Anda di halaman 1dari 5

NASKAH DRAMA

“Keluarga Korupsi”
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Ervhan Muzaqi
2. Fahmi Yusuf
3. Gibran Bagja
4. Gilang M.P.N
5. Hafizh Daffa
6. Hanepia Desmarani
NASKAH
Penokohan :

 Bapak (Ervhan)
 Anak (Gibran)
 Teman Bapak (Hafizh)
 Masyrakat (Hanepia)
 Polisi (Gilang)(Fahmi)(Hanepia)
 Hakim (Hanepia)

SCENE 1 ( Rumah )

Suatu hari, hiduplah keluarga yang beranggotakan seorang ayah, istri dan anak.
Sang bapak merupakan seorang pejabat, sedangkan istrinya adalah seorang ibu
rumah tangga yang sudah tiada, dan anaknya adalah ketua RT. Suatu saat
terlihat sang bapak sedang berbincang dengan anaknya.

Bapak : “ Hey nak, bagaimana pekerjaan mu sebagai ketua RT?”

Anak : “Ya begitu saja pak seperti biasanya.”

Bapak : “Ayo nak berangkat bareng ketempat kerja, biar bapak antar.”

Anak : “Ayo pak.”

Scene 2 (Tempat Kerja)

Sesampainya ditempat kerja mereka masing masing, bapak bertemu dengan


teman lamanya yang menawarkan sebuah proyek.

Teman : “Selamat pagi bapak Ervhan.”

Bapak : “Pagi bapak Hafizh, ada keperluan apa ya sampai dating ke tempat
kerja saya?”

Teman : “Saya mau menawarkan suatu proyek yang memang memilik untung
yang besar, mungkin bapak berminat?”

Bapak : “Saya menjadi bagian apa di proyek tersebut?”


Teman : “Tenang saja pak, bapak akan menjadi yang memegang proyek besar
tersebut.”

Bapak pun mempertimbangkan jika mengambil tawaran tersebut uang yang


diperoleh lebih banyak dari pada gaji dia selama bekerja.

Bapak : “Baik setelah saya pikirkan itu sebuah tawaran yang bagus, oke saya
ambil tawaran tersebut.”

Teman : “Baik pa ini informasi lebih lanjutnya lagi, mohon untuk mentanda
tanganni kontrak dibawah ini.”

Bapak : “Baik sudah pa, terimakasih atas penawarannya.”

Di lain tempat sang anak baru saja mendapatkan hasil iuran para tetangga yang

seharusnya dibayarkan untuk petugas keamanan dan kebersihan tapi oleh sang
anak disalahgunakan. Di lain waktu juga sang bapak sudah mulai melakukan
proyek yang kebetulan berada di lingkungan tempat sang anak bekerja.

Scene 3 (Tempat proyek)

Teman : “Pak, bapak tahu kan dana di proyek ini sebanyak apa?, bapak tentu
ingin memiliki banyak uang kan?”

Bapak : “Iya saya tahu, emm iya saya ingin memiliki banyak uang.”

Teman : “Jadi begini pak, dana yang seharusnya untuk bahan proyek, bapak
simpan saja, untuk masalah aman atau tidak nya biar jadi tanggung
jawab saya, asalkan kita bagi hasil saya 40% bapak 60%,
bagaimana?”

Bapak : “emm saya setuju.”

Scene 4 (Kantor polisi)

Tak sampai 2 hari berjalan ada seorang masyarakat yang menyadari kejadian
janggal yang terjadi dilingkungannya dan melaporkannya kepada pihak
berwajib.
Masyarakat : “Pa saya ingin mengajukan laporan atas kejanggalan yang terjadi
di lingkungan saya, saya merasa adanya korupsi di proyek dan
lingkungan saya tinggal.”

Polisi : “Baik ibu segera kami proses, terimakasih atas laporannya.”

Setelah dilakukan penyelidikan, pada akhirnya mereka bertiga yaitu bapak,


anak, beserta teman bapak tertangkap saat sedang berbincang

Bapak : “Nah ini nak teman bapak yang menawarkan bapak proyek tersebut.”

Anak : “Oh ini pak, salam kenal saya Gibran ketua rt setempat.”

Teman : “Salam kenal saya Hafizh.”

Bapak : “Bagaimana nak rasanya menikmati uang banyak?” (sambil


menyodorkan amplop berisi uang)

Anak : “Enak sekali pak.”

Scene 5 (Rumah)

Tanpa disadari mereka sudah terpantau oleh pihak berwajib dan terciduk di
kediamannya.

Polisi 1 : “Jangan ada yang bergerak!”

Polisi 2 : “Letakkan semuanya diatas meja!”

Polisi 3 : “Jelaskan semuanya nanti di pengadilan”

Scene 6 (Pengadilan)

Keesokan harinya mereka pun di pengadilan dan dijatuhi hukuman 10 tahun


penjara dan semua harta disita oleh hakim.

Hakim : “Kalian saya jatuhi hukuman 10 tahun penjara dan harta kalian kami
sita.”
Kesimpulan :

Janganlah mencoba untuk korupsi, karena korupsi bisa menghancurkan apa


yang telah kita usahakan sejak lama dengan hanya beberapa detik saja.

Anda mungkin juga menyukai