SKRIPSI
Oleh:
Paulina Austino Filla Regal
NIM: 062114022
SKRIPSI
Oleh:
Paulina Austino Filla Regal
NIM: 062114022
i
Skripsi
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JABAR BANTEN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
(Fillipi 4:13)
“Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah
menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.”
(Markus 10:24)
“Jangan takut akan hidup percayalah bahwa hidup amatlah berharga dan
kepercayaan akan membantu menciptakan kenyataan.”
(William James)
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Paulina Austino Filla Regal
Nomor Mahasiswa : 062114022
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan,mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
dorongan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terwujud seperti sekarang ini.
Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
2. Lisia Apriani, S.E, M.Si., Akt, QIA selaku dosen pembimbing yang telah
4. Bapak Gatot selaku staf akuntansi dan keuangan di PT. Madu Baru yang
5. Pimpinan dan seluruh staf PT. Madu Baru yang telah yang telah
ini.
vii
6. Bapak, Ibu, dan Ignatius Tenaar Rocky (kakakku) tercinta yang telah
8. Temanku Delavia dan Tasya serta Ibu-Ibu PKK (Isna, Irene, Asti, Yaya,
kebersamaannya.
11. Semua teman-teman akuntansi Angkatan 2006 yang tidak bisa penulis
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh sebab itu
dengan kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
ABSTRAK ...........................................................................................................xv
ABSTRACT.........................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
C. Tujuan Penelitian........................................................................3
D. Manfaat Penelitian......................................................................3
E. Sistematika Penulisan.................................................................4
ix
C. Biaya Kualitas ............................................................................12
G. Penjualan ....................................................................................24
H. Penelitian Terdahulu...................................................................25
C. Subjek Penelitian........................................................................27
C. Struktur Organisasi.....................................................................37
x
B. Analisis Data dan Pembahasan...................................................56
BAB VI PENUTUP.........................................................................................76
A. Kesimpulan.................................................................................76
C. Saran ...........................................................................................77
LAMPIRAN.........................................................................................................80
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.3: QCC, QAC, TQC PG. Madukismo tahun 2006-2009 ………… 57
Tabel 5.4: Biaya Sisa Bahan PG. Madukismo tahun 2006-2009 ………… 60
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
xiv
ABSTRAK
xv
ABSTRACT
2006-2009
NIM: 062114022
Yogyakarta
2010
determine the direction of changes quality cost in the Multiple Periods Trend
2006-2009. The background of this research is that quality product offers its own
competitive advantages for company to get the buyer because the trend for
quality.
The type of this research was case study. The data collection technique
used was interview and documentation. The data analysis techniques used were
calculating the percentage of component of quality cost and total quality cost,
xvi
make the Multiple Periods Trend Report and then analyzing the trend to identify
The results showed that: (1) the composition of the quality cost elements
comprising the cost of Quality Control Cost (QCC), namely the Prevention Costs
had decreased every year and Appraisal Cost increased when it were compared
with the one in 2006. Overall, the percentage decreased at 2006 until 2009 while
the Quality Assurance Cost of Internal Failure Costs increased in rupiah caused by
the rising of sugar price. QCC and QAC made TQC percentages decreased from
2006 to 2009. (2) The Multiple Periods Trend Graph used to measure the
improvement of product quality had decreased every year and showed the figure
16.47% in 2009, this meant that the product quality improvement in PG.
Madukismo had been successfully implemented but still need more improvement
for the years to come because the percentage of ideal quality cost to sales in the
improvement of product quality had not been reached that was equal to 2.5%.
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam rangka memenuhi kualitas produk atau jasa yang dikehendaki oleh
bersaing dengan produk sejenis lainnya, maka kualitas produk menjadi hal
utama yang harus diperhatikan. Dalam hal ini kualitas menawarkan suatu
keunggulan daya saing tersendiri bagi perusahaan untuk dapat merebut simpati
produk yang akan dibeli, sebab dalam masyarakat modern orang semakin
sadar akan nilai uang yang dibelanjakannya. Jadi untuk trend sekarang ini
perusahaan.
1
2
ke tahun. Dalam hal ini peneliti menggunakan Laporan Trend Periode Ganda
Diukur dengan Laporan Trend Periode Ganda pada Pabrik Gula Madukismo
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
adalah:
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Penulis
sesungguhnya.
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
penulisan.
Bab ini berisi uraian teoritis dari hasil pustaka. Uraian dalam bab ini
Bab VI Penutup
Bab ini merupakan bagian akhir dari hasil penelitian yang berisi
dikemukakan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Kualitas
produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah
ditentukan, baik itu bahan baku, proses produksi, maupun produk jadi
konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu
produk, manusia/ tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang
6
7
1. Transcendental Approach
Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit
2. Product-based Approach
dimiliki produk.
3. User-based Approach
yang berbeda juga memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula
yang dirasakannya.
4. Manufacturing-based Approach
5. Value-based Approach
Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga, sehingga
memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai.
produk dianggap bermutu atau tidak tergantung pada apakah produk itu
Sebuah produk tidak perlu secara mutlak mutunya terbaik, yang terpenting
harga.
2. Ekonomi
Konsumen mencari sifat ekonomis dari suatu produk yang dihasilkan oleh
3. Awet
Pemakai mengharapakan agar produk itu terbuat dari bahan yang awet dan
4. Aman
kehidupan.
5. Mudah Digunakan
menerus dan tanpa kesulitan, untuk itu umumnya sebuah produk dirancang
6. Mudah dibuat
Hal ini berkaitan dengan biaya produksi. Produk tadi harus terbuat dari
mungkin.
7. Mudah dibuang
yang tidak dapat digunakan bisa dibuang begitu saja disembarang tempat.
masih terdapat beberapa kriteria dimana produk atau jasa yang berkualitas
11
1. Kinerja
produk.
2. Estetika
jasa.
4. Fitur
5. Keandalan
6. Tahan lama
7. Kualitas kesesuaian
8. Kecocokan penggunaan
C. Biaya Kualitas
telah terdapat produk yang buruk kualitasnya. Jadi biaya kualitas adalah biaya
pecegahan kerusakan (Fandy dan Diana 2003; 34). Dari definisi tersebut
Terdapat 4 macam yang menjadi elemen biaya kualitas yaitu (Fandy dan
5) Biaya Pelatihan
kualitas.
14
apakah produk dan jasa telah sesuai dengan persyaratan kualitas atau
kualitas produk.
yaitu:
yang disyaratkan.
digunakan oleh para ahli produk atau produksi yang terlibat dalam
4) Product liability
standar kualitas.
a) Pendekatan Tradisional
besar dari 2,5% dari penjualan. Standar 2,5% tersebut mencakup biaya
kualitas total. Biaya untuk setiap kelompok atau elemen secara individual,
misalnya biaya pelatihan mutu atau inspeksi bahan, lebih kecil dari jumlah
18
tersebut. Agar standar mutu dapat digunakan dengan baik perlu dipahami
tentang:
kedua-duanya.
b) Standar Fisik
2005; 12):
masing-masing kategori.
tersebut.
Jumlah XX % %
yang dilakukan oleh PG. Madukismo selama periode 2006-2009. Laporan ini
dilakukan.
F. Peningkatan Kualitas
dan dilaksanakan secara sistematis dan tahap demi tahap, untuk itu perbaikan
penyimpangan dari standar yang ditetapkan. Ada lima aktivitas pokok dalam
1. Komunikasi
perbaikan. Semua orang yang terlibat langsung dan orang atau unit yang
mereka.
3. Memandang ke hulu
gejalanya.
dengan cepat.
24
5. Memantau perubahan
tuntas.
G. Penjualan
menurun, maka para langganan akan merasa kecewa dan mereka akan
berpaling untuk mencari barang yang kualitasnya lebih baik. Hal seperti ini
kemungkinan antara lain pembelian bahan baku yang keliru atau ceroboh, cara
dan lain-lain.
dan persaingan.
25
lebih dari satu jumlah tertentu atau mampu mencapai jumlah maksimal
produksi, kesan pembeli terhadap hasil produksi serta kebijakan harga jual
yang digunakan.
oleh karena itu perusahaan dapat menggunakan kualitas produk sebagai alat
untuk bersaing dan bertahan hidup. Kualitas juga dapat menawarkan atau
lainnya, strategi peningkatan kualitas tidak mudah ditiru oleh perusahaan lain.
H. Penelitian Terdahulu
yang benar yaitu menuju 2,5% dalam Laporan Trend Periode Ganda, yang
berarti persentase biaya kualitas terhadap penjualan semakin turun dari tahun
menghasilkan kesimpulan bahwa biaya kualitas pada PT. Sari Husada sudah
efisien karena persentase biaya kualitas terhadap penjualan berkisar antara 1,42%
sampai 1,63% atau kurang dari 2,5%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan kualitas produk pada PT. Sari Husada, seiring dengan peningkatan
Rahayu denagn judul “Analisis Biaya Kualitas (Studi Kasus PT. Bertoni Sari
Jaya).” Dari penelitian ini salah satu kesimpulan yang diambil adalah bahwa
persentase biaya kulaitas terhadap penjualan berkisar antara 1,44% sampai 1,63%
atau kurang dari 2,5%. Hal ini menunjukkan bahwa biaya kualitas yang
dikeluarkan sudah sangat efisien, peningkatan kualitas pada produk yang dimiliki
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
sebagai studi kasus. Data yang terkumpul disusun dan dipelajari menurut
sehingga kesimpulan yang dapat diambil hanya akan berlaku untuk objek yang
akan diteliti.
1. Tempat Penelitian
2. Waktu penelitian
C. Subjek penelitian
27
28
D. Objek penelitian
1. Biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya
terakhir.
1. Wawancara
2. Dokumentasi
F. Jenis data
golongan yaitu:
1. Menurut Sifatnya
a) Data Kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka. Data ini bisa
Data Primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti
adalah:
Keterangan:
kegagalan eksternal).
tebu, tetapi karena sering mengalami kerugian, maka yayasan ini dibubarkan
terbatas, dengan nama PT. Madu Baru. PT. Madu Baru ini memiliki 2 pabrik
Madukismo.
dan pada tanggal 2 Mei 1958 pabrik ini diresmikan oleh Presiden Soekarno.
perang kemerdekaan. Pada saat itu ada 17 pabrik gula di Yogyakarta yang
seluruhnya dikelola oleh Pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1942 dengan
masuknya tentara Jepang ke wilayah RI, seluruh pabrik gula dikuasai oleh
32
33
semula ada 17 buah hanya tersisa 12 pabrik saja yang masih produktif. Hal ini
dikerenakan oleh banyaknya areal tanaman tebu yang dialih fungsikan sebagai
areal tanaman palawija dan areal persawahan padi untuk kepentingan bala
pekerjaannya.
gabungan antara saham milik Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan milik
pemerintah RI. Pada awal berdirinya, kepemilikan saham sebesar 75% milik
Sri Sultan Hamengku Buwonwo IX dan 25% milik Pemerintah RI. Saat ini
kepemilikan saham sebesar 65% milik Sri Siltan Hamengku Buwono X dan
yang ada di Indonesia, baik milik asing, swata maupun semi swasta, maka
34
mulai tahun 1962 Pabrik Gula Madukismo berubah status menjadi perusahaan
Hamengku Buwono IX selaku Presiden Direktur PT. Madu Baru pada waktu
itu.
dinamakan PT. Madu Baru yang memiliki 2 unit usaha yakni pabrik Gula
Madukismo dan Pabrik Alkohol Spiritus Madukismo, hal ini berjalan sampai
tahun 1984.
Buowo IX selaku pemilik saham terbesar PT. Madu Baru, pabrik gula kembali
(Muhamad Yusuf) dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Lama kontrak
manajemen antara PT. Rajawali Nusantara Indonesia dengan PT. Madu Baru
35
2004.
B. Lokasi Perusahaan
sumber bahan baku, pengangkutan, pasar dan faktor lain yang dapat
1. Sarana perhubungan
Pandokan adalah sebuah desa yang letaknya tidak begitu jauh dengan kota
Yogyakarta. Lokasi yang tidak terlalu jauh dengan kota ini memberikan
bahan baku yang cukup memadai baik dalam hal kualitas sangat
diperlukan. Oleh karena itu diperlukan lahan yang memadai, jenis tanah
yang cocok serta curah hujan yang cukup, maka wilayah kabupaten Bantul
36
dipandang cukup baik dan memenuhi syarat, terlebih lagi dapat menekan
biaya tranportasi.
bekerja pada masa giling saja. Kebutuhan tenaga kerja perusahaan ini
4. Sumber air
dengan sungai Winogo yang sangat besar dan dapat mencukupi kebutuhan
1. Kabupaten Bantul
2. Kabupaten Sleman
1. Kabupaten Purworejo
2. Kabupaten Magelang
3. Kabupaten Kebumen
37
C. Struktur Organisasi
diinginkan. Tujuan dari struktur organisasi yaitu agar semua kegiatan yang
semua unit kerja maupun setiap orang yang melaksanakan tugas-tugas tertentu
Struktur organisasi pada PT. Madu Baru dapat dilihat pada gambar di bawah
ini:
38
Sek. Dekom
Direktur
SPI
PT. Madu Baru merupakan Badan Usaha Milik Negara dibawah naungan
RNI.
Berikut ini dijelaskan secara singkat mengenai fungsi, tugas, wewenang, dan
1. Dewan Komisaris
2. Penasehat
kemajuan perusahaan.
3. Direktur Utama
perusahaan.
dapat dijamin.
produksi.
menetapkan daftar bagi hasil gula petani yang dibuat oleh bagian
pabrikasi gula.
kesehatan karyawan.
Direksi.
42
fasilitas, baik yang ada di pabrik maupun fasilitas untuk karyawan. Tujuannya
agar karyawan lebih giat dalam melaksanakan tugasnya dan juga untuk
Madukismo.
b. Laboratorium penelitian
tebu
2) Pemeriksaan terhadap air ambisi serta air tebu yang keluar tiap 24
jam
gula dari tebu sebelum di giling dan penyelidikan tebu yang akan
a. Perumahan
b. Klinik
E. Bagian Personalia
Nomor 075/ WK/ Tahun 1986 tentang Tenaga Kerja, maka Tenaga Kerja
secara kontinyu, tenaga kerja tetap ini dibedakan menjadi 2 status yaitu
Tenaga kerja tidak tetap yaitu karyawan yang bekerja pada waktu
kampanye
hubungan kerja adalah selama musim giling dari pabrik gula dan
spiritus.
2) Karyawan musiman
3) Karyawan Borongan
Istirahat : 11.30-12.30
Tanpa istirahat
Shift I : 06.00-14.00
Shift II : 14.00-22.00
a. Hari Minggu
Seorang karyawan tetap dengan masa kerja selama 3 tahun terus menerus
berhak menikmati cuti panjang selama 1 bulan penuh. Cuti tersebut dapat
4. Jaminan Sosial
lain:
karyawan
Karyawan Kampanye
j. Biaya pengobatan
F. Bagian Produksi
SHS IA (Superior Head Sugar) atau sering disebut GKP (Gula Kristal
Putih) dan sebagian lagi masih kualitas SHS 1B. Sesuai dengan ketetapan
Remisi Direduksi (NRD) di atas 70. Mutu produksi gula pasir Pabrik Gula
Indonesia).
pada Pabrik Gula Madukismo adalah tebu. Tebu yang ditanam memiliki
mengusahakan tebu yang jenisnya ungul, dengan tujuan agar hasil yang
48
didapat berkualitas tinggi. Adapun jenis tebu yang ditanam oleh pabrik
adalah jenis BZ 148, BZ 132, PS 58, dan PS 38, jenis-jenis tersebut adalah
per tahun untuk diolah menjadi gula pasir. Bahan baku tersebut tersebut
akan menjadi hasil olahan yang baik apabila memenuhi syarat-syarat yang
dan tebu dengan kualitas baik bisa ditebang sebanyak 6 kali tebangan.
3. Bahan Tambahan
minyak bakar (FO) sebesar 300 liter per 1000 ku tebu, soda api (Na OH)
4. Proses Produksi
49
Pabrik Gula Madukismo secara garis besar dibagi menjadi beberapa tahap
di bawah ini:
Tebu
penebangan
Pemerahan nira
Pemurnian nira
Penguapan nira
Kristalisasi
Pemutaran gula
Penyelesaian
Gula SHS I A
sebagai berikut:
b. 1 alat Derek
c. 2 meja tebu
d. 2 pisau tebu
e. 1 turbin
f. 5 ketel pemasakan
g. 2 diesel
h. 1 timbangn nira
i. 2 pemanas pendahuluan
j. 1 sublimator
k. 1 filter press
l. 1 sulifilter
m. 1 alat pengendap
n. 5 evaparator
o. 12 pan masakan
p. 16 peti strop
q. 5 centrifugal
r. 2 belt conveyor
s. 1 talang
51
a. Pemerahan Nira
b. Pemurnian Nira
dalam Defekator dan diberi gas SO2 dalam peti Sulfitasi sampai PH
c. Penguapan Nira
dapat dinaikkan menjadi 64% dan disebut nira kental, yang siap
dikristalkan.
d. Kristalisasi
Nira kental dari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam Pan
kristalisasi sampai lewat jenuh hingga timbul kristal gula. Sistem yang
dipakai yaitu ACD, dimana gula A sebagai gula produk, gula C dan D
dipakai sebagai bibit, serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak lagi.
e. Pemutaran Gula
Dalam tahap ini gula dipisahakan dengan larutannya. Agar gula lebih
dan spiritus.
f. Penyelesaian
Dengan alat penyaring gula, gula SHS dari puteran SHS dipisahkan
antara gula halus, gula kasar, dan gula normal dikirim ke gudang gula
gula.
G. Bagian Pemasaran
membawa dampak positif terhadap sistem penjualan gula yang dilakukan oleh
harga gula ditentukan oleh tingkat keseimbangan antara permintaan pasar dan
H. Pengawasan Kualitas
dengan tingkat kerusakan yang paling kecil. Oleh sebab itu, perusahaan selalu
gula tebu sebelum digiling harus diketahui dulu kadar gulanya. Untuk itu
batang secara acak untuk diuji kadar gulanya. Dengan demikian dapat
diketahui kebun mana yang tebunya sudah masak dan perlu ditebang dulu.
berpengalaman.
mesin dan alat produksi yang dipakai, sehingga pada musim giling
produk dengan cara menyortir produk cacat atau rusak, yang dimaksud
dengan produk rusak oleh perusahaan adalah bila gula basah, butirannya
terlalu kecil atau halus dan gula berwarna kuning. Produk atau gula yang
musim giling disimpan untuk proses kembali atau diolah kembali pada
A. Deskripsi Data
produk yang diukur dengan laporan trend periode ganda, maka dalam bab ini
penulis akan menyajikan data yang berkaitan dengan topik tersebut. Data ini
melakukan penelitian. Berikut ini adalah data penjualan gula pada Pabrik Gula
Madukismo:
55
56
Biaya Kegagalan
Internal
Sisa bahan 2.190.827.100 2.477.847.558 2.687.099.989 2.087.922.050
Quality Assurance
2.190.827.100 2.477.847.558 2.687.099.989 2.087.922.050
Cost (QAC)
pendahuluan maka penulis akan menyajikan hasil dari analisis data sekaligus
dengan pembahasannya. Hasil dari analisis ini akan penulis sajikan ke dalam
(QCC) dan Total Quality Cost (TQC) selama 5 tahun, sumber data
Periode 2006
= Rp 15.270.281.437
QAC = Rp 2.190.827.100
= Rp 17.461.108.537
Periode 2007
= Rp 13.188.129.256
QAC = Rp 2.477.847.558
= Rp 15.665.976.814
Periode 2008
= Rp 12.611.777.813
58
QAC = Rp 2.687.099.989
= Rp 15.298.877.802
Periode 2009
= Rp 12.471.550.030
QAC = Rp 2.087.922.050
= Rp 14.559.472.080
Tahun Quality Control Cost Quality Assurance Cost Total Quality Cost
(QCC) (QAC) (TQC)
Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) %
100
2006 15.270.281.437 87,45 2.190.827.100 12,55 17.461.108.537
100
2007 13.188.129.256 84,18 2.477.847.558 15,82 15.665.976.814
100
2008 12.611.777.813 82,44 2.687.099.989 17,56 15.298.877.802
100
2009 12.471.550.030 85,66 2.087.922.050 14,34 14.559.472.080
Dari hasil perhitungan pada tabel 5.3 dan dengan melihat tabel
5.2 dapat dilihat total biaya kualitas (TQC) dari tahun ke tahun
Dari grafik 5.1 dapat dilihat perubahan QCC, QAC dan TQC
Grafik 5.1 mengacu pada tabel 5.3. Dari grafik 5.1 dapat dilihat QCC
dua kali lipat dari biaya penilaian. Total biaya pencegahan dari tahun
grafik 5.1 yang jumlahnya semakin turun, karena hal tersebut lebih
dipengaruhi oleh biaya pencegahan yang jumlahnya dua kali lipat dari
Pada grafik 5.1, QAC yang hanya terdiri dari biaya kegagalan
cukup besar dan grafiknya turun pada tahun 2009. Dari tabel 5.2 dapat
sisa bahan dan jumlah biaya tersebut naik dari tahun 2006-2008 lalu
QAC tetapi jumlah QAC justru naik. Kenaikan QAC ini sebenarnya
gula sisa dalam unit yang membentuk biaya sisa bahan jumlahnya
Biaya sisa
2.190.827.100 2.477.847.558 2.687.099.989 2.087.922.050
bahan (Rp)
Sumber: PG. Madukismo
kenaikan sampai tahun 2009 maka yang terjadi adalah biaya sisa bahan
naik dari tahun 2006-2008 dan jumlahnya pada tahun 2009. Penurunan
biaya sisa bahan di tahun 2009 ini disebabkan karena jumlah gula sisa
tahun.
62
kualitas disajikan dalam tabel 5.3 dan sumber diambil dari tabel 5.2,
Periode 2006
11.102.553.437
Prevention Cost = × 100% = 63,58%
17.462.108.537
4.167.728.000
Appraisal Cost) = × 100% = 23,87%
17.462.108.537
2.190.827.100
Internal Failure Cost = × 100% = 12,55%
17.462.108.537
Periode 2007
8.803.538.477
Prevention Cost = × 100% = 56,20%
15.665.976.814
63
4.384.590.779
Appraisal Cost = × 100% = 27,99%
15.665.976.814
2.477.847.558
Internal Failure Cost = × 100% = 15,82%
15.665.976.814
Periode 2008
8.764.278.630
Prevention Cost = × 100% = 57,29%
15.298.877.802
3.847.499.183
Appraisal Cost = × 100% = 25,15%
15.298.877.802
2.687.099.989
Internal Failure Cost = × 100% = 17,56%
15.298.877.802
Periode 2009
8.312.903.045
Prevention Cost = × 100% = 57,10%
14.559.472.080
4.158.646.985
Appraisal Cost = × 100% = 28,56%
14.559.472.080
2.087.922.050
Internal Failure Cost = × 100% = 14,34%
14.559.472.080
rinci grafik 5.1 yaitu komponen QCC yang terdiri dari biaya
tahun 2006, namun jika dilihat dan dibandingkan per tahun biaya
Hasil dari upaya tersebut adalah grafik biaya penilaian tahun 2006-
2007 naik dari 23,87% tahun 2006 menjadi 27,99% tahun 2007,
naiknya harga gula dari tahun ke tahun seperti yang dijelaskan pada
56,20% pada tahun 2007 menjadi 57,29% di tahun 2008. Hal ini
tahun 2008 turun dari jumlah semula tahun 2007 sebesar 27,99%
66
yaitu dari 15,82% tahun 2007 menjadi 17,56% di tahun 2008, dan
sebenarnya jumlah gula sisa juga mengalami kenaikan dalam unit yaitu
dari jumlah 57,29% pada tahun 2008 menjadi 57,10% tahun 2009.
kegagalan internal yang hanya dibentuk oleh biaya sisa bahan jumlah
bahwa jumlah gula sisa turun dari 5.577 Kw di tahun 2008 menjadi
Angka tersebut masih dapat diturunkan atau ditekan lagi pada tahun-
ganda sebagai berikut: (sumber data diambil dari tabel 5.1 dan 5.2)
terhadap penjualan.
Dari grafik trend periode ganda pada gambar grafik 5.3 dapat
2009. Pada tahun 2009 persentase total biaya kualitas terhadap total
sesuai dengan arah yang benar. Hal ini dapat dilihat dari persentase
jumlah ini masih jauh dari 2,5% dan pengurangan biaya kuallitas
pada tahun yang akan datang. Biaya kualitas yang dianggarkan pada
70
tabel 5.7 sumber data diambil dari tabel 5.1 dan 5.2 dengan rumus
sebagai berikut:
Periode 2006
11.102.553.437
Prevention Cost = × 100% = 20,28%
54.746.267.265
4.167.728.000
Appraisal Cost = × 100% = 7,61%
54.746.267.265
2.190.827.100
Internal Failure Cost = × 100% = 4,00%
54.746.267.265
71
Periode 2007
8.803.538.477
Prevention Cost = × 100% = 14,04%
62.713.946.218
4.384.590.779
Appraisal Cost = × 100% = 6,99%
62.713.946.218
2.477.847.558
Internal Failure Cost = × 100% = 3,95%
62.713.946.218
Periode 2008
8.764.278.630
Prevention Cost = × 100% = 13,67%
64.092.612.154
3.847.499.183
Appraisal Cost = × 100% = 6,00%
64.092.612.154
2.687.099.989
Internal Failure Cost = × 100% = 4,19%
64.092.612.154
Periode 2009
8.312.903.045
Prevention Cost = × 100% = 9,40%
88.397.946.849
4.158.646.985
Appraisal Cost = × 100% = 4,70%
88.397.946.849
2.087.922.050
Internal Failure Cost = × 100% = 2,36%
88.397.946.849
72
bekerja dengan baik tanpa ada kerusakan saat produksi sehingga akan
Selain itu alokasi pada biaya pencegahan yang cukup besar dilakukan
tahun 2006 saat biaya pencegahan mencapai angka 20,28% atau saat
realisasi biaya pencegahan juga akan turun. Hal ini dibuktikan dengan
Hal ini juga berlaku untuk biaya penilaian. Jadi ketika terjadi
penurunan biaya pada salah satu komponen biaya kualitas hal ini dapat
kualitas meningkat.
QAC, hal yang sebaliknya justru terjadi pada PG. Madukismo, QCC
mengalami penurunan begitu pula dengan QAC. Hal ini tidak menjadi
menurun.
75
disebabkan karena harga gula yang terus naik pada tahun tersebut dan
jumlah gula sisa juga naik di tahun tersebut, tetapi pada tahun 2009
PENUTUP
A. Kesimpulan
pihak lain jumlah Quality Assurance Cost (Internal Failure Cost) dari
mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini membuat Total Quality
namun persentase total biaya kualitas terhadap penjualan dari tahun 2006-
76
77
B. Keterbatasan Penelitian
pasir kualitas gula sangat diperhatikan terutama dalam hal ketepatan waktu
C. Saran
bermanfaat bagi perusahaan dalam hal ini PG. Madukismo dalam usahanya
1. Perubahan komposisi biaya kualitas sudah baik dalam arti Quality Control
disebabkan karena kenaikkan harga tetapi hal itu membuat Total Quality
78
kualitas terhadap penjualan setiap tahun yang akan datang dapat mencapai
target 2,5% sebagai persentase ideal untuk biaya kualitas dalam rangka
total biaya kualitas dengan penjualan masih jauh dari target yaitu 2,5%.
2. Adanya standar kualitas produk yang dimiliki oleh PG. Madukismo yaitu
perusahaan membuat laporan biaya kualitas yang lengkap dan jelas setiap
dilakukan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Gaspers, Vincent. 2006. Total Quality Management untuk Praktisi Bisnis dan
Industri. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rahayu, Chatarina Noviartaty. 1997. Analisis Biaya Kualitas (Studi Kasus PT.
Bertoni Sari Jaya). Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Akuntasi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Sagala, Hotman AM. 2000. Analisis Biaya Kualitas (Studi Kasus PT. Sari Husada
Yogyakarta). Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Septiani, Susana Tri. 2001. Analisis Pengendalian Biaya Kualitas untuk Menilai
Program Peningkatan Kualitas Diukur Dengan Laporan Trend Periode
Ganda (Studi Kasus pada PT First Fixo Furniture). Skripsi. Yogyakarta:
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.
Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia. 2003. Total Quality Management. Edisi
Revisi. Yogyakarta: Andi Offset.
79
80
81
PERTANYAAN WAWANCARA
A. SEJARAH PERUSAHAAN
1. Pendirian Perusahaan
a. Pada tahun berapakah perusahaan didirikan?
b. Siapakah yang mendirikan perusahaan?
c. Bagaimana perkembangan awal perusahaan?
d. Berapakah modal awal perusahaan?
e. Alasan-alasan apakah yang mendukung berdirinya perusahaan?
f. Fasilitas apa saja yang terdapat di perusahaan ini?
2. Lokasi Perusahaan
a. Dimanakah letak perusahaan ini?
b. Alasan apakah yang mendasari pemilihan lokasi perusahaan?
c. Berapakah luas tanah yang dipakai untuk perusaan?
d. Bagaimana yang dilakukan perusahaan untuk perluasan usaha?
3. Bentuk Perusahaan dan Struktur Organisasi
a. Berbentuk apakah perusahaan ini?
b. Bagaimanakah struktur organisasi perusahaan?
c. Bagaimana tugas dan tanggung jawab dari masing-masing personal
yang ada dalam struktur organisasi tersebut?
B. PERSONALIA
1. Berapakah jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam perusahaan ini?
2. Berapa jumlah karyawan tetap dan tidak tetap yang bekerja pada
perusahaan ini?
3. Darimana tenaga kerja diperoleh?
4. Bagaiamana cara perusahaan memperoleh tenaga kerja?
5. Bagaimana jam kerja yang berlaku dalam perusahaan?
6. Usaha apa yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kualitas
karyawan?
82
C. PRODUKSI
1. Ada berapa macam produk yang dihasilkan?
2. Bahan apa saja yang diperlukan untuk melakukan produksi?
3. Berapa bahan baku yang diperlukan setiap bulan atau tahun?
4. Bagaimanakah gambaran singkat tentang proses produksi yang dilakukan
perusahaan?
5. Peralatan apa saja yang digunakan perusahaan untuk melakukan proses
produksi?
6. Usaha apa yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan dan menjaga
kualitas produk?
7. Bagaimana penjualan setiap tahunnya?
D. PEMASARAN
1. Wilayah mana saja yang menjadi daerah pemasaran perusahaan?
2. Siapakah pembeli mayoritas dari produk yang dihasilkan?
3. Bagaimana saluran distribusi yang dilakukan oleh perusahaan?
E. PENGAWASAN KUALITAS
1. Apakah ada pengawasan kualitas pada PG. Madukismo?
2. Pada bagian apa saja pengawasan kualitas dilakukan?
3. Bagaimana pengawasan kualitas itu dilakukan?
83