Anda di halaman 1dari 23

MGA – Bab 11

Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ( K3 )

Prepared by:
Bambang Suheri SP, Ir, M.BA
July 2017

General Affair 1
A. Mengenai K3
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan hal
yang penting dan harus menjadi prioritas utama
disetiap perusahaan. Untuk mencapai peningkatan
yang berkelanjutan, perusahaan wajib mengelola dan
mengendalikan risiko keselamatan dan kesehatan
kerja.
Untuk pengelolaan tsb, sudah banyak perusahaan
menerapkan OHSAS-18001 (occupational health &
safety assasment series) atau standar kesehatan dan
keselamatan.

General Affair 2
A. Mengenai K3
OHSAS-18001 adalah suatu standar internasional
untuk menerapkan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja di tempat kerja/perusahaan.
Banyak organisasi di berbagai negara telah
mengadopsi OHSAS-18001 untuk mendorong
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan
melaksanakan prosedur yang mengharuskan
organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan
mengendalikan risiko bahaya terhadap keselamatan
dan kesehatan di tempat kerja, serta memperbaiki
kinerja dan citra perusahaan.

General Affair 3
A. Mengenai K3
Banyak perusahaan yang sudah mengintegrasikan
bagian kerja tsb (bagian kerja kualitas, keselamatan dan
kesehatan kerja, dan lingkungan hidup) menjadi
departemen yang terpisah dan benar-benar fokus
dalam menangani hal tsb, umumnya bagian tsb HSE
(healthy safety environment).
Perusahaan lain yang belum mengimplementasikan
standarisasi kesehatan dan keselamatan kerja, urusan
K3 menjadi tanggung jawab GA. GA wajib memiliki
kompetensi, setidaknya sangat disarankan karyawan GA
tsb diberikan pelatihan sertifikasi keahlian K3.

General Affair 4
A. Mengenai K3
Tugas utama K3 adalah memelihara kesehatan dan
keselamatan di lingkungan kerja, melindungi rekan kerja,
keluarga pekerja, konsumen dan orang lain yang juga
mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
Dalam gambar fenomena Gunung Es (ice berg), K3 adalah hal
yang sangat besar efeknya. Awalnya, mungkin hanya nampak
terlihat kecil berupa kerugian fisik, namun efek dari proses
setelah terjadinya kecelakaan akan banyak kerugian materi
maupun non-materi yang harus siap dihadapi.
Oleh karena itu, pencegahan dan pengelolaan yang baik harus
menjadi perhatian terlaksananya K3 dengan baik di perusahaan.
GA profesional, harus menempatkan kesehatan dan
keselamatan kerja menjadi prioritas utama yang harus dibuat
sistemnya.
General Affair 5
A. Mengenai K3
Gambar gunung es..

General Affair 6
A. Mengenai K3
Landasan Hukum secara lengkap mengenai K3 di
perusahaan, sbb:
1. Konvensi ILO Nomor 120 (UU No.3 Tahun 1969 tentang
Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-kantor).
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang
Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan, dan Penggunaan
Pestisida.
4. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit
yang Timbul karena Hubungan Kerja.
5. Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964 tentang
Syarat Kesehatan, Kebersihan, serta Penerangan dalam
Tempat Kerja.
General Affair 7
A. Mengenai K3
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 1976, tentang
kewajiban Latihan Hyperkes bagi Dokter Perusahaan.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 1979, tentang
kewajiban Latihan Hyperkes bagi Paramedis Perusahaan.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 2 Tahun 1980, tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 1981, tentang
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 3 Tahun 1982, tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja.
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 3 Tahun 1985, tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes.
General Affair 8
A. Mengenai K3
12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 3 Tahun 1986, tentang
Syarat K3 di Tempat Kerja yang Mengelola Pestisida.
13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 1998, tentang
Penyelenggara Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dengan Manfaat
Lebih Baik.
14. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 333 Tahun 1989, tentang
Diaknosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
15. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 79 Tahun
2003, tentang Pedoman Diaknosis dan Penilaian Cacat karena
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.
16. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 51 Tahun 1999, tentang
NAB (Nilai Ambang Batas) Faktor Fisika di Tempat Kerja.
17. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 187 Tahun 1999, tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.
18. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 1979, tentang
Kantin dan Ruang Makan.
General Affair 9
A. Mengenai K3
19. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 1997,
tentang Nilai Ambang Batas (NAB) Faktor Kimia di Udara
Lingkungan Kerja.
20. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan Nomor Kep.22/DJPPK/V/2008, tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Kerja.
21. Surat Edaran Direktur Jenderal Pembinaan dan
Pengawasan Nomor 86 Tahun 1986, tentang Perusahaan
Katering yang Mengelola Makanan bagi Tenaga Kerja.
Program K3 sangat penting, aktivitas ini sebagai sarana
latihan dan bentuk edukasi serta menjaga komitmen dari
kesehatan dan keselamatan kerja di perusahaan.
General Affair 10
A. Mengenai K3
Perlu diperhatikan instrumen penting dalam
melaksanakan program K3 di perusahaan, sbb:
Kebijakan dan komitmen,
Identifikasi dan evaluasi potensi bahaya,
Diklat petugas,
Penyediaan fasilitas P3K,
Pelaksanaan K3,
Pemeliharaan,
Pelaporan,
Evaluasi.

General Affair 11
A. Mengenai K3
Untuk menilai potensi bahaya di perusahaan, bisa
melakukan dengan analisis langsung di lokasi tempat kerja.
Libatkan beberapa tim yang dianggap perlu, lakukan diskusi per
ruangan atau per area.
Gunakan tanda dan dokumentasi.
Diskusikanlah permasalahan yang ada, lalu buat analisis dan
rencana pengembangan, perbaikan atau renovasi serta
penanggulangan potensi bahaya.
Bisa menggabungkan hasilnya dengan meminta saran dari
karyawan.
Lakukan penilaian secara berkala (Misal: 1-2 kali/ setahun)
Jika ada kegiatan perubahan layout, renovasi perubahan, atau
perpindahan barang, alat produksi, dan alat kerja, bisa
melakukan penilaian sesuai area yg mengalami perubahan saja.
General Affair 12
A. Mengenai K3
Potensi bahaya kecelakaan kerja yang biasanya ada di
perusahaan, sbb:
1) Jatuh dari ketinggian,
2) Kejatuhan benda,
3) Terantuk, tersandung, atau tergelincir,
4) Terjepit di antara benda,
5) Terlanggar, tertumbuk, tertabrak, atau tergilas benda,
6) Terpotong,
7) Terkilir,
8) Terbakar akibat berhubungan dengan suhu tinggi,
korosif, atau radiasi,
9) Tersengat arus listrik.
General Affair 13
A. Mengenai K3
Potensi bahaya kesehatan yang biasanya ada di
perusahaan, sbb:
1) Suhu udara (terlalu dingin/panas) dan tekanan udara,
2) Kontaminasi debu, uap, gas, dan larutan (zat kimia),
3) Radiasi mata (kurang atau terlalu banyak cahaya),
4) Kebisingan,
5) Penyakit menular (virus),
6) Stres kerja (faktor psikologis),
7) Penggunaan alat kerja yang tidak ergonomis,
8) Penularan penyakit melalui serangga (nyamuk) atau
hewan (bakteri atau jamur).

General Affair 14
B. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
P3K di tempat kerja adalah upaya memberi pertolongan
pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja dan/atau
orang lain yang berada di tempat kerja, yang berpotensi
mengalami sakit atau cidera di tempat kerja.
Dasar Hukum P3K di tempat kerja, sbb:
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Bab III Syarat-Syarat Keselamatan Kerja Pasal-3 Ayat (1) huruf-e.
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.
15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di
Tempat Kerja.
3. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan No.Kep.53/DJPPK/VIII/2009 tentang Pedoman
Pelatihan dan Pemberian Lisensi Petugas Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
General Affair 15
B. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Kewajiban Perusahaan dalam P3K, sbb:
Menyediakan petugas dan fasilitas P3K di tempat kerja,
Melaksanakan P3K di tempat kerja.
Syarat petugas P3K di tempat kerja, sbb:
Memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari instansi
yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan,
Bekerja pada perusahaan tsb,
Sehat jasmani dan rohani,
Bersedia ditunjuk sebagai petugas P3K,
Memiliki pengetahuan dan keterampilan P3K.

General Affair 16
B. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Rasio jumlah petugas P3K di tempat kerja dengan jumlah
pekerja berdasarkan klasifikasi tempat kerja,sbb:

Jumlah
No Tempat Kerja Jumlah Petugas P3K
Pekerja

1 orang
Dengan Potensi 25-150
1 1 orang untuk setiap 150
Bahaya Rendah >150
orang atau kurang

1 orang
Dengan Potensi ≤100
2 1 orang untuk setiap 100
Bahaya Tinggi >100
orang atau kurang

General Affair 17
B. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Penyediaan petugas P3K, sbb:
Tempat kerja dengan jarak unit kerja masing-masing 500
meter atau lebih membutuhkan satu orang petugas P3K.
Tempat kerja dengan gedung bertingkat membutuhkan
petugas P3K di setiap lantai.
Tempat kerja dengan jadwal kerja shift membutuhkan
satu orang petugas P3K di setiap waktu shift.
Fasilitas P3K, terdiri dari:
Ruang P3K,
Kotak P3K dan isinya,
Alat evakuasi dan transportasi,
Fasilitas tambahan sesuai kebutuhan lingkungan kerja.
General Affair 18
B. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Syarat kotak P3K, sbb:
Dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna
dasar putih dengan lambang P3K berwarna hijau,
Isi kotak P3K sesuai Permenakertrans,
Penempatan Kotak P3K memiliki ketentuan, sbb:
Mudah dilihat dan dijangkau,
Jumlah dan jenis kotak P3K sesuai dengan jumlah
pekerja, tempat kerja berjarak 500 meter atau lebih,
serta masing-masing unit kerja wajib menyediakan
kotak P3K, sesuai jumlah pekerja.

General Affair 19
B. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Ruang P3K:
a. Syarat wajib bagi perusahaan tentang ruang P3K:
Mempekerjakan pekerja atau buruh 100 orang atau
lebih.
Mempekerjakan pekerja atau buruh kurang dari 100
orang dengan potensi bahaya tinggi.
b. Syarat ruang P3K, sbb:
Lokasi dekat kamar mandi, jalan keluar, mudah dijangkau
area kerja, atau dekat tempat parkir,
Luas ruangan memadai, bersih, ventilasi cukup, ada pintu
dan jalan yang cukup lebar, serta terdapat papan nama.

General Affair 20
B. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Kelengkapan ruang P3K, sbb:
1. Wastafel,
2. Kertas tisu atau lap,
3. Tandu atau usungan,
4. Bidai atau spalk
5. Kotak P3K dan isi,
6. Tempat tidur,
7. Pakaian bersih untuk penolong,
8. Tempat penyimpanan alat-alat,
9. Tempat sampah.
*(4),alat dr kayu/anyaman kawat yg kuat ttp ringan yg digunakan
untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yg patah tidak
bergerak (immobilisasi)
General Affair 21
B. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

Tugas dan tanggung jawab petugas P3K di


tempat kerja, sbb:
Melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja,
Merawat fasilitas P3K di tempat kerja,
Mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan,
Melaporkan kegiatan P3K kepada pengurus.

General Affair 22
Referensi:
Teguh Hambudi, 2015. # 1 Professional General Affair, Jakarta,
Visimedia.
B. Suwardi Luis,2011. Step by step in Cascading Balanced
Scorecard to Functional Scorecard, Jakarta, Gramedia.
Dubois, David D. & Rothwell, William J, 2004. Competency Based
HR Management, London, Nicholas Brealey Publishing.
Heni, Yusri, 2013. Improving Our Safety Culture, Jakarta,
Gramedia.
Levitt, 2009, Facilities Management: Managing Maintenance for
Building and Facilities, United States: Momentum Press.
Nurachmad, M, 2012, Pedoman Mengurus Segala Macam Surat
Perizinan dan Dokumen Secara Legal Formal, Yogyakarta,
Pustaka Yustisia.
Tawaka, 2014, Ergonomi Industri: Dasar-dasar Pengetahuan
Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja, Surakarta, Harapan Press.
General Affair 23

Anda mungkin juga menyukai