Cinlau: “Aku rasa guru kita sudah mengetahui semua ini” (scroll hp)
Cinlau: “Lihat aku bahkan sudah mengetik seluruh soal fisika dengan pola angka yang rumit tapi tetap
saja aku belum menemukan jawabannya di Brainly”
Hazel: “Ya ampun, Cinlau, kita dapat pelajaran fisika jam pertama dan kalau kita tidak menyelesaikan
tugas ini dengan segera bakal berat urusanya” (Hazel mulai kebingungan)
Hazel: “Ayo scroll lagi bila perlu kita kirim soal ini, siapa tahu ada respon”
Reyna: “Aku bahkan masih teringat bagaimana ekspresi si nona sekretaris ketika direktur ganteng itu
mengeluarkan jurus ke-pd-annya itu”
Mereka berdua tertawa dan itu menarik perhatian cinlau dan hazel.
Mentari: “Oh engga aku lihat kalian kebingungan jadi siapa tau—“
Hazel: “EIts.. no no no aku gamau”
Hazel: “Masih ada gugel yang ngertiin tugas ini, jadi mending kamu duduk sana aja, no thank you”
Cinlau: “Next”
Telfon reyna
Reyna: “Halo, iya, mentari? Ini kami baru nyampe sekolah om, huh? Sekarang om? Tapi… iya om”
Reyna: “Mentari”
Mentari: “Iya?”
Reyna: “Gawat, kita harus ke pengadilan sekarang”
Seolah paham Mentari hanya mengangguk pasrah dan berjalan keluar bersama reyhan.
Josh: “Jadi begitu Bu Hakim, uang saya habis, semua uang perusahaan saya telah ludes dimakan oleh
manusia bernama Fadli Sulistyo itu!” (dengan emosi menunjuk Fadli)
Hakim: “Baik pak, sudah cukup. Waktunya kita mendengarkan kesaksian terdakwa”
Josh: “Saya ingin dia dihukum berat Bu Hakim! Saya ingin dia membayar semua hutang-hutangnya!”
Hakim: “Iya pak, saya mengerti akan tetapi lebih baik kita dengark—“
Fadli: “Mentari?”
Josh: “Ini dia saksi saya, saya menunjuk mentari anak kandung dari Fadli Sulistyo untuk bersaksi”
Hakim: “Baik, kalau begitu, mentari, silahkan bersaksi atas kasus korupsi yang melibatkan bapak Fadli”
Hakim: “Tidak apa mentari katakanlah apa yang kau ketahui tentang pekerjaan ayahmu”
Fadli: “Dia tidak tau apa-apa ibu hakim, anda telah mebuang waktu untuk mendengarkan kesaksiaan
seorang anak pelacur seperti dia. Kasus ini tidak jelas dan harus ditutup dan Tuan Josh Siregar tidak
mendatangkan saksi yang tepat”
Mentari: “Saya kira ayah, ayah orang yang bisa saya percaya tapi kata-kata itu. Saya Mentari, bersaksi
atas kasus korupsi perusahaan Kim Coorporation. Fadli Sulistyo, ayah saya sudah menjalankan bisnis di
luar kota semenjak 10 tahun yang lalu dan selalu mengatakan bahwa beliau akan pulang dan
membelikan saya hadiah, namun, sampai saat ini tidak sekalipun itu terjadi dan ibu mulai lelah dengan
kehiduannya dan melakukan hhal-hal yang saya sama sekali tidak ingin untuk ketahui. Namun, sore itu
saya berhasil memahami bahwa ayah saya melakukan kesalahan dengan tidak sengaja membaca catatan
keuangan dan penggelapan dana yang ia tinggalkan di ruang kerjanya ketika saya hendak mengirimkan
surat undangan rapat sekolah, tapi saya tidak menngira ayah akan seperti ini, jika memang benar ayah
bersalah, saya tidak bisa menolak fakta itu karena saya tidak bisa memercayai ayah saya lagi”
Hakim: “Saudara Fadli, apakah anda memiliki pembelaan atas pernyataan itu dan bukti-bukti ini?”
Hakim: “Baik, dengan bukti serta saksi yang telah ada, Saudara Fadli Sulistyo tervonis 15 tahun penjara
dan denda atau gantu rugi sebesar seratus juta rupiah atas kasus penggelapan dana Park Coorporation.
Dan dengan ini saya menyatakan bahwa Josh Siregar memenangkan persidangan, bawa Fadli
ketahanan”
Shopi: “Saya hanya butuh tanda tanganmu dan semuanya akan selesai”
Shopi: “Cepat tanda tangani surat cerai ini dan semuanya akan selesai”
Fadli: “Jadi, ini balasanmu? Baik akan aku tanda tangani surat sampah ini, sekarang pergi saja kau wanita
murahan”
Polisi membawa Fadli keluar dan Shopi juga keluar diikuti mentari.
Shopi: “Iya mas, iya jadi itu biaya per malam bukan per jam. Oh iya, saya bisa dijemput di depan tempat
makan itu, tapi mala mini saya sudah ada pelanggan bagaimaana kalo minggu malam? Kebetulan saya
belum ada kencan, dan jug—“
Mentari: “Ibu!”
Shopi: “Apa?! Untuk apa? Bersyukur kamu masih bisa memakai seragam ini! Kamu kira kita makan bayar
pakek daun? Kamu kira sekolahmu ini tidak bayar?”
Shopi: “alah, banyak omong, sudah aku pergi saja dari rumah ini!”
Mentari: “Ibu!!”
Mentari: “Pergi, selalu begitu huh? Kenapa buka aku saja yang pergi! Aku sudah mulai kesal dengan
semua ini!!”
Josh: “Akhirnya perusahaan Kim bisa kumiliki seutuhnya, hanya dengan kesaksian anak bodoh itu dan
Fadli lenyap di penjara, hahahaa”
Hakim: “Anak koruptor itu? Mentari namanya, hum aku lebih suka jika dia disebut mentari yang
terbenam, lemah”
Josh: “Anak seperti itu biasanya juga kalau gede nanti jadi lonte, sama kaya ibunya, tidak punya masa
depan, hahaha”
Josh: “Wow, tenang dulu nyonya shopi, aku bahkan tidak sempat mencicipimu”
Shopi: “Aku bahkan tidak sudi disentuh oleh laki-laki busuk seperti dirimu, kamu dan Fadli sama saja”
Josh: “Lancang sekali, tapi aku suka yang seperti itu. Minggu malam sibuk?”
Shopi: “Cepat mana bayaranku, aku sudah membantumu untuk semua ini ddan aku haus mendapat
bayaran yang sepadan”
Hazel: “Untuk apa aku melakukan itu jika papa juga lebih tidak tau cara beretika? Papa sangat
memalukan”
Josh: “Tutup mulutmu gadis muda, aku membiayai hidupmu selama ini! Begini caramu
menghormatiku?”