Anda di halaman 1dari 58

KEANEKARAGAMAN HAYATI, EKOLOGI DAN

PEMBELAJARANNYA

DR. Istiati Hatma Mallewai,S.Pd,M.Pd


1 KOMPETENSI MATAPELATIHAN

Menganalisis Materi
Keanekaragaman Hayati,
Ekologi dan Pembelajarannya
INDIKATOR
 * Menentukan pemecahan masalah biologi dengan kerja
ilmiah
 *Mengemukakan daur hidup makhluk hidup invertebrata
 *Mengemukakan daur hidup makhluk hidup tumbuhan
tingkat rendah
 * Mengemukakan aliran energi dan daur materi pada
ekosistem
 *Meramalkan dampak perubahan lingkungan dan tindakan
perbaikannya
 * Menganalisis dampak interaksi makhluk hidup dalam
ekosistem terhadap keseimbangan lingkungan
 * Menentukan model/metode, media, dan penilaian
pembelajaran yang tepat untuk materi keanekaragaman
hayati dan ekolog
MATERI POKOK
• Keanekaragaman hayati Ekologi
• Model/Metode Pembelajaran Biologi Materi
Keanekaragaman hayati dan ekologii
PEMECAHAN MASALAH BIOLOGI
DENGAN KERJA ILMIAH
Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan cara atau
tahapan tertentu yang harus dikerjakan
oleh seorang ilmuan dalam melakukan
suatu penelitian.
METODE ILMIAH TERDIRI DARI BEBERAPA TAHAPAN YAITU :

Menemukan masalah
Mengajukan hipotesis
Melakukan percobaan
Menentukan alat dan bahan
Menentukan variabel
Menarik kesimpulan
Sikap ilmiah

Dalam melakukan penelitian suatu


objek atau kejadian ilmuan biologi haru
bersifat ilmiah. Pola berpikir dan bersifat
ilmiah tersebut dapat bermanfaat
dalam memecahkan masalah atau
fenomena-fenomena yang ditemui
sehari-hari
Sikap ilmiah yang harus dilakukan yaitu :
 Dapat membedakan atara fakta dan opini.
 Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan
argumentasi.
 Mengembangkan rasa keingintahuan.
 Berpendapat secara ilmiah dan kritis.
 Beranimengusulkan perbaikan dan bertanggung jawab
terhadap usulan tersebut.
 Bekerja sama.
 Jujur terhadap fakta.
 Disiplin dan teku.
A.2. Langkah-langkah Metode Ilmiah (1)
Operasionalisasi metode ilmiah dijabarkan dalam tahap
kegiatan berikut :
a. Perumusan Masalah. Masalah adalah topik atau objek
yang diteliti dengan batasan yang jelas serta dapat
diidentifikasi faktor-faktor yang terkait.
b. Penyusunan Hipotesis. Hipotesis merupakan argumentasi
tentang jawaban sementara masalah yang ditetapkan,
disusun berdasarkan pengetahuan atau teori yang ada
dan harus diuji kebenarannya dengan observasi atau
eksperimentasi.
Keunggulan metode ilmiah :
 Metode ilmiah dapat memberikan latihan dan
kebiasaan berpikir sistematis, logis,dan analitis
 Menempuh sikap yang baik, jujur, obyektif terbuka,
didiplin dan toleran
 Menolak paham takhayul dan pendapat apriori atu
menolak suatu pendapat tanpa adanya bukti nyata
Keterbatasan metode ilmiah :
 Kelemahan dari panca indera
 Keterbatasan dari alat yang digunakan
 Kebenarannya hanya bersifat sementara
(tentative)
 Sulit memilih fakta yang benar benar berkaitan
dengan masalah yang akan dipecahkan
 Dua fakta yang tampak belum tentu berkaitan
menunjukkan hubungan sebab akibat
A.2. Langkah-langkah Metode Ilmiah (2)

c. Pengujian Hipotesis. Pengujian hipotesis merupakan


usaha pengumpulan fakta yang relevan dengan
hipotesis dan diuji apakah fakta tersebut mendukung
hipotesis yang diajukan.
d. Penarikan Kesimpulan. Kesimpulan diambil
berdasarkan hasil analisis data untuk melihat apakah
hipotesis yang diajukan dapat diterima atau tidak.
Hipotesis yang diterima merupakan pengetahuan yang
kebenarannya teruji secara ilmiah dan merupakan
bagian dari ilmu pengetahuan.
A.3. Sikap Ilmiah
 Jujur.Ilmuwan wajib melaporkan hasil pengamatannya secara
objektif dan jujur, sehingga bila hasil penelitiannya tersebut diuji
kembali oleh peneliti lain akan memberikan hasil yang sama.
 Terbuka. Ilmuwan harus mempunyai pandangan yang luas,
terbuka terhadap pendapat orang lain, jauh dari praduga dan
menghargai gagasan baru orang lain meskipun untuk
menerimanya harus melakukan pengujian terlebih dahulu.
 Toleran. Seorang ilmuwan tidak akan merasa dirinya paling hebat,
bersedia belajar dari orang lain atau membandingkan
pendapatnya dengan yang lain serta tidak pernah memaksakan
pendapatnya pada orang lain.
A.3. Sikap Ilmiah (2)

 Optimis. Seorang ilmuwan tidak akan mengatakan sesuatu


tidak dapat dikerjakan sebelum memikirkan dan mencoba
mengerjakannya terlebih dahulu
 Skeptis. Dalam mencari kebenaran, seorang ilmuwan akan
bersikap hati-hati, meragukan sesuatu dan skeptis, tetapi kritis
sehingga akan menyelidiki (memverifikasi) dahulu bukti-bukti
(informasi) yang mendasari suatu kesimpulan, keputusan
atau pemecahan masalah.
Sikap Ilmiah
 Pemberani Sifat ilmuwan yang selalu mencari kebenaran, maka
akan berani melawan ketidakbenaran, kepura-puraan yang
menghambat kemajuan, meskipun harus merugikan dirinya
sendiri. Sifat pemberani ini dicontohkan oleh Copernicus dan
Galilieo mengenai keyakinan tentang heliosentrisnya yang sangat
bertentangan dengan kepercayaan dan penguasa saat itu yang
mempercayai faham geosentris
 Kreatif dan Inovatif. Selalu ingin mendapatkan, menciptakan,
memvariasikan sesuatu yang baru terutama guna mendapatkan
nilai tambah.

Analisis KD-IPK
KD IPK (INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI)
3.10 .Menganalisis 3.10.1 Menganalisis hierarki ekologi
komponen-komponen 3.10.2 Mengidentifikasi komponen-komponen ekosistem
ekosistem dan 3.10.3 Menguraikan rantai makanan yang terjadi dalam suatu
interaksi antar ekosistem
ekosistem tersebut 3.10.4 Menganalisis interaksi dalam ekosistem
3.10.5 Menjelaskan berbagai interaksi yang terjadi dalam
ekosistem
3.10.6 Menganalisis aliran energi dalam suatu ekosistem
3.10.7 Menganalisis daur biogeokimia dalam ekosistem

4.10 Menyajikan karya 4.10.1 Menunjukkan interaksi antar komponen ekosistem


yang menunjukkan 4.10.2 Membuat began jejaring makanan yang berlangsung
interaksi antar dalam ekosistem
komponen ekosistem 4.10.3Membuat bagan siklus Biogeokimia
(jaring- jaring 4.10.4 Membuat peraga 4 dimensi siklus Biogeokimia
makanan, siklus
Biogeokimia)
Integrasi Keislaman :
 “Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu
dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal (QS. Al-Jatsiyah:5).

“Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal; ….” (QS. Ar-Rum:48).

“Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian


mengumpulkan antara (bagian-bagian)-nya, kemudian menjadikannya bertindih-
tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah
(juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-
gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es
itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa
yang dikehendaki-Nya.…” (QS. An-Nuur:43).

Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah
lembah menurut ukurannya…” (QS. Ar-Ra’d:17).
E kologi berasal dari Bahasa Yunani, oikos yang berarti rumah, dan logos yag berarti
mempelajari.

B idang sains yang mempelajari Interaksi antara organisme dan


lingkungannya. Interaksi-interaksi ini terjadi pada hierarki mulai dari organismal
hingga global.

Ekologi mengintegrasikan semua bidang riset biologi dan menginformasikan


pembuatan keputusan tentang lingkungan.
EKOSISTEM
* suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
* suatu tatanan kesatuan yang secara utuh dan menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
* Sebagai penggabungan dari setiap unit biosistem.
* Melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik
sehingga aliran energinya menuju pada suatu struktur biotik tertentu dan
terjadi siklus materi antara organisme dan anorganisme.
* Matahari sebagai sumber dari semua energi dalam ekosistem.

* Organisme pada komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan


fisik sebagai suatu sistem.
* Beradaptasi dengan lingkungan fisik & juga memengaruhi lingkungan fisik
untuk kelangsungan hidupnya.
EKOSISTEM
Suatu unit ekologi (an ecological unit) yang di dalamnya terdapat struktur dan
fungsi.
A.G. Tansley (1935),

Tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan


dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh,
sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran
energi
Woodbury (1954)

Unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme


dan lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik) yang di antara
keduanya saling memengaruhi.
Odum (1993)
Ekosistem
Tatanan satu kesatuan cara yang begitu utuh serta menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup untuk saling mempengaruhi.
UU Lingkungan Hidup Tahun 1997

Unsur-unsur lingkungan hidup :


• unsur biotik
• abiotik, ba

Semuanya tersusun menjadi satu kesatuan dalam sebuah ekosistem yang masing-
masing tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus saling berinteraksi, saling
mempengaruhi, sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan.
Komponen ekosistem
 * Faktor-faktor biotik
 semua organisme yang ada di satu daerah, menyusun komponen hidup pada
lingkungan.
 memiliki tingkatan organisasi di dalam ekologi
 - ekologi organisme,
 - ekologi populasi
 - ekologi komunitas,
 - ekologi ekosistem.

• Faktor-faktor abiotik
 komponen tak hidup pada lingkungan dan mencakup faktor kimiawi dan fisik.

• Habitat
organisme, lingkungan spesifik tempat organisme hidup, mencakup faktor biotik dan
abiotik.
1.Organisme
Organisme adalah satu makhluk hidup individual.
 Ekologi organisme (organismal ecology) berurusan dengan
adaptasi evolusioner yang memungkinkan organisme
menghadapi tantangan yang diberikan oleh lingkungan
abiotiknya.
 Sebaran organisme dibatasi oleh kondisi abiotik yang
bisa ditoleransi olehnya.
Makhluk hidup beradaptasi terhadap
lingkungannya melalui :
- adaptasi morfologi
- adaptasi fisiologi
- adaptasi perilaku.
a. Adaptasi Morfologi
b.Adaptasi fisiologi
Penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan
hidupnya.
Contohnya :
- Kelenjar bau yang disekresikan musang dengan
cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang
dubur.
- Cairan hitam yang disemprotkan dari kantong tinta
pada cumi atau gurita, juga perubahan warna
pada pigmen kulit kadal karena pengaruh hormon
dan faktor luar berupa suhu.
Adaptasi Perilaku
Contohnya
* Pura-pura mati atau tidur (thanatosis atau imobilitas tonik) pada
tupai virginia. Hewan ini sering berbaring dengan mata tertutup jika didekati
anjing.
• Migrasi pada ikan salmon (Salmo salar) juga merupakan salah satu
bentuk adaptasi perilaku. Migrasi melintasi air tawar dan ain sejauh 3.800
kilometer ini bertujuan untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur.
• Migrasi terjauh dilakukan oleh burung Arctic Tern (Sterna paradisaea).
Burung seberat 113 gram ini bisa membuat migrasi sepanjang 71.000
kilometer, terpanjang di dunia. Selama migrasi per tahunnya, mereka
melakukan perjalanan dari Arktik ke wilayah Antartika dan pulang kembali.
Dengan migrasi, mereka bisa melihat lebih banyak cahaya siang daripada
makhluk lain di bumi. Selain itu, mereka juga bisa melihat dua musim panas
per tahun.
2. POPULASI

Skelompok individu dari spesies yang sama yang hidup


di daerah geografik tertentu dan waktu tertentu.
Spesies adalah kelompok organisme yang mampu
berbiak silang sesamanya dan menghasilkan
keturunan yang fertile pada kondisi alami.
Ekologi populasi (population ecology)

Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kepadatan


dan pertumbuhan populasi.
POLA PENYEBARAN POPULASI

Dinyatakan dengan bagaimana anggota populasi tersebut menempati


ruang.
Secara teoritis dikenal tiga pola penyebaran individu dalam populasi :
1. Pola penyebaran acak (random), yaitu individu menyebar tidak
mengikuti suatu pola tertentu dan posisi individu yang satu tidak
bergantung pada individu yang lainnya.
2. Pola mengelompok (clumped) adalah pola yang umum ditemukan di
alam, yaitu individu beragregasi atau mengelompok dalam suatu gugus
(patches).
3. Pola penyebaran seragam atau teratur (uniform), yaitu individu
menyebar dengan jarak yang kira-kira sama di antaranya.
Dinamika populasi
Ukuran populasi berubah sepanjang tahun.
Perubahan ukuran dalam populasi disebut dinamika populasi.
Dinamika populasi dapat disebabkan oleh manusia atau karena kejadian alam.
pada dasarnya populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya.
Karakteristik :
- kepadatan (densitas),
- laju kelahiran (natalitas),
- laju kematian (mortalitas),
- potensi biotik, sebaran umum
- pertumbuhan.
Natalitas dan mortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan populasi.
Dinamika populasi juga dapat disebabkan oleh imigrasi dan emigrasi.
Migrasi hanya terjadi pada organisme yang dapat bergerak.
Imigrasi adalah perpindahan satu atau lebih organism ke daerah yang didatanginya.
Jika di daerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya,
imigrasi ini akan meningkatkan jumlah populasi.
Emigrasi adalah peristiwa perginya satu atau lebih organisme dari satu daerah sehingga
populasi organisme di daerah tersebut akan menurun.
Imigrasi dan natalitas akan meningkatkan jumlah
populasi, sedangkan emigrasi dan mortalitas akan
menurunkan jumlah populasi.
Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, tetapi
perubahannya tidak mencolok. Pertambahan atau
penurunan populasi dapat mencolok jika ada gangguan
drastis dari lingkungannya, misalkan bencana alam,
wabah penyakit, wabah hama.
3.Komunitas
kelompok populasi dari sejumlah spesies yang berbeda yang menghuni wilayah
tertentu.

Ekologi komunitas (community ecology) berfokus pada bagaimana interaksi


antarspesies, misalnya predasi dan kompetisi, memengaruhi struktur dan organisasi
komunitas.

Perubahan dalam komunitas biasa disebut suksesi.


Suksesi adalah proses perubahan komunitas yang bertahap dan berarah,
terjadi melalui proses pergantian satu komunitas oleh komunitas lainnya.

Suksesi umumnya merupakan proses yang didominasi atau ditentukan oleh


tumbuhan, sedangkan komunitas hewan akan berubah sejalan dengan
perubahan komunitas tumbuhan.
Suksesi
Jenis suksesi :
1. Suksesi primer
dimulai dari kolonisasi suatu lahan kosong di mana sebelumnya tidak terdapat
suatu komunitas, misalkan lahan bekas letusan gunung berapi. Dapat
dikatakan pada kondisi ini bahwa pembentukan komunitas dimulai dari nol
1. suksesi sekunder.
dicirikan oleh pergantian komunitas yang terjadi setelah adanya gangguan
terhadap komunitas sebelumnya. Misalkan pada lahan penggembalaan
ternak yang ditinggalkan, lahan yang terbakar, atau pada bagian hutan yang
terbuka akibat adanya pohon yang tumbang atau ditebang.
Suksesi sekunder tidak mulai dari nol, karena masih ada sisa-sisa vegetasi atau
bibit dari komunitas sebelumnya. utama pengendali suksesi. Suksesi dapat
bersifat autogenik atau alogenik.
JENIS SUKSESI
Autogenik
Terjadi apabila prosesnya dikendalikan dari dalam ekosistem itu
sendiri karena perubahan habitat yang terjadi karena akibat
aktivitas biota.
Terjadi sejalan dengan akumulasi tanah nutrien.
Kebanyakan ekosistem terestrial bersifat autogenik.
Alogenik
Terjadi apabila proses yang terjadi dikendalikan oleh faktor-faktor
yang berada di luar ekosistem.
Sistem akuatik diduga lebih bersifat alogenik.
Tumbuhan dan hewan akuatik merespon perubahan yang terjadi di
luar, seperti masukan pencemaran atau penurunan tinggi
permukaan air.
Tahapan suksesi
Pada suatu daerah dideskripsikan berdasarkan vegetasi yang khas untuk tahapan
tersebut.
Tahapan pertama ditemukan spesies yang pertama mengkolonisasi, disebut
sebagai tahapan pionir.
Masing-masing tahapan berikutnya (seral) adalah tahapan dari rangkaian
perubahan vegetasi sejalan dengan waktu dan dapat dikenali sebagai komunitas
yang jelas dengan struktur dan komposisi spesies tersebut.
Laju suksesi akan menjadi lebih lambat dan komunitas tumbuhan akan mencapai
suatu kondisi yang kurang lebih stabil, yaitu mencapai keseimbangan lingkungan di
mana tumbuhan dan hewan dapat bertahan.
Tahapan lanjut yang dapat mempertahankan kondisi kurang lebih stabil disebut
sebagai tahapan klimaks.
4. Ekosistem
komunitas organisme di suatu wilayah beserta faktor faktor fisik yang
berinteraksi dengan organisme-organisme tersebut.
Ekologi ekosistem (ecosystem ecology) menekankan pada aliran
energi dan siklus kimiawi antara berbagai faktor biotik dan abiotik.

Tempat hidup organisme disebut habitat.


Aktivitas organisme untuk memanfaatkan sumber daya alam dan
bagaimana organisme berpengaruh pada organisme lain,
berkaitan dengan niche atau relung.
Relung adalah kedudukan fungsional suatu organisme dalam
komunitasnya.
Sebagian besar spesies menempati relung berbeda-beda.
Untuk kelangsungan hidup, spesies memerlukan materi dan energi yang diambil
dari lingkungannya.

Keterbatasan sumber daya yang ada pada satu relung akan diperebutkan oleh
spesies-spesies yang ada, sehingga terjadi kompetisi.

Spesies yang kuat mendesak spesies yang lemah untuk pergi mencari relung baru,
bahkan spesies yang lemah dapat mati.

Tumpang tindih relung (niche overlap) terjadi apabila dua atau lebih spesies
memanfaatkan sumber daya yang sama secara bersamaan.

Apabila sumber daya tersebut terdapat dalam jumlah terbatas, ketergantungan


yang sama dari beberapa spesies ini dapat mengakibatkan kompetisi.
Besarnya tumpang tindih antar relung dapat menggambarkan tingkat kompetisi
yang terjadi. Namun demikian, adanya tumpang tindih tidak selalu berarti bahwa
kompetisi memang berlangsung.
Ditinjau dari jabatan fungsional organisme dalam
habitatnya (relung), ekosistem tersusun atas
komponen:
- Produsen
- konsumen,
- pengurai (dekomposer),
- detritivor.
ORGANISME AUTOTROF
organisme yang mampu menyediakan makanan sendiri.
membuat bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi matahari atau
energi kimia.
Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen

ORGANISME HETEROTROF
organisme yang memanfaatkan bahan organik yang terdapat pada organisme lain
sebagai makanannya.
Komponen heterotrof berfungsi sebagai konsumen.

Dekomposer
organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme
mati (bahan organik kompleks).
menyerap Sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang
sederhana untuk dapat digunakan kembali oleh produsen.
Organisme yang masuk ke dalam kelompok dekomposer adalah bakteri dan jamur.
Detritivor
organisme heterotrof yang memanfaatkan serpihan organik padat (detritus) sebagai
sumber makanan. Contoh organisme detritivor adalah cacing tanah luing, dan
sebagian Echinodermata.
Bentang Alam
mosaik ekosistem-ekosistem yang saling terkait.
Ekologi bentang alam (landscape ecology) berfokus pada faktor-faktor
yang mengontrol pertukaran energi, material, dan organisme di berbagai
ekosistem.

Biosfer
ekosistem global, total dari semua ekosistem dan bentang alam di planet
bumi.
Ekologi global (global ecology) mengkaji bagaimana pertukaran regional
energi dan material memengaruhi fungsi dan distribusi organisme di seluruh
biosfer.
Laut merupakan reservoir air. Sekitar 97% air ada di lautan, 2% terikat dalam gletser
dan es di kutub, 1% berada di danau, sungai, dan air tanah, dengan jumlah yang
sangat sedikit di atmosfer.

• Air adalah sumber kehidupan dan dengannya kita bisa


menjalankan aktivitas kita sehari-hari. Oleh karena itu, air menjadi sumber
daya yang esensial.

• Proses penciptaan alam semesta dan seisinya secara


keseluruhan dilakukan oleh Allah SWT dalam keadaan seimbang.

• Demikian halnya dengan proses siklus air.


• Keseimbangan siklus air (water cycle) pada umumnya terbagi menjadi 4
tahap, yaitu evaporasi, presipitasi, infiltrasi, dan surface runoff (limpasan
permukaan).
d. Surface runoff
peristiwa meluapnya air ke permukaan bumi. Ketika zona saturasi terus terisi oleh air
maka air tersebut akan mencari cara untuk meloloskan diri ke permukaan bumi.
Apabila air hujan terus jatuh ke permukaan bumi tetapi tanah tidak mampu
menyerap maka air permukaan ini mencari celah untuk mengalir di antara palung
sungai dan danau.

Proses siklus air yang berulang-ulang ini merupakan salah satu tanda kebesaran Allah
yang wajib kita syukuri.
Namun akhir-akhir ini, kita telah merasakan terjadinya krisis air di lingkungan kita dan krisis
ini pun melanda tanah air dan negara-negara di berbagai dunia.
Siklus Fosfor
Organisme memerlukan fosfor sebagai penyusun utama asam
nukleat, fosfolipid, dan ATP serta molekul penyimpanan energi
lainnya, dan sebagai penyusun tulang dan gigi. Bentuk anorganik
fosfor yang paling penting adalah fosfat (PO43-), yang diabsopsi dan
digunakan oleh tumbuhan dalam sintesis

senyawa-senyawa organik. Reservoir fosfor ada di bebatuan sedimen


yang berasal dari laut. Fosfor juga banyak terdapat dalam tanah,
dalam laut (bentuk terlarut), dan dalam organisme. Humus dan partikel
tanah mengikat fosfat, sehingga pendaurulangan fosfor cenderung
sedikit terlokalisasi pada ekosistem.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai