Guru Pembimbing
Disusun Oleh :
Disetujui oleh,
Pembimbing
Lilik Hartanti S. Pd
DAFTAR ISI
Halaman
A. Kesimpulan ............................................................................................ 14
B. Saran ............................................................................................... ..14
C. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa, yaitu wawas (mawas) yang artinya melihat,
memandang. Jadi kata wawasan dapat di artikan sebagai cara melihat atau cara
memandang.
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah
kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah
negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember
1957.Deklarasi Djuanda adalah pernyataan kepada dunia, bahwa laut Indonesia
adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia, menjadi
satu kesatuan wilayah NKRI. Deklarasi itu dicetuskan pada 13 Desember 1957 oleh
Perdana Menteri Indonesia waktu itu, Djuanda Kartawidjaja.
B. RUMUSAN MASALAH
Pada penjabaran latar belakang diatas, maka saya mencoba membuat beberapa
perumusan analisis permasalahan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dibawah
ini :
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wawasan Nusantara
Kata wawasan berasal dari kata “wawas” ( bahasa Jawa ) yang berarti melihat
atau memandang. Jika ditambah dengan akhiran –an maka secara harfiah berarti
cara penglihatan, cara tinjau, cara pandang. Nusantara adalah sebuah kata majemuk
yang diambil dari bahasa Jawa Kuno yakni nusa yang berarti pulau, dan antara
artinya lain.
Berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN, Wawasan
Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan
berdasarkan UUD 1945adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam menyelengarakan kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Sebagai bangsa yang majemuk yang telah menegara, bangsa Indonesia dalam
membina dan membangun atau menyelenggarakan kehidupan nasionalnya, baik
pada aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan rakyat
semestanya, selalu mengutamakanpersatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah. Untuk itu pembinaan dan dan penyelenmggaraan tata kehidupan bangsa
dan negaraIndonesia disususn atas dasara hubungan timbal balik antara falsafah,
cita-cita dan tujuan nasional, serta kondisi social budaya dan pengalaman sejarah
yang menumbuhkan kesadaran tentangkemajemukan dan kebhinekaannyadengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional.Gagasan untuk menjamin
persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan tersebut dikenal dengan Wasantara,
singkatan dari Wawasan Nusantara.
Bangsa Indonesia menyadari bahwa bumi, air, dan dirgantara di atasnya serta
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Karena itu, dengan konsep wawasan
nusantara bangsa Indonesia bertekad mendayagunakan seluruh kekayan alam,
sumber daya serta seluruh potensi nasionalnya berdasarkan kebijaksanaan yang
terpadu, seimbang, serasi dan selaras untuk mewujudkan kesejahteraan dan
keamanan segenap bangsa dan seluruh tumpah darah dengan tetap memperhatikan
kepentingan daerah penghasil secara proporsional dalam keadilan.
Untuk itulah, mengapa Wawasan Nusantara perlu. Ini karena Wawasan Nusantara
mempunyai fungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam
menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi
penyelenggara Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain fungsi,
Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala
aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional
daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah. Hal
tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan-kepentingan individu .
kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah. Kepentingan-kepentingan tersebut
tetap dihormati, diakui dan dipenuhi, selama tidak bertentangan dengan
kepentingan nasional.
Sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia, wawasan Nusantara harus
dijadikan arahan, pedoman, acuan dan tuntunan bagi setiap individu bangsa
Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu, implementasi atau penerapan Wawasan
Nusantara harus tercermin pada pola piker, pola sikap dan pola tindak yang
senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.daripada kepentingan pribadi atau kelompok sendiri.
Jadi,Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia diri
dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Perairan Indonesia merupakan perairan yang memiliki banyak potensi. Potensi itu
terlihat dengan jelas melalui banyak sumber daya yang beraneka ragam dalam
perairannya. Seiring perkembangan dalam sejarah Indoneisa, perairan Indonesia
menjadi salah satu hal yang sangat vital dalam berbagai kegiatan. Berbagai kegiatan
itu berupa kegiatan perdagangan, transportasi, mata pencaharian, hiburan, dan
sebagainya. Dari berbagai kegiatan tersebut, terciptalah potensi-potensi yang
istimewa. Potensi-potensi ini mempengaruhi bangsa lain sehingga ada keinginan
dari mereka untuk menguasai daerah kedaulatan.
Indonesia mendapatkan ancaman dari dalam dan luar.[1] Ancaman dari dalam
adalah ancaman berupa pemberontakan-pemberontakan. Pemberontakan-
pemberontakan tersebut bersifat sparatis. Ancaman dari luar adalah sengketa antara
Belanda dengan Indonesia tentang Irian Jaya. Hal ini sungguh membuat prihatin
Indonesia dalam situasi dan kondisinya. Belum lagi, suasana perang dingin antara AS
dan US yang pada saat itu sedang marak mempengaruhi jalannya deklarasi tersebut.
AS menolak deklarasi, sedangkan US mendukungnya.
"Melihat kondisi geografis Indonesia yang unik, banyaknya wilayah laut dibanding darat,
menyadarkan pemerintah bahwa persoalan wilayah laut merupakan faktor penting bagi
kedaulatan negara. Mochtar Kusumaatmadja, saat itu menjadi salah satu tim penyusun RUU
Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim, bahwa tim tersebut telah berhasil menyusun lebar
laut teritorial seluas 12 mil sesuai dengan perkembangan yang terjadi dalam hukum
internasional. Kemudian Chaerul Saleh (Menteri Veteran) mendatangi beliau dan tidak
setuju dengan usulan tim penyusun. Alasannya adalah jika aturan diterapkan maka terdapat
laut bebas antara pulau-pulau di Indonesia sehingga kapal-kapal asing bisa bebas keluar
masuk. Hal tersebut jelas dapat “mengganggu” kedaulatan Indonesia yang masih berumur
muda. Saran dari Chaerul Saleh adalah untuk menutup perairan dalam (Laut Jawa) sehingga
tidak ada kategori laut bebas didalamnya. Mochtar lantas menjawab tidak mungkin karena
tidak sesuai dengan hukum internasional saat itu dan berjanji untuk mendiskusikanya
dengan tim.
Hari Jumat 13 Desember 1957, tim RUU Laut Teritorial menghadap kepada perdana menteri
Djuanda. Beliau meminta untuk dijelaskan perihal hasil rancangan tim. Mochtar
Kusumaatmadja sebagai ahli hukum internasional (hukum laut) tampil ke depan untuk
menjelaskan. Fakta di atas memunculkan tiga aktor penting hingga dikeluarkanya Deklarasi
Djuanda, yaitu; Djuanda, Mochtar Kusumaatmadja dan Chaerul Saleh. Satu hal yang pasti
ialah deklarasi Djuanda merupakan keputusan Djuanda karena posisi dia saat itu sebagai
pengambil kebijakan.
Untuk kesatuan bangsa, integritas wilayh, dan kesatuan ekonominya ditarik garis-
garis pngkal lurus yang menghubungkan titik-titik terluar dari kepulauan terluar.
Termasuk dasar laut dan tanah bawahnya maupun ruang udara di atasnya dengan
segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Jalur laut wilayah laut territorial selebar 12 mil diukur dari garis-garis lurusnya.
Hak lintas damai kapal asing melalui perairan nusantara (archipelagic water) dijamin
tidak merugikan kepentingan negara pantai, baik keamanan maupun ketertibannya.
D. Tujuan Dan Manfaat Deklarasi Juanda
Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan
bulat.
Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan azas negara
Kepulauan.
Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan
keselamatan NKRI.
Selama 25 tahun yang secara resmi Negara Indonesia mendapat pengakuan
resmi dari Internasional.Pengakuan resmi asas Negara Kepulauan ini merupakan
hal yang penting dalam rangka mewujudkan satu kesatuan wilayah sesuai
dengan Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957, dan Wawasan Nusantara yang
menjadi dasar perwujudan bagi kepulauan Indonesia sebagai satu kesatuan
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Kemudian, setelah
Indonesia meratifikasi Konvensi PBB tentang Hukum Laut III (UNCLOS III) tahun
1982 melalui UU Nomor 17 tahun 1985, PBB resmi mengakui Indonesia sebagai
negara kepulauan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kita dapat simpulkan Secara umum bahwa Wawasan
Nusantara adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertiannya yaitu cara
pandang yang menyeluruh terhadap bangsa Indonesia.
Tujuan dari wawasan nusantara tersebut yaitu mewujudkan nasioanalisme yang
tinggi disegala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan
kepentingan nasioanal dari pada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku
bangsa atau daerah (kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa
atau daerah tetap dihargai selama tidak bertentangan dengan kepentingan
nasional atau kepentingan masyarakat banyak.
Seperti halnya Deklarasi Djuanda yang mencirikan atas wawasan nasional bangsa
Indonesia terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan juga
memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan terhadap bangsa Indonesia.Tepat
pada 13 Desember diperingati Hari Nusantara.
B. Saran
Agar tercapainya tujuan negara Indonesia sangat perlu dan penting sekali
bagi kita seluruh rakyat indonesia untuk mengetahui,menjaga dan melindungi
segenap wilayah dan lingkungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Disamping
itu agar terciptanya rasa persatuan dan kesatuan wilayah dan juga agar
terselenggaranya kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional.
Daftar Pustaka
Tri, Sulistyono, Singgih. 2008. Konsep Batas Wilayah Negara di Nusantara: Kajian
Historis.
http://senandikahukum.wordpress.com