1420 3126 1 SM
1420 3126 1 SM
21
LAPORAN KASUS TB PARU KOINFEKSI HIV/AIDS
22
IBNU ARIEF DAFITRI, IRVAN MEDISON, DESSY MIZARTI
23
LAPORAN KASUS TB PARU KOINFEKSI HIV/AIDS
24
IBNU ARIEF DAFITRI, IRVAN MEDISON, DESSY MIZARTI
yang bersifat hilang timbul. Gejala kesehatan yang serius dan dapat
tersebut bervariasi diantara pasien, dari menyebabfkan kematian. Oleh karena
mulai tidak ada gejala yang khas sampai itu penatalaksanaan yang cepat dan
menimbulkan gejala yang cukup berat tepat sangat diperlukan (Kemkes RI,
tergantung luas lesi paru (FK UNS, 2015).
2017). Penegakkan diagnosis TB paru
Koinfeksi TB sering terjadi pada pada ODHA pada prinsipnya sama
pasien ODHA. Orang dengan HIV dengan orang HIV negatif. Diagnosis
mempunyai kemungkinan sekitar 30 harus ditegakkan terlebih dahulu
kali berisiko untuk sakit TB dengan konfirmasi bakteriologis, yaitu
dibandingkan dengan orang yang tidak pemeriksaan mikrobiologis langsung,
terinfeksi HIV. Lebih dari 25% kematian tes cepat, atau biakan. Apabila hasil
pada pasien ODHA disebabkan oleh TB. pemeriksaan secara bakteriologis
Sekitar 320.000 orang meninggal karena hasilnya negatif, maka penegakkan
HIV terkait dengan TB. Tuberkulosis diagnostik TB dapat dilakukan
merupakan infeksi oportunistik yang dilakukan secara klinis menggunakan
sering dijumpai pada ODHA selain hasil pemeriksaan penunjang, seperti
kandidiasis, PCP, toksoplasmosis, hasil pemeriksaan rontgen torak yang
kriptospiroidosis. Seseorang dengan sesuai (FK UNS, 2017).
koinfeksi TB/HIV memiliki masalah
25
LAPORAN KASUS TB PARU KOINFEKSI HIV/AIDS
26
IBNU ARIEF DAFITRI, IRVAN MEDISON, DESSY MIZARTI
27
LAPORAN KASUS TB PARU KOINFEKSI HIV/AIDS
(Dockrell et al., 2011). Trimetroprim- kali per hari, intravena untuk 21 hari.
sulfametoksazole (TMX-SMX) oral atau Sedangkan untuk PCP ringan-sedang
intravena selama 21 hari merupakan dapat diberikan TMX 20mg/kg/hari
obat pilihan untuk menatalaksana PCP dalam dosis terbagi tiga atau empat, oral
dengan atau tanpa HIV. Pada PCP dan dapsone 100mg satu kali per hari,
derajat sedang-berat (PaO2<70mmhg) oral selama 21 hari atau atorvaquone
direkomendasikan trimetroprim- cairan suspensi 750mg dua kali per hari,
sulfametoksazole intra-vena. oral selama 21 hari. Beratnya infeksi dan
Sedangkan, trimetroprim- tingginya angka mortalitas pada PCP
sulfametoksazole oral diberikan untuk menjadikan pencegahan sangat penting
PCP derajat ringan-sedang dilakukan pada kelompok yang
(PaO2≥70mmHg). Rekomendasi dosis berisiko.
untuk terapi PCP adalah 15-20mg/kg Trimetroprim-sulfametoksazole
trimetroprim per hari dan 75-100mg/kg juga merupakan pilihan utama
sulfametoksazole per hari yang terbagi profilaksis primer dan sekunder selain
menjadi tiga atau empat dosis. Pada dapsone, atovaquone dan pentamidine.
pasien PCP dengan HIV, respon terapi Pasien HIV harus menerima
biasanya muncul lebih lama namun kemoprofilaksis PCP jika CD4 kurang
harus terjadi dalam delapan hari dari 200 sel/l atau terdapat riwayat
pertama. Apabila hal tersebut tidak candidiasis orofaringeal. Kemoprofilaksis
terjadi, maka perlu dicari diagnosis direkomendasikan diberikan seumur
alternatif atau regimen alternatif. Pada hidup namun pemberiannya dapat
PCP derajat berat direkomendasikan dihentikan pada pasien yang telah
untuk memberikan kortikosteroid mendapat ARV dan CD4nya meningkat
sistemik dalam 72 jam pertama memulai dari <200 sel/l menjadi >200 sel/l
terapi PCP. selama 3 bulan dan dilanjutkan kembali
Kortikosteroid sistemik perlu bila CD4 kembali <200 sel/l. Terdapat
diberikan jika PaO2<70mmhg atau dua pendapat mengenai dosis
gradien oksigen alveolar-arteri lebih profilaksis TMXSMX untuk PCP yaitu
dari 35mmHg. Dosis kortikosteroid 1x960mg per oral dan 1x480mg per oral.
yang diberikan adalah prednisolone Menurut penelitian, kedua dosis
40mg dua kali sehari per oral pada hari tersebut memiliki efektivitas yang sama
ke 1-5 kemudian 40mg satu kali sehari namun semakin besar dosis yang
pada hari ke 6-10. Dilanjutkan dengan digunakan efek samping akan semakin
prednisolone 20 mg satu kali sehari kuat. Selain itu, terdapat data bahwa
pada hari ke 11 hingga 21 (Dockrell et al., profilaksis dengan regimenTMX-SMX
2011; Huang et al., 2011). Pada pasien 960mg tiga kali per minggu sama
yang sebelumnya telah mendapatkan efektifnya jika dibandingkan dengan
profilaksis TMX-SMX atau gagal terapi pentamidine nebulizer atau dapsone
atau alergi dengan TMX-SMX, terdapat dan pirimetamin profilaksis namun
beberapa pilihan tatalaksana alternatif. kurang efektif jika dibandingkan
Untuk PCP berat, alternatifnya adalah dengan TMX-SMX 1x960mg (Dockrell et
dapat diberikan clindamisin 600mg al., 2011; Huang et al., 2011; Kanne et al.,
empat kali per hari, intravena atau oral 2012; Venkatesan, 2017).
dan primakuin 15mg satu kali per hari,
oral atau pentamidine 3-4mg/kg satu
28
IBNU ARIEF DAFITRI, IRVAN MEDISON, DESSY MIZARTI
29
LAPORAN KASUS TB PARU KOINFEKSI HIV/AIDS
30
IBNU ARIEF DAFITRI, IRVAN MEDISON, DESSY MIZARTI
31