Resume Fenomena Transpor
Resume Fenomena Transpor
Oleh:
Anastasya Rumapea (31S18016)
Fakultas Bioteknologi
Pendahuluan
Fenomena Transpor adalah adalah ilmu yang mempelajari pergerakan kuantitas fisik yang berbeda
dalam proses kimia atau mekanis apa pun dan menjelaskan prinsip dasar dan hukum transportasi.
Ini juga menjelaskan hubungan dan persamaan di antara berbagai jenis prses perpindahan atau
transfer yang mungkin terjadi dalam sistem apa pun. Proses transfer dalam proses kimia atau
mekanis dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis:
Transpor momentum berkaitan dengan pengangkutan momentum dalam fluida dan
juga dikenal sebagai dinamika fluida.
Transpor energi berkaitan dengan pengangkutan berbagai bentuk energi dalam suatu
sistem dan juga dikenal sebagai perpindahan panas.
Transpor massa berkaitan dengan pengangkutan berbagai spesies kimia itu sendiri.
Tiga jenis besaran fisik yang berbeda digunakan dalam fenomena transpori: skalar (misalnya
suhu, tekanan dan konsentrasi), vektor (misalnya kecepatan, momentum dan gaya) dan tensor
orde dua (misalnya tegangan atau fluks momentum dan gradien kecepatan).
Transport momentum, energi dan massa dapat digambarkan dalam 3 sudut pandang berbeda, yaitu:
Makroskopik: bertujuan untuk penilaian secara global terhadap masalah atau kasus
pengoperasian di industri, dengan dimensi umumnya centimeter hingga meter.
Mikroskopik: bertujuan untuk mendapat informasi mengenai profil kecepatan,
temperatur, dan konsentrasi suatu sistem dan membantu untuk memahami fenomena suatu
proses, dimensi tingkat mikroskopis umumnya mikron hingga centimeter.
Molekular: Hal ini berkaitan dengan studi yang melingkupi molekul kompleks, wilayah
yang ekstrem, ataupun berhubungan dengan sistem reaksi kimia, dimensi tingkat
molekuler umumnya 1-1000 nanometer. Properties transpor : viskositas, konduktivitas
termal, & difusivitas.
Proses Proses Fundamental yang terjadi dalam Fenomena Transpor:
I. Transpor Momentum
Transpor momentum berkaitan dengan pengangkutan momentum yang bertanggung jawab atas
aliran fluida. Transpor momentum menggambarkan ilmu aliran fluida yang disebut juga dinamika
fluida.
𝜏𝑦𝑥 dapat diintepretasikan sebagai fluks momentum. Momentum bergerak menurun dari wilayah
kecepatan tinggi ke wilayah kecepatan rendah. Perbedaan kecepatan merupakan driving force pada
treanpor momentum. Karena Saat ada perbedaan V, akan ada area dengan V yang berbeda dan aka
nada transfer momentum terjadi.
𝑉𝑥 = 𝑉𝑥 (𝑥, 𝑦, 𝑧, 𝑡)
𝑉𝑦 = 𝑉𝑦 (𝑥, 𝑦, 𝑧, 𝑡)
𝑉𝑧 = 𝑉𝑧 (𝑥, 𝑦, 𝑧, 𝑡)
Akan ada 9 komponen tegangan, 𝜏𝑖𝑗 (dimana i dan j mengacu pada arah momentum dan penyebab
momentum). Sebagai contoh 𝜏𝑦𝑥 menginfokan bahwa penyebab momentum ke arah x (aliran fluida
ke arah x) yang menimbulkan momentum tegak lurus ke arah y.
Fig.1. 2-1; Birds
Gaya yang diterapkan pada permukaan bebas terdapat dua yaitu : gaya yang terkait tekanan dan
gaya yang terkait dengan viskositas fluida.
Laju volum aliran melintasi area yang diarsir adalah Vx dan fluida membawa momentumnya per
satuan volum maka :
𝝆 . 𝑽𝒙 𝛁
Kombinasi fluks momentum = fluks momentum molekular + fluks momentum konvektif ; maka
𝝓 = 𝝅 + 𝝆 . 𝑽𝒙 𝛁
1.2. Shell Momentum Balances
Neraca momentum untuk kondisi steady state pada permukaan shell yang tipis, dituliskan:
𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓
𝑓𝑜𝑟𝑐𝑒 𝑜𝑓
𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑢𝑚 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑢𝑚 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑢𝑚 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑢𝑚
𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦
𝑖𝑛 𝑏𝑦 − 𝑜𝑢𝑡 𝑏𝑦 + 𝑖𝑛 𝑏𝑦 − 𝑜𝑢𝑡 𝑏𝑦 + { }=0
𝑎𝑐𝑡𝑖𝑛𝑔
𝑐𝑜𝑛𝑣𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑐𝑜𝑛𝑣𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑐𝑢𝑙𝑎𝑟 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑐𝑢𝑙𝑎𝑟
𝑜𝑛 𝑠𝑦𝑠𝑡𝑒𝑚
{ 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑝𝑜𝑟𝑡 } { 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑝𝑜𝑟𝑡 } { 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑝𝑜𝑟𝑡 } { 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑝𝑜𝑟𝑡 }
1. Fluks momentum
2. Kecepatan: maksimum dan rata-rata
3. Gaya geser pada permukaan
Neraca momentum digunakan untuk mendapatkan profil kecepatan dalam sistem aliran fluida.
Yang harus dilakukan untuk menyelesaikan kasus aliran viskos adalah:
Fig.2.2- 1; Birds
Asumsi-asumsi :
Langkah-langkah penyelsaian:
B.C 2 : x= , Vz = 0
Sehingga:
(𝜌 𝑔 𝑐𝑜𝑠 𝛽)𝛿 2
𝐶2 =
2𝜇
Diperoleh:
(𝝆 𝒈 𝜹𝟐 𝒄𝒐𝒔 𝜷) 𝒙 𝟐
𝒗𝟐 = [𝟏 − ( ) ]
𝟐𝝁 𝜹
𝑾 𝜹
∫𝟎 ∫𝟎 𝒗𝒛 𝒅𝒙𝒅𝒚
〈𝒗𝟐 〉 = 𝑾 𝜹
∫𝟎 ∫𝟎 𝒅𝒙𝒅𝒚
𝟐
〈𝒗𝟐 〉 = 𝒗
𝟑 𝒛,𝒎𝒂𝒙
3. Laju alir massa diperoleh dari kecepatan rerata atau integrasi dari velocity distribution :
𝑾 𝜹
𝒘 = ∫ ∫ 𝒗𝒛 𝒅𝒙𝒅𝒚 = 𝒑𝑾𝜹〈𝒗𝟐 〉
𝟎 𝟎
4. Gaya per unit area dalam arah z pada permukaan elemen yang tegak lurus terhadap x. Ini
adalah gaya yang diberikan oleh fluida di dinding, diperoleh dari integrasi tegangan geser
pada antarmuka fluida-padatan :
𝑳 𝑾
𝑭𝒛 = ∫ ∫ (𝝉𝒙𝒛 |𝒙=𝜹 )𝒅𝒚𝒅𝒛
𝟎 𝟎
1.3. Equations Of Change
a. Equation of continuity :
dikembangkan dengan membuat mass balance melalui elemen volum yang kecil dari
suatu fluida yang mengalir – TABLE B.4
memperlakukan fluida sebagai kontinum yaitu fluida secara makroskopis sebagai
distribusi materi yang kontinu
b. Equation of motion :
dikembangkan dengan membuat momentum balance melalui elemen volum dan
menganggap bahwa elemen volum tersebut sangat kecil – TABLE B.5,6,7
digunakan seiring dengan persamaan kontinuitas
c. Substantial derivative :
berkaitan dengan fluida dinamik dan transpor fenomena; sehingga mengikuti pergerakan
fluida
digunakan untuk menyelesaikan persoalan aliran menggunakan persamaan kontinuitas
dan persamaan gerak melalui partial differential equation as a tool.
𝑣02 𝜕𝑝
𝑟 − 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 −𝜌 = −
𝑟 𝜕𝑟
𝑑 1𝑑
𝜃 − 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 0= 𝜇 ( (𝑟𝑣0 ))
𝑑𝑟 𝑟 𝑑𝑟
𝜕𝑝
𝑧 − 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 0= − − 𝜌𝑔
𝜕𝑧
II. Transpor Energi
Dalam perpindahan energi, berurusan dengan perpindahan energi panas atau panas yang terjadi
antara benda / fluida yang berbeda. Sistem dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, berdasarkan
bagaimana sistem berinteraksi dengan lingkungan dalam hal panas, kerja, dan pertukaran massa.
Sistem terisolasi
Dalam sistem ini, sistem tidak dapat bertukar panas, kerja, atau massa dengan sekitarnya.
Oleh karena itu, energi total sistem yang terisolasi tidak berubah atau ΔE = E1-E2 = 0 di
mana ΔE adalah perubahan energi total sistem pada dua kondisi 1 dan 2 yang berbeda.
Sistem Tertutup
Di sini, sistem tidak dapat bertukar massa dengan sekitarnya tetapi panas dan kerja dapat
dipertukarkan. Oleh karena itu, perubahan energi total sistem tertutup dalam dua keadaan
berbeda dapat dihitung sebagai ΔE = ΔQ + ΔW di mana, ΔE adalah perubahan energi
sistem, ΔQ adalah panas yang ditambahkan ke sistem, dan ΔW adalah usaha dilakukan
pada sistem oleh sekitarnya. Perubahan energi total sistem, ΔE sama dengan penjumlahan
perubahan energi potensial, kinetik, dan internal sistem. Namun, perubahan energi
potensial dan kinetik sistem biasanya diabaikan dan dengan demikian, energi total E
berubah hanya karena perubahan energi dalam, U. Oleh karena itu, untuk sistem tertutup,
kita dapat menulis, ΔU = ΔQ + ΔW.
Sistem terbuka
Dalam sistem terbuka, ketiga massa, panas, dan kerja dapat dipertukarkan dengan
sekitarnya.
(𝒫0− 𝒫𝐿 )𝑅2 𝑟 2 𝑟 2
𝑣𝑧 = [1 − ( ) ] = 𝑣𝑧,𝑚𝑎𝑥 [1 − ( ) ]
4𝜇𝐿 𝑅 𝑅
Fenomena yang terjadi:
Neraca energy:
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒆𝒏𝒆𝒈𝒚 𝒊𝒏 𝒂𝒕 𝒓 𝑒𝑟 |𝑟 ∙ 2𝜋𝑟∆𝑧 = (2𝜋𝑟𝑒𝑟 )|𝑟 ∆𝑧
Perhitungan:
(𝑟𝑒𝑟 )|𝑟 − (𝑟𝑒𝑟 )|𝑟+∆𝑟 𝑒𝑧 |𝑧 − 𝑒𝑧 |𝑧+∆𝑧
+𝑟 + 𝜌𝑣𝑧 𝑔 = 0
∆𝑟 ∆𝑧
1𝜕 𝜕𝑒𝑧
− (𝑟𝑒𝑟 ) − + 𝜌𝑣𝑧 𝑔 = 0
𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑧
𝜕𝑣𝑦 𝜕𝑇
𝑒𝑟 = 𝜏𝑟𝑧 𝑣𝑧 + 𝑞𝑟 = − (𝜇 ) 𝑣𝑦 − 𝑘
𝜕𝑟 𝜕𝑟
1
̂ 𝑣𝑧 + 𝜏𝑧𝑧 𝑣𝑧 + 𝑞𝑧
𝑒𝑧 = ( 𝜌𝑣𝑧2 )𝑣𝑧 + 𝜌𝐻
2
1 𝜕𝑣 𝜕𝑇
̂𝑝 (𝑇 − 𝑇°)𝑣𝑧 − (2𝜇 𝑧 𝑣𝑧 ) − 𝑘
𝑒𝑧 = ( 𝜌𝑣𝑧2 )𝑣𝑧 + (𝑝 − 𝑝°)𝑣𝑧 + 𝜌𝐶
2 𝜕𝑧 𝜕𝑧
𝜕𝑇 1𝜕 𝜕𝑇 𝜕 2𝑇 𝜕𝑣𝑧 2 𝜕𝑝 1𝜕 𝜕𝑣𝑧
̂𝑝 𝑣𝑧
𝜌𝐶 = 𝑘[ (𝑟 ) + 2 ] + 𝜇 ( ) + 𝑣𝑧 [− +𝜇 (𝑟 ) + 𝜌𝑔]
𝜕𝑧 𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑧 𝜕𝑟 𝜕𝑧 𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑟
𝑟 2 𝜕𝑇 1𝜕 𝜕𝑇
̂𝑝 𝑣𝑧,𝑚𝑎𝑥 [1 − ( ) ]
𝜌𝐶 = 𝑘[ (𝑟 )]
𝑅 𝜕𝑧 𝑟 𝜕𝑟 𝜕𝑟
B.C.1:
𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑟 = 0, 𝑇 = 𝑓𝑖𝑛𝑖𝑡𝑒
B.C.2:
𝜕𝑇
𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑟 = 𝑅, 𝑘 = 𝑞0 (𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡)
𝜕𝑟
B.C.3:
𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑧 = 0, 𝑇 = 𝑇1
Pada system terssebut, helium adalah komponen A dan silica komponen B. Konsentrasi dalam
bentuk fraksi massa = A dan B
𝑣𝑦 = 𝜔𝐴 𝑣𝐴𝑦 + 𝜔𝐵 𝑣𝐵𝑦
* Difusivitas gas berdensitas rendah tidak bergantung pada fraksi massa namun meningkat akibat
temperatur dan terbalik terhadap tekanan.
* Difusivitas cairan dan padatan bergantung dengan konsentrasi dan meningkat dengan
temperatur.
Molar Unit:
𝐽𝐴∗ = 𝑐𝐴 (𝑣𝐴 − 𝑣 ∗ ) = −𝑐𝒟𝐴𝐵 ∇𝑥𝐴
Fluks Massa Konvektif berdasarkan satuan massa dan molar:
𝜌𝑎 𝛿𝑥 𝑣𝑥 + 𝜌𝑎 𝛿𝑦 𝑣𝑦 + 𝜌𝑎 𝛿𝑧 𝑣𝑧 = 𝜌𝑎 𝑣
* Homogen : perubahan kimia terjadi di seluruh volum fluida. Laju produksi kimia melalui reaksi
homogen dapat muncul persamaan diferensial melalui elemen volum.
𝒏
𝑹𝑨 = 𝒌𝒎𝒏 𝒄𝑨
* Heterogen : perubahan kimia terjadi di wilayah terbatas yaitu permukaan padatan (katalis).
Laju produksi kimia melalui reaksi heterogen tidak muncul persamaan diferensial melainkan
dalam kondisi batas pada permukaan padatan sebagai lokasi reaksi.
𝒏
𝑵𝑨𝒛 |𝒔𝒖𝒓𝒇𝒂𝒄𝒆 = 𝒌𝒎𝒏 𝒄𝑨 |𝒔𝒖𝒓𝒇𝒂𝒄𝒆
Laju massa komponen A masuk dan keluar dari sistem berupa difusi molekular dan konvektif,
sedangkan komponen A yang dimaksud juga dapat terproduksi atau terkonsumsi akibat dari
reaksi.
Dari gambar kita bayangkan bahwa setiap partikel dari katalis dikelilingi oleh film gas stagnan
dan A harus berdifusi untuk mencapai permukaan katalis. Pada permukaan katalis, kita asumsikan
bahwa reaksi 2A B terjadi secara langsung dan produk B berdifusi keluar melalui film gas ke
aliran.
Neraca Massa:
𝑑𝑁𝐴𝑧
=0
𝑑𝑧
𝑑 1 𝑑𝑥𝐴
( )=0
𝑑𝑧 1 − 1 𝑥 𝑑𝑧
2 𝐴
1
−2 ln (1 − 𝑥𝐴 ) = 𝐶1 𝑧 + 𝐶2 = −(2 ln 𝐾1 )𝑧 − (2𝑙𝑛𝐾2 )
2
BC.1 : z=0; xA= xA0
BC.2 : z= ; xA = 0
Gambar di atas merupakan suatu sistem dalam wadah yaitu gas A berdifusi ke dalam cairan B
secara isotermal. Saat berdifusi, A mengalami reaksi homogen ireversibel orde pertama dengan B
menjadi AB.
Reaksi : A + B AB
Contoh sistem yaitu pada absorpsi CO2 menggunakan larutan NaOH terkonsentrasi.
Neraca Massa:
Profil konsentrasi:
coshΦ coshΦζ − sinhΦ sinhΦζ cosh[Φ(1 − 𝜁)]
Γ= =
coshΦ 𝑐𝑜𝑠ℎΦ
𝑐𝐴 cosh[√𝑘1𝑚 𝐿2 /𝒟𝐴𝐵 (1 − (𝑧/𝐿))]
=
𝑐𝐴0 𝑐𝑜𝑠ℎ√𝑘1𝑚 𝐿2 /𝒟𝐴𝐵
Referensi:
Transport Phenomena: Bird Stewart