Anda di halaman 1dari 18

FISIOLOGI MEKANISME AKSI HORMON HIPOTALAMUS-HIPOFISIS

 Kelenjar hipofisis, atau pituitary, adalah kelenjar endokrin kecil yang terletak di rongga
tulang di dasar otak tepat di bawah hipotalamus. Hipofisis dihubungkan dengan hipotalamus
oleh sebuah tangkai penghubung tipis.
 Hipofisis memiliki dua lobus yang secara anatomis dan fungsional berbeda, hipofisis
posterior dan hipofisis anterior.
 Hipofisis posterior terdiri dari jaringan saraf dan karenanya juga dinamai neurohipofisis.
 Hipofisis anterior terdiri dari jaringan epitel kelenjar dan karenanya juga dinamai
adenohipofisis (adeno artinya "kelenjar").
 Hipofisis anterior dan posterior hanya memiliki kesamaan lokasi. Mereka berasal dari
jaringan embrional yang berbeda, memiliki fungsi yang berbeda, dan berada di bawah
mekanisme kontrol yang berbeda.
 Pelepasan hormon dari hipofisis anterior dan posterior dikontrol secara langsung oleh
hipotalamus, tetapi sifat dari kedua hubungan ini sepenuhnya berbeda.
 Hipofisis posterior terhubung ke hipotalamus melalui jalur saraf, sementara hipofisis
anterior terhubung ke hipotalamus melalui sambungan vaskular yang unik.
 Fungsi utama hipotalamus sebagian adalah refleks visera yang jelas, dan yang lain
mencakup perilaku kompleks dan reaksi emosi; namun, semua melibatkan respons tertentu
terhadap rangsangan tertentu.
Hipotalamus-Hipofisis Posterior

 Hipotalamus dan hipofisis posterior membentuk suatu sistem neuroendokrin yang terdiri dari
suatu populasi neuron neurosekretorik yang badan selnya terletak di dua kelompok di
hipotalamus, yaitu nukleus supraoptikus dan nukleus paraventrikel.
 Akson dari neuron-neuron ini turun melalui tangkai penghubung tipis untuk berakhir di
kapiler di hipofisis posterior.
 Hipofisis posterior sebenarnya tidak menghasilkan hormon apapun. Bagian ini hanya
menyimpan dan, setelah mendapat rangsangan yang sesuai, mengeluarkan dua hormon
peptida kecil, vasopresin dan oksitosin, yang disintesis oleh badan sel neuron di
hipotalamus, ke dalam darah.
 Kedua peptida hidrofilik ini dibuat di nukleus supraoptikus dan paraventrikel, tetapi satu
neuron hanya dapat menghasilkan salah satu dari kedua hormon ini.
 Hormon yang disintesis dikemas dalam granula sekretorik yang diangkut oleh motor
molekular menuruni sitoplasma dan disimpan di terminal neuron di hipofisis posterior.
 Setiap ujung saraf ini menyimpan vasopresin atau oksitosin. Karena itu, hormon-hormon ini
dapat dikeluarkan secara independen sesuai kebutuhan.
 Akibat sinyal stimulatorik ke hipotalamus, vasopresin atau oksitosin dilepaskan ke dalam
darah sistemik dari hipofisis posterior melalui proses eksositosis granula sekretorik yang
sesuai. Pelepasan hormon ini terjadi sebagai respons terhadap potensial aksi yang berasal
dari badan sel hipotalamus dan merambat ke ujung saraf di hipofisis posterior. Seperti
pada neuron lainnya, potensial aksi dihasilkan di neuron neurosekretorik ini sebagai
respons terhadap sinyal sinaptik ke badan sel saraf.
a. VASOPRESIN
- Vasopresin (hormon antidiuretik, ADH)
memiliki dua efek utama yang sesuai
dengan namanya: (1) meningkatkan
retensi H2O oleh nefron ginjal selama
pembentukan urine (efek antidiuretik),
dan (2) menyebabkan kontraksi otot
polos arteriol (suatu efek presor
pembuluh).
- Efek pertama memiliki peran fisiologik
lebih penting. Pada kondisi normal,
vasopresin adalah faktor endokrin utama
yang mengatur pengeluaran H2O dalam
urine dan keseimbangan H2O secara
keseluruhan. Sebaliknya, vasopresin
dalam kadar biasa hanya berperan
minimal dalam mengatur tekanan darah
melalui efek presornya.
- Kontrol utama pelepasan vasopresin
terinduksi-hipotalamus dari hipofisis
posterior adalah masukan dari
osmoreseptor hipotalamus, yang
meningkatkan sekresi vasopresin sebagai
respons terhadap peningkatan osmolaritas plasma. Masukan yang lebih lemah dari
reseptor volume atrium kiri meningkatkan sekresi vasopresin sebagai respons
terhadap penurunan volume CES dan tekanan darah arteri.
b. OKSITOSIN
- Oksitosin merangsang kontraksi otot polos uterus untuk membantu
mengeluarkan janin selama persalinan, dan hormon ini juga merangsang ejeksi
susu dari kelenjar mamaria (payudara) selama menyusui.
- Sekresi oksitosin ditingkatkan oleh refleks-refleks yang berasal dari jalan lahir
selama persalinan dan oleh refleks yang terpicu ketika bayi mengisap
payudara.
- Selain kedua efek fisiologik utama tersebut, oksitosin memengaruhi berbagai
perilaku, terutama perilaku ibu. Sebagai contoh, hormon ini meningkatkan ikatan
batin antara ibu dan bayinya. Karena alasan ini, oksitosin terkadang dinamakan
"hormon cinta" atau "senyawa kimia pelukan".
- Studi terkini menyatakan bahwa oksitosin berperan dalam hubungan kedekatan
manusia jenis lain-nya, seperti membantu mengikatkan pasangan satu sama lain.
Hipotalamus – Hipofisis Anterior

 Tidak seperti hipofisis posterior, yang mengeluarkan hormon yang disintesis oleh
hipotalamus, hipofisis anterior itu sendiri membentuk hormon-hormon yang akan
dibebaskannya ke dalam darah.
 Lima populasi sel berbeda di dalam hipofisis anterior mengeluarkan enam hormon peptida
utama. Efek masing-masing hormon ini dijelaskan dengan lebih terperinci di bagian-bagian
selanjutnya. Untuk saat ini, ulasan singkat mengerti sumber dan efek utama hormon-hormon
tersebut memberikan alasan rasional untuk pemberian nama mereka:
 Sel hipofisis anterior yang dikenal sebagai
1) Somatotrop, menyekresi hormon pertumbuhan (GH, somatotropin), yaitu hormon
primer yang bertanggung jawab mengatur pertumbuhan tubuh keseluruhan (somato
berarti "tubuh"). GH juga menjalankan kerja metabolik yang penting.
2) Tirotrop menyekresi thyroid-stimulating hormone (TSH, tirotropin) yang merangsang
sekresi hormon tiroid dan pertumbuhan kelenjar tiroid
3) Kortikotrop menghasilkan dan membebaskan hormon adrenokortikotropik (ACTH,
adrenokortikotropin), yaitu hormon yang merangsang sekresi kortisol oleh korteks
adrenal dan mendorong pertumbuhan korteks adrenal.
4) Gonadotrop menyekresi dua hormon yang bekerja pada gonad (organ reproduksi, yaitu
testis dan ovarium)—follicie-stimulating hormon dan luteinizing hormone. Follicle-
stimulating hormone (FSH) membantu mengatur produksi gamet (sel reproduksi yang
disebut ovum dan sperma) pada kedua jenis kelamin. Pada wanita, hormon ini
merangsang pertumbuhan dan perkembangan folikel ovarium, tempat berkembangnya
ovum atau sel telur. Hormon ini juga mendorong sekresi hormon estrogen oleh ovarium.
Pada pria, FSH diperlukan untuk produksi sperma.
Luteinizing hormone (LH) membantu mengontrol sekresi hormon seks pada wanita
dan pria, di samping fungsi penting lainnya pada wanita. LH juga mengatur sekresi
hormon-hormon seks wanita, estrogen dan progesteron, oleh ovarium. Pada pria hormon
ini merangsang testis untuk mengeluarkan hormon seks pria, yaitu testosteron. Pada
wanita LH juga berperan dalam ovulasi (pelepasan telur) dan luteinisasi (pembentukan
korpus luteum penghasil hormon di ovarium setelah ovulasi). Perhatikan bahwa FSH dan
LH diberi nama berdasarkan fungsinya pada wanita.
5) Laktotrop menyekresi prolaktin (PRL) yang meningkatkan perkembangan payudara dan
laktasi (produksi susu) pada wanita. Fungsi reproduktifnya pada pria belum jelas.
Bukti terkini menunjukkan bahwa prolaktin mungkin meningkatkan sistem imun pada
kedua jenis kelamin, yang sama sekali tidak berkaitan dengan perannya dalam fisiologi
reproduksi
 GH, TSH, ACTH, FSH, dan LH adalah hormon tropik karena masing-masing mengatur
sekresi kelenjar endokrin spesifik lain. FSH dan LH secara kolektif disebut sebagai
gonadotropin karena mengontrol sekresi hormon-hormon seks oleh gonad. Karena GH
menghasilkan efek merangsang pertumbuhan secara tak-langsung dengan merangsang
pelepasan hormon di hati, insulin-like growth factor-1 (IGF-1), hormon ini juga merupakan
hormon tropik.
 Hormon ini bekerja secara tidak langsung pada jaringan nonendokrin untuk menghasilkan
efeknya. Di antara hormon-hormon hipofisis anterior, prolaktin adalah satu-satunya yang
tidak merangsang sekresi hormon lain. Di antara hormon-hormon tropik, FSH, LH, dan
hormon pertumbuhan berefek pada sel sasaran nonendokrin selain merangsang sekresi
hormon lain.
 Faktor yang mengatur sekresi hormon hipofisis anterior: hormon hipotalamus dan
umpan-balik oleh hormon kelenjar sasaran.
 Sekresi setiap hormon hipofisis anterior dirangsang atau dihambat oleh satu atau lebih dari
tujuh hormon hipofisiotropik hipotalamus.
 Perhatikan bahwa umumnya hormon hipofisiotropik terlibat dalam rantai komando
hierarki tiga hormon: hormon hipofisiotropik hipotalamus (hormon 1) mengontrol
pengeluaran hormon tropik hipofisis anterior (hormon 2). Hormon tropik ini nantinya
mengatur sekresi hormon kelenjar endokrin sasaran (hormon 3) yang menimbulkan efek
fisiologik. Urutan ketiga hormon ini dinamakan aksis endokrin, seperti pada aksis
hipotalamus-hipofisis-tiroid.

Sistem Porta Hipotalamus - Hipofisis

 Hubungan anatomik dan fungsional antara hipotalamus dan hipofisis anterior adalah suatu
koneksi kapiler ke kapiler yang unik, sistem porta hipotalamushipofisis. Sistem porta
adalah susunan pembuluh darah ketika darah vena mengalir langsung dari satu anyaman
kapiler melalui pembuluh penghubung ke anyaman kapiler lain.
 Sistem ini berawal di dasar hipotalamus dengan sekelompok kapiler yang menyatu
membentuk pembuluh-pembuluh porta halus, yang mengalir turun melalui tangkai
penghubung ke dalam hipofisis anterior. Di sini pembuluh-pembuluh porta bercabang-
cabang untuk membentuk sebagian besar kapiler hipofisis anterior, yang kemudian
mengalirkan darahnya ke dalam sistem vena sistemik.
 Akibatnya, hampir semua darah yang mengalir ke hipofisis anterior mula-mula harus
melewati hipotalamus. Karena pertukaran bahan antara darah dan jaringan sekitar hanya
dapat terjadi melalui kapiler, sistem porta hipotalamus-hipofisis menjadi rute tempat
hormon pelepas dan penghambat dapat diserap di hipotalamus dan diserahkan secara
langsung dan segera ke hipofisis anterior dengan konsentrasi relatif tinggi, memintas
sirkulasi umum.
 Jika sistem porta tidak ada, hormon-hormon hipofisiotropik yang diambil di hipotalamus
akan dikembalikan ke jantung oleh sistem vena sistemik. Dari sini, hormon-hormon tersebut
akan mengalir ke paru dan kembali ke jantung melalui sirkulasi paru, dan akhirnya masuk ke
sistem arteri sistemik untuk disalurkan ke seluruh tubuh, termasuk hipofisis anterior.
 Proses ini tidak saja memerlukan waktu lebih lama tetapi konsentrasi hormon hipofisiotropik
juga akan jauh lebih rendah akibat pengenceran oleh volume darah yang sangat besar yang
mengalir melalui rute sirkulasi lazim ini.
 Akson neuron-neuron neurosekretorik yang menghasilkan hormon-hormon regulatorik
hipotalamus berakhir di kapiler di pangkal sistem porta. Neuron-neuron hipotalamus ini
mengeluarkan hormon mereka dengan cara yang sama seperti neuron hipotalamus yang
menghasilkan vasopresin dan oksitosin. Hormon disintesis di badan sel dan kemudian
diangkut ke ujung akson melalui motor molekuler. Hormon disimpan di sini hingga
dilepaskan ke kapiler sekitar oleh rangsangan yang sesuai. Perbedaan utama adalah bahwa
hormon hipofisiotropik dibebaskan ke dalam pembuluh porta, yang menyalurkan mereka ke
hipofisis anterior, tempat mereka mengontrol pelepasan hormon-hormon hipofisis anterior
ke dalam sirkulasi umum. Sebaliknya, hormon hipotalamus yang disimpan di hipofisis
posterior itu sendiri dibebaskan ke dalam sirkulasi umum.
Umpan Balik Negatif
Kontrol Endokrin Pertumbuhan

 GH bukan satu-satunya penentu laju dan besar akhir pertumbuhan pada seseorang. Faktor
lainnya adalah genetik, diet yang memadai, bebas dari penyakit kronik dan kondisi
lingkungan penuh stres [kortisol memiliki beberapa efek anti-pertumbuhan yang kuat,
misalnya mendorong penguraian protein, menghambat pertumbuhan tulang panjang, dan
menghambat sekresi GH], kadar normal hormon-hormon yang mempengaruhi pertumbuhan.
 GH tidak berperan dalam pertumbuhan janin.
 Anak memperlihatkan dua periode pertumbuhan pesat lonjakan pertumbuhan pascalahir
("setelah lahir") selama dua tahun pertama kehidupan dan lonjakan pertumbuhan pubertas
selama remaja

Efek Metabolik
 Bekerja secara langsung ke sel sasaran  lemak, otot rangka, hati
 Efek metabolik GH: memobilisasi simpanan lemak sebagai sumber energi utama sambil
menghemat glukosa untuk jaringan dependen-glukosa misal otak.
 GH meningkatkan kadar asam lemak dalam darah dengan meningkatkan penguraian
lemak trigliserida yang tersimpan di jaringan adiposa, dan hormon ini meningkatkan
kadar glukosa darah dengan mengurangi penyerapan glukosa oleh otot dan meningkatkan
pengeluaran glukosa oleh hati. Otot menggunakan asam-asam lemak di atas dan bukan
glukosa sebagai bahan bakar metabolik.
 Otak hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan bakar metaboliknya, tetapi jaringan
saraf sama sekali tidak dapat menyimpan glikogen (glukosa simpanan).
 Pola metabolik ini sesuai untuk mempertahankan tubuh selama masa puasa yang lama atau
situasi ketika kebutuhan energi tubuh melebihi simpanan glukosa yang tersedia.
 GH juga merangsang penyerapan asam amino dan sintesis protein, tetapi tidak bekerja
secara langsung untuk menyelesaikan aksi metabolik yang memacu pertumbuhan ini atau
aksi terkait pertumbuhan lainnya.
Efek Pertumbuhan
 Tidak bekerja secara langsung pada sel sasarannya untuk menimbulkan efek merangsang
pertumbhan (↑ pembelahan sel, ↑ sintesis protein, ↑ pertumbuhan tulang)
 Efek pendorong pertumbuhan GH secara langsung diperantarai oleh faktor pertumbuhan
mirip-insulin (insulin-likegrowth factor, IGF)  bekerja pada sel sasaran u/ menyebabkan
pertumbuhan baik jaringan lunak maupun tulang.
 Seperti insulin, IGF menjalankan efek mereka terutama dengan berikatan pada reseptor-
enzim yang mengaktifkan protein efektor tertentu di dalam sel target dengan memfosforilasi
tirosin (suatu jenis asam amino) di dalam protein (jalur tirosin-kinase)
a. IGF-I
- Sintesis IGF-I dirangsang oleh GH dan memerantarai efek hormon ini dalam
mendorong pertumbuhan. (Satu hal yang menarik, variasi gen IGF-I merupakan
salah satu alasan mengapa Great Danes bertumbuh jauh lebih besar daripada
Chihuahuas.)
- Sumber utama IGF-I dalam darah adalah hati, yang mengeluarkan produk
peptida ini ke dalam darah sebagai respons terhadap stimulasi GH.
- IGF-I juga dihasilkan oleh sebagian besar jaringan lain, meskipun mereka sama
sekali tidak melepaskannya ke dalam darah. Para peneliti menduga bahwa IGF-I
yang diproduksi secara lokal di jaringan sasaran mungkin bekerja melalui cara-cara
parakrin.
- Mekanisme semacam ini dapat menjelaskan mengapa kadar GH dalam darah tidak
lebih tinggi, dan memang kadar IGF-I lebih rendah, selama beberapa tahun pertama
kehidupan dibandingkan dengan kadar dewasa, meskipun pertumbuhan selama
periode pasca lahir terjadi cukup pesat.
- Selama periode ini produksi lokal IGF-I di jaringan sasaran mungkin lebih penting
daripada penyaluran IGF-I atau GH dari darah.
- Produksi IGF-1 dikontrol oleh sejumlah faktor di luar GH, termasuk status gizi,
usia, dan faktor spesifik jaringan sebagai berikut:
 Produksi IGF-I bergantung pada nutrisi yang memadai. Asupan makanan yang
kurang memadai mengurangi produksi IGF-I. Akibatnya, perubahan kadar
IGF-I di dalam darah tidak selalu bersesuaian dengan perubahan sekresi GH.
Sebagai contoh, puasa menurunkan kadar IGF-I meskipun hal ini meningkatkan
produksi GH.
 Faktor terkait-usia memengaruhi produksi IGF-I. Peningkatan drastis kadar
IGF-I dalam darah menyertai peningkatan moderat GH pada pubertas yang
mungkin, tentu saja, menjadi daya pendorong lonjakan pertumbuhan masa
pubertas.
 Pada akhirnya, berbagai faktor stimulatorik spesifik-jaringan dapat
meningkatkan produksi IGF-I di jaringan tertentu. Sebagai gambaran,
gonadotropin dan hormon seks merangsang produksi IGF-I di organ-organ
reproduksi, misalnya testis pada pria dan ovarium serta uterus pada wanita.
b. IGF-II
- Berbeda dari IGF-I, produksi IGF-II tidak dipengaruhi oleh GH. IGF-II terutama
penting selama masa janin. Meskipun IGF-II terus diproduksi selama masa dewasa,
perannya pada orang dewasa masih belum jelas.
 Saat jaringan peka terhadap efek pendorong pertumbuhannya, GH (bekerja melalui
IGF-1) merangsang jaringan lunak dan tulang. GH mendorong pertumbuhan jaringan lunak
dengan (1) meningkatkan jumlah sel (hiperplasia) dan (2) meningkatkan ukuran sel
(hipertrofi).
 GH meningkatkan jumlah sel dengan merangsang pembelahan sel dan mencegah apoptosis
(kematian sel terprogram; lihat h. 44).
 GH meningkatkan ukuran sel dengan mendorong sintesis protein, komponen struktural
utama sel.
 GH merangsang hampir semua aspek sintesis protein dan secara bersamaan menghambat
penguraian protein.
 Hormon ini mendorong penyerapan asam amino (bahan mentah untuk membentuk protein)
oleh sel sehingga menurunkan kadar asam amino dalam prosesnya.
 Selain itu, GH merangsang perangkat sel yang bertanggung jawab melaksanakan sintesis
protein sesuai kode genetik sel.
 Pertumbuhan tulang panjang yang menyebabkan penambahan tinggi adalah efek GH yang
paling dramatik.

Kontrol GH oleh hipotalamus

 Seperti kontrol pada hormon hipofisis anterior lainnya, lengkung umpan balik negatif
berperan dalam mengontrol sekresi GH. Hal yang turut memperumit lengkung umpan balik
negatif bagi aksis hipotalamus-hipofisis-hati adalah pengaturan langsung sekresi GH oleh
faktor stimulasi dan inhibitorik. Oleh sebab itu, lengkung umpan balik negatif melibatkan
baik inhibisi dari faktor perangsang dan stimulasi dari faktor inhibitorik.
 GH merangsang sekresi IGF-1 oleh hati, dan IGF 1 pada gilirannya adalah inhibitorik primer
sekresi GH oleh hipofisis anterior. IGF-1 menghambat somatotrop di hipofisis secara
langsung dan selanjutnya menurunkan sekresi GH dengan menghambat sel penyekresi
GHRH dan merangsang sel penyekresi somatostatin di hipotalamus, sehingga menurunkan
perangsangan somatotrop oleh hipotalamus. Selanjutnya, GH sendiri menghambat sekresi
GHRH hipotalamus dan merangsang pelepasan somatostatin.

Faktor yang mempengaruhi GH

 Sejumlah faktor memengaruhi sekresi GH dengan bekerja pada hipotalamus.


 Sekresi GH memperlihatkan irama diurnal yang jelas. Sepanjang hari kadar GH
cenderung rendah dan cukup konstan. Namun, sekitar satu jam setelah tidur lelap
dimulai, sekresi GH melonjak hingga lima kali nilai siang hari.
 Pada fluktuasi diurnal sekresi GH ini terjadi letupan-letupan lebih lanjut sekresi sebagai
respons terhadap olahraga, stres, dan penurunan kadar gula darah, yaitu rangsangan-
rangsangan utama yang meningkatkan sekresi.
 Manfaat peningkatan sekresi GH pada situasi-situasi di atas ketika kebutuhan energi
melebihi cadangan glukosa tubuh mungkin adalah bahwa glukosa dihemat untuk otak dan
asam lemak disajikan sebagai sumber energi alternatif bagi otot. Karena menggunakan
sirnpanan lemak dan mendorong sintesis protein tubuh, GH mendorong perubahan
komposisi tubuh dari mengurangi pengendapan lemak ke meningkatkan protein otot. Karena
itu, peningkatan sekresi GH yang menyertai olahraga mungkin ikut memerantarai efek
olahraga dalam mengurangi persentase lemak tubuh sambil meningkatkan massa tubuh non-
lemak.
 Peningkatan asam amino darah setelah diet tinggi protein juga meningkatkan sekresi GH.
Pada gilirannya, GH mendorong pemakaian asam-asam amino ini untuk membentuk
protein.
 GH juga dirangsang oleh penurunan asam lemak darah. Karena GH memobilisasi
lemak, regulasi semacam ini membantu mempertahankan kadar asam lemak darah agar
cukup konstan. Akhirnya, ghrelin, perangsang nafsu makan poten yang dilepaskan dari
lambung, juga merangsang sekresi GH (lihat h. 681) Hormon "lapar" ini juga mungkin
berperan dalam mengoordinasikan pertumbuhan dengan asupan nutrisi.
 Perhatikan bahwa sinyal-sinyal regulatorik untuk sekresi GH ditujukan untuk menyesuaikan
kadar glukosa, asam amino, dan asam lemak dalam darah. Belum diketahui adanya sinyal
terkait-pertumbuhan yang memengaruhi sekresi GH. Isu keseluruhan tentang apa yang
sebenarnya mengontrol pertumbuhan diperumit oleh kenyataan bahwa kadar GH selama
masa anak dini, saat terjadi pertumbuhan linier yang cepat, serupa dengan kadar pada orang
dewasa. Seperti telah disebutkan sebelumnya, kontrol aktivitas IGF-I yang belum dipahami
sepenuhnya mungkin penting dalam hal ini.
 Pertanyaan terkait lain adalah mengapa jaringan dewasa tidak lagi responsif terhadap efek
GH yang mendorong pertumbuhan? Kita mengetahui bahwa kita tidak bertambah tinggi
setelah remaja karena lempeng epifisis telah menutup, tetapi mengapa jaringan lunak tidak
terus tumbuh melalui hipertrofi dan hiperplasia di bawah pengaruh GH? Salah satu spekulasi
adalah bahwa kadar GH mungkin cukup tinggi untuk menimbulkan efek merangsang
pertumbuhan saat letupan sekresi yang terjadi selama tidur lelap. Menarik dicatat bahwa
waktu yang dihabiskan dalam tidur lelap (tidur dalam) adalah paling besar pada masa bayi
dan sec ara bertahap berkurang seiring usia. Meskipun demikian, bahkan pada usia lanjut
kita tetap menghabiskan waktu tertentu dalam tidur lelap, tetapi kita tidak tumbuh lebih
besar. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkapkan misteri ini.
Kelebihan GH

 Hipersekresi GH paling sering disebabkan oleh tumor sel penghasil GH di hipofisis anterior.
Gejala bergantung pada usia pasien ketika kelainan sekresi tersebut dimulai.
 Jika produksi berlebihan GH tersebut terjadi pada masa anak sebelum lempeng epifisis
menutup, gambaran utamanya adalah pertambahan tinggi yang pesat tanpa distorsi proporsi
tubuh. Karenanya penyakit ini dinamai gigantisme. Jika tidak diterapi dengan mengangkat
tumor atau dengan obat yang menghambat efek GH, pasien dapat mencapai tinggi delapan
kaki atau lebih. Semua jaringan lunak ikut tumbuh sehingga proporsi tubuh masih normal.

 Jika hipersekresi GH terjadi setelah masa remaja ketika lempeng epifisis telah tertutup,
tubuh tidak lagi dapat bertambah tinggi. Namun, di bawah pengaruh kelebihan GH, tulang
menjadi lebih tebal dan jaringan lunak, khususnya jaringan ikat dan kulit,
berproliferasi. Pola pertumbuhan yang tidak seimbang ini menimbulkan keadaan cacat yang
dikenal sebagai akromegali (akro artinya "ekstremitas"; megali artinya "besar"). Penebalan
tulang paling nyata di ekstremitas dan wajah. Wajah yang terus bertambah kasar sehingga
hampir menyerupai kera terjadi karena rahang dan tulang pipi menjadi menonjol akibat
penebalan tulang wajah dan kulit. Tangan dan kaki membesar, dan jari tangan dan kaki
sangat menebal.

Anda mungkin juga menyukai