Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jintan Hitam

2.1.1 Klasifikasi Jintan Hitam

Klasifikasi ilmiah dari jintan hitam sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Ranunculales

Famili : Ranunculaceae

Jenis : Nigela sativa Linn (7).

Gambar 2.1 Tumbuhan dan biji jintan hitam

2.1.2 Nama Lain Tanaman Jintan Hitam

Nama lain Nigella sativa L. diantaranya adalah: Kalonji (bahasa Hindi),

Kezah (Hebrew), Chamusha (Rusia), Habbatus Sauda (Araba), Siyah daneh

8
9

(Persian), Fennel Flower / Black Carraway / Nutmeg Flower / Roman Coriander /

Black Onian Seed (English), atau Jinten Hitam (Indonesia) (8).

2.1.3 Morfologi Tanaman

Merupakan tanaman semak semusim dengan tinggi 30 cm. Batangnya

tegak, lunak, beralur, berwarna hijau kemerahan. Daun tunggalnya lonjong

berwarna hijau. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi beringgit, dan pertulangan

meyirip. Bunga majemuk berbentuk karang, memiliki banyak benang sari.

Tangkai sari dan kepala sari berwarna kuning. Mahkota berbentuk corong dan

berwarna putih kekuningan. Buah polong bulat panjang dan berwarna cokelat

kehitaman. Bijinya bulat, kecil, dan berwarna hitam. Akar tunggang, warna

cokelat. Tanaman ini termasuk famili Ranunculaceae (9).

Bentuk luar dari jintan hitam adalah biji agak keras, menyerupai kerucut

ganda dengan kedua ujungnya meruncing, kerucut yang satu lebih pendek dari

yang lain, bersudut 3 sampai 4, panjang 1,5 mm sampai 2 mm, lebar lebih kurang

1 mm, permukaan luar berwarna hitam kecokelatan, hitam kelabu sampai hitam,

berbintik-bintik, kasar, berkerut, kadang-kadang dengan beberapa rusuk

membujur atau melintang. Pada penampang melintang biji terlihat kulit biji

berwarna cokelat kehitaman sampai hitam, endosperm berwarna kuning

kemerahan, kelabu, atau kelabu kehitaman, lembaga berwarna kuning pucat

sampai kelabu (10).

Kulit biji: Epidermis luar terdiri atas selapis sel yang termampat, bentuk

memanjang, kadang-kadang berupa papila pendek, dinding tipis, warna cokelat

muda atau cokelat kehijauan (10).


10

2.1.4 Ekologi Tanaman Jintan Hitam

Jintan hitam atau habbatussauda yang memiliki nama ilmiah Nigella sativa

linn adalah tanaman rempah yang dapat dijadikan obat. Tumbuh dari daerah

Levant ke arah timur Samudera Indonesia sebagai gulma semusim (8,11).

2.1.5 Budidaya

Perbanyakan jintan hitam dapat dilakukan dengan biji dan kalus secara in

vitro dari daun, batang, dan akar. Jintan hitam umumnya dibudidayakan dengan

cara biji ditabur langsung dilapang dengan jumlah biji 20-30 kg ha-1, dan jarak

antar baris tanaman 25-40 cm. Jintan hitam dapat ditanam secara monokultur atau

ditumpang sarikan dengan barley atau gandum (12).

2.1.6 Kandungan Kimia

Kandungan kimia Nigella Sativa terdiri Biji dari tanaman Jintan Hitam

(Nigella sativa L.) ini memiliki kandungan kimia berupa asam linoleat, asam

oleat, asam palmitat, asam stearat, asam laurat, asam miristat serta asam

linolenat. Jintan hitam juga mengandung volatil oil yang komponen utamanya

adalah thymoquinone (13).

2.1.7 Khasiat dan Manfaat Jintan Hitam

Habbatussauda atau di Indonesia dikenal dengan jintan hitam merupakan

rempah-rempah yang sudah digunakan sebagai tanaman obat sejak ribuan tahun

lalu. Tanaman yang populer di wilayah Timur Tengah ini dinyatakan ampuh

untuk mengobati berbagai macam penyakit. Bagian yang digunakan dari tanaman

ini adalah bijinya yang mempunyai warna hitam kecokelatan, hitam kelabu, atau

hitam. Kandungan yang terdapat pada jintan hitam ini adalah asam amino,
11

karoten, kalsium, potasium, omega 3 dan 6, berbagai vitamin, dan kandungan

lainnya. Dari kandungan zatnya maka jintan hitam mempunyai banyak khasiat di

antaranya untuk mengobati sakit kepala, gangguan saluran pernapasan,

memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan mempertahankan tubuh dari serangan

kanker. Efek antioksidan dan antiinflamasinya dapat bermanfaat untuk penyakit

yang berhubungan dengan usus, kanker, dan arthritis. Ditambah dengan bijinya

dapat mengurangi rasa nyeri pada penyakit arthitis dan rematik dengan

mengurangi kadar asam urat dalam tubuh (14).

2.2 Simplisia

Simplisia adalah herbal dalam bentuk asli berupa daun, akar, batang,

bunga maupun biji-bijian. Ada juga yang berasal dari hewan maupun mineral

lainnya. Simplisia berasal dari kata “simple” yng artinya “sederhana”. Simplisia

bisa juga diartikan sebagai herbal dalam bentuk asli/sederhana yang belum

mengalami pengolahan sama sekali (15).

Pada umumnya pembuatan simplisia melalui tahapan seperti berikut:

pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan,

sortasi kering, pengepakan, penyimpanan, dan pemeriksaan mutu (15).

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat

aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai (16).

Secara teknis terdapat dua metode ekstraksi yaitu cara dingin dan cara

panas. Metode ekstraksi yang termasuk dalam metode dingin adalah maserasi dan

perkolasi, sedangkan yang termasuk cara panas diantaranya refluks, digesti,

infusa, dekok dan ekstraksi sinambung degan menggunakan soxlet (17).


12

2.3 Metode Ekstraksi

Ekstraksi dengan menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan berbagai

cara, yaitu (18).

2.3.1 Cara Dingin

Cara dingin merupakan metode ekstaksi tanpa pemanasan selama proses

ekstraksi berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang tidak

tahan pemanasan. Ekstraksi cara dingin antara lain:

1. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstraksikan simplisia dengan menggunakan

pelarut berarti dilakukan pengadukan yang kontinu (terus-menerus). Remaserasi

berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan

maserat pertama dan seterusnya.(18)

2. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstaksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna (exhautive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur

ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara

tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak) terus menerus

sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan(18).

2.3.2 Cara Panas

1. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,

selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan

dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses


13

pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses

ekstraksi sempurna (18).

2. Sokletasi

Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu

dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik (18).

3. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan adanya pengadukan kontinu pada

temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan), yaitu secara umum

dilakukan pada temperatur 40-50˚(18) .

4. Infundasi

Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air

(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih), temperatur terukur

pada suhu 90˚C selama 15 menit (16).

5. Dekoktasi

Dekoktasi adalah infus infus pada waktu yang lebih lama (≥ 30˚C) dan

temperatur sampai titik didih air (18).

2.4 Rambut

2.4.1 Definisi Rambut

Rambut merupakan benang keratin elastis yang berkembang dari

epidermis dan tersebar di sekujur tubuh kecuali telapak kaki dan telapak tangan,

permukaan dorsal falang distal, lingkung lubang dubur, dan urogenital. Setiap

rambut mempunyai batang yang bebas dan akaryang tertanam dalam kulit, akar
14

rambut dibungkus oleh folikel rambut yang berbentuk tabung dan terdiri dari

bagian yang brasal dari epidermis (epitel) dan bagian yang berasal dari dermis

(jaringan ikat). Pada ujung bawah, folikel menggembung membentuk bulbus

rambut, beberapa kelenjar sebasea dan seberkas otot polos. Kontraksi otot ini

menyebabkan tegaknya rambut sebab rambut terpancang miring berbentuk sudut

tumpul (19).

Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian

dorsal dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora, dan bibir (20)

Ada berbagai bentuk rambut antara lain adalah:

1. Rambut panjang dikepala, pubis dan jenggot.

2. Rambut pendek dilubang hidung, liang telinga dan alis.

3. Rambut bulu lanugo diseluruh tubuh.

4. Rambut seksual di pubis dan aksila (ketiak) (21).

2.4.2 Anatomi Rambut

2.4.2.1 Bagian-bagian Rambut

Bagian-bagian rambut terdiri dari tiga bagian sebagai berikut:

1. Ujung rambut

Pada ujung rambut yang baru tumbuh serta sama sekali belum/tidak

pernah dipotong mempunyai ujung rambut yang runcing.

2. Batang rambut

Batang rambut adalah bagian rambut yang berada di atas permukaan kulit

berupa benang-benang yang halus yang terdiri dari zat tanduk atau keratin. Pada

potongan melintang, batang rambut dapat dibedakan menjadi tiga lapisan yang
15

tersusun teratur secara konsentris, yaitu selaput rambut (kutikula), kulit rambut

(korteks), dan sumsum rambut (medula).

3. Akar rambut

Akar rambut adalah bagian rambut yang tertanam miring di dalam kulit

dan terselubung oleh folikel rambut (18).

Bagian-bagian dari akar rambut sebagai berikut:

a. Folikel

Folikel merupakan saluran menyerupai tabung, berfungsi untuk

melindungi akar rambut, mulai permukaan kulit sampai bagian terbawah umbi

rambut (18).

b. Papil rambut

Papil rambut merupakan bagian bawah folikel rambut yang berbentuk

lonjong seperti telur yang ujung bawahnya terbuka dan berisi jaringan ikat tanpa

serabut elastis, ke dalam masuk pembuluh kapilr untuk menyuplai nutrisi ke umbi

rambut. Di antara sel-sel papil terdapat sel-sel melanosit yang menghasilkan

pigmen melanin yang memberi warna pada kulit yang disebarkan ke dalam

korteks dan medula rambut (19).

c. Umbi rambut (tunas rambut)

Umbi rambut merupakan bagian akar rambut yang melebar dan

merupakan sel bening yang terus menerus bertambah banyak dan berkembang

biak secara mitosis. Daerah ini subur dan berdekatan dengan pembuluh-pembuluh

papil rambut yang menghasilkan sel-sel baru untuk korteks rambut pengganti sel-

sel yang sudah tua dengan mendorongnya ke atas (19).


16

Gambar 2.2 Bagian-bagian Rambut

2.4.2.2 Struktur Rambut

1. Medula (Sumsum rambut)

Medula merupakan bagian tengah rambut yang longgar terdiri dari 2-3

lapis sel kubis yang mengkerut satu sama lain dan dipisahkan oleh ruang,

berisi udara. Bulu halus pendek jenis bulu roma, sebagian rambut kepala

dan rambut pirang tidak mempunyai medula termasuk keratin lunak (19).

2. Korteks (Kulit rambut)

Korteks merupakan bagian utama rambut yang terbentuk dari beberapa

lapis sel gepeng, panjang, dan berbentuk gelondong yang membentuk

keratin keras. Fibril keratin tersusun sejajar dan granula pigmen terdapat di

dalam dan di antara sel-selnya. Rambut hitam mengandung pigmen yang

teroksidasi udara yang terkumpul di dalam ruang antara sel korteks

mengubah warna rambut (19).

3. Kutikula (Selaput rambut)

Kutikula terdapat pada permukaan, sel lapis tipis, jernih, dan kutikula tidak

berinti, kecuali yang terdapat pada akar rambut. Sel-selnya tersusun seperti

atap genteng dengan ujug meghadap ke atas. Penampang melintang rambut


17

beragam sesuai dengan ras, seperti rambut lurus bangsa eskimo dan Indian

Amerika tampak bundar pada potongan melintang. Rambut berombak

pada beberapabangsa kaukasis, Afrika penampangnya lonjong (19).

2.4.2.3 Tekstur Rambut

Tekstur rambut adalah sifat-sifat rambut yang dapat ditentukan dengan

penglihatan, perabaan, atau pegangan. Sifat-sifat rambut sebagai berikut:

1. Kelebatan rambut

Kelebatan rambut dapat ditentukan dengan melihat banyaknya batang

rambut yang tumbuh di kulit kepala, rata-rata 90-130 helai rambut halus setiap

cm. Banyaknya rambut yang tumbuh diseluruh kulit kepala berkisar antara

80.000-120.000 helai tergantung pada halus kasarnya rambut seseorang (22).

2. Kasar licinnya permukaan rambut

Kasar licinnya rambut ditentukan melalui perabaan. Permukaan rambut

dikatakan lebih kasar jika sisil-sisik selaput rambut tidak teratursatu dengan yang

lain. Hal ini dapat juga disebabkan oleh kotoran yang menempel pada permukaan

rambut (22).

3. Tebal halusnya rambut

Tebal halusnya rambut dapat ditentukan oleh banyakya zat tanduk dalam

kulit rambut. Pada umumnya, rambut yang berwarna hitam dan coklat lebih tebal

dari pada rambut merah atau pirang. Rambut di pelipis lebih halus daripada

rambut di daerah lain (22).


18

4. Kekuatan rambut

Sifat ini tergantung pada banyaknya dan kualitas zat tanduk dalam rambut.

Kekuatan rambut dapat diketahui dengan cara meregangkan rambut sampai putus

(22).

5. Daya serap rambut

Daya serap rambut adalah kemampuan rambut untuk mengisap cairan.

Daya serap tergantug dari keadaan lapisan kutikula, yaitu lapisan rambut paling

luar mempunyai sel-sel sisik. Selaput rambut yang sisik-sisiknya terbuka dan zat

tanduk yang keadaannya kurang baik akan meningkatkan daya serap rambut.

Rambut di puncak kepala memiliki daya serap terbaik (22).

6. Elastisitas rambut

Elastisitas rambut adalah daya kemampuan rambut yang memanjang bila

ditarik dan kembali kepada panjang semula jika dilepas. Normalnya daya

elastisitas rambut dapat mencapai kira-kira 20-40 dari panjang asli rambut

elastisitas pada rambut basah dapat mencapai 40-50% (22).

7. Plastisitas rambut

Plastisitas rambut adalah sifat mudah tidaknya rambut dapat dibentuk (22).

2.4.3 Fisiologi Rambut

Pertumbuhan rambut telah dimulai saat janin berusia 4 bulan di dalam

kandungan. Pada usia ini bibit rambut sudah ada dan menyebar rata di seluruh

permukaan kulit. Di akhir bulan ke- 6 atau awal bulan ke- 7 usia kandungan,

rambut pertama sudah mulai tumbuh di permukaan kulit, yaitu berupa rambut

Lanugo. Kemudian menjelang bayi lahir rambut bayi ini akan rontok, diganti
19

dengan rambut terminal. Rambut tidak mengalami pertumbuhan secara terus

menerus. Pada waktu tertentu pertumbuhan rambut terhenti dan setelah

mengalami istirahat sebentar, rambut akan rontok sampai ke matriks rambut.

Sementara itu, papil rambut sudah membuat persiapan rambut baru sebagai

penggantinya (18).

Menurut siklus pertumbuhannya, rambut dibedakan dalam 3 fase yaitu:

1. Fase Pertumbuhan (Fase anagen)

Fase anagen adalah sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru

mendorong sel-sel lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun 90% dari

100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada

satu saat (23).

2. Fase peralihan (Fase katagen)

Masa peralihan dimulai dari penebalan jaringan ikat di sekitar folikel

rambut. Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian di bawahnya melebar

dan mengalami pertandukan sehingga terbentuk gada (club) berlangsung 2-3

minggu (23).

3. Fase istitahat (Fase telogen)

Berlangsung kurang lebih 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50-100

lembar rambut rontok dalam tiap harinya. Faktor pendukung terjadinya

kerontokan rambut jika terjadi trauma, stres, dan sebagainya (23).

2.4.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut

Berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rambut diantaranya

adalah keadaan fisiologik dan keadaan patologik.


20

2.4.4.1 Keadaan Fisiologik

1. Hormon

Hormon yang berperan adalah androgen, estrogen, tiroksin dan

kortikosteroid. Hormon androgen dapat mempercepat pertumbuhan dan

menebalkan rambut, tetapi pada kulit kepala penderita alopesia

androgenetik hormon androgen bahkan memperkecil diameter batang

rambut serta memperkecil waktu pertumbuhan rambut anagen. Estrogen

memperlambat pertumbuhan rambut selama fase anagen, tetapi

memperpanjang durasi fase anagen. Tirosin mempercepat aktivitas anagen

(18).

2. Nutrisi

a. Zat besi, khususnya dalam kulit kepala berfungsi untuk mengangkat zat

oksigen pada rambut.

b. Zinc atau yang lebih dikenal dengan seng merupakan salah satu zat

yang tidak kalah pentingnya bagi rambut.

c. Tembaga, menjadi faktor penentu tetapnya pigmentasi pada rambut.

Rambut yang memiliki pigmen rendah atau bahkan rusak dapat

menyebabkan terjadinya kekusaman. Jika hal ini berlangsung lama,

tidak tertutup kemungkinan rambut akan mengalami kekeringan, mudah

patah dan bahkan rontok.

d. Vitamin B, kekuatan rambut salah satunya ditentukan oleh lancarnya

sirkulasi darah dari dalam tubuh menuju rambut. Oleh sebab itu, demi
21

terpenuhnya kebutuhan ini diperlukan vitamin B yang berfungsi untuk

memperlancar sirkulasi darah pada rambut.

e. Vitamin A, kesehatan rambut sebenarnya tergantung pada sehatnya

kulit kepala. Jika kulit kepala sehat, maka rambut yang tumbuh di

atasnya juga akan menjadi sehat. Vitamin A berfungsi untuk menjaga

kesehatan kulit kepala.

f. Protein, komponen utama rambut adalah protein.

g. Vitamin C, fungsi vitamin C tidak lain adalah sebagai antioksidan yang

dapat membantu meremajakan sel-sel yang rusak sehingga akan selalu

tercipta peremajaan pada kulit kepala.

h. Vitamin E, fungsi vitamin E adalah untuk memperbaiki struktur atau

jringan kulit kepala agar tetap sehat.

i. Yodium, seseorang yang kekurangan yodium, maka aktivitas tiroid di

dalam tubuhnya menjadi tidak optimal. Hal ini dapat menyebabkan

rusaknya pertumbuhan rambut.

j. Asam lemak esensial, asam lemak esensial dapat menjaga kelembaban

alami rambut dengan memproduksi minyak alami pada kulit kepala.

Vaskularisasi berkaitan dengan kondisi pembuluh darah (18).

2.4.4.2 Keadaan Patologik

1. Peradangan sistmik atau setempat

Infeksi jamur di kulit kepala dan rambut akan menyebabkan kerontokan

maupun kerusakan batang rambut.


22

2. Obat, umumnya obat antineoplasma seperti vinkristin

a. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan secara lokal dapat mempengaruhi faal kulit kepala

sehingga menyebabkan kerontokan rambut. Faktor lingkungan

demikian meliputi perubahan cuaca yang ekstrim, terlalu panas atau

terlalu dingin, sengatan surya, sinar- X, dan radio aktif, pelekatandan

infeksi jasad renik, iritasi zat kimia atau penutupan dan penekanan

rambut berikut kulit kepala seperti pemakaian topi, kerudung atau

helm. Jika faktor lingkungan ini terjadi terus menerus dan berulang-

ulang, kulit kepala akan menjadi kasar, terjadi gangguan keratinasi,

akhirnya terjadi kerontokan rambut. Di samping itu, akan terjadi

perubahan dalam sekresi sebum yang kemungkinan akan diikuti

dengan pembentukan ketombe (18).

2.4.5 Komposisi Kimia Rambut

Komposisi kimia rambut adalah:

1. Komposisi asam amino rambut

Protein paling penting yang terdapat di rambut adalah keratin yang kaya

akan sistein. Keratin dibentuk dari 18 asam amino. Komposisi utama dari keratin

ialah sistein dalam jumlah yang besar. Rambut pria mengandung lebih banyak

sistein dibandingkan wanita.

2. Pigmen melanin

Kandungan pigmen melanin pada rambut manusia berjumlah sekitar 3%

dari jumlah keseluruhan.


23

3. Logam

Rambut manusia mengandung logam-logam seperti tembaga, zink, besi,

magnesium dan kalsium. Kandungan total logam pada rambut manusia sekitar

0,55-0,94%.

4. Lipid

Kandungan lipid pada rambut manusia bervariasi pada setiap orang,

namun bekisar 1-9%. Lipid tersebut dapat berasal dari kelenjar minyak dikulit

(lipid eksternal) dan dapat juga berada pada rambut itu sendiri (lipid internal).

Komposisi dari kedua lipid tersebut sama.

5. Air

Rambut dapat menyerap air. Kandungan air tergantung dari kelembapan

lingkungan sekitar (18) .

2.4.6 Fungsi Rambut

1. Sebagai pelindung pada muara lubang telinga/hidung terhadap benda-

benda yang masuk, melindungi kulit terhadap sinar ultraviolet dan panas.

2. Mengatur suhu, pengaturan panas dengan cara bulu badan menyimpan

panas.

3. Pembuangan keringat dan air karena permukaan yang lebih luas dan

rambut akan membantu penguapan keringat.

4. Pengaturan emosi, apabila mengalami ketakutan, bulu tengkuk berdiri.

5. Sebagai alat peraba, rambut memperbesar ransangan sentuhan terhadap

kulit (19).
24

2.4.7 Kerontokan Rambut

2.4.7.1 Definisi

Rambut rontok berarti hilangnya rambut dengan cara tidak alami, baik itu

dari wajah maupun kulit kepala. Salah satu gejalanya adalah rambut menjadi

ringan dan berjatuhan dalam jumlah banyak dari kulit kepala, jenggot, atau alis

(24).

2.4.7.2 Etiologi dan Patogenesis

Klasifikasi etiopatogenesis kerontokan rambut dapat membantu

menentukan jenis kerontokan rambut.

1. Kegagalan pertumbuhan rambut, umumnya disebabkan oleh displasia

ektodermal akibat gangguan genetik.

2. Abnormalitas batang rambut meliputi instrinsic hair breakage dan unruly hair,

dapat terjadi secara kongenital akibat kelainan metabolik atau didapat akibat

kerusakan mekanik atau kimia.

3. Abnormalitas siklus rambut (jumlah rambut yang lepas meningkat), dapat

menyebabkan effluvium telogen, effluvium anagen, dan alopesia areata.

4. Kerusakan folikel rambut dapat disebabkan oleh faktor eksogen

(trauma/tekanan), faktor endogen (infeksi/keganasan/beberapa penyakit

dengan proses destruktif) dan aplasia kutis kongenital (18).

2.4.7.3 Klasifikasi Kerontokan Rambut

Berdasarkan penyebabnya, klasifikasi kerontokan rambut dapat dibagi

menjadi: kongenital, kelainan siklus pertumbuhan rambut, kelainan batang


25

rambut, gangguan hormonal, trauma, infeksi, dan penyakit dengan proses

destruktif (18).

Genetika menjadi penyebab utama rontoknya rambut, di samping stres dan

tegang. Namun, ada juga beberapa hal yang dapat membuat rambut rontok, seperti

rebonding, rambut patah, atau di blow dengan cara yang menyakitkan bagi kulit

kepala. Bisa juga disebabkan oleh gizi buruk, infeksi mikroba, penyakit organ

dalam, atau obat-obatan tertentu, seperti obat pembasmi kanker (24).

2.5 Kosmetika

Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan

pada bagia luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital

bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan,

mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau

melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (25).

Kosmetika telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19,

pemakaian kosmetika mulai dapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga

untuk kesehatan. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti

“berhias”. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu

diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Sekarang kosmetika

dibuat manusia tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk

maksud meningkatkan kecantikan (18).

Kosmetik berdasarkan kegunaanya dibagi menjadi kosmetik perawatan

dan dekoratif. Kosmetik perawatan misalnya kosmetik untuk membersihkan,

melembabkan, maupun melindungi bagian tubuh seperti kulit dan rambut.


26

Sedangkan kosmetik dekoratif diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada

bagian tubuh sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik (18).

2.6 Tonik Rambut (Hair Tonic)

Kosmetika perawatan kulit kepala dan rambut yang digunakan setelah

keramas atau kulit kepala dalam keadaan bersih disebut hair tonic. Cara

penggunaannya, hair tonic diteteskan pada kulit kepala, kemudian dipijit-pijit

sehingga cairan meresap dan merata. Manfaat hair tonic, antara lain:

1. Merangsang pertumbuhan rambut

2. Mencegah kerontokan rambut

Bahan utama yang terdapat dalam sediaan tonik rambut ada dua, yaitu zat

pelarut dan zat berkhasiat. Zat pelarut yag umum digunakan untuk sediaan bentuk

larutan adalah air, alkohol dan gliserin (18).

Zat berkhasiat yang digunakan untuk sediaan tonik rambut mempunyai

efek, antara lain, membersihkan, menghilangkan atau mencegah ketombe,

memperbaiki sirkulasi darah kulit kepala, memperbaiki dan memulihkan sekresi

kelenjar sebum dan merangsang pertumbuhan rambut (18).

Berdasarkan efeknya, zat berkhasiat diklasifikaskan menjadi:

1. Kounteriritan

Pemakaian kounteriritan akan menyebabkan sirkulasi darah pada daerah

tersebut lancar sehingga metabolisme menjadi lebih aktif dan pembelahan sel

dipercepat. Keaktifan kounteriritan yang diharapkan pada sediaan perangsang

pertumbuhan rambut adalah keaktifan ringan. Kounteriritan yang lazim digunakan


27

meliputi asam format, asam salisilat, histamin, kapsikum (tingtur cabe), kinina

HCL, pirogarol, dan resorsin (18).

2. Vasodilator

Zat berkhasiat lainnya adalah vasodilator yang dapat melebarkan

pembuluh darah sehingga aliran darah meningkat dan faal tubuh menjadi lebih

aktif, metabolisme meningkat dan pembelahan sel dapat dipercepat. Azas ini

diharapkan akan terjadi jika vasodilator digunakan topical pada kulit kepala,

sehingga merangsang pertumbuhan rambut. Sediaan yang masuk vasodilator tidak

termasuk sediaan kosmetik. Vasodilator yang umum digunakan adalah

pilokarpina (18).

3. Stimulan kelenjar sebum

Zat alam maupun sintetik dengan aneka jenis dan efek farmakologi

didalam kosmetika dinyatakan sebagai zat yang dapat mempengaruhi sekresi

kelenjar sebum dan dapat digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut.

Kelompok zat ini meliputi asam salisilat, belerang, etanol, garam kinina, garam

pilokarpin, kolesterol, lesitin, metil linoleat, resorsin, resorsin asetat, tingtur

jaborandus dan tingtur kina (18).

4. Zat kondisioner rambut

Zat ini bermanfaat untuk memperbaiki kondisi rambut, merangsang

pertumbuhan rambut, dan mencegah kerontokan rambut. Zat ini meliputi alantoin,

asam pantotenat, azulen, biotin, kamomil, konfrei, pantotenol, polipeptida dan

vitamin E (18).
28

5. Hormon

Hormon kelamin dapat mempengaruhi aktivitas kelenjar sebum dan

keratinisasi. Hormon pria (androgen) akan merangsang kreatinisasi dan aktivitas

kelenjar sebum, sedangkan hormon wanita (estrogen) menunjukkan efek

menghambat. Hormon yang digunakan dalam sediaan perangsang pertumbuhan

rambut, antara lain estradiol, stilbestrol, dan heksestrol (18).

6. Antiseptikum

Antiseptikum yang paling lazim digunakan adalah derivate fenol atau

senyawa ammonium kuartener. Senyawa ammonium kuartener umumnya lebih

baik dibandingkan dengan derivate fenol karena spektrum aktivitasnya lebih luas

(18).

2.7 Komponen Dalam Sediaan Hair Tonic

2.7.1 Etanol 96%

Pemerian etanol berupa cairan tidak berwarna, mudah menguap, jernih

dan berbau khas. Etanol mudah bercampur dengan air dan praktis bercampur

dengan semua pelarut organik. Dalam formulasi sediaan itu, etanol digunakan

sebagai pelarut (26).

2.7.2 Natrium Metabisulfit

Natrium metabisulfit merupakan kristal tidak berwarna, serbuk kristal

berwara putih hingga putih krem yang berbau. Digunakan sebagai antioksidasi

dalam sediaan oral, parenteral dan topikal. Natrium metabisulfit sedikit larut

dalam etanol (95%), mudah larut dalam gliserin dan air. Konsentrasi yang

digunakan sebagai antioksidan adalah 0,01-0,1% (26).


29

2.7.3 Metil Paraben

Metil paraben merupakan hablur atau serbuk tidak berwarna, atau kristal

putih, tidak berbau atau berbau khas lemah yang mudah larut dalam etanol dan

eter, praktis tidak larut dalam minyak, dan larut dalam 400 bagian air. Metil

paraben digunakan secara luas sebagai bahan pengawet antimikroba dalam

kosmetik, produk makanan, dan sediaan farmasi. Golongan paraben efektif pada

rentang pH yang luas dan mempunyai aktivitas antimikroba pada spektrum yang

luas. Pada sediaan topikal umumnya metil paraben digunakan dengan konsentrasi

antara 0,02-0,3% (26).

2.7.4 Mentol

Pemerian mentol ialah serbuk kristal tidak berwarna dengan bau dan rasa

khas. Mentol tidak tercampur dengan timol, resorsin, kloralhidrat dan pirogalol.

Kegunaan mentol ialah pemberi sensasi dingin pada sediaan topikal dan juga

memberi bau. Mentol larut dalam etanol dan dapat juga digunakan sebagai

peningkat penetrasi ke kulit. Pada sediaan kosmetik, penggunaannya berkisar 0,1-

2,0% (26).

2.7.5 Tween 80

Pemeriaan tween 80 adalah cairan kental transparan, tidak berwarna dan

tidak berasa. Tween 80 larut dalam etanol dan air, tidak larut dalam minyak

mineral. Kegunaanya sebagai agen pensolubilisasi dan agen pembasah. Sebagai

pensolubilisasi sekitar 1-15% sedangkan sebagai agen pembasah dapat digunakan

pada konsentrasi 0,1-3% (26).


30

2.7.6 Propilen Glikol

Pemerian propilen glikol berupa cairan jernih, tidak berwarna, manis,

kental, praktis tidak berbau, dan bersifat higroskopis. Senyawa ini dapat

bercampur dengan air. Kegunaan propilen glikol adalah sebagai kosolven

humektan, plastisizer, dan stabilizer. Konsentrasi penggunaanya berkisar 5-80%

pada formulasi larutan topikal gengan kegunaan sebagai pelarut (26).

2.8 Marmut

2.8.1 Klasifikasi Marmut

Klasifikasi ilmiah marmut adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chrordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Mammalia

Ordo : Rodentia

Subordo : Hystricomorpha

Family : Caviidae

Species : Cavia porcellus (28)

Gambar 2.3 Marmut


31

Marmut adalah hewan pengerat atau rodensia yang dikenal diseluruh dunia

dan banyak disukai oleh peternak untuk di pelihara. Marmut dapat dimanfaatkan

sebagai hewn peliharaan untuk jenis marmut hias, sedangkan untuk marmut lokal

dapat digunakan sebagai penghasil daging. Selain itu marmut juga dapat

dimanfaatkan sebagai hewan percobaan. Pemanfaatan marmut sebagai hewan

untuk penelitian mengacu pada publikasi Armed Formed Institute of Pathology

yaitu penggunaan marmut sebagai hewan untuk model penyakit manusia,

biokimia, fisiologis dan farmakologis (29).

2.8.2 Pengenalan Hewan Coba

Hewan coba atau sering disebut dengan hewan laboratorium adalah hewan

yang khusus diternakkan untuk keperluan penelitian farmakologi. Hewan

laboratorium tersebut digunakan sebagai model untuk penelitian pengaruh bahan

kimia atau obat pada manusia (27).

Syarat hewan yang dgunakan untuk penelitian farmakologi adalah: harus

jelas fisiologiya, bebas dari penyakit, didapat dari breeding centre yang baik atau

dibiakkan sendiri. Sebelum digunakan hewan harus melalui tahap aklimatisasi

terlebih dahulu. Kandang hewan harus memenuhi syarat: suhu, kelembapan,

cahaya, bunyi, nurisi dan kebersihan (27).

Anda mungkin juga menyukai