Chapter2Balok Gerber: 2.1 Pendahuluan
Chapter2Balok Gerber: 2.1 Pendahuluan
BAB 2
2.1 Pendahuluan
Pada suatu kondisi tertentu terkadang, balok akan dibuat dengan panjang bentang yang besar
sehingga memerlukan cara tersendiri dalam perhitungannya. Pada kondisi ini maka pilihannya
adalah menggunakan konstruksi bersendi banyak dengan pengertian bahwa pada konstruksi tersebut
mempunyai banyak tumpuan atau lebih dari dua buah tumpuan, sehingga tidak dapat dianalisis
sebagai balok sederhana melainkan sebagai balok menerus. Pada kondisi seperti ini, balok dengan
jumlah tumpuan lebih dari dua disebut dengan balok gerber. Dalam proses analisisnya balok gerber
dibuat menjadi beberapa bagian balok gerber yang dihubungkan satu sama lainnya dengan
konstruksi sendi atau adanya persendian tambahan, sehingga konstruksi tersebut dapat dihitung
dengan prinsip statis tertentu.
Apabila balok tersebut dibuat dengan cara balok menerus yang ditumpu oleh lebih dari dua
tumpuan, maka perhitungan pada balok tersebut harus dihitung dengan prinsip konstruksi statis
tidak tentu karena bilangan persamaan yang tidak diketahui berdasarkan prinsip keseimbangan gaya
yaitu, V = 0, H = 0 dan M = 0 lebih dari 3 bilangan.
Pada konstruksi bersendi banyak perlu ditetapkan jumlah sendi tambahan berdasarkan jumlah
tumpuan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
S = n 2 (2.1)
Dimana :
S = jumlah sendi tambahan.
n = jumlah tumpuan.
Tahap kedua, dilanjutkan dengan penyelesaian perhitungan struktur SBC dengan beban RS dan
P2. Proses perhitungan dilakukan dengan cara perhitungan balok sederhana, untuk mendapatkan
nilai momen, gaya lintang, dan gaya normal yang selanjutnya dapat digambarkan bidang momen,
bidang lintang dan bidang normal sebagaimana dengan permasalahannya.
Contoh :
Diketahui sebuah struktur balok gerber dengan panjang 10 meter, ditumpu oleh 3 buah
tumpuan dan dibebani dengan beban terpusat masing-masing 2 ton dan 3 ton seperti
tergambar. Diminta untuk menghitung dan menggambarkan D dan M pada struktur balok
tersebut !
Penyelesaian :
Jumlah sendi tambahan :
S = n 2
= 3 2
= 1
Perhitungan konstruksi A S :
Perhitungan reaksi perletakan A S :
MS = 0 MA = 0
RA.4 P1.1 = 0 -RS.4 + P1.3 = 0
RA.4 2.1 = 0 -RS.4 + 2.3 = 0
RA.4 2 = 0 -RS.4 + 6 = 0
6
RA = RS =
2
4 4
RA = 0,5 ton () RS = 1,5 ton ()
Perhitungan gaya lintang dan momen A S :
DA = RA MA = 0
= 0,5 ton
DDL = 0,5 ton MD = RA.3
DDR = 0,5 P1 = 0,5.3
= 0,5 2 = 1,5 ton.m
= -1,5 ton
DSL = -1,5 ton MS = RA.4 P1.1
DSR = -1,5 + RS = 0,5.4 2.1
= -1,5 + 1,5 = 2 2
= 0 = 0
Bagian S B C :
MC = 0 MB = 0
RB.5 RS.6 P2.3 = 0 -RC.5 RS.1 + P2.2 = 0
RB.5 1,5.6 3.3 = 0 -RC.5 1,5.1 + 3.2 = 0
RB.5 9 9 = 0 -RC.5 1,5 + 6 = 0
RB.5 18 = 0 -RC.5 + 4,5 = 0
4,5
RB = RC =
18
5 5
RB = 3,6 ton () RC = 0,9 ton ()
Gaya lintang dan momen S B C :
DS = -RS MS = 0
= -1,5 ton
DBL = -1,5 ton MB = -RS.1
DBR = -1,5 + RB = -1,5.1
= -1,5 + 3,6 = -1,5 ton.m
= 2,1 ton
DEL = 2,1 ton ME = -RS.3 + RB.2
DER = 2,1 P2 = -1,5.3 + 3,6.2
= 2,1 3 = -4,5 + 7,2
= -0,9 ton = 2,7 ton.m
Contoh :
Penyelesaian :
Jumlah sendi tambahan :
S = n 2
= 3 2
= 1
Perhitungan konstruksi A S :
Perhitungan reaksi perletakan A S :
MS = 0 MA = 0
RA.4 Q.4.0,5.4 = 0 -RS.4 + Q.4.0,5.4 = 0
RA.4 2.4.0,5.4 = 0 -RS.4 + 2.4.0,5.4 = 0
RA.4 8.2 = 0 -RS.4 + 8.2 = 0
RA.4 16 = 0 -RS.4 + 16 = 0
16
RA = RS =
16
4 4
RA = 4 ton () RS = 4 ton ()
Perhitungan gaya lintang dan momen A S :
DA = RA MA = 0
= 4 ton
DSL = 4 Q. 4 MS = RA.4 Q.4.0,5.4
= 4 2. 4 = 4.4 2.4.0,5.4
= 4 8 = 16 8.2
= -4 ton = 16 16
DSR = -4 + RS = 0 oke
= -4 + 4
= 0 oke
Selanjutnya nilai reaksi di titik S atau R S menjadi beban terpusat di titik S pada saat dilakukan
analisis terhadap konstruksi S B C.
Perhitungan konstruksi S B C:
Perhitungan reaksi perletakan S B C :
MC = 0 MB = 0
RB.5 Q.6.0,5.6 RS.6 = 0 -RC.5 Q.1.0,5.1 RS.1 + Q.5.0,5.5 = 0
RB.5 2.6.0,5.6 4.6 = 0 -RC.5 2.1.0,5.1 4.1 + 2.5.0,5.5 = 0
RB.5 12.3 24 = 0 -RC.5 2.0,5 4 + 10.2,5 = 0
RB.5 36 24 = 0 -RC.5 1 4 + 25 = 0
RB.5 60 = 0 -RC.5 + 20 = 0
20
RB = RB =
60
5 5
RB = 12 ton () RB = 4 ton ()
Gaya lintang dan momen S B C:
DSR = -RS MS = 0
= -4 ton
DBL = -4 Q.1 MB = -RS.1 Q.1.0,5.1
= -4 2.1 = -4.1 2.1.0,5.1
= -6 ton = -4 1
DBR = -6 + RB = -5 ton.m
= -6+ 12
= 6 ton
DCL = 6 Q.5 MC = -RS.6 + RB.5 Q.6.0.5.6
= 6 2.5 = -4.6 + 12.5 2.6.0.5.6
= 6 10 = -24 + 60 36
= -4 ton = 0 oke
DCR = -4 + RC
= -4 + 4
= 0 oke
Momen maksimum :
Mmaks = 1/8.q.L2
= 1/8.2.42
= 1/8.2.16
= 4 ton.m
Gambar 2.5 Penggambaran bidang D dan M balok gerber dengan beban merata
Gambar 2.7 Alternatif penempatan sendi tambahan pada balok gerber 4 tumpuan
Contoh :
Diketahui sebuah struktur balok gerber dengan empat tumpuan seperti tergambar di bawah
ini. Hitunglah reaksi tumpuan, gaya-gaya dalam serta gambarkan penggambaran bidang D dan
M dari struktur tersebut !
Penyelesaian :
Jumlah sendi tambahan :
S = n 2
= 4 2
= 2