Anda di halaman 1dari 2

1. Apa kekuatan konteks sosio-kultural di daerah Anda yang sejalan dengan pemikiran KHD?

Manasai adalah salah satu jenis tari pergaulan yang ada pada


masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah.[1] Tari ini merupakan tari yang melambangkan
kegembiraan. Tari ini biasanya diadakan untuk menyambut tamu-tamu pemerintahan
yang tiba di Kalteng. Intinya tarian “selamat datang” untuk tamu-tamu yang berkunjung
ke Kalimantan.
Tarian ini dilakukan oleh beberapa orang peserta, pria dan wanita yang berdiri
berselang-seling dalam satu lingkaran, semua dimulai dengan menghadap kedalam
lingkaran, kemudian berputar ke arah kanan sambil melakukan gerak maju bergerak
berlawanan arah jarum jam kemudian menghadap ke arah luar lingkaran, berputar lagi
ke arah kiri sambil melakukan gerak maju. Begitu seterusnya sambil berputar terus
berlawanan arah jarum jam dengan mengikuti irama lagu pergaulan yang berjudul sama,
lagu Manasai. Setiap gerakan kaki dalam tarian ini, mirip dengan gerakan dalam
irama Cha-Cha. Peserta tarian ini tidak dibatasi dengan usia. Siapapun dan dalam usia
berapapun boleh bergabung. Bergabung kedalam lingkaran tari dapat dilakukan kapan
saja, mengikuti irama lagu. Dengan bertambahnya peserta yang ikut bergabung, maka
lingkaran tari pun akan semakin membesar dan semakin banyak peserta tari. Irama
musik pun bisa semakin dipercepat dan suasana gembira serta meriah akan terbentuk
dan tercipta.
Tari Manasai juga biasanya dipentaskan pada acara festival budaya Isen Mulang yaitu
acara tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan dibantu oleh Dinas
Pariwisata dan dinas-dinas yang terkait. Tujuannya adalah menarik minat wisatawan
untuk berkunjung serta memperkenalkan dan melestarikan budaya daerah sehingga
masyarakat luar juga mengetahui budaya dari daerah lain. Hal tersebut akan
memperkaya Budaya Nasional Bangsa Indonesia.[1]
(Manasai - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
2. Bagaimana pemikiran KHDdapat dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai luhur kearifan
budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu
sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteskslokal sosial budaya di daerah Anda?
Terdapat nilai nilai tersirat (Belom Bahadat)[a] yang dipresentasikan pada tarian ini
diantaranya nilai pendidikan karakter seperti : religius, jujur, toleransi, kreatif, mandiri,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, cinta tanah air, gotong royong, dan tanggung jawab
konsepsi ini juga diuraikan dalam falsafah "Budaya Betang" yang terdiri dari 4 pilar yaitu
yang pertama orang Dayak hidup jujur dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kedua orang Dayak hidup dalam kesetaraan, ketiga orang Dayak hidup dalam
kebersamaan, yang terakhir orang Dayak itu Abdi Hukum.[3]
(Manasai - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid di kelas atau sekolah
anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda yang dapat diterapkan!
BERKEBINEKAAN GLOBAL :
Pelajar Indonesia mempertahankan kebudayaan luhur, lokalitas, dan identitasnya, dan tetap berpikiran
terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain. Perilaku pelajar Pancasila ini menumbuhkan rasa
saling menghargai dan memungkinkan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan
dengan budaya luhur bangsa.
Elemen kunci berkebinekaan global adalah mengenal dan menghargai budaya, kemampuan
komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap
pengalaman kebinekaan.

Pertanyaan dari
Ibu Novita : Manfaat lain dari mengajarkan tarian
Jawaban Ibu Diana : kita harus bangga dengan budaya warisan daerah kita sendiri.
Manfaatnya anak anak bisa berperilaku lebih baik lagi atau dapat mempperbaiki karakter anak.
Bagus sekali untuk melestarikan tari manasai dan diterapkan misalnya setiap

Anda mungkin juga menyukai