PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyebab AIDS, tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi
1
2
paru yang biasanya merupakan lokasi pertama kali terjadi. (Kapita Selekta
memakan obat anti TB dengan benar yaitu teratur sesuai petunjuk dokter
terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TB
paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TB paru yang
menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat
539.000 kasus baru, dan dari kasus tersebut 101.000 orang meninggal
paru pada 2015 mencapai 10,4 juta jiwa meningkat dari sebelumnya
sebanyak 2,8 juta kasus, diikuti Indonesia sebanyak 1,02 juta kasus dan
Menurut data Global Report WHO 2013 menunjukkan 1,3 juta orang
meninggal karena TB, termasuk 320 ribu kematian di antara orang dengan
HIV positif. Resiko terkena TB diperkirakan antara 12-20 kali lebih besar
tahun 2012 dari 8,7 juta kasus baru TB, sebanyak 1,1 juta orang adalah
HIV positif.
Mycobacterium tuberculosis ini mencapai 1,4 juta jiwa ditambah 390 ribu
TBC di Indonesia pada 2015 sebesar 395 per 100 ribu populasi dengan
(Effendi, Z. 2003)
B. Identifikasi Masalah
positif.
3. Pada tahun 2012 dari 8,7 juta kasus baru TB, sebanyak 1,1 juta
koinfeksi tuberkulosis
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
koinfeksi tuberkulosis
F. Manfaat Penelitian
Tuberkulosis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. HIV AIDS
1. Pengertian
7
8
pada stadium penyakit HIV yang paling terakhir (stadium IV) digunakan
2. Epidemiologi HIV/AIDS
Menurut UNAIDS, salah satu bagian dari WHO yang mengurus tentang
34 juta. Dilihat dari tahun 1997 hingga tahun 2011 jumlah penderita
alasan yang terkait AIDS pada tahun 2010 mencapai 1,8 juta, menurun
kasus kumulatif HIV pada Januari 1987- Juni 2012 sebanyak 86.762
2012) sebanyak 1.673 kasus dan jumlah kasus kumulatif AIDS pada
Januari 1987- Juni 2012 sebanyak 32.103 kasus. Pada kasus baru
Juni 2012 terbanyak pada 25-49 tahun. Pada kasus AIDS, terbanyak
pada usia 30-39 tahun. Jenis kelamin pada kasus HIV adalah laki-laki
sebanyak 57% dan wanita sebanyak 43%. Jenis kelamin pada kasus
38,1%. Jadi dapat disimpulkan, kasus HIV dan AIDS menurut jenis
kelamin lebih banyak pada laki-laki. Pada tahun 2012 angka kematian
3. Patofisiologi HIV/AIDS
pusat dan sel utama yang terlibat secara langsung maupun tidak
mengikatkan diri pada molekul CD4, virus masuk ke dalam target dan
HIV sampai menunjukkan gejala AIDS. Pada masa inkubasi, virus HIV
bulan sejak tertular virus HIV yang dikenal dengan masa “window
gejala klinis pada penderita sebagai dampak dari infeksi HIV tersebut
tidak khas pada infeksi HIV akut, 3-6 minggu setelah terinfeksi. Gejala
getah bening, ruam, diare, atau batuk. Setelah infeksi akut, dimulailah
2007).
umumnya sulit dibedakan karena bermula dari gejala klinik umum yang
g. Radang paru
h. Kanker kulit
3 hal yaitu:
12
a. Manifestasi tumor
1) Sarkoma Kaposi
Kanker pada semua bagian kulit dan organ tubuh. Penyakit ini
2) Limfoma ganas
b. Manifestasi oportunistik
b) Cytomegalovirus (CMV)
paru
c) Mycobacterium avilum
sulit disembuhkan.
d) Mycobacterium tuberculosis
13
c. Manifestasi gastrointestinal
d. Manifestasi neurologis
B. Tuberculosis Paru
1. Definisi Tuberkulosis
tuberculosis yang berasal dari pasien TB paru aktif (Amin & Bahar,
2. Klasifikasi Tuberkulosis
a. Tuberkulosis paru
c. Tuberkulosis campuran
parenkim paru dan organ ekstra paru. Tipe ini sering terjadi pada
2016).
15
3. Etiologi Tuberkulosis
a. Bentuk = batang
hewan namun pernah diisolasi dari manusia pada sebagian kecil kasus
waktu lama. Sifat dormant ini memungkinkan bakteri untuk bangkit dan
& Bahar, 2014). Walaupun tahan terhadap keadaan kering dan dingin,
bakteri ini tidak tahan dengan paparan sinar matahari dan dapat mati
RI, 2014).
tahan tubuh penderita dan berat ringannya infeksi kuman yang masuk.
pada tahap ini infiltrasi yang terjadi sudah setengah bagian paru-paru.
Kemudian nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai pleura
ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan turun), sakit
kepala, badan panas dingin, nyeri otot dan keringat malam. Gejala ini
bersifat tidak teratur dan dapat menjadi berat (Bahar, A., 2006:1000).
pula pada penyakit paru selain TB. Oleh sebab itu setiap orang dengan
(Hiswani,2004:5)
b. Status gizi
vitamin, zat besi dan lain – lain. Jika asupan gizi berkurang maka
c. Jenis kelamin
(Hiswani,2004:5).
19
a. Petugas kesehatan
terhadap obat.
b. Masyarakat
hari.
c. Penderita
7. Pemeriksaan Mikrobiologi
a. Pemeriksaan sputum
liur. Cairan sputum lebih kental dan tidak terdapat gelembung busa
dan tidak hanya air liur dari dalam mulut. Teliti pula volume
(Nurhidayah, 2012).
lengket.
22
kental.
darah.
berulir, tidak mudah pecah dan tidak bocor, pot ini harus selalu
(Nurhidayah, 2012)
d. Interpretasi hasil
Disease)
TABEL 1
Skala IUATLD
a. Gejala klinis
f. batuk berdahak
g. nyeri dadah
HIV/AIDS
Tessema F, 2011)
Tessema F, 2011)
Dalam hal ini tercatat bahwa TB paru terjadi lebih awal dalam
2011)
terdiri faktor host yang meliputi umur, jenis kelamin, riwayat asma,
C. Leukosit
Sel darah putih atau leukosit (White Blood cell) adalah sel yang
dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki
hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa
yang sehatsekitar 7.000 - 25.000 sel per tetes. Dalam setiap milimeter
kubik darah terdapat 6.000 - 10.000 (rata-rata 8.000) sel darah putih.
(Effendi, Z. 2003)
Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit (seri
1) Basofil
2) Eosinofil
3) Neutrofil
1) Limfosit
2) Monosit
terinfeksi HIV, maka kadar CD4 nya semakin menurun. Hal ini
darah putih yang baru. Sel pengganti dapat berasal dari sel-sel darah
yang terutama diserang oleh virus HIV adalah salah satu jenis leukosit
menjadi limfosit muda. Pada tahap ini, limfosit belum dapat berperan
dan dewasa. Sebagian lagi akan berada dalam jaringan atau tetap
Bila penyakit mulai sembuh, jumlah leukosit kembali normal dan jumlah
limfosit masih tinggi. Laju endap darah mulai turun kea rah normal lagi
(Israr, 2009).
D. Kerangka Berfikir
Gambar 1
BTA (2+)
BTA (3+)
Uji Hematologi
Leukosit
Keterangan :
METODE PENELITIAN
adalah pasien yang dateng dengan catatan HIV, BTA, dan Leukosit
2) Penderita HIV adalah pasien yang positif terinfeksi virus HIV yang telah
RSUD KOJA.
Ziehl Neelsen positif apabila terdapat 1-9 BTA / 100 lapang pandang,
lapang pandang.
KOJA.
34
35
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2018 dan data yang diambil pada
1. Populasi
2. Sampel
Pada penelitian ini adalah data pasien penderita HIV yang terinfeksi
4. Mencatat hasil pemeriksaan HIV dan BTA positif, jumlah leukosit yang
perhitungan persentase.
BAB IV
A. Hasil
pasien.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Leukosit Berdasarkan Jenis Kelamin.
Perempuan 12 34.3
Laki-laki 23 65.7
Jumlah 35 100
37
38
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Leukosit Berdasarkan Kelompok Usia.
20-40 27 77.1
41-55 6 17.1
56-70 2 5.7
Jumlah 35 100
27 orang (77.1%), usia 41-55 tahun berjumlah 6 orang (17.1%), dan usia
Tabel 4
Distribusi frekuensi Leukosit.
Leukosit Frekuensi (f) Persentase (%)
Rendah 17 48.6
(1.000-3.900 sel/µl)
Normal 11 31.4
(4.000-10.500 sel/µl)
Tinggi 7 20.0
(>10.500 sel/µl)
Jumlah 35 100
(31.4%), dan yang memiliki hasil leukosit tinggi sejumlah 7 orang (20.0%).
39
B. Pembahasan
Desember 2017.
faktor kebiasaan perilaku dan sosiol ekonomi yang tidak sehat salah
TB Paru.
40
40 tahun yaitu 77.1%, pada kelompok usia 41-55 tahun yaitu 17.1%, dan
frekuensi yang terendah pada kelompok usia 56-70 tahun yaitu 5.7%.
terendah pada usia>40 tahun (24,3%). Hal ini sesuai dengan penelitian
(59%) dan golongan umur >35 tahun: 34 orang (41%). Hasil penelitian
mempunyai insidensi tinggi adalah 15-35 tahun. Selain itu menurut WHO
<45 tahun lebih banyak dibandingkan usia ≥45 tahun. Koinfeksi HIV-TB
Paru banyak diusia <45 tahun disebabkan mobilitas tinggi sehingga resiko
produktif yang aktif secara seksual dan termasuk kelompok umur yang
rendah yaitu 48.6%, hasil leukosit normal yaitu 31.4%, dan hasil leukosit
Hal ini sesuai dengan penelitian di RSUP dr. Kariadi Semarang paling
banyak hitung CD4 <100 sel/mm3 (87.3%). Rata-rata jumlah CD4 49.17
bawah 200 sel/mm3 dengan nilai rata -rata dari jumlah CD4 pasien
Medan juga menyatakan proporsi jumlah CD4 tertinggi adalah < 200
(19,3%). Hasil dari penelitian ini banyak memiliki hitung limfosit total
7,1%. Hal ini sesuai dengan penelitian Made (2015) di RSUD Buleleng
menurun. Hal ini menyebabkan limfosit total sebagai salah satu respon
imun pun jadi menurun juga. Limfosit total dapat digunakan sebagai
mengalami penurunan daya tahan tubuhnya akibat faktor gizi yang baik
A. Kesimpulan
didapat (20.0%).
B. Saran
1. Kepada pihak RSUD Koja Jakarta Utara agar menjadi pedoman klinisi
pencegahan penyakit.
44
45
DAFTAR PUSTAKA
Levy J. HIV and pathogenesis of AIDS (e-book). 3yh ed. Washington DC:
Americana Society for Microbilogy Press; 2007 (cited 2011 May
23). Available from: http://books.google.co.id/books.
Manalu, M.S.M, dan Biran, H.S.I. 2012. Infeksi Bakteri Pada Pejamu
Immunocompromised Dexa Media. Jurnal Kedokteran dan Farmasi,
20(1).
Raviglione, M. C., & O’Brien, R. J. (2016). Tuberculosis. In C. Wiener, D.
L. Kasper, A. S. Fauci, S. L. Hausen, D. L. Longo, J. L. Jameson,
B. Huston (Eds.), Harrison’s : Principles of Internal Medicine (19th
ed.). USA: McGraw-Hill Medical Education.
Syaiful W Harahap. 2003. Diskriminasi terhadap pengidap HIV.
http://www.kesrepro.info/?q=node/318.10 Agustus 2010.
Skiest D. Focal neurologicaldisease in patient with acquired
immunodefiency syndrome. Clin Infect Dis, 2002; 34:103-15.
Taha M, Deribew A, Tessema F, Assegid S, Duchateau L, Colebunders R.
Risk factors of active tuberculosis in people living with HIV/AIDS in
Southwest Ethiopia: A case control study. 2011.
Ward, J. P. T., Ward, J., Leach, R. M., & Wiener, C. M. (2006). The
Respiratory System at a Glance (2nd ed.). United Kingdom: Wiley-
Blackwell.
Zulkifli Amin., Asril Bahar. 2006. Tuberkulosis paru. Ilmu penyakit dalam.
Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbit IPD FKUI. p. 988-994.
48
Lampiran 1
Tabel 5.
Hasil Pemeriksaan Jumlah Leukosit pada Penderita HIV koinfeksi
Tuberkulosis
1 AD L 37 15.100
2 NL P 36 11.350
3 NS L 39 15.010
4 SC P 26 3.460
5 MT P 28 3.920
6 NS L 63 8.270
7 RN L 25 3.930
8 MR P 50 19.060
9 PN L 35 1.570
10 SD L 27 6.080
11 HL L 36 6.290
12 AY L 34 3.980
13 SH L 45 3.500
14 FN P 48 2.120
15 EW L 25 3.260
16 YD L 27 5.990
17 SR P 34 8.230
18 SA P 28 4.800
19 RD L 24 2.560
20 RA L 25 8.070
21 RH L 39 3.510
22 LV P 25 6.160
23 EN P 35 8.440
24 MH L 37 4.240
49
25 WH L 33 2.830
26 FD L 34 2.980
27 JM L 41 12.600
28 ES P 27 11.470
29 IH L 51 7.040
30 FR L 43 4.080
31 PN L 58 1.640
32 MZ L 31 3.330
33 AL P 30 2.910
34 AP L 37 3.040
35 FZ P 33 23.460
Lampiran 2
Gambar 2
Hematology Analyzer Sysmex XE-5000 dan XE-2100
Prosedur :
1) Dipastikan Main Unit ready dan lampu hijau menyala.
2) Ditekan tombol “MANUAL” pada panel keyboard main unit.
3) Dimasukan nomor sample melalui keyboard atau scanner
bila dilengkapi dengan barcode reader.
4) Ditekan tombol “▼” gunakan fungsi “◄►” untuk memilih
mode analisa Closed.
5) Dipastikan tabung sampel tertutup dengan bena.
6) Dilakukan homogenisasi pada sampel secara baik dan
benar.
7) Diletakkan tabung sampel pada rak sampel di posisi paling
kiri (posisi no 1).
8) Dietakkan rak sampel pada sampler disebelah kanan.
9) Untuk menjalankan tekan tombol “Start Switch”
Gambar 3.
Rapid test HIV
Prosedur kerja :
1) Dikeluarkan Test Pack Anti HIV dari aluminium foil.
2) Diteteskan 30 µl serum sampel ke dalam lubang sampel dan
dibiarkan sampai meresap (1 tetes dengan pipet yang tersedia).
3) Diteteskan 1 tetes buffer dan biarkan sampai meresap.
4) Dibaca hasil reaksi yang terjadi setelah 15 menit.
Gambar 4
Genexpert
Prosedur kerja :
1) Lihat tampilan GeneXpert Dx System, klik “CREATE TEST”.
8) Bila lampu hijau berkedip, buka pintu modul dan masukkan catridge.
9) Tutup pintu.
13) buang cantridge yang telah dipakai ke dalam wadah limbah sesuai
Oleh :
ARDINA NURPRATIWI
110151053
Karya Tulis Ini Telah Diuji Pada Sidang Karya Tulis Ilmiah
Program Studi Diploma III Analis Kesehatan
Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin
Tanggal :
SURAT PERNYATAAN
NIM : 110151053
JANUARI-DESEMBER 2017.
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat maka saya
(Ardina Nurpratiwi)
ABSTRAK
HIV adalah virus sitopatik yang berasal dari famili retrovirus yang
mampu menginfeksi tubuh dalam periode inkubasi yang lama dan
menyebabkan tanda dan gejala AIDS sehingga menyebabkan kerusakan
sistem kekebalan tubuh pada host. Infeksi HIV meningkatkan resiko
terserangnya TB Paru dan sebaliknya infeksi TB meningkatkan
progresifitas HIV. TB Paru merupakan penyakit infeksi oportunistik yang
paling sering dijumpai yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Koinfeksi HIV-TB Paru sekarang ini merupakan penyebab
mortalitas utama di dunia dikarenakan oleh agen infeksius tersebut.HIV-
TB double infeksi yang membuat keadaan semakin parah, untuk itu harus
mengetahui hasil jumlah leukosit. Hitung jumlah leukosit dapat digunakan
sebagai rentan nilai suatu perjalanan penyakit. Dalam respon terhadap
infeksi, sel-sel darah putih akan datang dan berkumpul di tempat
terjadinya infeksi. Sel-sel tersebut akan bereaksi untuk mencegah
meluasnya infeksi sekaligus menurunkan tingkat infeksi.
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien penderita HIV
koinfeksi Tuberkulosis dan sampel pada penelitian ini adalah data pasien
penderita HIV yang terinfeksi Tuberkulosis melakukan pemerikaan leukosit
di RSUD KOJA periode Januari – Desember 2017.Dari hasil penelitian ini
diperoleh distribusi penderita HIV koinfeksi Tuberkulosis terbanyak
terdapat pada jenis kelamin laki-laki (65.7%), kelompok usia 20-40 tahun
(77.1%), jumlah leukosit rendah (48.6%).
Pihak RSUD Koja Jakarta Utara agar menjadi pedoman klinisi bagi
para klinisi dan petugas kesehatan dalam menangani penderita HIV
dengan koinfeksi TB diperlukan suatu strategi pelayanan kesehatan
yang lebih baik untuk meningkatkan pengendalian dan pencegahan
penyakit. Memberikan anjuran kepada masyarakat khususnya pada usia
produktif agar lebih meningkatkan kewaspadaan dan menghindari faktor-
faktor resiko yang bisa menyebabkan penularan serta melakukan pola
hidup sehat.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
penyusunan karya tulis yang berjudul “Hubungan Kadar Kolestrol Total
Dengan Tekanan Darah pada Rumah Sakit Umum Daerah Koja Periode
Januari-Desember 2017”. Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu syarat ujian Diploma III Program Studi DIII Analis Kesehatan
Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin Jakarta.
Dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan dan
banyak menemukan kesulitan yang sukar dipecahkan, akan tetapi atas
bimbingan, bantuan serta dorongan moril dari berbagai pihak, sehingga
karya tulis ini dapat di selesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Sediarso, M. Farm, Apt. Selaku Ketua Program Studi DIII
Akademik Analis Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas MH.
Thamrin Jakarta.
2. Hadi Susanto, S.Pd, MMPd. selaku dosen pembimbing materi yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan untuk terselesaikannya
penulis karya tulis ilmiah ini.
3. Sumiati Bedah, SPd, SKM, MMPd. selaku dosen pembimbing teknis
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan untuk
terselesaikannya penulis karya tulis ilmiah ini.
4. Pada dosen dan staff Program Studi Diploma III Analis Kesehatan
Universitas MH. Thamrin yang telah membantu dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Direktur Utama RSUD Koja dan Kepala Diklat RSUD Koja yang telah
mengizinkan penulisan untuk pengambilan data di RSUD Koja.
6. Kepada dr. Anugrah Sitta Latumahina, SpPk dan dr. Arleen
Suryatenggara, SpPk serta Cicih Sukaesih, Amd AK dan Staff
i
Instalasi Laboratorium RSUD Koja yang telah membantuk dalam
proses pengambilan data.
7. Bapak Drs Wasidi, ibu Suyati, kaka Subandrio, yang telah
memberikan semanngat, motivasi, inspirasi dan doanya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
8. Teman terbaikku Dinna Setiyawati, Ani Rahayu, Suci Agustina,Vio
Tirtanigrum yang telah membantu dan memberikan semangat,
dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
9. Semua teman-teman mahasiswa Analis Kesehatan Angkatan 2015
yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari sempurna oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik demi
perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya
bagi mahasiswa dan pembaca umumnya.
Penulis
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui
Mengetahui :
Ketua
Program Studi Diploma III Analis Kesehatan
Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin
Jakarta
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
C. Pembatasan Masalah............................................................ 6
iv
4. Manifestasi klinis HIV/AIDS ........................................ 10
2. Klasifikasi Tuberkulosis............................................... 13
d) Interpretasi Hasil..................................................... 23
C. Leukosit ........................................................................... 27
v
d) Hubungan Leukosit pada Tuberkulosis ...................... 30
A. Hasil ............................................................................... 36
B. Pembahasan .................................................................. 38
A. Kesimpulan .................................................................... 42
B. Saran ............................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR TABEL
vii
BIODATA PENULIS
NIM : 110151053
Agama : Islam
Email : ardinapratiwi11@gmail.com
viii
E. Kerangka Berfikir
Gambar 1
HIV Koinfeksi
Tuberkulosis
Sosial ekonomi
Status gizi
Jenis kelamin
usia
ix