Anda di halaman 1dari 18

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Ditinjau dari sudut pemakaiannya, penelitian ini dapat dikategorisasikan
sebagai penelitian terapan. Sebab hasil dari penelitian ini dapat digunakan
langsung secara praktis, contohnya apabila kita sudah mengetahui daerah-daerah
yang sesuai untuk tanaman jagung kita bisa membudidayakan tanaman jagung
lebih optimal karena tempat tumbuh tanaman jagung sesuai dengan syarat-syarat
tanaman jagung itu sendiri.
Penelitian terapan adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan agar dapat
melakukan sesuatu yang jauh lebih baik, efektif dan efisien misalnya penelitian
mengenai biaya hidup, hasilnya dapat digunakan sebagai dasar untuk penentuan
gaji, penelitian mengenai efisiensi kerja dalam rangka untuk meningkatkan
produktifitas, dsb. (Silaen dan Widyono, 2013, hlm.17).
Tujuan akhir dari penelitian ini, peneliti akan berusaha untuk
mendeskripsikan atau pun memberikan gambaran baik dengan gambar, peta,
grafik, tabel atau pun yang lainnya mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta
hubungan antara fenomena yang diteliti, contohnya memberikan deskripsi
hubungan antara ketinggian tempat dan curah hujan syarat tumbuh jagung, dan
sebagainya. Sehingga berdasarkan tujuannya, penelitian ini diklasifikasikan
sebagai penelitian deskriptif eksploratif.
Penelitian terapan adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan agar dapat
melakukan sesuatu yang jauh lebih baik, efektif dan efisien. Misalnya, penelitian
mengenai biaya hidup, hasilnya dapat digunakan sebagai dasar untuk penentuan
gaji, penelitian mengenai efisiensi kerja dalam rangka untuk meningkatkan
produktifitas, dsb. (Silaen dan Widyono, 2013, hlm.17).
Sugiyono (2010:2) mengatakan “metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”,
sedangkan menurut Arikunto (2006:149)“metode penelitian adalah cara yang
digunakan oleh peneliti dalam menggunakan data penelitiannya” selanjutnya

Muhamad husni mubarok S., 2015


ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35

Narbuko dan acmadi (2009:1) mengatakan “metode penelitian berasal dari kata
metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan penelitian
adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis
sampai menyusun laporan”.
Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat diatas metode penelitian
merupakan cara ilmiah yang digunakan peneliti untuk tujuan penelitian berupa
kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis dan menyusun laporan.
Bedasarkan hal tersebut maka peneliti menggunakan SIG sebagai metode dengan
alat berupa Argcis.
SIG sebagai metode penelitian yang mempunyai kemampuan yang dapat
digunakan sebagai cara ilmiah untuk mencari, mencatat, merumuskan,
menganalisis hingga menyusun laporan. Kemampuan SIG sebagai metode sejalan
dengan pengertian SIG menurut Prahasta( 2009, hlm 116) “SIG adalah sistem
komputer yang digunakan untuk memasukan, menyimpan, memeriksa,
mengintergrasikan, memanipulasi data-data yang berhubungan dengan posisinya
di permukaan bumi”.
Adapun menurut Prahasta (2009: 135) mengatakan “...selanjutnya SIG dapat
digunakan sebagai alat untuk mengambil keputusan”. Pengertian tersebut sejalan
yang dikatakan setiawan (2010 : 12) bahwa, “satu hal yang sangat penting dari
SIG adalah kemampuannya yang handal dalam menganalisa data dan memadukan
data untuk memperoleh informasi baru”.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi
Menurut Sumaatmaja (1988:122) populasi adalah keseluruhan gejala
(fisik,sosial,ekonomi,budaya,politik), individu (manusia baik perorangan maupun
kelompok), kasus (masalah,peristiwa tertentu) yang ada pada ruang tertentu.
Adapun menurut Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Berdasarkan pengertian diatas, populasi yang diambil dalam penelitian
yaitu Seluruh Wilayah di Kabupaten Majelangka.

Muhamad husni mubarok S., 2015


ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36

3.2.2 Sampel
Menurut Arikunto (2010:174) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang diteliti. Menurut sumaatmadja,(1988:104) sampel adalah
bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi yang
bersangkutan, kriteria mewakili ini diambil dari keseluruhan sifat-sifat atau
genarilisasi yang ada pada populasi yang harus diwakili oleh sampel. Sedangkan
menurut Sugiyono (2012: 62) mengungkapkan bahwa sampel merupakan bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Dalam penelitian ini sampel wilayah, dimana sampel wilayah tersebut
mengambil sampel di Kabupaten Majalengka dengan tekhnik stratifiel random
sampling atau penarikan sampel proposional di setiap satuan lahan hasil Overlay
peta unit analisis. Peta unit analisisnya adalah, peta kemiringan lereng, peta jenis
tanah dan peta penggunaan lahan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini
hanya sampel Ph tanah saja daya yang lainnya diambil dari data sekunder.
Jumlah dan lokasi pengambilan sampel untuk penghitungan tingkat
kemasaman tanah didasarkan pada sebaran dan jumlah satuan lahan yang terdapat
di wilayah Kabupaten Majalengka (lihat pada peta 3.2). Satuan lahan yang
terdapat pada peta 3.2 merupakan hasil overlay tiga unsur lahan, yakni
penggunaan lahan dan jenis tanah.

Muhamad husni mubarok S., 2015


ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37

Muhamad husni mubarok S., 2015


ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38

Muhamad husni mubarok S., 2015


ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39

Tabel III.1 Persebaran Sampel pH tanah


No Nama Sampel Penggunaan Lahan Jenis Tanah Kecamatan Kordinat
1 L-G LADANG Glei Kadipaten 108°10'49.092"E 6°46'1.913"S
2 L-AL LADANG Alluvial Kertajati 108°11'11.483"E 6°42'58.629"S
3 PE-GR PERKEBUNAN Grumosol Jatitujuh 108°12'11.098"E 6°37'50.114"S
4 PR-G PADANG RUMPUT Glei Dawuan 108°12'21.343"E 6°43'52.692"S
5 PR-GR PADANG RUMPUT Grumosol Jatitujuh 108°12'4.131"E 6°37'48.052"S
6 SI-G SAWAH IRIGASI Glei Dawuan 108°12'41.117"E 6°42'52.839"S
7 PR-AL PADANG RUMPUT Alluvial Dawuan 108°12'8.882"E 6°42'41.735"S
8 PE-AL PERKEBUNAN Alluvial Jatitujuh 108°13'16.452"E 6°40'10.059"S
9 SI-AL SAWAH IRIGASI Alluvial Jatitujuh 108°13'3.034"E 6°40'19.516"S
10 PE-LA PERKEBUNAN Latosol Majalengka 108°13'30.205"E 6°49'43.289"S
11 ST-LA SAWAH TADAH HUJAN Latosol Majalengka 108°13'36.482"E 6°50'52.486"S
12 SI-LA SAWAH IRIGASI Latosol Majalengka 108°13'45.221"E 6°49'46.438"S
13 PR-LA PADANG RUMPUT Latosol Jatijutuh 108°13'47.142"E 6°38'28.674"S
14 SI-A SAWAH IRIGASI Andosol Majalengka 108°14'20.119"E 6°50'10.85"S
15 L-GR LADANG Grumosol Bantarujeg 108°15'25.139"E 6°57'50.058"S
16 ST-R SAWAH TADAH HUJAN Regosol Cigasong 108°15'27.453"E 6°50'18.114"S
17 ST-GR SAWAH TADAH HUJAN Grumosol Bantarujeg 108°15'37.89"E 6°57'41.5"S
18 SI-R SAWAH IRIGASI Regosol Cigasong 108°15'42.374"E 6°49'14.193"S
19 PE-PM PERKEBUNAN Podsol Merah Kuning Jatiwangi 108°16'9.77"E 6°43'50.972"S
20 L-R LADANG Regosol Sukahaji 108°17'29.114"E 6°47'18.012"S
21 PE-R PERKEBUNAN Regosol Sukahaji 108°17'43.04"E 6°51'17.705"S
22 B-A BELUKAR Andosol Maja 108°18'15.526"E 6°53'33.97"S
23 L-A LADANG Andosol Maja 108°18'15.894"E 6°54'0.31"S
24 PE-AN PERKEBUNAN Andosol Maja 108°18'24.13"E 6°53'35.568"S
25 SI-GR SAWAH IRIGASI Grumosol Talaga 108°18'3.771"E 6°59'20.152"S
26 B-GR BELUKAR Grumosol Talaga 108°18'31.319"E 6°58'51.666"S
27 PR-A PADANG RUMPUT Andosol Argapura 108°19'16.076"E 6°52'15.05"S
28 ST-A SAWAH TADAH HUJAN Andosol Maja 108°19'17.456"E 6°53'17.621"S
29 B-LA BELUKAR Latosol Banjaran 108°19'38.535"E 6°57'29.534"S
30 L-LA LADANG Latosol Banjaran 108°20'2.359"E 6°57'30.384"S
31 SI-LI SAWAH IRIGASI Litosol Lewimunding 108°20'32.939"E 6°44'9.429"S
32 ST-LI SAWAH TADAH HUJAN Litosol Lewimunding 108°21'8.481"E 6°44'28.25"S
33 L-PM LADANG Podsol Merah Kuning Cingambul 108°22'41.211"E 7°2'58.059"S
34 ST-PM SAWAH TADAH HUJAN Podsol Merah Kuning Cikijing 108°22'53.439"E 7°2'41.609"S
35 B-PM BELUKAR Podsol Merah Kuning Kertajati 108°4'44.929"E 6°38'59.538"S

Sumber: Olahan Peneliti dari Peta Satuan Lahan


3.3 Variable Penelitian
Variabel penelitian menurut Rafi’I (1996 : 46) Variabel adalah ukuran, sifat
atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok atau suatu set yang dimiliki
oleh kelompok. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel Tunggal, dimana
variable tunggal ini dipengaruhi oleh parameter-parameter yang sudah di
tentukan. Adapun variabel dan parameter dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 3.2.

Muhamad husni mubarok S., 2015


ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40

Tabel III.2Tabel Variabel Penelitian


Parameter Variabel

1. Peta Curah Hujan (Rata-rata Pertahun)


2. Peta Bulan Keing dan bulan basah
3. Peta Jenis Tanah Kesesuaian Lahan Untuk
4. Peta Kemiringan Lereng
Pertanian (Tanaman Jagung)
5. Peta Ketinggian Tempat
6. Peta Kedalaman Tanah
7. pH Tanah
8. Peta Erosi tanah

1. Peta Curah Hujan (Rata-rata Pertahun)


2. Peta Bulan Keing dan bulan basah
Lokasi lahan yang berpotensi
3. Peta Jenis Tanah
4. Peta Kemiringan Lereng sebagai kawasan Pengembang
5. Peta Ketinggian Tempat pertanian tanaman Jagung di
6. Peta Kedalaman Tanah
Kabupaten Majelangka
7. pH Tanah
8. Peta Erosi tanah
9. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten
Majalengka

Sumber: Olahan Sendiri disesuaikan dengan Teori

3.4 Bahan dan Alat

3.4.1 Peta Administrasi


Peta administrasi Kabupaten Majalengka di peroleh dari BAPPEDA
Majalengka pada tahun 2014, peta ini berupa file Shp. Digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan analisis data dan survei lapangan.

3.4.2 Peta Jenis Tanah


Peta Jenis Tanah Kabupaten Majalengka di peroleh dari BAPPEDA
Majalengka pada tahun 2014, peta ini berupa file Shp. Digunakan sebagai salah
satu peta paramenter untuk analisis data kesesuaian Tanaman Jagung.

3.4.3 Peta Kedalaman Tanah


Peta Kedalaman Tanah Kabupaten Majalengka di peroleh dari BAPPEDA
Majalengka pada tahun 2014, peta ini berupa file Shp. Digunakan sebagai salah
satu peta paramenter untuk analisis data kesesuaian Tanaman Jagung.

Muhamad husni mubarok S., 2015


ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41

3.4.4 Peta Hidrologi


Peta Hidrologi Kabupaten Majalengka di peroleh dari BAPPEDA Majalengka
pada tahun 2014, peta ini berupa file Shp. Digunakan sebagai gambaran fisik
daerah penelitian.

3.4.5 Peta Geologi


Peta Geologi Kabupaten Majalengka di peroleh dari BAPPEDA Majalengka
pada tahun 2014, peta ini berupa file Shp. Digunakan sebagai gambaran fisik
daerah penelitian.

3.4.6 Kordinat Persebaran Pos Hujan dan Curah Hujan di Sekitar


Majalengka
Kordinat persebaran Pos Hujan dan curah hujan di sekitar Kabupaten
Majalengka diperoleh dari PUSAIR (Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Air). Korninat persebaran pos hujan ini digunkan untuk membuat Poligon
Tyssen dan sebagai dasar pembuatan peta persebaran curah hujan di Kabupaten
Majalengka.

3.4.7 Data SRTM (Shuttle Radar Topography Mission)


Data SRTM dikeluarkan oleh NASA/USGS digunakan dalam membuat peta
kontur dan kemiringan lereng dalam rangka analisis data.

3.4.8 Sistem Komputer


Sistem komputer yang digunakan untuk menganalisis data penelitian terdiri
dari perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (software). Selain itu juga
untuk keperluan masukan, penyimpanan, pengolahan analisis dan tampilan
informasi.

3.4.8.1 Perangkat Keras


Perangkat kelas SIG adalah perangkat fisik yang merupakan bagian yang
mendukung untuk proses analisis geografi dan pemetaan. Perangkat SIG terdiri
dari:
 Notebook Acer Aspire V3-471G, Intel CoreTM i5-3210M 2,5Ghz With
Turbo Boost up to 3.1 Ghz.

Muhamad husni mubarok S., 2015


ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42

 Input Device yaitu perangkat-perangkat yang dugunakan untuk


memasukan data berupa Mouse dll.
 Output Device, yaitu perangkat yang berfungsi mengvisualisasikan data
dan Informasi SIG berupa Printer.

3.4.8.2 Perangkat Lunak


 Sistem Operasi, yaitu program yang berfungsi mengatur semua sumber
daya dan tata kerja komputer. Sistem operasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalan sistem operasi Window 10.
 Microsoft Office 2016 digunakan untuk menulis hasil penelitian.
 Software aplikasi SIG yaitu Argis 10.2 dan Globa Mapper digunakan
untuk menganalisis data.

3.4.9 Global Positioning System (GPS)


Digunakan untuk mempermudah dalam menentukan plot yang akan dijadikan
sampel penelitian.

3.4.10 Kamera
Digunkan untuk mendokumentasikan objek penelitian dilapangan.
3.5 Pengumpulan Data
Dalam penelitian yang menggunakan teknik analisis SIG harusnya
mempunya input data SIG yang terbaru atau ter-Update dan dapat di percaya. Peta
tematik yang digunakan direkomendasikan memiliki skala 1 : 10.000 sampai 1 :
50.000 adapun dalam penelitian ini data dan sumber data sebagai bahan untuk
penelitian.

3.5.1 Teknik Pengumpulan data


Tabel III.3Data-data yang Dibutuhkan untuk Penelitian
No Nama Data Sumber Keterangan
Sekunder Lapangan Pengindraan Jauh
1 Curah Hujan V PUSAIR
2 Persebaran Pos Hujan V PUSAIR
B BAPPEDA
3 Peta Jenis Tanah V MAJALENGKA
4 Peta Kemiringan Lereng v SRTM
5 Peta Ketinggian Tempat v SRTM
BAPPEDA
6 Peta Kedalaman Tanah V MAJALENGKA

Muhamad husni mubarok S., 2015


ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43

7 ph Tanah v Observasi
BAPPEDA
8 Erosibilitas Tanah V JABAR
BAPPEDA
9 Penggunaan Lahan V MAJALENGKA
Sumber: Olahan Peneliti

3.6 Teknik Analisi Data


Cara penilaian kapabilitas atau kesesuaian lahn menurut Noor (2006, hlm
166) dapat ditempuh dengan melibatkan penyiapan dan pengkodean data
lingkunagn, penentuan nilai dan pembobotan kapabilitas, dan perhitungan nilai
kapabilitas lahan.

3.6.1 Penyiapan dan Pengkodean Data


Tahap pertama dalam penelitian ini adalah penyiapan data dan pengkodean
data , hal ini di tempuh dengan mengumpulkan data atribut dan mendigitasi peta
tematik dengan menggunakan software Argcis sesuai dengan variable atau factor
yang mempengaruhi kesesuaian lahan untuk lahan pertanian meliputi variable
Ketinggian Tempat, Kemiringan Lereng, Jenis Tanah, Keadaan Geologi, Curah
Hujan, dan Batas Administrasi. Selanjutnya pengkodean data dilakukan dengan
cara setiap variable yang diteliti dibagi kepada subkelas(klasifikasi), klasifikasi ini
tidak sama jumlahnya untuk setiap variable hal ini didasari oleh tinjauan teori
variable tersebut.

3.6.2 Teknik Analisis Data


Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik SIG berupa
analisis skoring tumbang susun (overlay). Pembobotan dalam penelitian ini
menggunakan konsep penilain pengaruh, dimana parameter yang mempunyai
pengaruh yang besar terhadap kesesuain tumbuh tanamn jagung mendapatkan
bobot yang besar dibandingkan paramenter yang lainnyanya. Sebaliknya yang
mempunyai pengaruh kecil mendapatkan nilai pembobotan yang kecil
dibandingkan dengan parameter yang lainnya.
Langkah-langkah analisis kesesuan lahan tanamn jagung berbasis SIG, secara
detail akan diuraikan sebagai berikut:

3.6.2.1 Langkah Pertama : Pembuatan Peta Parameter

Muhamad husni mubarok S., 2015


ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44

Peta administrasi, peta tanah, dan peta kedalam tanah di buat berdasarkan
data Shp yang diperoleh oleh BAPPEDA Kabupaten Majalengka 2014
selanjutnya Peta Kemiringan lereng dan Ketinggian Tempat diperoleh melalui
data SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) yang diolah melui aplikasi
Global Mapper. Peta curah Hujan dibuat melalui persebaran pos hujan yang
berada di Kabupaten Majalengka kemudian dihubungkan satu sama lain dengan
garis khayal yang membuat poligon tyssen sebagai acuan zonasi hujannya, setelah
itu dimasukan data atribut kedalam pos hujan dan membentuk peta persebarah
curah hujan di Kabupaten Majalengka.

3.6.2.2 Langkah Kedua : Klasifikasi Skoring tiap Parameter


Setelah didapat parameter yang berpengaruh yang akan digunakan dalam
analisis kesesesuain tanaman jagung, kemudian tiap parameter tersebut dilakukan
skoring. Di bawah ini akan dijelaskan skoring tiap parameter.
Tabel III.4Skoring Kelas Informasi Bulan Kering (<75 mm)
No Bulan Skor Pertimbanagn Pemberian
Kering Skor
penananaman tanaman dapat
1 1–7 4 diusahan sepanjang tahun
melalui perencanaan yang teliti
periode bero tidak dapat
dihindari, tetapi penanaman 2
jenis tanaman secara
2 >7 – 8 3 bergantian masih mungkin
dapat dilakukan seperti :
Lahan Sawah, ditanami padi,
berikutnya palawija
kemungkinan Penanaman
tanaman pangan hanya satu
3 >6–9 2
kalitanaman pangan dapat
diusahan sepanjang tahun
tidak sesuai untuk tanaman
bahan pangan tanpa
4 >9 1 penambahan sumber air
berikut sistem irigasi yang
terartur baik.
Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294)
Tabel III.5Skoring Kelas Informasi Curah Hujan
No Curah Skor Pertimbanagn Pemberian
Hujan Skor
1 > 1200 4 Persesia air sangat tercukupi
2 900 – 1200 3 Persediaan air tercukupi
3 600 – 900 2 Persediaan air sedikit kurang
Muhamad husni mubarok S., 2015
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45

tercukupi
4 < 600 1 Kurang persediaan air
Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294)

Tabel III.6Skoring Kelas Informasi Ketinggian Tempat


Ketinggian Skor Pertimbanagn Pemberian Skor
Tempat (Mdpl)
0 – 600 5 Tanaman jagung produksi yang
optimal
600 – 1500 4 Tanaman Jagung masih bisa tumbuh
dengan baik
1500 – 2500 3 Tanaman Jagung Kurang Baik di
daerah ini
2500 - 1 Terlalu Dingin Untuk Tanaman Jagung
Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294)
Tabel III.7Skoring Kelas Informasi Jenis Tanah
No Jenis Tanah Skor Pertimbanagn Pemberian Skor

1 Andosol 5 Tanah ini berasal dari gunung berapi. Maka disebut pula tanah
gunung. Warna kehitaman hingga kelabu. Warna hitam pada
tanah pegunungan disebabkan oleh kandungan bahan organis
yang cukup tinggi atau yang disebut humus.
2 Latosol 4 Tanah Latosol adalah tanah liat, berwarna kemerahan,
kekuningan atau kecoklatan, karena banyak zat besi, tanah ini
cocok untuk tanaman jagung selama keasaman tanah (Ph)
sesuai untuk pertumbuhannya
3 Grumosol 4 Tanah yang tergolong tanah berat ini dapat juga untuk
pertaman jagung, namun perlu diperhatikan keseimbangan
antara pengairan dan drainase serta aerasi, sebab tanah berat ini
sulit untuk meloloskan air sehingga mudah tergenang
4 Alluvial 3 Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai
yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah
yang subur dan cocok untuk lahan pertanian
5 Regosol 2 Secara spesifik, ciri regosol adalah berbutir kasar, berwarna
kelabu sampai kuning, dan bahan organik rendah. Sifat tanah
yang demikian membuat tanah tidak dapat menampung air dan
mineral yang dibutuhkan tanaman dengan baik.
6 Glei 2 Tanah Glei adalah tanah yang mempunyai ciri adanya lapisan
glei berwarna kelabu, terbentuk karena pengaruh genangan air
/drainase yang buruk
7 Litosol 2 Tanah Litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan
lapisan lapisan yang tidak begitu besar, kandungan hara pada
tanah ini tidak begitu banyak bisa dibilang sangat minim.
8 Pedsol 2 Tanah ini dikenal bermaslah untuk digunakan dalam budidaya
Merah tanaman semusim karena kemasaman rendahsehingga fosfor,
Kuning salah satu hara penting bagi tumbuhan tidak terserap optimal
Muhamad husni mubarok S., 2015
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46

oleh akar.
Sumber: Aak (1993, hlm. 43)

Tabel III.8Skoring Kelas kedalaman tanah efektif


No Kedalaman Tanah Skor Pertimbanagn Pemberian Skor
Efektif (Cm)
1 >90 4 Kedalaman tanah ini sangat baik bagi
tumbuh tanaman jagung karena akar
jagung akan tumbuh dengan bebas
kedalam tanah
2 >60– 90 3 Pada kedalam ini, tanaman jagung masih
bisa tumbuh dengan baik kaarena
kedalaman perakaran masih bisa sampai
60 Cm
4 >30 – 60 2 Kedalaman tanah ini tanaman jagung masih
tumbuh, namun kurang baik karena akar tidak
bisa bebas tmbuh kedalam tanah
5 < 30 1 Kedalam tanah ini tidak cocok dengan
tanaman jagung karena perakaran sangat
dangkal untuk tumbuh kedalam
Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294) disesuainkan
Tabel III.9Skoring Kelas Informasi Kemiringan Lereng
No Kelas Skor Pertimbanagn Pemberian Skor
Kemiringan
Lereng
Landai, hampir datar, tanaman jagung akan
tumbuh dengan optimal karena media
1 <3 5
perakarannya landai dan unsur hara dapat
diserap secara optimal.
Landai sedikit bergelombang,
Pada kondisi kemiringan lereng seperti ini,
2 3–8 4
tanaman jagung masih bisa tumbuh dengan
optimal.
Landai bergelombang, masih bisa ditanami
tanaman jagung namun kurang ooptimal
3 > 8 – 15 3
karena kemiringan lerengnya sudah mulai
curam.
Agak curam,pada kondisi kemiringan
lereng yang agak curam ini tanaman
4 > 15 – 25 2
jagung kurang cocok, karena akan kurang
optimal.
Curam, pada kondisi kemiringan lereng
5 > 25 1 seperti ini, tidak cocok untuk tanaman
jagung karena kemiringan lereng yang
Muhamad husni mubarok S., 2015
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47

curam akan banyak meloloskan air ke


dataran lebih rendahnya dan unsur hara
akan banyak berkurang karena terbawa air.
Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294)

Tabel III.10Skoring Kelas Informasi Erosi


Erosi Skor Pertimbangan Pemberian Skor
Sangat Ringan 5 Tingkat erosi yang masih sangat ringan, sangat baik buat
tanaman jagung karena, unsur hara yang ada dalam tanah
tidak banyak terambil.
Ringan 4 Tingkat erosi yang masih ringan, baik untuk tanaman jagung,
unsur hara dalam tanah masih tidak banyak terambil karena
erosi tanah
Sedang 3 Tingkat erosi yang sedang sudah mulai menunjukankan
peningkatan erosinya, sehingga unsur hara dalam tanah sudah
mulai berkurang karena erosi yang sudah mulai tinggi.
Berat 2 Tingkat erosi yang berak tidak cocok untuk tanaman jagung
karena, unsur hara dalam tanah akan terambil oleh erosi.
sangat berat 1 Tingkat erosi sangat berat sangat tidak cocok untuk tanaman
jagung karena, miskin akan unsur hara.
Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294)
Tabel III.11Skoring pH
Ph Skor Pertimbanagn Pemberian Skor
> 6,0 - 7,0 5 Cocok untuk tumbuh tanaman jagung,
tingkat keasaaman yang pas
> 7,0-7,5 atau 5,5-< 6,0 4 Masih bisa tumbuh dengan baik karena
tingkat keasaman dan basanya tidak terlalu
tinggi
> 7,5 - 8,0 atau 4,5 - < 3 Tingkat asam dan basanya sudah mulai
5,5 ada dan sudah mulai mempengaruhi
tanaman jagung.
> 8,0-8,5 atau 4,0-4,5 2 Tingkat keasaman dan basanya sudah
mulai tinggi sehingga kurang cocok untuk
tanaman jagung
> 8,5 atau < 4,0 1 Terlalu asam dan basa sehingga tidak baik
untuk tumbuh tanaman jagung
Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294)
Tabel III.12Pembobotan Peta Parameter
Nilai Nilai
Parameter Bobot
No Min Max
1 Bulan Kering dan basah 5 5 20
2 Curah Hujan 5 5 20
3 Jenis Tanah 3 6 15
4 Kemiringan Lereng 4 4 20
5 Ketinggian Tempat 6 6 30

Muhamad husni mubarok S., 2015


ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48

6 Kedalaman Tanah Efektif 4 3 16


7 Erosibilitas 4 4 20
8 pH Tingkat Keasaman tanah 4 4 20
Jumlah 37 161
Sumber : Olahan Peneliti

Pembobotan ini berdasarkan tingkat pengaruh setiap parameter kepada


tingkat kesesuaian tanaman jagung, semakin besar pengaruh yang diberikan
semakin besar juga pembobotannya, ketinggian tempat merupakan parameter
yang memiliki pembobotan yang paling tinggi yaitu 6 dibadning dengan
parameter lainnya karena ketinggian tempat menentukan suhu di permukaan, suhu
dipermukaan sangat berpengaruh kepada tumbuh bungan tanaman jagung,
“ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap waktu panen dan kualitas jagung
yang dihasilakn” (Zulkarnain, hlm 163). Parameter bulan basah kering dan curah
hujan masing-masing mempunyai pembobotan 5 tanaman jagung berpengaruh
oleh adanya persedian air yang ada, bila tanaman jagung kekuranga air, musim
panen tanam kemungkinan hanya satu kali dalam setahun bahkan tidak bisa
menanam tanaman jagung. Parameter kemiringan lereng, kedalaman tanah efektif,
erosibilitas, dan tingkat kemasaman tanah masing-masing mempunyai
pembobotan 4 karena tingkat kepengaruhannya terhadap pertumbuhan tanaman
jagung di bawah parameter di atasnya. Jenis tanah mempunyai tingkat
kepengaruhan yang paling rendah yaitu 3 karena tanaman jagung hampi bisa
tumbuh di jenis tanah manapun, jenis tanah tidak begitu mempengaruhi tumbuh
tanaman jagung.

3.6.2.3 Langkah Ketiga : Melakukan overlay peta tematik


Setelah didapat peta-peta tematik dan dimasukan data atributnya, kemudian
peta-peta tersebut dioverlaykan dengan peta-peta tematik lainnya.

3.6.2.4 Langkah keempat : Penjumlahan field (item) nilai atribut peta


Setelah data atribut dimasukan kedalam setiap peta tematik baru hasil
overlay, kemudian tiap-tiap data atribut tersebut dijumlahkan untuk mengetahui
jumlah total tiap peta tematik.
Skor Parameter Bulan Kering + Skor Parameter Curah Hujan + Skor
Parameter Jenis Tanah + Skor Parameter Kemiringan Lereng + Skor Parameter
Ketinggian Tempat + + Skor Parameter Erosi Tanah + Skor Parameter Ph tanah
Muhamad husni mubarok S., 2015
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49

3.6.2.5 Langkah Kelima : Mencari nilai minimum dan maksimum dari hasil
penjumlahan tiap semua kelas

3.6.2.6 Langkah keenam : Penentuan interval kelas kesesuain tanaman jagung


 Menentukan Jangkauan (J) = Nilai Maksimal – Nilai Minimal
161 – 37 = 124
 Banyaknya Kelas Interval ada 3 kelas (k)
 Panjang interval Kelas (c)
C=J/k
C = 124 / 3 = 43,3
 Kelas Pertama
Ambil danum terkecil sebagai batas bawah kelas pertama, jumlahkan
datum terkecil dengan panjang interval kelas kemudian kurangi satu
(1)
Panjang interval kelas pertama
= (37 +41,3) – 1 = 77,3 (dibulatkan menjadi 77)
Jadi Intervalnya ( 37 – 77)
 Kelas Kedua
Batas bawah kelas kedua mulai dari 78 (melanjutkan batas atas kelas
pertama)
Panajang interval kelas kedua (78,3+ 41,3)-1= 118,6 (dibulatkan
menjadi 119)
Jadi intervalnya (78 – 119)
 Kelas Ketiga
Batas bawah kelas kedua mulai dari 120 (melanjutkan batas atas kelas
pertama)
Panajang interval kelas kedua (119,6+ 41,3)-1= 160,9 (dibulatkan
menjadi 161)
Jadi intervalnya (120 - 161)

3.6.2.7 Langkah ketujuh: penentuan nilai tiap kelas kesesuaian tanaman jagung

3.6.2.8 Langkah Kedelapan : Penentuan jarak kelas kesesuaian lahan tanaman


jagung
Muhamad husni mubarok S., 2015
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50

Kelas kesesuaian lahan tanaman jagung yang akan dihasilkan dari penelitian
ini, antara lain:

Tabel 3.13 Tabel kelas Interval Pembobotan Tingkat kesesuaian tanaman jagung

Tabel III.13Tingkat Kesesuaian Lahan Tanaman Jagung


No Tingkat Kesesuaian Pembobotan
1 Kelas Kesesuaian Tinggi 120 – 161
2 Kelas Kesesuaian Sedang 78 – 119
3 Kelas Kesesuaian Rendah 37 – 77
Sumber: Olahan Peneliti
3.7 Diagram Alur Peneliti

Muhamad husni mubarok S., 2015


ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Muhamad husni mubarok S., 2015
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai