PENTING!
Jangan pernah memberikan Password,Pin, dan Kode OTP kepada
siapapun!, karena bisa saja disalahgunakan oleh oknum yang tidak
bertanggungjawab untuk mengubah alamat email, nomor ponsel,
dan rekening bank anda. Pihak sekuritas pun tidak pernah
menanyakan soal itu.
Segmentasi Pasar
Pasar Reguler
Pasar dimana perdagangan efek di bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesi-
nambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek
melalui JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa ke-2
setelah terjadinya transaksi bursa (T+2).
Pasar Tunai
Pasar dimana perdagangan efek di bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesi-
nambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek
melalui JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa yang
sama dengan terjadinya transaksi bursa (T+0).
Pasar Nego
Pasar dimana efek diperdagangkan secara negoisasi atau
tawar menawar. Negoisasi dilakukan secara individu tetapi proses
jual dan beli tetap harus melalui perusahaan sekuritas dan waktu
penyelesaian transaksi berdasarkan kesepakatan antara Penjual
dan Pembeli.
Pra-Penutupan
Pasca Penutupan
Untuk jam perdagangan yang normal sebelum adanya pandemi di
pasar reguler, pasar tunai, dan pasar negosiasi adalah sebagai
berikut :
Pasar Reguler
Hari Sesi I Sesi II
Senin - Kamis 09.00 s/d 12.00 13.30 s/d 16.15
Jumat 09.00 s/d 11.30 14.00 s/d 16.15
Pasar Tunai
Hari Sesi I
Senin - Kamis 09.00 s/d 12.00
Jumat 09.00 s/d 11.30
Pasar Negosiasi
Hari Sesi I Sesi II
Senin - Kamis 09.00 s/d 12.00 13.30 s/d 16.30
Jumat 09.00 s/d 11.30 14.00 s/d 16.30
Fraksi Harga
Batasan Auto Rejection yang berlaku saat ini sesuai dengan kepu-
tusan Direksi Nomor Kep-00023/BEI/03-2020 :
Acuan harga yang digunakan dalam menentukan batas Auto
Rejection adalah harga penutupan hari perdagangan sebelumnya
(Previous Price) di Pasar Reguler.
Untuk melihat mekanisme perdagangan di bursa lebih lengkap silahkan kun-
jungi website : https://www.idx.co.id/investor/mekanisme-perdagangan/
500
H 400
a
300 280
r 250
210
220
g
130 110
a 90
50
W a k t u
Grafik pergerakan harga saham CUAN tersebut mengalami
naik dan turun. Pergerakan harga diatas berkisar antara 50 - 500,
hal tersebut terjadi akibat adanya penawaran dan permintaan di
pasar.
Jika Anda seorang Investor atau orang yang melakukan
kegiatan investasi, maka Anda akan lebih jarang (pasif) dalam me-
lakukan pembelian saham dan menjualnya ketika harganya sudah
mencapai titik tertinggi atau dapat dikatakan sudah Overvalue
secara valuasi harganya dengan jangka waktu yang relatif lebih
lama. Kalau berdasarkan gambar diatas Anda dapat membeli
saham CUAN di harga 50 dan menyimpannya dalam jangka
panjang, setelah itu Anda bisa menjualnya di harga 500.
Sementara itu, Jika Anda seorang Trader atau orang yang
melakukan kegiatan trading atau berdagang, maka Anda akan
lebih sering (aktif) dalam melakukan pembelian saham dan menju-
alnya ketika sudah mencapai target profit dengan jangka waktu
yang relatif lebih singkat. Berdasarkan gambar diatas Anda dapat
membeli saham CUAN di harga 50 dan menjualnya di harga 210.
Kemudian menunggu saham tersebut turun kembali, Anda dapat
membelinya lagi di harga 90 dan menjualnya di harga 300. Hal
tersebut dapat Anda lakukan berulang kali dengan pola yang sama,
yaitu membeli ketika turun dan menjualnya saat naik.
Ada juga yang namanya Sangkuters, yaitu Orang yang mem-
beli saham tersebut di harga 210 dan menjualnya di harga 90, Tipe
ini merupakan pelaku pasar yang takut ketinggalan jika tidak
ikutan profit sehingga cenderung ikut membeli saham yang sudah
naik tinggi atau sering disebut Fear Of Missing Out (FOMO).
Perbedaan selanjutnya tentang Investing dan Trading adalah
cara menganalisisnya. Investing lebih menggunakan Analisis Fun-
damental, yaitu menilai harga wajar dari suatu saham dengan
melihat kondisi keuangan perusahaan, kondisi ekonomi serta
sektor secara keseluruhan, dan manajemen perusahaan.
Sedangkan, Trading lebih menggunakan Analisis Teknikal,
yaitu metode pembelian saham dengan cara melihat grafik his-
toris pergerakan harga suatu saham dengan tujuan sebagai acuan
untuk mengetahui arah pergerakan kedepannya.
Mempelajari keduanya sebenarnya lebih bagus, baik Analisis
Fundamental dan Analisis Teknikal keduanya sangat dibutuhkan
untuk menentukan saham apa yang akan Anda beli. Contohnya,
Anda ingin membeli saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) secara
fundamental memang cukup baik dan merupakan salah satu peru-
sahaan milik Menparekraf RI, Sandiaga Uno. Tetapi secara teknikal
apakah saham ADRO sedang berada di titik Support-nya? Kalau
saham tersebut sedang berada di titik Support kuatnya, maka
tingkat risiko kita menjadi lebih kecil mengingat secara funda-
mental dan teknikal sudah mendukung saham ADRO untuk dibeli.
Tetapi, kalau saham ADRO sedang berada di titik Resistance-nya
dan menunjunkan adanya arah pembalikan harga, maka tingkat
risiko kita menjadi lebih besar karena secara teknikal menunjukan
risiko yang cukup tinggi meskipun secara fundamental saham ini
cukup baik.
Analisis Fundamental
Liabilitas Lancar
Quick ratio
Rumusnya : Aset Lancar - Persediaan
Liabilitas Lancar
Cash ratio
Rumusnya : Kas + Setara Kas
Liabilitas Lancar
Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas merupakan rasio atau perbandingan untuk
melihat kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh profit
atau laba dari penghasilan yang didapatkan. Jenis-jenis rasio profi-
tabilitas, yaitu Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on
Equity, dan Return on Capital.
Gross Profit Margin (GPM)
Rumusnya : Laba Kotor
Pendapatan
Pendapatan
Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas merupakan rasio atau perbandingan yang
digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk
melunasi seluruh kewajiban atau hutangnya, baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Jenis-jenis rasio solvabilitas, yaitu Debt
to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio.
Debt to Asset Ratio (DAR)
Rumusnya : Total Utang
Total Aset
Analisis Teknikal
Pengertian Analisis Teknikal
Analisis Teknikal atau Technical Analysis adalah metode
pembelian saham dengan cara melihat grafik historis pergerakan
harga suatu saham dengan tujuan sebagai acuan untuk mem-
prediksi tren atau arah pergerakan kedepannya. Tetapi harus
diingat tidak ada metode Analisis yang memiliki tingkat akurasi
100%. Oleh karena itu, Anda harus memiliki rencana lain jika hasil
analisis Anda tidak sesuai ekspektasi. Bagaimana cara menyiasati
jika suatu saat Analisis Anda tidak sesuai harapan?, yaitu dengan
memiliki Trading Plan yang jelas.
Memiliki Trading Plan
Trading Plan adalah sebuah perencanaan atau pedoman
untuk pengambilan keputusan dalam membeli saham yang
kedepannya akan membantu Trader mencapai tujuannya. Memiliki
perencanaan yang baik tentunya akan membuat Anda menjadi
lebih disiplin dengan rencana tersebut.
Berikut ini beberapa contoh jika seorang trader tidak memiliki atau
tidak disiplin dalam Trading Plan :
Ketika membeli suatu saham, harganya malah turun dalam
Ketika menjual suatu saham, harganya malah naik tinggi
Ketika menjual saham dengan keadaan profit, tetapi malah
menyesal karena setelah di jual harganya malah naik makin
tinggi
Ketika melakukan Averaging Down di suatu saham, harganya
malah turun lebih dalam lagi
Terus apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah
Trading Plan :
1. Tentukan Strategi dan Gaya Trading
Setiap orang memiliki strategi dan gaya trading yang berbeda.
Ada yang agresif dalam melakukan pembelian saham, ada juga
yang lebih santai dalam melakukan pembelian. Mengapa hal ini
menjadi sangat penting?, karena kecocokan seseorang pada gaya
trading tertentu biasanya akan mempengaruhi performa trader
ketika melakukan trading saham selanjutnya. Ada beberapa gaya
trading yang banyak dikenal orang, yaitu Scalping, Day Trading,
Swing Trading, dan Position Trading.
2. Tentukan titik Entry
Memahami tren saham, situasi pasar, dan sentimen pasar
dapat membantu Anda dalam menentukan kapan sebaiknya masuk
di suatu saham. Sebelum masuk di suatu saham Anda juga harus
memperhatikan rasio risk/reward-nya, Apakah sudah sesuai atau
belum, karena hal tersebut bisa meminimalisir risiko trading Anda.
3. Tentukan Risk/Reward Ratio
Risk/Reward Ratio harus diterapkan pada setiap saham yang
akan Anda beli. Rasio minimal dalam Risk/Reward adalah 1:2.
Misalnya, Saham WXYZ saat ini berada di harga 100 dengan titik
support berada di 90 dan Resistance di harga 120, maka secara
risk/reward Saham WXYZ dapat dibeli di harga 100 dengan Stop
Loss di harga 90(-10%) dan Target Profit di harga 120(+20%).
4. Tentukan titik Exit
Titik Exit seharusnya sudah ditetapkan sebelum masuk di su-
atu saham sesuai dengan risk/reward yang sudah di bahas diatas.
Sebaiknya jangan menentukan titik Exit pada saat proses trading
berlangsung, karena emosi Anda cenderung ikut terlibat ketika
melakukan trading tanpa Exit point yang jelas. Dalam melakukan
penjualan atau keluar dari suatu saham Anda dihadapkan dua
kondisi, yaitu jual dalam keadaan rugi atau Cut Loss dan jual dalam
keadaan untung atau Take Profit.
Candlestick
Chart yang menampilkan pergerakan harga mencakup kese-
luruhan aspek yang terjadi pada hari itu berupa harga pembukaan
(Open), harga terendah (Low), harga tertinggi (High), dan harga
penutupan (Close).
Untuk pembahasan selanjutnya mengenai bentuk dan pola Candle-
stick, bisa Anda download disini
Support dan Resistance
Support adalah batas bawah harga atau bisa diibaratkan
sebagai lantai, dimana pada zona atau level tersebut saham cen-
derung tidak bisa turun lebih rendah lagi dan berpotensi terjadinya
pembalikan arah. Trader biasanya menggunakan titik Support ini
sebagai momen yang tepat untuk masuk ke suatu saham.
Auto Rejection
Penolakan otomatis oleh JATS penawaran atau penjualan saham
akibat dilampauinya batas harga yang ditetapkan oleh bursa
Averaging Down
Saat dimana investor membeli saham dengan jumlah yang lebih
banyak ketika harga saham yang dibelinya sedang mengalami
penurunan
Bandar
Institusi atau perseorangan yang memiliki kemampuan untuk
menggerakan harga saham
Bearish
Kondisi dimana harga saham cenderung bergerak turun
Bid
Harga yang diajukan oleh pihak pembeli saham
Blue Chip
Saham yang memiliki kapitalisasi pasar lebih dari 10 Triliun
Breakdown
Harga saham yang terus bergerak turun menembus titik support
Breakout
Harga saham yang terus bergerak naik menembus titik resistance
Bullish
Kondisi dimana harga saham cenderung bergerak naik
Buy on Weakness
Membeli sebuah saham ketika harganya sedang melemah
Capital Gain
Keuntungan yang diperoleh karena selisih harga beli dan harga jual
Capital Loss
Kerugian yang terjadi ketika aset investasi berkurang nilainya
Cuan
Keuntungan dari penjualan saham karena harga beli lebih rendah
daripada harga jual
Cut Loss
Menjual rugi saham pada harga yang lebih rendah dibandingkan
pada saat membeli
Disclaimer On
Penolakan atau pernyataan bahwa seseorang tidak bertanggung
jawab atas risiko investasi yang mungkin terjadi
Dividen
Laba perusahaan yang ditetapkan dan disahkan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham untuk dibagikan kepada pemegang
saham
Diversifikasi
Metode investasi untuk meminimalisir kerugian dengan cara
menempatkan aset pada beberapa instrumen investasi "Don't put
your eggs in one basket"
Downtrend
Kecendrungan pergerakan harga saham bergerak turun secara
terus menerus
FOMO
Fear Of Missing Out - Istilah untuk pelaku pasar yang takut
ketinggalan jika tidak ikutan profit sehingga cenderung ikut
membeli saham yang sudah naik tinggi
Fundamental Analysis
Metode penilaian terhadap harga wajar suatu saham dengan
melihat kondisi ekonomi dan sektor secara keseluruhan, kondisi
keuangan perusahaan dan manajemen perusahaan
Go Public
Kegiatan sebuah perusahaan untuk menjual sahamnya kepada
investor melalui proses penawaran saham perdana
HAKA
Hajar Kanan - membeli saham di harga antrian penjual terendah
atau kolom harga sebelah kanan (Ask)
HAKI
Hajar Kiri - menjual saham di harga antrian pembeli tertinggi atau
kolom harga sebelah kiri (Bid)
Hold
Kondisi dimana investor membeli saham dan memutuskan untuk
tidak menjual saham tersebut dalam jangka waktu tertentu
Lot
Satuan minimal dalam penjualan atau pembelian saham, 1 Lot =
100 Lembar saham
LQ45
Kumpulan 45 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
yang memiliki tingkat likuiditas tinggi atau dapat dikatakan untuk
menjual maupun membeli saham-saham yang ada dalam Indeks
LQ45 ini amat mudah
Market Cap.
Total nilai/agregat pasar dari suatu perusahaan (Harga x Lembar
Saham)
Overbought
Kondisi dimana harga suatu saham berada di posisi jenuh beli
akibat banyaknya permintaan sehingga harga saham tersebut naik
melebihi harga wajarnya
Oversold
Kondisi dimana harga suatu saham berada di posisi jenuh jual
akibat banyaknya penawaran sehingga menekan harga saham
tersebut jatuh dari harga wajarnya
Pompom
Kegiatan pelaku pasar yang menghasut orang lain agar orang ter-
sebut membeli suatu saham
Resistance
Batas atas harga ketika tidak bisa naik lebih tinggi lagi
Saham Gorengan
Biasa disebut third liner/penny stocks adalah saham yang memiliki
kapitalisasi pasar dibawah 500 miliar sehingga mudah untuk
dinaik-turunkan harga sahamnya
Serok
Membeli saham pada saat harga saham tersebut sudah turun cu-
kup dalam
Sell on Strength
Menjual sebuah saham ketika harganya sedang menguat
Stock Split
Sebuah aksi korporasi perusahaan yang memecah harga saham
dalam rasio tertentu, misalnya perusahaan ABCD melakukan stock
split 1 : 4 berarti, satu lembar saham lama setelah stock split akan
menjadi empat lembar saham dimana harga saham ABCD sebelum
stock split 4000, maka harga saham ABCD berubah menjadi 1000
Stop Loss
Tindakan menjual saham di harga tertentu untuk membatasi ke-
rugian
Support
Batas bawah harga ketika tidak bisa turun lebih rendah lagi
Taking Profit
Aksi menjual saham ketika harga saham sudah mencapai target
Technical Analysis
Metode analisis dalam pembelian saham yang menggunakan grafik
historis pergerakan harga suatu saham dengan tujuan sebagai
acuan untuk mengetahui arah pergerakan kedepannya
Uptrend
Kecendrungan pergerakan harga saham bergerak naik secara terus
menerus
Terimakasih! 😉