Anda di halaman 1dari 4

FORMULIR PENGAJUAN JUDUL PROPOSAL SKRIPSI

Om Swatyastu
Tabe Salamat Lingu Nalatai Salam Sahujud Karendem Malempang

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Iin Apriliana


NIM : 20 00 030
Fakultas : Dharma Acarya
Program Studi : Pendidikan agama hindu
Jenjang : S1 (strata Satu)

Dengan ini mengajukan judul proposal sebagai berikut :


1. Pelatihan Dasar Seni Tari Tradisional di Sanggar Tanjung Riak Bulan Kota
Palangka Raya
2. Pakem Gerak Tari Manari Manasai bagi Penduduk di Desa Tumbanng Randang
Kecematan Timpah Kabupaten Kapuas
3.

Kepada Ketua Prodi Pendidikan Seni dan Keagamaan Institut Agama Hindu
Negeri Tampung Penyang Palangka Raya, agar kiranya dapat dipertimbangkan dan
disetujui salah satu judul di atas untuk judul proposal skripsi.
Demikian pengajuan ini disampaikan sebagai baha pertimbangan perhatiannya
di ucapkan terima kasih.

Om Santi, Santi, Santi Om


Sahey
Palangka Raya, Oktober 2022

Dosen Pembibing Akademik Yang Mengajukan

Dr.I Gede Dharman gunawan.sH Iin Apriliana


NIP : 1987082720150031004 NIM. 20 00 030

Mengetahui,
Prodi Pendidkan Seni Keagamaan

Dr. Bali eka.S.A.g,M.S.I


NIP : 198309172008012009
1. Pembelajaran Gerak Dasar Tari Tradisional di Sanggar Tanjung Riak Bulan
Kota Palangka Raya

1.1 Latar Belakang

Di Kalimantan Tengah, ada banyak Gerak dasar Tari, Tari Tradisional


terkhusunya Kota Palangka Raya di Sanggar Tanjung Riak Bulan, Gerak Dasar
Tari adalah salah satu cara untuk berawal mulanya belajar berkesenian tari
tradisional suku Dayak, salah satu kompetensi pembelajaran seni khususnya seni
tari adalah memiliki minat atau keinginan belajar seni tari yang bertujuan
mengembangkan bakat dalam meningkatkan kreativitasnya. Keterampilan menari
khususnya gerakan dasar Tari Tradisional diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan motorik. Gerak yang dimaksud bukan hanya gerakan yang
berhubungan dengan kegiatan sehari hari yaitu gerak anggota tubuh seperti
tangan dan kaki tetapi gerak yang dimaksud adalah pembelajaran gerakan dasar
Tari Tradisional sebagai dasar mengetahui berbagai jenis tarian daerah dengan
cepat. Selain itu, dengan memahami gerakan dasar tarian tradisional dapat
menumbuhkan kreativitas dalam membuat tarian modern dan menggabungkan
atau mengkreasikan gerakan tari tradisional. Hal ini akan memudahkan mereka
dalam mengapresiasi tarian tradisional. Gerakan dasar tari tradisional yang akan
diajarkan seperti melentikkan tangan, berjalan pelan, dan berbagai gerakan dasar
lainnya.

Permasalahan yang sering terjadi pada masyarakat maupun pemuda pemudi


yang mempunyai keinginan belajar dalam Seni Tari tradisonal banyak yang tidak
mengetahui dan memahami Pembelajaran Gerak Dasar Tari Tradisional, adapun
masyarakat atau pemuda pemudi yang sudah mengenal apa itu Seni Tari mereka
hanya mengetahui tariannya saja tetapi tidak mengetahui pembelajaran Gerak
Dasar Seni Tari, untuk belajar menjadi seorang penari ini yaitu yang pertama
harus kita ketahui dan kita pelajari terlebih dahulu yaitu mempelajari Gerak
Dasar Tari Tradisonal terkhususnya di Sanggar Tanjung Riak Bulan Kota
Palangka Raya.
2. Pakem Gerak Tari Manari Manasai bagi Penduduk di Desa Tumbanng
Randang Kecematan Timpah Kabupaten Kapuas

1.1 Latar Belakang

Manasai adalah salah satu jenis tari yang ada pada masyarakat Dayak
ngaju di Kalimantan Tengah.Tari ini merupakan tari yang melambangkan
kegembiraan dan pergaulan. Inti tarian “selamat datang” untuk tamu-tamu yang
berkunjung dan semua orang dapat mengikuti dan menarikannya.

Tari Manasai biasanya dilakukan oleh pria dan wanita secara bersama-
sama dan membentuk sebuah lingkaran. Lingkaran ini akan semakin besar
apabila banyak orang yang ikut menarikannya.

Gerakan tarian ini cukup sederhana, mudah diikuti dan mudah dipelajari.
Gerakannya dimulai dengan semua penari menghadap ke dalam lingkaran, di
tengah lingkaran biasanya diletakkan guci atau media lainnya yang dapat
diletakkan ditengah lingkaran yang manasai, dan biasanya juga guci atau media
pelengkap lainnya tersebut diberi hiasan seperti bambu atau hiasan lain yang di
ikat dengan selendang. Kemudian yang sedang Manari Manasai sudah serentak
menghadap guci atau media lainnya yang sudah dihias tersebut maka, yang
sedang Manari Manasai berputar ke arah kanan, sambil melakukan gerak maju
bergerak berlawanan arah jarum jam. Kemudian menghadap ke arah luar
lingkaran, berputar lagi ke arah kiri sambil melakukan gerak maju sembari
mengayunkan tangan kanan dan kiri secara perlahan mengikuti hentakan irama.
Begitu juga dengan seterusnya sambil berputar terus berlawanan arah jarum jam
sembari mengikuti irama lagu

Permasalahannya masyarakat di Desa Tumbang Randang yang tidak


mengetahui pakem dari Tari Manari Manasai, ada beberapa orang yang sedang
Manari Manasai tidak mengetahui tempo musik, langkah kaki, pergerakan tangan
dan hanya bergerak seperti itu saja tidak mengkuti pakem dari Manari Manasai.
Gerak Tari Manari Manasai ini tidak di gerakan sembarang tetapi menggunakan
tempo seperti yang sedang Manari Manasai sudah serentak menghadap guci atau
media lainnya yang sudah dihias tersebut maka, yang sedang Manari Manasai
berputar ke arah kanan, sambil melakukan gerak maju bergerak berlawanan arah
jarum jam. Kemudian menghadap ke arah luar lingkaran, berputar lagi ke arah
kiri sambil melakukan gerak maju sembari mengayunkan tangan kanan dan kiri
secara perlahan mengikuti hentakan irama. Begitu juga dengan seterusnya sambil
berputar terus berlawanan arah jarum jam sembari mengikuti irama lagu

3. Eksistensi Seni Suara Deder dalam Ritual Bukas di Desa Tumbanng Randang
Kecematan Timpah Kabupaten Kapuas

1.1 Latar Belakang


Deder adalah sastra lisan Dayak Ngaju yang masih hidup sampai
sekarang, sebagai sebuah karya sastra deder berbentuk puisi. Deder berisikan
nasihat, sindiran atau petuah. Deder lazimnya dinyanyikan secara bergantian
antara laki-laki dan perempuan, antar peremuan dan perempuan antara laki-laki
dan laki-laki.
Deder dalam Ritual Bukas biasanya deder di lantukan pada saat
mengelilingi Sangkaraya sambil di iringi suara musik. Pelantun deder dapat
dilantunkan dari semua kalangan artinya siapa saja yang dapat melantunkan
deder maka di izinkan untuk melantukannya.
Permasalahannya banyak masyarakat khususnya Agama Hindu
Kaharingan yang tidak mengenal warisan leluhur nenek Moyang tetapi hanya di
lakukan oleh seorang yang sudah berusia Lansia, sehinga tidak ada penerus
generasi selanjutnya yang mewariskan budaya leluhur seperti Deder. Pada saat
mengelilingi Sangkaraya kebanyakan masyarakat hanya menonton dan hanya
mengikuti mengelilingi sangkarayanya saja. Sehingga sedikitnya minat belajar
bagi penerus Deder khusunya bagi Hindu Kaharingan dalam Ritual Bukas di
Desa Tumbang Randang Kecematan Timpah Kabupaten Kapuas.

Anda mungkin juga menyukai