KEWARGANEGARAAN
“WAWASAN NUSANTARA”
Disusun oleh:
KELAS 1C
Banten 15417
Tahun 2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca, serta
menjadi pintu gerbang ilmu pengetahuan khususnya Mata Kuliah Umum
Pendidikan Kewarganegaraan. Terimakasih, Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Wawasan Nusantara ................................................. 4
B. Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara ..................................... 5
C. Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia .................... 7
D. Aspek Geografis ......................................................................... 9
E. Aspek Geostrategis...................................................................... 10
F. Landasan Wawasan Nusantara .................................................... 10
G. Asas-Asas Wawasan Nusantara .................................................. 11
H. Hakikat dan Unsur Dasar Wawasan Nusantara .......................... 12
I. Arah Pandang Wawasan Nusantara ............................................. 13
J. Sasaran Implementasi dari Wawasan Nusantara ......................... 14
K. Dasar Hukum Wawasan Nusantara ............................................ 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kata wawasan berasal dari bahasa jawa yaitu wawas ( mawas ) yang artinya
melihat atau memandang ,jadi kata wawasan dapat diartikan cara pandang atau
cara melihat .
1. Falsafah pancasila
1
2. Aspek kewilayahan nusantara
Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat
istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata
kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan
mengandung potensi konflik yang besar mengenai berbagai macam ragam budaya.
4. Aspek sejarah
B. RUMUSAN MASALAH
2
C. TUJUAN PENYUSUNA MAKALAH
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Wawasan
a. Pengertian Wawasan Berdasarkan Deklarasi Juanda tanggal 13 Desember
1957 tentang wilayah pengairan negara Republik Indonesia yang
kemudian dituangkan dalam Undang – Undang nomor 4 tahun 1960
tanggal 18 Februari 1960 tentang tata lautan nusantara dengan memandang
seluruh wilayah Indonesia sebagai kesatuan wilayah lebar 12 mil dari garis
– garis dasar menghubungkan titik – titik ujung terluar dari pulau – pulau
Indonesia terluar,diartikan sebagai “kawasan” atau “wilayah”.
b. Berdasarkan doktrin TNI Catur Dharma Eka Karma sebagai doktrin
perjuangan TNI yang menganut wawasan nusantara bahari sebagai
4
wawasan Hankamnas,pengertian wawasan adalah “pandangan” sebagai
salah satu aspek falsafah hidup suatu bangsa yang berisikan dorongan dan
rangsangan didalam usaha mencapai aspirasi – aspirasi dan tujuan – tujuan
nasional.
c. Wawasan mengandung arti pandangan, penglihatan, tinjauan atau
tanggapan inderawi.
2. Nusantara
a. Berdasarkan kata sansekerta dari kata Dwipantara,“dwipa” artinya nusa
atau pulau dan “antara” berarti gugusan pulau yang diapit antara dua benua
(Asia dan Australia) dan dua samudra (Hindia dan Pasifik).
b. Berdasarkan kitab Negarakertagama karangan Empu Tantular arti
Nusantara ialah “Pulau – pulau di luar Pulau Jawa dengan Majapahit
sebagai ibu kotanya”.
c. Berdasarkan pengertian modern nusantara adalah sebagai pengganti
nama “Indonesia”.
3. Wawasan Nusantara
a. secara terminologis, menurut Prof.Dr. Wan Usman : “Wawasan
Nusantara” adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah
airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang
beragam.
b. Wawasan nusantara ialah cara pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya, yaitu Pancasila dan Undang
- Undang 1945 sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka, berdaulat dan
bermartabat di tengah - tengah lingkungannya.
1. Fungsi
a. Fungsi wasantara adalah sebagai pedoman, motivasi, serta rambu-rambu
dalam menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakan, dan perbuatan
5
bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
b. Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan
nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan
keamanan, dan kewilayahan.
c. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara
merupakan pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air
Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan
segenap kekuatan negara.
d. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi
dalam pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan
negara tetangga. Batasan dan tantangan negara Republik
Indonesia adalah:
Risalah sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 tentang negara
Republik Indonesia dari beberapa pendapat para pejuang nasional. Dr.
Soepomo menyatakan Indonesia meliputi batas Hindia Belanda. Muh.
Yamin menyatakan Indonesia
meliputi Sumatra, Jawa, Sunda Kecil, Borneo, Celebes, Maluku-
Ambon, Semenanjung Melayu, Timor, Papua, Ir.
Soekarno menyatakan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Ordonantie (UU Belanda) 1939, yaitu penentuan lebar laut sepanjang 3
mil laut dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang
surut atau countour pulau/darat. Ketentuan ini membuat Indonesia
bukan sebagai negara kesatuan, karena pada setiap wilayah laut terdapat
laut bebas yang berada di luar wilayah yurisdiksi nasional.
Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 merupakan
pengumuman pemerintah RI tentang wilayah perairan negara RI, yang
isinya:
Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang
surut (low water line), tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight
6
base line) yang diukur dari garis yang menghubungkan titik - titik ujung
yang terluar dari pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah RI.
Penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut.
Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagai rezim Hukum Internasional, di
mana batasan nusantara 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah
laut Indonesia. Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal,
Indonesia menjadi utuh dan tidak terpecah lagi.
2. Tujuan
a. Terwujudnya nasionalisme yang tinggi dalam segala aspek kehidupan
rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada
kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah.
b. Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan
bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
c. Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan
baik alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta
kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina
kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di
seluruh dunia.
Geopolitik secara etimologi berasal dari bahasa yunani, yaitu Geo yang
berarti bumi dan tidak lepas dari pengaruh letak serta kondisi geografis bumi yang
menjadi wilayah hidup.Geopolitik dimaknai sebagai penyelenggaraan Negara yang
setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau
tempat tinggal suatu bangsa.
7
Istilah geopolitik pertama kali diartikan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu
bumi politik (political geography) yang kemudian diperluas oleh Rudolf Kjellen
menjadi geographical politic, disingkat geopolitik
1. Teori-teori Geopolitik :
a. Teori Geopolitik Frederich Ratzel (1844-1904), berpendapat bahwa
negara itu seperti organisme yang hidup. Pertumbuhan Negara mirip
dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang hidup
(lebensraum) yang cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Makin luas
ruang hiduo maka Negara akan semakin bertahan, kuat, dan maju. Teori
ini dikenal sebagai teori organisme atau teori biologis.
b. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen (1864-1922), Negara adalah satuan dan
sistem politik yang menyeluruh yang meliputi bidang geopolitik, ekonomi
politik , demo politik social politik, dan krato politik. Negara sebagai
organisme yang hidup dan intelektual harus mampu mempertahankan dan
mengembangkan dirinya dengan melakukan ekspansi.
Secara geografis, Indonesia memiliki ciri khas, yakni diapit dua samudra dan
dua benua serta terletak dibawah orbit Geostationary Satellite Orbit (GSO). Dan
Indonesia bisa bisa disebut sebagai Benua Maritim Indonesia.Wilayah Negara
Indonesia tersebut dituangkan secara yuridis formal dalam Pasal 25A UUD 1945
Amandemen IV.Atas dasar itulah Indonesia mengembangkan paham geopolitik
nasionalnya, yaitu Wawasan Nusantara.Dan secara historis, wilayah Indonesia
sebelumnya adalah wilayah bekas jajahan Belanda yang dulunya disebut Hindia
Belanda.
8
Berdasarkan fakta geografis dan sejarah inilah, wilayah Indonesia beserta
apa yang ada di dalamnya dipandang sebagai satu kesatuan. Pandangan atau
Wawasan nasional Indonesia ini dinamakan Wawasan Nusantara.Wawasan
Nusantara sebagai konsepsi geopolitik bangsa Indonesia.
D. Aspek Geografis
Dari aspek geografis dan sosial budaya, Indonesia adalah negara dengan
wilayah dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah dan
heterogenitas bangsa tersebut antara lain :
1. Indonesia bercirikan negara kepulauan dengan jumlah lk. 17.508 pulau.
2. Luas wilayahnya 5.192 juta km2, (daratan 2.027 juta km2 + lautan 3.166 juta
km2). Atau 2/3 nya lautan atau perairan.
3. Jarak utara-selatan 1.888 juta km, dan timur-barat 5.110 km.
4. Posisi silang karena terletak di antara dua benua (Asia-Australia) dan dua
samudra (Hindia dan Fasifik).
5. Terletak pada garis khatulistiwa, karenanya beriklim tropis dengan dua musim.
6. Terletak pada pertemuan dua jalur pegunungan, yaitu mediterania dan sirkum
fasifik.
7. Berada pada derajat 6 lintang utara –11 lintang selatan, dan 95 –141 bujur timur.
8. Daerah yang subur dan habitable (dapat dihuni).
9. Kaya akan flora dan fauna serta sumber daya alam.
10. Memiliki etnik yang sangat banyak, sehingga kebudayaannya beragam.
11. Memiliki jumlah penduduk yang sangat besar, sekarang ini lk. 235 juta jiwa.
Keunikan-keunikan tersebut di atas membuka dua peluang. Secara positif dapat
dijadikan modal memperkuat bangsa menuju cita-cita, tetapi secara negatif mudah
menimbulkan perpecahan serta infiltrasi pihak luar. Peluang ke arah gerak
sentripugal (memecah), perlu ditanggulangi, dan gerak ke arah sentripetal (menyatu)
perlu diupayakan dan dipelihara terus-menerus.
9
E. Aspek Geostrategis
Keadaan dan letak negara Indonesia pada posisi silang memberikan pengaruh
terhadap segenap kehidupan bangsa.Pengaruh – pengaruh tersebut pada satu pihak
memang menguntungkan,tetapi pada pihak lain tidak menguntungkan.Dalam hal
ini,bangsa Indonesia harus lebih memperhatikan dan memperhitungkan faktor –
faktor yang tidak menguntungkan.
1. Landasan Idiil
10
Landasan Idiil Wawasan Nusantara adalah Pancasila.Pancasila sebagai dasar
negara juga termasuk mendasari keberadaan Wawasan Nusantara. Pelaksanaan
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara antara lain
mensyukuri anugerah konstelasi dan posisi geografi serta isi dan potensi yang
memiliki oleh wilayah nusantara.
2. Landasan Konstitusional
Asas wasantara adalah ketentuan atau kaidah dasar yang harus dipatuhi, ditaati,
dipelihara, dan diciptakan demi tetap taat dan setianya komponen pembentuk
bangsa Indonesia (suku bangsa atau golongan) terhadap kesepakatan bersama.
2. Keadilan
Kesesuaian pembagian hasil dengan andil, jerih payah usaha, dan kegiatan baik
orang perorangan, golongan, kelompok, maupun daerah.
3. Kejujuran
Keberanian berpikir, berkata, dan bertindak sesuai realita serta ketentuan yang
benar biarpun realita atau ketentuan itu pahit dan kurang enak didengar.
4. Solidaritas
11
Rasa setia kawan, mau memberi dan berkorban bagi orang lain tanpa meninggalkan
ciri dan karakter budaya masing-masing.
5. kerja sama
Adanya koordinasi dan saling pengertian yang didasarkan atas kesetaraan sehingga
kerja kelompok (kecil, besar) dapat tercapai demi terciptanya sinergi yang baik.
Terhadap NKRI yang dirintis mulai tahun 1908 (Boedi Oetomo), 1928 (Sumpah
Pemuda), dan 17 Agustus 1945 (Proklamasi Kemerdekaan RI).
1. Hakikat
2. Unsur Dasar
a. Wadah (Countour)
b. Isi (Content)
12
Relasasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama, dan
perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional.
Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek
kehidupan nasional
.
c. Tata Laku (Conduct)
“Tata laku” merupakan hasil interaksi antara “wadah” dan “isi” yang terdiri
dari tata laku bathiniah dan lahiriah. Tata laku bathiniah mencerminkan jiwa,
semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia, sedangkan Tata
laku lahiriah tercermin dalam tindakan, perbuatan dan perilaku dari bangsa
Indonesia.
Arah Pandang Wawasan Nusantara ada dua yaitu ke Dalam dan ke Luar.
13
J. Sasaran Implementasi dari Wawasan Nusantara
1. Kehidupan politik
14
e. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan
memperkuat korps diplomatik sebagai upaya penjagaan wilayah
Indonesia terutama pulau-pulau terluar dan pulau kosong.
2. Kehidupan Ekonomi
15
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan dan
keamanan, yaitu:
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
http://ukmkajiandanwacanaiainukebumen.blogspot.com/2017/10/makalah
wawasan nusantara_11.html Diakses tanggal 22 November 2019
Musthafa Kamal Pasha, Pendidikan Kewarganegaraan, Cet.1, ( Yogyakarta : Citra
Karsa Mandiri,2002), hlm. 162 – 163.
Darmadi, Hamid.2010.Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung :
Alfabeta, hlm.286 – 287
Kamal Pasha,Musthafa.2002.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta : Citra
Karsa Mandiri, hlm. 162-168.
Alfandi, Widoyo. (2002). Reformasi Indonesia: Bahasan dari Sudut Pandang
Geografi Politik dan Geopolitik. Yogyakarta:Gadjah Mada University.
Hidayat, I. Mardiyono, Hidayat I.(1983). Geopolitik, Teori dan Strategi Politik
dalam Hubungannya dengan Manusia, Ruang dan Sumber Daya Alam.
Surabaya:Usaha Nasional.Hal 85-86.
Sumarsono, S, et.al. (2001). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. Hal 12-17.
18