Anda di halaman 1dari 7

NILAI PENDIDIKAN DALAM TARI KREASI MAGANDU DI BANJAR OLE DESA MARGA

DAUH PURI KECAMATAN MARGA KABUPATEN TABANAN


Kadek Nova Suryanatha, Rinto Widyarto, Ni Wayan Mudiasih

Program Studi Pendidikan Sendratasik, Fakultas Seni Pertunjukan,


Institut Seni Indonsia Denpasar
Email. nova.suryanatha@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang nilai pendidikan dalam tari kreasi Magandu di Banjar Ole, Desa
Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Tari kreasi Magandu merupakan tarian yang
lahir dari sebuah permainan tradisional Magandu yang ada di Banjar Ole. Tari Kreasi Magandu ditarikan
oleh penari wanita dengan memakai property permainan Magandu dan ditarikan secara kelompok yang
terdiri dari delapan penari. Tari kreasi Magandu menggunakan struktur berpolakan tradisi yaitu, pepeson,
pengawak, pengecet, dan pekaad. Penelitian ini mengkaji tentang keberadaan, bentuk, dan nilai pendidikan
dalam tari kreasi Magandu. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana keberadaan tari
kreasi Magandu di Banjar Ole, bentuk tari kreasi Magandu, dan juga nilai pendidikan yang terkandung di
dalamnya. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Untuk memproleh data yang akurat
digunakan teknik pengumpulan data, berupa observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini adalah, keberadaan tari kreasi Magandu yang menjadi ikon di Banjar Ole, Desa
Marga Dauh Puri dan juga sebagai upaya pelestarian pemainan tradisional Magandu yang di kembangkan
menjadi sebuah tarian kreasi baru. Bentuk tari kreasi Magandu yang masih mengedepan unsur-unsur tradisi
atau pekem tari tradisional seperti agem, tandang dan tangkep, dan struktur gerak tari kreasi Magandu
terdiri dari beberapa bagian yaitu bagian pepeson, pengawak, pengecet dan pekaad. Nilai pendidikan yang
terkadung didalamnya yakni nilai pendidikan etika, nilai pendidikan estetika, nilai pendidikan budaya, nilai
pendidikan sosial dan nilai pendidikan karakter seperti nilai pendidikan karakter religius, nilai pendidikan
karakter disiplin, nilai pendidikan karakter bersahabat/komunikatif, nilaipendidikan karakter kerja keras,
nilai pendidikan karakter peduli sosial, serta nilai pendidikan karakter bertanggung jawab.

Kata Kunci: Tari Kreasi Magandu, keberadaan, bentuk, dan nilai pendidikan

Abstract

This study discusses the value of education in Magandu's creation dance in Banjar Ole, Marga Dauh
Puri Village, Marga District, Tabanan Regency. Magandu's dance creation is a dance that was born from a
traditional Magandu game in Banjar Ole. Kreasi Magandu Dance is danced by female dancers using the
Magandu game property and is danced in groups consisting of eight dancers. Magandu's dance creations
use a tradition-patterned structure, namely, Pepeson, pengawak, retailer, and sensitive. This study examines
the existence, form, and value of education in Magandu's dance creations. The purpose of this study was to
describe the existence of Magandu's dance creation in Banjar Ole, the form of Magandu's creation dance,
and also the educational values contained in it. This research method uses a qualitative approach. To obtain

1
accurate data, data collection techniques are used, such as observation, interviews, literature studies, and
documentation.
The results of this study are, the existence of Magandu's creation dance which became an icon in
Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri and also as an effort to preserve the traditional game of Magandu which
was developed into a new creation dance. The form of Magandu's dance creation that still prioritizes
traditional elements of dance or dance such as agem, tandang and tangkep, and the dance structure of
Magandu's dance creations consist of several parts, namely the Pepeson, the Manning, the Checker and the
Sensitive. The value of education contained in it is the value of ethics education, the value of aesthetic
education, the value of cultural education, the value of social education and the value of character
education such as the value of religious character education, the value of character discipline education, the
value of friendly/communicative character education, the value of educational character of hard work, the
value of education the character of social care, as well as the value of character education is responsible.

Keywords: Magandu Creation Dance, existence, form, and value of education

Pendahuluan 1. Bagaimana keberadaan Tari Kreasi


Pendidikan merupakan hal yang paling Magandu di Banjar Ole Desa Marga
penting bagi manusia, karena tanpa pendidikan Dauh Puri Kecamatan Marga Kabupaten
manusia tidak dapat mengetahui sesuatu hal yang Tabanan?
patut untuk dipahami. Pendidikan karakter dalam 2. Bagaimana bentuk Tari Kreasi Magandu
konteks membangun karakter bangsa memiliki di Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri,
persatuan erat dengan basis kebudayaan bangsa Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan?
Indonesia sebagai bangsa yang berkepribadian 3. Nilai pendidikan apa saja yang
luhur (Nashir, 2013:38). Maka dari itu terkandung dalam Tari Kreasi Magandudi
kebudayaan mempunyai peran penting dalam Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri,
membangun pendidikan karakter. Salah satu Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan?
kebudayaan yang ada di Indonesia adalah
keseniannya khusunya seni tari. Saat ini seni tari
telah banyak dikembangkan dalam bentuk yang Tujuan Penelitian
lebih menarik sehingga mempunyai nilai Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam
tersendiri. Salah satunya tari kreasi Magandu karya ilmiah ini adalah:
yang dahulunya hanya sebuah permainan 1. Untuk melatih kemampuan peneliti dalam
tradisionalMagandu yang berasal dari Banjar penulisan karya ilmiah
Ole, Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, 2. Untuk dapat menuangkan ide-ide,
Kabupaten Tabanan, kini dikembangkan kembali gagasan-gagasan yang diwujudnyatakan
menjadi suatu pertunjukan tari. dalam bentuk karya ilmiah
Ketertarikan peneliti untuk mengangkat 3. Untuk dapat mengetahui adanya upaya
tari kreasi Magandu karena banyaknya nilai pelestarian kesenian Bali khusunya seni
pendidikan yang terkandung di dalamnya dan tari.
merupakan pengembangan wujud pelestarian Sedangkan secara khusus, tujuan dari penelitian
dari salah satu permaianan tradisional yang lahir ini yaitu :
di Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri, 1. Untuk mengetahui bagaimana keberadaan
Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan yang kini tari kreasi Magandu di Banjar Ole Desa
keberadaannya semakin tengelam di masyakarat. Marga Dauh Puri Kecamatan Marga
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti Kabupaten Tabanan.
merumuskan permasalahan sebagai berikut :

2
2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk tari Pembahasan
kreasi Magandu di Banjar Ole, Desa 4.1 Keberadaan Tari Kreasi Magandu di
Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Banjar Ole Desa Marga Dauh Puri
Kabupaten Tabanan. Kabupaten Tabanan
3. Untuk mengetahui nilai pendidikan dalam 4.1.1 Awal Mula Banjar Ole, Desa Marga
tari kreasi Magandu di Banjar Ole Desa Dauh Puri
Marga Dauh Puri Kecamatan Marga Awal mula Banjar Ole, Desa Marga Dauh
Kabupaten Tabanan. Puri, dapat dilihat dari catatan I Gusti
Ketut Sedeng bekas Bendesa Adat Marga
Kajian Sumber, Dan Landasan Teori tahun 1937-1953.
Kajian sumber dalam penelitian ini 4.1.2 Keberadaan Tari Kreasi Magandu di
menggunakan beberapa kajian yang terkait Banjar Ole Desa Marga Dauh Puri
dengan penelitian ini antara lain seperti: A.A.M. Magandu” merupakan permainan
Djelantik dalam buku “Estetika Sebuah tradisional yang lahir dari aktivitas anak-anak
Pengantar” (1999), I Wayan Dibia dalam buku para petani di sawah. Permainan tradisioal yang
Puspasari Seni Tari Bali (2013), Amiruloh melibatkan pemaian setingkat anak-anak SD itu
Syarbini dalam bukunya yang berjudul buku biasa dimainkan di sawah setelah panen.
pintar pendidikan karakter (2012), dan Deni Magandu konon satu-satunya permainan ada di
Damayanti dalam buku “Implementasi Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri, Marga -
Pendidikan Karakter Di Sekolah”. Teori yang Tabanan. Tapi permainan itu menjadi langka
digunakan adalah teori bentuk, teori struktural, karena tidak banyak yang mengenal bahkan
teori estetika, teori pendidikan dan teori nilai. memainkannya.
Sebagai upaya untuk melestarikan warisan
Metode Penelitian budaya itu, “Magandu” sempat ditampilkan
Tari Kreasi Magandu di Banjar Ole, Desa dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) beberapa tahun
Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Kabupaten silam oleh Sanggar Wintang Rare asuhan I
Tabanan menggunakan rancangan penelitian Wayan Weda. Dulu, “Magandu” biasa
kualitatif. Lokasi penelitian yaitu di Banjar Ole, dimainkan oleh anak-anak BanjarOle di sawah
Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, setelah panen, sambil mengembala sapi, menyabit
Kabupaten Tabanan. Jenis data yang digunakan rumput, nyapung (mencari capung), dan ngalih
dalam penelitian ini adalah data kualitatif dengan lindung (mencari belut). Di tengah-tengah
sumber data primer yaitu seniman dan tokoh aktivitas itu, mereka sepakat untuk “Magandu”.
masyarakat serta orang-orang yang dianggap Areal persawahan yang sudah dipanen menjadi
berkompeten dalam masalah tari kreasi Magandu lokasi mereka bermain.
di Banjar Ole. Sementara sumber data sekunder
yaitu data yang didapat dari catatan, buku-buku, 4.2 Bentuk Tari Kreasi Magandu
majalah, laporan pemerintahan, artikel, buku- 4.2.1 Bentuk Tari Kreasi Magandu di Banjar
buku sebagai teori, majalah dan lain sebagainya, Ole
yang ada kaitanya dengan penelitian tari kreasi Tari kreasi Magandu di Banjar Ole, Desa
Magandu di Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri, Marga Dauh Puri, Kabupaten Tabanan dapat
Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Teknik digolongkan ke dalam bentuk tari kelompok kecil
penentuan informan dalam penelitian ini adalah yang ditarikan oleh 8 orang penari perempuan
dengan menggunakan teknik snowball sampling. baik anak-anak maupun yang remaja. Untuk
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah mendapatkan gambaran yang lebih jelas
observasi, metode wawancara, studi kepustakaan, mengenai bentuk tari kreasi Magandu maka perlu
metode dokumentasi. dijelaskan bahwa tarian ini ditarikan dengan
berkelompok anak-anak atau remaja dengan

32
berpakain yang dikreasikan. Tarian ini ditarikan penari bergerak menggambarkan gerakan
secara bersamaan di atas panggung. Dengan yang abstrak, lincah, ketangkasan dan
gerak dan ekspresi yang yang gembira, penari kecerdikannya untuk mencuri bola gandu
kreasi Magandu menari dengan lincah, seperti yang dijaga oleh satu penari sebagai
sedang melakukan permainan Magandu, dan penjaga bola gandu.
property yang digunakan pada saat manari. 4. Bagian pekaad menceritakan akhir dari
Tari kreasi Magandu merupakan sebagai permainan Maganduyang di tandai
nafas baru dalam berkreasi menciptakan suatu dengan menimpug (melempar)penari,
gerak tari yang terinspirasi dari sebuah permainan yang menggambarkan hukuman karena
tradisional Magandu yang terdapat di BanjarOle, penari yang sebagai pejaga gandu tidak
Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, dapat menjaga bola gandu.
Kabupaten Tabanan. Dalam tari kreasi tersebut 4.2.3 Tata Rias dan Busana Tari Kreasi
yang tetap mengedepankan unsur-unsur tradisi Magandu
tari bali seperti agem, tandang, dan tangkep Tata rias pada tari kreasi
masih dominan, bahkan tetap dipertahankan Magandumenggunakan tata rias putri halus. Alat-
keajegannya dan juga uger-uger dan pakem alat tata rias yang dipakai dalam tari kreasi
sebagai acuan dalam penggarapan tari kreasi Maganduadalah alas bedak (Fountdation), bedak
Magandu tersebut. Disamping unsur-unsur tabur dan bedak padat. Menggunakan eyeshadow
tradisi, dalam tari kreasi Magandu juga warna kuning, merah dan biru yang berfungsi
dipadukan dengan gerak-gerak tari modern yang untuk mempertajam arsiran pada kelopak mata.
memberikan suasana bermain dan kesan gembira Pensil alis warna hitam. Eyeliner sebagai penegas
kepada anak-anak. Adapun bagian-bagian penting garis mata. Maskara dan bulu mata. Blush on
dari tari kreasi Magandu adalah: 1) Tempat berwarna merah di pipi dan memakai lipstick
pementasan, 2) penari, 3) tata rias dan busana, 4) merah serta gecek (titik) merah di tengah-tengah
musik iringan, 5) struktur gerak tari. antara alis kanan dan alis kiri.
4.2.2 Struktur Gerak Tari Kreasi Magandu Busana tari Magandu memang busana tari
Tari kreasi Magandu menggunakan yang dibuat secara khusus untuk menciptakan
struktur berpolakan tradisi yaitu: pepeson, suasana bermain serta penonjolan karakter anak-
pengawak, pengecet dan pekaad. Yang dapat anak di Bali. Karena itu, busana Tari Magandu
diuraikan sebagai berikut: tidak akan bisa dipakai oleh tarian lain. Tidak
1. Bagian Pepeson, 4 orang penari keluar bisa pula dijadikan busana adat dan treatikal,
dengan menceritkan anak-anak pedesaan karena memiliki desain yang khusus. Adapun
yang riang gembira dan disusul kembali kostum yang digunakan sebagai berikut:
oleh 4 orang penari dengan 1. Kain atau kamen prada dengan warna
menggambarkan kekompakan anak-anak hijau
desa pergi kesawah. 2. Angkin berwarna orange kombinasi hijau
2. Bagian pengawak, yang menggambarkan dan merah untuk menutupi badan
penari riang gembira bermain di tengah- 3. Selendang yang digunakan pada bagian
tengah petakan sawah, dan tidak sabar bahu kiri dan kanan penari
melakukan permainan Magandu, 4. Hiasan kamen yang berwarna orange
kemudian anak mempersiapkan peralatan dikombinasi prada berwarna gold, dengan
yang di pakai dalam permainan Magandu. bentuk setengah lingkaran yang
Kedelapan penari menunjukan digunakan pada bagian pinggul hingga
kekompakannya dalam membuat alat paha penari
permainan. 5. Pending merupakan hiasan yang
3. Bagian pengecet, menceritkan tentang digunakan dibagian pinggang penari
mulainya permainan Magandu, kedelapan

43
6. Hiasan kamen yang berwarna merah sesuai dengan permainan Magandu. Disamping
kombinasi orange berbentuk segitiga itu, Desa Pekraman Ole hanya memiliki satu
digunakan pada pinggul penari barungan gamelan yakni gong kebyar, sehingga
7. Badong merupakan hiasan yang bisa digunakan setiap saat.
digunakan dibagian leher penari
8. Sanggul/konde berwarna hitam yang 4.3 Nilai Pendidikan dalam Tari Kreasi
berupa rambut tambahan untuk hiasan Magandu di Banjar Ole, Desa Marga
dibagian kepala penari Dauh Puri Kabupaten Tabanan
9. Bunga emas dan hijau yang digunakan 4.3.1 Nilai Pendidikan Etika
sebagai hiasan dibagian kepala penari Nilai pendidikan moral dan etika dalam
10. Subeng adalah hiasan yang digunakan permainan Maganduyang dalam bentuk tari
dibagian telinga panari kreasi Maganduini dapat memfasilitasi anak
4.2.4 Properti Tari Kreasi Magandu untuk dapat menghayati nilai-nilai moral yang
Properti yang digunakan pada tari kreasi diwarisi dari generasi terdahulu kepada generasi
Magandu sebagai berikut: selanjutnya. Pesan moral dan etika yang
1. Bola Gandu disampaikan ialah Tri Hita Karana, Asih Punia
2. Lelakut (orang-orangan di sawah) Bhakti, Sabriuk Sapanggul (bekerja bersama),
4.2.5 Penari Tari Kreasi Magandu Paras Paros (serasi dan selaras), Jengah,Pakedek
Tari Magandu pada awal penciptaannya pakenyung (bahagia bersama) menjalin hubungan
ditarikan oleh 8 (delapan) penari wanita yang dengan orang lain (tenggang rasa). Nilai tenggang
enerjik. Walau demikian, dalam penampilan rasa ini dapat dimaknai untuk meningkatkan
selanjutnya bisa dilakukan oleh 6 (enam) atau 4 toleransi anak-anak dalam upaya menurunkan
(empat) penari, sesuai dengan tempat pentas dan ketegangan konflik dalam kehidupan masyarakat
jenis acara. Namun, tari kreasi Magandu akan saat ini. Pandangan hidup jengah menjaga
lebih bagus jika ditarikan berbanyak, sesuai kehormatan diri atau menjaga harga diri dalam
dengan permainan Magandu yang bisa dilakukan permainan tradisional Maganduyang dalam
oleh 8 (delapan). bentuk tari kreasi Magandudimaknai sebagai arah
4.2.6 Tempat Pementasan Tari Kreasi yang positif sebagai motivasi anak-anak untuk
Magandu berusaha kerja menunjukan prestasi di
Jika pada permaianan Magandu biasa masyarakat lokal, nasional dan internasional.
menggunakan tanah lapang, dimana dalam seni 4.3.2 Nilai Pendidikan Estetika
pertunjukan tempat pentas itu berbentuk Tari kreasi Magandu di Banjar Ole, Desa
kalangan, tetapi di dalam tari kreasi Magandu Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Kabupaten
dipentaskan dalam stage berbentuk presenium Tabanan memenuhi unsur-unsur estetika yang
dan berbentuk tapal kuda. Hal itu, tari kreasi terkandung di dalam benda dan peristiwa
Magandu biasa ditampilkan dalam acara-acara kesenian, yaitu:
resmi di dalam gedung ataupun tempat semi 1. Wujud atau rupa. Wujud dari tari kreasi
permanen. Magandu adalah tarian dengan tema
4.2.7 Musik Iriangan Tari Kreasi Magandu permainan tradisional yang menceritakan
Tari Magandu sebagai tari kreasi baru tentang anak-anak yang gemar bermain di
menggunakan gamelan gong kebyar sebagai petakan sawah yang sudah panen padi di
music pengiringnya. Jenis gamelan ini wajib BanjarOle, Desa Marga Dauh Puri,
dilakukan karena tampil dalam acara Parade Kacamatan Marga, Kabupaten Tabanan.
Gong Kebyar Pesta kesenian Bali. Gamelan ini Tari ini termasuk tari kreasi yang ditarikan
juga lebih mudah dimainkan oleh penabuh anak- dengan jumlah penari sebanyak 8 orang
anak, disamping mampu melahirkan gending- atau secara berkelompok dan diiringi
gending yang energik, cepat dan terkadang manis dengan barungan gambelan Gong Kebyar.

54
Struktur gerak yang dapat pada tari kreasi Tari kreasi Magandu hanya mengandung
Magandu yaitu bagian pertama (papeson), 6 nilai pendidikan karakter yang sangat berkaitan
bagian kedua (pengawak),bagian ketiga erat antara unsur nilai pendidikan yang satu
(pengecet), bagian terakhir (pekaad) dengan yang lainnya, seperti nilai pendidikan
2. Isi atau bobot.dari benda atau peristiwa karakter religious, disiplin, kreatif, mandiri,
kesenian bukan hanya yang dilihat belaka bersahabat dan komunikatif, peduli sosial, serta
tetapi juga meliputi apa yang bisa dirasakan bertanggung jawab.
atau dihayati sebagai makna dari wujud
kesenian itu. Bobot kesenian mempunyai Penutup
tiga aspek yaitu suasana, gagasa, ibarat atau Simpulan
pesan. Dalam pementasan tari kreasi Keberadaan tari kreasi Magandu seakan
Magandu rasa yang dimaksud adalah menjadi ikon Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri.
penghayatan penari dalam menghayati Anak-anak di desa tersebut begitu senang
setiap gerak tari kreasi Magandu sebagai mempelajari tari kreasi baru yang ditarikan oleh 8
tari kreasi yang utuh. orang penari wanita itu. Tari kreasi Magandu di
3. Penampilan merupakan cara penyajian, Banjar Ole ini yang di awali dengan lahir dari
bagaimana kesenian itu disuguhkan kepada sebuah ide untuk membangkitkan sekaligus
yang menyaksikan, penonton, para memetakan potensi seni desa yang ada.
pengamat, pembaca, pendengar, khalayak Kemudian melestarikan, sehingga dapat diwarisi
ramai pada umumnya. oleh generasi muda mendatang. Tari ini
4.3.3 Nilai Pendidikan Budaya terinspirasi dari sebuah permainan tradisioal
Nilai pendidikan budaya atau kebudayaan "Magandu" yang merupakan satu-satunya ada di
yang ada pada tari kreasi Magandu bisa dilihat Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan
dari bagaimana masyarakat dan regenerasi di Marga Kabupaten Tabanan.
BanjarOle, Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Tari kreasi Magandu di Banjar Ole, Desa
Marga, Kabupaten Tabanan sudah berupaya Marga Dauh Puri, Kabupaten Tabanan dapat
untuk tetap melestarikan tradisi budaya digolongkan ke dalam bentuk tari kelompok
permainan tradisional dan dikembangkan dalam yang ditarikan oleh 8 orang penari perempuan
bentuk tarian yakni tari kreasi Magandu yang baik anak-anak maupun yang remaja. Tari kreasi
tetap pada pakem dan uger-ugernya seperti dari Magandu merupakan sebagai nafas baru dalam
gerak, rias, busana, property. berkreasi menciptakan suatu gerak tari yang
4.3.4 Nilai pendidikan Sosial terinspirasi dari sebuah permainan tradisional
Nilai pendidikan sosial dari tari kreasi Magandu yang terdapat di Banjar Ole, Desa
Magandu dapat dilihat dari aktifitas anak-anak Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Kabupaten
yang sedang menari dengan teman-temannya dan Tabanan. Dalam tari kreasi tersebut yang tetap
saling berinteraksi satu sama lainnya. Keberadaan mengedepankan unsur-unsur tradisi tari Bali
tari kreasi Magandu sangat erat kaitannya nilai seperti agem, tandang, dan tangkep masih
kebersamaan karena saling membutuhkan satu dominan, bahkan tetap dipertahankan
sama lainnya misalnya, seka penekang gong, seka keajegannya dan juga uger-uger dan pakem
gong, dan seka igel serta anggota masyarakat sebagai acuan dalam penggarapan tari kreasi
lainya yang terlibat dalam mempersiapkan sarana Magandu tersebut seperti pepeson, pengawak,
dan prasarana latihan dan pementasan yang pengecet dan pekaad. Disamping unsur-unsur
dilakukan. Aktipitas seperti ini memberikan tradisi, dalam tari kreasi Magandu juga
seseorang nilai-nilai positif, seperti meningkatkan dipadukan dengan gerak-gerak tari modern yang
rasa pesodaraan dan kebersamaan dalam memberikan suasana bermain dan kesan gembira
menjalani kehidupan bermasyarakat. kepada anak-anak, yang diringin dengan
4.3.5 Nilai-nilai Pendidikan Karakter gambelan gong kebyar.

65
Nilai pendidikan yang terkandung dalam 2. Nama : I Wayan Muder, S.Sn
tari kreasi Magandu yakni (1) Nilai pendidikan TTL : Tabanan, 9 Mei 1968
moral dan etika (2) Nilai pendidikan estetika (3) Alamat : Tabanan
Nilai Budaya (4) Nilai pendidikan sosial (5) Nilai Pekerjaan : PNS
pendidikan karakter.
3. Nama : I Nyoman Budarsana,
Daftar Pustaka S.Sn.,M.Ikom
Bandem, I Made. 1982. Ensiklopedi Tari Bali. TTL : Marga, 16 April 1971
Denpasar. Akademi Seni Tari Alamat : Banjar Ole, Desa Marga Dauh
Indonesia (ASTI) Denpasar Bali. Puri, Marga, Tabanan
___________. (2004).1983. Gerak Tari Bali. Pekerjaan : Pengurus Sanggar Buratwangi
Akademi Seni Tari Indonesia
Denpasar. 4. Nama : I Wayan Weda, S.Pd
___________. 1985. Pengembangan Tari Bali. TTL : Tabanan, 24 Oktober 1954
Penerbit: Departemen Alamat : Banjar Ole, Desa Marga Dauh
Pendidikan dan Kebudayaan Puri, Marga, Tabanan
Dirjen Pendidikan Tinggi Pekerjaan : PNS
Proyek Pengembangan IKI Sub./
Bagian Proyek Pengembangan 5. Nama : Ni Komang Putri Cahyanthi
ASTI Denpasar. TTL : Tabanan, 11 November 1999
Damayanti, Deni. 2014. Panduan Implementasi Alamat : Tabanan
Pendidikan Karakter Di Pekerjaan : Pelajar
Sekolah.Yogyakarta: Araska
Dibia, I Wayan.1999. Selayang Pandang Seni
Pertunjukan Bali.Masyarakat
Seni pertunjukan.
Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika Sebuah
Pengantar. Bandung:
Masyarakat Seni Pertujukan
Indonesia.
Koentjaraningrat.1997. Manusia dan kebudayaa
di Indonesia. Jakarta Djambatan
Moleong, J.Lexy.2002.Metodologi Penelitia
Kualitatif Edisi Revisi I.Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Suhardana. K.M. 2006. Pengantar Etika dan
Moralitas Hindu: Bahan Kajian
Untuk Memperbaiki Tingkah
Laku. Surabaya: Paramita
Tri Guna, I.B. Gd. Yudha.2003. Estetika Hindu
dan Pembangunan Bali. Denpasar:
Widya Dharma
Narasumber :
1. Nama : Ni Luh Nyoman Sri Suryati, S.Sn
TTL : 7 Februari 1980
Alamat : Tabanan
Pekerjaan : PNS

76

Anda mungkin juga menyukai