Anda di halaman 1dari 11

Pada hari ini saya akan mau membahas kesehatan, keselamatan dan kerja atau

disebut juga dengan K3 saat saya melakukan kerja praktek di PT. Garuda
Maintenance Facility (GMF) pada tanggal 29 juli 2018. Sebelum apa aja yang
ada di tempat kerja praktek saya, saya akan jelaskan terlebih dahulu apa itu K3
di perusahaan.

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)


adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan,
dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi
proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan
lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen,
dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
K3 cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi
memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang
terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu.
Praktik K3 meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga
penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan
kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan kerja, teknik
keselamatan, teknik industri, kimia, fisika kesehatan, psikologi organisasi dan
industri, ergonomika, dan psikologi kesehatan kerja.

Pengertian K3 Menurut Para Ahli

Agar memudahkan kita dalam memahami apa arti K3, maka kita dapat merujuk
pada pendapat beberapa ahli. Berikut ini adalah pengertian K3 (Keamanan,
Kesehatan, dan Keselamatan Kerja) menurut para ahli:
1. Mathis dan Jackson

Menurut Mathis dan Jackson pengertian K3 adalah kegiatan yang menjamin


terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental
melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan dan kontrol terhadap pelaksanaan
tugas dari karyawan dan pemberian bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku,
baik dari lembaga pemerintah maupun perusahaan dimana mereka bekerja.

2. Ardana

Menurut Ardana, pengertian K3 adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar


tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan
sehat sehingga setiap sumber produksi bisa digunakan secara aman dan efisien.

3. Flippo

Menurut Flippo arti K3 adalah pendekatan yang menentukan standar yang


menyeluruh dan spesifik, penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-praktek
perusahaan di tempat kerja dan pelaksanaannya melalui surat panggilan, denda,
dan sanksi lain.

4. Hadiningrum

Menurut Hadiningrum pengertian K3 adalah pengawasan terhadap SDM, mesin,


material, dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak
mengalami kecelakaan.

5. Widodo

Menurut Widodo, definisi K3 adalah bidang yang berhubungan dengan


kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek.

6. World Health Organization (WHO)

Menurut WHO pengertian K3 adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan


dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-
tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan
kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi
pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan.
Fungsi K3

Pada pelaksanaannya K3 memiliki fungsi yang cukup banyak dan bermanfaat,


baik bagi perusahaan maupun bagi pekerja. Berikut ini adalah beberapa fungsi
K3 secara umum:

1. Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan


adanya risiko dan bahaya bagi keselamatan dan kesehatan di lingkungan
kerja.
2. Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses organisir,
desain tempat kerja, dan pelaksanaan kerja.
3. Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan para
pekerja di lingkungan kerja.
4. Memberikan saran mengenai informasi, edukasi, dan pelatihan mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja.
5. Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode,
prosedur dan program.
6. Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian
bahaya dan program pengendalian bahaya

Tujuan K3

Menurut UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, tujuan dari K3


adalah mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit dikarenakan pekerjaan. Selain
itu, K3 juga berfungsi untuk melindungi semua sumber produksi agar dapat
digunakan secara efektif.

Berikut ini adalah fungsi dan tujuan K3 secara umum:

1. Untuk melindungi dan memelihara kesehatan dan keselamatan tenaga


kerja sehingga kinerjanya dapat meningkat.
2. Untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang
yang berada di lingkungan kerja.
3. Untuk memastikan sumber produksi terpelihara dengan baik dan dapat
digunakan secara aman dan efisien.

Ditempat saya melaksanakan kerja praktek yaitu PT. Garuda Maintenance


Facility (GMF) disana juga diterapkan K3, 5R, SAG dll. dan yang menarik
selain safety yang ada di tempat perusahaan juga ada yang disebut dengan
system keselamatan kerja yaitu MSDS.
MSDS itu apa yaa ???

saya juga bertanya – tanya apasih itu MSDS? Kemudian di awal saya memulai
kerja praktek saya diberikan berbagai macam Brifieng. Mulai dari pengenalan
profil perusahaan , lingkungan , keselamtan kerja proses produksi dll.

Material Safety Data Sheet (MSDS) atau Lembar Data Keselamatan Bahan
(LDKB) merupakan berkas data yang mengandung informasi tentang sifat-sifat
suatu bahan. Sifat-sifat ini antara lain sifat fisik, kimia, toksisitas, efek
kesehatan, reaktivitas, cara penyimpanan, cara pembuangan, dan alat pelindung
diri yang diperlukan serta prosedur penanganan tumpahan. MSDS wajib
tersedia bersama Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

B3 adalah bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya,


baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan merusak
lingkungan hidup. Bahan ini juga membahayakan lingkungan, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Aturan pemberian
simbol B3 dan label B3 tercantum dalam Permen Lingkungan Hidup Nomor 03
tahun 2008 serta PP Nomor 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun.

B3 digunakan dalam beberapa proses di GMF AeroAsia seperti pekerjaan


chemical cleaning, painting, allodine dan plating. Dalam penempatan B3,
MSDS harus tersedia dan mudah diakses oleh karyawan. MSDS digunakan
sebagai panduan melakukan pekerjaan hingga tindakan pertolongan jika terjadi
kondisi gawat darurat seperti keracunan B3. Berikut contoh simbol B3 yang
umum digunakan:
Mari bekerja dengan aman, baca dan pahami MSDS serta gunakan Alat
Pelindung Diri (APD) yang sesuai saat melakukan pekerjaan. Be Safety Be
Healthy.

10 PENJELASAN PENTING TENTANG MSDS YANG JARANG


DIKETAHUI PEKERJA

1. Dari mana pekerja (pengguna bahan) bisa mendapatkan lembar MSDS?

Baik regulasi nasional maupun global, termasuk OSHA mewajibkan setiap


manufaktur atau produsen yang memproduksi bahan kimia bertanggung jawab
menyediakan MSDS untuk pengguna bahan. Mintalah MSDS kepada produsen,
distributor, atau pemasok di mana Anda membeli bahan kimia tersebut. Pastikan
bahwa MSDS yang Anda miliki adalah revisi terbarunya.

2. Mengapa MSDS diperlukan?

MSDS merupakan sumber informasi yang sangat penting untuk mencegah


terjadinya kecelakaan atau cedera saat menangani bahan kimia berbahaya.
Melalui MSDS, Anda dapat mengetahui sifat-sifat bahaya bahan kimia yang
digunakan, alat pelindung diri yang digunakan hingga prosedur darurat bila
terjadi tumpahan, kebakaran, kebocoran, dan ledakan. Semua informasi
tersebut sangatlah penting untuk menghindari terjadinya kecelakaan bahan
kimia yang bisa berakibat fatal bagi pengguna.

3. Informasi apa saja yang harus tercantum dalam MSDS?

Baik menurut Kepmenaker No. Kep. 187/ MEN/ 1999 maupun Sistem
Harmonisasi Global (GHS), MSDS harus memuat 16 informasi sebagai berikut:

11. Informasi toksikologi


1.Identitas bahan dan nama perusahaan 12. Informasi ekologi
2. Komposisi bahan 13. Pembuangan limbah
3. Identifikasi bahaya 14. Informasi untuk pengangkutan
4. Tindakan P3K bahan
5.Tindakan penanggulangan kebakaran 15. Informasi perundang-undangan
6.Tindakan penanggulangan tumpahan 16. Informasi lain, biasanya berisikan
dan kebocoran tanggal pembuatan MSDS, tanggal
7.Penyimpanan dan penanganan bahan revisi MSDS terakhir, akronim/
8. Pengendalian pemaparan dan APD singkatan yang digunakan di dalam
9. Sifat fisika dan kimia MSDS, serta referensi literatur dan
10. Stabilitas dan reaktivitas bahan sumber yang diambil untuk membuat
MSDS/ informasi produsen/ pemasok
yang dapat dihubungi.
Contoh MSDS:
4. Bagaimana saya dapat mengetahui jika lembar MSDS yang tersedia di tempat
kerja sudah memenuhi persyaratan?

Anda dapat memeriksa apakah lembar MSDS yang dimiliki sudah sesuai
dengan standar atau regulasi yang berlaku atau belum. Misalnya informasi yang
tercantum di dalam MSDS (lihat poin 3) sudah sesuai dengan Kepmenaker No.
Kep. 187/ MEN/ 1999, Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 87/ M-IND/
PER/ 9/ 2009 atau GHS (standar global).

Jika MSDS yang Anda dapatkan dari produsen sudah sesuai dengan regulasi
yang berlaku, hal ini berarti lembar MSDS untuk setiap bahan kimia berbahaya
di tempat kerja Anda sudah memenuhi persyaratan. Ingat! Selalu perhatikan
tanggal revisi terakhir dari MSDS yang Anda miliki.

5. Jika saya memiliki bahan kimia yang sama dari produsen berbeda, apakah
saya harus menyimpan lembar MSDS dari produsen-produsen tersebut?

Iya. Seperti sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, OSHA menyatakan


bahwa produsen yang terdaftar di MSDS harus bersedia bertindak sebagai
penanggung jawab jika terjadi keadaan darurat saat penanganan bahan kimia.
Jadi, tidak ada salahnya jika Anda menyimpan MSDS dari masing-masing
produsen.

Sangat penting bagi Anda untuk mendokumentasikan MSDS dengan baik. Hal
ini memudahkan Anda untuk menghubungi kontak produsen, terutama saat
terjadi keadaan darurat. Meski bahan kimia yang sama dipesan dari produsen
berbeda, hal ini juga memungkinkan Anda untuk memiliki referensi lebih
banyak tentang penanganan bahan kimia berbahaya.

6. Kapan MSDS perlu diperbaharui?

MSDS yang disediakan produsen harus akurat dan jelas saat diterima pengguna.
MSDS akan diperbaharui jika terdapat informasi baru atau perubahan data yang
signifikan mengenai bahan kimia berbahaya.

Informasi baru atau perubahan tersebut mencakup bahaya dari bahan kimia,
data baru yang mengakibatkan perubahan klasifikasi pada kelas bahaya, atau
perubahan cara perlindungan atau pengendalian terhadap bahaya dari bahan
kimia yang bersangkutan.

Menurut OSHA 1910.1200 (f) (11), MSDS harus diperbaharui dalam jangka
waktu tiga bulan (dan label diperbaharui dalam waktu enam bulan) terhitung
produsen menerima informasi baru. Jika pengguna membeli MSDS dalam
jangka waktu tiga bulan tersebut, produsen wajib memberi tahu mengenai
perubahan data secara tertulis.

7. Bagaimana saya tahu MSDS yang saya miliki sudah diperbaharui?

Di beberapa negara seperti Kanada dan Eropa, MSDS memiliki tanggal


kedaluwarsa. Maka dari itu, setiap MSDS harus mencantumkan tanggal revisi
terakhir pada bagian 16 − Informasi lainnya. Anda akan mengetahui MSDS
yang Anda miliki sudah diperbaharui dengan memeriksa tanggal revisi tersebut,
dan membandingkannya dengan MSDS yang Anda miliki sebelumnya.

Perlu Anda ketahui, tidak ada regulasi yang menyatakan bahwa produsen harus
memberikan MSDS yang telah diperbaharui untuk pengguna bahan kimia yang
dipesan dari tempat mereka. Namun, alangkah baiknya jika produsen
memberitahu mengenai perubahan MSDS jika pengguna membeli bahan kimia
dalam jangka waktu revisi.

8. Bagaimana penggunaan dan penyimpanan MSDS di area kerja?

Pertama, bahasa MSDS yang tersedia untuk setiap bahan kimia berbahaya
harus mudah dimengerti dan dipahami oleh pekerja. Artinya, penggunaan
MSDS dalam bahasa Indonesia memang lebih tepat mengingat sebagian besar
pengguna bahan kimia di lapangan tidak semua bisa berbahasa Inggris. Meski
sebagian besar MSDS berbahasa Inggris terutama bahan kimia yang di-
import dari negara lain, pemasok dan importir bertanggung jawab
menerjemahkan MSDS tersebut ke dalam bahasa Indonesia.

Maka sebaiknya perusahaan meminta kepada pihak pemasok untuk


menyediakan MSDS dalam bahasa Indonesia. Jika tidak mungkin, maka
perusahaan sebaiknya menerjemahkan sendiri MSDS tersebut sebelum
diberikan kepada pekerja di lapangan. Regulasi tentang penggunaan bahasa ini
tercantum pada Pasal 10, Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 87/ M-IND/
PER/ 9/ 2009, “Penulisan MSDS wajib menggunakan bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia dapat disertai dengan bahasa internasional
yang digunakan sebagai bahasa resmi dalam PBB.”

Kedua, setiap pekerja yang berhubungan dengan bahan kimia berbahaya harus
mendapatkan pelatihan bagaimana menggunakan, membaca, memahami dan
menerapkan MSDS untuk menghindari adanya kesalahan dalam penanganan
bahan kimia.

Ketiga, MSDS harus dipasang dengan jelas di lokasi di mana bahan kimia yang
bersangkutan disimpan atau digunakan.

Keempat, MSDS yang digunakan harus MSDS yang terbaru, maka sebaiknya
Anda harus menanyakan secara berkala kepada pemasok untuk memastikan
tidak ada perubahan dan jika ada perubahan, mintalah MSDS revisi terakhirnya.

Kelima, MSDS juga harus digunakan saat proses pengiriman. Jangan


menyimpan MSDS di dalam kemasan bahan kimia yang dikirim, Anda dapat
mengirimkannya melalui email, fax atau sistem database berbasis internet.

Keenam, semua dokumen MSDS harus didokumentasikan dengan baik.


Pilihlah media yang mudah diakses, baik dalam bentuk hard copy atau soft
copy.

9. Apa sanksi untuk pekerja yang tidak menerapkan MSDS saat menangani
bahan kimia di tempat kerja?

Di Amerika, sanksi yang diberlakukan terkait penggunaan MSDS di tempat


kerja sangatlah ketat. Terhitung tanggal 1 Agustus 2016, OSHA menetapkan
denda sebesar $12.471 (167 juta) untuk pelanggaran serius yang melibatkan
program komunikasi bahaya, tidak adanya pelatihan yang memadai, dan
penggunaan MSDS.

Penggunaan MSDS yang termasuk pelanggaran serius mencakup perusahaan


atau produsen tidak menyediakan MSDS, produsen tidak memberikan MSDS
saat pengiriman, produsen tidak memberikan MSDS atas permintaan pengguna,
dan perusahaan/ pekerja tidak menggunakan MSDS saat menangani bahan
kimia di tempat kerja.

Bila pelanggaran serius secara sengaja dilakukan, perusahaan harus membayar


denda $124.709 (1,7 miliar). Perusahaan mungkin hanya mendapatkan
peringatan jika hanya melakukan pelanggaran kecil berdasarkan regulasi
OSHA. Sayangnya di Indonesia, belum ditemukan adanya regulasi yang secara
rinci menjelaskan tentang sanksi dari pelanggaran serupa di atas.
10. Siapa yang bertanggung jawab terhadap MSDS di tempat kerja?

POSTER K3 AWAS KERACUNAN

Setiap pengusaha atau manajemen K3 di perusahaan bertanggung jawab untuk


memastikan MSDS tersedia di area kerja yang mengandung bahan kimia
berbahaya dan memastikan MSDS yang tersedia merupakan MSDS terbaru.

Pengusaha atau manajemen K3 dapat menyimpan MSDS dalam sistem


komputerisasi jika:

 Semua pekerja yang terlibat dalam penanganan bahan kimia memiliki akses dan
mendapatkan pelatihan tentang cara pengoperasian perangkat
 Penyimpanan MSDS dalam komputer/ perangkat harus tertera dalam program
keselamatan B3.
Pengusaha juga harus menyediakan MSDS dalam versi cetak dan disimpan di
lokasi yang mudah diakses di mana bahan kimia bersangkutan disimpan dan
digunakan.

Intinya, MSDS akan memberitahu Anda informasi mengenai bahaya bahan


kimia, pengendalian yang harus dilakukan, cara pengelolaan bahan kimia,
hingga prosedur yang harus dilakukan jika terjadi kondisi darurat. Jadi sangat
penting bagi perusahaan untuk menyediakan MSDS di area kerja dan pekerja
juga wajib membaca dan memahami isi MSDS sebelum menangani bahan kimia
berbahaya di tempat kerja.

Daftar Pustaka:

1. http://intra-02.gmf-
aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/073._Oktober_2014.pdf
2. https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-k3.html
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan_dan_keselamatan_kerja
4. https://www.safetysign.co.id/news/288/10-Penjelasan-Penting-Tentang-
MSDS-yang-Jarang-Diketahui-Pekerja

Nama: Febby Anthonio de Queljoe

Kelas: 4IC01

NPM: 22415581

Tugas Softskill Teknik Keselematan dan Kesehatan Kerja

Anda mungkin juga menyukai