Kantin Kejujuran
Kantin Kejujuran
Peran :
Aktivitas pagi di rumah Ibu aminah berjalan seperti biasa namun penyakit yang
diderita semakin lama semakin parah bahkan untuk masak pagi saja ibu Adi tidak sanggup.
Ketika hendak memanggil Adi untuk sekolah tiba-tiba….
Adi : Ibu... (teriak Adi dari belakang melihat ibu sudah bersandar di dinding )
Adi : Ibu jangan paksakan diri, hari ini tak mengapa Adi tidak makan
Adi pergi dengan perut kosong ke sekolah, Adi tergolong anak yang disiplin karena
dari kecil Ibunya selalu mengajarkan hal itu bersama ayahnya. Adi pun sampai di sekolah
bersamaan dengan Ojan teman yang tau bagaimana kehidupan Adi secara menyeluruh. Adi
yang tak makan pagi memegang perutnya dengan pakaian lusuh miliknya
Adi : Baru kali ini aku tidak makan pagi, ibu juga sedang sakit. Perutku sakit sekali.
Benar apa yang dikatakan ibu, hari ini aku tidak konsentrasi belajar. Kenapa hidup
begitu tidak adil menimpaku.
Keadaan terjadi sampai beberapa hari, di kesempatan lain Adi menemani Ojan ketika
sedang istirahat. Mereka pergi ke Kantin kejujuran membeli makanan untuk Ojan. Saat
sedang ramai pembeli tak sengaja Adi memerhatikan Dodi, Tono dan Edo menyelipkan
makanan dan tidak membayar uang setelah membeli, hal ini berulang setiap Adi menemani
Ojan ke kantin
Tono : Bos, mantap banget hari ini pas banget lagi laper
Semua sudah tak asing dengan tiga anak yang sudah dianggap saat brutal dan sulit
diberita tau. Dodi merupakan kepala geng yang sangat jahil dan suka bolos sekolah. Tono
anak yang mudah dipengaruhi serta penakut dan Edo anak yang sering buat kegaduhan dan
paling pintar ngolah guru. Adi terus memperhatikan gerak gerik mencurgai mereka namun
ketika hendak menegur bel tanda masuk telah terdengar.
Pagi berganti terus, keadaan Adi semakin tidak terkendali sampai dititik uang sangat
diperlukan untuk pengobatan sang Ibunda. Dia teringat uang di kantin kejujuran. Sampai di
kantin Adi mencoba mengambil uang dan jajan milik sekolah. Ojan mengikuti Adi tanpa
diketahui olehnya. Melihat gerakan ragu yang dilakukan oleh Adi sepertinya ada kontradiksi
antara syaitan dan malaikat di sana antara ambil dan tidak.
Syaitan : Udah Adi, ambil aja lagi butuhkan sayang ibu kamu sakit-sakitan terus
Malaikat : Jangan Adi, ingat pesan Almarhum Ayah kamu jangan ambil hak orang
lain.
Asutan kembali terjadi, langkah Adi semakin mendekat kepada uang yang ada di atas
meja dengan keadaan sepi KESEMPATAN BAGUS!! Untuk mengambil uang yang ada di
sana. Tatkala tangan meraih tempat uang itu Adi sontak mengingat pesan ibunya ketika pergi
sekolah.
Adi : (Dalam hati) apa yang aku lakukan, kenapa senekat ini, bagaimana kalau ibu tau
dan sekolah tau. Mau ditaruh di mana wajah aku ini.TIDAK TIDAK aku TIDAK boleh
melakukan ini. Astaqfirullah maafkan aku ya Allah.
Adi kemudian meninggal kantin kejujuran dengan sedikit meneteskan air mata
menuju taman di sekitar sekolahnya. Ojan terus melihat pergerakan Adi dan ketika Adi
sedang duduk dengan posisi kepala ada di lutut. Ojan lantas menghampiri Adi dengan
perlahan.
Adi : tidak apa-apa Jan hanya menenangkan diri saja (sambal menghapus air mata
yang jatuh tanpa sengaja)
Ojan : Aku tadi melihatmu di kantin, apa yang sedang kau lakukan?
Adi : APA!!
Adi : maafkan aku Jan, jangan lapor aku ke kantor aku hamper khilaf tapi aku tidak
mengambil apapun percayalah.
Ojan : aku percaya padamu, Nah ini ada makanan untuk mu dan sedikit uang.
Adi : HAAAAAAA
Ojan : Aku tau keadaan kamu Adi, ambillah semoga bisa membantu. Jangan pernah
lakukan itu lagi yaaa.
Kadang yang membuat kita kuat adalah orang-orang terdekat dan juga keluarga.
Terhimpit ekonomi bukan membuat langkah kita terhenti masih banyak hal yang kita
lakukan. Perbuatan Dodi, Tono dan Edo tidak patut di contoh meski mereka pada dasarnya
mampu perilaku mencuri adalah perilaku tidak terpuji. Sedangkan Adi meskipun melihat
contoh yang buruk penanaman nilai yang baik sejak kecil mampu menahan diri untuk tidak
melakukan berbuatan yang menjadi benih timbulnya sikap korupsi sejak dini.