Anda di halaman 1dari 7

PENGANTAR PERIKLANAN

MENGANALISIS BERBAGAI IKLAN BERDASARKAN DENGAN


KLASIFIKASI IKLAN
Asima Oktavia Sitanggang, S.Ds, M.Si

Rahkmat Priyadi

201910415176

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

2019
Iklan Strategis

(src : jurnalmanajemen.com)
Iklan di atas merupakan jenis dari Iklan Strategis, mengapa? Karena iklan di atas
mengandung unsur persuasif, yakni ajakan kepada masyarakat atau konsumen untuk
menggunakan produk tersebut. Dimana terdapat kalimat “Kecantikan berawal dari kulit
yang sehat terawat”, kalimat tersebut menuju kepada produk itu sendiri yang
bermaksud ketika konsumen menggunakan produknya akan mempunyai kulit yang
sehat dan terawat.
Iklan di atas sudah sesuai dengan etika periklanan, karena ketika kita berkaca
pada etika periklanan yang ada, iklan di atas tidak mengandung unsur menipu atau
bersifat ofensif.
Iklan Taktis

(src : materi4belajar.blogspot.com)
Menurut pengertian, Iklan Taktis memiliki tujuan yang lebih mendesak. Dimana
konsumen didorong untuk segera melakukan dealing atau kontak dengan merk tertentu.
Iklan di atas dikategorikan sebagai Iklan Taktis, karena iklan tersebut memacu
konsumen agar bersegera melakukan transaksi. “55% DISKON UNTUK SEMUA
ORDER BARU” adalah bukti bahwa pengiklan melakukan desakan kepada konsumen,
ditambah dengan jangka waktu promo yang hanya berlaku 4 hari saja. Dengan begitu
konsumen akan terpacu untuk memberi jawaban akan iklan tersebut, jawaban disini
maksudnya adalah membeli atau melakukan transaksi kepada produk yang ditawarkan.
Menurut saya, iklan di atas memiliki kriteria kurang baik dalam segi etika
periklanan. Ketika melihat informasi yang ditampilkan oleh iklan tersebut oke-oke saja,
tidak ada hal atau unsur yang negatif dalam iklan tersebut. Mengapa saya dapat
berargumentasi bahwa iklan di atas memiliki kriteria kurang baik? Karena ketika suatu
merk/produk melakukan suatu penawaran berupa diskon atau potongan harga, maka
disini akan terjadi perilaku konsumtif pada masyarakat yang notabenenya sebagai
konsumen. Hal ini merupakan masalah dalam etika periklanan, karena perilaku
konsumtif dalam masyarakat dapat berdampak buruk, seperti pola hidup yang boros
dan akan menimbulkan kecemburuan sosial, belum lagi mengurangi kesempatan untuk
menabung karena orang akan lebih banyak membelanjakan uangnya dibanding
menyisihkan uangnya untuk ditabung, yang paling parah adalah cenderung tidak
memikirkan kebutuhan yang akan datang. Perilaku konsumtif ini memang sangat
merugikan pihak konsumen dan hanya menguntungkan satu pihak saja yakni produsen
atau pengiklan.
Iklan Ritel

(src : encar.co.id)
Berdasar dengan apa yang iklan di atas lampirkan, disini terjadi begitu banyak
penawaran. Mulai dari gratis check-up, diskon, sampai memenangkan uang sebesar 1
miliar rupiah. Dari informasi-informasi tersebut dapat saya simpulkan bahwa iklan di
atas termasuk ke dalam jenis Iklan Ritel. Karena dengan begitu banyaknya penawaran
yang dilontarkan oleh pengiklan, maka konsumen pun akan semakin melirik dan tertarik
akan produk yang ditawarkan. Iklan tersebut juga melampirkan alamat toko, tempat
dimana produk dapat dibeli dan terjadinya transaksi antara penjual dan si pembeli.
Dalam hal etika periklanan, menurut saya iklan di atas masuk dalam kriteria iklan
yang kurang baik. Karena yang kita ketahui, banyaknya promo yang ditawarkan
menimbulkan efek manipulatif pada iklan tersebut. Konsumen seakan-akan diperdaya
dengan semua penawaran-penwaran yang ada, tanpa memikirkan berapa sebenarnya
biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan produk tersebut. Hal ini menyalahi
etika periklanan, karena periklanan yang baik tidak ada unsur manipulatif didalamnya.
Iklan Korporat

(src : pinterest.com)
The Body Shop adalah perusahaan franchise kosmetika kedua terbesar di dunia.
Baru-baru ini banyak sekali kampanye tentang kepedulian terhadap lingkungan,
mengingat usia bumi yang sudah tidak lagi muda. Para perusahaan-perusahaan besar
mulai berlomba-lomba mengkampanyekan akan kepeduliannya terhadap lingkungan,
salah satunya saya mengambil contoh The Body Shop ini. Produk ini menampilkan satu
poster dimana berisi kata-kata bahwa mereka meyakinkan kepada publik atau khalayak
ramai bahwa produk mereka terbebas dari Animal Testing, mengandung bahan-bahan
organik didalamnya, yang membuktikan bahwa produk tersebut tidak lagi memikirkan
masalah ketenaran dan bagaimana caranya untuk memikat masyarakat untuk
menggunakan produknya. Akan tetapi pada iklan di atas mereka terfokus kepada
bagaimana agar tetap bisa memproduksi barang kosmetika tanpa melukai atau
mencederai lingkungan sekitar. Iklan ini termasuk ke dalam jenis Iklan Korporat, karena
iklan ini mempublikasikan betapa pedulinya mereka terhadap lingkungan. Iklan ini tidak
bertujuan untuk menjual produk tersebut, akan tetapi lebih kepada menggiring opini
publik atau meyakini publik tentang pengendalian pencemaran dan tidak menyakiti
hewan dalam uji coba laboratorium kosmetik yang akan mereka produksi.
Untuk masalah etika periklanan, menurut saya iklan di atas masuk dalam
kategori iklan yang baik. Selain memenuhi kriteria, desain logo yang sederhana namun
sangat elegan. Saya rasa siapapun yang melihat iklan tersebut akan tertarik dan
mencari lebih dalam akan kampanye yang dilakukan oleh The Body Shop ini.
Iklan Bisnis to Bisnis

(src : greatdeals.com.sg)
Kalau berbicara tentang Starbucks, oke. Siapa sih disini yang tidak mengenal
perusahaan kopi yang satu ini? Mungkin hanya sebagian kecil masyarakat saja yang
tidak mengenal atau bahkan tidak tahu apa itu Starbucks. Perusahaan kedai kopi
terbesar di dunia ini sudah banyak melakukan kolaborasi dengan perusahaan-
perusahaan lain dalam hal bisnis. Salah satu contohnya adalah iklan di atas, Starbucks
berkolaborasi dengan Stojo Cup yakni cangkir kopi yang dapat dilipat dan anti bocor
yang bisa kalian bawa kemanapun dan digunakan kapanpun kalian mau. Iklan di atas
merupakan jenis Iklan Bisnis to Bisnis, karena melibatkan 2 perusahaan secara
langsung yang menciptakan sebuah inovasi baru dalam hal produk.
Iklan di atas saya kategorikan baik dalam hal etika periklanan, mengapa?
Mengingat salah satu kesalahan dalam etika periklanan adalah “orang-orang membeli
barang yang tidak diperlukan” disini terjadi hal yang sebaliknya, produk di atas adalah
hal yang menurut saya penting bagi kalian pecinta kopi tentunya, untuk mengurangi
jumlah pemakaian plastik sekali pakai.
Iklan Layanan Masyarakat

(src : pinterest.com)
Iklan Layanan Masyarakat atau biasa disingkat ILM sepertinya bukan hal yang
baru dan tabu lagi di era sekarang ini. Begitu banyak himbauan yang sebenarnya
mudah sekali ditemukan ketika kalian sedang berpergian ke suatu tempat. Contohnya
adalah iklan di atas, iklan tersebut menghimbau kepada sekitar bahwa pohon yang
sebagai objeknya meminta pertolongan kita (manusia) yang memiliki peran paling aktif
di bumi ini untuk menolong mereka (pohon). Seperti yang kita ketahui bahwa banyak
sekali hutan ditebang habis-habisan, dibakar, digunduli, apapun itu untuk kepentingan
manusia. Jika semakin dibiarkan akan semakin parah dan hal seperti ini tidak dapat
disepelekan. Ini masalah serius, maka dari itu munculah iklan layanan masyarakat ini,
yang berfungsi sebagai pengingat, himbauan, atau bisa saja tamparan kepada kita
yang sering berlaku seenaknya saja kepada bumi yang kita pijak ini.
Sepertinya, iklan ini sudah memenuhi kriteria sebagai iklan yang baik. Informasi
yang sedikit namun penuh dengan makna yang langsung menuju kepada audiens.
Empati seseorang akan terlihat jelas ketika melihat iklan ini, apakah mereka semua
masih peduli dengan apa yang ada di bumi ini atau tidak? Semua jawaban tergantung
kepada anda.

Anda mungkin juga menyukai