Buku Bola Tangan
Buku Bola Tangan
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga Buku Panduan
Pegangan Bola Tangan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas PGRI Banyuwangi tahun
2019 telah diselesaikan. Sebagai pedoman serta memberikan petunjuk praktis agar pembaca
mendapatkan gambaran secara jelas dalam pengenalan olahraga baru khususnya yang ada di
Kabupaten Banyuwangi yaitu Bola Tangan.
Buku ini menjabarkan tentang definisi, sejarah, teknik dan peraturan bola tangan secara
keseluruhan yang harus dipahami dan dimengerti serta diterapkan untuk kelancaran
perkembangan olahraga ini dikalangan sekolah maupun umum. Diharapkan pencapaian untuk
kedepannya memunculkan sebuah prestasi baru di Banyuwangi kejenjang yang lebih tinggi lagi.
Tak lupa penulis sampaikan banyak-banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
bola tangan Galih Farhanto, M.Pd yang telah sudi memberikan kesempatan kepada penulis
dalam pembuatan buku ini. Terima kasih pula untuk semua yang sudah berkontribusi khususnya
PJKR 2016 B dan semua pihak yang terkait demi kelancaran penyelesaian buku.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam buku ini baik dari segi bahasa,
tulisan, serta materi untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun terhadap
penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga buku ini bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca dari semua pihak yang membutuhkannya.
i
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................
HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA
iii
1.1 Bola Tangan Secara Umum
Ada yang tahu olahraga bola tangan ? bisa saya pastikan sebagian besar dari
pembaca tidak tahu mengenai bola tangan. Bola tangan adalah salah satu cabang
olahraga bagian bola besar beregu yang saling berlawanan satu sama lain, terdiri dari 14-
16 pemain dalam satu tim dengan 7 pemain inti termasuk kiper dan sisanya adalah
pemain cadangan yang berguna untuk mengganti pemain inti jika terjadi cidera atau
performanya kurang bagus.
Sistem olahraga ini terlihat mirip dengan sepak bola, namun terdapat banyak
perbedaan antara kedua olahraga ini, yaitu bola tangan membawa dan mencetak gol
dengan menggunakan tangan, sedangkan sepak bika menggunakan kaki serta jumlah
pemain dan peminat olahraga ini lebih sedikit dari sepak bola. Selain itu, olahraga bola
tangan juga banyak yang hampir sama peraturannya dengan bola basket. Seperti aturan-
aturan membawa bola lebih dari tiga langkah tidak dianjurkan.
1
bertahan atau didaerah penyerangan untuk regu penyerang. Pihak penyerang berusaha
dengan segala ketrampilannya serta dengan macam-macam taktik untuk mencetak gol ke
gawang lawan. Sedangkan pihak bertahan berusaha menjaga dengan ketat dan berusaha
setiap saat untuk merebut bola dan menguasainya. Kemudian pihak bertahan dengan segera
beralih menjadi pihak bertahan, demikian seterusnya.
Seperti halnya dalam cabang olahraga yang lain, bahwa permainan bola tangan juga
memiliki prinsip-prinsip dalam permainannya. Adapun prinsip-prinsip itu adalah, (1)
Permainan bola tangan merupakan permainan beregu, (2) Permainan bola tangan
menggunakan bola sebagai alat dan menggunakan tangan untuk memainkannya, sert (3)
kalah dan menangnya ditentukan dengan banyaknya goal yang terjadi. Bentuk dan pola
permainan serta peraturan permainan bola tangan dapat dikatakan merupakan modifikasi
dari permainan sepak bola dan bola basket.
Menurut Haris (1991:12) keterampilan dasar permainan bola tangan terdiri dari :
1. Berlari
2. Melompat
3. Menangkap bola
4. Mengoper bola (passing)
5. Menggiring bola (dribbling)
6. Menembak (shooting)
Umumnya permainan bola tangan berjalan dengan tempo yang cepat. Oleh karena
itu, seorang pemain bola tangan haruslah memiliki ketrampilan yang baik. Pemain harus
dapat melakukan gerakan lari dengan cepat, berlari dengan lincah/tangkas, dapat
menangkap bola dengan mantap, melempar (mengoper) bola dengan tepat sasaran. Selain
itu juga pemain harus memiliki koordinasi tubuh yang baik serta menguasai beberapa cara
penembakan bola. Keberhasilan suatu regu dalam menembak bola ke dalam gawang.
Pada masa lalu, permainan bola tangan mempunyai banyak penggemarnya di
Indonesia, khususnya pelajar dan mahasiswa. Bentuk permainan bola tangan yang
dimainkan ialah bola tangan 11 pemain (Outdoor/field handball) dan dilakukan dalam
kegiatan intrakulikuler maupun ekstrakulikuler. Pada masa itu juga cukup banyak
2
pertandingan diselenggarakan, baik oleh perguruan tinggi maupun oleh organisasi
mahasiswa.
Mahendra(2000:7) menjelaskan, Permainan bola tangan memperlihatkan ketrampilan
lokomotor tinggi. Gabungan lompatan dan lari yang begitu dinamis sambil lempar bola
ketika melayang, menunjukkan bahwa seorang pemain bola tangan adalah orang yang
memiliki kemampuan tinggi dalam koordinasi, kelincahan, kecepatan dan daya tahan,
disamping tentunya kekuatan.
Mahendra (2000:9) menjelaskan, hakekat karateristik dan struktur geraknya, bola
tangan dianggap kegiatan fisik yang sangat cocok untuk menjadi alat pendidikan jasmani,
karena dianggap mampu memberikan sumbangan terhadap pengembangan kualitas
motorik dan kulaitas fisik anak sekaligus. Dilihat dari struktur pola gerak, bola tangan bisa
meningkatkan aspek kekuatan, kecepatan, serta sekaligus daya tahan umum serta khusus,
disamping tentu saja membangun kelincahan serta keseimbangan dinamis.
3
ke 14 bola tangan menyebar ke beberapa negara yang ada di Benua Eropa dan Amerika.
Yang dimainkan di Denmark dan Perancis, serta penduduk asli Amerika yang disebut suku
Eskimo pada abad ke 17. Seorang yang bernama Rabelais (1494-1533) menggambarkan
bentuk permainan bola tangan dengan “mereka bermain bola tangan menggunakan telapak
tangan mereka”. Lebih jauh lagi, pada tahun 1793 masyarakat yang hidup di dataran hijau
menggambarkan dan membuat ilustrasi permainan bola dengan menggunakan tangan. Pada
tahun 1848 seorang administrasi olahraga Demmark memberikan izin untuk “permainan
bola tangan” agar dimainkan di sekolah lanjutan di Ortup Demmark dan mendorong untuk
segera menyertakan aturan dalam permainan bola tangan.
Bola tangan modern dimainkan pada abad 19 di kota Danish di bagian Nyborg,
Demmark pada tahun 1897, bola tangan mulai mengalami beberapa perubahan peraturan
dengan 7 orang pemain dan dikenal dengan bola tangan lapangan. Yang mempelopori bola
tangan namun pendiri bola tangan justru pakar pendidikan jasmani yang memindahkan
bola tangan lapangan pada pergantian abad yang berdasarkan dua bentuk permainan
“Raffbal” (bola tangkap) dan “Kӧnigsbergerball”. Di Swedia Wallstrӧm juga
memperkenalkan permainan bola tangan di negaranya pada tahun 1910. Tokoh-tokoh yang
mengembangkannya pria asal Jerman bernama Hirschman dan Dr. Karl Schelenz.
Pada tahun 1912 seorang kebangsaan Jerman Hirschman mencoba menyebarkan bola
tangan lapangan untuk pertama kali. Tahun 1919 seorang guru olahraga di Berlin, Dr. Karl
Schelenz memperkenalkan bentuk permainan bola tangan di lapangan besar (cutdoor) di
beberapa Negara Eropa. Kemudian ia mengembangkan peraturan-peraturan bola tangan
yang hingga saat ini dikenal sebagai salah satu pendiri bola tangan lapangan.
Pada tahun 1926, dalam sebuah pertemuan di kota Hague, Kongres Federasi Atletik
Amatir Internasional, mengusulkan pada peserta kongres untuk menyusun peraturan
Internasional dari bola tangan lapangan.
Pada tahun 1928 International Amateur Handball Federation (IAHF) bertepatan
dengan Olimpiade Amsterdam dengan ketua Avery Brundage dari Amerika. Setelah tahun
1936 untuk pertama kali di selenggarakan kejuaraan dunia bola tangan di Jerman.
Akhirnya pada tahun 1946 usulan dan undangan Denmark dan Swedia delapan Negara
mendeklarasikan Federasi Bola Tangan Internasional atau International Handball
4
Federation (IHF). Delapan negara tersebut adalah Denmark, Finlandia, Perancis, Belanda,
Norwegia, Polandia, Swiss, Swedia. Sampai tahun 2003 IHF memiliki jumlah peserta
sebanyak 160 anggota Negara dengan 80.000 klub dan 19 juta atlet putra maupun putri.
5
The International Handball Federation menyelenggarakan kejuaraan dunia laki-
laki pada tahun 1938 dan setiap empat (kadang-kadang tiga) tahun dari Perang Dunia II
untuk tahun 1995. Sejak kejuaraan 1995 dunia di Islandia, kompetisi dilakukan setiap dua
tahun. Kejuaraan dunia perempuan telah dimainkan sejak tahun 1957. IHF juga
menyelenggarakan kejuaraan dunia perempuan dan junior laki-laki. Pada bulan Juli 2009,
IHF mencatat 166 anggota federasi - sekitar 795.000 tim dan 19 juta pemain.
Federasi Bola Tangan Asia (Asian Handball Federation) terbentuk pada tahun
1974, pada waktu berlangsungnya Asian Games di kota Teheran. kemudian pada tahun
1976 federasi ini dikukuhkan secara resmi di Kuwait. sedangkan induk organisasi tingkat
nasional d Negara kita sampai sekarang belum didirikan. Namun bila membuka lembaran
sejarah ternyata bola tangan 11 pemain, pernah mengisi acara pertandingan dalam pekan
olahraga nasional, tetapi hanya pada PON ke-II yang diselenggarakan di Jakarta. Peserta
pertandingan pada waktu itu hanya terdiri dari 4 daerah yaitu: Jakarta Raya, Jawa Barat,
Jawa tengah dan Jawa timur. Setelah itu, belum ada usaha serius dari pihak-pihak tertentu
agar bola tangan biasa dipertandingkan lagi pada Pekan Olahraga Nasional.
Selain pada PON, permainan bola tangan juga pernah mengisi acara dalam Pekan
Olahraga Mahasiswa ke-V yang diselenggarakan di Medan pada tahun 1960. Akan tetapi
permainan bola tangan 11 pemain ini hanya berlahan, permainan bola tangan 11 pemain
mengalami kemunduran yg akhirnya menjadi tidak popular lagi. Tapi upaya untuk
mendirikan induk organisasi seharusnya tetap ada, supaya permainan bola tangan
mengalami kemajuan dimasa yang akan datang.
1.5 Perkembangan Bola Tangan di Indonesia
Di Indonesia permainan bola tangan telah dilakukan sejak penjajahan Belanda, tetapi
sayang sampai sekarang tidak banyak dikenal masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan
tidak adanya top organisasi atau induk organisasi atau perkumpulan-perkumpulan bola
tangan serta tidak adanya pertandingan yang diselenggarakan
Pada tahun 1951 permainan bola tangan merupakan salah satu cabang olahraga yang
dipertandingkan pada PON VII di Jakarta, yang hanya diikuti Jawa Barat, Jawa Tengah
dan Jakarta. Permainan bola tangan juga pernah dimainkan sebagai salah satu cabang olah
raga pada POM, Pekan olahraga mahasiswa, akan tetapi setelah POM di Medan permainan
6
bola tangan dicoret dari daftar cabang olahraga yang sangat mudah menimbulkan
perkelahian.
Permainan bola tangan di Indonesia banyak dikenal kalangan pelajar, baik di sekolah
dasar maupun disekolah lanjutan karena permainan ini merupakan salah satu cabang
olahraga yang diajarkan.
1.6 Sarana dan Prasarana Olahraga Bola Tangan
A. Lapangan bola tangan berukuran 40 m x 20m dengan garis pemisah di tengah dan
gawang di tengah kedua sisi pendek. Di sekeliling gawang dibuat garis untuk
menandai daerah yang hanya boleh dimasuki penjaga gawang. Bola yang digunakan
lebih kecil dari bola sepak. Handball dimainkan selama 2 x 30 menit. Penalti
dilakukan dari jarak 7 meter. Handball juga dipertandingkan di Olimpiade.
B. Gawang memiliki Tinggi 2m dan lebar 3m, di cat bergaris-garis dengan 2 warna
berbeda. Garis gawang lebar 8cm, semua garis lain 5cm.
7
Gambar Detail Gawang
C. Bentuk bola harus berbentuk bulat berwarna tunggal (satu warna), bagian luarnya
terbuat dari kulit atau dari karet atau bahan sintetis lainnya.
8
Gambar Sepatu
E. Scoring Board untuk menghitung skor pertandingan dan waktu pertandingan.
Dalam olahraga bola tangan anda diwajibkan berjalan serta berlari untuk menggiring
bola supaya dapat mempertahankan dan mencetak skor kegawang musuh. Aktivitas
ini dapat menambah stamina.
Olahraga bola tangan bukan hanya mengandalkan fisik yang kuat, tetapi juga otak
yang cerdas agar bisa memikirkan strategi yang tepat untuk memenangkan
pertandingan
Apabila anda ingin menjadi seorang pemain bola tangan profesional, hal utama yang
harus dilakukan adalah berlatih dengan giat dan juga harus disertai dengan doa.
Latihan bola tangan akan dapat membuat anda menjadi lebih disiplin dalam berlatih.
11
Gambar 1.2 : passing dada
12
Gambar 1.4 : passing bawah
13
Gambar 1.6 : operan samping
14
d. Menangkap bola rendah setinggi lutut
Posisi badan di bungkukkan, selanjudnya kaku dibuka juga menjaga keseimbangan pada
saat menangkap bola dan tubuh dalam keadaan posisi stabil, supaya tidak goyah pada saat
disentuh/ ditabrak pemain lawan.
e. Menangkap bola menggelinding
Hampir sama posisi ketika penjaga gawang dalam sepak bola mengantisipasi bola
menggelinding di tanah, badan dibungkukkan dan kaki dibuka lebar ke belakan, bukan ke
samping.
15
b. The Jump Shot (tembakan melompat)
Hampir sama dengan standing throw shot, Cuma yang membedakan adalah dilakukan
dengan lompatan setelah bola di dribble, kemudian menangkap dengan kedua tangan,
posisi tubuh dimiringkan, kemudian bola di shooting dengan keras lewat samping kepala
sambil membuka kaki dan kedua dan kedua kaki terangkat, dada dibusungkan seiring
dengan di shootingnya bola.
a. Waktu permainan untuk semua team adalah 2 babak dengan istirahat 10 menit. Berikut
kategori waktu menurut umur :
Penambahan waktu (Overtime), dimainkan jika permainan seri. Waktu overtime terdiri dari
2 kali selama 5 menit, dengan istirahat 1 menit antara babak tambahan. Jika permainan
masih berakhir seri, keputusan diambil dengan menggunakan lemparan 7 meter/penalty
untuk menentukan pemenang. Tiap team mencalonkan 5 pemain.
b. Time Out
diwajibkan ketika:
17
4. Perundingan antara para wasit yang diperlukan dalam keadaan yang sesuai dengan
peraturan.
3.2 Bola
Ukuran bola, yaitu keliling dan berat, dapat digolongkan menjadi beberapa kategori yang
berbeda dalam tim, mengikuti :
58-60 cm dan 425-475 gr (ukuran IHF 3) untuk pria dewasa dan remaja putra
(diatas umur 16 tahun).
54-56 cm dan 325-375 gr (ukuran IHF 2) untuk wanita dewasa dan remaja putri
(diatas umur 14 tahun), dam remaja putra (umur 12 sampai 16 tahun).
50-52 cm dan 290-330 gr (ukuran IHF 1) untuk anak putri (umur 8 sampai 14
tahun) dan anak putra (umur 8 sampai 12 tahun).
A) Pemain pengganti
Kaos team 1 team, team lawan, penjaga gawang dari kedua team harus berbeda.
B) Penjaga Gawang
1. Menyentuh bola dengan seluruh bagian dari badan selama melakukan tindakan
pertahanan di dalam area gawang
2. Memainkan bola di dalam area gawang, penjaga gawang tidak diperbolehkan,
bagaimanapun, untuk menunda melakukan lemparan (pegang bola 3 detik).
3. Meninggalkan area gawang tanpa bola dan ikut serta dalam permainan di area
permainan, penjaga gawang harus patuh pada peraturan yang berlaku sama seperti
para pemain lainnya di area bermain.
4. Meninggalkan area gawang dengan bola, ini mengacu pada lemparan bebas atau
pelanggaran
1. Hanya seorang kiper saja yang diijinkan berada dalam wilayah gawang. Seorang
pemain di lapangan dianggap telah memasuki wilayah gawang jika bagian dari
tubuh pemain menyentuh wilayah gawang contohnya menginjak daerah gawang.
2. Ketika seorang pemain memasuki wilayah gawang, keputusan yang diambil harus
seperti dibawah ini :
Lemparan kiper dilakukan ketika seorang pemain dari tim yang menyerang
memasuki wilayah gawang dan menguasai bola atau memasuki tanpa bola tetapi
mendapatkan keuntungan dengan masuk ke wilayah gawang.
Lemparan bebas ketika seorang pemain dilapangan dari tim yang bertahan
memasuki wilayah gawang dan mendapatkan sebuah keuntungan, tapi tanpa
merusak kesempatan untuk mencetak skor.
Lemparan 7-meter ketika seorang pemain dari tim yang bertahan memasuki
wilayah gawang dan situasi ini merusak kesempatan untuk mencetak gol.
Bermain Pasif
Tidak diijinkan memegang bola dalam penguasaan tim tanpa membuat gerakan
apapun untuk menyerang untuk mencetak gol.
Terjadinya Goal
21
Instruksi Umum untuk Pelaksanaan Lemparan (Lemparan Awal, Lemparan ke
Dalam, Lemparan Kiper, Lemparan Bebas dan Lemparan 7-Meter)
1. Saat memulai pertandingan, lemparan awal diambil oleh tim yang menang dalam lempar
koin dan memutuskan untuk memulai permainan dengan memilih bola di posisinya.
Lawannya memiliki hak untuk memilih gawang.
2. Tim akan berganti gawang di babak kedua. Lemparan awal di babak kedua diambil oleh
tim yang tidak melakukannya di babak pertama.
3. Setelah ada gol yang dicetak, permainan akan dilanjutkan dengan lemparan awal oleh tim
yang kemasukan gol.
4. Lemparan awal diambil dari arah mana saja dari tengah lapangan (dengan toleransi garis
pinggir sekitar 1,5 meter). Lemparan dilakukan setelah peluit wasit dan harus dilakukan
dalam 3 detik.
22
5. Pemain yang mengambil lemparan awal harus mengambil posisi setidaknya satu kaki dari
garis tengah dan kaki yang lainnya berada di garis atau di belakang garis, dan berada pada
posisi tersebut sampai bola telah meninggalkan tangannya.
6. Teman satu tim dari pelempar tidak diperbolehkan untuk melewati garis tengah sebelum
ada peluit dari wasit.
7. Lemparan awal pada permulaan babak (termasuk pada babak tambahan), semua pemain
yang kemasukan harus berada di areanya masing-masing. Kecuali si pelempar diijinkan
untuk berada di kedua area lapangan, tanpa harus kembali ke daerahnya.
8. Di kedua situasi ini, pihak lawan harus setidaknya berada 3 meter dari pemain yang
melakukan lemparan bebas.
Lemparan kedalam diberikan saat bola sudah sepenuhnya melewati garis samping, atau
saat pemain di tim yang bertahan adalah yang terakhir menyentuh bola sebelum bola itu
melewati garis gol luar di timnya. Ini juga diberikan saat bola menyentuh langit-langit atau
instalasi yang ada di atas lapangan.
1. Lemparan kiper dilakukan oleh kiper tanpa peluit dari wasit, dari area gawang keluar dari
garis gawang.
2. Pemain dari tim lain diperbolehkan untuk berada di luar area gawang, tapi mereka tidak
diperbolehkan untuk menyentuh bola sampai bola itu sudah sepenuhnya melewati garis
area gawang.
Tim yang memegang bola melakukan pelanggaran dan itu akan menyebabkan tim
tersebut kehilangan kepemilikan bola
Tim lawan melakukan pelanggaran yang menyebabkan tim tersebut kehilangan
kepemilikan bola
1. Lemparan bebas juga digunakan sebagai cara untuk memulai kembali permainan dalam
situasi tertentu dimana permainan telah dihentikan (saat bola masih dalam permainan),
bahkan saat tidak ada pelanggaran dilakukan:
Saat satu tim yang mempunyai kepemilikan bola saat itu telah diberhentikan
permainannya, maka tim ini akan mempertahankan bola nya.
Jika kedua tim tidak ada yang memegang bola, maka tim yang terakhir memegang bola
akan diberikan kepemilikan bola lagi.
24
1. Pada saat peluit wasit dibunyikan jika ada keputusan lemparan bebas, maka pemain yang
memegang bola pada saat itu harus secepatnya menjatuhkan atau menaruh bola di lantai
dimana dia berada.
2. Saat lemparan bebas sedang dilakukan, pihak lawan harus tetap berada pada jarak
3. setidaknya 3 meter dari si pelempar.
Kesempatan untuk mencetak angka dihancurkan oleh tim atau pemain lawan secara
illegal.
Ada peluit yang tidak sah saat kesempatan emas untuk mencetak angka.
Kesempatan emas untuk mencetak angka dihancurkan karena partisipasi orang yang tidak
ada hubungannya dengan permainan, contohnya penonton memasuki lapangan atau
menghentikan permainan dengan meniupkan peluit.
1. Lemparan 7-meter dianggap sebagai lemparan untuk mencetak angka, dalam 3 detik
setelah peluit dari wasit.
2. Pemain yang melakukan lemparan 7-meter harus mengambil posis dibelakang garis 7
meter, tidak lebih jauh dari 1 meter dari garis tersebut.
3. Setelah peluit dari wasit, pelempar tidak diperbolehkan menyentuh atau melewati garis 7-
meter sebelum bola telah lepas dari tangannya.
25
4. Teman satu tim dari si pelempar harus memposisikan diri mereka diluar garis lemparan
bebas dan tetap berada disana sampai bola telah lepas dari tangan si pelempar. Jika
mereka tidak melakukannya, maka tim lawan akan mendapatkan lemparan bebas.
5. Saat pelaksanaan lemparan 7-meter, pemain tim lawan harus berada di luar garis
lemparan bebas dan setidaknya berada 3 meter dari garis lemparan 7-meter sampai bola
telah meninggalkan tangan di pelempar. Jika mereka tidak melakukannya, kalau lemparan
7-meter tidak menghasilkan gol, maka lemparan akan diulang kembali. Tetapi tidak ada
hukuman pribadi.
6. Lemparan 7-meter diulang kembali, kecuali kalau terjadi gol, jika kiper melewati garis 4-
meter.
Sebelum pelaksanaan, pelempar harus menentukan posisi yang benar untuk melempar.
4.6 Hukuman
a. Peringatan
b. Skorsing
Untuk kesalahan pergantian, jika pemain tambahan memasuki lapangan, atau jika pemain
yang secara tidak sah ikut campur dalam permainan dari area penggantian
Untuk jenis kecurangan yang diulang, mereka akan dihukum secara.
Untuk kelakuan tidak sportif yang dilakukan oleh seorang pemain di dalam atau di luar
lapangan
Untuk kelakuan tidak sportif oleh setiap ofisial dari seuah tim, setelah salah satu dari
mereka sebelumnya mendapat suatu peringatan.
Untuk jenis kelakuan yang tidak sportif yang diberikan untuk menjamin keabsahan
skorsing selama 2 menit pada masing-masing kesempatan.
Sebagai konsekuensi dari suatu diskualifikasi dari suatu ofisial atau pemain.
26
Untuk kelakuan yang tidak sportif yang dilakukan oleh pemain sebelum permainan
dimulai, setelah ia diberikan skorsing selama 2 menit.
1. Skorsing dikenakan selama 2 menit, skorsing ketiga untuk pemain yang sama akan
dikeluarkan
c. Diskualifikasi
Untuk kelakuan yang tidak sportif oleh tim tersebut, setelah mereka telah mendapatkan
peringatan sebelumnya dan skors 2 menit.
Untuk kecurangan yang membahayakan keselamatan lawan
Untuk kelakuan tidak sportif yang dilakukan oleh pemain atau tim, atau diluar lapangan
dan untuk kasus khusus atau kelakuan tidak sportif yang berulang-ulang yang dilakukan
selama tie-breaker seperti lemparan 7-meter
tiga kali skors untuk pemain yang sama.
d. Pengeluaran
1. Suatu pengeluaran akan diberi: Manakala seorang pemain bersalah melakukan tindakan
kasar selama permainan dan di dalam atau di luar lapangan.
2. Pemain yang dikeluarkan tidak boleh digantikan dan harus meninggalkan baik area
penggantian pemain dan lapangan dengan segera. Selanjutnya, pemain tidak diijinkan
untuk memiliki kontak dengan tim.
1. Sebelum Pertandingan :
1. Setelah Pertandingan :
f. Wasit
27
1. Dua orang wasit dengan hak yang sama akan memegang pimpinan di setiap
pertandingan.
2. Pakaian seragam berwarna hitam diharapkan diutamakan untuk wasit.
1. Pada prinsipnya, seorang pencatat waktu memiliki tanggung jawab yang utama untuk
waktu pertandingan, waktu istirahat, dan waktu pengskorsan dari penundaan pemain.
2. Pencatat skor memiliki tanggung jawab utama untuk daftar nama tim, lembar skor,
mencatat pemain yang baru sampai setelah pertandingan dimulai, dan mencatat pemain
yang tidak berhak untuk berpartisipasi.
3. Tugas yang lain, seperti memeriksa para pemain dan ofisial tim di area pergantian, dan
keluar-masuknya pemain pengganti, dihormati sebagai tanggung jawab bersama.
4. Jika papan skor umum tidak mampu menunjukkan waktu skorsa juga (setidaknya 3 per-
menitnya selama pertandingan IHF) pencatat waktu akan menunjukkan sebuah kartu dari
meja pencatat waktu, yang memperlihatkan waktu berakhirnya pengskorsan, bersamaan
dengan nomor pemain.
Jenis permainan bola tangan raffball adalah permainan bola tangan dengan fokus lempar
tangkap bola. Cara bermainnya adalah dilakukan oleh sekitar 15 orang. Kemudian wasit
akan melempar bola pertama dengan jumpball. Setelah itu, para pemain mencoba
mengambil bola pertama. Setelah mendapatkan bola , antar pemain bekerja sama agar bola
saling dilempar dan ditangkap sesuai aturan. Namun, tidak boleh memegang bola lebih dari
10 detik. Artinya, bola harus tetap dilempar dan ditangkap. Bola pun tidak boleh
menyentuh bagian kaki dan bawah tubuh. Jenis olahraga ini pastinya termasuk dalam
macam macam latihan untuk melatih kelincahan tubuh sehari hari.
Permainan bola tangan yang kedua ini merupakan bentuk asli dari permainan bola tangan.
Artinya, permainan dilakukan dengan tujuan mencetak gol dengan mengoper bola
menggunakan tangan antar pemain. Artinya, tujuannya sama seperti dengan permainan
sepak bola. Hanya saja tidak boleh menggunakan kaki dan jumlah pemainya lebih banyak
sekitar 15 orang. Permainan pun tidak kalah seru dengan permainan sepak bola.
28
5.3 Teknik Menghadang lawan.
Kedua kaki sedikit dibuka dengan kedua lutut direndahkan hal ini agar memudahkan kita
dalam melakukan hadangan dan melihat arah bola.
Kedua tangan direntangkan yang bertujuan agar mengganggu lawan dalam melakukan
operan dan pandangan tertuju pada lawan yang memegang atau menguasai bola.
Teknik hadangan dari belakang ini dilakukan dengan mengambil posisi di bagian belakang
lawan yang menguasai bola dan menjaga agar pergerakan lawan tidak leluasa.
Secara keseluruhan hampir sama dengan hadangan yang dilakukan dari depan maupun
belakang, yang membedakan untuk hadangan dari samping ini dilakukan pada bagian
samping lawan.
a) Pola pertahanan
Pertahanan ini dilakukan bila lawan menguasai bola, dan pemain bertahan segera menjaga
dengan ketat pemain penyerang yang memasuki daerahnya dengan cara satu lawan satu.
Kemanapun seorang penyerang bergerak di dalam daerah bertahan, selalu diikuti oleh
seorang dari pihak bertahan. Pembagian tugas menjaga pemain lawan, biasanya diberikan
oleh kapten regu atau pelatih menjelang permainan berlangsung, misalnya A1 harus
menjaga B1, dan A2 harus menjaga B2. Namun, dalam permainan hal ini mungkin tidak
dapat dilaksanakan sepenuhnya misalnya karena menghadapi bloking lawan, ataupun
menghadapi serangan balik yang cepat. Dalam hal ini harus ada yang saling pengertian
diantara pemain dalam satu regu. Salah satu seorang teman seregu yang berada paling
dekat dengan lawan yang sedang menguasai bola harus segera mempunyai inisiatif untuk
mengambil alih tugas menjaga lawan yang sedang menguasai bola tersebut sampai teman
teman seregu kembali ke daerah bertahan untuk menjaga lawan sesuai dengan tugasnya.
29
2. Pertahanan zona defence (pertahanan daerah)
Setiap pemain bertahan bertanggung jawab menjaga daerah pertahanan masing masing
yang telah disepakati bersama diantara teman temannya seregunya. Pada umumnya, pola
pertahanan daerah dapat digolongkan sebagai berikut :
Formasi 6-0
Formasi 5-1
Formasi 4-2
Formasi 3-3
Formasi ini sangat baik, dan penyerang memang akan mengalami kesulitan dalam usaha
menerobos pertahanan yang dilakukan oleh pihak bertahan. Penyerang akan mengalami
kesulitan untuk mendapatkan ruang gerak yang cukup ataupun kesempatan untuk
melakukan flying shot ataupun dvi shot.
Dalam formasi 5-1 ini prinsipnya harus ada seorang pemain bertahan yang ditugaskan
untuk menjaga pemain lawan yang sedang menguasai bola.
Formasi pertahanan ini biasa dilakukan bila regu tersebut memiliki pemain pemain
belakang yang kuat atau baik. Empat orang pemain belakang berdiri menjaga digaris depan
gawang sedangkan 2 orang lainnya berdiri menjaga bagian tengah pertahanan tepat
dibelakang garis lemparan bebas (garis 9 m).
Pada umunya formasi ini digunakan oleh regu yang sudah tinggi keterampilan bermainnya
dan selain itu formasi ini biasanya juga digunakan oleh regu yang mengutamakan faktor
penyerang khususnya pula bila menghadapi grup lemah.
b) Pola Menyerang
Pola menyerang dalam olahraga bola tangan pada prinsipnya pada saat regunya menguasai
bola dengan menerapkan teknik dribbling dan macam macam passing serta dengan taktik
khusus para penyerang berusaha agar salah satu seorang pemainnya memperoleh
kesempatan untuk menembak bola dan menghasilkan angka bagi regunya. Secara garis
30
besarnya pola penyerangan dapat kita golongkan dalam 3 pola, sesuai dengan situasi
ataupun pola pertahanan yang digunakan oleh regu.
1. Jika pihak bertahan menggunakan pola man to man maka regu penyerang
dianjurkan untuk menggunakan pola blokking atau screening(berusaha membebaskan
teman seregu kemudian dengan segera membebaskan diri sendiri)
2. Jika pihak bertahan menggunakan pola pertahanan daerah, maka regu penyerang
dianjurkan melakukan serangan dengan membentuk formasi.
Formasi 4-2
Formasi 3-3
Formasi 3-2-1
Dalam peraturan disebut bahwa seorang pemain boleh menghalangi dengan badannya
pemain lawan yang sedang menguasai bola. Menghalangi atau menahan pemain lawan
hanya boleh dilakukan dengan tubuh bagian atas saja dan tidak diperkenankan
menggunakan tangan atau kedua kaki.
Serangan balik (counter attack) dilakukan bila pihak bertahan dapat merebut dan
menguasai bola dari pihak penyerang. Ataupun karena pihak penyerang gagal memasukkan
bola ke gawang pihak bertahan dan bola dapat ditahan oleh penjaga gawang. Serangan
balik biasanya dilakukan dengan cepat dengan cara sassing atau operan jarak pendek
ataupun jarak jauh kepada teman seregu yang bergerak maju dengan cepat untuk membalas
serangan ke gawang lawan. Jika pihak lawan berusaha untuk menghalangi, pada waktu
masih berada di bagian tengah lapangan, rintangan ini dapat ditanggulangi dengan taktik
give and go (pass and run) melaksanakan taktik give and go adalah sebagian berikut :
seorang penyerang yang sedang menguasai bola (M6), dan dijaga oleh seorang pemain
bertahan (L2). (M6) mengoper bola ke teman seregunya yang sudah berdiri bebas (M7).
Kemudian M6 dengan segera berlari membebaskan diri , melewati lawan yang menjaganya
(L2) dan setelah itu meminta bola kembali.
31
DAFTAR PUSTAKA
https://www.materiolahraga.com/2018/05/pengertian-sejarah-teknik-peraturan-manfaat-bola-
tangan.html Adi 25 may 2018
https://www.academia.edu/7176367/
Makalah_Permainan_Bola_Tangan_tugas_kuliah_PGSD_FKIP_UR_2013_SEMESTER_1_
Mimis riati
https://en.wikipedia.org/wiki/Handball
https://aturanpermainan.blogspot.com/2016/11/sejarah-singkat-bola-tangan-handball.html
https://antonborneojach.wordpress.com/2009/02/23/sekilas-sejarah-permainan-bola-tangan/
https://blogpenemu.blogspot.com/2018/07/sejarah-penemuan-permainan-bola-tangan.html.
Muhammad nurdin fatturohman 25 juli 2015
https://www.materiolahraga.com/2018/05/pengertian-sejarah-teknik-peraturan-manfaat-bola-
tangan.html?m=1
32