Kasus Oca & Ritika
Kasus Oca & Ritika
Produktif dan terus berkarya di masa pandemi menjadi satu hal yang dilakukan
oleh Dosen Universitas Airlangga (UNAIR), Dr. Gancar Candra Premananto SE.,
M.Si., Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis berhasil menerbitkan salah satu dari
sekian bukunya yang berjudul ‘Marketing Iblis’ pada 22 Juli 2020.
Inspirasi adanya “Manajemen Pemasaran Iblis” ini didasarkan pada ilmu yang
Gancar dapatkan mengenai pemasaran berbasis kitab suci. Salah satu surat dalam
Al-Quran yang menjadi pegangannya adalah Surat An Naas l-6. Dan dari situ
Gancar mendapatkan ilmu yang luar biasa bahwa iblis mengamalkan strategi dan
program pemasaran.
Sabtu (22/8/20), Gancar bersama UNAIR Library melalui live akun instagram
@UNAIRLIBRARY membagikan strategi “marketing iblis” yang tertuang dalam
bukunya. Kendati buku tersebut masih berbentuk e-book, Gancar yakin bahwa hal
itu lebih efektif untuk diterima masyarakat.
“Saat ini buku ini masih tersedia dalam e-book. Karna kita melihat orang sekarang
jarang pegang buku tapi lebih banyak pegang gadget,” ungkap Gancar.
Menurutnya, strategi pemasaran yang dilakukan oleh salah seorang tokoh terkenal
yakni Philip Kotler tidak perlu semua dilakukan, seperti dalam produk iblis tidak
memunculkan price. Yang dibutuhkan adalah pemasaran secara halus, karena
dalam pemasarannya iblis menyampaikan kepada konsumen dengan memberikan
nasihat.
“Penyampaiannya halus dan bisa masuk ke hati seseorang. Tidak untuk konsumsi
otak namun untuk konsumsi hati. Produk iblis masuk ke hati konsumen,” ujarnya.
Iblis dalam memasarkan produknya menyampaikan dengan halus, menyesuaikan
tempat, dan bisa memanfaatkan konsumen. Oleh karena itu, strategi “marketing
iblis” sangat bisa diterapkan dalam berbisnis.
Terdapat empat hal utama yang harus diperhatikan dalam strategi pemasaran.
Yakni, optimisme, kesabaran, keindahan produk, dan awarding.
Optimisme
Salah satu visi aktivitas pemasaran yang menarik dari Iblis adalah optimisme
untuk memasarkan produk. Produk-produk yang ditawarkan Iblis adalah sesuatu
yang negatif yang memberikan konsekuensi buruk kepada konsumennya, namun
optimis bahwa produk itu akan sukses dan mendapatkan konsumen loyal
sebanyak-banyaknya. Dengan demikian belajar pemasaran dari Iblis merupakan
hal yang menarik untuk melihat strategi dan program yang menjadi kiat sukses
Iblis.
“Jangan sampai niat dan produk yang baik malah kehilangan optimisme untuk
sukses di pasaran,” terangnya.
“Teknik penjualan iblis itu seperti menjual garam kepada bekicot. Iblis saja bisa,
apalagi kita yang memiliki produk bagus dan positif masak tidak yakin, maka
akan kalah dengan iblis. Yang jelas jangan minder,” tambahnya.
Kesabaran
Hal kedua adalah kesabaran. Dalam memasarkan produknya iblis itu sabar. Tidak
berburu saat butuh, namun mereka memperpanjang relasi.
Pada era saat ini, hal tersebut sangat diperlukan karena one to one marketing dapat
diberikan kepada masyarakat. Selain itu, perlu diketahui bahwa hard
selling kurang disukai oleh konsumen.
Keindahan Produk
Strategi utama Iblis dalam memasarkan produknya adalah kemasan yang indah
untuk mempengaruhi nafsu dan bukan akal. Dan keindahan yang tampak
bukanlah keindahan yang sebenarnya dari produk. Namun menjadikan produk
hanya tampak indah dalam persepsi konsumen.
“Mengemas sesuatu dengan indah, itu adalah produknya iblis. Hal ini bisa
dipraktekkan baik marketing secara online maupun offline,” tandasnya
Awarding
Iblis juga memberikan awarding. Iblis memberikan apresiasi kepada mereka yang
paling besar dapat menjualkan produknya. Melihat hal itu, kita juga harus
memberikan apresiasi kepada mereka yang membantu dan berjuang dalam
pengembangan perusahaan.
Iblis memiliki tenaga pemasaran yang spesialis dalam setiap bidangnya. Yang
kemudian bisa mempengaruhi setiap elemen pemasaran. Mereka melakukan
segmentasi, namun semua segmen di masuki.
Sumber: http://news.unair.ac.id/2020/08/26/marketing-iblis-strategi-dan-program-
pemasaran-belajar-dari-dunia-lain/
Kasus 2
Kesalahan promosi yang pernah terjadi yaitu Kentucky Fried Chicken (KFC) pada
Mei 2009. Dilansir dari unggahan video laman akun Instagram @reyfrangswa,
Jakarta, pada Sabtu (30/10/2021).
Dimana saat itu, KFC melakukan promosi di acara Oprah Winfrey show dan
membagikan kupon gratis. Penonton oprah bisa mendownload kupon gratis
melalui website oprah dengan batas masa berlaku kupon selama 2 minggu.
Karena tidak melakukan riset yang cukup untuk kampanye marketing, ternyata
ada sekitar 10 juta kupon yang di download dari website oprah. Toko-toko KFC
penuh dengan para pemilik kupon yang berusaha menukarkan kupon mereka dan
KFC pun harus mengeluarkan uang senilai USD42 juta.
Pada akhirnya, KFC mengalami kehabisan ayam dan tidak bisa memenuhi
janjinya. KFC juga meminta maaf kepada pihak opera dan pelanggan karena
sudah tidak mempunyai stok makanan untuk dibagi-bagikan lagi. Kejadian
tersebut menyebabkan banyak pelanggan yang marah dan kecewa. Sebab, tidak
mendapatkan apa yang dijanjikan.
Kesimpulan :
Inilah dasar mengapa pentingnya melakukan riset dan melihat kesiapan bisnis
sebelum melakukan kampanye marketing.