Deklarasi Djuanda
Disusun Oleh :
Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini bertopikkan
“Lahirnya Deklarasi Djuanda 1957 Memperkokoh Keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia ”. Makalah ini disusun agar dapat memberi pengetahuan bagi pembaca dan terutama
bagi saya sendiri.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu perlu bagi saya
kritik dan saran yang bersifat konstruktif. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
serta bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
B. Saran ............................................................................................................ 14
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa, yaitu wawas (mawas) yang artinya melihat,
memandang. Jadi kata wawasan dapat di artikan sebagai cara melihat atau cara
memandang.
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah
kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah
negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember
1957.Deklarasi Djuanda adalah pernyataan kepada dunia, bahwa laut Indonesia adalah
termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia, menjadi satu kesatuan
wilayah NKRI. Deklarasi itu dicetuskan pada 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri
Indonesia waktu itu, Djuanda Kartawidjaja.
B. Rumusan Masalah
Pada penjabaran latar belakang diatas, maka saya mencoba membuat beberapa
perumusan analisis permasalahan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dibawah ini :
1. Pengertian Wawasan Nusantara?
2. Apa yang melatarbelakangi lahirnya Deklarasi Djuanda 1957?
3. Apa saja tujuan, manfaat beserta keuntungan dari Deklarasi Djuanda bagi bangsa
Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Kata wawasan berasal dari kata “wawas” ( bahasa Jawa ) yang berarti melihat atau
memandang. Jika ditambah dengan akhiran –an maka secara harfiah berarti cara
penglihatan, cara tinjau, cara pandang. Nusantara adalah sebuah kata majemuk yang
diambil dari bahasa Jawa Kuno yakni nusa yang berarti pulau, dan antara artinya lain.
Berdasarkan teori-teori tentang wawasan, latar belakang falsafah Pancasila, latar
belakang pemikiran aspek kewilayahan, aspek sosial budaya dan aspek kesejarahan,
terbentuklah satu wawasan nasional Indonesia yang disebut dengan Wawasan Nusantara.
Berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN, Wawasan Nusantara
yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan
UUD 1945adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam menyelengarakan kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional.
Sebagai bangsa yang majemuk yang telah menegara, bangsa Indonesia dalam membina
dan membangun atau menyelenggarakan kehidupan nasionalnya, baik pada aspek politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan rakyat semestanya, selalu
mengutamakanpersatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah. Untuk itu
pembinaan dan dan penyelenmggaraan tata kehidupan bangsa dan negaraIndonesia
disususn atas dasara hubungan timbal balik antara falsafah, cita-cita dan tujuan nasional,
serta kondisi social budaya dan pengalaman sejarah yang menumbuhkan kesadaran
tentangkemajemukan dan kebhinekaannyadengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
nasional.Gagasan untuk menjamin persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan tersebut
dikenal dengan Wasantara, singkatan dari Wawasan Nusantara.
Bangsa Indonesia menyadari bahwa bumi, air, dan dirgantara di atasnya serta kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat. Karena itu, dengan konsep wawasan nusantara
bangsa Indonesia bertekad mendayagunakan seluruh kekayan alam, sumber daya serta
seluruh potensi nasionalnya berdasarkan kebijaksanaan yang terpadu, seimbang, serasi
dan selaras untuk mewujudkan kesejahteraan dan keamanan segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah dengan tetap memperhatikan kepentingan daerah penghasil secara
proporsional dalam keadilan.
Untuk itulah, mengapa Wawasan Nusantara perlu. Ini karena Wawasan Nusantara
mempunyai fungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam
menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara
Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain fungsi, Wawasan Nusantara
bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat
Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan
individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah. Hal tersebut bukan berarti
menghilangkan kepentingan-kepentingan individu . kelompok, golongan, suku bangsa
atau daerah. Kepentingan-kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui dan dipenuhi,
selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional.
Sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia, wawasan Nusantara harus
dijadikan arahan, pedoman, acuan dan tuntunan bagi setiap individu bangsa Indonesia
dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Karena itu, implementasi atau penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin
pada pola piker, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan
bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.daripada kepentingan pribadi atau
kelompok sendiri.
1. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim
penyelenggaraan Negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut nampak dalam wujud
pemerintahan yang kuat, aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan
kedaulatan rakyat.
2. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan
tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil. Di samping itu, mencerminkan
tanggungjawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan
masyarakat antardaerah secara timbale balik serta kelestarian sumber daya alam itu
sendiri.
3. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan social budaya akan
menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan menghormati
segala bentuk perbedaan atau kebhinekaan sebagai kenyataan hidup sekaligus sebagai
karunia Sang Pencipta. Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat
dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membeda-bedakan suku, asal-usul daerah,
agama atau kepercayaan, serta golongan berdasarkan status sosialnya.
4. Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan hankam akan menumbuh-
kembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk
sikap bela negara pada setiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah
air dan bangsa serta bela negara ini akan menjadi modal utama yang akan menggerakkan
partsisipasi setiap warga negara Indonesia dalam menanggapi setiap bentuk ancaman,
seberapapun kecilnya dan darimanapun datangnya atau setiap gejala yang
membahayakan keselamatan bangsa daqn kedaulatan Negara.
Dalam pembinaan seluruh aspek kehidupan nasional, Wawasan Nusantara harus menjadi
nilai yang menjiwai segenap peraturan perundang-undangan yang berlaku pada setiap
strata di seluruh wilayah negara. Di samping itu, Wawasan Nusantara dapat
diimplementasikan ke dalam segenap pranata sosial yang berlaku di masyarakat dalam
nuansa kebhinekaan sehingga mendinamiskan kehidupan social yang akrab, peduli,
toleran, hormat dan taat hukum. Semua itu menggambarkan sikap, paham, dan semangat
kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi sebagai identitas atau jati diri bangsa
Indonesia.
Jadi,Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia diri dan
lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Perairan Indonesia merupakan perairan yang memiliki banyak potensi. Potensi itu
terlihat dengan jelas melalui banyak sumber daya yang beraneka ragam dalam
perairannya. Seiring perkembangan dalam sejarah Indoneisa, perairan Indonesia menjadi
salah satu hal yang sangat vital dalam berbagai kegiatan. Berbagai kegiatan itu berupa
kegiatan perdagangan, transportasi, mata pencaharian, hiburan, dan sebagainya. Dari
berbagai kegiatan tersebut, terciptalah potensi-potensi yang istimewa. Potensi-potensi ini
mempengaruhi bangsa lain sehingga ada keinginan dari mereka untuk menguasai daerah
kedaulatan.
Dalam wilayah kedaulatan yang dimiliki Indonesia, terutama untuk perairan, tentu
hal ini menjadi sesuatu yang penting. Kita mengetahui bahwa bangsa Indonesia dijajah
oleh Belanda dengan waktu yang tidak sebentar. Selama penjajahan tersebut, banyak
sekali pergolakan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh pergerakan mulai dari organisasi
hingga pemberontakan yang melimpahkan tumpah darah rakyat Indonesia. Pemerintah
Belanda yang pada akhirnya tergantikan oleh pemerintah Jepang harus menelan pil pahit
bahwa kekuasaan berganti. Namun, tokoh-tokoh pergerakan tetap melawan adanya
imperialisme tersebut dengan cara berjuang baik secara diplomasi maupun aksi kolektif
terhadap pemerintah. Ketika rakyat merebut kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, masih
ada perlawanan terhadap para penjajah. Belanda masih ingin merebut wilayah kedaulatan
Indonesia dengan strategi-strategi yang mereka gunakan karena masih merasa wilayah
Indonesia masih dikuasai Belanda. Hal ini menuntut rakyat Indonesia untuk melawan
dalam bentuk diplomasi dan aksi secara fisik. Perjuangan tersebut terus berlangsung
hingga terjadinya perebutan wilayah Irian Barat. Perebutan Irian Barat antara Indonesia
dangan Belanda membuat hubungan antara kedua negara tersebut menjadi renggang,
bahkan putus. Oleh karena itu, Indonesia harus mempertahankan wilayah dan kedaulatan
negara demi terwujudnya Indonesia yang bebas dari penjajah.
Indonesia mendapatkan ancaman dari dalam dan luar. Ancaman dari dalam adalah
ancaman berupa pemberontakan-pemberontakan. Pemberontakan-pemberontakan
tersebut bersifat sparatis. Ancaman dari luar adalah sengketa antara Belanda dengan
Indonesia tentang Irian Jaya. Hal ini sungguh membuat prihatin Indonesia dalam situasi
dan kondisinya. Belum lagi, suasana perang dingin antara AS dan US yang pada saat itu
sedang marak mempengaruhi jalannya deklarasi tersebut. AS menolak deklarasi,
sedangkan US mendukungnya.
C. Deklarasi Djuanda
Melihat kondisi geografis Indonesia yang unik, banyaknya wilayah laut dibanding
darat, menyadarkan pemerintah bahwa persoalan wilayah laut merupakan faktor penting
bagi kedaulatan negara. Mochtar Kusumaatmadja, saat itu menjadi salah satu tim
penyusun RUU Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim, bahwa tim tersebut telah
berhasil menyusun lebar laut teritorial seluas 12 mil sesuai dengan perkembangan yang
terjadi dalam hukum internasional. Kemudian Chaerul Saleh (Menteri Veteran)
mendatangi beliau dan tidak setuju dengan usulan tim penyusun. Alasannya adalah jika
aturan diterapkan maka terdapat laut bebas antara pulau-pulau di Indonesia sehingga
kapal-kapal asing bisa bebas keluar masuk. Hal tersebut jelas dapat “mengganggu”
kedaulatan Indonesia yang masih berumur muda. Saran dari Chaerul Saleh adalah untuk
menutup perairan dalam (Laut Jawa) sehingga tidak ada kategori laut bebas didalamnya.
Mochtar lantas menjawab tidak mungkin karena tidak sesuai dengan hukum internasional
saat itu dan berjanji untuk mendiskusikanya dengan tim.
Hari Jumat 13 Desember 1957, tim RUU Laut Teritorial menghadap kepada perdana
menteri Djuanda. Beliau meminta untuk dijelaskan perihal hasil rancangan tim. Mochtar
Kusumaatmadja sebagai ahli hukum internasional (hukum laut) tampil ke depan untuk
menjelaskan. Fakta di atas memunculkan tiga aktor penting hingga dikeluarkanya
Deklarasi Djuanda, yaitu; Djuanda, Mochtar Kusumaatmadja dan Chaerul Saleh. Satu hal
yang pasti ialah deklarasi Djuanda merupakan keputusan Djuanda karena posisi dia saat
itu sebagai pengambil kebijakan.
Deklarasi itu mendapat tentangan dari beberapa negara, namun pemerintah Indonesia
meresmikan deklarasi itu menjadi UU No. 4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia.
Wilayah Negara RI yang semula luasnya 2.027.087 km2 (daratan) bertambah luas lebih
kurang menjadi 5.193.250 km2 (terdiri atas daratan dan lautan). Ini berarti bertambah
kira-kira 3.106.163 km2 atau kita-kira 145%.Manfaat dari Deklarasi Djuanda ini
berlanjut kepada bertambah besarnya perairan laut Indonesia,disamping itu juga perairan
laut indonesia yang kaya akan hasil laut menjadikan negara Indonesia sebagai negara
yang kaya akan hasil laut.Sesuai data Konferensi Hukum Laut yang baru telah
ditandatangani oleh 130 negara dalam UNCLOS III (Konferensi Hukum Laut) di teluk
Montenegro, Kingston, Jamaica, pada tanggal 6 - 10 Desember 1982, yang memutuskan
beberapa ketentuan untuk wilayah kelautan di Indonesia:
1. Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat.
2. Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan azas negara Kepulauan.
3. Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan
keselamatan NKRI.
Selama 25 tahun yang secara resmi Negara Indonesia mendapat pengakuan resmi dari
Internasional.Pengakuan resmi asas Negara Kepulauan ini merupakan hal yang penting
dalam rangka mewujudkan satu kesatuan wilayah sesuai dengan Deklarasi Djuanda 13
Desember 1957, dan Wawasan Nusantara yang menjadi dasar perwujudan bagi kepulauan
Indonesia sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan. Kemudian, setelah Indonesia meratifikasi Konvensi PBB tentang Hukum Laut
III (UNCLOS III) tahun 1982 melalui UU Nomor 17 tahun 1985, PBB resmi mengakui
Indonesia sebagai negara kepulauan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kita dapat simpulkan Secara umum bahwa Wawasan
Nusantara adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertiannya yaitu cara pandang
yang menyeluruh terhadap bangsa Indonesia.
Tujuan dari wawasan nusantara tersebut yaitu mewujudkan nasioanalisme yang tinggi
disegala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan
nasioanal dari pada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah
(kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah tetap dihargai
selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan masyarakat
banyak.
Seperti halnya Deklarasi Djuanda yang mencirikan atas wawasan nasional bangsa
Indonesia terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan juga
memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan terhadap bangsa Indonesia.Tepat pada 13
Desember diperingati Hari Nusantara.
B. Saran
Agar tercapainya tujuan negara Indonesia sangat perlu dan penting sekali bagi kita
seluruh rakyat indonesia untuk mengetahui,menjaga dan melindungi segenap wilayah dan
lingkungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Disamping itu agar terciptanya rasa
persatuan dan kesatuan wilayah dan juga agar terselenggaranya kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Daftar Pustaka
Tri, Sulistyono, Singgih. 2008. Konsep Batas Wilayah Negara di Nusantara: Kajian Historis.
http://senandikahukum.wordpress.com