Anda di halaman 1dari 2

Kue Dumbek Paman Bas

Ayah,kita besok jadi ke tempat Bagas?Dean belari membawakan tas Ayah


yang baru tiba dari kantor.Ia sudah lama ingin mengunjungi sepupunya itu.Ayah
tertawa sambil menepuk bahu Dean.Ayah mengangguk.Wah,Dean senang
sekali.Ia melompat-lompat kegirangan.Selain itu,Dean juga ingin bertemu
paman Bas,ayah Bagas.Paman Bas pintar memasak.Ia mempunyai toko
kue.Dean senang belajar membuat kue.Ia suka kue,terutama kue camilan
tradisional.Paman Bas selalu menghidangkan kue yang berbeda-beda setiap kali
mereka berkunjung.Ia tahu kalau Dean suka kue.Dean teringat kue yang
dihidangkan Paman Bas di kunjungan mereka yang terakhir.Ia suka kue
itu.Paman Bas bilang,itu kue buatannya sendiri.Ia masih teringat kue enak
itu.Bentuknya pun lucu,seperti terompet.Ia ingin bisa membuatnya.Ia penasaran.

Sabtu pagi,Dean membuat sarapan nasi goreng untuk Ibu dan Ayah.Ya,Dean
suka memasak nasi goreng setiap akhir pekan.Nasi goreng dan telur mata sapi
sudah jadi kebiasaan mereka tiap sabtu atau minggu.Dean bergegas
menyelesaikan sarapannya.Ia ingin segera bertemu Bagas.Mereka biasa
mengembala sapi bersama.Petualangan mereka pada saat mengembala selalu
seru.Bagas tinggal di Tuban.Itu sekitar tiga jam perjalanan dari rumah
mereka.Dean ingin segera berangkat.Ia tidak sabar.

Hari masih pagi saat mereka sampai di tujuan.Bagas tersenyum lebar saat
bertemu dengannya.Ia langsung mengajak Dean melihat sapi barunya.Sapi itu
berwarna cokelat muda.Bagas memberinya nama Saco.Biar kedengarannya
gagah,kata Bagas.Padahal,sapinya betina.Dean tertawa mendengarnya.Bagas
mengajak Dean membawa sapinya ke ladang.Aduuuh... sepanjang perjalanan si
Saco tidak berhenti mengunyah.Dean jadi ingat makanan.Ia ingat kue buatan
Paman Bas.Ah,aku perlu menanyakan kue terompet itu,pikir Dean.Mereka
duduk di pinggir ladang sambil mengawasi si Saco memakan rumput.Bagas
mengeluarkan bungkusan yang disiapakan ibunya.Lihat,apa yang kubawa!Aku
tahu kau suka kue ini.Hmm...pantas,sejak tadi aku mencium kue yang harum
itu,kata Dean.Kue ini sangat khas harumnya,karena dibungkus daun
lontar,Bagas menjelaskan.Mereka berdua menikmati kue itu.Kue itu
manis.Terasa kenyal tapi lembut.Ah...aku ingin tahu cara membuatnya,pikir
Dean.Ia semakin penasaran.

Setelah makan siang,Dean segera mendekati Paman Bas.Aku suka kue


terompet itu,Paman.Bolehkah aku belajar membuatnya?Tanya Dean.Tentu
saja.Kebetulan Paman mau membuatnya sekarang.Nanti kamu boleh bawa
pulang juga.Dean senang sekali.Paman Bas segera mengajaknya ke
dapur.Paman menunjukkan bahan-bahannya.Ada tepung beras,santan,dan gula
jawa.Gula jawa ini berwarna cokelat.Itu sebabnya kuenya berwarna
cokelat.Paman Bas memasukkan bahan-bahan itu ke dalam panci.Merebusnya
dengan api kecil supaya matangnya sempurna,Paman Bas menjelaskan.Dean
mengangguk.Ia ikut mengaduk rebusan itu dengan senang hati.Adonan itu
kemudian dimasukkan dalam pembungkus dari daun lontar.Daun lontar itu
diambil dari pohon siwalayan,yang banyak terdapat di Tuban.Daun itu
kemudian dipilin menjadi kerucut seperti terompet.Dean juga membantu paman
Bas memasukkan bungkusan itu kedalam dandang.Adonan dalam daun lontar
perlu dikukus dulu.Dean menghirup aroma khas daun lontar.Harum.Kuenya
sudah matang.Mata Dean berbinar-binar.Membuat kue itu menyenangkan.Ia tak
sabar ingin segera mencicipi.

Sore itu,gerimis mulai turun.Udara menjadi sejuk.Mereka duduk di


teras.Kuenya sudah matang.Ayo,dicicipi!ujar Paman Bas sambil membawa
sepiring kue.Enak sekali,Paman!seru Dean.Kue yang manis dan gurih ini
betul-betul lezat.Dean membuka lilitan daun lontar dari atas sampai
bawah.Makannya sedikit demi sedikit.Dean tertawa geli.Sayang,Dean harus
segera pulang.Paman Bas memberi Dean sekotak kue dumbek.Dean senang.Ia
dapat pengetahuan baru tentang kue tradisional.Ia tidak sabar untuk segera
membuatnya dirumah.Ia membayangkan enaknya makan kue dumbek,sambil
minum teh hangat di teras.Ah...kue dumbek memang lezat.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai