Trauma Pelvis
Trauma Pelvis
PENDAHULUAN
pelvis berkelanjutan terbagi dalam dua kategori utama, korban selamat dan
tidak selamat. Pada korban yang tidak selamat, kematian terjadi. Awal
sering mengalami implikasi jangka medis dan sosial ekonomi akibat patah
tulang panggul. Ini termasuk masalah kesehatan mental, sakit kronis, arah
panggul yang miring, perbedaan panjang kaki atau rotasi, kelainan gaya
fisiologis vertikal dan rotasi, tetapi baik patah tulang atau cedera ligamen
tabrakan pada salah satu sisi tubuh, yang disebabkan karena mobil ataupun
jalan, fraktur tidak selalu timbul karena hal tersebut.4 Banyak fraktur
minor yang terjadi pada simphisis pubis atau yang terjadi pada ramus
superior dan inferior. Fraktur lain dapat menjadi luas dan menggangu
TINJAUAN PUSTAKA
11.1. Definisi
Trauma pelvis adalah trauma pada area pelvis yang dapat terjadi
mulai dari yang ringan hingga yang mengancam kehidupan. Hal ini
termasuk fraktur ring pelvis, fraktur acetabulun, serta injury pada jaringan
11.2. Etiologi
pasien yang tua dan lemah, trauma dapat terjadi akibat rudapaksa tumpul
Kecelakaan
11.4. Klasifikasi
ahli bedah umum dan ortopedi tentang tipe dan kemungkinan masalah
fraktur. Sistem klasifikasi fraktur pelvis ini, salah satu yang dijelaskan
pola yang terkait dengan cedera. Sistem ini berdasarkan pada seri standar
Cedera LC sebagai akibat dari benturan lateral pada pelvis yang memutar
pelvis pada sisi benturan ke arah midline. Ligamentum sacrotuberale dan
interna, arteri glutea superior) relatif luar biasa dengan cedera LC; ketika
hal ini terjadi, diduga sebagai akibat dari laserasi fragmen fraktur.2
korelasi yang baik dengan pola cedera organ, persyaratan resusitasi, dan
fraktur APC tipe III telah berkorelasi dengan kebutuhan cairan 24-jam
terbesar.2 Pada sebuah seri terhadap 210 pasien berurutan dengan fraktur
14,8 unit bagi pasien dengan cedera APC. Pada seri yang sama, pasien
Angka mortalitas keseluruhan pada seri ini adalah 8,6 %. Angka mortalitas
lebih tinggi terlihat pada pola APC (20 %) dan pola CM (18 %)
dibandingkan pada pola LC (0 %) dan pola VS (0 %). Burgess dkk
mencatat hilangnya darah dari cedera pelvis yang dihasilkan dari kompresi
pemeriksaan fisik, tetapi indeks kecurigaan yang tinggi untuk patah tulang
dengan pemeriksaan untuk lecet dan memar, simetri, terisolasi rotasi dari
hematoma panggul selama pemeriksaan. Jika tidak ada patah tulang dari
kaput femoralis cedera atau acetabulum. Setiap cacat kulit di balik panggul
patah tulang dengan cedera genitourinari pada atau dekat simfisis pubis.
rendah pada bayi dan anak-anak. Darah di lubang kemih atau "naik tinggi"
segera evaluasi lebih lanjut. Jika tidak terjadi cedera uretra, gross
hematuria menunjukkan kerusakan kandung kemih atau kerusakan ginjal.
kemih penuh dengan sampai 400 mL bahan kontras dan lagi setelah bahan
dengan trauma pelvis, dan frekuensi impotensi baik dengan dan tanpa
jarang pada fraktur panggul, dan cedera ginekologis paling banyak terjadi
traumatik yang terpisah atau sebagai laserasi oleh ujung tajam tulang yang
cedera saraf. Cedera saraf tulang belakang yang paling sering dikaitkan
dengan fraktur panggul ketika pasien memiliki patah tulang sakral vertikal
pada atau di atas tingkat L5 atau fraktur melintang tulang sakral. Luka-
11.5. Patofisiologi
tekanan yang besar ataukarena jatuh dari ketinggian. Pada orang tua
mengalami keretakan. Hal ini terjadi apabila ada trauma samping karena
kecalakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian. Pada keadaan ini ramus
pubis bagian depan pada kedua sisinya mengalami fraktur dan bagian
belakang terdapat strain dari sendi sakroiliaka atauf raktur ilium atau dapat
tinggi karena kejadian ini jarang terjadi sebagai cedera tersendiri. Daya yang sama
abdomen, kepala, dan toraks. Sebagai tambahan terhadap cedera-cedera ini, 60-
80% pasien dengan fraktur pelvis berkekuatan tinggi memiliki hubungan lain
pada pasien dengan fraktur pelvis berkekuatan-tinggi. Tim antar cabang ilmu,
termasuk ahli bedah umum, ahli bedah ortopedi, wakil dari penyimpanan darah,
gambaran cedera sehubungan dengan fraktur pelvis. Prioritas harus diberikan pada
evaluasi dan perawatan masalah jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Evaluasi
dan manajemen syok hipovolemik adalah wajib sambil menstabilkan jalan nafas
dan pernafasan.
kompromi hipovolemik, septik, kardiak atau neurologis. Pencarian yang cepat dan
radiografi dada, dan tube torakostomi akan mendeteksi kemunculan dan beratnya
jelas pada pasien yang tidak responsif. Namun, rongga intraabdomen harus
kehilangan darah pada pasien dengan cedera multipel, dan perdarahan masif dari
fraktur pelvis itu sendiri luar biasa. Pada satu seri besar pasien dengan fraktur
perdarahan yang signifikan pada pasien yang tidak stabil secara hemodinamik,
terutama sekali ketika usaha awal untuk mengontrol perdarahan dari sumber lain
stabilisasi pelvis sementara harus segera terjadi selama evaluasi dan resusitasi
awal. Stabilisasi sementara dapat terdiri atas pengikat pelvis atau lembaran
KESIMPULAN
mana sering terjadi pada kecelakaan saat berkendara ataupun orang yang tertabrak
kendaraan. Angka kematian pada trauma pelvis cukup tinggi bila tidak disertai
penanganan yang baik. Kejadian trauma terhadap pelvis didominasi oleh fraktur
Perdarahan arteri adalah salah satu masalah yang paling serius yang berhubungan
dengan patah tulang panggul, dan tetap menjadi penyebab utama kematian
berkaitan dengan fraktur panggul berasal dari tulang yang patah, pleksus vena
panggul, pembuluh darah panggul besar, dan / atau cabang-cabang arteri iliaka.
Perdarahan pada fraktur panggul disebabkan oleh cedera vena dan bagian yang
patah dapat diobati secara efektif dengan fiksasi eksternal dengan mengurangi
sakit, intervensi, bedah dan perawatan krisis telah menyebabkan peningkatan pada
DAFTAR PUSTAKA
1. Buchol, ZRW, et.all : orthopaedic pacision Making, p. 28-29, BC. Dekker Inc.
Toronto, Philadelphia, 1984
2. Scatzker J ; Tile Mirza : The Rationale of Operative Fracture Care, p. 133 –
172, Springer-Verlag, Berlag Heidelberg, 1987