Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DAN SPEKTRUM SATUAN LAYANAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Pendidikan luar sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan
terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun
bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan tujuan mengembangkan tingkat
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang
efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan
negaranya.
Phillips H. Combs, mengungkapkan bahwa pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan
pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan di luar sistem formal, baik tersendiri maupun
merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan
kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar.
Satuan layanan pendidikan luar sekolah terdiri atas lembaga kursus dan pelatihan, kelompok
belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majlis taklim, serta satuan pendidikan yang
sejenis. Kelima satuan layanan pendidikan luar sekolah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1. LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN

Dalam Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa kursus dan pelatihan
diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan
hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kursus merupakan salah satu pendidikan pada jalur pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan oleh masyarakat. Penyelenggaraannya yang sangat fleksibel dengan kebutuhan
masyarakat, perkernbangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan dunia usaha/ industri,
menjadikan peran kursus sangat strategis dalam dunia pendidikan untuk menyiapkan sumber
daya manusia yang berkualitas.

Kursus merupakan salah satu satuan pendidikan luar sekolah yang memberikan peningkatan
berbagai jenis pengetahuan, keterampilan dan sikap mental bagi warga belajar yang mernerlukan
bekal dalarn mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah, dan melanjutkan pendidikannya ke
jenjang yang lebih tinggi.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah menjelaskan
bahwa:
Pasal 14
(1) Kursus diselenggarakan bagi warga belajar yang memerlukan bekal untuk mengembangkan
diri, bekerja mencari nafkah dan/atau melanjutkan ke tingkat atau jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
(2) Warga belajar pada kursus yang menyelenggarakan program Paket A dan B dimungkinkan
untuk pindah ke jalur pendidikan sekolah.
Pasal 15
(1) Kursus dapat diselenggarakan dalam 3 (tiga) tingkat kemampuan yaitu, tingkat dasar, tingkat
menengah dan tingkat atas.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh penyelenggara
satuan pendidikan yang bersangkutan.
(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pada kursus-kursus tertentu
diatur oleh Menteri atau Menteri lain atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen
setelah berkonsultasi dengan Menteri.

Pasal 16
(1) Kursus harus memiliki sejumlah warga belajar, tenaga kependidikan, kurikulum dan alat
penunjang belajar.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan tata cara pendirian kursus
yang menyelenggarakan pendidikan umum dan pendidikan kejuruan ditetapkan oleh Menteri.
(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan tata cara pendirian kursus
yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan ditetapkan oleh Menteri Agama setelah
berkonsultasi dengan Menteri.
(4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan tata cara pendirian kursus
yang menyelenggarakan pendidikan jabatan kerja ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja setelah
berkonsultasi dengan Menteri.
(5) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan tata cara pendirian kursus
yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan ditetapkan oleh Menteri, atau Menteri lain atau
Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen setelah berkonsultasi dengan Menteri.
(6) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan tata cara pendirian kursus
yang menyelenggarakan pendidikan kedinasan ditetapkan oleh Menteri, atau Menteri lain atau
Pimpinan Lembaga Pemerinta Non Departemen setelah berkonsultasi dengan Menteri.

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga kursus dalam membangun Jejaring Kerja
(kemitraan ) yaitu sebagai berikut:

• Meningkatkan partisipasi masyarakat; Salah satu tujuan membangun Jejaring Kerja (kemitraan)
adalah membangun kesadaran masyarakat terhadap eksistensi LKP, menumbuhkan minat dan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan LKP. Masyarakat disini memiliki arti
luas tidak hanya pelanggan (peserta didik) tetapi termasuk juga pengguna lulusan (user), dinas
atau departemen terkait, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, lembaga pendidikan,
dunia usaha dan industry (dudi), tokoh masyarakat dan stake holder lainnya.
• Peningkatan mutu dan relevansi; dinamika perubahan/perkembangan masyarakat sangat tinggi.
Lembaga kursus jika ingin tetap eksis harus mampu bersaing dengan kompetitor lain. Untuk itu,
LKP dituntut untuk terus melakukan inovasi, peningkatan mutu dan relevansi program kursus
sesuai kebutuhan pasar. Unttuk itu, membangun Jejaring Kerja (kemitraan) diperlukan guna
merancang program kursus yang inovatif, meningkatkan mutu layanan dan relevansi program
dengan kebutuhan pasar.
• Mensinergikan program; ada berbagai program dari berbagai pihak yang sebetulnya bisa
disinergikan dengan program kerja LKP, jika terbangun komunikasi dua arah yang baik satu
sama lain seperti:
a. Setiap perusahaan besar baik milik pemerintah atau swastasudah pasti memiliki program
corporate Social Responcibility (CSR) yang bisa disnergikan.
b. Sekolah–sekolah yang belum memiliki laboratorium bahasa inggris dan komputer bisa
bermitra dengan LKP.
c. Isnakertrans menyediakan bursa kerja khusus yang bias diakases LKP.
d. Pemerintah melalui dinas pendidikan dan P2PNFI dan BPPNFI memiliki anggaran bantuan
sosial untuk masyarakat tidak mampu yang bisa diakses LKP.
• Meningkatkan daya serap lulusan LKP ke dunia kerja; banyak lembaga kursus yang masih
beranggapan bahwa setelah pesertamengikuti ujian dan lulus maka selesailah sudah
tanggungjawab lembaga kursus. Paradigma diatas perlu dirubah bahwa tanggungjawab lembaga
kursus adalah sampai pada penanganan pasca kursus yakni penempatan dan penyaluran output ke
dunia kerja. Untuk itu, salah satu tujuan membangun Jejaring Kerja adalah peningkatan daya
serap lulusan kedunia kerja.
• Sosialisasi, promosi dan publikasi; membangun Jejaring Kerja (kemitraan) dilakukan dalam
upaya sosialisasi, promosi dan publikasi program unggulan dan produk LKP sehingga LKP
semakin dikenal oleh masyarakat luas. Dengan semakin dikenalnya LKP secara luas maka
diharapkan dapat meningkatkan jumlah peserta didik dan pengguna lulusan.
• Peningkatan akses; melalui Jejaring Kerjasama yang semakin baik dan meluas maka secara
otomotatis akan memperluas akses lembaga (akses informasi, teknologi, modal, pasar, praktek
kerja industri/magang). Kemitraan dengan berbagai pihak terus dibangun baik dengan pemerintah
sebagai pengambil kebijakan, dengan masyarakat selaku konsumen/pelanggan maupun dengan
dudi selaku pengguna lulusan.
• Pencitraan publik; membangun image positip adalah salah satu tujuan kemitraan. Image yang
positip (seperti professional, unggul, kompeten) dapat dibangun melalui program kemitraan.
Image positif menyangkut kredibilitas lembaga kursus dimata masyarakat dan mitra kerja.
• Penguatan kapasitas dan kapabilitas lembaga; membangun jaringan kemitraan juga sangat
penting dalam upaya peningkatan kapasitas dan kapabilitas LKP. Kapasitas menyangkut
optimalisasi pelaksanaan fungsi LKP, sedangkan kapabilitas menyangkut kemampuan LKP itu
sendiri untuk memproses input menjadi output yang siap pakai.
Menurut Gomes (1997 : 197), “Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja
pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Idealnya, pelatihan harus
dirancang untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi, yang pada waktu bersamaan juga
mewujudkan tujuan – tujuan para pekerja secara perorangan. Pelatihan sering dianggap sebagai
aktivitas yang paling umum dan para pimpinan mendukung adanya pelatihan karena melalui
pelatihan, para pekerja akan menjadi lebih trampil dan karenanya akan lebih produktif sekalipun
manfaat-manfaat tersebut harus diperhitungkan dengan waktu yang tersita ketika pekerja sedang
dilatih”.

Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam
dunia perhotelan. Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti
pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan
kerja, strategi, dan lain sebagainya.

Pelatihan merupakan bagian dari suatu proses pendidikan, yang tujuannya untuk meningkatkan
kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau kelompok orang. Westerman dan
Donoghue (1992) memberikan pengertian pelatihan sebagai pengembangan secara sistimatis pola
sikap/pengetahuan/keahlian yang diperlukan oleh seseorang untuk melaksanakan tugas atau
pekerjaannya secara memadai.

Tujuan Pelatihan

Menurut Moekijat (1991:55) tujuan umum dari pada pelatihan adalah:


• Untuk mengembangkan keahlian sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan
lebih efektif.
• Untuk mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional.
• Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kerja sama dengan teman-teman pegawai
dan pimpinan.

2. KELOMPOK BELAJAR

Dalam Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah menjelaskan
bahwa:
Pasal 17
Kelompok belajar diselenggarakan bagi sekumpulan warga belajar dengan saling membelajarkan
untuk mengembangkan diri, bekerja dan/atau melanjutkan ke tingkat dan/atau jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
Pasal 18
(1) Pendidikan luar sekolah yang setara dengan pendidikan dasar diselenggarakan pada kelompok
belajar Paket A dan kelompok belajar Paket B.
(2) Kelompok belajar Paket A diselenggarakan bagi sekumpulan warga belajar untuk
memperoleh pendidikan setara dengan Sekolah Dasar.
(3) Kelompok belajar Paket B diselenggarakan bagi sekumpulan warga belajar untuk
memperoleh pendidikan setara dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
(4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diatur oleh
Menteri.

Menurut Wikipedia tentang pengertian kelompok belajar, Kelompok Belajar atau Kejar adalah
jalur pendidikan nonformal yang difasilitasi oleh Pemerintah untuk siswa yang belajarnya tidak
melalui jalur sekolah. Pengertian ini berdasarkan tentang kelompok belajar resmi dari program
pemerintah bukan berdasarkan tentang pengertian dasar kelompok belajar. Oleh karena itu, mari
kita bahas pengertian satu-persatu dari definisi kelompok belajar.
• Kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya dan
saling berinteraksi. Maka bila ada 2 orang yang antri di toilet tidak bisa disebut suatu kelompok,
tetapi bila orang tersebut melakukan suatu interaksi dalam bentuk apapun, maka bisa disebut
sebagai kelompok.
• Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah
lakunya, baik melalui latihan dan pengalamn yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu.
Tujuan Kelompok Belajar
• Meninggikan rasa percaya diri terhadap kemampuan siswa.
• Mengembangkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi.
• Mewujudkan tingkah laku yang lebih efektif.
• Meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal.
• Meningkatkan prestasi belajar siswa.

Bekerja atau belajar bersama adalah suatu proses kelompok yang disokong oleh anggota-anggota
kelompok, di mana ada ketergantungan satu dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan yang
disepakati. Ruang kelas adalah tempat yang baik sekali untuk membangun kemahiran kelompok
yang Anda butuhkan kemudian di dalam kehidupan.

Bekerja/belajar bersama adalah pergaulan antar anggota kelompok, Anda :


• Membangun dan memberikan pendapat untuk suatu tujuan yang sehat
• Menambah pengertian Anda tentang suatu masalah: pertanyaan-pertanyaan, wawasan dan
penyelesaian
• Menanggapi, dan bekerja untuk mengerti pertanyaan-pertanyaan yang lain, wawasan, dan
penyelesaian. Setiap anggota kelompok berwenang berbicara kepada yang lain dan
menyumbangkan dan mempertimbangkan sumbangan pikiran mereka.
• Bertanggung jawab terhadap yang lain, dan mereka bertanggung jawab terhadap Anda.
• Tergantung satu dengan yang lain, dan mereka tergantung pada Anda.

3. PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat adalah suatu tempat untuk mengintensifkan dan
mengkoordinasikan berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat, pelaksanaannya dipusatkan di
suatu tempat dengan status pengelolaannya dan pemilikannya adalah oleh dan untuk masyarakat.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Umberto Sihombing (1999), yang menyatakan bahwa ada
beberapa aspek yang melatarbelakangi pembentukan Pusat Kegiatan Belajar masyarakat adalah :
• Kegiatan pembelajaran program pendidikan masyarakat yang masa lalu lokasinya terpencar,
pada saat ini dapat dipusatkan sehingga setiap saat dapat dilihat wujudnya ada, dan indikator
keberhasilannya dapat mudah di evaluasi;
• Efektivitas dan efisiensi, pemantauan, pembinaan dan pengendalian lebih mudah dan terpadu;
• Banyak kegiatan pendidikan masyarakat yang diselenggarakan oleh berbagai Instansi dapat
diintegrasikan dan dikoordinasikan di PKBM;
• Adanya dukungan dan partisipasi masyarakat;
• Memberikan motivasi dan meningkatkan kinerja belajar.

PKBM merupakan tempat berbagai kegiatan pembelajaran yang dibutuhkan oleh masyarakat
sesuai dengan minat dan kebutuhannya dengan pendekatan pendidikan berbasis masyarakat.
PKBM merupakan sebuah lembaga pendidikan bentukan masyarakat, yang dikelola dan
dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri dengan tujuan untuk memberikan kebutuhan
pelayanan pendidikan di masyarakat. PKBM sebagai sumber informasi berisi berbagai jenis
program pembelajaran yang berguna terutama dalam peningkatan kemampuan dalam bidang
keterampilan fungsional yang berorientasi pada pemberdayaan potensi masyarakat setempat
melalui pendekatan pendidikan berbasis masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya.
Keberadaan PKBM memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai koordinasi program-program
pembelajaran di masyarakat. Tersedianya pengelola/penyelenggara, tenaga pengajar/tutor yang
berkualitas, merupakan daya pikat tersendiri bagi masyarakat untuk datang ke PKBM. Tujuan
PKBM adalah memberdayakan masyarakat untuk kemandirian, melalui program-program yang
dilaksanakan di PKBM, agar dapat membentuk manusia yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, sedangkan fungsi PKBM sendiri adalah (Sihombing, 1999):
1. Sebagai wadah pembelajaran artinya tempat warga masyarakat dapat menimba ilmu dan
memperoleh berbagai jenis keterampilan dan pengetahuan fungsional yang dapat didayagunakan
secara cepat dan tepat dalam upaya perbaikan kualitas hidup dan kehidupannya.
2. Sebagai tempat pusaran semua potensi masyarakat artinya PKBM sebagai tempat pertukaran
berbagai potensi yang ada dan berkembang di masyarakat, sehingga menjadi suatu sinergi yang
dinamis dalam upaya pemberdayaan masyarakat itu sendiri.
3. Sebagai pusat dan sumber informasi artinya wahana masyarakat menanyakan berbagai
informasi tentang berbagai jenis kegiatan pembelajaran dan keterampilan fungsional yang
dibutuhkan masyarakat.
4. Sebagai ajang tukar-menukar keterampilan dan pengalaman artinya tempat berbagai jenis
keterampilan dan pengalaman yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan dengan prinsip
saling belajar dan membelajarkan melalui diskusi mengenai permasalahan yang dihadapi.
5. Sebagai sentra pertemuan antara pengelola dan sumber belajar artinya tempat diadakannya
berbagai pertemuan para pengelola dan sumber belajar (tutor) baik secara intern maupun dengan
PKBM di sekitarnya untuk membahas berbagai permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam
pengelolaan PKBM dan pembelajaran masyarakat.
6. Sebagai lokasi belajar yang tak pernah kering artinya tempat yang secara terus-menerus
digunakan untuk kegiatan belajar bagi masyarakat dalam berbagai bentuk.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat sebagai alternatif pemecahan masalah, dikembangkan dengan
visi menyiapkan warga belajar cerdas, berkualitas, maju dan mandiri. Adapun misi yang
diembannya adalah membelajarkan masyarakat dan memasyarakatkan belajar melalui
pendekatan: Belajar untuk mengenal atau pengetahuan, Belajar untuk berkarya atau bekerja,
Belajar untuk hidup dalam kebersamaan, Belajar untuk mandiri.

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dikembangkan dengan tujuan sebagai berikut:


• Meningkatkan pelayanan kepada warga belajar agar dapat tumbuh dan berkembang sedini
mungkin dan sepanjang hayat guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya;
• Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang
diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja dan mencari nafkah;
• Memenuhi kebutuhan warga belajar yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah;
• Memberikan motivasi dalam menumbuhkan minat belajar.

Sesuai dengan visi, misi, dan tujuan yang hendak dicapainya, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
memiliki fungsi dan peran sebagai berikut:
• Sebagai sarana untuk mengintensifkan dan mengkoordinasikan berbagai kegiatan pembelajaran
masyarakat yang pelaksanaannya dipusatkan disuatu tempat, yaitu Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat;
• Sebagai percontohan belajar, bekerja, dan berusaha bagi masyarakat, karena dalam hal ini Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat membantu warga belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman;
• Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, berfungsi mengembangkan materi dan metodologi
pengajaran agar mudah diserap warga belajar.

Dalam pelaksanaannya di lapangan, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) setidaknya


mempunyai tugas pokok :
• Melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan belajar
sepanjang hayat guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya.
• Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental yang
diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja, mencari nafkah atau melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
• Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat menempuh pendidikannya di jalur
pendidikan sekolah.

Pada PKBM terdapat banyak program kegiatan pembelajaran yang tergantung pada kebutuhan
masyarakat sekitarnya. Idealnya PKBM mempunyai kegiatan:
1. Kelompok pendidikan Usia Dini
2. Kelompok pendidikan Keaksaraan
3. Kelompok pendidikan Kesetaraan

Sedangkan menurut kelompok fungsi pembelajaran peningkatan SDM :


1. Kelompok pendidikan Kecakapan hidup/lifeskill
2. Kelompok pendidikan Magang/beasiswa
3. Kelompok pemanfaatan potensi SDM/SDA/KBU
4. Kelompok pemberdayaan Perempuan
5. Kelompok taman bacaan masyarakat atau TBM
Dan menurut kelompok sosial dan kemasyarakatan :
1. Kelompok kegiatan kemasyarakatan
2. Menjalin kemitraan
3. Kelompok pemberdayaan Pemuda dan olah raga
4. Dan lain-lain (tambah saja kalau kurang)

4. MAJLIS TAKLIM

Menurut akar katanya, istilah majelis taklim terssusun dari gabungan dua kata : majlis yang
berarti (tempat) dan taklim yang berarti (pengajaran) yang berarti tempat pengajaran atau
pengajian bagi orang-orang yang ingin mendalami ajaran-ajaran islam sebagai sarana dakwah dan
pengajaran agama.

Majelis taklim adalah salah satu lembaga pendidikan diniyah non formal yang bertujuan
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia bagi jamaahnya,
serta mewujudkan rahmat bagi alam semesta.

Dalam prakteknya, majelis taklim merupakan tempat pangajaran atau pendidikan agama islam
yang paling fleksibal dan tidak terikat oleh waktu. Majelis taklim bersifat terbuka terhadap segla
usia, lapisan atau strata social, dan jenis kelamin. Waktu penyelenggaraannya pun tidak terikat,
bisa pagi, siang, sore, atau malam . tempat pengajarannya pun bisa dilakukan dirumah, masjid,
mushalla, gedung. Aula, halaman, dan sebagainya. Selain tiu majelis taklim memiliki dua fungsi
sekaligus, yaitu sebagai lembaga dakwah dan lembaga pendidikan non-formal. Fleksibelitas
majelis taklim inilah yang menjadi kekuatan sehingga mampu bertahan dan merupakan lembaga
pendidikan islam yang paling dekat dengan umat (masyarakat). Majelis taklim juga merupakan
wahana interaksi dan komunikasi yang kuat antara masyarakat awam dengan para mualim, dan
antara sesama anggot jamaah majelis taklim tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu.

Dengan demikian majelis taklim menjadi lembaga pendidikan keagamaan alternative bagi
mereka yang tidak memiliki icukup tenaga, waktu, dan kesempatan menimba ilmu agama dijulur
pandidikan formal. Inilah yang menjadikan majlis taklim memiliki nilai karkteristik tersendiri
dibanding lembaga-lembaga keagamaan lainnya.

Dasar Hukum Majelis Taklim

Majelis taklim merupakan lembaga pendidikan diniyah non-formal yang keberadaannya di akui
dan diatur dalam :
1. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional.
2. Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tantang standar nasional pendidikan.
3. Peraturan pemerintah nomor 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama dan pendidikan
keagamaan.
4. Keputusan MA nomor 3 tahun 2006 tentang strutur departement agama tahun 2006.

Tujuan majlis taklim adalah membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan sesuai
atau serasi antara manusia dengan Allah, antara manusia dengan manusia lainnya, antara manusia
dengan tempat tinggal sekitarnya atau lingkungan, dalam rangka meningkatkan ketaqwaan
mereka kepada Allah SWT.

Tujuan umum suatu majlis taklim adalah membina dan mengembangkan hubungan yang santun
dan serasi antara manusisa dengan Allah, sesama manusia, dan lingkungannya dalam membina
masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT. Sedangkan tujuan khusus dari mjlis taklim adalah
memasyarakatkan ajaran islam.

Tujuan majlis taklim dilihat dari fungsinya :


• berfungsi sebagai tempat belajar
• berfungsi sebagai tempat kontak social
• berfungsi sebagai mewujudkan minat social

Kedudukan majlis taklim adalah sebagai tempat lembaga pendidikan non-formal, dan berfungsi
sebagai :
• membina dan mengmbangkan ajaran islam dalam rangka membentuk masyarakat yang
bertaqwa kepada Allah SWT.
• Sebagai taman rekreasi rahaniyah, karena penyelenggaraannya yang santai.
• Ajang berlangsungnya silaturahmi missal yang dapat menghidup-suburkan dakwah dan
ukhuwah islamiyah.
• Sebagai sarana dialog yang berkesinambungan antara para ulama dengan umat.
• Media penyampaian gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan umatkhususnya dan bangsa
umumnya.

Fungsi majlis taklim adalah :


• meluruskan aqidah
• memotivasi umat untuk beribadah kepada Allah SWT
• amar ma’ruf nahi mungkar
• menolak kebudayaan negative yang dapat merusak

5. SATUAN PENDIDIKAN SEJENIS

Satuan pendidikan sejenis lainnya pada pendidikan luar sekolah antara lain sebagai berikut:

• PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang
merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan
informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi
motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya piker, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai
dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilaluui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
1. Tujuan utama : untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh
dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang
optimal didalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
2. Tujuan penyerta : untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di
sekolah.

• KELOMPOK BERMAIN (PLAYGROUP)

Kelompok bermain merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
nonformal yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia 2-6 tahun. Pendidikan ini untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, agar kelak lebih siap memasuki pendidikan
lebih lanjut.

• TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA)

Taman Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan
nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus pengasuh dan kesejahteraan
sosial tehadap anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.

Taman Penitipan Anak merupakan bentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Non-
Formal yang keberadaannya terus berkembang jumlahnya. Pada awalnya Taman Penitipan Anak
telah dikembangkan oleh Departemen Sosial sejak tahun 1963 sebagai upaya untuk mengisi
kesenjangan akan pengasuhan, pembinaan, bimbingan, sosial anak balita selama ditinggal orang
tuanya bekerja atau melaksanakan tugas.

Sejak dibentuknya Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (Dit PADU) tahun 2000, maka
pembinaan untuk pendidikan menjadi tanggung jawab Departemen Pendidikan Nasional.
Kebijakan Direktorat PAUD untuk seluruh bentuk layanan PAUD termasuk TPA adalah
memberikan layanan yang holistik dan integratif. Holistik berarti seluruh kebutuhan anak
(kesehatan, gizi, pendidikan, perlindungan, berkembang dan mempertahankan kelangsungan
hidup) dilayani dalam lembaga penyelenggara TPA. Integratif berarti semua lembaga TPA
melakukan koordinasi dengan instansi-instansi Pembina.

Urgensi (pentingnya) Bimbingan dan Penyuluhan dalam Satuan PLS

Menurut Prayitno & Amti (2004) pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan dan berlaku
kepada semua siswa, baik siswa-siswa yang gagal, yang menimbulkan gangguan, yang
berkemungkinan putus sekolah, yang mengalami kesulitan belajar, maupun siswa-siswa yang
memiliki bakat istimewa, yang berpotensi rata-rata, dan yang mengalami masalah belajar seperti
angka-angka rapor yang merah, tidak naik kelas dan lain-lain.
Pelayanan Bimbingan dan Konseling (penyuluhan) baik di pendidikan formal maupun nonformal
merupakan usaha membantu peserta didik atau warga belajar dalam mengembangkan kehidupan
pribadi, sosial, belajar serta perencanaan dan pengembangan karier. Pelayanan diberikan dalam
bentuk individu maupun kelompok agar peserta didik atau warga belajar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan
norma yang berlaku.
Satuan PLS seperti yang telah dijelaskan diatas yaitu terdiri dari lembaga kursus dan pelatihan,
kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majlis taklim, dan pendidikan sejenis
lainnya. Dengan adanya bimbingan dan penyuluhan dalam satuan PLS sekiranya sangat
diperlukan dan dirasakan dapat membantu pada proses pembelajaran di satuan PLS. Apabila
bimbingan dan penyuluhan diadakan dalam satuan PLS akan sangat membantu kita untuk dapat
mengetahui potensi, permasalahan, serta keinginan atau harapan warga belajar sehingga kita
sebagai tutor atau fasilitator dapat membantu warga belajar untuk dapat mengembangkan potensi
yang dimilikinya atau bahkan kita dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.

Terlebih pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap
pendidikan formal dalam rangka pendidikan sepanjang hayat, maka dari itu bimbingan dan
penyuluhan dalam satuan PLS sangat membantu agar warga belajar mampu mandiri, berkembang
secara optimal, menemukan pribadi warga belajar sendiri atau mengenal kelebihan dan
kekurangannya, mengenal lingkungan atau untuk membentuk warga belajar agar dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, ekonomi, budaya, serta alam yang ada, dan agar
warga belajar dapat merencanakan masa depannya, mempersiapkan diri untuk langkah yang
dipilihnya setelah tamat belajar melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung lainnya
dalam bimbingan dan penyuluhan.

untuk yang meng copy tulisan ini mohon dibiasakan untuk mengcantumkan link nya yaa
terimakasih

DAFTAR PUSTAKA

http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/9-pendidikan-dan-pelatihan.pdf

http://uchinfamiliar.blogspot.com/2009/02/pengertian-majelis-taklim-dasar-hukum.html

http://uchinfamiliar.blogspot.com/2009/02/tujuan-kedudukan-fungsi-majelis-taklim.html

Kamil, Mustafa, (2011), Pendidikan NonFormal, Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai