Anda di halaman 1dari 44

Second

DEMO EKSKUL
“Terkadang hal-hal menyenangkan yang tidak kita
pikirkan, malah terjadi begitu saja.”

- Kenneth -
Rumah Nares

Nares pun akhirnya masuk ke dalam rumah, ia


masih memikirkan kata-kata Ken tadi.

"Assalamualaikum." Ujar Nares seraya


melemparkan tasnya di sofa.

"Waalaikumsalam. Kok pulangnya lama Cha?"


Tanya Ellma ibunda Nares.

"Iya mahhh, bete banget Echa pokoknyaaaa." Ujar


Nares.

"Kenapa sih sayang?" Tanya Ellma seraya duduk


disebelah Nares.

"Paketan Echa abis, jadi ga bisa pesen gojek, udah


gitu uang Echa sisa lima rebu, mau beli pulsa ga
cukup." Ujar Nares seraya bersandar di pundak
Ellma.
Ellma yang melihat betapa kelelahan anaknya, pun
mengelus pelan kepala Nares.

"Yaudah istirahat dulu ya, tadi mama abis buat


Brownies." Ujar Ellma.

"Wah?!! Seriuss mahh???" Tanya Nares yang tiba-


tiba semangat.

"Iyaa, dapet lima loyang hihihi, soalnya tadi mamah


pake semua bahan yang mamah beli." Ujar nya.

"Wiihhh banyakkk bangettttt." Ujar Nares dengan


tingkah laku seperti anak umur lima tahun.

"Owh iya terus kamu pulang naik apa Cha?" Tanya


Ellma seraya berjalan ke arah dapur.

"Bareng sama Ken." ujar Nares seraya mengikuti


Ellma ke arah dapur.

"Loh iya? Mama ga pernah denger kamu main sama


dia lagi Cha..." Ujar Ellma.
"Males Echa main sama Ken, yang ada ribut doang
kalo main sama dia." Ujar Nares.

"Kok ribut? Kenapa?" Tanya Ellma seraya menaruh


Brownies yang baru matang.

"Ya gitu deh, udah ah Echa males ngebahas Kennn."


Ujar Nares lalu duduk di bangku meja makan.

"Ihhh kok gituu, kamu bilang terima kasih ga udah


di anter? Tanya Ellma.

"Lupa, hehehe..." Ujar Nares seraya terkekeh.

"Tuh kann." Ujar Ellma seraya menatap Nares.

"Ya abisnya Echa kesel tadi..." Ujarnya seraya


bersedekap.

"Yaudah nanti tolong mamah, anterin Brownies nya


ke rumah ibu Maria." Ujar Ellma menyuruh Nares.

"Bu Maria? Mamah Ken? Ahhh kenapa harus


Echaaa." Ujar Nares.
"Ya mamah kan mau beberes ini dulu, ga ada yang
bisa di suruh selain kamu, Kakakmu juga belum
pulang, Papah juga belum pulang, Masa Kitty yang
di suruh nganterin." Ujar Ellma dengan nada cukup
tinggi.

"Aduhh iya deh iyaa, jangan marah ah Mamahhh."


Ujar Nares.

"Huft... Yaudah sana bersih-bersih habis itu makan


dulu baru anterin Brownies nya, ya sayang." Ujar
Ellma.

"Iya iyaaa" ujar Nares lalu pergi ke kamarnya.

Kamar Nares

"Siall siall, males bat gue ketemu si Ken-tut." Ujar


Nares seraya membuka seragamnya.
Ia pun bergegas untuk mandi, karena waktu sudah
menunjukkan jam enam belas lewat tiga puluh
menit. Setelah dua puluh menit mandi, ia pun
bergegas untuk melaksanakan ibadah sholat Ashar.
Selesai ibadah Nares pun turun untuk makan. Ellma
pun sudah menyiapkan sepiring nasi di meja makan
dan bermacam lauk pauk.

"Makasihh mamahhh." Ujar Nares.

"Iya iya udah makan, udah sholat belum?" Tanya


Ellma.

"Udahhhh." Ujar Nares seraya mengambil sebuah


Nugget.

Saat Ellma sibuk mencuci peralatan memasak, dan


Nares menyantap makanannya, Khanza kakak Nares
pun tiba. "Assalamualaikum." Ujarnya.

"Waalaikumsalam." Jawab Nares dan Ellma.

"Gimana bimbingannya Nja?" Tanya Ellma.


"Alhamdulillah mah." Ujar Khanza.

"Alhamdulillah gagal." Ledek Nares.

"Yeuu." Ujar Khanza seraya menoyor pelan kepala


Nares.

"Aduhh." Ujar Nares.

"Hehh kok kaya gitu." Ujar Ellma.

"Iya iya maap." Sambung Nares lalu melanjutkan


makannya.

"Lancar Nja?" Tanya Ellma.

"Iyaaaa! Dah ah males ada orang awam lagi makan."


ujar Khanza sudah terlanjur kesal.

"Ihh dasar mahasiswa abadi." Ujar Nares.

"Berisik lo ah." Ujar Khanza lalu bergegas ke


kamar.
Nares pun akhirnya selesai makan, ia pun pergi ke
dapur untuk mengambil Brownies yang ingin
diantar.

"Echa jangan ngomong kaya gitu dongg, kakak mu


kan capek abis pulang kuliah." Ujar Ellma.

"Iya iya mahh, Echa becanda doang tadi." Ujar


Nares.

"Yaudah nih yang ini Brownies nya, anterin jangan


lupa bilang makasih ke Ken." Ujar Ellma.

Rumah Kenneth

Nares pun menekan bel di samping gerbang, dan


yang keluar adalah Iky sepupu Ken.
"Assalamualaikum." Ujar Nares.

"Waalaikumsalam." Sahut Iky.

Saat di buka gerbang nya Nares dan Iky pun kaget


bersamaan. "I-ikyy??" Tanya Nares pangling.
"Lohhh??? Ka Naresss yaaa??" Tanya Iky balik.

"Yaampun Kyy, udah gede loo." Ujar Nares.

"Iyalah kak, masa bocil mulu." Ujar Iky.

"Hahahaha." Tawa Nares.

"Yuk kak masuk." Ujar Iky.

Nares pun masuk kedalam, ia ingin memberi


Browniesnya langsung kepada Bu Maria alias
Mamah Kenneth. "Assalamualaikum." Ujar Nares.

"Waalaikumsalam. Nares ya?? Ya ampun beda


banget sekarang, karena jarang ke rumah tante jadi
pangling." Ujar Maria.

'Kemane tu si Ken-tut.' Batin Nares.

"Hehehe hai tante, ini cuma mau kasih Brownies aja,


tadi mamah buat kelebihan." Ujar Nares seraya
menyodorkan bingkisan.
"Owhh yaa ampun repot-repot, makasih ya Nares."
Ujar Nandin seraya menerimanya.

"Iya masama tante, kalo gitu Nares pamit dulu ya."


Ujarnya.

"Loh nanti dulu, ayo masuk dulu main sebentar,


cobain Browniesnya." Ujar Maria.

"Eh? T-tapi tante.." Belum selesai bicara Iky pun


menyambar.

"Maen dulu lah ka sini." Ujar Iky seraya


menunjukan stick playstation.

"Hmm yau--" Nares pun berhenti bicara setelah


melihat Ken yang tiba-tiba keluar kamar Mandi dan
hanya memakai handuk di bagian bawah saja.

Sontak Ken juga melihat kearah Nares.

'Bangs*t si Ken ngapa bisa punya roti sobek kek


gituuu anj***' Batin Nares.
"Ngapain lo?" Tanya Ken.

"Kenneth pakai baju dulu astagfirullah!!!" Teriak


Maria.

"Aduhh iya iya ahh!" Ujar Ken lalu pergi ke


kamarnya.

"Aduh Nares maaf ya, emang gila tuh si Kenneth."


Ujar Maria.

'Bisa-bisanya anjir orang itu.' Batin Nares, ia cukup


mem-blushing melihat Ken.

"Hehehe." Nares hanya terkekeh, karena salah


tingkah.

"Yaudah gih tunggu dulu di ruang tamu sama Iky


tuh, tante siapin dulu Browniesnya." Ujar Maria.

Nares pun beranjak pergi ke ruang tamu, ia pun


duduk di sebelah Iky.

~
NARES POV

Sumpah kaget bat gue liat Ken kaga pake baju gitu,
bangs*tt bisa bisanya dia punya roti sobek, dan
sekarang di sebelah gw si Iky. Ini bocil dulu pendek
bet, sekarang ngalahin gw ya ampun.

"Oi kak mabar ga?" Tanya dia.

"Maen apaan gue kaga ngerti sekarang, gegara udeh


lama bat ga maen ginian kyyy."

Emang bener bener hidup gue tu cuma rebahan


selama SMA.

"E buset maen WWZ ka, dulu kan lo jago bet."

Ya itukan dulu bambanggg, sekarang gue bisa e tik


tokan gimane tuu.

"Dulu ky, sekarang udeh lupa."


"Yaudah pelan pelan aje kita maen lagi, kangen gw
maen ama lu kak, udah lama bat kaga mabar." Ujar
Iky.

Bener juga kata Iky, waktu terakhir ketemu dia


masih kelas 6 Sd dan sekarang ga tau dah kelas
berapa dia.

"Yodeh ayo deh, by the way lo kelas berapa ky?"

"Kelas tiga SMP lah kak."

"Lah cepet batt, waktu itu kelas 6 perasaan."

"Lo nya aja yang ngilang makanya kaga tau kalo


gue udah bukan bocil lagi."

"Dihh sombong bet lo ye." Ujar Gue seraya tertawa.

Iky pun juga tertawa. Tante Maria pun datang


menyiapkan Brownies buatan mamah, bukannya apa
apa, kan ini brownies buat tante yang nyobain bukan
gue lagi yang nyobain. "Nih udah Tante potongin,
enak banget Res mamah mu jago juga ya, bisa buka
kedai nih hahaha." Ujar Tante Maria.

Seneng banget kalo ternyata masakan mak gue enak


di mata orang lain, tante Maria juga ramah banget,
ga kayak Ken. "Makasih tan hehehe." Ujar gue.

"Yaudah dimakan ya, tante mau ke dapur dulu."


Ujar nya.

AUTHOR POV

"Lo kok pen bat maen sama gue ky? Emang Ken ga
mau maen?" Tanya Nares.

"Dia noob ka males maennya." Ujar Iky.

"Pffttt Hahaha, masa iya ky? Hahaha." Ujar Nares


seraya tertawa puas.

Saat Nares sedang asik tertawa bersama Iky, Ken


pun tiba lalu duduk di sebelah Nares.
"Ngapain lo?" Tanya Ken seraya mengambil
sepotong brownies.

"Maen lah sama Iky, ye ga ky?" Ujar Nares.

"Yoiiii." Ujar Iky.

Nares dan Iky pun bertosan, dan Ken hanya diam


seraya memakan Brownies buatan Ellma.

"Bagus deh kalo lo nurutin kata gue." Ujar Ken.

"Dih pen bat diturutin." Ujar Nares.

Nares dan Iky pun memulai permainannya, Nares


beberapa kali mati tetapi Iky selalu membantunya.
Bagi Nares kejadian hari ini mengingatkannya
sewaktu SMP dulu. Tiba-tiba ia merindukan suasana
tersebut.

Pukul 17.50 WIB


Adzan Maghrib pun berkumandang, Nares yang
tersadar sudah adzan pun bergegas untuk pulang.

"Lah udah adzan ye?" Tanya Nares.

"Iya ka." Jawab Iky.

"Yaudah gue mau balik yak, tante mana?" Tanya


Nares lalu berdiri.

"Tar dulu selesai adzan baru balik." Ujar Ken.

"Bawel ah lo." Ujar Nares.

"Kalo dibilangin ye." Ujar Ken.

"Iya ka tar dulu, ga baek azan azan keluar." Ujar


Iky.

"Yaudah deh dengerin aja apa kata ustad Iky." Ujar


Nares. Iky hanya terkekeh.

Maria pun datang, ia menyuruh Iky untuk


mematikan PS nya. Dan menyuruh Nares untuk
tinggal sebentar lagi karena masih azan. Setelah
azan selesai Nares pun beranjak untuk pulang, ia
pun berpamitan dengan Maria. Dan diantar oleh
Ken.

"Ken anter si Nares tuh, sekalian ke masjid ajak Iky


juga." Ujar Maria.

"Ah biarin aja udah gede kok dia, ayo Ky langsung


ke masjid aja." Ujar Ken.

"Iya tan gausah gapapa." Ujar Nares.

"Kennn denger kata Mamah ga?!!" Ujar Maria


dengan nada tinggi.

"Iya iyaaaa." Ujar Ken lalu beranjak mengantar


Nares.

Akhirnya Ken pun mengantar Nares. Sesampainya


di rumah Nares, Ken pun pergi.

"Oi makasi ye!" Ujar Nares lalu pergi masuk.


"Dih dasar gengsian lo!" Ledek Ken.

Selasa, 17 Juli 2018

Hari ini adalah hari dimana semua ekskul tampil


untuk mempromosikan kegiatan mereka. Dimulai
dengan sambutan kepala sekolah, tidak lama
dikarenakan kepala sekolah ingin pergi ke dinas.
Lalu ekskul pertama yang tampil adalah Paskibra.

"Bulan semangat yaa!!" Ujar Sarah, yang ikut


membantu anggota paskibra.

Sebagian besar anggota paskibra berasal dari


anggota OSIS, jadi anggota OSIS lainnya juga ikut
membantu mereka.

"Makasih Sarahh." Ujar Bulan dengan tersenyum.

Penampilan pun dimulai. Nares bergegas menuju


lapangan untuk melihat laki-laki yang kesukaannya
tampil. Alvin tampil sebagai Danton yang
menyiapkan seluruh pasukan.
"Pasti mau liat Alvin yaaa.." Ledek Sarah, yang tiba-
tiba berada di sampingnya.

"Heee... Sarahhh... itu mah wajib. Hahahaha." Ujar


Nares seraya tertawa.

Dimulai dengan teriakan lantang memanggil seluruh


pasukan untuk berbaris, dan disahuti tepuk tangan
para penonton, penampilan ini pun menjadi cukup
meriah.

Setelah itu, ekskul lainnya pun tampil. Dan sekarang


adalah penampilan Basket Putra. Belum juga mulai,
para siswi bersorak ramai menyambut para pemain.

"Semangattt kakk Langittt!!"

"Aaaa cakepp banget sii kak Langitt!!"

"Fightingg kakak-kakak cogannn!!"


Heboh, berisik, meriah, itulah situasi saat ini. Para
pemain bermain dengan serius dan ada juga yang
sengaja menebar pesona.

"Woy! oper sini!" Teriak Ken.

'Bola pun di oper ke arah Kenneth, Ya! Ya! gocek


kanan, gocek kiri, Kenneth pun menguasai bola!'
Ujar MC.

"Go! Go! kak Kenn!!!" teriak siswi-siswi.

Ken dengan fokus menerobos pertahanan lawannya,


ia melakukan Behind Back Pass, lalu Dribbling, dan
dilanjutkan Lay Up. Bola pun masuk ke dalam ring
dan ia mendapatkan poin.

'Dann... Yaakkk! bola pun masuk poin ketiga telah


direbut oleh kelas 12!' Ujar MC.

"Yeayyy!!! Mantapp!!" teriak para siswi.


Ken yang niatnya ingin selebrasi malah tersandung
kakinya sendiri dan akhirnya ia pun terjatuh.

'Waduhh!' Ujar MC.

"Ehhh!! Anjir!" Gumam Nares.

"Ehh! Ya allah Ken." Gumam Sarah yang menonton


dari jauh.

"Anjir! Lo gapapa Ken?" tanya temannya bernama


Daniel.

Tidak di sangka pemain lawan dari kelas 11 pun


merebut dan menshooting bola lalu masuk ke dalam
ring. Kaki Ken pun berdarah, ia minta untuk
digantikan dulu dengan pemain lain, karena harus
mengobati lukanya.

"Kok bisa jatoh si Ken, kan lagi mau tebar pesona


tadi." Ledek Nares.

"Anj* Loo! Gece temenin gue ke UKS." Ajak Ken.


"Yaudah ayo, bisa jalan kan?" Tanya Nares.

"Iyee!"

Saat melewati lorong, Sarah pun menghampiri


mereka, dan menanyakan keadaan Ken. Walaupun
hanya luka sedikit tapi Sarah cukup khawatir.

"Lo gapapa ken?" Tanya Sarah.

"E-eh? Sarah? lo kok kesini?" Tanya Ken yang


gugup dan bingung.

"E-eh? a- itu gue liat lo jatoh jadi nyamperin,


soalnya UKSlagi di pake buat persiapan anak PMR,
jadi UKSsementara di ruang OSIS." Ujar Sarah.

"O-oh oke."

"Yaudah gue balik ye, lo di bantuin Sarah aja." Ujar


Nares seraya mengedipkan mata sebelah kanannya
ke arah Ken.
'Nih orang kayaknya sengaja ninggalin gue sama
Sarah.' Batin Ken.

Nares pun pergi, Ken dan Sarah pun pergi berdua ke


ruang OSIS. Disana juga ada anggota OSIS lainnya.

"Loh? Ken? ngape lo?" Tanya Tessa teman


sekelasnya.

"Abis nguli gue tes, noh liat kaki gue ampe bonyok."
Ledek Ken.

"Jiahhh, sian amat lo." Ujar Tessa.

"Hahaha. Ini Ken abis nyusruk tes, gegara tebar


pesona." Ledek Sarah.

"HAHAHAHAHAHA." Tawa Tessa.

"K-kok lo gitu sar..." Ujar Ken.

"Hahaha. Lo duduk sini aja dulu ken, gue ambil P3K


dulu." Ujar Sarah.
"Iya sar." Ujar Ken dengan tersenyum.

"Eh Ken, jarang-jarang lo di perhatiin Sarah. Dia


kan cuek banget kalo soal cowok." Ujar Tessa
berbisik.

"Ha? iya? gila beruntung bet gue." Ujar Ken


kepedean.

"Yeu dasar." Ujar Tessa.

Sarah pun balik membawakan P3K. Tessa juga


keluar dari ruangan karena harus mengurus yang
lain, tinggalah mereka berdua di ruang OSIS.

"Kalo sakit bilang ya Ken." Ujar Sarah.

"Aduh!"

"Heh paansi hahaha. orang belom disentuh." Ujar


Sarah seraya tertawa.

"Eh belum ya? Hahaha." Ujar Ken yang


memperhatikan senyuman Sarah.
'Ya allah kapan lagi diobatin cewek cakep gini.'
Ujar batin Ken.

Sarah pun mengobati luka tangan Ken, dan di lanjut


luka Kaki ken.

"Yang kaki lumayan parah nih Ken. Tahan bentar


ya." Ujar Sarah.

"Sanss, gue mah tahan bant-- Argh anji* perih sar!"


Ujar Ken seraya memegang tangan Sarah sangat
kuat.

"Ehhh! Sorry sorry!" Ujar Sarah yang terkejut


tangannya digenggam.

'Sok sok-an bat si loo Kenn.' Batin Ken.

Ken pun tersadar ia menggenggam tangan Sarah


terlalu kuat.

"Anjir sorry sar tangan lo sampe merah gitu."


Ujarnya.
"Gapapa Ken. Gue kaget aja tadi." Ujar Sarah.

Akhirnya Ken pun selesai diobati, Sarah juga


dipanggil teman OSIS nya yang membutuhkan
bantuan. Sesampainya di lapangan permainan sudah
selesai dan dimenangkan oleh kelas 11.

"Sorry gue lama baliknya." Ujar Ken.

"Santai aja, kaki lo udah gapapa?" Tanya Daniel


kapten Basket.

"Iya gapapa. Eh yang cewek-cewek pada kemana?"


Tanya Ken.

"Lagi pada ganti baju." Jawab Bima.

Nares dan anggota lainnya pun tiba. Ken yang


melihatnya langsung mendekati Nares.

"Nares!" Panggilnya seraya menghampiri Nares.

"Apaan? Ini gue mau maen gantiin Fani."


"Lo sengaja ya ninggalin gue sama sarah berdua?"
Tanya Ken.

"Yeee seneng kan lo? lo sebenernya suk-"

"Eh anj* jan bacot!" Ujar Ken menutup mulut


Nares.

"Ah anjir lu! iye iye! Dah ah gue mao maen."

Ken pun mencubit hidung Nares seraya tersenyum.

"Thanks ya." Ujar Ken

"Ha!! Apaansi sakit anj* lo senengnya tar dulu deh!"


Ujar Nares lalu pergi ke lapangan.

Pertandingan Basket Putri pun dimulai. Nares yang


tadinya malas bermain jadi ikut bermain karena
salah satu pemain kelas 11 tiba-tiba sakit. Nares
memang sangat suka dengan basket jadi ia lumayan
jago dalam basket. Tahun lalu ia memenangkan
olimpiade sebanyak tiga kali. Selain Nares, banyak
juga pemain jago lainnya. Tetapi mereka tidak ikut
bermain sekarang.

'Ya! Akhirnya yang ditunggu-tunggu mulai. Pemain


Basket Putri kita yang sudah banyak memenangkan
olimpiade, hari ini akan menunjukkan skillnya! Kita
beri tepuk tangan dulu yang meriah!' Ujar MC.

Para penonton pun memberi tepuk tangan.

'Uwaw ternyata pemain pro kita hanya ada tiga


orang saja yang main hari ini. Dan salah satunya
bermain dengan para pemain kelas sebelas.' Ujar
MC.

"Nares... Main santai aja ye." Ujar Lydia, salah satu


pemain pro yang mewakili kelas 12.

"Hahaha. Santai aja Lyd gue lagi mager." Ujar


Nares.
Pertandingan dimulai, tim Kelas 12 merebut bola
terlebih dulu. Permainan ini makin seru, penonton
pun mulai banyak yang tiba. Ini juga karena MC
yang membuat suasana semakin seru.

"Tiara! Oper sini!" Teriak Nares.

"Oke!" Tiara pun mengoper bola kepada Nares.

‘Yak! Bola pun diberikan kepada pemain pro kita!


Nares mulai memakai serangan khasnya.’ Ujar MC.

Nares memang sangat mudah menipu lawannya


dengan gocekan cepatnya. Lalu ia juga dapat
melakukan Long Distance Shot.

‘Yak!!! Baru mulai Nares pun mencetak poin


dengan ketjehhh! Hebat sekali bukan!’ Ujar MC.

"Heh gila, mantep banget anjir." Ujar salah satu


penonton kepada temannya.
"Langka banget cewek jago begitu gila." Ujar
temannya itu.

"Anj***!!! Naress!! Mantep Bangett looo!!" Teriak


Ken.

"Gila keren banget lo Res." Ujar Laras terkagum.

Pertandingan pun makin seru. Sekitar dua puluh


menit berlalu, pertandingan pun selesai dan
dimenangkan oleh tim Nares.

"Mana santai si res? jago bener lo." Ujar Lydia


seraya menyapu keringatnya.

"Kebawa suasana gue Lyd sorry, hahaha." Ujar


Nares lalu menegak sebotol air.

Demo Ekskul pun berlanjut. Waktu juga sudah


menunjukkan pukul sembilan lewat lima belas.
Istirahat dimulai pukul sembilan lewat tiga puluh
menit. Tetapi Nares dan Laras juga sudah lapar.

"Echa? gue boleh manggil nama lo gitu?" Tanya


Laras.

"Iya boleh banget." Ujar Nares.

"Oke Cha..."

"Uuuu lucu banget lu ras hahaha. Kalo ada apa-apa


cerita aja oke?"

"Oke..." Ujar Laras seraya tersenyum.

Mereka berdua pun mencari Sarah ke ruang OSIS.


Tetapi nihil, akhirnya Nares menelpon Sarah.

Panggilan Terhubung

'Halo cha?'

"Lo dimana sar?"

'Di ruangan tata usaha nih lagi ngurus berkas.'


"Yah, gue laper boleh ke kantin gasi?"

'Belom jam nya sih, tapi coba aja gih nanti gue
nyusul.'

"Yaudah deh, gue sama Laras duluan ya."

'Oke chaaa... Byeee mwaaa.'

"muachhh muachh byeee."

Panggilan terputus

Nares dan laras pun pergi ke kantin. Disana ada


OSIS yang menjaga, dan pas sekali Alvin yang
menjaga. Tetapi Alvin tidak sendiri, ia bersama
Bulan sedang membicarakan sesuatu. Nares yang
melihatnya sedikit cemburu.

"Balik aja yuk ras." Ujar Nares.

"Lah? Kok balik knp cha?" Tanya Laras yang


kebingungan.
"Males liatnya." Ujar Nares yang tiba-tiba murung.

"Alvin? Lo suka sama dia cha?" Tanya Laras.

"Ee- ha?"

"Cemburu ya liatnya?" ledek Laras.

"E-ehh?? Engga bukan gitu." Ujar Nares malu.

"Hahaha. Yaudah nanti aja tunggu Sarah baru kita


ke kantin." Ujar Laras.

Ken dan Bima baru saja mengganti baju mereka.


Saat mereka keluar dari kamar mandi, mereka
bertemu Nares dan Laras. "Hoii Nares!" Panggil
Ken.

"Anj* ngagetin aje si Ken-tut." Ujar Nares. Laras


dan Bima hanya bisa menahan tawanya.

"Anj* lo. Eh gue mau nanya dong. Sarah hari ini


balik naik apa?" Tanya Ken.
"Yeuu masih kurang emang berduaan tadi di ruang
OSIS?" Ledek Nares.

"Ha? Lo berduaan ken?" Tanya Bima.

"Ckk iye ah." Ujar Ken lumayan tersipu.

"Dia biasanya balik sama bokapnya. Tapi hari ini


keknya di jemput soalnya bokapnya kan tadi pergi
tuh." Ujar Nares.

"Yah anjir. Kalo gue ajak pulbar mau ga ye?"


Gumamnya.

"Coba aja deh sono. Kok nanya gue si. Dah ah gue
lagi ga mood jadi tambah ga mood liat muka lu!"
Ujar Nares.

"Dih anj* sok iye bet bocah." Ujar Ken.

"Bye!" Ujar Nares pergi.

"Bye Ras!" Ujar Bima tersenyum ke Laras.


Laras hanya menunduk lalu pergi mengikuti Nares.
"Eh?" Gumam Bima dengan perasaan sedih.

"Hahaha sabar bim, emang butuh proses. Dah yok


temenin gue nyari Sarah." Ujar Ken.

Ken ditemani Bima mencari Sarah, tidak disangka


mereka pun bertemu dengan Sarah yang baru saja
keluar dari ruang TU. Ken dengan segera mendekati
Sarah, dan disusuli Bima. "Sarah!" Panggilnya.

Sarah pun menoleh dan berhenti di depan pintu.


"Hai Sar!" Sapa Bima seraya berjalan mendekatinya.

"Hai Ken! Ha-iii? Siapa lupa namanya? hehe." Ujar


Sarah.

"Bima, Sar." Jawab Bima.

"A-ahh iya hai Bima hehehe. Ada apa nih?" Tanya


Sarah.
"Eee- itu lo biasanya balik naik apa sar?" Tanya
Ken.

'Klasik bat anjrit.' Bisik Bima.

Ken hanya menyenggol, menyuruhnya untuk diam.

"Heee? G-gue balik naik apa? Biasanya sih bareng


bokap Ken. Tapi hari ini dia lagi pergi dinas jadi
paling dijemput." Ujar Sarah lumayan terkejut.

'Apa iya Ken mau ngajak pulbar? Aaaa semoga


iyaa seneng banget.' Batin Sarah.

"O-owh gitu ye. Yaudah deh kalo gitu, tadinya si


gue mau ngajak pul--" Belum selesai bicara, Sarah
pun menyambar.

"Ayoo!" Ujar Sarah semangat.

"E-eh?" Gumam Ken bingung.

Bima hanya terkekeh kecil melihat mereka.


"E-eh? S-sorry." Ujar Sarah malu.

"Hahaha. Jadi lo mau balik bareng gue sar?" Tanya


Ken.

"I-iyaa boleh aja sihh." Ujar Sarah jadi agak


canggung.

Bima pun memberi kedipan maut kepada Ken. Dan


Ken membalasnya.

"Okeeee kalo gituu. Nanti gue tunggu di Waritz."


Ujar Ken.

"Okayyy. Gue juga ada urusan sebentar sih nanti


sebelum pulang, lo nunggu gapapa kan?" Ujar
Sarah.

"Sanss aje sar. Ken mah selalu nungguin lo kok."


Ujar Bima.

'Anj* lo.' Bisik Ken kepada Bima seraya


menyenggol perut Bima.
"Gausah didengerin si Bima Sar. Iya gue tungguin
tenang aja, gue juga kan sekalian nongkrong bentar
di Waritz. Jadi lo santai aje ye." Ujar Ken.

"Oke dehhh, kalo gitu gue pergi dulu ya mau


nyamperin Nares. Bye Ken, bye Bim." Ujar Sarah
lalu pergi.

"Bye Sar." Ujar keduanya.

Sarah pun pergi mencari Nares. Dan ia menemukan


nya di taman sedang bersama Laras.

"Echaaaa!! Larass!!" Panggilnya.

"Oiii sarr!" Jawab Nares.

"Haiii sarr." Ujar Laras.

Wajah Nares yang tampak tidak bersemangat


menyadarkan Sarah bahwa ada sesuatu yang terjadi.
Sarah menoleh ke arah Laras seakan-akan
menanyakan apa yang terjadi. Laras yang melihat
gerak-gerik Sarah pun menaikkan pundaknya tanda
ia tidak begitu mengerti.

"Iiii lo kenapaa Chaaa??" Ujar Sarah.

"Ha? Ngapa? Gapapa." Ujar Nares.

"Boong lo. Pasti ada sesuatu nih, ya Ras?" Tanya


Sarah kepada Laras.

"Kayaknya gegara tadi ya Cha?" Tanya Laras.

"Sttt. Gausah dibahas deh yang itu Ras." Ujar Nares.

"Iii apaansiii ceritain dong Ras." Ujar Sarah.

Laras pun menceritakan tentang kejadian tadi saat


mereka hendak pergi ke kantin.

"Oalahhhh, paling mereka lagi evaluasi penampilan


mereka tadi Cha. Mungkin juga sekalian bahas
tentang promosi ke kelas-kelas nanti." Ujar Sarah.
"Huftt... Iya juga ya. Gue nya aja sih yang gampang
cemburu padahal bukan siapa-siapa." Ujar Nares
seraya tersenyum palsu.

Laras dan Sarah yang melihat Nares pun terdiam


dan merasa sedih.

"Eh lah kok jadi pada diem hahahaha. Gapapa


udehhh yok ah gue laperrrr." Ujar Nares lalu berdiri
menarik Sarah dan Laras untuk pergi ke kantin.

Nares itu sebenarnya mudah merasa sedih tapi ia


selalu tutupi dengan candaannya dan kejahilannya.

"Hahahaha. Ayo dehhh udah semangattt nihh


kayaknyaaa." Ujar Sarah mencairkan suasana.

Akhirnya mereka bertiga pun pergi ke kantin dengan


perasaan senang.

~
Saat mereka bertiga ingin ke kantin bel istirahat pun
berbunyi. Para siswa dan siswi pun ramai
berdatangan ke kantin. Sarah, dan Nares pun pergi
memesan bakso. Sedangkan Laras pergi mencari
tempat duduk untuk mereka bertiga, ia menitip
kepada Nares untuk dibelikan bakso juga.

Setelah pesanan selesai dan Laras juga sudah


menemukan tempat duduk, walaupun sulit. Mereka
bertiga pun menyantap makanannya dengan lahap.
Setelah selesai, Sarah pun bercerita kepada Nares
dan Laras, kalau dirinya akan pulang bersama Ken.

"Cha, Ras. Tadi gue diajak balik bareng sama Ken."


Ujar Sarah.

"UHUK! Ha? Anjir serius lo?" Tanya Nares dengan


terbatuk.

"Iiihh minum nya pelan-pelan makanya." Ujar


Sarah.
'Akhirnya berani juga si kentut ngajak Sarah.' Batin
Nares.

"Asikkk. Hati-hati ya Sar." Ujar Nares.

"Owh jadi Sarah tuh suka sama Ken ya?" Ujar Laras
polos.

"Eh?" Gumam Nares dan Sarah.

"E-ehh a--"

"E-engga g-gitu."

Sarah dan Nares kelabakan menjawabnya, Laras


hanya diam dan memasang ekspresi bingung kepada
mereka.

'Lo sih Cha.' Bisik Sarah.

'Ih kok gw?' Bisik Nares.

"Kok bisik-bisik sihh kalian, jangan-jangan bener


yaa??" Tanya Laras.
"Huuftt... Yaudah lah udah tau juga kan. Toh Laras
juga kan temen kita Sar." Ujar Nares.

"Jadi... Beneran?!!" Tanya Laras.

"He'em." Gumam Sarah seraya mengangguk.

Laras yang sudah mendengar banyak hal itu pun


terkekeh kecil.

"Ternyata kalian itu bener-bener surprise banget ya.


Gue kira lo cha ga bakal suka sama orang, soalnya
lo tomboy banget. Dan lo Sar, gue kira lo juga ga
bakal suka sama orang karena saking banyaknya
yang deketin lo." Ujar Laras dengan ekspresi
senang.

"Eh? Hahahaha." Tawa Nares dan Sarah, Laras pun


juga ikut tertawa.

"Lo lucu banget Rasss hahahaha." Ujar Nares.


"Hahahaha. Jadi tinggal lo nih Ras, ada yang lo suka
ga?" Tanya Sarah.

"Hmm ga ada." Jawab Laras.

"Hiiii seremmm. Ternyata Laras ga punya perasaan


Sar." Ujar Nares.

"Iyaaaa chaa..." ujar Sarah.

"Ihhh kok gitu sih kalian." Ujar Laras.

"Hahahaha." Tawa mereka.

Bel pun berbunyi. Mereka pun bergegas untuk


kembali ke lapangan karena masih ada beberapa
ekstrakurikuler yang belum tampil. Sarah juga harus
kembali bertugas, sedangkan Laras dan Nares
berkumpul dengan teman basketnya untuk
membahas promosi nanti.

Anda mungkin juga menyukai