Anda di halaman 1dari 4

LKPD 1 (Struktur dan Kebahasaan Teks Cerita Fantasi)

Nenek Sihir dan Tukang Roti

Oleh Sylvana Toemon

Pada tahun 1655 di Amerika, tinggal seorang tukang roti bernama Pak Baas dengan istrinya. Roti
buatan Pak Baas sangat enak. Sampai-sampai penduduk seberang sungai pun tahu. Hari itu menjelang Tahun
Baru. Pak Baas akan membuat roti tahun baru yang lezat untuk dijual. Seperti biasa, banyak orang
berdatangan untuk membeli kue. Tak terasa hari sudah menjelang sore. Pak Baas pun segera menutup
tokonya. Namun kemudian datang seorang nenek penyihir berpakaian aneh. Tugas 2.3 Mengembangkan
Imajinasi dengan Mendesain Teks Cerita Fantasi.

Nenek itu berkata, "Mmm..., permisi... Saya ingin beli kue tahun baru satu lusin." Pak Baas segera
mengambilkan kue untuk nenek penyihir itu. "Ini, Nek, kuenya," kata Pak Baas. Namun si nenek menggerutu,
"Saya kan minta satu lusin. Ini cuma dua belas kue. Saya minta satu lagi."

Pak Baas kemudian menjelaskan, kalau satu lusin itu berjumlah 12 kue. Akan tetapi si nenek penyihir
meminta satu kue lagi. Pak Baas jadi jengkel. "Pergilah dari sini! Mintalah kue pada hantu-hantu jahat di luar
sana!" usir Pak Baas. Si nenek penyihir merasa marah dan sedih karena tidak mendapat kue tahun baru. Ia
pun pergi meninggalkan toko.

Ah... Pak Baas kesal sekali hari ini. Setibanya di rumah ia menceritakan kejadian di toko pada istrinya.
Ibu Baas hanya tersenyum. Dengan sabar ia berkata, "Sudahlah Pak. Bagaimana kalau tahun baru ini kita
sediakan kue lebih untuk para pembeli." Pak Baas cemberut mendengar perkataan istrinya, "Enak saja. Nanti
kita rugi. Pokoknya tidak ada kue lebih untuk mereka!" Wah, pelit sekali Pak Baas!

Esoknya Pak Baas kembali membuat kue dan membuka tokonya. Akan tetapi terjadi halhal aneh.
Tiba-tiba saja uang Pak Baas dari penjualan kuenya hilang. Tempat memanggang kuenya meledak. Peralatan
membuat kuenya juga rusak. Kejadian itu berulang terus sampai akhimya toko kue Pak Baas menjadi rugi.
Pak Baas kebingungan. Kemudian ia mengingatingat, apakah ia pernah berbuat sesuatu yang membuatnya
tertimpa sial.

"Aaaaa.. .jangan-jangan karena perkataanku pada si nenek. Apakah dia itu penyihir?" Tibatiba saja
terdengar suara tawa halus di dekat Pak Baas. "Hi...hi itulah hukuman dari kami, hantuhantu tahun baru.
Akibat kau berlaku tidak baik pada perayaan tahun baru. Sekarang kau harus minta maaf pada penyihir
malang itu."

Setelah suara itu menghilang, ternyata si nenek sihir sudah berada di hadapan Pak Baas. Dengan
muka cemberut ia berkata, "Aku mau membeli kue tahun baru satu lusin." Kali ini Pak Baas bergegas
mengambilkan 13 kue tahun baru dan berkata, "Nah, ini Nek satu lusin kue tahun baru. Dan maafkan saya,
Nek...." Si Nenek mengambil kue sambil tersenyum.

Lalu ia berkata pelan, "Kutukanku sekarang sudah berakhir... Sekarang berjanjilah padaku, untuk
seterusnya satu lusin kue itu akan tetap berjumlah 13!" Pak Baas mengangguk. Sebelum pulang, nenek itu
berkata, "Ingatlah, suatu saat nanti, angka 13 akan menjadi keramat dan menyebar ke seluruh dunia. Dan
semua orang akan mengingat aku....hihhi..."

Sumber: www.bobo.grid.id
Berdasarkan teks di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Adakah bagian yang bersifat ajaib, aneh, atau misterius dalam cerita tersebut? Jelaskan!
2. Apakah cerita tersebut terbatas pada sesuatu yang nyata (realitas)?
3. Apakah cerita bersifat khayal dan tidak mungkin terjadi dalam dunia nyata?
4. Apakah latar cerita melintasi ruang dan waktu?
5. Apakah tokoh dalam cerita memiliki keunikan? Jelaskan!
6. Berdasarkan teks di atas tulislah masing-masing 2 kalimat menggunakan:
a. Konjungsi urutan waktu (temporal)
b. Kalimat langsung
c. Kata seru
7. Sebutkan kata ganti yang digunakan dalam teks di atas berikan 2 contoh kalimat yang terdapat
dalam teks!

8. Berdasarkan teks di atas, isilah table berikut!

Bagian struktur Paragraf Isi

Orientasi

Komplikasi

Resolusi

JAWABAN :

1. Ya, terdapat pada kata kata : “ hihihi… itulah hukuman dari kami hantu hantu tahun baru.” Disitu
terdapat keanehan, ajaib dan misterius karena hantu hantu itu menghancurkan peralatan masak
ditoko Pak Baas, dan hantu hantu itu hanya bersura dan tidak muncul.
2. Ya, karena cerita tersebut belum tentu terjadi di dunia nyata.
3. Ya, karena cerita tersebut hanya cerita dongeng dan belum tentu terjadi.
4. Ya,
5. Ya, karena tokoh nenek penyihir mengutuk seseorang hanya karena tidak mendapat kue tahun baru
dan nenek penyihir muncul dengan sendiri ketika suara hantu menghilang.
6. a. konjungsi temporal = “ Pak Baas kemudian menjelaskan, kalau 1 lusin itu berjumlah 12 kue” dan
“Setelah suara itu menghilang, ternyata si nenek sihir sudah berada di hadapan Pak Baas.”

b. Kalimat langsung = “ Nah ini nek, satu lusin kue tahun baru. Dan maafkan saya...nek “ dan “ Aku
mau membeli kue tahun baru satu lusin “.

c. Kata seru = “ Pokoknya tidak ada kue untuk mereka!” dan “ Pergilah dari sini!”

7. Kata ganti orang : a. “ Saya kan minta satu lusin. dan “ Ia pun pergi meninggalkan toko.

8. Berdasarkan teks di atas, isilah table berikut!

Bagian struktur Paragraf Isi

Orientasi Pada tahun 1655 di Amerika, tinggal seorang tukang


roti bernama Pak Baas dengan istrinya. Roti buatan
Pak Baas sangat enak. sampai-sampai penduduk
seberang sungai pun tahu. Hari itu menjelang Tahun
Baru. Pak Baas akan membuat roti tahun baru yang
lezat untuk dijual. Seperti biasa, banyak orang
berdatangan untuk membeli kue. Tak terasa hari
sudah menjelang sore. Pak Baas pun segera menutup
tokonya. Namun kemudian datang seorang nenek
penyihir berpakaian aneh.
Paragraf ke-1

Komplikasi Nenek itu berkata, "Mmm..., permisi... Saya ingin


beli kue tahun baru satu lusin." Pak Baas segera
mengambilkan kue untuk nenek penyihir itu. "Ini,
Nek, kuenya," kata Pak Baas. Namun si nenek
menggerutu, "Saya kan minta satu lusin. Ini cuma dua
belas kue. Saya minta satu lagi."

Pak Baas kemudian menjelaskan, kalau satu lusin itu


berjumlah 12 kue. Akan tetapi si nenek penyihir
meminta satu kue lagi. Pak Baas jadi jengkel.
"Pergilah dari sini! Mintalah kue pada hantu-hantu
jahat di luar sana!" usir Pak Baas. Si nenek penyihir
merasa marah dan sedih karena tidak mendapat kue
tahun baru. Ia pun pergi meninggalkan toko.

Ah... Pak Baas kesal sekali hari ini. Setibanya di


rumah ia menceritakan kejadian di toko pada
istrinya. Ibu Baas hanya tersenyum. Dengan sabar ia
Paragraf 2-4 berkata, "Sudahlah Pak. Bagaimana kalau tahun baru
ini kita sediakan kue lebih untuk para pembeli." Pak
Baas cemberut mendengar perkataan istrinya, "Enak
saja. Nanti kita rugi. Pokoknya tidak ada kue lebih
untuk mereka!" Wah, pelit sekali Pak Baas!.

Esoknya Pak Baas kembali membuat kue dan


membuka tokonya. Akan tetapi terjadi halhal aneh.
Tiba-tiba saja uang Pak Baas dari penjualan kuenya
hilang. Tempat memanggang kuenya meledak.
Peralatan membuat kuenya juga rusak. Kejadian itu
berulang terus sampai akhimya toko kue Pak Baas
menjadi rugi. Pak Baas kebingungan. Kemudian ia
mengingatingat, apakah ia pernah berbuat sesuatu
yang membuatnya tertimpa sial.

Resolusi "Aaaaa.. .jangan-jangan karena perkataanku pada si


nenek. Apakah dia itu penyihir?" Tiba-tiba saja
terdengar suara tawa halus di dekat Pak Baas. "Hi...hi
itulah hukuman dari kami, hantuhantu tahun baru.
Akibat kau berlaku tidak baik pada perayaan tahun
baru. Sekarang kau harus minta maaf pada penyihir
malang itu."

Setelah suara itu menghilang, ternyata si


nenek sihir sudah berada di hadapan Pak Baas.
Dengan muka cemberut ia berkata, "Aku mau
membeli kue tahun baru satu lusin." Kali ini Pak Baas
bergegas mengambilkan 13 kue tahun baru dan
berkata, "Nah, ini Nek satu lusin kue tahun baru. Dan
maafkan saya, Nek...." Si Nenek mengambil kue
sambil tersenyum.

Lalu ia berkata pelan, "Kutukanku sekarang


sudah berakhir... Sekarang berjanjilah padaku, untuk
seterusnya satu lusin kue itu akan tetap berjumlah
13!" Pak Baas mengangguk. Sebelum pulang, nenek
itu berkata, "Ingatlah, suatu saat nanti, angka 13
Paragraf 6 - 8 akan menjadi keramat dan menyebar ke seluruh
dunia. Dan semua orang akan mengingat
aku....hihhi..."

Anda mungkin juga menyukai