Anda di halaman 1dari 2

B.

Husn al-Ta’lil (Alasan yang bagus)

Secara bahasa, husn artinya ‘bagus’ dan ta’lil artinya ‘alasan’. Sedangkan secara istilah, husn al-ta’lil
adalah seorang penyair atau pengarang cerita prosa mengemukakan suatu alasan yang tidak hakiki
untuk suatu sifat. Seorang penyair memalingkan alasan yang nyata kemudian dia beralih kepada
alasan baru yang tidak sebenarnya agar terlihat indah dan menarik.

Contoh :

Ibnu Rumi berkata:

‫أما ذكاء فلم تصر إذ جنحت‬


‫إال لفرقة ذاك المنظر الحسن‬

Artinya:

“Adapun matahari yang bercahaya,

Tidaklah menguning ketika akan tenggelam.

Kecuali karena akan berpisah,

Dengan orang yang dipandang baik.”

C. Istithrad dan Iththrad( ‫) استطراد واالطراد‬

• Istithrad adalah susunan syi’ir atau kalimat yang mempunyai tujuan awal, tetapi pada pertengahan
baris atau kalimat tersebut, penyair membahas atau membicarakan hal lain yang menyimpang dari
tujuan awalnya, kemudian ia kembali lagi ke tujuan semula.

Contoh :

‫ إذا ما رأته عا مروسلول‬# ‫وأنا أناس النرى القتل سبة‬


‫ وتكرهه اجا لهم فتطول‬# ‫يقرب حب الموت اجالنالنا‬
‫ وال طل منا حيث كاقتيل‬# ‫ منا سيد حتفا نفه‬-‫وما مات‬

Artinya:

“Sungguh kita adalah manusia, tidak menganggap mati terbunuh suatu tercela. Tatkala suku Amir
dan suku Salul, memandangnya sebagai cela.

Cinta mati mendekatkan kepada kita, menuju datangnya ajal-ajal kita.Namun, ajal-ajal mereka
membencinya, karena itu menjadi lama.

Tiada mati seorang pemimpin kita, dengan cara mati biasa. Tiada penjenguk dari kita, dimana ia
mati terbunuh.”

• Iththrad adalah suatu ungkapan yang mengandung penyebutan nama dari beberapa bapak atau
anak secara tertib dan mutlak.

Contoh dalam ucapan Rasulullah saw :

‫ إن يقتلوك فقد ثللت عروشهم بعتيبة بن الحارس بن شهاب‬،‫ ابراهيم‬،‫ يعقوب اسحاق‬،‫ياالكريم! يوسف‬
Artinya:

“Wahai yang mulia! Yusuf, Ya’qub, Ishaq, Ibrahim, jika mereka akan membunuhmu, maka
sesungguhnya kamu telah menghancurkan keraton mereka dengan ‘Uthaibah bin Harits bin Syihab.”

Muhassinat Ma’nawiyah (Taujih, Thibaq, Thayy wa an, Nasyr, dan Mubalaghah


A. Taujih atau Ilham ‫) ) التوجيه أواإللهام‬

Secara leksikal, Taujih bermakna ‘pengarah’ atau ‘bimbingan’. Sedangkan secara istilah Taujih adalah
mengucapkan suatu kalam ihtimal yang memungkinkannya mempunyai dua makna berbeda.

Contoh ungkapan Taujih terdapat pada ucapan Basyr yang menceritakan Amru, seseorang yang
matanya buta:

‫خاطا لى عمر وقباء – ليت عينيه سواء‬

Artinya:

“Si Amru telah menjahit mantel untukku, mudah-mudahan kedua matanya sama.”

Ungkapan di atas mempunyai dua makna. Pertama, bisa bermakna do’a agar Amru sembuh, kedua
bisa bermakna sebaliknya, yaitu agar buta keduanya.

Perbedaan Taujih dan Tauriyah

a. Tauriyah terdapat pada kata, sedangkan taujih terdapat pada susunan kalam.
b. Pada tauriyah, dari kedua pengertian yang dikandungnya hanya satu yang dimaksud, yaitu
makna jauh. Sedangkan pada taujih, tidak jelas mana makna yang dimaksudnya.

B. Thibaq ( ‫) الطباق‬

Thibaq merupakan salah satu dari variasi uslub dalam bahasa Arab. Dalam istilah ilmu badi’, thibaq
adalah berhimpunnya dua kata dalam suatu kalimat yang masing-masing kata tersebut saling
berlawanan dari segi maknanya.

Thibaq memiliki beberapa macam dan jenis, antara lain:

1. Thibaq Ijab
Yaitu apabila di antara kedua kata yang berlawanan tidak mempunyai perbedaan
dalam hal ijab (positif) dan salab (negatif)-nya. Contoh:

)١٨ : ‫وتحسبهم ايقاظا وهم رقود (الكهف‬

Artinya:

“Dan kamu mengira bahwa mereka itu bangun, padahal mereka tidur.” (Q.S. Al-Kahfi : 18)

Anda mungkin juga menyukai