Anda di halaman 1dari 18

DEKLARASI JUANDA

Guru Pembimbing

Dra. Lilik Hartini

Disusun Oleh :

1. Ade Irma Trisuryani (02)


2. Arinda Mahardika A.(06)
3. Fitri Nur Alamsyah (14)
4. Kurnia Bagus Teguh P. (16)
5. Syarifatu Lailata M (31)
XII-MIPA 1

SMA NEGERI 1 PORONG


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puja dan puji marilah kita senantiasa atas limpahan
rahmat dan nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Sejarah
yang diberikan kepada kami. Sholawat bersamaan dengan salam juga kami
haturkan kepada baginda nabi kita Muhammad SAW, semoga orang tua kita,
guru-guru kita, keluarga kita, dan teman terdekat kita, kelak mendapat
syafaat Beliau di Yaumil Mahysar Aamiin ya Rabbal Alamin.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada guru pembimbing kami bu Lilik Hartini yang telah memberikan tugas
ini terhadap kami. Kami juga ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang
turut membantu dalam penyusunan tugas ini mulai dari awal hingga selesai.
Tugas yang kami susun ini jauh dari kata sempurna, dan ini merupakan
langkah yang baik dari pembelajaran yang sesungguhnya. Oleh karena itu,
keterbatasan waktu dan kesempurnaan kami, maka kami berharap semoga
dapat berguna bagi semua. Kami mohon maaf apabila terdapat kekurangan
maupun kesalahan kata, kami juga mohon saran & kritik dari teman-teman
maupun guru pembimbing mapel Sejarah kami, demi tercapainya makalah
yang sempurna.
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah yang berjudul DEKLARASI JUANDA telah disahkan dan disetujui pada
Hari : Jumat
Tanggal : 10 Februari 2023

Disetujui oleh,
Pembimbing

Lilik Hartanti S. Pd
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... ........... ..i

KATA PENGANTAR.................................................................................. ........... ...ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ........... ...iii

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... ........... ...1

A. Latar Belakang ....................................................................................... .1


B.    Rumusan Masalah..................................................................... .......... 2
C. Tujuan
Penulisan ..................................................................................................3

BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................... ........... ..4

A. Pengertian Wawasan Nusantara ......................... .................................... 4


B.  Lahirnya Deklarasi Djuanda ......... ........... ..................................................7
C.   DeklarasiDjuanda ....................................................................................9
D. Tujuan dan Manfaat Deklarasi Djuanda ...............................................13

BAB III. PENUTUP ............................................................................................ 14

A.   Kesimpulan ............................................................................................ 14
B. Saran ............................................................................................... ..14
C. DAFTAR PUSTAKA  ............................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara keanekaragaman pendapat, kebudayaan


kesenian, kepercayaan, memerlukan suatu perekat agar bangsa yang bersangkutan
bersatu guna memelihara keutuhan negaranya. Suatu bangsa dalam
menyelenggarakan kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya,
kondisi sosial masyarakat, kebudayaan dan tradisi, kepercayaan, keadaan alam dan
wilayah serta pengalaman sejarah.

Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa, yaitu wawas (mawas) yang artinya melihat,
memandang. Jadi kata wawasan dapat di artikan sebagai cara melihat atau cara
memandang.

Kehidupan negara senantiasa dipengaruhi perkembangan lingkungan strategi


sehingga wawasan harus mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam
menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah
kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah
negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember
1957.Deklarasi Djuanda adalah pernyataan kepada dunia, bahwa laut Indonesia
adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia, menjadi
satu kesatuan wilayah NKRI. Deklarasi itu dicetuskan pada 13 Desember 1957 oleh
Perdana Menteri Indonesia waktu itu, Djuanda Kartawidjaja.

B. RUMUSAN MASALAH

Pada penjabaran latar belakang diatas, maka saya mencoba membuat beberapa
perumusan analisis permasalahan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dibawah
ini :

1. Pengertian Wawasan Nusantara?


2. Apa yang melatarbelakangi lahirnya Deklarasi Djuanda 1957?
3. Apa saja tujuan, manfaat beserta keuntungan dari Deklarasi Djuanda bagi
bangsa Indonesia?
C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk memperoleh gambaran bagaimana cara pandang bangsa Indonesia


terhadap wawasan nusantara.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari Deklarasi Djuanda terhadap
bangsa Indonesia.
3. Menambah wawasan dan pengetahuan bangsa Indonesia terhadap
pentingnya Wawasan Nusantara terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Wawasan Nusantara

Kata wawasan berasal dari kata “wawas” ( bahasa Jawa ) yang berarti melihat
atau memandang. Jika ditambah dengan akhiran –an maka secara harfiah berarti
cara penglihatan, cara tinjau, cara pandang. Nusantara adalah sebuah kata majemuk
yang diambil dari bahasa Jawa Kuno yakni nusa yang berarti pulau, dan antara
artinya lain.

Berdasarkan teori-teori tentang wawasan, latar belakang falsafah Pancasila, latar


belakang pemikiran aspek kewilayahan, aspek sosial budaya dan aspek kesejarahan,
terbentuklah satu wawasan nasional Indonesia yang disebut dengan Wawasan
Nusantara.

Berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN, Wawasan
Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan
berdasarkan UUD 1945adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam menyelengarakan kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

Sebagai bangsa yang majemuk yang telah menegara, bangsa Indonesia dalam
membina dan membangun atau menyelenggarakan kehidupan nasionalnya, baik
pada aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan rakyat
semestanya, selalu mengutamakanpersatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah. Untuk itu pembinaan dan dan penyelenmggaraan tata kehidupan bangsa
dan negaraIndonesia disususn atas dasara hubungan timbal balik antara falsafah,
cita-cita dan tujuan nasional, serta kondisi social budaya dan pengalaman sejarah
yang menumbuhkan kesadaran tentangkemajemukan dan kebhinekaannyadengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional.Gagasan untuk menjamin
persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan tersebut dikenal dengan Wasantara,
singkatan dari Wawasan Nusantara.

Bangsa Indonesia menyadari bahwa bumi, air, dan dirgantara di atasnya serta
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Karena itu, dengan konsep wawasan
nusantara bangsa Indonesia bertekad mendayagunakan seluruh kekayan alam,
sumber daya serta seluruh potensi nasionalnya berdasarkan kebijaksanaan yang
terpadu, seimbang, serasi dan selaras untuk mewujudkan kesejahteraan dan
keamanan segenap bangsa dan seluruh tumpah darah dengan tetap memperhatikan
kepentingan daerah penghasil secara proporsional dalam keadilan.
Untuk itulah, mengapa Wawasan Nusantara perlu. Ini karena Wawasan Nusantara
mempunyai fungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam
menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi
penyelenggara Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain fungsi,
Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala
aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional
daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah. Hal
tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan-kepentingan individu .
kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah. Kepentingan-kepentingan tersebut
tetap dihormati, diakui dan dipenuhi, selama tidak bertentangan dengan
kepentingan nasional.

Sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia, wawasan Nusantara harus
dijadikan arahan, pedoman, acuan dan tuntunan bagi setiap individu bangsa
Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu, implementasi atau penerapan Wawasan
Nusantara harus tercermin pada pola piker, pola sikap dan pola tindak yang
senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.daripada kepentingan pribadi atau kelompok sendiri.

1.      Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan


iklim penyelenggaraan Negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut nampak dalam
wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai
penjelmaan kedaulatan rakyat.

2.      Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan ekonomi akan


menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan
peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil. Di
samping itu, mencerminkan tanggungjawab pengelolaan sumber daya alam yang
memperhatikan kebutuhan masyarakat antardaerah secara timbale balik serta
kelestarian sumber daya alam itu sendiri.

3.      Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan social budaya akan


menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan
menghormati segala bentuk perbedaan atau kebhinekaan sebagai kenyataan hidup
sekaligus sebagai karunia Sang Pencipta. Implementasi ini juga akan menciptakan
kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membeda-
bedakan suku, asal-usul daerah, agama atau kepercayaan, serta golongan
berdasarkan status sosialnya.

4.      Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan hankam akan menumbuh-


kembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan
membentuk sikap bela negara pada setiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan
sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela negara ini akan menjadi modal utama
yang akan menggerakkan partsisipasi setiap warga negara Indonesia dalam
menanggapi setiap bentuk ancaman, seberapapun kecilnya dan darimanapun
datangnya atau setiap gejala yang membahayakan keselamatan bangsa daqn
kedaulatan Negara.

Dalam pembinaan seluruh aspek kehidupan nasional, Wawasan Nusantara harus


menjadi nilai yang menjiwai segenap peraturan perundang-undangan yang berlaku
pada setiap strata di seluruh wilayah negara. Di samping itu, Wawasan Nusantara
dapat diimplementasikan ke dalam segenap pranata sosial yang berlaku di
masyarakat dalam nuansa kebhinekaan sehingga mendinamiskan kehidupan social
yang akrab, peduli, toleran, hormat dan taat hukum. Semua itu menggambarkan
sikap, paham, dan semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi sebagai
identitas atau jati diri bangsa Indonesia.

Jadi,Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia diri
dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

B. Lahirnya Deklarasi Juanda

Perairan Indonesia merupakan perairan yang memiliki banyak potensi. Potensi itu
terlihat dengan jelas melalui banyak sumber daya yang beraneka ragam dalam 
perairannya. Seiring perkembangan dalam sejarah Indoneisa, perairan Indonesia
menjadi salah satu hal yang sangat vital dalam berbagai kegiatan. Berbagai kegiatan
itu berupa kegiatan perdagangan, transportasi, mata pencaharian, hiburan, dan
sebagainya. Dari berbagai kegiatan tersebut, terciptalah potensi-potensi yang
istimewa. Potensi-potensi  ini mempengaruhi bangsa lain sehingga ada keinginan
dari mereka untuk menguasai daerah kedaulatan.

Dalam wilayah kedaulatan yang dimiliki Indonesia, terutama untuk perairan,


tentu hal ini menjadi sesuatu yang penting. Kita mengetahui bahwa bangsa
Indonesia dijajah oleh Belanda dengan waktu yang tidak sebentar. Selama
penjajahan tersebut, banyak sekali pergolakan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh
pergerakan mulai dari organisasi hingga pemberontakan yang melimpahkan tumpah
darah rakyat Indonesia. Pemerintah Belanda yang pada akhirnya tergantikan oleh
pemerintah Jepang harus menelan pil pahit bahwa kekuasaan berganti. Namun,
tokoh-tokoh pergerakan tetap melawan adanya imperialisme tersebut dengan cara
berjuang baik secara diplomasi maupun aksi kolektif terhadap pemerintah. Ketika
rakyat merebut kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, masih ada perlawanan
terhadap para penjajah. Belanda masih ingin merebut wilayah kedaulatan Indonesia
dengan strategi-strategi yang mereka gunakan karena masih merasa wilayah
Indonesia masih dikuasai Belanda. Hal ini menuntut rakyat Indonesia untuk melawan
dalam bentuk diplomasi dan aksi secara fisik. Perjuangan tersebut terus berlangsung
hingga terjadinya perebutan wilayah Irian Barat. Perebutan Irian Barat antara
Indonesia dangan Belanda membuat hubungan antara kedua negara tersebut
menjadi renggang, bahkan putus. Oleh karena itu, Indonesia harus mempertahankan
wilayah dan kedaulatan negara demi terwujudnya Indonesia yang bebas dari
penjajah.

Indonesia mendapatkan ancaman dari dalam dan luar.[1] Ancaman dari dalam
adalah ancaman berupa pemberontakan-pemberontakan. Pemberontakan-
pemberontakan tersebut bersifat sparatis. Ancaman dari luar adalah sengketa antara
Belanda dengan Indonesia tentang Irian Jaya. Hal ini sungguh membuat prihatin
Indonesia dalam situasi dan kondisinya. Belum lagi, suasana perang dingin antara AS
dan US yang pada saat itu sedang marak mempengaruhi jalannya deklarasi tersebut.
AS menolak deklarasi, sedangkan US mendukungnya.

Dalam mempertahankan wilayah dan kedaulatan tersebut, Indoneisia harus


memiliki kekuatan wilayah yang kuat dan pengakuan dari dunia internasional
tentang Indonesia itu sendiri. Penguatan kedaulatan dapat diperkuat dari sisi hukum,
sedangkan penguatan wilayah dapat dilakukan dengan perluasan batas-batasnya.
Indonesia memiliki pulau besar dan kecil sejumlah 18000. Oleh karena itu, penting
sekali jika wilayah perairan diprioritaskan.Untuk mempertahankan hal itu wilayah
negara Republik Indonesia mengacu pada Ordonansi Hindia Belanda 1939, yaitu
Teritoriale Zeeën en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939). Dalam
peraturan zaman Hindia Belanda ini, pulau-pulau di wilayah Nusantara dipisahkan
oleh laut di sekelilingnya dan setiap pulau hanya mempunyai laut di sekeliling sejauh
3 mil dari garis pantai. Ini berarti kapal asing boleh dengan bebas melayari laut yang
memisahkan pulau-pulau tersebut.
C. Deklarasi Juanda

Pada awal kemerdekaan Indonesia, persoalan wilayah (teritorial) menjadi salah


satu isu strategis.Dimana masih diberlakukannya Ordonansi Hindia Belanda 1939,
yaitu Teritoriale Zeeën en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939)
Perdebatan yang terjadi di dalam BPUPKI ketika pembahasan wilayah republik
menjadi buktinya. Akan tetapi, beragam pendapat yang muncul terbatas pada soal
wilayah daratan. Muhammad Yamin salah satu tokoh republik pada waktu itu yang
menyinggung pentingnya wilayah lautan.Melalui pernyataannya “Tanah air
Indonesia ialah terutama daerah lautan dan mempunyai pantai yang panjang. Bagi
tanah yang terbagi atas beribu-ribu pulau, maka semboyan mare liberum (laut
merdeka) menurut ajarah Hugo Grotius itu dan yang diakui oleh segala bangsa dalam
segala seketika tidak tepat dilaksanakan dengan begitu saja, karena kepulauan
Indonesia tidak saja berbatasan dengan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia,
tetapi juga berbatasan dengan beberapa lautan dan beribu-ribu, selat yang luas atau
yang sangat sempit. Di bagian selat dan lautan sebelah dalam, maka dasar “laut
merdeka” tidak dapat dijalankan, dan jikalau dijalankan akan sangat merendahkan
kedaulatan negara dan merugikan kedudukan pelayaran, perdagangan laut dan
melemahkan pembelaan negara. Oleh sebab itu, maka dengan penentuan batasan
negara, haruslah pula ditentukan daerah, air lautan manakah yang masuk lautan
lepas. Tidak menimbulkan kerugian, jikalau bagian Samudea Hindia Belanda,
Samudera Pasifik dan Tiongkok Selatan diakui menjadi laut bebas, tempat aturan
laut merdeka. Sekeliling pantai pulau yang jaraknya beberapa kilometer sejak air
pasang-surut dan segala selat yang jaraknya kurang dari 12 km antara kedua garis
pasang-surut, boleh ditutup untuk segala pelayaran di bawah bendera negara luaran
selainnya dengan seizin atau perjanjian negara kita.

"Melihat kondisi geografis Indonesia yang unik, banyaknya wilayah laut dibanding darat,
menyadarkan pemerintah bahwa persoalan wilayah laut merupakan faktor penting bagi
kedaulatan negara. Mochtar Kusumaatmadja, saat itu menjadi salah satu tim penyusun RUU
Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim, bahwa tim tersebut telah berhasil menyusun lebar
laut teritorial seluas 12 mil sesuai dengan perkembangan yang terjadi dalam hukum
internasional. Kemudian Chaerul Saleh (Menteri Veteran) mendatangi beliau dan tidak
setuju dengan usulan tim penyusun. Alasannya adalah jika aturan diterapkan maka terdapat
laut bebas antara pulau-pulau di Indonesia sehingga kapal-kapal asing bisa bebas keluar
masuk. Hal tersebut jelas dapat “mengganggu” kedaulatan Indonesia yang masih berumur
muda. Saran dari Chaerul Saleh adalah untuk menutup perairan dalam (Laut Jawa) sehingga
tidak ada kategori laut bebas didalamnya. Mochtar lantas menjawab tidak mungkin karena
tidak sesuai dengan hukum internasional saat itu dan berjanji untuk mendiskusikanya
dengan tim.
Hari Jumat 13 Desember 1957, tim RUU Laut Teritorial menghadap kepada perdana menteri
Djuanda. Beliau meminta untuk dijelaskan perihal hasil rancangan tim. Mochtar
Kusumaatmadja sebagai ahli hukum internasional (hukum laut) tampil ke depan untuk
menjelaskan. Fakta di atas memunculkan tiga aktor penting hingga dikeluarkanya Deklarasi
Djuanda, yaitu; Djuanda, Mochtar Kusumaatmadja dan Chaerul Saleh. Satu hal yang pasti
ialah deklarasi Djuanda merupakan keputusan Djuanda karena posisi dia saat itu sebagai
pengambil kebijakan.

Secara prinsip Deklarasi Djuanda menyatakan hal hal dibawah ini :

1. Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai corak


tersendiri
2. Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan
3. Ketentuan ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat memecah belah keutuhan
wilayah Indonesia

Prinsip-prinsip dalam Deklarasi Djuanda ini kemudian dikukuhkan dengan Undang-undang


Nomor 4 Tahun 1960, yang isinya sebagai berikut :

 Untuk kesatuan bangsa, integritas wilayh, dan kesatuan ekonominya ditarik garis-
garis pngkal lurus yang menghubungkan titik-titik terluar dari kepulauan terluar.
 Termasuk dasar laut dan tanah bawahnya maupun ruang udara di atasnya dengan
segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
 Jalur laut wilayah laut territorial selebar 12 mil diukur dari garis-garis lurusnya.
 Hak lintas damai kapal asing melalui perairan nusantara (archipelagic water) dijamin
tidak merugikan kepentingan negara pantai, baik keamanan maupun ketertibannya.
D. Tujuan Dan Manfaat Deklarasi Juanda

Dalam Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa Indonesia menganut prinsip-prinsip


negara kepulauan (Archipelagic State), sehingga laut-laut antar pulau pun
merupakan wilayah Republik Indonesia, dan bukan kawasan bebas dan dari situlah
negara Indonesia disebut negara kepulauan.

Deklarasi itu mendapat tentangan dari beberapa negara, namun pemerintah


Indonesia meresmikan deklarasi itu menjadi UU No. 4/PRP/1960 tentang Perairan
Indonesia. Wilayah Negara RI yang semula luasnya 2.027.087 km2 (daratan)
bertambah luas lebih kurang menjadi 5.193.250 km2 (terdiri atas daratan dan
lautan). Ini berarti bertambah kira-kira 3.106.163 km2 atau kita-kira 145%.Manfaat
dari Deklarasi Djuanda ini berlanjut kepada bertambah besarnya perairan laut
Indonesia,disamping itu juga perairan laut indonesia yang kaya akan hasil laut
menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang kaya akan hasil laut.Sesuai data
Konferensi Hukum Laut yang baru telah ditandatangani oleh 130 negara dalam
UNCLOS III (Konferensi Hukum Laut) di teluk Montenegro, Kingston, Jamaica, pada
tanggal 6 - 10 Desember 1982, yang memutuskan beberapa ketentuan untuk wilayah
kelautan di Indonesia:

 Batas laut territorial selebar 12 mil.


 Batas zona bersebelahan adalah 24 mil.
 Batas ZEE adalah 200 mil.
 Batas landas benua lebih dari 200 mil.

Dan ada beberapa tujuan dari lahirnya Deklarasi Djuanda,yaitu :

 Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan
bulat.
 Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan azas negara
Kepulauan.
 Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan
keselamatan NKRI.
 Selama 25 tahun yang secara resmi Negara Indonesia mendapat pengakuan
resmi dari Internasional.Pengakuan resmi asas Negara Kepulauan ini merupakan
hal yang penting dalam rangka mewujudkan satu kesatuan wilayah sesuai
dengan Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957, dan Wawasan Nusantara yang
menjadi dasar perwujudan bagi kepulauan Indonesia sebagai satu kesatuan
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Kemudian, setelah
Indonesia meratifikasi Konvensi PBB tentang Hukum Laut III (UNCLOS III) tahun
1982 melalui UU Nomor 17 tahun 1985, PBB resmi mengakui Indonesia sebagai
negara kepulauan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kita dapat simpulkan Secara umum bahwa Wawasan
Nusantara adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertiannya yaitu cara
pandang yang menyeluruh terhadap bangsa Indonesia.
Tujuan dari wawasan nusantara tersebut yaitu mewujudkan nasioanalisme yang
tinggi disegala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan
kepentingan nasioanal dari pada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku
bangsa atau daerah (kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa
atau daerah tetap dihargai selama tidak bertentangan dengan kepentingan
nasional atau kepentingan masyarakat banyak.
Seperti halnya Deklarasi Djuanda yang mencirikan atas wawasan nasional bangsa
Indonesia terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan juga
memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan terhadap bangsa Indonesia.Tepat
pada 13 Desember diperingati Hari Nusantara.
B. Saran
Agar tercapainya tujuan negara Indonesia sangat perlu dan penting sekali
bagi kita seluruh rakyat indonesia untuk mengetahui,menjaga dan melindungi
segenap wilayah dan lingkungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Disamping
itu agar terciptanya rasa persatuan dan kesatuan wilayah dan juga agar
terselenggaranya kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional.
Daftar Pustaka

Wikipedia. 2014. Wawasan Nusantara.(Online). http://id.wikipedia.org/wiki/


Wawasan_Nusantara.

Tri, Sulistyono, Singgih. 2008. Konsep Batas Wilayah Negara di Nusantara: Kajian
Historis.
http://senandikahukum.wordpress.com

2011. Deklarasi Djuanda. (Online) (http://adjisutama.blogspot.com


/2011/11/deklarasi-djuanda.html

www.deklarasidjuanda .com http:/sejarah lahirnya deklarasi djuanda.com

Anda mungkin juga menyukai