Anda di halaman 1dari 5

Tindakan kolusi yang sering terjadi di masyarakat

Rifa Lutfiah, Putri Intan, Fransiska, Lolita Nurahadyah, Gifari Fadilah, Niken Ayu
Lestari, Putri Raudatul Muflihat, Wafha Fauziah, Devina Agnesya Sanusi
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung
Prodi Keperawatan Bogor.

kolusi sudah marak terjadi di kalangan masyarakat, sehingga masyarakat terbiasa


dengan perilaku tersebut karena hal tersebut sudah dianggap wajar, dan dianggap dapat
memudahkan masyarakat dalam memperoleh pekerjaan. Perilaku tersebut
mennumbuhkan tindakan mencari jalan pintas dengan berbagai cara, walaupun
melanggar hukum, peraturan dan nilai untuk mencapai apa yang didinginkan.

Kolusi merupakam tindakan persekongkolan rahasia untuk maksud dan tujuan


yang tidak terpuji, sebagai contoh seseorang yang menyalah gunakan wewenang dan
kepemimpinanya hanya untuk kepuasan materi, contoh seorang yang menitipkan
anaknya kepada seseorang yang memiliki wewenang di sebuah perusahaan. Hal tersebut
sebenarnya dapat merugikan masyarakat yang memiliki kemampuan yang tinggi dengan
masyarakat yang melakukan tindakan kolusi, contohnya dari pihak masyakarakat yang
benar-benar memiliki kemampuan akan tersingkir dengan orang-orang yang memiliki
hubungan dengan pihak dalam.

Jenis penelitian ini adalah metode vidio dan naskah, teknik pengumpulan data
yaitu, lewat media internet dan pustaka. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu membuat
vidio yang berkaitan degan kolusi. Diharapkan dengan adanya vidio ini dapat
menyadarkan masyarakat tentang tidak baiknya tindakan tersebut.

Kat kunci : kolusi,korupsi dan nepotisme


Naskah Vidio PBAK tentang Kolusi

Di suatu hari ada sekelompok mahasiswa yang baru saja lulus dari akademi nya,
mereka mencari lowongan pekerjaan baik itu di koran,majalah dan internet pun tak luput
dari pencarian mereka.
Setelah beberapa lama mencari akhirnya seorang dari mereka menemukan
lowongan pekerjaan lewat internet.
Di taman atau tempat kumpul
Devina : “Eheh kalian gue Nemu lowongan pekerjaan nih, perusahaannya besar
dan gajinya lumayan perusahannya cukup terkenal nih”. (sambil
menunjukan layar hp)
Ghifari : ”Mana-mana gue liat (melihat layar hp). Wah iya nih bener
perusahaannya besar pasti banyak nih yang ngelamar”. (dengan nada
tidak percaya diri)
Fransiska : “Coba dong liat” (mengambil HP mhs1) “Hrd nya Bu Diah wahh”.
Devina : “Kenapa kok kaya kaget gitu, emg Bu Diah siapa?”
Fransiska : “Ah engga kok hehe” (sambil senyum² sendiri)
Ghifari : “Ikut lamar gak? Ga yakin nih gua”.
Devina : “Coba dulu ajaa Siapa tau rezeki,ngelamar nya barengan yah”
Ghifari : “Okelah sip”.

Setelah percakapan selesai ketiga mahasiswa itu pun bubar.


Di jalan
Fransiska : (Menelpon ibunya yg sedang di kantor) “Ah si mamah lama bgt si
angkat telponnya, wah diangkat Hallo mah?”
Ibu Fransiska : “Iyaa kenapa kak nelpon?” (Percakapan di telpon)
Fransiska : “Mamah kenal Bu Diah ga? Yg hrd di perusahaan Platinum ituloh?
Ibu Fransiska : “ Iya itu temen Deket mamah, emang kenapa kak?”
Fransiska : “Jadi gini, rencananya aku mau ngelamar ke perusahaan X, teman² ku
juga ikut ngelamar kesitu mah, Karna hrdnya temen mamah, bisa ga
lamaran aku dititipin aja ke bu Rahma?”
Ibu Fransiska : “Oalahh, masalah gampang itu mah. Nanti mamah bilang ke temen
mamah ya.”
Fransiska : “Oke deh,, makasih mahh.” (mematikan telpon tuttutt)

Dikantor ibu Fransiska menelpon temannya yang bernama ibu Diah selaku HRD
di sebuah Perusahaan Platinum .
Ibu Fransiska : “Hallo jeng assalamualikum? (Menelpon HRD Bu Diah)
Bu Diah : “Waalaikumusalam iya jeng ada apa tumben jam segini nelpon?
(mengangkat telpon)
Ibu Fransiska : “Jadi gini ris, anak ku kan baru lulus kuliah nah kebetulan dia mau
ngelamar pekerjaan di perusahaan kamu. Aku titip lamaran anakku ke
kamu ya, kita kan temen nanti kalau kamu ada perlu uang atau apa bialng
aja ke aku ya.”
Bu Diah : “Oh anak kamu udah lulus ya, Okee bisa di atur, nanti taruh aja
lamarannya ke sekretarisku ya.”
Ibu Fransiska : “Oke, terimakasih ya jeng.”
Bu Diah : “Iyaa sama-sama.”
Tutuututttt (sambungan telpon putus)
Ibu Fransiska : “Gitu aja kok repot.”
Keesokan harinya, Devina, Ghifari dan Fransiska berkumpul di depan perusahaan
Platinum.
Devina : ”Kalian udah lengkap semua berkasnya?” (Dengan semangat)
Ghifari : “Udah kok.”
Fransiska : “Iyaa udah. Ayo kita masuk.”
(Semuanya Ayokk)

Diruang Auditor
Devina : (Mahasiswa yang jujur apa adanya)(toktoktok mengetuk pintu).
“Selamat pagi?”
Wafha : “Pagi, silahkan masuk.”
Devina : (Menghampiri hrd) “Permisi bu, saya ingin menaruh berkas lamaran
kerja Bu.”
Wafha : “ Oh iya silahkan duduk, Boleh liat berkasnya?”
Devina : ( memberikan berkas)
Wafha : ( sambil memeriksa berkas) “Coba bisa perkenalkan diri kamu.”
Devina : “Nama saya Devina umur saya 21 tahun, pendidikan terakhir saya S1
sarjana ekonomi”
Wafha : “Sebelumnya sudah ada pengalaman bekerja?”
Devina : “Belum Bu, saya baru lulus kuliah.”
Wafha : “Coba sebutkan kelebihan dan kekurangan kamu.”
Devina : “Kekurangan, saya pelupa tapi saya selalu mencatat hal² yg penting
untuk saya ingat, kelebihan saya, saya Rajin dan bertanggung jawab.”
Wafha : “Apa tujuan kamu melamar pekerjaan disini?”
Devina : “Saya ingin mencari pengalaman dan melatih skill saya setelah lulus
kuliahan Bu.”
Wafha : ”Baik kalo begitu berkasnya akan kami periksa terlebih dahulu, untuk
kelanjutannya akan kami hubungi sekitar 5 hari lagi ya”
Devina : “Baik Bu terimakasih.”
Setelah itu tiba giliran Ghifari masuk (mahasiswa yang menyogok)

Ghifari : “Toktoktok.”
Putri I : “Silahkan masuk.”
Ghifari : “Selamat pagi bu.”
Putri I : “Iya pagi silahkan duduk.”
Ghifari : “Saya mau melamar pekerjaan Bu.”
Putri I : “Bisa saya lihat berkasnya?”
Ghifari : “Ini Bu.” (memberikan berkas)
Putri : “Silahkan perkenalkan diri anda.”
Ghifari : “Nama saya Ghifari umur saya 23 tahun saya lulusan S1 sarjana
akuntansi.”
Putri I : “Sebelumnya anda sudah ada pengalaman bekerja?”
Ghifari : “Belum bu saya baru lulus tahun ini.”
Putri I : ”Oh oke, apa alasan kamu ingin bekerja disini?”
Ghifari : ”Karena gajinya besar Bu.”
Putri I : “Hanya itu?”
Ghifari : “Iya Bu.”
Putri I : “Baik saya terima berkasnya,untuk info lebih selanjutnya anda akan saya
hubungi.”
Ghifari : “Saya mohon bu, terima saya” (sambil memberikan amplop berisi uang)
Putri I : “Akan saya diskusikan kembali.”
Ghifari : “Baik Bu, terima kasih “(sambil pergi meninggalkan ruangan)
Putri I : (berdiskusi dengan auditor 3) “Dia memberi kita uang sogokan, apa kita
terima saja?”
Ghifari : “Udah terima aja lumayan.”

Setelah itu tiba saatnya mahasiswa 3 (mahasiswa yg melakukan kolusi)


Fransiska : (Toktoktok) “Permisi”
Putri R : “Iya silahkan masuk.”
Fransiska : “Selamat pagi bu” (langsung menyerahkan berkas)
Putri R : “Pagi (sambil mengecek berkas). Oh nama kamu mhs3, saya dapat pesan
bahwa kamu dapat langsung bertemu dengan hrd perusahaan ini besok
pukul 8 pagi.”
Fransiska : “Oh iya baik Bu.”
Putri R : “Baik, kamu dapat keluar jika sudah tidak ada yang ingin ditanyakan.”
Fransiska : “Oke, terima kasih bu.”
Putri R : ” iya.”

Setelah Fransiska keluar ruangan


Putri R : (berdiskusi dengan auditor 2) “dia titipan dari Bu Diah untuk menerimanya
langsung tanpa ada tes lebih lanjut”.
Wafha : “oh jadi dia ada orang dalem nya gitu ya”
Putri I : “iya gitu”

Ke esokan harinya jam 8 pagi


Di ruang
Fransiska : (Toktoktok) “Permisi.”
Bu Diah : “Silahkan masuk.”
Fransiska : “Selamat pagi bu, sekertaris ibu menyuruh saya untuk bertemu dengan
ibu pagi ini.”
Bu Diah : “Iya benar, selamat kamu telah dinyatakan bergabung dengan
perusahaan ini”.
Fransiska : “Yang benar Bu?”
Bu Diah : “Iya benar. Selamat ya.”
Fransiska : “Terimakasih Bu.”

Setelah itu Fransiska pun pergi dengan perasaan puas.

Ketiga mahasiswa itu pun diterima di perusahaan tersebut, hanya berbeda jalannya, ada
yang menempuh jalan yang baik, dan ada yang menempuh dengan jalan yang buruk. Itu
semua akan mendapat balasan sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebaiknya kita
sebagai warga negara dan manusia yang bermoral menolak dengan keras perbuatan yang
berbau (KKN)
Tokoh :
Mahasiswa 1 : Devina
Mahasiswa 2 : Ghifari
Mahasiswa 3 : Fransiska
Hrd : Diah (Lolita)
Auditor 1 : Wafha
Auditor 2 : Putri Intan
Auditor 3 : Putri Raudatul
Ibu Fransiska : Niken

Anda mungkin juga menyukai