Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga Buku Panduan
Pegangan Bola Tangan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas PGRI Banyuwangi tahun
2019 telah diselesaikan. Sebagai pedoman serta memberikan petunjuk praktis agar pembaca
mendapatkan gambaran secara jelas dalam pengenalan olahraga baru khususnya yang ada di
Kabupaten Banyuwangi yaitu Bola Tangan.

Buku ini menjabarkan tentang definisi, sejarah, teknik dan peraturan bola tangan secara
keseluruhan yang harus dipahami dan dimengerti serta diterapkan untuk kelancaran
perkembangan olahraga ini dikalangan sekolah maupun umum. Diharapkan pencapaian untuk
kedepannya memunculkan sebuah prestasi baru di Banyuwangi kejenjang yang lebih tinggi lagi.

Tak lupa penulis sampaikan banyak-banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
bola tangan Galih Farhanto, M.Pd yang telah sudi memberikan kesempatan kepada penulis
dalam pembuatan buku ini. Terima kasih pula untuk semua yang sudah berkontribusi khususnya
PJKR 2016 B dan semua pihak yang terkait demi kelancaran penyelesaian buku.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam buku ini baik dari segi bahasa,
tulisan, serta materi untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun terhadap
penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga buku ini bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca dari semua pihak yang membutuhkannya.

Banyuwangi, Juni 2019


Penulis.

i
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................
HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

DEFINISI BOLA TANGAN


1.1 Pengertian bola tangan secara umum..........................................................1
1.2 Pengertian bola tangan menurut ahli...........................................................1
1.3 Sejarah bola tangan di Dunia.....................................................................3
1.4 Sejarah bola tangan di Indonesia................................................................5
1.5 Perkembangan bola tangan di Indonesia.....................................................6
1.6 Sarana dan Prasarana bola tangan..............................................................7
1.7 Manfaat bola tangan....................................................................................9

TEKNIK BOLA TANGAN


2.1 Menggiring bola (Dribbling).....................................................................10
2.2 Mengoper bola (Passing).........................................................................11
2.3 Menangkap bola (Catch)...........................................................................14
2.4 Menembak bola (Shooting).......................................................................15

PERATURAN BOLA TANGAN


3.1 Waktu dan Time out .................................................................................17
3.2 Bola...........................................................................................................18
3.3 Tim, Pergantian dan Perlengkapan...........................................................19
3.4 Wilayah gawang........................................................................................20
3.5 Permainan pasif.........................................................................................20
3.6 Fouls..........................................................................................................21
3.7 Goals.........................................................................................................21
ii
JENIS-JENIS LEMPARAN DAN HUKUMAN
4.1 Lemparan awal..........................................................................................22
4.2 Lemparan kedalam....................................................................................23
4.3 Lemparan kiper.........................................................................................23
4.4 Lemparan bebas........................................................................................24
4.5 Lemparan 7 meter.....................................................................................24
4.6 Hukuman...................................................................................................25
JENIS PERMAINAN, TEKNIK BERTAHAN, DAN TAKTIK MENYERANG
3.1 Permainan bola tangan raffball ................................................................27
3.2 Permainan bola tangan konigbergerball....................................................27
3.3 teknik menghadang lawan.........................................................................28
3.4 taktik dalam permainan bola tangan.........................................................28
BIOGRAFI PENULIS

DAFTAR PUSTAKA

iii
1.1 Bola Tangan Secara Umum
Ada yang tahu olahraga bola tangan ? bisa saya pastikan sebagian besar dari
pembaca tidak tahu mengenai bola tangan. Bola tangan adalah salah satu cabang
olahraga bagian bola besar beregu yang saling berlawanan satu sama lain, terdiri dari 14-
16 pemain dalam satu tim dengan 7 pemain inti termasuk kiper dan sisanya adalah
pemain cadangan yang berguna untuk mengganti pemain inti jika terjadi cidera atau
performanya kurang bagus.
Sistem olahraga ini terlihat mirip dengan sepak bola, namun terdapat banyak
perbedaan antara kedua olahraga ini, yaitu bola tangan membawa dan mencetak gol
dengan menggunakan tangan, sedangkan sepak bika menggunakan kaki serta jumlah
pemain dan peminat olahraga ini lebih sedikit dari sepak bola. Selain itu, olahraga bola
tangan juga banyak yang hampir sama peraturannya dengan bola basket. Seperti aturan-
aturan membawa bola lebih dari tiga langkah tidak dianjurkan.

1.2 Bola Tangan Menurut Para Ahli


Permainan Bola tangan adalah olahraga beregu di mana dua regu dengan masing-
masing 7 pemain (6 pemain dan 1 penjaga gawang) yang berusaha memasukkan sebuah
bola ke gawang lawan dengan cara berjalan atau berlari sambil memantul-mantulkan bola
ke lantai/ke tanah. Permainan ini mirip dengan sepak bola, tapi cara memindahkan bola
adalah dengan tangan pemain, bukan kaki.
Lapangan bola tangan berukuran 40 m x 20 m dengan garis pemisah ditengah dan
gawang ditengah kedua sisi pendek. Disekeliling gawang dibuat garis untuk menandai
daerah yang hanya boleh dimasuki penjaga gawang. Bola yang digunakan lebih kecil dari
bola sepak. Handball dimainkan selama 2 x 30 menit. Penalti dilakukan dari jarak 7 meter.
Handball juga dipertandingkan di Olimpiade.
Lapangan Permainan Bola Tangan
Bentuk dan pola permainan serta peraturan permainan bola tangan secara umum
dapat dikatakan merupakan gabungan atau modifikasi dari permainan sepak bola dan
basket. Seperti dalam permainan bola basket, selama permainan berlangsung, kegiatan
dalam permainan bola tangan juga lebih banyak terjadi disekitar daerah bertahan pemain

1
bertahan atau didaerah penyerangan untuk regu penyerang. Pihak penyerang berusaha
dengan segala ketrampilannya serta dengan macam-macam taktik untuk mencetak gol ke
gawang lawan. Sedangkan pihak bertahan berusaha menjaga dengan ketat dan berusaha
setiap saat untuk merebut bola dan menguasainya. Kemudian pihak bertahan dengan segera
beralih menjadi pihak bertahan, demikian seterusnya.
Seperti halnya dalam cabang olahraga yang lain, bahwa permainan bola tangan juga
memiliki prinsip-prinsip dalam permainannya. Adapun prinsip-prinsip itu adalah, (1)
Permainan bola tangan merupakan permainan beregu, (2) Permainan bola tangan
menggunakan bola sebagai alat dan menggunakan tangan untuk memainkannya, sert (3)
kalah dan menangnya ditentukan dengan banyaknya goal yang terjadi. Bentuk dan pola
permainan serta peraturan permainan bola tangan dapat dikatakan merupakan modifikasi
dari permainan sepak bola dan bola basket.
Menurut Haris (1991:12) keterampilan dasar permainan bola tangan terdiri dari :
1. Berlari
2. Melompat
3. Menangkap bola
4. Mengoper bola (passing)
5. Menggiring bola (dribbling)
6. Menembak (shooting)
Umumnya permainan bola tangan berjalan dengan tempo yang cepat. Oleh karena
itu, seorang pemain bola tangan haruslah memiliki ketrampilan yang baik. Pemain harus
dapat melakukan gerakan lari dengan cepat, berlari dengan lincah/tangkas, dapat
menangkap bola dengan mantap, melempar (mengoper) bola dengan tepat sasaran. Selain
itu juga pemain harus memiliki koordinasi tubuh yang baik serta menguasai beberapa cara
penembakan bola. Keberhasilan suatu regu dalam menembak bola ke dalam gawang.
Pada masa lalu, permainan bola tangan mempunyai banyak penggemarnya di
Indonesia, khususnya pelajar dan mahasiswa. Bentuk permainan bola tangan yang
dimainkan ialah bola tangan 11 pemain (Outdoor/field handball) dan dilakukan dalam
kegiatan intrakulikuler maupun ekstrakulikuler. Pada masa itu juga cukup banyak

2
pertandingan diselenggarakan, baik oleh perguruan tinggi maupun oleh organisasi
mahasiswa.
Mahendra(2000:7) menjelaskan, Permainan bola tangan memperlihatkan ketrampilan
lokomotor tinggi. Gabungan lompatan dan lari yang begitu dinamis sambil lempar bola
ketika melayang, menunjukkan bahwa seorang pemain bola tangan adalah orang yang
memiliki kemampuan tinggi dalam koordinasi, kelincahan, kecepatan dan daya tahan,
disamping tentunya kekuatan.
Mahendra (2000:9) menjelaskan, hakekat karateristik dan struktur geraknya, bola
tangan dianggap kegiatan fisik yang sangat cocok untuk menjadi alat pendidikan jasmani,
karena dianggap mampu memberikan sumbangan terhadap pengembangan kualitas
motorik dan kulaitas fisik anak sekaligus. Dilihat dari struktur pola gerak, bola tangan bisa
meningkatkan aspek kekuatan, kecepatan, serta sekaligus daya tahan umum serta khusus,
disamping tentu saja membangun kelincahan serta keseimbangan dinamis.

1.3 Sejarah Bola Tangan Di Dunia


Masa Yunani Kuno, Olahraga bola tangan merupakan salah satu olahraga yang
sampai saat ini dapat ditelusuri kebenaran sejarahnya dan telah berusia sangat tua. Sebuah
fakta yang meyakinkan telah menunjukkan bahwa seorang laki-laki akan senantiasa lebih
mahir menggunakan tangan di bandikan kakinya. Sebagaimana telah diklaim oleh
sejarawan olahraga terkenal, ia memainkan bolah tangan jauh lebih awal dari pada sepak
bola, walaupun dengan peraturan yang masih kuno. Permainan bolah tangan yang di
mainkan pada masa Yunani kuno merupakan sebuah isyarat terciptanya sebuah bola tangan
modern. Dimana bentuk permainan dan peraturan masih sangat berbeda. Permainan
“urania” yang dimainkan oleh orang-orang Yunani kuno (yang digambarkan oleh Homer
dan Odyssey) dan Harpaston yang dimainkan oleh orang-orang Romawi yang bernama
Claudius Galenus (130-200 Masehi). Pada abad ke 11 Masehi, Sebagai mana dalam
“Fangballspiel” atau permainan “tangkap bola” yang diperkenalkan dalam sebuah lagu
oleh seorang penulis puisi Jerman bernama Walther Von der Volgelwiede (1170-1230 M),
dimana sebuah keterangan tersebut merupakan tanda-tanda pasti yang biasa digambarkan
sebagai bentuk kuno dari permainan bola tangan dengan terdiri dari 11 pemain. Pada abad

3
ke 14 bola tangan menyebar ke beberapa negara yang ada di Benua Eropa dan Amerika.
Yang dimainkan di Denmark dan Perancis, serta penduduk asli Amerika yang disebut suku
Eskimo pada abad ke 17. Seorang yang bernama Rabelais (1494-1533) menggambarkan
bentuk permainan bola tangan dengan “mereka bermain bola tangan menggunakan telapak
tangan mereka”. Lebih jauh lagi, pada tahun 1793 masyarakat yang hidup di dataran hijau
menggambarkan dan membuat ilustrasi permainan bola dengan menggunakan tangan. Pada
tahun 1848 seorang administrasi olahraga Demmark memberikan izin untuk “permainan
bola tangan” agar dimainkan di sekolah lanjutan di Ortup Demmark dan mendorong untuk
segera menyertakan aturan dalam permainan bola tangan.
Bola tangan modern dimainkan pada abad 19 di kota Danish di bagian Nyborg,
Demmark pada tahun 1897, bola tangan mulai mengalami beberapa perubahan peraturan
dengan 7 orang pemain dan dikenal dengan bola tangan lapangan. Yang mempelopori bola
tangan namun pendiri bola tangan justru pakar pendidikan jasmani yang memindahkan
bola tangan lapangan pada pergantian abad yang berdasarkan dua bentuk permainan
“Raffbal” (bola tangkap) dan “Kӧnigsbergerball”. Di Swedia Wallstrӧm juga
memperkenalkan permainan bola tangan di negaranya pada tahun 1910. Tokoh-tokoh yang
mengembangkannya pria asal Jerman bernama Hirschman dan Dr. Karl Schelenz.
Pada tahun 1912 seorang kebangsaan Jerman Hirschman mencoba menyebarkan bola
tangan lapangan untuk pertama kali. Tahun 1919 seorang guru olahraga di Berlin, Dr. Karl
Schelenz memperkenalkan bentuk permainan bola tangan di lapangan besar (cutdoor) di
beberapa Negara Eropa. Kemudian ia mengembangkan peraturan-peraturan bola tangan
yang hingga saat ini dikenal sebagai salah satu pendiri bola tangan lapangan.
Pada tahun 1926, dalam sebuah pertemuan di kota Hague, Kongres Federasi Atletik
Amatir Internasional, mengusulkan pada peserta kongres untuk menyusun peraturan
Internasional dari bola tangan lapangan.
Pada tahun 1928 International Amateur Handball Federation (IAHF) bertepatan
dengan Olimpiade Amsterdam dengan ketua Avery Brundage dari Amerika. Setelah tahun
1936 untuk pertama kali di selenggarakan kejuaraan dunia bola tangan di Jerman.
Akhirnya pada tahun 1946 usulan dan undangan Denmark dan Swedia delapan Negara
mendeklarasikan Federasi Bola Tangan Internasional atau International Handball

4
Federation (IHF). Delapan negara tersebut adalah Denmark, Finlandia, Perancis, Belanda,
Norwegia, Polandia, Swiss, Swedia. Sampai tahun 2003 IHF memiliki jumlah peserta
sebanyak 160 anggota Negara dengan 80.000 klub dan 19 juta atlet putra maupun putri.

1.4 Sejarah Bola Tangan Di Indonesia


Permainan bola tangan yang kita kenal sekarang ini, pertama kali diperkenalkan
pada tahun 1890 oleh seorang guru senam dan tokoh gymnastic dari perkumpulan
Turnen di Radenburg Jerman yaitu Konrad Korc dan Max Haizer. Pada tahun 1917 Max
Haizer menciptakan permainan yang diberi nama torball, kemudian tahun 1919 Carl
Scheleur mengubah permainan torball menjadi “hand ball”.
Permainan tim handball saat ini telah dikodifikasikan pada akhir abad ke-19 di
utara Eropa -primarily di Denmark, Jerman, Norwegia dan Swedia. Set tertulis pertama
dari aturan tim handball diterbitkan pada tahun 1906 oleh guru olahraga Denmark, letnan
dan peraih medali Olimpiade Holger Nielsen dari sekolah dasar utara Ordrup dari
Copenhagen, Jerman. Aturan modern diterbitkan pada tanggal 29 Oktober 1917 oleh Max
Heiser, Karl Schelenz, dan Erich Konigh dari Jerman. Setelah tahun 1919 aturan ini
ditingkatkan oleh Karl Schelenz. Permainan internasional pertama yang bermain di bawah
aturan-aturan ini, antara Jerman dan Belgia untuk pria pada tahun 1925 dan antara Jerman
dan Austria untuk perempuan pada tahun 1930.
Pada tahun 1926, Kongres Amatir Federasi Atletik Internasional menominasikan
sebuah komite untuk menyusun aturan internasional untuk bola tanga (handball). The
International Amateur Handball Federation (IAHF) dibentuk pada tahun 1928, dan
International Handball Federation (IHF) dibentuk pada tahun 1946.
Permainan bola tangan pria dimainkan di Olimpiade Berlin tahun 1936. Selama beberapa
dekade berikutnya, permainan bola tangan dalam ruangan berkembang dan berevolusi di
negara-negara Skandinavia. Olahraga ini kembali muncul ke panggung dunia sebagai tim
bolatangan untuk Olimpiade 1972 di Munich. Tim bola tangan perempuan ditambahkan
pada Olimpiade 1976 di Montreal. Karena popularitasnya di kawasan itu, negara-negara
Eropa Timur menyempurnakan acara menjadi kekuatan dominan dalam olahraga ketika
diperkenalkan kembali.

5
The International Handball Federation menyelenggarakan kejuaraan dunia laki-
laki pada tahun 1938 dan setiap empat (kadang-kadang tiga) tahun dari Perang Dunia II
untuk tahun 1995. Sejak kejuaraan 1995 dunia di Islandia, kompetisi dilakukan setiap dua
tahun. Kejuaraan dunia perempuan telah dimainkan sejak tahun 1957. IHF juga
menyelenggarakan kejuaraan dunia perempuan dan junior laki-laki. Pada bulan Juli 2009,
IHF mencatat 166 anggota federasi - sekitar 795.000 tim dan 19 juta pemain.
Federasi Bola Tangan Asia (Asian Handball Federation) terbentuk pada tahun
1974, pada waktu berlangsungnya Asian Games di kota Teheran. kemudian pada tahun
1976 federasi ini dikukuhkan secara resmi di Kuwait. sedangkan induk organisasi tingkat
nasional d Negara kita sampai sekarang belum didirikan. Namun bila membuka lembaran
sejarah ternyata bola tangan 11 pemain, pernah mengisi acara pertandingan dalam pekan
olahraga nasional, tetapi hanya pada PON ke-II yang diselenggarakan di Jakarta. Peserta
pertandingan pada waktu itu hanya terdiri dari 4 daerah yaitu: Jakarta Raya, Jawa Barat,
Jawa tengah dan Jawa timur. Setelah itu, belum ada usaha serius dari pihak-pihak tertentu
agar bola tangan biasa dipertandingkan lagi pada Pekan Olahraga Nasional.
Selain pada PON, permainan bola tangan juga pernah mengisi acara dalam Pekan
Olahraga Mahasiswa ke-V yang diselenggarakan di Medan pada tahun 1960. Akan tetapi
permainan bola tangan 11 pemain ini hanya berlahan, permainan bola tangan 11 pemain
mengalami kemunduran yg akhirnya menjadi tidak popular lagi. Tapi upaya untuk
mendirikan induk organisasi seharusnya tetap ada, supaya permainan bola tangan
mengalami kemajuan dimasa yang akan datang.
1.5 Perkembangan Bola Tangan di Indonesia
Di Indonesia permainan bola tangan telah dilakukan sejak penjajahan Belanda, tetapi
sayang sampai sekarang tidak banyak dikenal masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan
tidak adanya top organisasi atau induk organisasi atau perkumpulan-perkumpulan bola
tangan serta tidak adanya pertandingan yang diselenggarakan
Pada tahun 1951 permainan bola tangan merupakan salah satu cabang olahraga yang
dipertandingkan pada PON VII di Jakarta, yang hanya diikuti Jawa Barat, Jawa Tengah
dan Jakarta. Permainan bola tangan juga pernah dimainkan sebagai salah satu cabang olah
raga pada POM, Pekan olahraga mahasiswa, akan tetapi setelah POM di Medan permainan

6
bola tangan dicoret dari daftar cabang olahraga yang sangat mudah menimbulkan
perkelahian.
Permainan bola tangan di Indonesia banyak dikenal kalangan pelajar, baik di sekolah
dasar maupun disekolah lanjutan karena permainan ini merupakan salah satu cabang
olahraga yang diajarkan.
1.6 Sarana dan Prasarana Olahraga Bola Tangan
A. Lapangan bola tangan berukuran 40 m x 20m dengan garis pemisah di tengah dan
gawang di tengah kedua sisi pendek. Di sekeliling gawang dibuat garis untuk
menandai daerah yang hanya boleh dimasuki penjaga gawang. Bola yang digunakan
lebih kecil dari bola sepak. Handball dimainkan selama 2 x 30 menit. Penalti
dilakukan dari jarak 7 meter. Handball juga dipertandingkan di Olimpiade.

Gambar Lapangan Bola Tangan

B. Gawang memiliki Tinggi 2m dan lebar 3m, di cat bergaris-garis dengan 2 warna
berbeda. Garis gawang lebar 8cm, semua garis lain 5cm.

7
Gambar Detail Gawang

C. Bentuk bola harus berbentuk bulat berwarna tunggal (satu warna), bagian luarnya
terbuat dari kulit atau dari karet atau bahan sintetis lainnya.

Gambar bola tangan


1. Pria dewasa dan remaja putra 16th ke atas : 58-60 cm / 425-475 gr (IHF3)
2. Wanita dewasa, remaja putri diatas 14th, remaja pria 12-16th : 54-56 cm /
325-375 gr (IHF 2) 
3. Anak putri 8-14th dan anak putra 8-12th : 50-52 cm /290-330 gr
(IHF 1)

D. Sepatu yang digunakan hampir mirip dengan sepatu futsal.

8
Gambar Sepatu
E. Scoring Board untuk menghitung skor pertandingan dan waktu pertandingan.

Gambar Scoring Board

1.7 Manfaat Bola Tangan

1. Menambah kesehatan fisik

Dalam olahraga bola tangan anda diwajibkan berjalan serta berlari untuk menggiring
bola supaya dapat mempertahankan dan mencetak skor kegawang musuh. Aktivitas
ini dapat menambah stamina.

2. Menjadi lebih cerdas

Olahraga bola tangan bukan hanya mengandalkan fisik yang kuat, tetapi juga otak
yang cerdas agar bisa memikirkan strategi yang tepat untuk memenangkan
pertandingan

3. Meningkatkan kerja sama

Komunikasi sangat dibutuhkan antara para pemain di pertandingan bola tangan.


Karena adanya suatu komunikasi , akan membentuk kerja sama tim.
9
4. Memperkuat mental

Setiap pertandingan, anda tidak mungkin mendapatkan yang namanya kemenangan,


pasti akan mengalami yang namanya kekalahan. Dengan sebuah kekalahan, akan
menjadi suatu pembelajaran agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.

5. Menjadi lebih disiplin

Apabila anda ingin menjadi seorang pemain bola tangan profesional, hal utama yang
harus dilakukan adalah berlatih dengan giat dan juga harus disertai dengan doa.
Latihan bola tangan akan dapat membuat anda menjadi lebih disiplin dalam berlatih.

Teknik Permainan Bola Tangan


Sebagaimana cabang olahraga permainan yang lain, bola tangan juga mempunyai
beberapa macam teknik dasar yang perlu di pelajari. Namun pada umumnya bola tangan
berjalan dengan tempo yang cepat. Oleh karena itu seorang pemain bola tangan harus
memiliki teknik yang tinggi. Pemain harus dapat melakukan start lari dengan cepat,
memiliki kelincahan (agility) dapat menangkap bola dengan mantap, melempar (mengoper)
bola dengan tepat sasaran. Selain itu juga pemain harus memiliki kordinasi tubuh yang baik
serta menguasai beberapa teknik menembakkan bola ke gawang lawan.
Dalam garis besarnya, teknik dasar permainan bola tangan yang akan kita pelajari pada
pembahasan saat ini terdiri dari:
a. Menggiring Bola (Dribbling)
b. Mengoper Bola (Passing)
c. Menangkap Bola (Catch)
d. Menembakkan Bola (Shooting)
Keempat teknik dasar tersebut akan di bahas satu persatu dengan bagiannya masing-
masing disertai dengan gambar yang dapat lebih memudahkan untuk di pahami

2.1 Menggiring Bola (Dribbling)


Dalam bola tangan, menggiring bola merupakan teknik dasar yang cukup sulit karena
memerlukan kordinasi mata-tangan yang tingggi, dan harus jeli dan pandai saat
memantulkan bola supaya lentingan bola tepat dan tetap dalam penguasaan si penggiring.
Salah satu kendala yang bias dialami pemain yang bermain di lapangan terbuka
(outdoor) dalam menggiring bola adalah permukaan lapangan yang tidak rata sehingga
menambah tingkat kesulitan pelaksanaan dribbling tersebut. Perlu diingat bahwa arah
pantulan bola akan tergantung pada arah dating dari bola itu ketanah. Dengan demikian,
pelaksanaan pantulang antara dribbling di tempat dan dribbling sambil bergerak
memerlukanpenyesuaian gaya dan sikap tubuh pada saat mendribbling. Dribbing itu pada
hakekatnya terdiri dari dua bagian yaitu dribbling lurus dan dribbling silang. Khusus
dribbling silang memerlukan kelincahan, skill dan kordinasi mata-tangan yang tinggi.
Menggiring atau dribbling bola juga memerlukan kelenturan tubuh pada saat
membungkuk guna mengontrol bola yang ada dalam penguasaan si penggiring disamping
itu kelenturan pergelangan tangan tidak kalah pentingnya dalam hal mengantisipasi bola
yang sementara digiring. Konsentrasi pada saat menggiring bola kea rah daerah pemain
10
lawab sangat dibutuhkan, serta diiringi dengan kordinasi mata-tangan atau kerja sama
antara tangan pada saat melakukan dribbling supaya bola tetap dalam penguasaan dan tidak
mudah di terlepas dari jangkauan si penggiring

Gambar 1.1 : (dribbling)

2.2 Mengoper bola(Passing)


Mengoper bola tau lebih lazim di sebut passing adalah merupakan salah satu tehnik
yang sangat penting dalam permainan bola tangan, ibaratnya permainan bola kaki, operan-
operan yang cantik dan menawan dapat membuat pemain lawan ekstra hati-hati dalam
menjaga pertahanannya, itu juga yang terjadi dalam permainan bola tangan, oeran bola dari
tangan ke tangan sangat penting dalam usaha membangun sebuah serangan ke daerah
pertahanan lawan, guna menghasilkan sebuah  gol. Passing dalam hakekatnya perbagi
dalam dua bagian yaitu passing dengan dua tangan dan passing dengan satu tangan.
1 Passing dengan dua tangan
Passing dangan dua tangan di perlukan terutama untuk operan-operan jarak dekat,
namun perlu dilakukan dengan secara cepat. Untuk itu, pemakaian teknik mana yang harus
dipilih tergantung dari posisi pemain seregu dan pemain lawan yang menghadang.
Passing bola dengan dua tangan pada prinsipnya harus dilakukan dengan pengarahan
tenaga tubuh yang disalurkan kebola, bukan hanya tenaga lengan. Tergantung dari jarak
yang diperlukan,maka besaran tenaga juga harus berbeda-beda. Tenaga yang diperlukan
untuk mengoper bola di hasilkan dari gerakan tunuh yang bergerak kedepan, yang
kemudian disalurkan dan digabungkan dengan tenaga lengan, tangan dan pergelangan
tangan. Passing dengan dua tangan dibedakan menjadi tiga bagian yaitu Chest pass,
Overhead pass dan Underhand pass.
a) Chest Pass (operan depan dada)
Pelaksanaannya: kedua tangan memegang bola di depan dada, jari-jari yang memegang
bola direnggangkansatu sama lain, siku dibengkokkan membentuk 45 o, posisi tubuh tegak
dan posisi kaki tidak sejajar,melainkan memberikan salah satu kaki sedikit agak kedepan,
guns memberikan dorongan yang kuat dan tidak hilang keseimbangan pada saat
melepaskan bola, setelah bola dilepaskan kedua tangan di kuruskan kedepan seiring
dengan terlepasnya bola.

11
Gambar 1.2 : passing dada

b) Overgead Pass (operan diatas kepala)


Pelaksanaannya: berdiri tegak, lutut sedikit ditekuk kedua tangan memegang bola di
atas kepala, posisi hamper sama dengan lemparan bola kedalam sepak bola. Setelah bola di
lepaskan kedua tangan diluruskanke depansejajar. Posisi tubuh tetap dipertahankan dan
mengantisipasi supayah badan tidak jatuh ke depan.

Gambar 1.3 : passing atas kepala

c) Underhand Pass (operan bawah)


Pelaksanaannya: posisi badan membungkuk kedua kaki dibuka selebara bahu, salah satu
kaki sedikit agak kedepan (tidak sejajajr) kedua lengan lurus kebawah, tangan memegang
bola yang persis berada ditengah tegak lurus kedua kaki, kemudian bola dilepaskan
kedepan. Pandangan kearah sasaran bola yang hendak di tuju dengan mempertahankan
posisi tubuh tetap dalam keadaan stabil.

12
Gambar 1.4 : passing bawah

2 Passing dengan satu tangan


Operan dengan satu tangan, dilihatdari jenisnya, dapat dibedakan berdasarkan dua
tujuan, yaitu pertama, untuk mengoper pada teman seregu yang berjarak jauhdanyang
kedua mongoper untuk mengecoh lawan. Khusus untuk javeline pass, pelaksanaan
lemparan harus dilakukan dengan mengikuti prinsip maksimum time distance. Dalam arti
lemparan itu harus dilakukan dalam waktu maximum (secepat-cepatnya) dan jarak sikap
lemparan (power position) yang maksimum juga. Gabungan antara dua factor yang
maksimum tadi akan menjamin jauhnya lemparan.
a. Javeline Pass (posisi seperti lemparan lembing)
Pelaksanaannya: berdiri tegak, bola di pegang oleh salah satu tangan, di bawa
kebelakang kepala, kedua siku sedikit ditekuk, kalau tangan kanan memegang bola, maka
kaki kanan juga berada di belakang (begitu pula sebaliknya) kedua lutut sedikit ditekuk,
tumit kaki yang di belakang sedikit diangkat posisi sama dengan lempar lembing atau
lemparan base ball.

Gambar 1.5 : Operan lembing

b. Side Pass (operan samping)


Pelaksanaannya: Posisi tubuh agak miring kekanan kedua lutut ditekuk membentuk
posisi 45opandangan kesamping kiri, bola dipassing dengan satu tangan melewati depan
dada kesamping, posisi tunuh tetap dipertahankan.

13
Gambar 1.6 : operan samping

c. Reverse Pass (Membalik)


Pelaksanaannya: badan sedikit dibungkukkan dengan posisi menyamping bola diegang
oleh tangan kanan (atau sebaliknya) lutut sedikit ditekuk, kalau pass dengan menggunakan
tangan kanan, maka kaki kanan rapat, dan tumit kaki kiri agak diangkat, bola dipassing
melewati belakang pantat (bokong) ke samping.

2.3 Menangkap Bola (Catch)


Berbagai teknik menangkap bola memerlukan sikap tubuh yang tertentu pada dasarnya,
posisi tubuh untuk menangkap harus memungkinkan agar bola dating langsung kea rah
penangkap, agar dicapai sikap menangkap yang benar-benar memungkinkan disamping itu,
yang tidak kalah pentingnya adalah prinsip menyerap gaya yang dibawah bola agar impact
dari bola dapat tersaur dan dipatahkan sebesar mungkin. Caranya ikuti bola dengan kedua
lengan dan salurkan daya penahan sedikit demi sedikit terhadap bola. Menangkap bola
merupakan salah satu teknik dasar yang sangat penting dan pertama-tama yang seharusnya
perlu dikuasai oleh setiap permainan, apakah itu pemain depan, permainan tengah, pemain
belakang lebih-lebih penjaga gawang yang memang memerlukan kecakapan dalam
menangkap bola. Bagaimana posisi badan dan tangan pada saat menangkap bola, tekniknya
dengan menjulurkan kedua tangan ke depan menyambut datangnya bola setelah bola dalam
penguasaan, secepat mungkin di tarik di depan dada.
a. Menangkap bola setinggi dada
Menangkap bola setinggi dada merupakan cara menangkap yang paling efektif gampang
dalam mengantisipasi bola, pelaksanaaannya kedua lengan di luruskan ke depan guna
menyambut datangnya bola yang hendak di tangkap. Posisi badan tegap setelah bola
ditangkap maka tari ke depan dada guna mengantisipasi supata bola tidak gampang
dirampas oleh lawan.
b. Menangkap bola tinggi
Memerlukan konsentrasi yang lebih tinggikarena bola yang datingnya sangat tinggi,
biasanya berfungsi mengantisipasi bola yang dilemparkan lawan di atas kepala, posisi
badan tegap, kedua tzngzn diluruskan ke atas menyambut bola, dan bola tetap ditarik ke
depan dada. Makin tinggi postur tubuh seseorang makin bagus dalam upaya jangkauan bola
yang di passing atau di lempar tinggi.
c. Menangkap bola di kanan/ kiri badan
Memerlukan kelenturan tubuh yang prima, karena daya lenting ke kanan/ kiri untuk
menangkap bola dengan kedua tangan berada dalam posisi yang sama.

14
d. Menangkap bola rendah setinggi lutut
Posisi badan di bungkukkan, selanjudnya kaku dibuka juga menjaga keseimbangan pada
saat menangkap bola dan tubuh dalam keadaan posisi stabil, supaya tidak goyah pada saat
disentuh/ ditabrak pemain lawan.
e. Menangkap bola menggelinding
Hampir sama posisi ketika penjaga gawang dalam sepak bola mengantisipasi bola
menggelinding di tanah, badan dibungkukkan dan kaki dibuka lebar ke belakan, bukan ke
samping.

2.4 Menembak Bola (Shooting)


Menembak adalah bentuk gerak kemparan yang ditujukan untuk memasukkan bola ke
gawang. agar berhasil, lemparan yang dilakukan harus bertenaga dan memiliki daya ledak
(Eksplosif Power) dengan artian mengarahkan sekuruh kecepatan dan kekuatan dalam
waktu yang sangat singkat sehingga menghasilkan gerak laju bola yang cepat.
Menembakkan bola harus dilakukan dengan upaya yang sungguh-sungguh sehingga
menghasilkan perbedaan sikap tubuh yang disesuaikan. Yang paling menarik adalah
pelaksanaan tembakan fliying shot yang memerlukan irama tiga langkah.

a. The Standing Throw shot (tembakan berdiri)


Didahului dengan mendribble bola kemudian menangkap dengan kedua tangan dan
sedikit membungkukkan badan ke kanan (pelempar tangan kanan) kemudian bola di
shooting dengan keras lewat samping kepala sambil membuka kaki agak lebar, dan kaki
kanan sedikit agak terangkat dengan bertumpuh oleh kaki kiri serta tangan kiri rileks
disamping badan

15
b. The Jump Shot (tembakan melompat)
Hampir sama dengan standing throw shot, Cuma yang membedakan adalah dilakukan
dengan lompatan setelah bola di dribble, kemudian menangkap dengan kedua tangan,
posisi tubuh dimiringkan, kemudian bola di shooting dengan keras lewat samping kepala
sambil membuka kaki dan kedua dan kedua kaki terangkat, dada dibusungkan seiring
dengan di shootingnya bola.

c. The Dive Shot


Tembakan dengan posisi tubuh seperti melayang, posisi awal tembakan ini
membelakangi gawang, kemudian meloncat dengan bertumpuh di kedua kaki kemudian
menembakkan bola dengan posisi condong ke depan. Setelah melakukan tembakan, kedua
telapak tangan menyentuh lantai secara langsung. Kedua kaki harus membentuk sudut
90o,dada, perut dan kaki depan menggelincir ke lantai sambil kedua tangan mendorong ke
atas menjauhi lantai.

d. The Fall Shot


Tembakan sambil menjatuhkan badan ke depan, dimulai dari shooting bola disamping
telinga kemudian melompat ke depan sambil menjatuhkan badan kedepan, diakhiri dengan
posisi terlentang.

e. The side Shot (tembakan menyamping)


Tembakan dari samping dengan membuka tangan da kaki lebar sambil badan
dimiringkan kekanan bagi penembak dengan tangan kanan, dengan sedikit kaki kanan
diangkat dan dibungkukkan bola di shoot dengan keras dari samping setinggi paha.

f. The Flying Shot (tembakan melayang)


Tembakan dengan posisi tubuh seolah-olah terbang(melayang) di muali dengan berlari,
bawa bola setinggi bahu langkah ketiga kuat dan lebar di udarah, pinggang sebaiknya di
tarik ke belakang bersamaan dengan lengan lempar. Tarik kedua kaki keatas secara
horizontal. Pinggang tarik kebelakang lengan mengikuti  gerakan kedepan dengan tangan
kuat mendarat dengan kedua kaki secara bersamaan menembak dengan tangan kanan
meloncat dengan kaki kiri, penembak kaki kiri meloncat dengan kaki kanan.
16
g. The Reverse Shot (tembakan Membalik)
Tembakan membelakang, diawali dengan posisi badan membelakangi arah tembakan
kemudian bola dipegang dengan kedua tangan kalau shoot dengan tangan kanan, maka
posisi tangan kiri bedara di bawah bola sebagai penyeimbang, dan tangan kanan
memegang bola lewat samping dengan posisi menjepit dengan menggeser kakai kanan ke
belakang bersamaan dengan bola di shoot dengan keras, sambil membalikkan tubuh.

Peraturan Permainan Bola Tangan

3.1 Waktu bermain, Akhir Permainan & Time Out

a. Waktu permainan untuk semua team adalah 2 babak dengan istirahat 10 menit. Berikut
kategori waktu menurut umur :

Umur 16 tahun lebih           :           2 x 30 menit

Umur 12-16 tahun               :           2 x 25 menit

Umur 8-12 tahun                 :           2 x 20 menit

Penambahan waktu (Overtime), dimainkan jika permainan seri. Waktu overtime terdiri dari
2 kali selama 5 menit, dengan istirahat 1 menit antara babak tambahan. Jika permainan
masih berakhir seri, keputusan diambil dengan menggunakan lemparan 7 meter/penalty
untuk menentukan pemenang. Tiap team mencalonkan 5 pemain.

b. Time Out

diwajibkan ketika:

1. 2 menit pemberian hukuman, diskualifikasi atau diberikan izin pengeluaran.


2. Time Out tim yang sudah ditentukan.
3. Tanda peluit oleh pencatat waktu atau oleh delegasi teknis pertandingan.

17
4. Perundingan antara para wasit yang diperlukan dalam keadaan yang sesuai dengan
peraturan.

Time Out di berikan 3 x dengen ketentuan :

1. Babak pertama boleh melakukan 3x Time Out


2. Babak kedua hanya diberikan 2x Time Out,
3. Apabila di babak pertama Time Out tidak dipakai sama sekali maka di babak kedua
jatah Time Out di kurangi 1x
4. Apabila Time Out di babak pertama dipakai 1x atau 2x maka di babak kedua
menggunakan sisa Time Out yang diberikan di babak kedua.

3.2 Bola

Ukuran bola, yaitu keliling dan berat, dapat digolongkan menjadi beberapa kategori yang
berbeda dalam tim, mengikuti :

 58-60 cm dan 425-475 gr (ukuran IHF 3) untuk pria dewasa dan remaja putra
(diatas umur 16 tahun).
 54-56 cm dan 325-375 gr (ukuran IHF 2) untuk wanita dewasa dan remaja putri
(diatas umur 14 tahun), dam remaja putra (umur 12 sampai 16 tahun).
 50-52 cm dan 290-330 gr (ukuran IHF 1) untuk anak putri (umur 8 sampai 14
tahun) dan anak putra (umur 8 sampai 12 tahun).

3.3 Tim, Pergantian & Perlengkapan


18
Tim terdiri dari 14-16 orang. Tidak lebih dari 7 pemain dapat masuk dalam lapangan
dalam waktu yang sama. Dan sisanya adalah pemain cadangan. Tim diperbolehkan untuk
menggunakan maksimum 4 tim official selama permainan berlangsung. Tim official
tersebut tidak dapat diganti selama jalannya permainan. Tim official biasanya tidak
diizinkan untuk memasuki lapangan selama permainan.

A) Pemain pengganti

1. Penggantian pemain di lapangan dapat dilakukan berkali-kali, tanpa


memberitahukan kepada pencatat waktu/pencatat angka, selama para pemain yang
menggantikan sudah meninggalkan lapangan.
2. Syarat ini juga berlaku untuk pemain pengganti dan penjaga gawang.
3. Kesalahan penggantian akan mendapat hukuman pengskorsan selama 2 menit
untuk pemain yang salah tersebut.

Kaos team 1 team, team lawan, penjaga gawang dari kedua team harus berbeda.

B) Penjaga Gawang

.          Penjaga Gawang  jaga gawang diperbolehkan untuk :

1. Menyentuh bola dengan seluruh bagian dari badan selama melakukan tindakan
pertahanan di dalam area gawang
2. Memainkan bola di dalam area gawang, penjaga gawang tidak diperbolehkan,
bagaimanapun, untuk menunda melakukan lemparan (pegang bola 3 detik).
3. Meninggalkan area gawang tanpa bola dan ikut serta dalam permainan di area
permainan, penjaga gawang harus patuh pada peraturan yang berlaku sama seperti
para pemain lainnya di area bermain.
4. Meninggalkan area gawang dengan bola, ini mengacu pada lemparan bebas atau
pelanggaran

Penjaga gawang tidak diperbolehkan untuk :

1. Membahayakan lawan ketika melakukan pertahanan.


2. Meninggalkan area gawang dengan bola.
3. Menyentuh bola yang berada diluar area gawang, ketika penjaga gawang berada
di dalam area gawang.
4. Mengambil bola kedalam area gawang ketika bola bergerak dan berputar di lantai
di luar area gawang.
19
5. Memasuki area gawang dari area bermain dengan bola.
6. Menyentuh bola dengan kaki atau kaki dibawah lutut, ketika bola sedang diam
atau bergerak di area gawang atau bergerak keluar kearah area bermain. Melintasi
garis pertahanan penjaga gawang (sepanjang 4 meter), sebelum bola jatuh
ketangan lawan yang melakukan lemparan sejauh 7 meter.

3.4 Wilayah Gawang

1. Hanya seorang kiper saja yang diijinkan berada dalam wilayah gawang. Seorang
pemain di lapangan dianggap telah memasuki wilayah gawang jika bagian dari
tubuh pemain menyentuh wilayah gawang contohnya menginjak daerah gawang.
2. Ketika seorang pemain memasuki wilayah gawang, keputusan yang diambil harus
seperti dibawah ini :

 Lemparan kiper dilakukan ketika seorang pemain dari tim yang menyerang 
memasuki wilayah gawang dan menguasai bola atau memasuki tanpa bola tetapi
mendapatkan keuntungan dengan masuk ke wilayah gawang.
 Lemparan bebas ketika seorang pemain dilapangan dari tim yang bertahan
memasuki wilayah gawang dan mendapatkan sebuah keuntungan, tapi tanpa
merusak kesempatan untuk mencetak skor.
 Lemparan 7-meter ketika seorang pemain dari tim yang bertahan memasuki
wilayah gawang dan situasi ini merusak kesempatan untuk mencetak gol.

3.5 Memainkan Bola, Bermain Pasif


20
 Hal yang diijinkan adalah :

1. Melempar, menangkap, menghentikan, mendorong bola dengan menggunakan


tangan (terbuka atau tertutup), lengan, badan, paha atau lutut.
2. Memegang bola hanya diijinkan maksimum 3 detik, juga ketika bola tersebut
sedang bergulir dilapangan pertandingan.
3. Melakukan maksimum 3 langkah dari bola.

 Bermain Pasif

Tidak diijinkan memegang bola dalam penguasaan tim tanpa membuat gerakan
apapun untuk menyerang untuk mencetak gol.

3.6 Kesalahan-kesalahan dan Permainan Tidak Sportif

  Hal yang diijinkan :

1. Menggunakan telapak tangan dan tangan dalam mengambil penguasaan bola


2. Merentangkan tangan saat bola melewati tim lawan adalah tidak dalam
penguasaan bola
3. Menggunakan badan untuk menghalangi lawan, bahkan dalam posisi lawan tidak
sedang menguasai bola
4. Bodi kontak dengan lawan, ketika menghadapi lawan.

Hal yang tidak diijinkan :

1. Menarik atau memukul bola dengan tangan lawan


2. Menghalangi laju lawan dengan dengan tangan atau kaki
3. Menarik atau menahan ( tubuh atau pakaian ), mendorong, lari atau melompat
kearah lawan
4. Membahayakan lawan ( dengan atau tanpa bola).

3.7 Mencetak Gol

Terjadinya Goal

21
Instruksi Umum untuk Pelaksanaan Lemparan (Lemparan Awal, Lemparan ke
Dalam, Lemparan Kiper, Lemparan Bebas dan Lemparan 7-Meter)

4.1 Lemparan Awal

1. Saat memulai pertandingan, lemparan awal diambil oleh tim yang menang dalam lempar
koin dan memutuskan untuk memulai permainan dengan memilih bola di posisinya.
Lawannya memiliki hak untuk memilih gawang.
2. Tim akan berganti gawang di babak kedua. Lemparan awal di babak kedua diambil oleh
tim yang tidak melakukannya di babak pertama.
3. Setelah ada gol yang dicetak, permainan akan dilanjutkan dengan lemparan awal oleh tim
yang kemasukan gol.
4. Lemparan awal diambil dari arah mana saja dari tengah lapangan (dengan toleransi garis
pinggir sekitar 1,5 meter). Lemparan dilakukan setelah peluit wasit dan harus dilakukan
dalam 3 detik.

22
5. Pemain yang mengambil lemparan awal harus mengambil posisi setidaknya satu kaki dari
garis tengah dan kaki yang lainnya berada di garis atau di belakang garis, dan berada pada
posisi tersebut sampai bola telah meninggalkan tangannya.
6. Teman satu tim dari pelempar tidak diperbolehkan untuk melewati garis tengah sebelum
ada peluit dari wasit.
7. Lemparan awal pada permulaan babak (termasuk pada babak tambahan), semua pemain
yang kemasukan harus berada di areanya masing-masing. Kecuali si pelempar diijinkan
untuk berada di kedua area lapangan, tanpa harus kembali ke daerahnya.
8. Di kedua situasi ini, pihak lawan harus setidaknya berada 3 meter dari pemain yang
melakukan lemparan bebas.

4.2 Lemparan Ke Dalam

Lemparan kedalam diberikan saat bola sudah sepenuhnya melewati garis samping, atau
saat pemain di tim yang bertahan adalah yang terakhir menyentuh bola sebelum bola itu
melewati garis gol luar di timnya. Ini juga diberikan saat bola menyentuh langit-langit atau
instalasi yang ada di atas lapangan.

1. Lemparan kedalam dilakukan tanpa peluit dari wasit.


23
2. Pelempar harus menginjak garis dan tetap dalam posisi tersebut sampai bola itu lepas dari
tangannya. Tidak ada batas dalam penempatan kaki.
3. Saat lemparan kedalam sedang dilakukan, lawan tidak boleh mendekat lebih dari 3 meter
dari si pelempar. Tetapi pemain diijinkan untuk berdiri di luar garis area mereka walupun
jarak di antara mereka dan pelemparnya kurang dari 3 meter.

4.3  Lemparan Kiper

 Lemparan kiper diberikan saat :

 Pemain lawan sudah memasuki area pertahanan dan melakukan pelanggaran.


 Kiper sudah menguasai bola di area pertahanan atau bolanya tidak bergerak di lantai
dalam area gawang.
 Pemain lawan telah menyentuh bola saat bola tersebut menggelinding atau diam di lantai
dalam area gawang.
 Saat bola telah melewati garis luar gawang, setelah terakhir disentuh oleh kiper atau
pemain penyerang.

1. Lemparan kiper dilakukan oleh kiper tanpa peluit dari wasit, dari area gawang keluar dari
garis gawang.
2. Pemain dari tim lain diperbolehkan untuk berada di luar area gawang, tapi mereka tidak
diperbolehkan untuk menyentuh bola sampai bola itu sudah sepenuhnya melewati garis
area gawang.

4.4 Lemparan Bebas

Prinsipnya, wasit akan menghentikan pertandingan dan memulainya kembali dengan


lemparan bebas saat :

 Tim yang memegang bola melakukan pelanggaran dan itu akan menyebabkan tim
tersebut kehilangan kepemilikan bola
 Tim lawan melakukan pelanggaran yang menyebabkan tim tersebut kehilangan
kepemilikan bola

1. Lemparan bebas juga digunakan sebagai cara untuk memulai kembali permainan dalam
situasi tertentu dimana permainan telah dihentikan (saat bola masih dalam permainan),
bahkan saat tidak ada pelanggaran dilakukan:

 Saat satu tim yang mempunyai kepemilikan bola saat itu telah diberhentikan
permainannya, maka tim ini akan mempertahankan bola nya.
 Jika kedua tim tidak ada yang memegang bola, maka tim yang terakhir memegang bola
akan diberikan kepemilikan bola lagi.
24
1. Pada saat peluit wasit dibunyikan jika ada keputusan lemparan bebas, maka pemain yang
memegang bola pada saat itu harus secepatnya menjatuhkan atau menaruh bola di lantai
dimana dia berada.
2. Saat lemparan bebas sedang dilakukan, pihak lawan harus tetap berada pada jarak
3. setidaknya 3 meter dari si pelempar.

4.5 Lemparan-7 Meter

1. Lemparan 7 meter diberikan saat :

 Kesempatan untuk mencetak angka dihancurkan oleh tim atau pemain lawan secara
illegal.
 Ada peluit yang tidak sah saat kesempatan emas untuk mencetak angka.
 Kesempatan emas untuk mencetak angka dihancurkan karena partisipasi orang yang tidak
ada hubungannya dengan permainan, contohnya penonton memasuki lapangan atau
menghentikan permainan dengan meniupkan peluit.

1. Lemparan 7-meter dianggap sebagai lemparan untuk mencetak angka, dalam 3 detik
setelah peluit dari wasit.
2. Pemain yang melakukan lemparan 7-meter harus mengambil posis dibelakang garis 7
meter, tidak lebih jauh dari 1 meter dari garis tersebut.
3. Setelah peluit dari wasit, pelempar tidak diperbolehkan menyentuh atau melewati garis 7-
meter sebelum bola telah lepas dari tangannya.

25
4. Teman satu tim dari si pelempar harus memposisikan diri mereka diluar garis lemparan
bebas dan tetap berada disana sampai bola telah lepas dari tangan si pelempar. Jika
mereka tidak melakukannya, maka tim lawan akan mendapatkan lemparan bebas.
5. Saat pelaksanaan lemparan 7-meter, pemain tim lawan harus berada di luar garis
lemparan bebas dan setidaknya berada 3 meter dari garis lemparan 7-meter sampai bola
telah meninggalkan tangan di pelempar. Jika mereka tidak melakukannya, kalau lemparan
7-meter tidak menghasilkan gol, maka lemparan akan diulang kembali. Tetapi tidak ada
hukuman pribadi.
6. Lemparan 7-meter diulang kembali, kecuali kalau terjadi gol, jika kiper melewati garis 4-
meter.

     Sebelum pelaksanaan, pelempar harus menentukan posisi yang benar untuk melempar.

 Diulang apabila melempar bukan pada posisinya (di TKP)

4.6 Hukuman

 a. Peringatan

1. Suatu peringatan akan diberikan apabila:

 kecurangan dilakukan berkali-kali


 kelakuan yang tidak sportif dari seorang pemain atau ofisial tim.

b. Skorsing

1. Suatu skorsing selama 2 menit akan diberikan apabila:

 Untuk kesalahan pergantian, jika pemain tambahan memasuki lapangan, atau jika pemain
yang secara tidak sah ikut campur dalam permainan dari area penggantian
 Untuk jenis kecurangan yang diulang, mereka akan dihukum secara.
 Untuk kelakuan tidak sportif yang dilakukan oleh seorang pemain di dalam atau di luar
lapangan
 Untuk kelakuan tidak sportif oleh setiap ofisial dari seuah tim, setelah salah satu dari
mereka sebelumnya mendapat suatu peringatan.
 Untuk jenis kelakuan yang tidak sportif yang diberikan untuk menjamin keabsahan
skorsing selama 2 menit pada masing-masing kesempatan.
 Sebagai konsekuensi dari suatu diskualifikasi dari suatu ofisial atau pemain.

26
 Untuk kelakuan yang tidak sportif yang dilakukan oleh pemain sebelum permainan
dimulai, setelah ia diberikan skorsing selama 2 menit.

1. Skorsing dikenakan selama 2 menit, skorsing ketiga untuk pemain yang sama akan
dikeluarkan
c. Diskualifikasi

1. Diskualifikasi akan diberi:

 Untuk kelakuan yang tidak sportif oleh tim tersebut, setelah mereka telah mendapatkan
peringatan sebelumnya dan skors 2 menit.
 Untuk kecurangan yang membahayakan keselamatan lawan
 Untuk kelakuan tidak sportif yang dilakukan oleh pemain atau tim, atau diluar lapangan
dan untuk kasus khusus atau kelakuan tidak sportif yang berulang-ulang yang dilakukan
selama tie-breaker seperti lemparan 7-meter
 tiga kali skors untuk pemain yang sama.

d. Pengeluaran

1. Suatu pengeluaran akan diberi: Manakala seorang pemain bersalah melakukan tindakan
kasar selama permainan dan di dalam atau di luar lapangan.
2. Pemain yang dikeluarkan tidak boleh digantikan dan harus meninggalkan baik area
penggantian pemain dan lapangan dengan segera. Selanjutnya, pemain tidak diijinkan
untuk memiliki kontak dengan tim. 

e. Pelanggaran di Luar Waktu Pertandingan

1. Sebelum Pertandingan :

 Sebuah peringatan akan diberikan dalam kasus tindakan tidak sportif.


 Diskualifikasi dari kesalahan pemain

1. Setelah Pertandingan :

Sebuah laporan tertulis.

f. Wasit

27
1.  Dua orang wasit dengan hak yang sama akan memegang pimpinan di setiap
pertandingan.
2. Pakaian seragam berwarna hitam diharapkan diutamakan untuk wasit.

g. Pencatat Waktu dan Pencatat Skor 1. 

1. Pada prinsipnya, seorang pencatat waktu memiliki tanggung jawab yang utama untuk
waktu pertandingan, waktu istirahat, dan waktu pengskorsan dari penundaan pemain.
2. Pencatat skor memiliki tanggung jawab utama untuk daftar nama tim, lembar skor,
mencatat pemain yang baru sampai setelah pertandingan dimulai, dan mencatat pemain
yang tidak berhak untuk berpartisipasi.
3. Tugas yang lain, seperti memeriksa para pemain dan ofisial tim di area pergantian, dan
keluar-masuknya pemain pengganti, dihormati sebagai tanggung jawab bersama.
4. Jika papan skor umum tidak mampu menunjukkan waktu skorsa juga (setidaknya 3 per-
menitnya selama pertandingan IHF) pencatat waktu akan menunjukkan sebuah kartu dari
meja pencatat waktu, yang memperlihatkan waktu berakhirnya pengskorsan, bersamaan
dengan nomor pemain.

Jenis-jenis Permainan bola tangan

5.1 Permainan bola tangan raffball

Jenis permainan bola tangan raffball adalah permainan bola tangan dengan fokus lempar
tangkap bola. Cara bermainnya adalah dilakukan oleh sekitar 15 orang. Kemudian wasit
akan melempar bola pertama dengan jumpball. Setelah itu, para pemain mencoba
mengambil bola pertama. Setelah mendapatkan bola , antar pemain bekerja sama agar bola
saling dilempar dan ditangkap sesuai aturan. Namun, tidak boleh memegang bola lebih dari
10 detik. Artinya, bola harus tetap dilempar dan ditangkap. Bola pun tidak boleh
menyentuh bagian kaki dan bawah tubuh. Jenis olahraga ini pastinya termasuk dalam
macam macam latihan untuk melatih kelincahan tubuh sehari hari.

5.2 Permainan bola tangan konigsbergerball

Permainan bola tangan yang kedua ini merupakan bentuk asli dari permainan bola tangan.
Artinya, permainan dilakukan dengan tujuan mencetak gol dengan mengoper bola
menggunakan tangan antar pemain. Artinya, tujuannya sama seperti dengan permainan
sepak bola. Hanya saja tidak boleh menggunakan kaki dan jumlah pemainya lebih banyak
sekitar 15 orang. Permainan pun tidak kalah seru dengan permainan sepak bola.

28
5.3 Teknik Menghadang lawan.

a. Hadangan dari depan

 Kedua kaki sedikit dibuka dengan kedua lutut direndahkan hal ini agar memudahkan kita
dalam melakukan hadangan dan melihat arah bola.

 Tumpuan berat badan berada pada bagian depan (badan condong)

 Kedua tangan direntangkan yang bertujuan agar mengganggu lawan dalam melakukan
operan dan pandangan tertuju pada lawan yang memegang atau menguasai bola.

b. Menghadang garis belakang

Teknik hadangan dari belakang ini dilakukan dengan mengambil posisi di bagian belakang
lawan yang menguasai bola dan menjaga agar pergerakan lawan tidak leluasa.

c. Hadangan dari samping

Secara keseluruhan hampir sama dengan hadangan yang dilakukan dari depan maupun
belakang, yang membedakan untuk hadangan dari samping ini dilakukan pada bagian
samping lawan.

5.4 Taktik dalam permainan bola tangan

a) Pola pertahanan

1. Pertahanan man to man

Pertahanan ini dilakukan bila lawan menguasai bola, dan pemain bertahan segera menjaga
dengan ketat pemain penyerang yang memasuki daerahnya dengan cara satu lawan satu.
Kemanapun seorang penyerang bergerak di dalam daerah bertahan, selalu diikuti oleh
seorang dari pihak bertahan. Pembagian tugas menjaga pemain lawan, biasanya diberikan
oleh kapten regu atau pelatih menjelang permainan berlangsung, misalnya A1 harus
menjaga B1, dan A2 harus menjaga B2. Namun, dalam permainan hal ini mungkin tidak
dapat dilaksanakan sepenuhnya misalnya karena menghadapi bloking lawan, ataupun
menghadapi serangan balik yang cepat. Dalam hal ini harus ada yang saling pengertian
diantara pemain dalam satu regu. Salah satu seorang teman seregu yang berada paling
dekat dengan lawan yang sedang menguasai bola harus segera mempunyai inisiatif untuk
mengambil alih tugas menjaga lawan yang sedang menguasai bola tersebut sampai teman
teman seregu kembali ke daerah bertahan untuk menjaga lawan sesuai dengan tugasnya.

29
2. Pertahanan zona defence (pertahanan daerah)

Setiap pemain bertahan bertanggung jawab menjaga daerah pertahanan masing masing
yang telah disepakati bersama diantara teman temannya seregunya. Pada umumnya, pola
pertahanan daerah dapat digolongkan sebagai berikut :

 Formasi 6-0

 Formasi 5-1

 Formasi 4-2

 Formasi 3-3

3. Pola pertahanan daerah dengan formasi 6-0.

Formasi ini sangat baik, dan penyerang memang akan mengalami kesulitan dalam usaha
menerobos pertahanan yang dilakukan oleh pihak bertahan. Penyerang akan mengalami
kesulitan untuk mendapatkan ruang gerak yang cukup ataupun kesempatan untuk
melakukan flying shot ataupun dvi shot.

4. Pola pertahanan daerah dengan formasi 5-1.

Dalam formasi 5-1 ini prinsipnya harus ada seorang pemain bertahan yang ditugaskan
untuk menjaga pemain lawan yang sedang menguasai bola.

5. Pola pertahanan daerah dengan formasi 4-2

Formasi pertahanan ini biasa dilakukan bila regu tersebut memiliki pemain pemain
belakang yang kuat atau baik. Empat orang pemain belakang berdiri menjaga digaris depan
gawang sedangkan 2 orang lainnya berdiri menjaga bagian tengah pertahanan tepat
dibelakang garis lemparan bebas (garis 9 m).

6. Pola pertahanan daerah dengan formasi 3-3

Pada umunya formasi ini digunakan oleh regu yang sudah tinggi keterampilan bermainnya
dan selain itu formasi ini biasanya juga digunakan oleh regu yang mengutamakan faktor
penyerang khususnya pula bila menghadapi grup lemah.

b) Pola Menyerang

Pola menyerang dalam olahraga bola tangan pada prinsipnya pada saat regunya menguasai
bola dengan menerapkan teknik dribbling dan macam macam passing serta dengan taktik
khusus para penyerang berusaha agar salah satu seorang pemainnya memperoleh
kesempatan untuk menembak bola dan menghasilkan angka bagi regunya. Secara garis
30
besarnya pola penyerangan dapat kita golongkan dalam 3 pola, sesuai dengan situasi
ataupun pola pertahanan yang digunakan oleh regu.

1. Jika pihak bertahan menggunakan pola man to man maka regu penyerang
dianjurkan untuk menggunakan pola blokking atau screening(berusaha membebaskan
teman seregu kemudian dengan segera membebaskan diri sendiri)

2. Jika pihak bertahan menggunakan pola pertahanan daerah, maka regu penyerang
dianjurkan melakukan serangan dengan membentuk formasi.

 Formasi 4-2

 Formasi 3-3

 Formasi 3-2-1

3. Serangan balik cepat (counter attack)

c) Pola menyerang dengan taktik blocking

Dalam peraturan disebut bahwa seorang pemain boleh menghalangi dengan badannya
pemain lawan yang sedang menguasai bola. Menghalangi atau menahan pemain lawan
hanya boleh dilakukan dengan tubuh bagian atas saja dan tidak diperkenankan
menggunakan tangan atau kedua kaki.

1. Serangan balik (counter attack)

Serangan balik (counter attack) dilakukan bila pihak bertahan dapat merebut dan
menguasai bola dari pihak penyerang. Ataupun karena pihak penyerang gagal memasukkan
bola ke gawang pihak bertahan dan bola dapat ditahan oleh penjaga gawang. Serangan
balik biasanya dilakukan dengan cepat dengan cara sassing atau operan jarak pendek
ataupun jarak jauh kepada teman seregu yang bergerak maju dengan cepat untuk membalas
serangan ke gawang lawan. Jika pihak lawan berusaha untuk menghalangi, pada waktu
masih berada di bagian tengah lapangan, rintangan ini dapat ditanggulangi dengan taktik
give and go (pass and run) melaksanakan taktik give and go adalah sebagian berikut :
seorang penyerang yang sedang menguasai bola (M6), dan dijaga oleh seorang pemain
bertahan (L2). (M6) mengoper bola ke teman seregunya yang sudah berdiri bebas (M7).
Kemudian M6 dengan segera berlari membebaskan diri , melewati lawan yang menjaganya
(L2) dan setelah itu meminta bola kembali.

31
DAFTAR PUSTAKA

Sumber: IHF Rules OF The Games  & Peraturan Pertandingan PB ABTI


Hary Muhardi Syaflin.2016

https://www.materiolahraga.com/2018/05/pengertian-sejarah-teknik-peraturan-manfaat-bola-
tangan.html Adi 25 may 2018

https://www.academia.edu/7176367/
Makalah_Permainan_Bola_Tangan_tugas_kuliah_PGSD_FKIP_UR_2013_SEMESTER_1_
Mimis riati

https://en.wikipedia.org/wiki/Handball
https://aturanpermainan.blogspot.com/2016/11/sejarah-singkat-bola-tangan-handball.html
https://antonborneojach.wordpress.com/2009/02/23/sekilas-sejarah-permainan-bola-tangan/
https://blogpenemu.blogspot.com/2018/07/sejarah-penemuan-permainan-bola-tangan.html.
Muhammad nurdin fatturohman 25 juli 2015
https://www.materiolahraga.com/2018/05/pengertian-sejarah-teknik-peraturan-manfaat-bola-
tangan.html?m=1

32

Anda mungkin juga menyukai