertian Analisis Teknikal
Analisis Teknikal atau Technical Analysis adalah metode
pembelian saham dengan cara melihat grafik historis pergerakan
harga suatu saham dengan tujuan sebagai acuan untuk mem-
prediksi tren atau arah pergerakan kedepannya. Tetapi harus
diingat tidak ada metode Analisis yang memiliki tingkat akurasi
100%. Oleh karena itu, Anda harus memiliki rencana lain jika hasil
analisis Anda tidak sesuai ekspektasi. Bagaimana cara menyiasati
jika suatu saat Analisis Anda tidak sesuai harapan?, yaitu dengan
memiliki Trading Plan yang jelas.
Memiliki Trading Plan
Trading Plan adalah sebuah perencanaan atau pedoman
untuk pengambilan keputusan dalam membeli saham yang
kedepannya akan membantu Trader mencapai tujuannya. Memiliki
perencanaan yang baik tentunya akan membuat Anda menjadi
lebih disiplin dengan rencana tersebut.
Berikut ini beberapa contoh jika seorang trader tidak memiliki atau
tidak disiplin dalam Trading Plan :
 Ketika membeli suatu saham, harganya malah turun dalam
 Ketika menjual suatu saham, harganya malah naik tinggi
 Ketika menjual saham dengan keadaan profit, tetapi malah
menyesal karena setelah di jual harganya malah naik makin
tinggi
 Ketika melakukan Averaging Down di suatu saham, harganya
malah turun lebih dalam lagi
Terus apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah
Trading Plan :
1. Tentukan Strategi dan Gaya Trading
Setiap orang memiliki strategi dan gaya trading yang berbeda.
Ada yang agresif dalam melakukan pembelian saham, ada juga
yang lebih santai dalam melakukan pembelian. Mengapa hal ini
menjadi sangat penting?, karena kecocokan seseorang pada gaya
trading tertentu biasanya akan mempengaruhi performa trader
ketika melakukan trading saham selanjutnya. Ada beberapa gaya
trading yang banyak dikenal orang, yaitu Scalping, Day Trading,
Swing Trading, dan Position Trading.
2. Tentukan titik Entry
Memahami tren saham, situasi pasar, dan sentimen pasar
dapat membantu Anda dalam menentukan kapan sebaiknya masuk
di suatu saham. Sebelum masuk di suatu saham Anda juga harus
memperhatikan rasio risk/reward-nya, Apakah sudah sesuai atau
belum, karena hal tersebut bisa meminimalisir risiko trading Anda.
3. Tentukan Risk/Reward Ratio
Risk/Reward Ratio harus diterapkan pada setiap saham yang
akan Anda beli. Rasio minimal dalam Risk/Reward adalah 1:2.
Misalnya, Saham WXYZ saat ini berada di harga 100 dengan titik
support berada di 90 dan Resistance di harga 120, maka secara
risk/reward Saham WXYZ dapat dibeli di harga 100 dengan Stop
Loss di harga 90(-10%) dan Target Profit di harga 120(+20%).
4. Tentukan titik Exit
Titik Exit seharusnya sudah ditetapkan sebelum masuk di su-
atu saham sesuai dengan risk/reward yang sudah di bahas diatas.
Sebaiknya jangan menentukan titik Exit pada saat proses trading
berlangsung, karena emosi Anda cenderung ikut terlibat ketika
melakukan trading tanpa Exit point yang jelas. Dalam melakukan
penjualan atau keluar dari suatu saham Anda dihadapkan dua
kondisi, yaitu jual dalam keadaan rugi atau Cut Loss dan jual dalam
keadaan untung atau Take Profit.
Candlestick
Chart yang menampilkan pergerakan harga mencakup kese-
luruhan aspek yang terjadi pada hari itu berupa harga pembukaan
(Open), harga terendah (Low), harga tertinggi (High), dan harga
penutupan (Close).
Untuk pembahasan selanjutnya mengenai bentuk dan pola Candle-
stick, bisa Anda download disini
Support dan Resistance
Support adalah batas bawah harga atau bisa diibaratkan
sebagai lantai, dimana pada zona atau level tersebut saham cen-
derung tidak bisa turun lebih rendah lagi dan berpotensi terjadinya
pembalikan arah. Trader biasanya menggunakan titik Support ini
sebagai momen yang tepat untuk masuk ke suatu saham.

Contoh garis support saham INDY


Sedangkan, Resistance adalah batas atas harga atau bisa
diibaratkan sebagai atap, dimana pada zona atau level tersebut
saham cenderung tidak bisa naik lebih tinggi lagi dan berpotensi
terjadinya pembalikan arah. Trader biasanya menggunakan titik
Resitance ini sebagai momen tepat untuk menjual suatu saham.

Contoh garis resistance saham ITMG


Indikator
Indikator merupakan perhitungan matematis atas riwayat
harga saham yang pada umumnya ditampilkan dalam bentuk garis
maupun data grafik. Indikator digunakan untuk memastikan hasil
analisis Anda apakah memiliki tingkat probabilitas yang tinggi.
Berikut ini beberapa jenis indikator yang sering digunakan oleh tra-
der untuk membantu mereka menganalisis suatu saham.
Moving Average
Moving Average (MA) merupakan salah satu indikator Analisis
Teknikal yang cukup sering digunakan oleh trader. Moving Average
adalah garis yang merata-ratakan pergerakan harga saham dalam
jangka waktu tertentu. Misalnya, MA 20 berarti rata-rata pergera-
kan harga saham selama dua puluh hari perdagangan kebelakang.
Untuk trading jangka pendek biasanya seorang trader mengguna-
kan MA 5,MA 10, dan MA 20. Sedangkan untuk jangka menengah
biasanya seorang trader menggunakan MA 60, MA 100, MA 200.
Contoh MA 20 pada saham BBRI
Volume
Volume merupakan salah satu indikator yang dapat memberi
sebuah validasi atas terjadinya suatu momen pada pergerakan
harga. Volume dapat mendeteksi besar-kecilnya jumlah penjualan
atau pembelian saham. Umumnya untuk mengukur besar-kecilnya
volume biasanya menggunakan Volume Moving Average 20 (VMA
20), yaitu Volume rata-rata selama dua puluh hari kebelakang.

Contoh VMA 20 pada saham BRIS


Sebenarnya masih banyak lagi pembahasan tentang Analisis
Teknikal, tetapi supaya tidak terlalu banyak maka akan Saya
buatkan E-Book khusus tentang Analisis Teknikal. Silahkan Anda
download disini

Kenapa Harus Berinvestasi Saham?

Saham Merupakan Investasi Masa Depan


Alasan mengapa anak muda sekarang perlu mempertimbang-
kan investasi adalah tentang masa depan mereka. Investasi saham
dan menabung merupakan dua hal yang berbeda, Investasi saham
dalam jangka panjang meskipun memiliki tingkat risiko yang lebih
besar daripada menabung tetapi saham dapat memberikan Anda
keuntungan berupa Capital Gain dan Dividen yang dapat dijadikan
sebagai Passive Income selama Anda tidak menjualnya.
Sementara itu, Menabung dalam jangka panjang meskipun
memiliki risiko yang lebih kecil tetapi hasil yang diberikan pasti
sesuai dengan jumlah yang Anda tabung, meski begitu menabung
juga memiliki risiko ketika terjadinya tingkat inflasi yang tinggi.
Modal Investasi Saham Relatif Kecil
Banyak sekali yang mengira investasi saham membutuhkan
modal yang cukup besar atau hanya dilakukan oleh orang-orang
yang memiliki kekayaan yang berlimpah. Sayang sekali, Hal terse-
but merupakan anggapan yang salah mengenai investasi saham.
Anda bisa mulai berinvestasi saham meskipun hanya memiliki
modal yang kecil. Saat ini, dengan hanya memiliki uang 100 Ribu
rupiah saja, Anda sudah bisa membuka rekening saham dan bisa
membeli saham beberapa lot. Bayangkan dengan modal sedikit,
yaitu 100 Ribu rupiah Anda bisa menjadi pemilik sebuah peru-
sahaan, keren bukan?.
Saham Mudah Ditransaksikan dan Bersifat Likuid
Saat ini, layanan dalam berinvestasi saham semakin mudah
mulai dari pembukaan rekening sampai dengan transaksinya dapat
dilakukan secara Online. Jadi, Anda tidak perlu bersusah payah
datang ke kantor perusahaan sekuritas untuk membuka rekening
saham dan transaksi jual-beli saham. Anda cukup men-download
aplikasi sekuritas masing-masing, dengan aplikasi tersebut Anda
bisa melakukan pembukaan rekening dan dapat melakukan
transaksi saham sesuai dengan jam perdagangan bursa.
Tidak hanya itu, Investasi saham juga bersifat Likuid, Artinya
saham ini mudah dicairkan atau mudah untuk dijual. Sehingga
ketika Anda membutuhkan dana secara mendadak, Anda dapat
menjualnya langsung selama berada dalam jam perdagangan
bursa.

Masih banyak lagi manfaat serta keuntungan dalam berinvestasi


saham, seperti melatih mengambil keputusan, menjadi lebih ber-
tanggung jawab, menambah pengetahuan, dan dapat menyiapkan
masa pensiun sedini mungkin.
Istilah yang Sering Muncul di Saham
Ask
Harga yang ditawarkan oleh pihak penjual saham

Auto Rejection
Penolakan otomatis oleh JATS penawaran atau penjualan saham
akibat dilampauinya batas harga yang ditetapkan oleh bursa

Averaging Down
Saat dimana investor membeli saham dengan jumlah yang lebih
banyak ketika harga saham yang dibelinya sedang mengalami
penurunan

Bandar
Institusi atau perseorangan yang memiliki kemampuan untuk
menggerakan harga saham

Bearish
Kondisi dimana harga saham cenderung bergerak turun

Bid
Harga yang diajukan oleh pihak pembeli saham

Blue Chip
Saham yang memiliki kapitalisasi pasar lebih dari 10 Triliun

Breakdown
Harga saham yang terus bergerak turun menembus titik support

Breakout
Harga saham yang terus bergerak naik menembus titik resistance

Bullish
Kondisi dimana harga saham cenderung bergerak naik
Buy on Weakness
Membeli sebuah saham ketika harganya sedang melemah

Capital Gain
Keuntungan yang diperoleh karena selisih harga beli dan harga jual

Capital Loss
Kerugian yang terjadi ketika aset investasi berkurang nilainya

Cuan
Keuntungan dari penjualan saham karena harga beli lebih rendah
daripada harga jual

Cut Loss
Menjual rugi saham pada harga yang lebih rendah dibandingkan
pada saat membeli

Disclaimer On
Penolakan atau pernyataan bahwa seseorang tidak bertanggung
jawab atas risiko investasi yang mungkin terjadi

Dividen
Laba perusahaan yang ditetapkan dan disahkan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham untuk dibagikan kepada pemegang
saham

Diversifikasi
Metode investasi untuk meminimalisir kerugian dengan cara
menempatkan aset pada beberapa instrumen investasi "Don't put
your eggs in one basket"

Downtrend
Kecendrungan pergerakan harga saham bergerak turun secara
terus menerus
FOMO
Fear Of Missing Out - Istilah untuk pelaku pasar yang takut
ketinggalan jika tidak ikutan profit sehingga cenderung ikut
membeli saham yang sudah naik tinggi

Fundamental Analysis
Metode penilaian terhadap harga wajar suatu saham dengan
melihat kondisi ekonomi dan sektor secara keseluruhan, kondisi
keuangan perusahaan dan manajemen perusahaan

Go Public
Kegiatan sebuah perusahaan untuk menjual sahamnya kepada
investor melalui proses penawaran saham perdana

HAKA
Hajar Kanan - membeli saham di harga antrian penjual terendah
atau kolom harga sebelah kanan (Ask)

HAKI
Hajar Kiri - menjual saham di harga antrian pembeli tertinggi atau
kolom harga sebelah kiri (Bid)

Hold
Kondisi dimana investor membeli saham dan memutuskan untuk
tidak menjual saham tersebut dalam jangka waktu tertentu

Lot
Satuan minimal dalam penjualan atau pembelian saham, 1 Lot =
100 Lembar saham

LQ45
Kumpulan 45 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
yang memiliki tingkat likuiditas tinggi atau dapat dikatakan untuk
menjual maupun membeli saham-saham yang ada dalam Indeks
LQ45 ini amat mudah

Market Cap.
Total nilai/agregat pasar dari suatu perusahaan (Harga x Lembar
Saham)

Overbought
Kondisi dimana harga suatu saham berada di posisi jenuh beli
akibat banyaknya permintaan sehingga harga saham tersebut naik
melebihi harga wajarnya

Oversold
Kondisi dimana harga suatu saham berada di posisi jenuh jual
akibat banyaknya penawaran sehingga menekan harga saham
tersebut jatuh dari harga wajarnya

Pompom
Kegiatan pelaku pasar yang menghasut orang lain agar orang ter-
sebut membeli suatu saham

Resistance
Batas atas harga ketika tidak bisa naik lebih tinggi lagi

Saham Gorengan
Biasa disebut third liner/penny stocks adalah saham yang memiliki
kapitalisasi pasar dibawah 500 miliar sehingga mudah untuk
dinaik-turunkan harga sahamnya

Serok
Membeli saham pada saat harga saham tersebut sudah turun cu-
kup dalam

Sell on Strength
Menjual sebuah saham ketika harganya sedang menguat
Stock Split
Sebuah aksi korporasi perusahaan yang memecah harga saham
dalam rasio tertentu, misalnya perusahaan ABCD melakukan stock
split 1 : 4 berarti, satu lembar saham lama setelah stock split akan
menjadi empat lembar saham dimana harga saham ABCD sebelum
stock split 4000, maka harga saham ABCD berubah menjadi 1000

Stop Loss
Tindakan menjual saham di harga tertentu untuk membatasi ke-
rugian

Support
Batas bawah harga ketika tidak bisa turun lebih rendah lagi

Taking Profit
Aksi menjual saham ketika harga saham sudah mencapai target

Technical Analysis
Metode analisis dalam pembelian saham yang menggunakan grafik
historis pergerakan harga suatu saham dengan tujuan sebagai
acuan untuk mengetahui arah pergerakan kedepannya

Uptrend
Kecendrungan pergerakan harga saham bergerak naik secara terus
menerus

Tentunya masih banyak lagi istilah-istilah saham yang lain,


Untuk melihat istilah lainnya silahkan download disini
Terimakasih telah membaca E-Book ini sampai habis !
Untuk pembahasan lebih lanjut tentang saham dan instrumen
investasi lainnya silahkan klik disini
E-Book Bahas Investasi lainnya bisa kalian dapatkan disini
Untuk Mendukung Penulis, Anda bisa donasi melalui platform ini
Ayo Mulai Berinvestasi Sekarang !
Investasi Saham dan reksa dana lewat aplikasi AJAIB, dapatkan reksa dana
gratis dengan menggunakan kode referral "alfi283" atau klik disini

Investasi Saham Amerika lewat aplikasi GoTrade, dapatkan saldo 2$ gratis


dengan menggunakan kode “805815” atau klik disini

Investasi Reksa dana lewat aplikasi BIBIT, dapatkan Cashback Rp 25rb


dengan menggunakan kode referral "bahasinvestasi"

Trading Cryptocurrency lewat aplikasi TOKOCRYPTO, gunakan kode


referral "YWW96YN9"

Trading Cryptocurrency lewat aplikasi BINANCE, gunakan kode referral


"MBTEQJZ9"

Trading Cryptocurrency lewat aplikasi INDODAX, Silahkan klik disini


Disclaimer On
Segala bentuk keuntungan maupun kerugian yang terjadi menjadi tanggung
jawab penuh investor dan merupakan bagian dari risiko fluktuasi pasar.
Apabila E-Book ini bermanfaat, Silahkan bagikan ke grup media sosial Anda
sebagai bentuk apresiasi terhadap penulis.

Terimakasih! 😉

Anda mungkin juga menyukai