Anda di halaman 1dari 16

INSTRUMENTASI

TUGAS KELOMPOK

ELEMEN PENGUKURAN

Dosen Pengampu:
Heny K, ST, MT

Disusun oleh:

Rizqia Arlina Fandra (21030115060078)


Latif Usman (21030115060080)
Sergius Mariam A R (21030115060081)
Kholidatus Sa’diyah (21030115060082)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
S E M AR AN G
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan Makalah dengan judul Elemen Pengukuran.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Instrumetasi dan juga
menambah pengetahuan dalam materi dan juga tentang Elemen Pengukuran.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak untuk menyempurnakan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan khususnya para
pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang belum kita miliki.

Semarang, 7 November 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN 4

1 Latar Belakang 4
2 Rumusan Masalah 4
3 Tujuan 4
4 Manfaat 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5

1 Pengertian Instrumentasi 5
2 Sistem Pengukuran 5
3 Elemen Pengukuran 7
4 Kalibrasi 10
5 Aplikasi Elemen Pengukuran 11

BAB III. PENUTUP

1 Kesimpulan 15
2 Saran 16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan
pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks. Instrumentasi bisa berarti
alat untuk menghasilkan efek suara, seperti pada instrumen musik misalnya, namun secara umum
instrumentasi mempunyai 3 fungsi utamayaitu, sebagai alat pengukuransebagai alat analisis,
dansebagai alat kendali.
Instrumentasi sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi pengukuran permukaan,
instrumentasi pengukuran suhu, instrumentasi pengukuran tekanan, instrumentasi pengukuran
laju alir. Contoh dari instrumentasi sebagai alat analisis banyak dijumpai di
bidang kimia dan kedokteran, sementara contoh yang lain : instrumentasi sebagai alat kendali
banyak ditemukan dalam bidang elektronika, industri dan pabrik-pabrik.
Sistem pengukuran, analisis dan kendali dalam instrumentasi ini bisa dilakukan secara
manual (hasilnya dibaca dan ditulis tangan), tetapi bisa juga dilakukan secara otomatis dengan
menggunakan komputer (sirkuit elektronik).Untuk jenis yang kedua ini, instrumentasi tidak bisa
dipisahkan dengan bidang elektronika dan instrumentasi itu sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah
ini adalah :
1.2.1 Apakah pengertian Instrumentasi?
1.2.2 Apakah yang dimaksud dengan Sistem Pengukuran pada Instrumentasi?
1.2.3 Apakah yang dimaksud Elemen Pengukuran pada Instrumentasi?
1.2.4 Apakah yang dimaksud Kalibrasi?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui pengertian instrumentasi
1.3.2 Mengetahui Sistem Pengukuran pada Instrumentasi
1.3.3 Mengetahui Elemen Pengukuran pada Instrumentasi
1.3.4 Mengetahui Kalibrasi

1.4 MANFAAT
Diharapkan dapat menambah pengetahuan kita tentang Elemen Pengukuran pada
Instrumentasi.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN INSTRUMENTASI


Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan
pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks. Instrumentasi bisa berarti
alat untuk menghasilkan efek suara, seperti pada instrumen musik misalnya, namun secara umum
instrumentasi mempunyai 3 fungsi utama:
 sebagai alat pengukuran
 sebagai alat analisis, dan
 sebagai alat kendali.

Instrumentasi sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi pengukuran permukaan,


instrumentasi pengukuran suhu, instrumentasi pengukuran tekanan, instrumentasi pengukuran
laju alir. Contoh dari instrumentasi sebagai alat analisis banyak dijumpai di
bidang kimia dan kedokteran, sementara contoh yang lain : instrumentasi sebagai alat kendali
banyak ditemukan dalam bidang elektronika, industri dan pabrik-pabrik.
Sistem pengukuran, analisis dan kendali dalam instrumentasi ini bisa dilakukan
secara manual (hasilnya dibaca dan ditulis tangan), tetapi bisa juga dilakukan secara otomatis
dengan menggunakan komputer (sirkuit elektronik).Untuk jenis yang kedua ini, instrumentasi
tidak bisa dipisahkan dengan bidang elektronika dan instrumentasi itu sendiri.

2.2 SISTEM PENGUKURAN


Sistem pengukuran gampangnya bisa dibilang sebagai sistem instrumentasi yang secara
khusus ditujukan untuk melakukan pengukuran.Dengan demikian, maka elemen-elemen yang
menyusun sistem pengukuran merupakan elemen-elemen yang biasa kita jumpai pada sistem
instrumentasi seperti pada umumnya.sebelum membahas mengenai elemen-elemen dasar sistem
dan terminologi, terlebih dahulu harus mengerti apa yang dimaksud dengan “sistem”.
Secara umum, pengertian sistem dijelaskan pada gambar berikut.

5
Secara umum sistem didefinisikan sebagai susunan beberapa bagian dalam suatu
batasan-batasan tertentu yang bekerja bersama-sama untuk menghasilkan suatu keluaran dari
masukan-masukan yang diberikan. Batasan-batasan tersebut memisahkan sistem dari lingkungan
dan sistem akan berinteraksi dengan lingkungan melalui sinyal-sinyal yang bergerak melewati
batas-batas tersebut baik dari lingkungan menuju sistem maupun sebaliknya.

Sistem instrumentasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran memiliki masukan


berupa nilai sebenarnya dari variabel yang sedang diukur, dan keluaran berupa nilai variabel
yang terukur seperti gambar berikut.

Sebagai contoh, termometer dapat digunakan untuk memberikan nilai numerik dari
temperatur pada sebuah cairan.Namun harus dipahami karena berbagai alasan, nilai numerik ini
mungkin tidak merepresentasikan nilai variael yang sebenarnya. Jadi dalam kasus ini sangat
mungkin terjadi eror dalam pengukuran misalnya disebabkan oleh keterbatasan akurasi dalam
kalibrasi skala, eror pembacaan karena pembacaannya jatuh diantara dua tanda skala, atau
mungkin juga eror yang muncul karena pencelupan termometer dari cairan dingin ke cairan
panas, yang menyebabkan terjadinya penurunan temperatur cairan pada cairan panas, sehingga
temperatur yang sedang diukur pun berubah.
Dari fenomena-fenomena seperti ini lah, maka muncul istilah-istilah atau terminologi
yang menggambarkan unjuk kerja (performansi) pada suatu sistem pengukuran dan elemen-
elemen fungsionalnya seperti akurasi, eror, jangkauan (range), presisi, repeatability
, reproduksibilitas, sensitivitas, dan stabilitas yang nantinya akan mempengaruhi karakteristik
dinamik suatu sistem pengukuran.
Akurasi (accuracy)adalahKemampuan suatu alat atau sistem untuk
menanggapi nilai nyatavariabel yang diukur di bawah kondisi
reference.Dalam praktiknya, akurasi dinyatakan dalam batas error (limitof
error) dari alat ukur atau sistem di bawah kondisi operasitertentu yang
mungkin sudah/belum ditentukan.
Presisi (precision) adalah Derajat kebenaran (degree of exactness)
dari sebuah istrumen.Contoh: sebuah resistor mempunyai nilai tahanan
(nyata) 1592154 ΩJika diukur denganmultimeter, terbaca 1,5 MΩ. Pengamat
tidak dapatmembaca nilai yang sesungguhnya (pada skala).Meskipun tidak

6
adakesalahan pembacaan, namun kesalahan atau error muncul akibat
dariskala bacaan (disebut precision error).
ReproducibilityadalahKedekatan hasil pengukuran output yang
dilakukan berulang-ulang,dengan input dan kondisi operasi yang sama dalam
periode waktutertentu.Perfect Reproducibility: instrumen tidak
mempunyai drift (kalibrasinyatidak bergeser dalam periode waktu panjang:
minggu, bulan, tahun).
Sensitivityadalah Perbandingan (ratio) dari perubahan output
terhadap perubahan input,pada kondisi tunak.

2.3 ELEMEN PENGUKURAN


Sistem instrumentasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran terdiri dari
beberapa elemen-elemen yang digunakan untuk menjalankan beberapa fungsi tertentu. Elemen-
elemen fungsional ini adalah

2.3.1 Sensor
Sensor adalah elemen sistem yang secara efektif berhubungan dengan proses
dimana suatu variabel sedang diukur dan menghasilkan suatu keluaran dalam bentuk
tertentu tergantung pada variabel masukannya, dan dapat digunakan oleh bagian sistem
pengukuran yang lain untuk mengenali nilai variabel tersebut. sebagai contoh adalah
sensor termokopel yang memiliki masukan berupa temperatur serta keluaran berupa gaya
gerak listrik (GGL) yang kecil. GGL yang kecil ini oleh bagian sistem pengukuran yang
lain dapat diperkuat sehingga diperoleh pembacaan pada alat ukur.

2.3.2 Prosessor Sinyal


Prosesor sinyal merupakan elemen sistem instrumentasi yang akan mengambil
keluaran dari sensor dan mengubahnya menjadi suatu bentuk besaran yang cocok untuk
tampilan dan transmisi selanjutnya dalam beberapa sistem kontrol. Seperti pengondisi
sinyal (signal conditioner) merupakan salah satu bentuk prosesor sinyal.

Untuk contoh kasus termokopel seperti dijelaskan sebelumnya, elemen prosesor


sinyal ini dapat berupa penguat yang digunakan untuk meningkatkan besar GGL yang
dihasilkan sensor termokopel.

7
2.3.3 Penampil Data
Elemen terakhir pada sebuah sistem instrumentasi pengukuran adalah penampil
data.Elemen ini menampilkan nilai-nilai yang terukur dalam bentuk yang bisa dikenali
oleh pengamat, seperti melalui sebuah alat penampil (display), misalnya sebuah jarum
penunjuk (pointer) yang bergerak disepanjang skala suatu alat ukur. Selain ditampilkan,
sinyal tersebut juga dapat direkam, misalnya pada kertas perekam diagram atau pada
piringan magnetik, ataupun ditransmisikan ke beberapa sistem yang lain seperti sistem
kontrol/kendali.
Dengan menggabungkan ketiga elemen-elemen pembentuk sistem instrumentasi
pengukuran di atas, maka secara umum sistem pengukuran dapat digambarkan sebagai berikut :

PSE menerima energi dari media yang diukur dan menghasilkanoutput yang besarnya tergantung
dari kuantitas yang diukur.

8
VCE mengubah/mengkonversi output PSE menjadi variabel fisik,seperti tegangan (voltage),
jarak perpindahan (displacement)
VME memanipulasi sinyal var. fisik untuk menghasilkan sinyalinstrumen yang diinginkan.
DTE mengirim (transmit) data dari elemen satu ke elemen lain.
DPE menunjukkan hasil pengukuran
pointeryang bergerak di sepanjang skala ukurcatatan pena pada sebuah kertas).
(Hermawan.2008)

9
2.4 KALIBRASI
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM),
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan
oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan
nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.
Dengan kata lain, Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional
nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur
ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-
bahan acuan tersertifikasi.

2.4.1. Tujuan Kalibrasi


 Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai
ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional), melalui
rangkaian perbandingan yang tak terputus.
 Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu
instrument ukur.
 Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.
2.4.2. Manfaat Kalibrasi
 Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesefikasinya
 Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan
laboratorium dan produksi yang dimiliki.
 Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang
ditunjukkan oleh alat ukur.
2.4.3.Langkah-langkah penting dalam kalibrasi
1. Uji konstruksi instrumen dan tentukan semua input yang mungkin
2. Tentukan input yang akan diterapkan untuk kalibrasi instrument
3. Siapkan peralatan yang mengijinkan semua input bervariasi didalam rentang (range)
yang diperlukan
4. Dengan menjaga beberapa input konstan, variasikan input lain,catat outputnya, susun
hubungan (persamaan) input-output. (Hermawan. 2008)

2.5 Aplikasi Elemen Pengukuran

10
a. Differential Pressure

Differential pressure atau head flow measurement merupakan metoda pengukuran flow
yang paling populer saat ini untuk mengukur aliran fluida diindustri proses.
Kelebihan:
• Biaya pengadaannya awal: rendah - sedang
• Dapat digunakan di dalam cakupan luas (hampir semua phase fluida dan kondisi aliran).
• Strukturnya kokoh dan sederhana
Kekurangan:
• Rugi tekanan (pressure drop): sedang - tinggi
Differential pressure transmitter (transmitter perbedaan tekanan) yaitu mengukur
tekanan pada dua titik, membandingkan besarnya kedua tekanan tersebut lalu
menghasilkan output, teknik pengukuran yang banyak digunakan differential pressure
transmitter adalah technology strain gauge, kapasitansi dan vibrating wire atau
mechanical resonansi.

b. Orifice

Letak lubang penghalang konsentris dengan penampang pipa.

Orifice Plate(Sebuah plat lubang) adalah pelat tipis dengan lubang di tengah. Hal ini
biasanya ditempatkan dalam pipa aliran fluida di mana. Ketika cairan mencapai pelat orifice,
dengan lubang di tengah, cairan dipaksa untuk berkumpul untuk pergi melalui lubang kecil,
titik konvergensi maksimum sebenarnya terjadi tak lama hilir orifice fisik, pada titik kava
disebut contracta (lihat gambar sebelah kanan). Seperti tidak demikian, kecepatan dan

11
perubahan tekanan. Di luar contracta vena, cairan mengembang dan kecepatan dan tekanan
perubahan sekali lagi. Dengan mengukur perbedaan tekanan fluida antara bagian pipa
normal dan di vena contracta, tingkat aliran volumetrik dan massa dapat diperoleh dari
persamaan Bernoulli. (Goelanzsaw, 2013)

Bentuk fisik orifice yang ada dan sering digunakan seperti pada gambar berikut ini:

Perubahan kecepatan setelah melalui orifice plate tersebut berkaitan dengan perubahan
tekanan (differential pressure). Perubahan tekanan ini yang kemudian diukur (di tapping)
dan kemudian diasosiakan dengan laju aliran. Dalam kaitannya dengan Orifice dan
pengukuran aliran, umumnya yang diukur adalah differential pressure. (Goelanzsaw, 2013)

Aplikasinya:
• Digunakan untuk mengukur volume gas, liquid dan steam dalam jumlah yang besar.
Kelebihan:
• Dapat digunakan pada berbagai ukuran pipa (range yang lebar).
• Ketelitian (accuracy) baik, jika plate dipasang dengan baik.
• Harga relative murah
Kekurangan:
• Rugi tekanan (pressure drop) relatif tinggi.
• Tidak dapat digunakan untuk mengukur laju aliran, karena cenderung terjadi
penyumbatan.

12
c. Parmeters Turbin Meter

Terminologi yang secara luas digunakan dalam aplikasi turbine meter, yaitu: Accuracy
Akuran ketelitian atau ketepatan alat ukur dalam memberikan hasil bacaan.Besaran ini
menunjukkan banyaknya penyimpangan yang terjadi pada sebuahalat ukur, atau system
pengukuran.

Gambar 3. Turbine Flow Meter

Turbine flow meter pada dasarnya menggunakan prinsip dari woltmann rotating vane
meter, dimana didalam flow meter terdapat vane atau turbine atau impeller yang akan
berputar saat fluid mengalir kedalam flow meter. Prinsip kerjanya adalah mengukur laju
aliran berdasarkan kecepatan putar turbine flow meter yang dilalui oleh alirannya.
Turbine flow meter bergerak bebas untuk berputar pada balingnya, dirotasikan oleh aliran
fluida yang memasuki flow meter dan menghasilkan listrik magnet yang ditimbulkan oleh
putaran bilah terhadap koil dimana besar frekuensinya sebanding dengan laju aliran

13
fluida, kemudian sinyal tersebut dikonversi menjadi sinyal digital (pulsa) yang digunakan
untuk input ke aliran komputer dan di display ke monitor. (Fauziah, 2013)

Kelebihan:
• Pressure drop : rendah.
• Sesuai untuk bi-directional flow
Kekurangan:
• Biaya pengadaan awal : tinggi
• Kemungkinan penyumbatan (clogging) terjadi dan sukar dibersihkan
• Ukuran secara keseluruhan besar (dibanding dengan flowmeter lain)
• Ukuran Line size yang tersedia : terbatas.
d. Flow Recorder
Peralatan flow recorder bisa dikatakan dengan sistem pengukuran 3 pens dan merupakan
alat ukur gas yang paling sederhana yang sering dijumpai di lapangan stasiun meter
sebagai ITT BARTON tipe 220 A/E. Cara kerjanya dimana ada aliran gas yang mengalir
di dalam pipa yang terdapat fasilitas orifis meter yang selanjutnya akan diukur beda
tekanan, tekanan dan temperatur alir gas dan akan dicatat oleh ketiga pen tersebut yang
terbentuk pada suatu grafik bundar (circle chart) secara terus menerus selama 24 jam.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan
pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks.Instrumentasi sebagai alat
pengukuran meliputi instrumentasi pengukuran permukaan, instrumentasi pengukuran suhu,
instrumentasi pengukuran tekanan, instrumentasi pengukuran laju alir.Sistem pengukuran,
analisis dan kendali dalam instrumentasi ini bisa dilakukan secara manual (hasilnya dibaca dan
ditulis tangan), tetapi bisa juga dilakukan secara otomatis dengan
menggunakan komputer (sirkuit elektronik).
Sistempengukuran dan elemen-elemen fungsionalnya
sepertiakurasi, eror, jangkauan (range), presisi, repeatability, reproduksibilitas, sensitivitas,dan
stabilitas yang nantinya akan mempengaruhi karakteristik dinamik suatu sistem pengukuran.
Sistem instrumentasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran terdiri dari beberapa
elemen-elemen yang digunakan untuk menjalankan beberapa fungsi tertentu.Elemen-elemen
fungsional ini adalahSensor, Prosessor Sinyal, dan Penampil Data.
Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur
ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-
bahan acuan tersertifikasi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hermawan, YD. 2008. Dasar-Dasar Instrumentasi Proses.


https://ydhermawan.files.wordpress.com/2008/11/02-dasar-dasar-instrumentasi-proses3.pdf
(diakses pada 17 September 2016)

Fauziah. 2013. Turbine Flow Meter.


https://www.scribd.com/doc/146817731/Turbine-Flow-Meter (diakses
pada 30 Oktober 2016)

Goelanzsaw. 2013. Plate Orifice.


http://goelanzsaw.blogspot.co.id/2013/02/plate-orifice.html (diakses
pada 30 Oktober 2016)

16

Anda mungkin juga menyukai