Nama penulis:
Zaskia Seva Meccadina
Vilandri Rahayuningsih
Nofiyanti
Selfi Sofiana
PRAKATA
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan segala karunia-Nya,
novel berjudul “Ada Apa Dengan Dia” ini dapat di selesaikan dengan baik. Sholawat serta
salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Guru Pembimbing yang dengan sabar
membimbing kami serta berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi dalam
penyelesaian novel ini. Isi novel ini tentu masih jauh dari kata puas karena masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun penulisannya untuk itu dari hati yang paling
dalam Kami selaku penulis novel ini meminta maaf sebesar-besarnya.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar.....................................................................................................................
Prakata ................................................................................................................................
Chapter 1 .............................................................................................................................
Chapter 2..............................................................................................................................
Chapter 3..............................................................................................................................
Chapter 4..............................................................................................................................
Profil Penulis.......................................................................................................................
Sinopsis................................................................................................................................
CHAPTER 1
Dalam kamar yang nyaman, Richelle masih asyik terbuai dalam alur mimpi yang
membuatnya malas untuk membuka mata dipagi itu.
Suara itu semakin membuat Richelle mendekap erat laki-laki itu,dalam hati nya
berkata “Terima kasih..plis jangan tinggalkan aku.”
Suara pintu kamar digedor dari luar kamar disusul suara memanggil namanya, dengan
sangat lantang memecah kesunyian di pagi itu.
Berdiri dihadapannya seorang gadis cantik berkerudung dengan seragam sekolah. ''Ya
ampun Cind.” sambil garuk-garuk kepala dan mengucapkan kesadaran “Bisa lebih keras lagi
gak ketuk pintunya”
Sambil tersenyum bahagia Cindy langsung masuk dengan mendorong tubuh Richelle
menuju meja belajar dikamar Richelle.
“Mana Chelle” Cindy sibuk mencari-cari buku “PR yang tadi malam kamu kerjakan
mana Chelle” Cindy dengan suara agak panik. Richelle diam saja lalu keluar kamar menuju
kamar mandi, didapur seorang perempuan sedang sibuk masak.
Suara lembut itu menyapa Richelle yang melangkah gontai melewati perempuan itu.
“Udah dari tadi, kok bu” Richelle mendekati ibunya dan mengambil tempe goreng
kesukaan nya. “Richelle kok gak ada sih bukunya” Cindy dengan suara sedikit panik
memikirkan PR untuk hari itu yang belum Cindy kerjakan.
“Assalamualaikum”
Terdengar seseorang dari luar sambil mengetuk pintu,dan lalu ibu pun membuka pintu
dan serentak seisi rumah menjawab “Waalaikumsalam” dan kemudian terdengar suara
memanggil nama Richelle. Richelle dan Cindy keluar dari kamar dan menemui ibu “Chelle
ini ada temennya”
“Chelle makasih yah bukunya ya.” terdengar suara anak laki laki dari luar dan sambil
menyodorkan buku kepada Richelle.
“Igh kok bisa di dia sii Chelle!” Cindy langsung mengambil lansung buku yang ada di
Rafael dengan raut muka yang kesal “Kenapa ada di kamu sii?!” Richelle dan Rafael hanya
diam melihat kemarahan Cindy.
“Udah lah intinya bukunya kan dah aku kembaliin, yang punya aja ngga marah
nggapain kamu marah?”
“Iya Cindy lagian kan buku nya dah balik jadi kamu dah bisa make.”
“Yaudah makasih ganteng dah mau balikin buku nya tepat waktu.” Rafael pun pamit
pulang,Richelle dan Cindy kedapur untuk sarapan.
“Sumpah aku masih kesel banget sama Rafael deh, ngga pernah mau ngalah sama aku
igh.”
“Iya sayang tu ibu dah masakin spesial buat kamuu.” jawab ibu untuk menenangkan
Cindy, kemudian Richelle, Cindy, dan Ibu pun sarapan bersama. Setelah menikmati sarapan
bersama Richelle dan Cindy pamit sekolah.
SMA PELITA HARAPAN gerbang yang tinggi berwarna hitam dan tembok tinggi
berwarna hijau. Didepan gerbang terlihat pak Satpam yang sedang berjaga di pos. Disamping
pos satpam terdapat tempat parkir yang luas. Disitu juga terdapat halaman yang luas sebagai
taman tempat berkumpulnya kaum “KUTU BUKU”
Richelle dan Cindy berlari ke pintu gerbang disaat pak satpam akan menutup gerbang
namun disitu masih ada sosok yang sedang menunggu. Setelah masuk gerbang Cindy berlari
mendahului Richelle. Disaat Richelle berhenti berlari dia mendengar suara cowok yang
menyapanya.
Richelle menoleh dan seperti biasanya hanya senyuman kecut yang ku lempar sebagai
jawaban.
RASYA ya sekian banyak cowok yang ku kenal hanya dia yang setiap hari menyapa
ku saat mau masuk gerbang.
“Apa!” bentakku
Aldo teman sekelas paling nyebelin dengan gaya sok ganteng nya.
“Eh sabar jangan marah dulu aku Cuman mau tanya kamu dah punya kelompok
belum?” (Sambil memainkan rambutnya). Richelle terkejut, dia baru sadar akan tugas
prakaryanya bahwa dia belum punya kelompok.
Gila mampus deh kalo harus jadi satu kelompok sama komunitas cowok sok ganteng.
Pelajaran pertama pun selesai. Dan bel istirahat berbunyi.
“Chelle mau ke kantin gak?” tanya Cindy sambil membereskan buku pelajaran tadi
“Gila hari ini kaya menguras perut aja deh” Cindy bersungut sungut menahan rasa lapar yang
menghinggapi perutnya.
Santai Richelle nanggapi ajakan nya Cindy sambil perhatiin Cindy yang kebingungan
menahan lapar dan sambil senyum.
“Tanya apa eh chelle tannyanya nanti aja. Ya perutku dah laper ni”
Sahut Cindy yang langsung berlari meninggalkan Richelle didalam kelas sambil
membereskan buku buku.Sambil menunggu Cindy yang lama di kantin, tiba tiba keinget tan
tentang mimpi yang akhir-akhir ini selalu datang dengan mendatanggkan seorang misterius
bukan serem sih sebenernya cuma bikin kepikiran terus sama senyumanya.
Cindy datang tergopoh-gopoh mendatangi Richelle yang lagi asyik membaca buku
dan langsung duduk disebelah Richelle.
“Kenapa Cind kaya yang dikejar hantu aja” ucap Richelle yang heran melihat
temannya datang seprti itu “Kenapa, denger gosip dikantin ya” sambil tersenyum tanpa
memperhatikan Cindy.
Cindy membalikan badan Richelle agar mau mendengarkan apa yang akan dia
ceritakan kepada Richelle, tapi Richelle tetap tenang dan gak mau peduli.
“Aku gak mau tahu Cind, dah biasa juga.” ucap Richelle menanggapi berita yang
Cindy bawa.
“Tapi ini luar biasa Chell, ini tentang kita.” jelas Cindy menggebu-gebu sambil
menatap Richelle.
Richelle mengerenyitkan dahinya, seolah tidak percaya apa yang dia dengar dari
Cindy “Kamu serius Cind.” tanya Richelle penasaran sambil menatap mata Cindy dan Cindy
menganggukan kepala Richelle bangun dari tempat duduknya tapi tangannya dipegang
Cindy.” Mau kemana Chell.” tanya Cindy sambil berusaha menenangkan Richelle yang
penasaran “Denger dulu Chell jangan emosi gitu lah.” ucap Cindy lagi kepada Richelle.
“Buruan bilang, apa yang mereka gosipin tentang aku dikantin tadi Cind.” tanya
Richelle bersemangat ingin tahunya.
Belum selesai Cindy bicara tiba - tiba Bemy Cs masuk sambil tertawa seolah ada yang
lucu tapi pandangan mereka melirik kearah Richelle dan Cindy.
Ucap Bemy yang disusul gelak tawa teman - temannya yang lain yang juga sama
sambil memperhatikan kearah Richelle kemudian mereka duduk sambil berbisik - bisik yang
sesekali melirik kearah Richelle.
Melihat hal seperti itu membuat Richelle keheranan kemudian Richelle memandang
Cindy seolah berkata apakah ini yang dimaksud gosip dikantin tadi. Cindy memegangi
tangan mencoba menenangkan Richelle.
“Kok tega ya atau bodoh ya “Bemy kembali bicara dengan temannya sambil terus
melirik ke arah Richelle.” “Kasian aja tuh temannya hmmm.” ucap Bemy yang merasa puas
dengan apa yang telah dia tahu.
Richelle bangun dari tempat duduknya sambil melihat ke arah Bemy Cs, dia
melangkah bermaksud mendaatangi bangku Bemy.
Tiba - tiba Pak Usman masuk “Selamat siang Anak-anak!!” sapa Pak Usman
“Selamat Siang Paaaaak!” jawab para siswa.Richelle duduk kembali di bangkunya sambil
menahan emosi.
Jam sekolah usai, Richelle menatap Cindy “Apa sebenarnya yang terjadi Cind?” tanya
Richelle “Entar aja Chell,aku ceritain dirumah aja” Cindy menepuk bahu Richelle “Yuk
Pulang” ajak Cindy kepada Richelle.Dan merekapun berlalu..
“Ini gak bisa dibiarkan” suuara Richelle dengan nada emosi, “Udahlah Chell biarin
aja gak penting juga kan.” Cindy berusaha menenangkan “Mereka belum tahu berurusan
dengan siapa Richelle memegang tangan dan menatap mata Cindy.
“Kamu percaya tentang gosip itu Cind.” tanya Richelle “Aku lebih tahu siapa kamu
Chell daripada mereka.” jawab Cindy sambil memeluk Richelle.
Kabar tidak sedap sedang bergulir disekolah Richelle.Pagi itu Richelle ke sekolah
sendirian dikarenakan Cindy tidak berangkat sekolah karena ada kepentingan bersama
keluarganya untuk beberapa hari.
Dengan langkah yang mantap Richelle mendahului para siswa yang lain.Saat Richelle
mendahului mereka Richelle merasa mereka dibelakng saling berbisik sambil memperhatikan
kearah Richelle, dan ini membuat Richelle merasa risih melihat mereka.
Sampai Richelle mendahului Clara teman sekelas anggota Bemy Cs, Richelle gak
tahan lagi saat Clara bicara sama temannya “Tuh orangnya” “oooh yang itu.” itu kata - kata
yang Richelle dengar saat mendahului Clara
“Kalau mau ngomongin aku didepan aja jangan dibelakang.” Sambil Richelle
mencegat langkah Clara dan temannya. “Gak enak aja kalo ngomong gk liat orangnya”
tambah Richelle dengan tenang “Ayo ngomong mumpung aku disini.” ucap Richelle.
Tiba - tiba tangan Richelle ditarik seseorang “Sssstt udah jangan diterusin, malu
Chell.” suara laki - laki lembut terdengar ditelinga Richelle “Apaan sih.” Richelle menarik
tangan yang dipegang laki - laki itu.
Aldo terus mengimbangi langkah kaki Richelle yang hanya diam kejadian Aldo jalan
disamping Richelle menjadi hal yang luar biasa di mata para warga disekolah itu, karena tahu
bahwa antara mereka sangat tidak akur dalam segala hal.
“Apa urusanmu tanya - tanya Cindy segala.” Jawab Richelle dengan nada ketus tidak
ramah sekali, dan menjaga jarak saat berjalan dri Aldo
“Bisa pelan gak sih Chel jalannya, capek tahu.” sungut Aldo “Ya kan kalian dari dulu
tak pernah terpisahkan, jadi aneh aja melihat kamu sendiria.” tambah Aldo yang tak Richelle
jawab sama sekali pertanyaan itu.
Jam pertama dimulai, dan Guru yang mengajar saat itu sedang mengahdiri Rapat
Dewan Guru dikantor, Guru hanya memberi tugas untuk dikerjakan agar siswa ada kegiatan
disaat guru tidak hadir.
“Boleh duduk disini gak Chell.” suara laki - laki yang Richelle kenal “Boleh Raf, biar
aku gampang memggampar mulut kamu itu” ucap Richelle kepada Rafael yang langsung
duduk disamping Richelle.
“Aku jelasin dulu Chell apa sebenarnya yang terjadi.” ucap Rafael kepada richelle
“Gak ada yang perlu dijelasin Raf, lebih baik kamu jangan lagi dekat aku dan Cindy,faham.”
jelas Richelle sambil mengepalkan tangan.
“Plis Chell aku jelasin agar kesalahan fahaman ini gak berlarut-larut. Rasael
memaksa dan terus membujuk Richelle. “Sebenarnya aku gak ada maksud membela diri tapi
akupun gk tau siapa yang pertama menggosipkan ini.” Richelle hanya cuek dan tgak lagi
menggubris omongan Rafael . “Baiklah Chell semua terserah kamu mau percaya atau
tidaknya.” ucap Rafael
Dan Rafael pun pergi dari bangku Richelle “Maafin aku Chelle” kata Rafael sambil
meninggalkan richelle.
Ya Kabar yang selama ini beredar di sekolah Richelle adalah kalau richelle dan rafael
jadian dibelakang Cindy, entah bagaimana ceritanya sampai kabar itu terjadi diantara kami.
Cindy merasa bersalah pada Richelle karena tidak mau mendengar pendapat Richelle
tentang Rafaell.
“Gak nyangka aja dia kaya gitu” lanjut Cindy yang mulai berkaca - kaca matanya.
Tiba dirumah Cindy masih terlihat murung dan masuk kamar Richelle, Richelle hanya
diam dan mengambil air minum.
“Nih minum dulu biar tenang.” sambil menyerahkan softdrink pada Cindy.
“Chell, tadi Dimas kesini lh.” suara ibu dari ruang sebelah.
Dimas adalah teman bermain waktu kecil, pada waktu itu dimana ada Richelle pasti
ada Dimas dan Cindy.
“Makasih bu info nya.” kataku dan langsung menelpon Dimas,untuk datang kerumah
Richelle.
“Assalamualaikum Ibu.” terdengar suara dari luar.
Lalu terlihatlah seraut wajah dari balik pintu kamarku, wajah yang selalu membuat
Richelle dan Cindy tersenyum.
“Dimaaas, apa kabar.ho ho tambah subur aja kamu Dim.” kata Richelle sambil
mengajak bersalaman.
“Yaaaah gini lah, calon orang kaya hahahaha.” jawab Dimas, yang heran melihat satu
sahabatnya hanya diam. “Kamu kenapa anak manjaa” kata Dimas sambil mencubit hidung
Cindy.
Dimas hanya diam keheranan “Kenapa Dek ada yang bikin kamu kecewa” tanya
Dimas yang membelai Cindy. Ya pelukan seorang Kakak yang melindungi Adiknya.
“Kalo baik pertahanin kalo nyakitin tinggalin” ucap Dimas kepada Cindy, sangat
simpel didengar tapi bagi Cindy membuatnya merasa nyaman.
“Makasih Bang” ucap Cindy “Eh mau kemana Chell.” tanya Cindy yang melihat
Richelle berpakaian rapi,
“Dah ayo cuci muka terus pake baju yang bagus, kita jalan - jalan dek.” kata Dimas
Hari itu kami habiskan dengan jalan - jalan ketempat biasa waktu kecil kita bermain.
Kehadiran Dimas bagi kami bagai hujan saat kemarau panjang. Kami begitu larut dalam
canda tawa hingga waktu tak terasa sudah gelap.
“Dah yuk pulang, dah malam kalian pasti cape.” ucap Dimas yang dari dulu sangat
perhatian pada kami.
“Yaaaaaah bakal sepi lagi nih.” kata Cindy “Bang sering- sering pulang ya.” kata
Cindy memohon.
“Iya dek Abang usahain deh kalo libur pulang.” kata Dimas
“Janji lho Bang.” kata Cindy lagi, “Makasih ya, Dimas” kata Richelle “Iya sama -
sama kalian jaga selalu kesehatan ya, kabari selalu aaku.” ucap Dimas.
Malam itu Richelle dan Cindy sedang bercanda dikamar,tak ada rasa sedih tersirat
diwajah Cindy.
Ternyata ibu yang mengetok pintu dan ternyata ibu barusan pulang…
Aku dan Cindy pun kedapur untuk bersama sama minum lemon tea dengan donat dan
brownis, begitulah kami haabiskan hari dengan tawa dan derai air mata kekecewaan.
Tapi kami tetap bersyukur seberat apapun masalah yang kami hadapi masih ada Ibu
yang menjadi orang yang mampu membuat nyaman. Begkitu juga dengan Cindy yang sudah
menganggap ibu ku sebagai ibu kedua baginya.
Kemudian kami berpelukan alangkah nyaman saat kami berpelukan seperti itu
rasanya kami seperti terlindungi, Terima Kasih Ya Allah cuma itu yang bisa kami ucapkan.
“Chell.” terdengar suara teriakan yang lagi lagi membuyarkan mimpi indah ku
“Emm ok”
“Selamat pagi.” kami disambut sapaan manis dari orang yang sama “Pagi juga.” aku
mulai membiasakan diri atas kehadiran nya setiap hari,,,dia hanya berlalu bergi setelah aku
menjawab nya entah kenapa hari ini aku ingin seali berbincang-bincang dengan nya walau
hanya sebentar namun lebih dari menyapanya, Disamping itu ada Cindy yang melihat ku
dngan aneh.
“Eh kekelas langsung aja yuuu” aku yang ngga mau ribet mengajak Cindy lansung
kekelas.
“Mau apasih.” aku tatap Aldo yang sedang cengar cengir dihadapan ku menghalangi
langkah kami masuk “Ga ada kerjaan lain apa??” ucapku sambil berusaha melewatinya.
“Engga kan bagus giitu kalo ngejain kamu” kata Aldo sambil memainkan rambut nya
yang menurutku bikin muaal.
Aku yang risih melihat tingkah Aldo kemudian aku dan Cindy berlalu meninggalkan
Aldo cs, Sambil mendorong Aldo aku dan Cindy berkataaa “Byeee!” tegasku.
Kusambut hari sabtuku dengan perasaan yang tenang dan bersemangat. Tumben
sudah jam 06.15 menit gini, pejuang sarapan belum nongol. Ada perasaan senang dalam
hatiku karenaku, merasakan bangun pagi dalam Susana yang tenang dan damai tanpa ada
suara yang super nyebelin di telingaku. Setelah sarapan dan bersiap berangkat hatiku terasa
cemas, kenapa Cindy tidak kerumah tanpa ada kabar.
“Tumben rumah kita sepi ya.” suara ibuku mengarah ke heningnya ruang makannya
ruang ini yang setiap pagi rame oleh suara bawel aku dan tak mau mengalahnya Cindy.” Iya
nggak tau, nggak ada kabar juga kok bu.”
“Ya.sudah cari kabarnya nanti saja kalo ketemu di sekolah Dah sana berangkat sudah
siang.”
“Iya bu.”
Kulangkah kaki memasuki sekolah dengan tergesa-gesa karena ngin sekali segera
bertemu dengan Cindy.
“Selamaat pagi.”
Suara itu lagi dan kali ini aku tidak menanggapinya saat masuk kelas ku arahkan ke
semua penjuru ruangan mencari Cindy. Dada ku berdegup kencang, orang yang ku cari tidak
ada.
“May lihat Cindy nggak?” tanya Richelle. Maya salah satu anggota geng “the ladies”
di kelas ku geng yang anggotanya merasa cantik nya lebih.
“Iya. May” jawabku “Liat Cindy nggak.” denggan nada yang malas ya aku malas
berurusan dengan mereka. Tapi cemasku mengalahkan egoku pagi itu…
“Hai Ladies, denger nggak tadi ada yang nanya tapi aku nggak liat orangnya hahaha”
Aku lansung pergi tanpa menghiraukan lagi mereka. Menunggu jawaban mereka
rasanya percuma. Saat kebinggungan ku liat Rafael.
“Em kok Tanya aku sih Chell. Biasanya kan sama kamu.”
“Nggak apa apa awas ya kalo terjadi apa apa sama Cindy.” sambil ku tarik bajunya.
“Denger ya aku nggak suka kalo kamu mengancam ngancam aku tahuu.”
Aku mundur mrnghindari telunjuk yang di arahkan ke dahi ku karena menurutku itu
adalah perbuatan gak sopan Tiba-tiba.
“Dah Raf malu sama temen kalo ribut sama cewek” pintanya sambil mendorong
Rafael masuk kelas. Aku yang nggak terima langsung ku kejar dengan nada tinggi ku ancam
lagi Rafael.
“Inget-inget yang tadi kalo tidak mau wajah sok ganteng itu hancur” tapi dia
mencegahku.
“Sudah-sudah jangan di terusin.” dia coba nenangin aku.”Nggak baik kalo gampang
marah gitu.” sambil melempar senyumnya yang penuh dengan maduuuu.
“Urusanmu apa.” ketusku.
“Manisnya.”
Aku balikan badan sambil menoleh kearahnya tapi dia sudah pergi masuk kelasnya
tanpa sadar aku tersenyum dan merasa ada perasaan yang aneh mendengar kata - katanya
tadi.
“Lopyu sayang.”
“Nyebelinn.”
“Emm.”
Jam ke dua kelasku kosong, karna ada rapat mendadak dewan guru jadilah kelas ku
seperti pasar tradisionalnya India sana.super rame brisik dan kumuh aku hanya diam dan te
ringat kejadian tadi pagi. Rasya geram tapi ada kata-kata yang mengusik alam penasaranku.
“Takutnya ntar hilang” apa sih maksudnya.
“Selamat pagi anak-anak.” suara guru yang paling di kenal di kalangan anak-anak
yang sedikit nyleneh. Ya guru BP masuk bersama seorang siswi “Anak-anak hari ini
temannya bertambah lagi.” ucapnya sambil menunjuk pada siswi itu “Ayo perkenalkan
namamu, biar semuanya kenal.”
“Iya bu terimakasih.”
“Assalamualaikum wr.wb perkenalkan nama saya Dara siswi baru di kelas ini.”
“Nah Dara, kamu duduk dengan Richelle ya.” Aku terkejut tapi gapapa lah
“Iya aku Dara.” Ampun deh ini anak punya suara kaya kasur empuk banget.
“Pindahan dari mana.”
“Iih sopan dikit bisa nggak sih.” kata ku sambil mencubit hidung Cindy.
“Boleh juga.”
“Eh aku nggak bareng kalian ya.” Cindy nyeletuk “Aku mau mampir ke perpustakaan
dulu.” kata Cindy.
Hari demi hari berlalu begitu cepat meninggalkan, begitu banyak tanya yang sampai
saat ini aku tak tahu jawabannya.
Dara, cewek manis, cantik sopan dan juga tajir, sekarang menjadi patner debat dan
diskusi saat bahas PR. Asyik tapi juga kadang nyebelin kaya si pejuang sarapan Cindy.
Hari itu pulang sekolah seperti biasanya aku nunggu Dara dan Cindy…
Entah kenapa mood ku lagi adem nih sama tuh anak, sempet-sempetnya aku ngasih
senyum buat dia.
“Yuk pulang.”
“Udah lah,kan masih ada Cindy yang cantik yang nemenin kamu.”
Sambil manyun tampak lucu wajah Cindy yang kemudian kami berlalu meninggalkan
sekolah tanpa Dara.
Sampai dirumah pikiran ku melayang teringat Dara “Diapain yaa Dara.” gumamku.
“Ehh ibu.” kataku yang sedikit terkejut mendengar ibu yang datang tanpa aku sadari.
“Sejak kapan dimeja makan jadi tempat melamun?” kata ibu menggoda ku lagi.
“Aduhh…sakit buu.” tersadar saat pipiku dicubit ibu negitulah kalo lagi kumat manja
ku pada ibu.
“Ehh entar aja bu nunggu kabar dulu aja biar pas beritanya”
“Iya dehh.” kata ibu membuat aku lega tidak sampai bercerita tentang khawtirku
mengenai Dara yang dibawa THE LADIES.
Iseng aku duduk ditaman kecil sambil membaca buku terlihat Dara lewat dengan
langkah tergesa - gesa.
“Waalaikumsalam!”
Semalam aku susah untuk pejamkan mata, memikirkan Dara yang berubah tadi siang,dengan
langkah yang malas Richelle keluar kamar.
“Chelle bangun nak dah siang” terdengar suara ibu memanggilku dari luar kamarku.
Aku bergegas masuk ke kamar Didepan cermin ku perlihatkan wajahku yang ternyata
ga kalah sama anggota genk the ladies ah ku hela nafas dalam-dalam, semoga hari ini aku
kuat untuk menghadapi mereka.
Kulangkahkan kaki menuju meja makan untuk sarapan,aku tertegun ada seorang
duduk membelakangi ku.
“Marah karena apa?” kata Dara sambil menyuap makanan ke mulut “Ceell,ga ada
alasan untuk aku marah sama aku, kenapa sih” dengan ekspresi yang masih heran.
Tak aku sadari mata ku meneteskan air mata “Aku takut kamu berubah seperti mereka
yang tidak suka ma aku ra” Kupeluk lagi dara sambil berbisik “Aku takut ke hilangan kamu
ra, jangan berubah ya!” pintaku
“Ih apaan sih, pagi –pagi dah ngaco aja deh” sambil cubit hidungku.
“Ohh kalo sama mamah nya Dara ibu kenal lama, dulu kan tinggalnya di komplek
rumah kita”
“Assalamualaikum.”
Senja datang mengganti terangnya siang hari meninggalkan kepenatan dalam pikiran
dan jasmani orang - orang.Richelle masih didalam kamar yang tidak tahu kedatangan Cindy
kerumahnya saat itu.
“Ihg kebiasan deh kamu nyelonong aja masuk gitu” gerututuku sambil berusaha
menangkan diri.
“Ada berita heboh nih chell.” Cindy yang langsung masuk kamar.
“Ini tentang genk cowok ganteng sama genk the leadis Chel.”
“Terus hubungannya sama aku apa” sambil tetep focus pada buku yang dipegang.
“Aku gak tau pastinya sih, tapi denger denger mereka mau ketemu sama kamu chell”
“Ya pasti ketemu lah cind orang kita satu sekolahan kan.” enteng aja tapi dalam hati
penasaran juga mau apa lagi sih mereka,,,ah bodo amat deh.
“Kamu mau kemana Cin bawa tas besar gitu.” ku perhatikan tas yang di bawa Cindy.
“Kamu keberatan kalo aku nginep disini?” kata Cindy dengan nada sedikit kecewa.
Richelle hanya tersenyum.
“Uuu makasih sayang kuh.” sambil memeluk Richelle. Aghhh dalam benakku
berkecamuk memikirkan berita yang di ceritaiin Cindy.
Cahaya menyeruak kedalam kamar saat Richelle dan Cindy merapikan Seragam yang
mereka pakai.
Satu demi satu pelajaran kami lewati dengan berbagai macaam perasaan senang dan
sedih, karena begitu banyaknya tugas yang kami bawa pulang hari itu.
Siang itu pulang sekolah didepan pintu gerbang saat menunggu angkutan di depan
sekolah.
“Ups buku perpustakkan ketinggalan di kelas deh kayakknya.” sambil sibuk buka
buka buku dalam Richelle.
“Tungguin disini ya aku balik ke kelas lagi.” bergegas aku lari menuju kelasku.
Aku masuk ternyata di dalam kelas masih ada genk the ladies, aku cuek berjalan ke
mejaku tiba-tiba Stevi menutup pintu kelas aku masih berusaha tenang. Mereka
menghampiriku dengan wajah ngga bersahabat, tiba-tiba Bemy mendorong tubuh ku dan aku
terjatuh duduk di kursi.
Pikiran ku langsung teringat dengan kabar berita yang waktu itu Cindy bicarakan
apakah ini yang ingin mereka lakukan padaku.
Iya emang aku sama Bemy kenal sejak dari jaman SD dan selalu saja terlibat perselisihan.
“Maksud kamu apaan sih Bem? langsung aja deh mau kalian apa?” Aku berdiri “Maaf
aku malas ngadepin kamu saat ini Bem, aku mau pulang takut terlambat sampai rumah”
sambil berlalu aku percepat langkah ku membuka pintu kelas.
Diluar kelas aku dihalangi anggota the ladiass yang lain.”Minggir mau ngapain kamu halangi
langkahku segala” kata Richelle yang terus berlari meninggalkan ruangan tersebut.
Namun tiba - tiba suara Bemy Dengan nada agak tinggi Tiba-tiba dari belakang ada
yang menarik bajuku, keseimbangan tubuhku belum siap dan sesosok tubuh menahan
tubuhku agar tidak terjatuh.
“Kamu nggapapa kan?” suara cowok tapi aku tak mennghiraukan siapa pemillik suara
itu.
Aku tetap cuek padahal aku berusaha menahan emosi dan rasa ingin menangisku
dengan gontaiku hampir Cindy dan dara yang menungguku di pos satpam.
Sesampainya di rumah, aku mengajak Cindy dan dara untuk main dulu. Sambil
menghehelai napas Cindy berkata “Huh.hari yang lelah.” Tiba-tiba terdengar ada ponsel yang
berbunyi
“Ponsel siapa yang bunyi tuh?” tanya Cindy.
Tak sengaja Richelle lihat ponsel dara ternyata yang menelfon dara adalah salah satu
anggota the ladies yaitu Clara, dia menelpon dara untuk mengajaknya minum teh bersama.
“Ehh, kamu dah akrab ya sama genk the ladies.” tanya Cindy ingin tahu hubungan
Dara dengan anggota The Ladies.
“Emmmm, iya.” jawab Dara singkat “Ternyata mereka itu baik loh.” Lanjut dara.
“Iya.iya yang udah terpengaruh sama the ladies.” Sewot Richelle Kemudian ibupun
datang
Selesai makan malam aku duduk di Taman mini teras rumah Richelle sambil iseng
membaca buku novel remaja. Bukan novel nya yang Richelle baca tapi karna begitu banyak
hal yang rasanya tak mau aku hadapi.
“Novelnya bercerita tentang seorang gadis yang kuat dalam menghadapi konflik
dengan temannya” suara Dara membuyarkan pikiranku.
“Eh kamu Ra.” jawabku yang terkejut dengan hadirnya Dara yang tidak aku ketahui.
“Dah lama Ra di situ?,maaf ya aku nggak tahu kamu datang” sambil bergeser duduk
untuk mempersilahkan Dara duduk di samping Richelle. Dara duduk dan langsung membelai
rambutku.
“Sabar ya Chelle.”
“Aku tau kok kalo kamu tadi bertemu mereka di kelas.” jelas Dara.
Richelle pandangi wajah Dara dan tak kuasa air mata keluar, Dara memelukku
“Aku bukan cewek yang kuaat Ra.” sambil terisak lirih suaranya.
“Nggak Chelle, kamu kuat makanya aku memilih untuk bersama kamu.” Dara
menguatkanku. Tangisan Richelle makin menjadi-jadi terasa sesak dada ini, dengan sabar
pula Dara menenangkan Richelle.
Dan akhirnya Richelle pun bercerita tentang kejadian siang tadi. Tiba-tiba Cindy
datang dan langsung ikut memelukku.
Akhirnya malam itu mereka menginap di rumah Richelle dan Richelle merasa
mendapat semangat baru untuk menghadapi apapun masalah yang menghampiri mereka.
Kali ini Richelle bakalan kuat seperti perempuan yang ada dalam novel yang waktu
itu Richelle baca, belum sempat masuk kelas saja Richelle sudah harus ketemu sama geng
The Leadies. = Richelle hanya melewati nya tanpa menoleh sedikitpun.
“Cuman mau bilang jadi cwe itu nggausah ganjen.” Bemy menggertak.
“Maksudmu apa ngomong gitu? siapa yang kamu bilang ganjen.” balas Richelle.
Bel pun berbunyiii Bemy pun berlalu meninggalkan Richelle sambil mendorongku.
Entah kenapa Richelle masih memikirkan tentang ucapan Bemy tadi pagi,” Yang
ganjen siapa lagi, bukanya mereka yang sok kecantikan.“ gerutu Richelle menilai mereka.
“Lagi kesel aja ma mereka.” sambil mendongakan kepala kearah Bemy dan kawannya
“Kepo huuuu.” cibirku pada Cindy sambil berlari meninggalkannya” Awas ya kamu.”
teriak Cindy yang berlari mengejar Richelle.
Tiba – tiba
“Aduhhh.” Terdengar suara Cindy mengaduh dan suara seperti ada yang jatuh
dibelakangku.
Aku menoleh ke belakang dan ku lihat Cindy sedang duduk sambil memegang
kakinya.
“Kamu gak apa-apa Cind.” tanya Richelle sambil membantu Cindy berdiri.
“Udah Chell gak papa kok.” Cindy menarik tangan ku untuk segera pergi.
“Udah entar aja dirumah ceritanya.” Ucap Cindy sambil menarik tangan kami
meninggalkan tempat itu.
Dalam perjalanan pulang pikiranku terus menghapal wajah-wajah cowok yang tadi
mentertawakan Cindy saat jatuh. “Lihat saja nanti kalian, aku akan buat perhitungan” Dalam
hatiku sambil mengepalkan tangan ku menahan amarah dalam dada.
Richelle memang cuek dan masa bodoh dengan apa yang terjadi disekitarnya saat
disekolah tetapi Richelle paling gak suka saat ada teman baiknya yang menurutnya
teraniaya, apalagi sampai mereka memandang tak hormat kepada Richelle dan kedua
temannya.
“Sudah Chell jangan bikin masalah dengan mereka.” Cindy menenangkan Richelle.
“Emangnya ada apa sih.” Dara masuk sambil meletakan gelas air minum.
“Udahlah gak usah di bahas lagi” kata Richelle yang tak mau memperpanjang
masalah, dan Richelle pun berusah melupakan semua kejadian tadi malam pun tiba aku
berusaha melupakan semua kejadian yang membuatnya sedih agar bisa beristirahat dengan
rileks. Akhirnya Richelle tertidur dengan lelap.
Pagi itu Richelle dengan ceria, dia bertekad kali ini bakal jadi pagi yang cerah, bakal
aku buat hari ini jadi hari yang beda.
“Pagi ibu.”
“Apa an ibu igh.” Richelle berusaha mengelak “Enggak ada apa apa kok bu.” sahut
Richelle lagi.
“Yaudah kalo gak mau cerita, udah sarapan dulu dihabisin teerus berangkat”
“Buat apa kaya gitu!” tanya Richelle geram melihat kelakuan mereka
Akupun melepaskan tangan Aldo dan medorongnya. Setelah itu pun Aldo cs pun pergi.
Setelah itu, Richelle, Cindy, dan Dara berjalan menyusri koridor untuk pergi ke kelas.
Tepat sampai di depan pintu kelas bell sekolah pun berbunyi.Pelajarran pun di mulai.
Richelle tak habis pikir dengan Aldo Cs kenapa mereka seperti itu pada Cindy dan Dara.
Dan akhirnya jam pulang pun tiba. Setelah menunggu waktu yang cukup lama.aku
bereeskan buku pelajaranku sambil memperhatikan wajah - wajah kedua sahabat Richelle,
mereka hanya tersenyum melihat Richelle.
Pagi hari pun datang mengganti gelap malam yang ku lalui dengan keheningan dalam
kerinduan dan teka teki tentang seseorang yang sampai saat ini belum aku temukan.
“Chelle.!!!!!!!!”
Lagi dan lagi suara Cindy mengganggu tidurku. Aku hanya terdiam sambil duduk
ditempat tidurku, aku hanya tersenyum dalam hatiku berkata “Inilah pagiku yang semuanya
di awali oelh suara Cindy, he he he.” dalam batin Richelle ada perasaan menggelikan saat
paginya yang diawali oleh teriakan Cindy.
“Buruan bangun. kamu mau kalo nanti sekolahnya telat.” ucap Cindy.
Kami pun sampai di sekolah tepatnya di gerbang sekolah
“Alhamdulillah untung belum telat.” ucap Richelle seraya sambil berjalan menyusuri
koridor sekolah.
“Pagi Cind, Chell. Tumben jam segini baru berangkat?” tanya Dara.
“Hehehe tadi aku berangkatnya kesiangan. “katkaku.” “Untung tadi aku di bangunin,
kalo ga udah telat kita.” ucap Richelle sambil tersenyum.
Bell masuk pun berbunyi, lagi - lagi pagi itu kelasku diawali oleh tugas dari Guru. Dalam
hatiku protes “sebenarnya pada niat gak sih mereka mengajar” gerut Richelle. Guru-guru
sedang ada rapat yang penting dan akhirnya kami pulang lebih awal.
“Kalian duluan aja ya, aku mau ke toilet sebentar.” ucap Richelle
“Ok.”
Saat Richelle berjalan menyusuri koridor yang sudah sepi, tiba-tiba ada yang
membekap Richelle dari belakang. Saat Richelle tersadar, ternyata aku ada di dalam gudang.
Kepalaku terasa sangat pusing. Dan aku mendengar suara langkah kaki.
Dan ternyata yang membawaku ke gudang tak lain adalah Gank The Ladies. “Aku
salah apa sih sama kalian.” kata Richelle dengan tenang untuk menguasai keadaan, Richelle
hanya berusaha untuk tidak panik dalam situasi seprti ini.
“Aku benci dan nggak suka sama kamu Chell.” ucap Bemy
“Karena kamu itu dekil, jelek, dan satu lagi kamu itu ngga pantes jadi temennya
Dara.” ucap Bemy dengan berapi-api mencurahkan kekesalannya pada Richelle.
“Apa yang buat aku nggak pantes jadi temennya Dara.” kata Richelle.
Tiba-tiba salah satu anggota Gank The Ladies yaitu Clara menyiram air dingin
kepadaku.
“Kamu masih tanya apa yang bikin ngga pantes jadi temen Dara?” Kamu itu gak
selevel dan gak sederajat sama Dara!!” Tanpa Gank The Ladies sadari sedari tadi Dara dan
Cindy melihat kejadian itu dari balik jendela.
Karna sudah geram, Cindy pun mendubrak pintu gudang dengan kencang sehingga
membuat Gank The Ladies dan Richelle terkejut.
“Kalian apa-apaan sih.” ucap Cindy “Bisa-bisanya kalian berbuat kaya gini sama
Richelle.” bentak Cindy dan berusaha melindungi Richelle.
Dengan perasaan kesal, Bemy menampar Cindy, namun sebelum tangan Bemy
menyentuh pipi mulus Cindy, tangan Bemy di cekal oleh Dara.
“Apa seperti ini dasar persahabatan kalian?.” tanya Dara “Persahabatan yang di
dasarkan dari harta dan tahta.” kata Dara dengan tenang “Jika iya, kalian salah besar dalam
mengartikan arti persahabatan.” lanjut Dara pada Bemy Cs “Persahabatan adalah yang
menerima kita apa adanya, yang menyayang kita dengan tulus,dan selalu menemani kita di
saat suka maupun duka,persahabatan didasarkan dari rasa sayang dan rasa nyaman kita pada
seseorang, bukan atas dasar harta dan tahta.” jelas Dara
Cindy dan Dara pun membawa Richelle keluar dari gudang dan meninggalkan Gank
The Ladies yang terlihat sangat kesal atas apa yang diucapkan Dara.
“Chelle maafin aku ya gara-gara aku kamu jadi kayak gini.” ucap Dara
“Yaudah mending sekarang kita pulang aja udah sore nanti dicariin sama ibu.”
“Kenapa kalian baru pulang dan kamu Chelle kenapa bajunya basah kuyub kayak gini
padahalkan ngga hujan.” tanya ibu
“Gapapa kok bu, ini tadi pas Richelle ke toilet ternyata kran nya rusak terus airnya
nyembur kemana-mana deh.”
“Owhh begitu yasudah kamu masuk terus ganti baju biar gak sakit, lain kali cek dulu
kran airnya.”
“Iya bu.”
“Em..Dara pulang aja deh bu.” “Takut dicariin sama mamah”ucap Dara
“Mereka pulang”
“Oh gitu”
“Yasudah kamu makan dulu gih, abis itu istirahat pasti kamu kecapekan”
“Iya buk”
Setelah selesai makan, Richelle pun membantu ibuk untuk membersihkan meja
makan dan mencuci piring. Setelah selesi beres beres Richelle pamit ke ibuk untuk ke kamar.
Saat sampai dikamar Richelle langsung merebahkan badan ku di kasur lembutnya.
Pagi menyapa kamar Richelle, seolah mengajak penghuninya untuk keluar dan
menemani hari itu. Richelle bangun dari tempat tidur pikirannya masih penuh dengan maslah
yang menrpanya minggu kemarin.
“aku harus bangkit dan harus kuat.” gumam Richelle “ Aku gak boleh manja
menghadapi ini semua “ lalu ia bangkit dan berjalan keluar kamar, “ Kok sepi” batin Richelle
saat dia tidak mendengar suara yang begitu dia kenal setiap paginya.
Richelle berjalan keluar rumah dan mendapati Ibunya sedang ngobrol dengan seorang
perempuan didepan rumah.
Aku yang masih bingung langsung mengajak salaman perempuan cantik itu sambil
memperkenalkan diri.
“Dulu kamu masih segini lho.” jawab perempuan itu sambil menunjukan tangan
setinggi perutnya.” Sekarang udah gede cantik lagi “katanya memuji” Mungkin gak inget ya
bu sama saya nih Richelle “ katanya lagi
“Iyalah Jeng orang dia masih kecil dulu” kata ibu, “Chell, ini Tante Milla Mamahnya
Dara” kata ibu memperkenalkan perempuan itu.
“Oh maaf Tante kalo saya gak hapal ma Tante.” Kata Richelle dengan senyum.
“Iya gak apa - apa Chell.” katanya “ Dara sering cerita tentang kamu lho,makasih ya
dah jagain Dara.” katanya lagi sambil tersenyum manis banget kaya Dara.
“Ah, saya justru yang dijagain sama Dara kok Tan” jawab Richelle menanggapi
perkataan Tante Milla.” Ini Tante dari mana kok sendirian, Dara mana tanyaku sambil
melihat sekeliling.
“Ini habis muter - muter aja sambil nyari makanan buat sarapan” katanya sambil
menunjukan bungkusan plastik “Dara disana di taman Komplek sama Cindy dan temannya”
kata Tante Milla memberitahukan keberadaan Dara.
“Tuh temennya dah sampe mana kamunnya malah barusan keluar Gua, Chell” kata
ibu sambil menepuk pundak Richelle “Dah sana susul” kata ibu lagi.
“He he he Iya bu, Richelle jalan dulu ya bu” kata Richelle.” Mari Tante, “sambil
berjalan menuju ke Taman yang berada di depan komplek rumah.
“Hati - hati Chell” kata ibu “Mari Jeng masuk dulu kita ngobrol di dalam” ucap Ibu
Richelle pada tante Milla.
“Makasih bu lain waktu aja, saya mau buat sarapan Papahnya Dara.” jawab Tante
Milla.
“Iya deh, tapi bener ya mampir main kesini, saya tunggu lho Jeng.” Kata Ibu Richelle
yang mengharap kedatangan Mamahnya Dara untuk singgah ke rumahnya.
“Pasti bu, ya dah saya permisi dulu ya bu.” kata Tante Milla
“Iya Jeng “ jawab ibu Richelle sambil melihat Mamahnya Dara meninggalkan tempat
itu.
Richelle berjalan agak cepat menuju taman komplek “Hmm main ninggl aja ni anak,
bisa - bisanya gak ngajak aku.” gumam Richelle
Sampai di Taman Komplek Richelle mencari dua sahabatnya itu “Dimana Kalian?”
ucapnya dalam hati sambil lihat kanan kiri nya,kemudian dia berjalan ke arah lapangan
Basket yang saat itu ramai,” Mungkin ada pertandingan “ pikir Richelle terus berjalan.
“Heey”
Sebuah tepukan di pundak dari belakang mengagetkan Richelle yang masih sibuk
mencari Cindy dan Dara. Dan orang itu adalah Cindy.”
“Iiiiih kenapa sih gak ngajak-ngajak, sebel” sungut sambil manyun Richelle bertanya.
“Idih, udah pikun nih orang Ra “jawab Cindy sambil memegang kening Richelle “tadi
malam kan dah janjian kita ketemu disini mau nonton pertandingan Basket “kata Cindy lagi.
“Haah, yang bener ah, kok lupa ya kata Richelle sambil tertawa yang ditutupi
tangannya.
“Paling juga kalah, gak ada Dimas sih” kata Richelle sambil melihat dari kejauhan.
“Puri 1 kan komplek rumah Rasya dan Aldo Cs “ hatiku penasaran ingin rasanya
melihat dari dekat. “ Sebelah sana yuk “Richelle mengajak kedua temannya mendekati
lapangan.
“Oh iya cantik tadi aku ketemu Mamahnya depan rumahku” kata Richelle kepada
Dara yang lagi asyik ngemil “Cantik banget kaya Dara deh cantiknya” ucapku lagi yang
memuji pesona Mamahnya Dara dan anaknya.
Kami melihat pertandingan itu didekat timnya Rasya dan Aldo berada, awalnya kami
tak menyadarinya.
“Eh itu kan Aldo, lho kok bisa sih “ tanya Cindy yang gak menyangka kalo tim yang
bertanding adalah Aldo Cs.
“Emanng iya, kan mereka tinggal di Puri 1 sama kaya Bemy kan” kata Dara
menjelaskan.
Memang Aldo Cs adalah orang yang tinggal di komplek perumahan yang sama
mungkin karena merasa sudah saling kenal dan bertetangga mereka jadi begitu solid
disekolah.
Pandangan Richelle terpaku kepada dua cowok yaitu Rasya dan Melvin “Ah andai
salah satu dari mereka menjadi bagian hati” hatiku berkata sambil tak sadar senyum - senyum
sendiri.” Kenapa Chell “Tanya Cindy yang diikuti tatapan heran Dara “Jangan bilang kalo
kamu naksir salah satu dari mereka” lanjut Cindy.
“Ya gak apa - apa kan Cind” kata Dara membela Richelle “Emang salah kalo ada
yang di taksir diantara mereka” ucap Dara lagi. “Ngomong apaan sih kalian.” jawabku “aku
masih ingin selalu bersama kalian tanpa terganggu oleh urusan cowok” Richelle sedikit ragu
mengatakan nya.
Tapi entah kenapa dua cowok itu bisa mencuri perhatian Richelle dan Richelle tidak
mampu membohongi hatinya akan hal itu.
CHAPTER 2
Semangat baru
Langkah Richelle terasa ringan pagi ini melewati kelas demi kelas dengan senyum di
bibir ku. Orang-orang yang berpapasan memandangku dengan aneh. Tapi Richelle tak
menghiraukan mereka.
Didepan kelas, Richelle berpapasan dengan geng the ladies. Richelle gak mau
memperpanjang lagi masalah kemarin atau sebelumnya. Mereka adalah teman ku juga, tanpa
pikir pajnang Richelle pun menghampiri mereka sambil tersenyum, kusapa mereka dan
Richelle menjabattangan mereka satu persatu, saat kujabat tangan Bemy memelukanya dan
minta maaf, wallaupun Bemy hanya terdiam seperti belum percaya. Aku tetep melanjutkan
perjalanku kekelasku. Dan di kelas aku bertemu dengan dua sahabatku yg sepertinya juga
belum percaya atas perlakuan ku terhadam genk the leadis.
Aku langsung masuk kelas ternyata dua sahabatku sudah berada di dalam kelas.
“Selamat pagi” sapa Richelle sambil ku peluk mereka hanya diam keheranan Cindy
langsung menempelkan telapak tangan di dahi Richelle.” Kamu sakit chell?” Dia hanya
tersenyum melihat tingkah Cindy dan menatap Richelle.
“Ini yang aku suka dan bangga sama kamu Chelle” ucap Dara
“Aahhh,makasih ya”
Begitulah Richelle lalui hari ini dengan perasaan yang luar biasa. Richelle merasa
mendapat semangat baru yang membuat perasaan yang selama ini aku rasa menyesakkan
dada hilang. Mungkin semalam aku telah di ganti dari yang emosian sekarang jadi Richelle
yang menurutku beda deh, eh ga tau orang lain anggap aku gimana.
Waktu pulang pun tiba, Bemy menghampiriku di meja dan mengajarku bersalaman.
Dan aku pun menyambutnya dengan dengan senang hati. Seisi kelasku terdiam mendengar
apa yang terjadi. Ya mereka tau konflik aku dan Bemy. Momen seperti itu buat mereka
adalah terlihat yg diluar dugaan. Bagaimana tidak Richelle dan Bemy menurut mereka adalah
mesuh bebuyutan, yg sampai kapanpun susah untuk berbaikan. Ya mereka tahu antara aku
dan Bemy ada konflik yang sangat lama dan momen seperti itu buat mereka adalah hal yang
di luar dugaan .
“Aku belum punya alasan untuk minta maaf ataupun memaafkan” kata Bemy sambil
menjabat tangan Richelle.
“Aku masih disini Bem” Seutas senyum Richelle lempar padanya dan Bemy berlalu
keluar kelas dalam hati Richelle berrkata “Terimakasih Bem”. Akhirnya kami saling
berpelukan, air mata menetes dari mata Richelle tapi air mata bahagia.
Satu masalah telah terlewat dan endingnya sangat fantastis bagi Richelle dan dua
temannya.Tekad Richelle pun jelas yaitu akan menjaga hubungan baru itu agar tetap terjaga
harmonis.
Kabar tentang baiknya hubungaan Richelle dan Bemy Cs menjadi buah bibir
disekolah.Ada yang menyambut gembira ada pula yang menganggap pesimis,tapi bagi
Richelle adalaah bahwa dia bahagia.
Pagi itu dengan langkah pasti, depan gerbang sekolah Richelle seperti biasa menyapa
beberapa teman dan menghiasi wajahnya dengan senyum keramahan.Memang seperti itulah
Richelle yang dikenal oleh teman - temannya seorang yang Ramah sopan santun dan rendah
hati.
“Selamat pagi.” suara yang sama dan selalu sama menyapa lembut “Pagi juga” jawab
Richelle sambil menengok arah suara tadi, jantungku berdegup saat yang ku lihat dari arah itu
ada anggota Aldo Cs. Melvin,Romy,Raffael,Vito dan seorang yang memakai topi dan
memakai masker ala Naruto yang tersenyum coll banget ke arahku.
Melvin adalah salah satu anggota geng cowok sok kegantengan, yang beda kelas
dengan Richelle Mungkin terlihat dari raut muka nya dan beda dengan yang lain. Melvin
terlihat lebih kalem, entah kenapa perasaan ini mulai yakin.
Jam istirahat tiba,entah kenapa rasanya paku beggitu yakin dengan perasaanku..
Kayanya hanya Dara yang mampu membaca pikiran dan bahasa tubuhku.”Yaa dah
aku tunggu dikantin ya” ucap Richelle sambil berlalu keluar
Saat akan melewati kelas Melvin tiba-tiba jantung Richelle berdegup kencang,
Richelle merasa salah tingkah ketika Melvin melihat Richelle dengan cool seperti itu “Astaga
perasaan apa lagi ini, kenapa perasaan ku seperti ini” batin Richelle. Semakin Richelle
melewati di depan pintu kelasnya, tatapan nya semakin menuju ke arah Richelle. Dan
ternyata di ditu juga ada Aldo cs.
Tiba-tiba Aldo berdiri didepanku mencegat.aku terperanjat kaget. “Apaan sih” ketus
Richelle
“Sendirian?” tanyanya yang disusul tawa temannya yang lain. Richelle menoleh
kearah mereka aduhh kenapa sih wajah Melvin dulu yang kulihat.
“Emang kenapa kalo sendirian” ucap Richelle pada Aldo “Dah minggir ahh” Richelle
berlalu tapi tetap dihalanag-halangi Aldo dan Romi sementara Rafael dan Melvinhanya diam
disamping Aldo.Aku terpepet ke arah Melvin jadilah aku berhadapan dengan Melvin. Ya
ampuuuuun matanya adem banget liat nya.
Ya ampun suaranya lembut banget ditelinga ku bikin meleleh rasanya. Tapi Aldo
tetap menghalangi Richelle juga Akhirnya Dia datang entah sengaja atau enggak, melewati
Aldo cs Dan Richelle pun mengikutinya lega rasanya bisa lolos dari rasa Richelle dihadapan
Melvin.
“Ihh sebell banget, awas ya kalian” gerutu Richelle mengumpat kedua temanku yang
ngga bisa pulang bareng, Richelle berdiri sambil menuggu angkutan ditepi jalan yang luar
biasa panas nya Richelle menjadikan buku sebagai payung, aku berdiri bersama anak-anak
yang lain.
“Tetap semangat ya” dari arah belakang Richelle, Richelle menoleh dan kulihat laki -
laki bercadar Naruto, Melvin dan temannya dibelakangku. Richelle senyum padanya dan dia
pun membalas senyuman dan suasana panas pun berubah menjadi teduh yang ku rasa.
Memang diantara Aldo cs yang Richelle rasa berbeda hanya Melvin dan Rasya.
Melvin nggak sok ganteng karena menurut Richelle memang dia sudah ganteng. Melvin
memegang tangan Richelle yang refleks menangkap dan memutrnya,
“Awww,” ternyata itu tangan Melvin dan langsung Richelle lepas “Oh sorry Vin,
lagian gitu sih main pegang aja, sorry ya “ ucap Richelle
“ Duhhh,iya gak apa-apa Chell aku yang minta maaf dah gk sopan ma kamu “ kata
Melvin yang menahan sakit “ Chell pulang bareng aku yuk “ ajak Melvin pada Richelle.
“Gak aah Vin, entar fans kamu pada marah pada ku” Richelle menolak secara halus
sambil tetap senyuum.
“Terus kalo gak sama aku, kamu naik apa Chell.” tanya Melvin.
Saat itu perasaan Richelle begitu tak karuan antara malu grogi dan seneng bisa deket
dan ngobrol dengan salah satu cowok idaaman para cewek di sekolahnya.Banyak mata yang
memperhatikan ke arah mereka.
“Kalo gak mau ikut aku ya udah aku temenin nunggu angkutannya ya” dengan
senyum yang bisa membuat para cewek meleleh Richelle terbuai dan dalam pikiranya serta
hatinya berkata” Pliiss Vin tembak aku dan Richelle tersenyum membayangkan jika hal itu
terjadi.
Tak terasa sudah beberapa kali angkutan yang aku tunggu lewaat dan ku tolak karena
Melvin meminta untuk tidak naik dulu dan Richelle merasa seperti orang bodoh saat itu yang
menuruti keinginan Melvin.
“Dah Chell yuk pulang bareng aku aja” dengan senyum yang meruntuhkan tembok
hati Richelle yang akhirnya menuruti permintaan Melvin.
Sementara itu saat Richelle dan Melvin ngobrol dari dalam sekolah Cindy dan Dara
melihat kejadian itu.
“Eh Ra itu Richelle sama Melvin ya,ayo buruan Ra.” kata Cindy yang mempercepat
langkahnya.
“Iya Cind, duuuuh tunggu Ciiiiind” kata Dara yang berusaha mengejar Cindy.
Cindy berusaha untuk menelepon Richelle “Iiih Richelle angkat dong.” Cindy merasa
kesal sendiri atas kejadian itu.
Taapi saat Cindy sampai pintu gerbang Richelle sudah berlalu meninggalkan tempat
itu bersama Melvin. Cindy hanya terpaku dan terengah-engah, lalu Dara sampai juga yang
sama dengan nafas terenngah-engah.
“ Uudaah h hh h h, biarin Cind” suara Dara yang tersekat karena nafas yang tersengal-
sengal.
“Iiih Richelle kok sama Melvin sih !!” ucap Cindy yang merasa tak percaya kalo
Richelle bisa luluh oleh Melvin
Sementara Richelle yang naik motor bareng Melvin merasakan suasana yang berbeda,
dimana suasana saat itu merasa ddipenuhi bunga-bunga dan harum serta syahdu. Richelle
hanya tersenyum tentang apa yang dia rasakan.Perasaan apa ini gumamnya.
“Emang ada tempat lain yang kamu suka, Chell.” tanya Melvin sambil memegang
tangan Richelle mengajak masuk dan duduk di bangku panjang kedai itu.
“Bu es nya 2 ya.” kata Melvin dan langsung dijawab penjualnya “Siap Den.”
Akhirnya pesanan mereka sudah siap “ Minum Chell keburu anget ntar he he.” kata Melvin
“Makasih ya Vin “ kata Richelle sambil meminum es yang dipesan tadi
“Iya sama - sama Chell,besok aku jemput ya.” kata Melvin yang mulai berani.
“Ya udah aku jalan dulu ya Chell.” pamit Melvin “ Iya Vin Hati-hati ya.” Richelle
sambil melambaikan tangan melepas kepergian Melvin.
Richelle masuk kamar dan mengganti baju lalu merebahkan dirinya di atas kasur
sambil melihat Hp dan ada beberapa panggilan tak terjawab dari nomer Cindy.
“Haiiiiii bebby”
Lama tak ada balasan dari Cindy membuat Richelle sedikit merasa jengkel dalam
pikirnya “Ah peduli amat mau marah juga silahkan yang jelas aku bahagia.” Lallu Richelle
tertidur.
Richelle membuka mata dengan malas “Ennggghhhh,Ibu” kata Richelle “ Ada apa bu
“sambil bangun dan duduk
“Sudah sore mandi sana,” ucap Ibu sambil meninggalkan kamar Richelle.
Richelle bangun dan melangkah ke kamar mandi,lepas mandi Richelle duduk diruang
tengah rumahnya sambil membuka buku. Pikirannya melayang mengingat kejadian tadi siang
yang membuat dirinya merasa terbang.
Malam berganti Pagi dimana Richelle kembali dengan rutinitasnya disekolah, pagi itu
Richelle berangkat sama Ibu yang ada keperlua searah dengan sekolahnya Richelle.
Dikelas Richelle mendapati Dara dan Cindy sedang asyik ngobrol bersama teman -
temannya termasuk Bemy Cs. Ya setelah perdamaian Richelle dan Bemy kelas menjadi
harmonis penuh keceriaan dimana mereka bisa saling berbagi cerita satu sama lain.
Tapi yang terjadi sebaliknya Richelle seolah menjaga jarak dengan temannya saat
mereka berkumpul bersamaa. Dan ini membuat Dara bertanya- tanya.Disaat jam kosong
Richelle lebih asyik dengan HP nya tanpa peduli dengan teman - temannya.
Kejadian itu berlangsung setiap hari, hingga Cindy merasa sudah kehilangan sosok
Richelle yang selalu berada disampinya setiap saat. Hal ini membuat sedih Cindy tak
terkecuali Dara dan Bemy.
Jam Sekolah usai semua murid sekolah berlarian saling mendahului, termasuk
Richelle yang segera keluar tanpa menunggu ataupun pamit kepada dua orang
sahabatnya.Richelle berjalan sambil berharap Melvin ada tapi dari tadi dia tidak melihat
Melvin,akhirnya Richelle pulang sendiri naik angkutan umum.
Saat di mobil angkutan kebetulan Richelle bareng Rasya. Sebenarnya sama dia
Richelle punya pertanyaan yang selama ini belum juga terjawab, saat didalam mobil suasana
penuh, Richelle duduk diantara cowok lain sekolah. Mereka memandang Richelle dengan
aneh. Senyum semyum menmbuat Richelle risih. Saat satu penumpang sebelah ku turun, tiba
tiba Rasya pindah duduk disebelah ku, aku kaget.
“Kenapa ga ikut?”
“Gpp”
Entah kenapa yang tadi nya ga nyaman karena ulah penumpang lain, setelah dia
duduk disamping Richelle, Richelle merasa aman. “Kamu mau kemana?” tanya Richelle saat
di persimpangan rumahnya namun dia tidak turu
“lohh,kamu kok ikut turun” saat Richelle lihat dia ikut turun
“Okeeei”
Sambil jalan aku teringat suara. Seperti itu kaya aku pernah dengar tapi dimana ya
terus kapan ya. Aku menoleh ke belakang dan kulihat dia memberhentikan angkutan arah
rumahnya. “Dasar cowo aneh, lohh katanya mau ketemuan di swalayan tapi kok pulang.”
aneh banget gerutu Richelle
“Assalamualaikum”
“Iya bu”.
Mataku malam ini tak bisa terpejam awal padahal badanku terasa lelah tiba- tiba
seraut wajah melintas dalam alam bawah sadar,
“Apa mungkin Melvin orang yang selau menunggu ku di gerbang sekolah?” Richelle
mrnghela napas dalam dalam.
“Terus apa ya yang Rasya maksud takut hilang” kututup wajah ini dengan bantal.
Tapi ah bodo amat yang jelas makasih ya buat kalian berdua yang udah bikin jantunggku
berdegup kencang.”Ah rasannya ingin lekas pagi deh”.
“Richelle Bangun dah siang!!!!” suara ibu sambil mengetuk pintu kamar Richelle,
Rchelle terperanjat langsung lompat dari ranjang lari menuju kamar mandi. “Sialan nih 2
anak gak mampir rumah.” Selesai sarapan aku menunggu angkutan, tiba tiba datang cowok
menghampiri Richelle dengan sepeda motornnya. “Ahh andai saja aku di boncengnya…”
batin Richelle.
“Chell, ayo bareng aku” sapa cowok yang tak lain dan tak bukan adalah Melvin.
“Dah siang chell, ntar kamu terlambat” iya juga sih, akhirnya Richelle menuruti
ajakan Melvin.
Sepanjang perjalanan Richelle hanya diam walau dalam hatinya banyak sekali kata -
kata yang ingin disampaikan Richelle pada Melvin,tapi “ Mungkin belum saatnya kamu tahu
Vin” dalam hati Richelle berkata.
Sampai disekolah Richelle nampak mukanya memerah karena kontras dengan kulit
Richelle yang putih halus nampak grogi Richelle berkata pada Melvin “ Makasih banget ya
Vin.”
Dikelas Richelle langsung duduk dan bercerita pada Dara kalo tadi dia bareng Melvin
berangkatnya.
“Aaaaa,malu banget Ra tadi diparkiran banyak orang lihat” sambil menutup mukanya
Richelle bercerita
“Hati - hati Chell,jangan terlalu ngasih perhatian lebih ya “ kata Dara sangat bijak
sekali untuk menyadarkan Richelle
“Semoga saja Cindy gak tahu apa yang terjadi.” kata Richelle
Hari itu Richelle merasakan bahagia yang luar biasa,bagaiman tidak cowok selevel
Melvin bisa bareng dia.Dalam kelas Richelle hanya senyum - senyum sendiri tapi Dara mulai
khawatir akan ada masalah baru diantara mereka. Tapi Dara hanya berdoa semoga mereka
mampu melewatinya.
Apa yang dipikirkan Dara mulai terlihat saat mereka bertiga berada dikanttin dimana
secara tiba - tiba Melvin datang menyapa Richelle.
“Hai Richelle.” Melvin menyapa dan langsung duduk disamping Richelle tanpa
mempedulikan Cindy dan Dara
Tanpa sengaja tangan Melvin menyenggol tangan Cindy yang sedang akan
menyuapkan minuman ke mulut, akibatnya minuman yang disendok tumpah.Cindy
menghardik Melvin.
“Punya mata gak sih kamu!!” tanya Cindy “ Ini lagi main duduk aja gak permisi atau
gimana “ kata Cindy.
Melvin hanya diam dan fokus sama Richelle dan mulai terusik karena Cindy
dirasanya bawel banget.
“Apaan sihh ganggu aja kerjanya.” kata Melvin tanpa memandang Cindy dan Dara.
“Iiiih kamu ngomong sama siaapa sih,hormati sedikit lah jangan sok gitu.” Cindy
makin meradang.
“ Yuk Chell balik “ ajak Cindy sambil berjalan ke kasir yang diikuti Dara.
setelah membayar “Richelle ayo” ajak Cindy tapi Richelle hanya diam dan asyik
ngobrol samaa Melvin.
“ Richelle Chell “ panggil Cindy tapi tetap gak ada respon dari Richelle dan akhirnya
Cindy dan Dara meninggalkan Richelle dan Melvin.
Dikelas , Cindy nampak kecewa dan coba ditenangin oleh Dara walau susah mungkin
buat Dara.
Richelle masuk sambil senyum-senyum tapi saat melihat Dara dan Cindy rona
mukanya berubah seperti ada beban yang kecewa.Richelle langsung berdiri dihadapan Cindy,
“Gak lucu tahu main ninggalin aja.” ketus nada Richelle.
“Owh jadi kamu terganggu atas sikap aku tadi ya.” tanya Cindy lagi dengan nada
yang keras juga sambil memandangi wajah Richelle.
“Udaaah Chell.udahhhh.” Dara menenangkan Richelle dan memeluk nya tapi Richelle
menghindar dari pelukan Dara.Perubahan sikap itu membuat Dara mengelus dada.
Waktu pulang sekolah Richelle langsung keluar tanpa pamit pada Dara apalagi Cindy.
Dara menatap Cindy yang mukanya memerah menahan emosi dan mengajak pulang Cindy.
Saat meninggalkan sekolah dan melewati Taman Cindy dan Dara melihat Richelle
sedang duduk seperti lagi menunggu seseorang. Cindy mempercepat langkahnya sambil
menyeret Dara.
Kejadian pagi itu membuat Cindy makin terpukul dan Cindy hanya mampu menitikan
air mata atas perubahan pada sahabatnya itu.
“Tinggalin aku Ra, kamu pulang aja duluan.” kata Cindy pada Dara saat menunggu
angkutan.
“Kamu mau kemana Cind?” Dara memegang tangan Cindy “Pokoknya aku ikut kamu
Cind!!” kata Dara lagi
“Aku pengen sendiri dulu Ra.” kata Cindy sambil terus berjalan.
Dara akhirnya menelepon sopir pribadinya untuk menjemput disekolah sambil terus
membuntuti Cindy dari jarak jauh. Kemudian saat mobil jemputan tiba Dara menyuruh
sopirnya mengejar Cindy.
“Cinnnnnd.!!!!” teriak Dara dari dalam mobil,Cindy menoleh “Ayoo pulang.” Dara
yang sudah turun memegang tangan Cindy dan mengajaknya ke mobil yang akhirnya diikuti
Cindy.
“Raaa.kenapa dia berubah?” sambil menatap wajah Dara dan menangis. Dara
memeluk Cindy sambil membelai punggung menenaangkan Cindy.
“Sudahlah Cind,mungkin belum saatnya dia kembali pada kita.” kata Dara sambil
menatap wajah Cindy.
Malam terasa begitu panjang dirasakan oleh Richelle yang sedang terlena dalam
perasaan bahagia. Dia ingin segera pagi dan berharap laki-laki itu datang menjemputnya saat
berangkat sekolah.
Wajahnya berseri-seri membayangkan saat kebersamaan bersama Melvin.Sementara
dilain pihak Cindy semakin larut dalam kesedihan atas perlakuan Richelle padanya dan
malam makin larut akhirnya mereka terlelap dalam suasana hati yang berbeda.
Richellle turun dan saat akan membuka tali pengaman Helm nya tiba - tiba Melvin
langsung membukakan tali itu.
“Iya santai aja, ini kan salah satu tugas cowok untuk jagain ceweknya Chell.” kata
Melvin.
Richelle makin terbuai diperlakukan seperti itu, dan menganggap Cindy salah dalam
menilai makhluk Tuhan yang satu ini.
Kejadian di area parkir itu tak pelak membuat geger seisi sekolah,bagaimana tidak,
seorang Richelle bisa bertekuk lutut dihadapan pesonanya Melvin. Dan semua semua orang
tahu siapa sebenarnya Melvin.
“Aku mau kumpul dulu sama Aldo sama yang lain” pamitnya dengan manis
Aku tak bisa berkata tidak kepada Melvin yang menatap mataku dengan memberi
senyuman manis .
Richelle pun kemudian kekelas, tiba-tiba aku di sapa seperti minggu lalu, namun kali
ini aku bingung jika yang setiap hari itu Melvin, bukannya tadi dah ketemu?
“Selamat pagi” Namun saat ku lihat kebelakang ternyata kebelakang ternyata dia
sudah berlalu pergi meninggalkanku.
“Pagi juga.” Cindy menjaawab salamku namun tidak menoleh dan dia tidak seperti
biasanya.
“Ehh kamu kenapa sih? Semenjak aku deket sama Melvin kayaknya kamu nggak
suka, maksutnya kamu nggak bahagia lihat aku bahagia!” tanya Richelle
“Kamu dulu yang bilang nggak usah lagi berurusan sama Aldo CS, tapi kenapa kamu
sekarang yang suka sama salah satu anggota Aldo CS??. Melvin tu masih sama kayak yang
lain!!” Jelas Cindy yang sepertinya benar-benar marah sama Richelle.
“Ehh udah dong nylesain masalah itu makek kepala dingin dong, jangan pake emosi”.
Ucap Dara yang berusaha melerai mereka.
“Terserah kamu aja, yang penting aku udah ngasih tau.” ketusnya lagi, kemudian
Cindy pergi meninggalkan kelas.
“Gilak tu anak, nggak bisa liat orang seneng dikit!” gerutu Richelle yang tak sengaja
di dengar Dara
“Boleh lah, ada apa?” jawab Richelle dengan nada yang menurut temannya ini
berbeda dari biasanya.
“Beneran kamu suka sama Melvin?” tanya Dara berbisik “Chell, ngomong aja sama
aku.” Ucapnya.
Richelle hanya diam “Pliiss saat ini aku mohon jangan dulu masuk yang jadi hak
Privasi ku,oke.” kata Richelle kepada Dara.
Dara terdiam sambil menatap dengan perasaan sedih, Dara merasa akan kehilangan
waktu kebersamaannya bersama Richelle.
“Chell” kata Dara lirih “Bisa baikan lagi nggak sama Cindy, kasian ucap Dara
memohon.
Namun Richelle tak menghiraukan perkataan Dara. “Mungkin dua hari aja, Cindy
nggak kuat tanpa aku.” Batin Richelle.
“Baiklah aku gak akan memaksa Chell.” ucap Dara dengan nada sedih.
Jam sekolah usai Richelle langsung beranjak dari tempat duduknya dan berjalan, saat
didepan kelas Dara memegang tangan Richelle “Bareng ya Chell.” kata Dara.
“Aku sudah ditunggu Ra,maaf.” kata Richelle dan melepaskan pegangan tangan
Dara. Bemy Cs melihat itu,Bemy yang sudah berubah sekarang lebih perhatian kepada
temannya dikelas,memghampiri Dara dan Cindy.
“Sebenarnya apa yang terjadi Ra? tanya Bemy sambil membelai rambut Cindy,
kemudian teman yang lain ikut mendekati mereka.
Mereka teman sekelas merasa ada yang berubah pada Richelle dan mereka pun
merasa kasihan kepada Dara dan Cindy yang selama ini slalu ada didekat Richelle tapi
sekarang di abaikan.
“Aku anter pulang ya Ra,kasian Cindy kayaknya syok gitu.” kata Bemy kepada Dara
yang merasa iba melihat kondisi Cindy yang seperti itu.
“Makasih Bem, tapi gimana ngerepotin kamu Bem “ ucap Dara yang merasa gak enak
seandainya harus dianter Bemy.
“Gak apa - apa Ra, kan kompleks rumah kita se arah kan,” ucap Bemy yang langsung
membawakan Tasnya Cindy
Dara memapah Cindy yang terlihat lemah dan syok atas perubahan Richelle semntara
Bemy Cs berjalan disamping mereka.
Rasya yang baru keluar dari kelas heran melihat Cindy yang srdang di papah Dara,
lalu Rasya mengejar mereka.
“Sya bawa mobilku ya, nganter Cindy pulang?” kata Bemy pada Rasya “Aku gak
bareng Sopirku nih sekalian kita pulang bareng.” kata Bemy
“Oke deh.” Kata Rasya menyanggupi permintaan Bemy.
Rasya melihat Dara yang kecapekan memapah Cindy, Clara dan Bemy membantu
menggantikan tugas Dara.
Saat di area parkir Rasya melihat Richelle yang masih bersama Melvin ditaman
sekolah dan situasi itu menjadi buah bibir diantara teman temannya.
“Selamat ya Vin.” kata temannya kepada melvin yang sedang berbincang dengan
Richelle, hal ini membuat Richelle makin kagum dengan Melvin dan merasa bangga bisa
Rasya yang melihat itu langsung memilih jalan lain agar tidak berjalan didepan Richelle dan
Melvin.
Bemy pun menyadari itu dan melihat mereka begitu asyik dan terbuai dalam alunan
nada yang romantis.
“Bukain pintunya Bem.” kata Rasya kepada Bemy lalu Bemy membukakan pintu “Ra
kamu masuk dulu ntar nahan Cindy.” kata Rasya lagi. Rasya memasukan tubuh Cindy
dibaantu Bemy Cs.
Hal itu dilihat oleh Richelle dengan sangat jelas dan sambil mengerenyitkan dahi dia
bertanya tanya ada apa gerangan yang terjadi pada Cindy.
Rasya Bemy Daara dan Cindy tiba dirumah, saat itu orang tua Cindy sedang tugas
keluar kota untuk beberapa hari.
“Makasih ya Bem, Sya.” ucap Dara yang merasa tertolong oleh kedua temannya itu.
“Apa kita bawa ke Rumah Sakit aja Ra “ kata Bemy yang terpancar raut khawatir
diwajahnya.
“Gak usah Bem, hanya butuh istirahat aja dah baik lagi.” kata Dara menenangkan
Bemy.
“Ra kalo butuh bantuan hubungi aku ya, kanu masih simpan nomerku kan ra.” kata
Rasya.
“Iya Sya,ntar kalo butuh bantuan aaku hubungi kalian berdua.” ucap Dara yang
merasa tenang dengan adanya Bemy dan Rasya.
“Oke Ra kami pulang dulu, entar sore kesini lagi deh.” kata Bemy
“Ok Bem,makasih banget ya” kata Dara dan mobil Bemy dan Rasya pun
meninggalkan Rumah Cindy.
Keesokan hari seperti biasa Richelle berangkat bareng Melvin yang semakin lama
semakin romantis disekolah,hingga teman-teman sekolahnya menobatkan mereka sebagai
PASANGAN IDEAL tahun ini disekolah itu.
Saat diparkiran Richelle dan Melvin sedang pamer romantisnya, lalu berhenti sebuah
mobil yang kemudian sopir berlari membukakan pintu buat penumpangnya. Melvin tertegun
menanti siapa gerangan yang diperlakukan istimewa seperti itu, Richelle juga menanti siapa
sih tanya dia dalam hati.
Pintu terbuka lalu Dara turun dari mobil, lalu dia berpesan pada sopirnya untuk jangan
sampe telat menjemputnya.
“Jangan lupa ya Mang Aci, jemput.” ucap Dara yang ramah pada sopirnya
Dara hanya tersenyum melihat tingkah sopirnya yang sedari keccil mendampingi dan
menjaganya.
“Ya udah Dara masuk dulu ya Mang.” kata Dara sambil bersalaman dan mencium
tangan sang sopirnya tanpa sungkan. Melvin terkesiap dan bertanya pada Richelle, “Itu temen
kamu kan Chell”
“Iya baru kali ini aku lihatnya, namanya siapa Chelll “ tanya Melvin
Ada perasaan cemburu dalam hati Richelle, kenapa Melvin malah memperhatikan
cewek lain saat dia bersamanya.
“Dara namanya, orangnya baik sopan ramah dan paling mengerti aku “Papar Richelle
tentang Dara. “Kenapa ? Kamu suka ?” tanya Richelle ketus dan langsung pergi
meninggalkan Melvin.
Dalam hati Richelle berharap Melvin mengejarnya dan berjalan disampingnya tanpa
ragu dan malu tapi harapan Richelle kandas, saat melihat Melvin pergi lewat jalan lain
menuju kelasnya.
“Iiiiiiiihhhh gak peka banget sih tuh orang.” gumam Richelle geram pada Melvin.
Dikelas, Richelle merasa tidak ada moment yang indah dia duduk diurutan nomor dua
dari belakang dia duduk sebangku dengan teman cowok yang di anggap Kutu buku
dikelasnya. Semua karena keinginan Richelle yang merasa terganggu jika ada orang bertanya
soal hubungannya dengan Melvin.
Richelle merasa iri sama Dara yang masih bisa bercanda bersama Maya Eks The
Ladies. Richelle kemudian mengalihkan pandangan kesetiap temannya,dia merasa ada yang
kurang tapi siapa. Oh Cindy yang Richelle tidak terlihat dikelas itu.
Kemudian Richelle mencari tahu dan menyuruh Aryo teman sebangkunya untuk
mencari tahu info tentangg Cindy yang tidak masuk hari itu. Saat istirahat Aryo ngobrl
dengan beberapa temannya yang cewek, mencari tahu kenapa Cindy tidak masuk.
“Alah paling juga kamu disuruh Richelle kan Yo.” kata Sabrina yang duduk sebangku
dengan Cindy biasanya.
“Ya walau bagaimanapun, seorang teman harus tahu dong posisi sahabatnya ini”
terang Aryo.
Maya yang mendengar itu pun yang merasa geram atas perbuatan Richelle pada Dara
dan Cindy “Bilang aja sama Richelle ada dan tidaknya Cindy kan tidak ngaruh buat
kemesraan Richelle ma Melvin”.
“Iya kan,saat Cindy ada Dia tidak menganggap ada kok, jadi sama aja kan.” jelas
Maya dengan nada geram.
“Selamat pagi anak-anak “Sapa Pak Fendi Guru Bahasa Inggris.” untuk pertemuan
kali ini kita akan bahas Penggunaan Bahasa Inggris dalam Riset, ya “kata Pak Fendi sambil
mengeluarkan buku dari tasnya.” “Jadi saya harap benar-benar fokus ya.” ucapnya lagi.
“Ok Sir.” serentak kata murid dikelas itu. Dan pelajaran pun berlangsung dengan
lancar dan tertib. Bel tanda pelajaran berakhir berbunyi para murid merasa lega.
“Ok untuk tugas yang tadi saya sampaikan, kalian untuk selanjutnya dikerjakan secara
berkelompok “kata pak Fendi sebelum mengakhiri pelajaran.” “Dan Minggu depan harus
sudah siap di meja saya sebelum pelajaran dimulai, faham !!!” tegas pak Fendi.
Setelah pak Fendi keluar kelas murid - murid sibuk melobi siapa saja yang akan jadi
anggota kelompoknya. Dara mendekati Richelle yang duduk santai sambil membereskan
buku.
Bel pulang berbunyi, para siswa sibuk membereskan buku-bukunya,dan seperti hari-
hari sebelumnya Richelle bergegas keluar mendahului teman-temannya.Dara merasa sedih
karena teman yang dianggap idolanya berubah seperti itu.
“Bem jadi gak hari ini mampir kerumah Cindy ?” tanya Dara
“Kamu bareng aku aja Ra biar rame.” ucap Bemy yang diiyakan oleh temannya yang
lain.
“Ok deh,tapi nanti mampir dulu beli buah-buahan ya.” ucap Dara.
Dipelataran parkir Richelle masih ngobrol dengan Rafaell teman sekelas Melvin dan
Rasya.
“Ya dia gak bilang mau kemana sih Chell.” jawab Rafaell sambil men stater
motornya “Ok Chell aku duluan ya.” kata Rafaell sambil meninggalkan Richelle.
Akhirnya Richelle menunggu angkot sendirian, saat sedang menunggu datang Mico
teman sekelas Melvin.
“Kamu Richelle ya ?” tanya Mico.
“ Aku disuruh Melvin ngasih buku ini ke kamu.” kata Mico sambil menyerahkan
buku.
“Suruh ngerjain PR nya melvin tuh.” jawab Mico “Ya udah gitu aja ya, aku permisi
duluan.” kata Mico sambil meninggalkan Richelle yang merasa dibodohi oleh melvin.
Richelle berjalan menuju rumahnya, yang melewati rumah Cindy. Didepan rumah
Cindy terparkir mobilnya Bemy. Richelle mempercepat langkahnya agar Bemy dan yang
lainnya tidak melihat dia.
“Waalaikumsalam.” jawab Bu Feny, ibunya Richelle “Lho kok sendirian Dara sama
Cindy gak maain kesini Chell.” kata bu feny.
“Enggak bu, mereka lagi sibuk.”jawab Richelle sambil menyalami dan mencium
tangan Ibunya dan langsung masuk ke kamarnya.
Malam tiba, udara terasa dingin di sebuah kamar yang luas dengan kasur yang lebar,
Bemy sedang asyik membaca buku. Hp berdering.
“Kaya nya ada yang gak beres antara Melvin dan Richelle, Bem” ucap Maya.
“Gak beres gimana May, kayaknya biasa aja tuh “ ucap Bemy sambil bangun dari
tempat tidur dan berjalan ke luar dari kamar “ Dan malah semakin romantis aja May “ lanjut
Bemy makin penasaran.
“Tadi si Mico bilang sama aku kalo si Melvin menyuruh Richelle untuk ngerjain
tugas dan PR nya Melvin.”kata Maya.
“Masa sih, ok May aku tanya Rasya siapa tahu dia tahu apa yang dikejar Melvin
deketin Richelle.” ujar Bemy. “Ok Bem.” jawab maya dan Bemy menutup panggilan.
Bemy mulai kepikiran dan menebak-nebak tentang hubungan Melvin dan Richelle.
“Kayaknya bener nih yang dibilang Maya.” Bemy mulai ragu kalo Melvin bener-bener
sayang sama Richelle.
“Kalo gak sibuk,bisa gak kerumah ku ?” tanya Bemy yang mengundang Rasya.
Jarak rumah Rasya dan Bemy hanya terpisah 3 rumah jadi sudah biasa Rasya dan
Bemy bertemu.
“Hai.” kata Rasya dan langsung duduk depan Bemy “Apa kabar tanya Rasya lagi
sambil menyalami.
“Ya gitu deh, sekarang ini nilai-nilai pendidikanya naik “ jawab Rasya “ Emang
kenapa Bem ?” tanya rasya.
“Kata Maya, kalau Richelle sering ngerjain tugas dan PR nya Melvin “ kata Bemy.
“Bisa jadi iya, ya karena Melvin gak pernah telat dalam mengumpulkan atau pun
ngerjain Tugas dan Prnya.” ucap Rasya sambil manggut-manggut.
“Kasian Richelle Sya.” ucap Bemy “Dia semakin jauh dari kami Sya.” “Coba kamu
selidiki Sya mumpung belum terlambat.” kata Bemy lagi
Pagi menyapa malam, sinar surya menerangi alam. Dikomplek Puri 2 yang tenang dan
sejuk, di salah satu rumah nan asri , bunga-bunga tertata rapi membuat nyaman yang
melihatnya.
“Non sarapan dulu.” kata seorang perempuan yang adalah asisten rumah tangga
dirumah Cindy.
“Iya Mak.” kata Cindy dan mengikuti perempuan itu masuk. Cindy duduk sambil
menyiapkan piring, saat Cindy sedang mengambil nasi Cindy berhenti dan meletakan
kembali piring itu. Cindy duduk, kemudian Cindy menarik nafas dalam-dalam.
“Bi sarapannya entar aja ya.” kata Cindy. Dia langsung ke kamar dan ganti pakaian
setelah siap kemudian Cindy menelpon Dara. “Ra dah jalan belum ?” tanya nya.
“Ok Ra, aku sudah siap nih.” kata Cindy. Kemudian terlihat Richelle yang sedang
berjalan Cindy buru-buru mengambil tas nya. Setelah Richelle tak terlihat Cindy langsung
berlari kerumah Richelle. Dan dalam perjalanan Cindy menyuruh Dara agar menjemputnya
dirumah Richelle.
“Buuuuuu !!!” tangis Cindy pecah “Bu Cindy kangeeeeen.” Bu Feny memeluk Cindy
sambil membelai rambutnya.
“Ibu juga kangen, kemana aja kalian anak-anak ibu.” kata Bu Feny sambil mencium
kening Cindy.
Dara yang masuk menyaksikan itu juga berderai air mata, dan langsung memeluk Bu
Feny dan Cindy. “Dara juga kangen Bu.” kata Dara sambil berlinang air mata.
“sudah-sudah ini kan mau sekolah kok pada belum berangkat.” kata bu Feny.
“Iya bu,dah lama kami nahan Rindu ini.” kata Cindy. “Bu !! Cindy laper !!” dengan
mimik yang manja berkata sama bu Feny.
“Ya udah makannya disekolah aja, itu dibawa kesekolah aja.” kata bu Feny sambil
menyiapkan makanan yang akan dibawa Cindy dan Dara ke sekolah “Takutnya kalo dimakan
disini kalian terlambat masuk sekolah ya.” ucap bu Feny.
“Udah entar aja ceritanya lain waktu.” kata bu Feny sambil mendorong tubuh Cindy
dan Dara keluar untuk segera berangkat sekolah.
“Kami masih boleh kan bu kesini lagi.” kata Dara sambil masuk ke mobil.
“Pintu rumah ini tidak akan tertutup buat kaliansayang.” ucap ibu sambil menutup
pintu mobil.
Disekolah Bemy merasa gembira saat melihat Cindy, “Haaiiiiii” sambil memeluk dan
cium pipi kanan kiri “Gimana, dah sehat ?” tanya Bemy
“Sudah dong, makasih ya Be.” kata Cindy yang memanggil nama Bemy dengan
panggilan saat mereka masih di SD.
Bell pulang berbunyi para siswa bersiap meninggalkan ruang kelas “ ngat PR nya
dikumpulkan besok ya.” kata Bu Sany Guru IPS dan juga Wali Kelas. Bu Sany keluar dan
diikuti siswa siswi. “Richelle !!!”.
“Iya bu.” jawab Richelle dan menghampiri Bu sany “Ada apa bu ?” tanya Richelle
lagi.
“Ikut saya ke kantor !!!” kata Bu Sany kemudian berjalan yang diikuti oleh Richelle.
Kamu cerita atau saya panggil Ibu kamu untuk cerita sama saya.” ucap Bu Sany.
“Ya udah, ceritakan sebenarnya ada apa.” kata Bu Sany. “Dalam akhir-akhir ini nilai
semua pelajaran kamu semua dibawah satandar.”sambil melihat hasil ulangan yang diberikan
oleh para Guru pengajar.
Akhirnya Richelle menceritakan apa yang dia alami sampai dia kehilangan fokus saat
belajar di kelas dan di rumah. Richelle tertunduk lesu tapi ada perasaan lega dari raut
wajahnya. Dan Bu Sany pun memberi arahan agar Richelle harus segera bangkit dari
keterpurukan. Richelle berjanji kepada Bu Sany bahwa dia akan memperbaiki masalahnya
sesegera mungkin.
Richelle berjalan sendirian, karena habis mendapat teguran dan arahan dari Bu Sany
Richelle pulang paling belakangan. Saat di area parkir Melvin mencegat Richelle lalu Melvin
dengan nada agak tinggi berkata pada Richelle.
“Mau kamu apa sih ?” tanya Melvin sambil menarik tangan Richelle ke taman
sekolah.
“Kenapa PR yang kemaren aku kasih belum kamu kerjakan ?” tanya Melvin yang
agak membenttak Richelle.
“Atas kebodohanmu ini untuk sementara kamu gak usah hubungi aku dulu.” kata
Melvin sambil mendorong bahu Richelle dan berjalan untuk meninggalkan Richelle.
“Ngapain kamu pegang-pegang aku, kamu siapa ?” ucap melvin didepan wajah
Richelle. Dan membersihkan bekas pegangan tangan Richelle dengan tissu lalu
membuangnya dihadapan Richelle.
Tinggalah Richelle yang menangis duduk di bangku taman sekolah, hatinya sakit dan
kecewa. Menangisnya Richelle bukan karena perlakuan Melvin yang merendahkannya tapi
karena ke egoisannya yang menganggap benar pilihannya. Hingga hubungannya dengan
temannya terganggu.
Tiba - tiba ada yang memberinya tissu untuk menghapus air matanya, Richelle
menerimanya “Terima kasih.” ucapnya.
“Tetap semangat ya.” rekaman suara dari Hp membuat Richelle terkejut, “suara itu
yang selalu hadir dalam mimpiku, suara itu yang selalu menyambutku di gerbang sekolah,
aaaaah suara itu yang selalu ku cari orangnya.” begitulah yang ada dalam benak Richelle.
Richelle mendongak siapa yang merekam suara itu.
“Ka ka.kalian ?” Richelle terkejut saat melihat yang ada didepannya adalah orang
yang dia kenal.
Tanpa basa-basi orang itu memeluk dan menanggis “Kamu jahaaaaaat !!!!” Richelle
memeluk erat dan menangis sejadi-jadinya “Aku dah gak pantas lagi jadi teman dan saudara
kaliaan.” Tiga cewek saling berpelukan dan menangis tak banyak kata yang terucap dari
mulut mereka selain tangisan mereka.
Setelah beberapa saat “Yuk pulang.” kata Bemy yang ikut terharu melihat mereka
sambil membantu membangunkan dan dibantu oleh Maya dan Sabrina. Richelle terlihat
lemas tubuhnya seakan tak mampu berdiri lalu Richelle samar - samar melihat seseorang laki
- laki menghampiri dan dalam samar itu dia melihat sosok itu adalah yang selalu datang dlm
mimpinya. Akhirnya Richelle gak sanggup lagi membuka mata dan Richelle pingsan.
Richelle membuka mata dan terlihat ruangan itu adalah kamarnya. “Buu !!” Richelle
berusaha untuk bangun, kepalanya masih terasa pusing dan berat.
“Sudah kamu istirahat dulu,sayang.” lembut suara ibu membuat Richelle nyaman.
Seeolah mendapat tenaga Richelle bangun dan duduk.” Cindy.Dara!!” kata Richelle
sambil melihat sekeliling kamarnya mencari Cindy dan Dara.
“Mereka didapur lagi nyiapin sesuatu buat kamu.” kata ibu sambil membelai rambut
Richelle “Bemy juga ada. terus Maya dan Sabrina juga masih disini.” ucap bu Feny lagi.
“Ta raaaaaa !!! ramuan special untuk orang yang speciall.” kata Cindy yang masuk
sambil membawa gelas yang berisi jamu untuk Richelle yang diikuti Dara Bemy Maya dan
Sabrina.
“Makasih.” ucap Richelle “Pahit ya.” sambil memperhatikan air yang ada digelas
“Kalo ini pahit kalian juga harus minum ya.” kata Richelle.
“Ouhhh tidaaak, kamu kan tahu kalo aku gak suka jamu dari jaman SD dulu kan.”
kata Bemy. Richelle tersenyum sambil menggapai tangan Bemy “Cepat sembuh musuhku.”
kata Bemy lagi.
“Iya iya.” Richelle meminumnya “aaaaaaaaaaa Pahiiiit !!!” semua orang dikamar itu
tertawa bahagia.
CHAPTER 3
Sore itu Richelle berkunjung kerumah Cindy sekalian mengajak Dara mau bikin acara
di rumah Cindy. Di rumah itu suasana sangat seru dan penuh kebahagiaan di antara kami
“Akhirnya kita semua jadi anggta the ladies ya.” ungkap Dara sambil senyum
“hahaha iya kemarin Bemy sudah bilang, malah Richell di suruh jadi ketuanya.”Cindy
menjelaskan
“Aahh sudah lah, apaan juga sih kayak gituan” pinta Richelle nggak usah di bahas.
“Ntar jadi kangen deh ribut sama mereka, hehehe” Kata Richelle sambil mengingat ingat saat
mereka tidak akur. “Terakhir aku ribut sama mereka waktu aku ambil buku yang tertinggal di
kelas waktu itu” tambah Richelle.
“Yang aku sama Dara nunggu di pos satpam itu Chell.” tanya Cindy
“Eeh padahal aku kira kamu habis ngobrol sama si Rasya.” Dara menambahkan.
“Iya lahh,kamu juga liat kan Cind.” ambil menoleh ke Cindy yang mengangguk
mengiyakan, “Iya,dia duluan terus kamu nggak beberapa lama kamu muncul” tuturnya.
“Si Melvin itu habis ketemu sama pak Drajat” kata Dara yang mulai penasaran
dengan pertanayaan Richelle.
“Begini saat itu aku sempat di kurung di kelas terus aku keluar” Richelle berhenti
sambil mengingat kejadian itu. “Di depan kelas, aku sama mereka adu mulut” lanjut Richelle
“Terus tiba-tiba aku di tarik dari belakang oleh mereka, dan hampir terjatuh.”aku berhenti
sambil mengingat lagi.
“Ada cowok yang menahanku jadi aku nggak jatuh” Richelle menambahkan dan
membuat kedua temannya berfikir dan saling pandang.
“Sebentar Chell” Dara berfikir,”Hanya ada satu cowok yang keluar dari lorong itu”
jelas Dara.
“Iya ku liat Bemy cs keluar berlarian.” Cindy menjelaskan “Terus Rasya keluar di
susul kamu Chell !” Cindy berapi-api.
“Nggak, karna sangking menahan emosi dan pengen nangis.” ucap Richelle.
“Aku hanya mengingat-ingat suara itu, “aah bodohnya aku di bohongin Melvin.
Pantes dia seperti nggak tau kejadian itu “kata Richelle sambil menghela napas panjang “Ya
Allah,aku kira itu Melvin Cin..Ra.” Richelle pandangi kedua temannya .
“Biar kamu tersadar.” kata Cindy “Entar kita tanya Bemy Cs deh untuk lebih
pastinya.” kata Dara.
Tidak lama kemudian Bemy masuk setelah mengucap salam diikuti Maya, Clara,
Sofia dan Sabrina juga ikut.
“Hai, Maaf ya telat.tadi dijalan ketemu si Rasya rempong banget nanya-nanya kamu
Chell.” kata Bemy sambil duduk bersama mereka “Kayaknya khawatir banget deh Chell.”
Bemy menambahkan.
“Cieeee.” Cindy menyenggol badan Richelle “Ada pengagum rahasia nih.” semua
tertawa.
“Gila, cowok se cooll Rasya bisa kepo sama kamu itu dah luar biasa banget lho.”
Maya menambahkan.
Clara memeluk dari belakang Richelle dan berbisik “Semua rahasia Rasya ada pada
ku Chell hi hi hi.”Clara menggoda Richelle.
“Udah deh kalian jangan meledek kaya gitu,” kata Richelle yang memerah mukanya “
Lagian masa iya cowok seganteng dia suka ma aku ssih?” kata Richelle
“Kayaknya cuma kamu deh Chell yang bilang dia ganteng.” kata Bemy sambil
tersenyum.
“ Eh, Be yang waktu itu kamu kurung Richelle dikelas “ kata Dara, yang dipotong
oleh Bemy. “ Udah deh jangan diungkit kan kita dah janji Ra.” muka Bemy murung.
“Bukan gitu maksudku sayang.”Dara mencubit pipi Bemy “ Terus ?” tanya Bemy.
“Saat itu kata Richelle ada cowok yang bantuin Richelle, siapa Be ?” kata Dara.
Semua yang diruangan itu tampak mengingat - ingat lagi kejadian waktu itu.
“Ooh yang nahan badannya Richelle,siapa ya aku gak perhatiin sih langsung kabur.”
kata Bemy “ Emang kenapa Ra “ tanya Bemy.
“Richelle bilang itu Melvin.” kata Dara dan Sabrina langsung menyahut “Bukan, itu
Rasya.” katanya
“Kamu yakin Sab,” tanya Cindy “ iyalah,orang aku sama Rasya baru ketemu Bu Guru
Yulia, terus Rasya bilang ada apa kok ribut-ribut didepan kelas Bemy.” katanya lagi. “Nah
waktu Rasya lari kesitu aku sama melvin bareng ketemu pak Drajat,nbegitu .”kata Sabrina
yang membuat Richelle tertunduk tak percaya.
Semua orang yang ada disitu melihat kepada Richelle, ada rasa kasian pada tatapan
mereka. Mereka seolah tidak percaya kalau seorang Richelle bisa diperlakukan seenaknya
oleh Melvin.
“Kok malah pada bengong?” kata Richelle kepada teman-temannya itu “Ayo dong
kita kan lagi bahagia.” ucap Richelle sambil membuka kotak yang telah disiapkannya, “Ini
hasil kita tadi lho.” kata Richelle menunjukan Roti yang telah dibuatnya bersama Cindy dan
Dara.
“Wah kelihatannya enak nih,” Maya langsun mengambil sendok untuk memakan roti
itu.
“Eh nanti dulu May, nafsu amat.” kata Cindy mencegah “ Roti ini adalah rasa syukur
kita untuk persahabatan kita “ kata Cindy sambil memegang tangan Bemy.
“ Semoga kedepannya kita akan selalu bersama dan persahabatan ini abadi selalu “
ucap Dara.
“ Nah Be, Chell kalian yang potong,buruan keburu ngiler tuh si Maya.” kata Cindy.
Pagi itu Richelle merasa percaya diri bersama dua sahabatnya melangkah memasuki
gerbang sekolah. Saat akan melewati Richelle berhenti dan melihat Rasya yang berlari
dibelakang mereka.
Dara dan Cindy heran “ Ada apa Chell “ tanya Cindy dan melihat sekitar mencari apa
yang sedang Richelle tunggu.
Rasya yang saat berpapasan dengan Richelle hanya diam dan menundukan kepala
sambil terus melangkah. Dara yang melihat Rasya langsung berkata “Nunduk terus,awas
nyesel lho.” dan bertiga tersenyum sambil mempercepat langkahnya membuntuti Rasya.
“Ada yang hilang kayaknya hi hi hi” kata Cindy ditujukan pada Rasya. Rasya yang
merasa dibuntuti dan disindir merasa tidak karuan antara malu dan senang. Rasya senang bisa
kembali melihat senyumnya Richelle dan mereka kompak lagi bertiga.
Richelle tersenyum bukan karena melihat Melvin dengan perempuan lain tapi karena
Richelle melihat sosok yang sedang mengawasinya sambil mencuri-curi pandang ke arahnya.
Saat Richelle melihat orang itu memandangnya dengan berbisik ditujukan kepada
orang itu “Makasih.” memposisikan tangan yang merapat di depan dada dan “Semangat’”
memberi tanda bahwa dia sudah baik-baik saja.
Mendapat hal seperti itu Rasya hanya tersenyum dan menghampiri Richelle. Hati
Richelle berdegup kencang “Apa ini yang kurasakan.” hati Richelle mengatakan. Semakin
dekat semakin tidak fokus, keringat membasahi tangan tanda gugup.
Saat Rasya sudah hampir didepannya tiba-tiba sebuah mobil sedan merah berhenti
diantara Richelle dan Rasya. “Chell !!! pulang bareng yuk.” kata Bemy sambil membukakan
pintu.Richelle gak mampu menolak ajakan Bemy walau dalam hatinya ingin sekali Rasya
dekat dirinya. Sebelum masuk mobil Richelle memandang Rasya dan tersenyu manis kepada
Rasya. Rasya membalas senyum itu sambil garuk-garuk kepala.
“Kenapa Chell senyum-senyum sendiri gitu.” kata Bemy sambil senyum melihat
gerak gerik Richelle yang seperti salah tingkah.
“Gak apa apa Chell,mungkin belum saatnya kamu percaya pada ku.” kata Bemy lagi.
“Ha ha ha.Makasih cantik iiiiiiih.” kata Richelle sambil nyubit pipi Bemy.
“Akhir-akhir ini aku selalu bahagia Chell.” kata Bemy “Makasih ya Chell atas
semuanya padaku “ kata Bemy lagi.
“Apaan sih Be, kamu berubah sekarang itu karena kemauan kamu sendiri kok.aku
hanya bagian terkecil dalam perubahan kamu.” kata Richelle.
“Tetaplah jadi bagian terkecil Chell,agar aku selalu ada yang ngawasi.” Bemy
menghela nafas panjang seolah lega.
“Ada yang ingin kamu ceritakan padaku Be.” kata Richelle sambil memegang pundak
Bemy “Kalo kamu yakin padaku,kapan kamu mau nya.” ucap Richelle meyakinkan Bemy
bahwa Richelle siap menjadi pendengar.
Mata Bemy berkaca-kaca.sambil menyetir “Temani aku bentar ya Chell.” ucap Bemy
lalu Richelle menganggukan kepala menyetujui ajakan Bemy. “Ada yang ingin aku kenalin
sama kamu Chell.” kata Bemy lagi.
Bemy memperlambat mobilnya didepan sebuah rumah yang mewah banget. Rumah
dengan arsitektur Eropa dengan taman dihalam depan dibatasi pagar besi yang masih
memperlihatkan kemewahan rumah dan tamannya.
“Itu rumah Rasya.” Bemy tersenyum pada Richelle. “Tenang,orang tua nya baik kok
Chell,pengertian atas keinginan anak nya.” ujar Bemy.
Ya Rasya boleh bergaul dengan siapa saja,dari kalanggan apa saja termasuk dalam
hal Hati mRichelle sedikit lega mendengar penjelasan Bemy tentang Rasya.
Lalu mobil masuk sebuah rumah mewah juga berlantai dua, dalam hati berkata
“pantes Be dulu kamu gak mau berteman denganku.”.
“Yuk masuk.” Bemy melangkah disampingku setelah ucap salam dan terdengar
jawaban dari dalam seorang perempuan seumuran ibu Richelle dan menyambutnya di ruang
tamu.
“Eh dah pulang anak mamah “Bemy memperkenalkan Richelle.” Ini Mamahku Chell
kata Bemy. “Richelle menyalami dan mencium tangan mamahnya Bemy. “Saya Richelle Bu
eh Tante eh mamah.” Richelle bingung. Melihat Richelle yang sopan begitu lalu Bemy
meniru apa yang Richelle lakukan tadi, yaitu mencium tangan mamahnya.
Mamahnya Bemy langsung memeluk “Maafin mamah ya sayang gak pernah ngajarin
demikian.” kata mamahnya Bemy terharu.
“Ini yang sering Bemy ceritain ke mamah.” kata Bemy pada mamahnya.
“Makasih ya Nak Richelle.” kata mamahnya Bemy sambil memegang kedua tangan
Richelle.
“Eh apa-apaan Mah.” kata Richelle yang terkejut saat mamahnya Bemy mau
mencium tangan Richelle, yang kemudian Richelle menolak dan menarik tangannya “Bemy
orang nya baik kok mah, tapi banyak nyebelinnya he he he.” Richelle mengajak bercanda
untuk mencairkan suasana.
“Acara hari ini apa mah, kata Bemy mamah lagi bikin Roti, bener mah?” kata
Richelle. “Iya bikin kecil-kecilan tadi Bemy bilang mau ngajak tamu spesial ke rumah.” ujar
mamah Bemy. “Richelle bantuin mamah, mau gak.” katanya lagi. “pokoknya kalian berdua
hari ini temenin mamah, ok.”
Hari itu Bemy dan Mamahnya merasakan arti sebuah hangatnya keluarga. Termasuk
Papahnya yang berdamai dengan Bemy.bSelama ini Bemy dan Papahnya gak pernah
akur.Saat dirumah pun Bemy gak pernah bertemu dengan papahnya.Tapi sore itu keluarga itu
utuh kembali.
“Pah. Mah, Richelle pulang dulu ya.” Richelle sambil menggandeng tangan Bemy.
“Iya sayang, makasih sudah mampir kesini ya.” kata mamah bemy “Mah Bemy jalan dulu
ya.” kata Bemy.
Setelah pamit dan papah mamahnya mengijinkan Bemy nginep dirumah Richelle,
mereka berjalan sambil bersenda gurau.Bemy benar-benar merasakan kebahagiaan sejati.
“Gak papa nih Jalan kaki, entar kaki kamu lecet lho Be.” kata Richelle sambil melirik
Bemy.
“Waktu SD dulu kan kita suka ada acara jalan-jalan, ku kuat kok Chell.” kata Bemy
mengenang masa kecilnya bersama Richelle.Mereka pun tertawa sambil mengenang saat-saat
itu.
Malam itu dirumah Richelle penuh dengan kebahagiaan dengan berkumpulnya Bemy,
Cindy dan Dara. Mereka janjian untuk menginap dirumah Richelle.
“Maaf lho cantik, rumah Richelle sempit.” kata Bu Feny pada Bemy.
“Gak papa Bu, makasih ya Bu sudah membolehkan saya nginep dirumah ibu.” kata
Bemy dengan senyum bahagianya.
“Bu.ada yang cemberut lho gak dipanggil cantik.” kata Richelle melirik ke Cindy dan
Bu Feny tahu maksud Richelle dan memeluk Cindy dan menciuminya “Eh semua anak anak
ibu cantik kok.” kata bu Feny “Iiiih ibu make up Cindy lumtur nih “kata Cindy mengelap
bekas ciuman bu Feny.”
“Waduh sejak kapan.” kata Bu Feny sammbil menatap wajah Cindy, melihat
keakraban itu Bemy terharu dan menitikan air mata . Bu Feny tahu dan memeluk Bemy
“Kamu sudah jadi bagian keluarga Ibu kok, sayang “sambil memeluk dan membelai rambut
Bemy “Bu.Nyaman banget rasanya, maksih bu.” Iya sayang.” kata bu Feny dan mencium
kening Bemy.
“Aaah ibu, Dara juga pengen.” kata Dara sambil memeluk “Sini semua, ibu peluk
kalian semua deh.” dan mereka pun berpelukan.
Malam bergulir, Richelle terbangun karena mimpi yang sama seperti biasa.Richelle
duduk termenung disampin teman-temannya yang sedang terlelap. Bemy terbangun
membuka mata dan melihat Richelle yang duduk disampingnya.
“Chell.” suara lembut Bemy membuyarkan lamunan Richelle. Dia menatap Bemy
yang ikutan duduk disampingnya. “Gak bisa tidur ya Be.” kata Richelle “Gak biasa tidur
dikamar sempit dan pengap ya.” sambil senyum
Bemy merangkul tubuh Richelle “Aku bahagia saat ini Chell.” sambil menghela nafas
“Aku takut kalo tidur nyenyak kebahagiaan ini hilang.” kata Bemy.
“Ngigau ya kamu Be, aku dah berjanji akan selalu ada saat kamu butuh pelukanku
Be.” “Makasih Chell.” kata Bemy. “ Eh tapi kamu kenapa kok ngelamun.” tanya Bemy.
Richelle bangun dan berjalan diikuti Bemy. “panjang ceritanya Be.” kata Richelle
“Aku siap mendengarkan kok Chell.” kata Bemy. “aku ke dapur dulu ya Be.”lalu Richelle
keluar dan diikuti Bemy “Aku ke kamar mandi dulu Chell.” kata Bemy.
“Nih.” Richelle memperlihatkan Capuccino sachet “Ini temanku selain kalian.” kata
Richelle.
Sambil menikmati Capuccino Richelle bercerita tentang mimpi yang selalu datang
dan selalu tentang orang dan hal yang sama. Bemy manggut-manggut mensengarkannya.
“Apakah ini ada kaitannya dengan kamu dekat dengan Melvin kemarin itu.” selidik
Bemy, Richelle menganggukan kepala.
“Dan aku yakin kalau waktu itu akan segera kamu alami Chell.” ujar Bemy sambil
menggenggam tangan.” Aku akan bantu memecahkan laki-laki misterius itu.” kata Bemy
dengan yakin.
“Aku juga yakin kok.” tiba tiba Cindy dan Dara datang memeluk.
Dan malam itu mereka habiskan sampai pagi dengan saling mencurahkan apa yang mereka
rasakan.Sampai akhirnya mereka merasa lega setelah mencurahkan perasaannya.
Pagi menyapa, menyelimuti Richelle dan ketiga temannya yang terlelap tidur diruang
tengah rumah Richelle.
“Ya ampuuun Richelle kenapa kalian tidur disini sih.” suara bu Feny mengejutkan
Richelle.
“Oooaaaahhm,” Richelle menggeliat manja dan masih malas untuk membuka mata.
“Kok bisa sih tidur kaya gitu hi hi hi .” bu Feny merasa lucu melihat posisi tidur
temannya Richelle yang saling tumpang tindih.
“Kenapa bu.” tanya Richelle sambil bangun dan duduk kepalanya sedikit merasa
pusing karena semalam begadang. Richelle melihat ketiga temannya “Ha ha ha ha .” Richelle
dan ibunya tertawa melihat mereka.
Kaki Cindy berada dekat wajah Dara sementara Bemy memeluk kaki Dara.
“Ngapain pada gak tidur di kamar ?” tanya bu Feny sambil melipat selimut yang
dipake Richelle.
“Semalam pada gak bisa tidur jadi bikin acara ngumpul deh, bu.” kata Richelle yang
langsung menuju kamar mandi.
“Iiiiih Cindy “kata Dara sambil memukul kaki Cindy “Ini lagi, Beemmm iiih ngapain
sih cium-cium kaki Dara “Sambil menjauhkan kaki nya dari pelukan Bemy.” Semua orang
diruangan itu tertawa karena tingkah tidur mereka yang seperti itu.
“Mandi sana Ra.” kata Richelle sambil makan pisang goreng. “Maauuu aaa.” Dara
langsung menggigit pisang goreng yangg ditangan Richelle “Iiiih Dara Jorok, iiih sana cuci
muka gosok giigi dulu ah “ kata Richelle sambil mendorong tubuh Dara.
Setelah mandi dan sarapan mereka keluar dan jalan jalan sekitar komplek.Bemy
terlihat semangat dan ceria pagi itu.
“Gak ada acara kumpul antar warga komplek, semua ya diem aja dirumah.” kata
Bemy yang begitu menikmati suasana. “Eng kalo Rasya ngapain aja Be?” kata Richelle malu-
malu.
“He he he penasaran ya.?” kata Bemy sambil menggoda Richelle “Ikut aku ayo .”
sambil menarik tangan Richelle “Kemana Be.” Richelle menurut aja dan diikuti temannya.
Kemudian Bemy mengajak mereka ke jalan utama lalu Bemy tengok kanan Kiri seperti ada
yang dia cari.
Dari kejauhan seperti ada seseorang yang sedang olah Raga Joging. Dengan gak sabar
menunggu orang itu lewat dan semakin dekat nampak seorang laki-laki muda yang tampan
dengan kaos sport yang sudah basah kuyup keringat.
“Siapa.kaya gak asing ya.” Dara mempertajam pandangannya. Dan jelas terlihat siapa
laki-laki itu.
“Kalian agak jauhan dulu biar gak keliatan olehnya.” kata Bemy yang menyuruh
Richelle dan sahabatnya sembunyi.
“Hei Bebe. tumben dah seger gitu “kata Rasya yang heran melihat Bemy sudah
mandi. “Kok ada disini Bejoging juga?” tanya rasya sambil mengelap keringat diwajahnya.
Sementara dibalik persembunyian, Richelle tersenyum sambil menatap lekat laki-laki itu.
“Aawww tikuuuus.” Cindy melompat dan memeluk Dara. Dara terkejut ikut teriak
juga dan memeluk Richelle. Karena posisi Richelle yang gak siap menahan dua sabatnya itu
terjatuh. Melihat Richelle jatuh Rasya spontan langsung berlari menolong Richelle dan
temannya.
“He he he kan udah berdiri gitu kok.” jawab Rasya yang tidak sadar masih memegang
tangan Richelle “kalian ngapain distu.” tanya rasya yang heran.
Sementara Richelle memegang jemari Rasya erat, seolah memberi pesan pada Rasya
untuk tidak pergi. Bemy Cindy dan Dara melihat itu, mereka tertawa kecil sambil salling
pandang.
“Kenapa?” tanya Richelle yang masih belum sadar juga masih berpegangan jemari
dengan Rasya.
“Nggak apa-apa hi hi hi hi “Bemy sepertinya suka melihat mereka masih seperti itu.
Dara mengeluarkan Hpnya secara diam-diam dan memfoto kejadian itu tanpa Richelle sadari.
Rasya menatap Richeelle yang sedang tersenyum.
“Kamu yakin gak apa-apa ?” tanya Rasya daan tersadar kalau masih menggenggam
jemari Richelle tapi Rasya mendiamkannya. Richelle tersadar saat dia menatap pandangan
mata Rasya.
“Oh Maaf.” sambil garuk-garuk kepalanya “Bebe kok bisa bareng mereka.” tanya
Rasya kepada Bemy.
“He he he,kenapa? ngiri ?” kata Bemy menggoda Rasya “Aku nginep dirumah
Richelle semalam.” Sambil tersenyum Bemy menarik tangan Richelle “Udah dong kok
nyaman amat deketan Rasya.” Richelle tersenyum malu dan beranjak pindah ke sebelah
Bemy Cindy dan Dara.
Mereka sarapan makan Bubur ayam ditepi taman komplek Puri 2. Richelle salah
tingkah digoda terus oleh teman-temannya begitu juga Rasya yang kikuk.
“Eh bentar ya ada mamahku tuh.” Cindy beranjak dan menarik tangan Bemy
“Hei kok aku ditinggallll.” kata Dara yang ikut-ikutan berlari mengejar Cindy dan
Bemy meninggalkan Richelle dan Rasya yang kebingungan.
“Lha dompetku dibawa Cindy.” kata Richelle “Terus gimana ini.” yang panik
bingung “kalau pergi siapa yang bayar bubur kita.” Lah dompetku tadi aku titipin Bebe juga
Chell.”.
Mereka saling berpandangan dan tetawa “Ha ha ha kayaknya kita dikerjain mereka
Chell.” kata Rasya tertawa “Iya nih, awas ya kalian.” kata Richelle bergumam.
“Udah gak apa-apa mbak Riecheizz, santai aja.” kata penjual bubur yang ternyata
kenal dengan Richelle.
“Tahu mbak, Ibu nya mbak Riecheiz kan sering beli bubur kesini.” jawab nya “Ibunya
mbak Riecheizz sering bantu saya saat saya membutuhkan.” jelas penjual bubur itu
menceritakan tentang saat dia butuh biaya buat persalinan istrinya, ibunya Richelle
membantunya.
“Jadi mbak Riecheiz tenang aja gk usah bayar deh.” ucap penjual bubur itu.
“Duuuh jadi malu deh nih.” kata Richelle sambil melihat Rasya yang sedang serius
memandangi wajah Ricchelle.
“Gini deh Bang, ntar saya balik kesini lagi buat bayarnnya ya.” kata Rasya
“Ya udah Bang makasih ya.” Richelle beranjak dan menarik tangan Rasya.
Richelle dan Rasya berjalan sambil menikmati suasana taman yang saat itu ramai
pengunjung yang merupakan warga komplek Puri 2.
“Buat apa Chell.” kata rasya yang grogi saat jalan bareng Richelle
Bagi Rasya adalah pertama kali berjalan berdampingan dengan seorang perempuan.
“Atas semuanya saat aku dalam bahaya dan masalah.” kata Richelle “Kamu kan yang
menolongku saat aku didepan kelas waktu Bemy cs memaki dan mencaci ku.” kata Richelle
lagi.
“Oh yang itu.itu pas kebetulan aja aku lewat kok?” jawab Rasya
“Maaf kenap.” tanya Richelle terus duduk dibangku yang hanya muat berdua.Rasya
hanya berdiri disamping Richelle. Lalu Richelle meminta Rasya untuk duduk “Gak capek
berdiri gitu.” kata Richelle,Rasya hanya tersenyum dan duduk disamping Richelle.
Mereka bercerita sambil diselingi canda dan tawa. Rasya merasa menjadi laki-laki
yang beruntung seandainya dia bisa menjadikan nya sebagai pacarnya. Richelle merasa
nyaman saat itu,suasana hati nya merasa saat dia bermimpi bersama laki-laki itu yang slalu
hadir dalam mimpinya.
“Hei.malah asyik mojok.” kata Cindy mengagetkan Rasya dan Richelle, Dara
langsung duduk ditengah Rasya dan Richelle.
“Daraaa.” Bemy yang melihat Dara yang seolah ingin memisahkan Richelle dan
Rasya. “Tenang Ra,seandainya mereka jadian kita harus tantang Rasya.” kata Bemy “Kita
gak mau kejadian yang dulu terulang kembali, iya kan ?” lanjutnya.
“Emmm.” Rasya bingung dan gugup saat ditanya seperti itu.Richelle yang melihat
Rasya seperti itu berkata “Udah ah gak usah dibahas, yuk jalan.” sambil bangun dan menarik
tangan Dara untuk pergi.
Rasya hanya diam dan masih kebingungan “Gak usah dipaksain kalo belum siap
Sya.” kata Bemy sambil menepuk pundak Rasya “Yuk.” Rasya mengikuti Bemy menyusul
Richelle dan Dara juga Cindy yang berlari sambil tertawa “Nggak mudah mendapat
kepercayaan Richelle saat ini.” kata Bemy memberi masukan untuk Rasya.
Setelah itu pun Richelle, Cindy, Dara, dan Bemy pun bergi pulang.
Hari semakin siang dan Bemy berpamitan untuk pulang. “Ibuuu,Bemy pulang dulu
ya.” sambil memeluk bu Feny. “Kenapa gak nanti sore aja sih sayang.” kata bu Feny sambil
merapikan rambut Bemy. “Tadi mamah telepon mau ngajak beli sesuatu katanya.” ujar Bemy
“Ya udah salam aja ya buat mamahnya Bemy.” kata ibunya Richelle ( bu Feny ).
“Aku pulang dulu ya Chell,makasih banget ya.” Bemy memeluk Richelle. “Iya Be,
jangan kapok ya nginep disini.” kata Richelle yang memeluk erat Bemy. “Selama Ibu
membolehkan aku akan selalu nginep disini.” Sambil melihat ke ibu Richelle. “Tentu boleh
sayang,kapanpun kamu mau.”
“Oh nanti dijemput cowok ganteng bu, sambil mencolek pinggang Richelle.”
“Waduh siapa sih yang beruntungg dapetin orang secantik Bemy.” kata bu Feny lagi
sambil tersenyum,
“Bukan Bemy bu tapi.” Richelle langsung menutup mulut Bemy dengan tangannya.
“Mulaiii jadi kompor deh.” kata Richelle yang menarik tangan Bemy kedepan rumah.Bu
Feny dan Richelle duduk didepan rumah menemani Bemy menunggu jemputan.
“Duh aku ke kamar kecil dulu,ntar jangan pergi dulu.” kata Richelle sambil berlari
kedalam rumah. Beberapa saat kemudian sebuah mobil warna merah berhenti didepan rumah.
Mobil itu adalah mobil Bemy.
“Assalamualaikum.”
“Chell.!!!!! buruan keburu hilanng hi hi hi.” kata Bemy yang mendorong tubuh rasya
keluar.
“Iya.” Richhelle berlari keluar dan terkejut melihat Rasya yang menjemput. “Kok
Rasya.” kata Richelle.
“Tadi pagi kan udah ngobrolnya sekarang gak usah mampir ya he he he.”
Hati-hati Dan mobil pun bergerak pelan meninggalkan Richelle dipinggir jalan depan
rumahnya menatap kepergian mereka.
CHAPTER 4
Dia milikku
Suasana pulang sekolah begitu riuh ada siswa yang saling kejar-kejaran ada yang sok
cool bergaya didepan siswa perempuan ada yang tebar pesona dan ada yang berbicara serius
dengan temannya masalah pelajaran dan masalah permepuan.
Richelle berjalan ditemani Gank The Ladies formasi baru Bemy, Clara, Cindy, Maya,
Dara dan Sabrina.Mereka terlihat ceria walau hari panas terik.Richelle sambil ngobrol dan
berjalan pandangannya meengitari setiap jengkal area itu.
“Dimana kamu.” begitu yang ada dalam pikirannya saat itu, Dia berharap siang itu
bisa melihat senyumnya Rasya. Tapi sampai pintu gerbang dia ttidak menemukan pemilik
senyum itu
Hal itu menjadi pikiran Richelle saat dirumah lalu dia memberanikan diri mengirim
chat ke Bemy.
Richelle.“Lagi dimana Bebe,he he he.”
Lama tak ada balasan membuat Richelle gelisah tapi dia tetep berfikir positif aja mungkin
lagi sibuk pikir Richelle. Tak lama balsan diterima Richelle.
Kemudian dalam Chat itu Bemy mengirim foto-foto kebersamaan Richelle dan Rasya pada
hari minggu lalu. Richelle merasa malu dan ya dalam hati sih ada senengnya juga tapi
Richelle menyembunyikannya dari Bemy.
Memang antara Keluarga Bemy dan keluarga Rasya mempunyai hubungan yang erat.
Hal ini karena kedekatan Rasya dan Bemy yang terjalin, sampai-sampai keluarga Bemy
sudah menganggap anak sebaggai anak begitu pula dengan keluarga Rasya yang menganggap
Bemy sebagai anaknya.
Bell pelajaran mulai berdering “Selamat Pagi Anak-anak.” Pak Sapto menyapa siswa
kelasnya Richelle, “Tugas yang minggu lalu sudah selesai apa belum.” kata pak Sapto Guru
PPKN.
“Kendalanya apa?” pak Sapto kembali bertanya “He he he, paling ya MALES ya yang
jadi kendalanya.” sambil bercanda pak Sapto “Baik kalau begitu ini udah final ya minggu
depan selesai tidak selesai dikumpulkan.” “ Baiiik Paaak “.
“Kantin yuk.” ajak Cindy sambil memeganng perut “Lapeeer bingit nih.” kata Cindy
lagi. “Sebentar Cind beresin dulu nih.” kata Sabrina. “Ah kelamaan,aku duluan ya.” sambil
meninnggalkan Sabrina,Cindy melenggang.
Cuaca terik siang itu menyambut Siswa dan siswi SMA PELITA HARAPAN
meninggalkan sekolah. Saat itu Melvin duduk di motornya bersama teman-temannya. Lalu
Rasya lewat dihadapan mereka,Melvin mencegat Rasya dan mendorong tubuh Rasya dengan
kasar.
Belum juga menguasai diri karena terkejut tiba-tiba sebuah pukulan mengenai mulut
Rasya. Tubuh Rasya sempoyongan Melvin mengejarnya unntuk kembali memukul tapi tubuh
Melvin dipeganggi teman-temannya.
“Ada apa ini,Vin” tanyanya lagi. Teman yang lain membantu Rasya bangun,darah
keluar dari bibirnya yang pecah terkena pukulan Melvin.
“Tahan ini ada apa sebenarnya Sya.” Aldo bertanya kepada Rasya yang masih kaget
mengangkat bahu tanda dia tidak tahu apa-apa.
“Richelle!!!”
“Terus kemarin kamu sudah bawa Margaret dikenalin sama orang-orang, maksudnya
apa?” Aldo balik bertanya. Melvin terdiam.
“Ayo Sya pulang bareng aku.” ajak Aldo “Dan kamu Vin, jangan kebanyakan gaya.
muak aku lihatnya.” kata Aldo yang pergi bersama Rasya meninggalkan Melvin.
“ Perlu ke klinik gak nih Sya “ tanya Aldo “ Parah gak tuh “.
“Halah gak perlu lah nggak parah juga.” kata Rasya “Al, tadi kamu bilang kalo
Melvin nyampakan Richelle?” Rasya penasaran.
Aldo menjawab “Iya,waktu ditaman pulang sekolah sampe nangis gitu,gak tega aku
liatnya.” Rasya makin penasaran “Terus kamu gak tolongin? Al diwarung es depan kita
berhenti dulu.” kata Rasya sambil menunjuk ke warung es yang dimaksud.
“Mau ngapain Sya.” tanya Aldo “Udah deh turun dulu sekalian mau ngompres ni bibir
biar gak bengkak,”kata Rasya. Mereka memesan es kesukaannya.
“Karena aku gak tega terus aku hubungi Bemy biar ditolongin gitu.” kata Aldo.
Rasya terdiam dan menahan marah yang luar biasa, Aldo melihat temannya ini
sedang marah “Sudahlah sekarang kan dah beres,Richelle gak lagi sama Melvin.” sambil
menepuk pundak Rasya.
“Ngomong-ngomong apa bener sekarang kamu lagi deket sama Richelle,Sya ?” tanya
Aldo “Gak tahu Al.” “Oke deeh gak usah dipikirkan pertanyaaku tadi.”
Malam tiba Rasya sedang duduk bersama papah dan mamahnya,mereka penasaran
tentang luka dibibir Rasya. “Ha ha ha ha ternyata anak papah lelaki sejati juga nih.” papahnya
Rasya tertawa setelah menndenngar penjelasan Rasaya tentang luka nya itu. “Gak apa-apa
mah wajar lah lelaki .” kata papahnya Rasya menenangkan mamahnya Rasya.
“Tapi ini gak bisa dibiarkan perbuatan Melvin.” kata mamah Rasya yang akan
melaporkan Melvin ke Polisi. “Udahlah mah gak usah,ini persoalan anak jadi biarkan mereka
yang menyelesaikan nya.” santai jawaban papahnya Rasya sambil asyik membaca sebuah
buku.
Rasya membuka pintu setelah tahu itu Bemy “Masuk Beb.” Rasya mempersilahkan
masuk. “Kamu gak apa-apa.” tanya Bemy panik sambil mengecek bagian mana yang luka
“Apaan sih Beeeb, gak apa-apa lah.” Rasya menenangkan Bemy yang panik.
“Siapa Sya!”
“Bebe mah.”
“Malem Om tante” Bemy menyalami dan menciu tangan orang tua Rasya “Malem
sayang, sama siapa.” kata mamahnya Rasya “Sendiri tan, ini dapat kabar kalo tadi siang dia
dipukul.” terang Bemy. “Iya tuh katanya si Aldo dipukul si Melvin gitu.” mamahnya Rasya
menceritakan nya kepada Bemy. “Oo, gitu keterlaluan si Melvin.” Bemy geram.
“Gak apa-apa Bem,yah itung-itung menjajal kekuatan ha ha.” kata papahnya Rasya
yang bersikap tenang, lalu mendekati Bemy dan bertanya “Bem perempuannya cantik nggak
ha ha.”
“Bem, kapan-kapan ajak dia kesini ya.” kata mamah Rasya senyum Bemy langsung
acungkan jempol tanda setuju. “Apaan ah udah lah maah.” Rasya merajuk cemberut. “Ya
udah tante tinggal dulu ah,takutnya ada yang rahasia-rahasiaan dari si inchez hi hi hi.” kata
mamah Rasya dan diikuti oleh papahnya sebelum meninggalkan mereka papahnya Rasya
menggoda Rasya “Kejar dan dapatkan dia untuk kami,broo ha ha ha.” papah rasya memberi
semangat.
Setelah mengantar pulang orang tuanya Rasya masih menunggu didepan. Rasya
masuk dan hpnya berbunyi dan dijawab oleh mamahnya.
“Hallo.”
“Assalamualaikum tante.”
“Besok Richelle kesini ya, teruus beliin bubur dari sana katanya nih.”
“O iya tante, besok pagi saya kesan, asalamualaikum tante.”
“Waalaikumsallam Richelle.”
Pada pagi harinya dirumah Richelle begitu sibuk didapur, ibunya heran tapi dia diam
saja.” Bu ajarin dong bikin bubur “kata Richelle sedikit panik.” Buat siapa Chell “tanya ibu
Richelle.” “Eng buat Rasya bu, dia sakit.” kata Richelle, “lalu ibu Richelle membantu
Richelle membuat bubur untuk sarapan Rasya.”
Didepan sebuah rumah megah Richelle namppak kebingungan dan ragu untuk
memencet bel. Pintu pagar terbuka dan keluar seorang perempuan tua sambil membawa
plastik sampah. Dia lalu bertanya kepada Richelle kenapa disitu. Setelah dijelaskan oleh
Richelle, perempuan tua mengajak Richelle masuk setelah mendapat ijin dari mamahnya
Rasya.
Richelle nampak kelihatan gugup saat disuruh menunnggu di teras, lalu keluar
mamahnya rasya sambil tersenyum. “Selamat pagi cantik !!” sapanya. “Pagi tante.” Richelle
menyalaminya. Masuk yuk, saya mamahnya Rasya “Tutur mamahnya rasya.” Kamu Richelle
kan didalam rumah papahnya Rasya sedang santai menonton Tv program berita “Pah kenalin
ini Richelle.” yang kemudian papahnya mengajak salaman dan sangat hangat menyambut
Richelle.
“Rasyaaaaaa!!!! ada bidadari nih nyariin.” sambil melirik kearah Richelle dan
memegang tangannya Richelle. Lalu Rasya keluar dari kamar dan turun dari lantai 2. Richelle
melihat ke arah Rasya yang menuruni tangga, lalu dia teringat akan mimpinya yang mana
lelaki yang membuatnya nyaman sedang menuruni tangga.
“Richellea a ada apa kok gak ngabari.” kata Rasya yang terkejut melihat Richelle
dirumahnya. Lalu mamahnya Rasya menceritakan tentang kebohongannya tadi malam saat
Richelle menelfon, ya tujuannya agar Richelle bisa datang aja sih ujarnya.
“Mamah ih, kasian Richelle siapa tahu pagi ini dia acara.” kata Rasya
“Nggak ada kok, emang sudah ada niatan kok mau kesini “ kata Richelle
“Makasih ya dah mau datang.” kata Rasya meminta maaf atas perbuatan mamahnya
yang bikin Richelle panik. “Buburnya enak sya, Richelle yang khusus buatin kamu lho.”
Richelle sangat senang bisa bertemu orang tua nya Rasya.Ternyata Bemy benar kalau orang
tua nya Rasya baik banget.
Siang hari Richelle pulang dari rumah Rasya “Mah Rasya nganter pulang Richele
dulu.” ucap Rasya kemudian menyiapkan mobil.
Tante Richelle pulang dulu.” ucap Rasya sambil menyalami mamahnya Rasya. “Iya
sayang makasih ya, terus jangan kapok kesini salam buat mamahnya Richelle.”
“Aku jalan kaki aja sya.”. Ucap Richelle pulang dengan jalan kaki. Sepanjang
perjalanan mereka lebih banyak diam. Sekali kali mereka kedapatan satu sama lain curi
pandang.
Setelah kunjungan ke rumah Rasya itu, hubungan Richelle dengan orang tuanya
Rasya semakin erat, paling tidak dalam sehari itu orang tuanya Rasya akan menelfon
Richelle.
Richelle duduk diteras rumah sendirian, ibunya sudah berada dikamar untuk
beristirahat.
Pagi menyapa udara yang sejuk disekitar kota di bawah kaki Gununng Ciremai.
Siswa-siswi SMA PELITA HARAPAN sedang sibuk mempersiapkan ujian semester I.
Didepan gerbang sekolah Cindy sedang menunggu Richelle,tampak Dara turun dari
mobilnya.
Mereka duduk sambil melihat ke arah gerbang, dan yang ditunggupun datang,
“Pengen aja barreng masuk kelasnya ma kamu kata Cindy. Mereka berjalan sambil
membicarakan ujian semester yang sudah dekat dengan mereka.
Saat pulang sekolah Richelle melihat Rasya sedang berjalan bersama temannya.
Richelle menunggu sampai dia lewat.
“Iya.duluan ya.” jawab Rasya santai sambil meninggalkan Richelle didepan gerbang.
Memang hubunngan Rasya dan Richelle sudah sangat dekat tapi saat disekolah Rasya
seolah menjadi orang lain yang menganggap sebatas kenal saja. Kadang Richelle suka geram
“Ini anak maunya apa sih.” seperti itu yang ada dalam benak Richelle.
Tapi saat diluar sekolah Rasya berubah menjadi sosok yang membuat nyaman dengan
perlakuannya kepada Richelle. Setiap pagi selalu chat “Selamat Pagi.” “Semangat ya.” Ini
membuat bingung Richelle dengan sikap Rasya.
Richelle bertanya dan bercerita kepada Bemy tentang sikap Rasya. Bemy pun tidak
tahu. Ujian semester I sudah mulai dilaksanakan Richelle bertekad bahwa sikap Rasya yang
seperti itu gak akan mempengaruhi belajarnya.
Tapi dua tiga hari respon Rasya hanya sewajarnya membuat Richelle tidak bisa fokus.
Bemy yang sudah tahu tentang dilema Richelle menanyakan kepada Rasya. Siang itu setelah
ujian semester hari ke 2, Bemy berjalan bersama Richelle Cindy Dara dan Sabrina. Mereka
seedang mebicarakan tentang soal ujian tadi yang menurut mereka cukup menguras energi
dan pikiran.
Bemy menannyakan Rasya kepada Rafaell yang kebetulan melintas didepan mereka,
dan ternyata Rasya sudah pulang duluan. Begitulah Rasya kalau pulang sekolah tidak suka
berlama-lama dilingkungan sekolah.
“Al!!!” Bemy memanggil Aldo “Ikuuut!!” kata Bemy lagi “Aku pulang duluan
ya,mau ada perlu.” Bemy berlari menghampiri Aldo. Sampai didepan rumah Bemy Aldo
putar balik.
“Kamu mau kemana lagi Al?” tanya Bemy yang melihat Aldo tidak langsung pulang
kerumah.
“Mau ngapain? Aku ikut Al.” Bemy langsung duduk lagi dimotor Aldo
Sampai dirumah Rasya nampak sepi, Aldo langsung masuk lewat pintu para
pembantu dirumah itu Bemy mengikutinya.
“Bi ambilin baju Tante Widi (mamahnya Rasya).” kata Aldo pada salah satu
pembantu dirumah Rasya.
“Ini sudah Bibi siapin, tadi den Rasya sudah telepon.” katanya “Den Aldo bagaimana
keadaan Mamahnya Den Rasya?” tanya pembantu itu dengan rasa sedih dan khawatir diraut
wajahnya sementara pembantunya yang satu matanya sudah berkaca-kaca.
Bemy penasaran dengan yang dia dengar dan lihat “Sebenarnya ada apa Al. Tante Widi
kenapa?” tanya Bemy yang mulai panik. Aldo tidak menjawab hanya matanya yang
berbicara dengan air mata.
Akhirnya Aldo berangkat ke Rumah Sakit bareng Bemy naik mobil Bemy. Dalam
mobil Aldo menceritakan kronologi Mamahnya Rasya sampai harus masuk ICU. Bemy tak
henti-hentinya menangis sampai tiba di Rumah sakit.
Bemy melihat Rasya sedang duduk disebelah Mamahnya yang terbaring, tubuhnya
penuh dengan selang infus dan yang selang lainnya. Bemy hanya melihat dari luar kamar
karena tidak diperbolehkan masuk selain anggota keluarganya. Rasya tampak sedih tapi dia
tetap tersenyum mengajak mamahnya komunikasi.
“Maafin mamah,sayang.” berhenti terus menarik nafas “Mamah gak mau kamu
sedih.” Rasya hanya tersenyum menguatkan mamahnya, Rasya mencium tangan mamahnya
“Ujiannya gimana ?” tanya mamahnya Rasya.
“Tenang mah, Rasya bisa kerjain semua kok “Dengan senyum menenangkan
mamahnya. Sepintas Rasya melihat Aldo diluar dari balik tirai kamar, lalu rasya membuka
sedikit tirai dan terkejut saat melihat ada Bemy yang sedang menangis.
“Ada Bebe ,Mah” kata Rasya,mamahnya tersenyum dan mengijinkan tirainya dibuka.
Bemy makin menangis melihat mamahnya Rasya terbaring lemas. Mamah Rasya tersenyum
pada Bemy, lalu Bemy mengepalkan tangan sambil berbisik dari luar kamar “Semangat !!!
Cepat sembuuuuh Maaaaah!!!” mamah Rasya tersenyum dan menganggukan kepala.
Beberapa saat kemudian Dokter datang dan memberinya suntikan pada infusnya.
Kemudian dengan teliti Dokter itu memeriksa keadaan mamahnya Rasya.
“Syukurlah masa kritisnya sudah lewat, Jadi bisa pindah ruangan segera.” kata Dokter
yang memeriksa.
“Bentar lagi nunnggu perawat siapin kamarnya.” Kata dokter dan meninggalkan
Rasya. Mamahnya tertidur Rasya keluar dari Ruangan dan menemui sahabatnya.
“Kamu jahaaaat,kamu anggap siapa aku Sya.? Bemy meukul-mukul tubuh Rasya,
kecewa karena Rasya tidak memberitahu yang terjadi pada mamahnya.
“Udah Beb gak apa-apa kok.” jawab Rasya “Bentar lagi mamah pindah ruang kok.”
kata Rasya sambil merangkul Bemy “ Makasih Al.” , sambil memeluk Aldo sahabatnya.
“Mamah kamu sudah menjadi mamahnya kita juga Bro.” jawab Aldo
Sore hari Mamahnya Rasya sudah pindah ruang dimana orang-orang bisa menjenguk
dan masuk kamarnya. Bemy memeluk mamahnya Rasya sambil menangis dan mamahnya
Rasya menenangkan Bemy untuk tidak sedih dan menangis.
“Belajar ya sayang kan lagi ujian.” kata mamahnya Rasya sambil mebelai rambut
Bemy.
“Kasian Rasya, ujian malah nungguin mamahnya di Rumah sakit.” mamah rasya
menghela nafas panjang.
“Rasya orangnya kuat mah, dasarnya dah pinter juga belajar dimana saja dia bisa
fokus kok mah.” kata Bemy “Mamah gak usah banyak pikiran, biar cepat sembuh.” dan
mamahnya Rasya cuma mengangguk dan tersenyum.
“Gimana kabarnya Richelle, sayang?” tanya mamahnya Rasya yang khawatir kalau
Richelle tahu malah jadi pikiran.
“Baik mah, cieee dah kangen aja nih mamah Rasya he he.” seloroh Bemy “Kayaknya
sih Richelle dah kerasa kalau ada apa-apa dengan mamah Rasya.” kata Bemy lagi “Soalnya
dari kemarin dia nanyain terus mamah Rasya,tadi juga ddisekolah rencananya nanti mau
kerumah pengen ketemu mamah Rasya.”
Hp Bemy berdering “Panjang umur nih mah,orangnya telefon.” kata Bemy sambil
nunjukin Hp nya “Gimana mah, kasih tahu nggak?” tanya Bemy.
Richelle gelisah dikamar, matanya tidak bisa terpejam dikepalanya masih kepikiran
Mamahnya Rasya dan Rasya. Kemudian Richelle menchat Rasya menanyakan keadaan
mamahnya Rasya. Dan akhirnya dia merasa tenang setelah Rasya mengabari mamahnya
sudah baik.
Saat pulang sekolah Richelle berencana mau ke Rumah Sakit, akhirnya Bemy
mengajaknya untuk bareng berangkat ke Rumah Sakitnya. Setelah minta ijin Ibunya Richelle
sudah siap diteras rumah menunggu Bemy. Tidak lama Bemy datang menjemput dan
langsung menuju ke Rumah sakit.
Bemy dan Richelle masuk ke kamar dimana mamahnya Rasya dirawat, saat itu
mamahnya Rasya sedang tertidur. Bemy duduk di samping tempat tidur begitu juga Richelle.
Mata mamahnya Rasya terbuka dan disambut senyum Bemy.
“Dah lama,sayang ?” tanya mamahnya Rasya pada Bemy. Dan Bemy hanya
tersenyum.
“Ada Richelle.” kata Bemy sambil menyuruh Richelle mendekat,Richelle mencium
tangan ada raut sedih di wajah Richelle. Dia tak bisa berkata-kata hanya menahan tangis.
Walau baru mengenal mamahnya Raasya tapi ikatan yang dirasa Richelle sudah sangat
dalam.
“Gak apa-apa kok, cantik.mamah sudah sehat kok, mungkin hari ini bisa pulang.” kata
mamahnya Rasya berusaha menenangkan Richelle.
“Aku cari Rasya dulu Chell, kamu temani mamah Rasya dulu ya.” kata Bemy dan
pergi meninggalkan Mamah Rasya dan Richelle dikamar itu.
Dikamar itu Richelle layaknya seorang anak kepada ibunya, Richelle begitu perhatian
sama mamahnya Rasya. Richelle mijitin kaki mamahnya Rasya tanpa canggung dan ragu.
Rasya pun datang dan mengatakan kalau mamahnya bisa dibawa pulang.
Dirumah, Richelle menceritakan keadaan mamahnya Rasya pada Ibunya dan Ibunya
Richelle berencana untuk berkunjung ke rumahnya Rasya, bersama Ayahnya Richelle yang
akan pulang lusa. Alangkah gembiranya Richelle mendengar kalau Ayahnya akan pulang.
Rasa rindu seorang anak yang telah lama tidak bertemu Ayahnya karena pekerjaannya.
Ujian Semester usai, sekolah mengadakan pertandingan Olah Raga antar kelas. Pagi
itu suasana di lapangan Basket riuh rendah saat itu yang bertanding adalah kelasnya Rasya
dengan kelas XI. Tim Basket Kelasnya Rasya adalah tim Favorit siswi disekolah itu, maklum
pemainnya terkenal Handsome. Tapi saat itu Rasya tidak ikut main dikarenakan cedera pada
tangan saat pemanasan.
Pulang sekolah, Rasya sedang berdiri didepan pintu gerbang. Richelle tidak
menyadari adanya Rasya disitu. Entah disengaja atau kebetulan Richelle berdiri didepan
Rasya yang sedang serius ngobrol dengan temannya. Setelah sadar mereka terkejut dan
senyum malu-malu.
“Siapa?” Richelle berusaha tenang sambil tersenyu baliik bertanya pada Rasya.
“Richelle pulang bareng aku, mau tidak?” keringat dingin mulai keluar.
“Emm.” belum selesai Richelle menjawab, Rasya langsung menarik tangan Richelle
untuk mengikuti Rasya. “Eeehhh.” terkejut Richelle tapi untuk berontak melepas tangan
rasanya gak bisa.
Motor melaju membelah keramaian jalan dikota itu. Richelle mencba meyyakinkan
hatinya kalau Rasya adalah laki-laki dalam mimpinya. Tapi keyakinan itu tidak muncul juga
namun yang Richelle rasakan adalah betapa dia merasa bahagia dekat dengan Rasya
mengalahkan rasa nyaman yang dia rasakan saat dia bertemu laki-laki dalam mimpinya.
CHAPTER 5
Hari berganti tapi Richelle masih belum ingin mengganti laki-laki dalam mimpinya
dengan laki-laki yang membuuatnya bahagia. Richelle merasa masih perlu proses dan dia
ingin menunggu proses itu. Rasya yang saat ini mengisi pikirannya tapi dia belum merasa
Rasya mengisi hatinya.
Sahabat-sahabatnya sudah berulang kali meyakinkannya kalau yang ada dalam
mimpinya adalah Rasya. Mereka menilai dari apa yang Richelle ceritakan tentang laki-laki
dalam mimpinya punya kecocokan pada diri Rasya. Namun semakin Richelle mencoba
bilang “bukan kamu.” ada rindu yang menyapanya setiap saat.
Pagi saat liburan semester, Richelle sedang berjalan-jalan disekitar taman komplek
Puri 2. Beberapa hari Richelle tidak bertemu dengan Rasya. Saat itulah hati Richelle tidak
mampu mengatakan “Aku baik-baik saja tanpa mu”. Rasa rindu pada sosok Rasya sangat luar
biasa. Hatinya terasa terhimpit batu susah untuk bernafas.
“Rasya, dimana kamu?” gumam Richelle. Kemudian dia teringat saat Bemy
mengajaknya untuk bertemu Rasya dijalan yang selalu dilewati Rasya saat joging. Iseng-
iseng dia menunggu dengan harapan siapa tahu Rasya masih ada dikota ini. Richelle duduk
sambil melamun tatapannya hampa, “Cindy !!! Daraaaa !!!! aku kangeeen !!!.” suara Richelle
lirih dan tak terasa air mata mengalir dipipi.
“Selamat Pagi.”
Richelle terkejut suara itu, lalu secarik tisu disodorkan seseorang. Richelle
mengambilnya dan menyapu air mata yang dipipinya lalu belum selesai terkejutnya hilang
seseorang duduk disebelahnya
“Dia!!!” hati Richelle berteriak ini Dia yang selama ini datang dalam Mimpiku.
Richelle menoleh “Rasya?” pekik Richelle tertahan “Kamu.”
“Kenapa Chell,kok kaya lihat hantu gitu ekspresinya.” kata Rasya sambil mebetulkan
tali sepatunya.
Richelle terdiam dan hanya memandangi wajah Rasya yang masih berkeringat.
Rasanya saat itu Richelle tidak ingin memngalihkan pandangannya dari wajah Rasya.
Rasya menggenggam jemari Richelle erat, matanya menatap mata Richelle seolah
ingin tahu apa yang ada dalam pandangan matanya. Richelle terdiam dan terus menatap mata
Rasya.
“Syaaa.” lirih suara Richelle dan lidahnya merasa kelu tak mampu berkata-kata lagi,
hanya genggaman tangannya erat menggenggam jemari Rasya.
Rasya hanya tersenyum.Richelle makin tidak percaya senyuman itu kenapa harus
nyata. Richelle hanya diam dan mengingat lagi moment-moment yang pas dalam mimpinya
dengan yang sekarang dia alami di alam nyata.
KAMU.
hadirlah dinyataku
Liburan semester telah usai dan Richelle sudah siap untuk menapaki hari pertama
sekolah setelah liburan. Banyak hal yang ingin Richelle sampaikan kepada Rasya. Mungkin
sudah saatnya “ kamu dan dia adalah satu “.
Siang suasana mendung menyelimuti. Richelle berdiri di tempat pemberhentian
angkutan umum bersama Cindy dan Dara. Gelisah menghinggapi Richelle.
Dikamar yang nyaman dan sederhana perabotan tertata rapi,tempat tidur yang dihiasi
beberapa boneka Tedy dan Mickey membuat betah siapa saja yang berbaring ditempat tidur
itu. Tapi malam itu yang punya kamar merasa tidak betah dan gelisah.
Richelle duduk disamping jendela kamar yang diluarnya adalah taman kecil yang
menyejukan mata, sambil bolak balik melihat Hp nya. Richelle lalu mengirim chat ke nomer
Bemy.
“Chell.” Richelle terkejut karena suara itu adalah Bemy, Richelle membukakan pintu
dan berdiri dihadapannya Bemy. Richelle langsung memeluk Bemy sambil menangis. Dan
diluarpun hujan turun deras.Malam itu Richelle menceritakan semua apa yang ingin dia
sampaikan kepada Rasya dihadapan Bemy.
Semingggu berlalu setelah kepindahan Rasya dari sekolah itu. Richelle masih
merasakan berat dadanya masih merasa sakit saat dia melewati gerbang sekolahnya. Tidak
ada lagi sapaan selamat pagi tidak ada lagi senyum dibalik persembunyian saat Richelle
menunggu angkutan umum.
Apakah ini yang dia maksudkan dengan kata-katanya saat dia duduk bersimpuh
didepan ku. Bahwa dia tidak mau melihat aku sedih, dia tidak mau aku terluka karena dia.
Richelle hanya menghela nafas panjang. Richelle bertekad dalam hatinya bahwa dia harus
bangkit dan tetap menjaga perasaannya untuk KAMU DAN DIA sampai dia benar-benar
yakin Kamu adalah Dia. Dan Richelle yakin dia mampu melewati masalah hatinya,karena dia
didampingi orang-orang yang sayang padanya. Bemy, Cindy, Dara akan selalu ada untuk
Richelle setiap saat.
Pagi tiba,sinar surya menyapa hangat wajah Richelle yang sudah siap untuk pergi
joging. Hp nya berbunyi nomor baru mengiriminya pesan “Tetaplah menjadi perempuan kuat
dan hebat dimataku.” Richelle tahu siapa yang mengiriminya pesan itu “ Rasya “.
Richelle geram dan membalas pesan itu “WHY.” Richelle merasa geram karena
Rasya tak mau jujur dengan apa yang Rasya rasa pada Richelle. Rasya membuat Richelle
terpenjara dengan perasaannya. Antara harus terus mencari KAMU yang selalu datang
dimimpinya atau harus bertanya pada siapa, sebenarnya ADA APA DENGAN DIA yang
nyata telah ada disampingnya.
MEREKA YANG TERLIBAT DALAM CERITA
Richelle Rasya
Cindy Bemy
Hobi : Renang
Hobi : Membaca
Nama : Nofiyanti
Alamat : Sendangsari,Bener,Purworejo
Hobi : Berenang
Hobi : Berenang
HobI : Renang
Motto : Biarkan hari ini sebagai pembelajaran dan jadikan hari esok
sebagai pembuktian
SINOPSIS
“Aku tidak mau melihat kamu sedih, aku tidak mau kamu terluka karena aku, tetaplah
menjadi seorang perempuan yang kuat dan hebat dimataku”
Kata-kata itu selalu kudengar dalam mimpiku yang pada akhirnya aku mendengarkan
langsung dalam dunia nyataku dari mulut seorang laki-laki yang sama sekali tidak pernah
kuduga akan hadir dalam hatiku dan memberi aku semangat dan mewarnai hari-hariku.
Namun kata-kata itu yang akhirnya membuat aku merasa bimbang akan sikap nya apakah dia
yang selalu hadir dalam mimpiku atau bukan.
Kamu yang selalu membuat aku nyaman bersama kamu walau hanya dalam mimpi.
Sementara dia telah membuat aku merasa bahagia saat berada disamping dia kehidupan
nyata.