Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN

“WAWASAN NUSANTARA”

Disusun oleh:

Cesarinda Widya Pungkyastuti (191040500076)

KELAS 1C

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES KHARISMA PERSADA

JL.Waru 2 No. 19, Pamulang, kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan,

Banten 15417

Tahun 2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca, serta
menjadi pintu gerbang ilmu pengetahuan khususnya Mata Kuliah Umum
Pendidikan Kewarganegaraan. Terimakasih, Wassalamualaikum Wr.Wb

Tangerang, 22 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Penyusunan Makalah ...................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Wawasan Nusantara ................................................. 4
B. Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara ..................................... 5
C. Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia .................... 7
D. Aspek Geografis ......................................................................... 9
E. Aspek Geostrategis...................................................................... 10
F. Landasan Wawasan Nusantara .................................................... 10
G. Asas-Asas Wawasan Nusantara .................................................. 11
H. Hakikat dan Unsur Dasar Wawasan Nusantara .......................... 12
I. Arah Pandang Wawasan Nusantara ............................................. 13
J. Sasaran Implementasi dari Wawasan Nusantara ......................... 14
K. Dasar Hukum Wawasan Nusantara ............................................ 16

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 17


A. Kesimpulan ................................................................................. 17
B. Saran ........................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara keanekaragaman memerlukan


suatu perekat agar bangsa yang bersangkutan dapat bersatu guna memelihara
keutuhan negaranya.

Suatu bangsa dalam menyelenggarakan kehidupannya tidak terlepas dari


pengaruh lingkungannya,yang didasarkan atas hubungan timbal balik atau kait
mengait antara filosofi bangsa, idiologi, aspirasi dan cita-cita yang dihadapkan
pada kondisi sosial masyarakat, budaya dan tradisi, keadaan alam dan wilayah
serta pengalaman sejarah.

Kata wawasan berasal dari bahasa jawa yaitu wawas ( mawas ) yang artinya
melihat atau memandang ,jadi kata wawasan dapat diartikan cara pandang atau
cara melihat .

Adapun empat aspek yang melatar belakangi wawasan nusantara, yaitu:

1. Falsafah pancasila

Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nusantara. Nilai-nilai


tersebut adalah:

a. Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan


menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing- masing.
b. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.
c. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

1
2. Aspek kewilayahan nusantara

Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan,


karena Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.

3. Aspek sosial budaya

Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat
istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata
kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan
mengandung potensi konflik yang besar mengenai berbagai macam ragam budaya.

4. Aspek sejarah

Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki


terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini
dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil
dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa Indonesia
sendiri. Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan
menjaga wilayah kesatuan Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian wawasan nusantara?


2. Apa saja fungsi dan tujuan wawasan nusantara?
3. Bagaimana Wawasan Nusantara sebagai geologi Indonesia?
4. Aspek geografis
5. Aspek geostrategis
6. Apa saja landasan wawasan nusantara?
7. Apa sajakah asas wawasan nusantara?
8. Bagaimana hakikat dan unsur dasar wawasan nusantara?
9. Apa arah pandang wawasan nusantara?
10. Apa sasaran implementasi dari wawasan nusantara?
11. Apa sajakah dasar hukum wawasan nusantara?

2
C. TUJUAN PENYUSUNA MAKALAH

1. Untuk mengetahui pengertian,fungsi, dan tujuan wawasan nusantara


2. Mengetahui aspek yang melatar belakangai wawasan nusantara
3. Mengetahui kedudukan, asas-asas, hakikat, dan dasr hukum
wawasannusantara.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Wawasan Nusantara

Secara etimologis, wawasan nusantara berasal dari


kata wawasan dan nusantara. Wawas (bhs. Jawa) mawas = pandangan, tinjauan,
penglihatan indrawi. Wawasan = cara pandang, cara melihat. Nusa = pulau atau
kesatuan kepulauan. Antara = letak antara dua unsur (benua dan samudra) Asia dan
Australia, serta Hindia dan Fasifik). Nusantara = Indonesia.

Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat,


bangsa, dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat,
laut, dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan politik, ekonomi,
sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Wawasan nasional itu selanjutnya
menjadi pandangan atau visi bangsa dalam menuju tujuan dan cita-cita nasionalnya.

Wawasan nusantara adalah sudut pandang geopolitik Indonesia secara


mendasar. Secara harfiah, wawasan nusantara berarti konsep kepulauan; secara
kontekstual istilah ini lebih tepat diterjemahkan sebagai "visi kepulauan Indonesia".
Wawasan nusantara adalah cara bagi Indonesia untuk memandang dirinya sendiri
(secara geografis) sebagai satu kesatuan antara ideologi, politik, ekonomi,
sosiokultural, serta masalah keamanan dan pertahanan.

1. Pengertian Wawasan
a. Pengertian Wawasan Berdasarkan Deklarasi Juanda tanggal 13 Desember
1957 tentang wilayah pengairan negara Republik Indonesia yang
kemudian dituangkan dalam Undang – Undang nomor 4 tahun 1960
tanggal 18 Februari 1960 tentang tata lautan nusantara dengan memandang
seluruh wilayah Indonesia sebagai kesatuan wilayah lebar 12 mil dari garis
– garis dasar menghubungkan titik – titik ujung terluar dari pulau – pulau
Indonesia terluar,diartikan sebagai “kawasan” atau “wilayah”.
b. Berdasarkan doktrin TNI Catur Dharma Eka Karma sebagai doktrin
perjuangan TNI yang menganut wawasan nusantara bahari sebagai

4
wawasan Hankamnas,pengertian wawasan adalah “pandangan” sebagai
salah satu aspek falsafah hidup suatu bangsa yang berisikan dorongan dan
rangsangan didalam usaha mencapai aspirasi – aspirasi dan tujuan – tujuan
nasional.
c. Wawasan mengandung arti pandangan, penglihatan, tinjauan atau
tanggapan inderawi.

2. Nusantara
a. Berdasarkan kata sansekerta dari kata Dwipantara,“dwipa” artinya nusa
atau pulau dan “antara” berarti gugusan pulau yang diapit antara dua benua
(Asia dan Australia) dan dua samudra (Hindia dan Pasifik).
b. Berdasarkan kitab Negarakertagama karangan Empu Tantular arti
Nusantara ialah “Pulau – pulau di luar Pulau Jawa dengan Majapahit
sebagai ibu kotanya”.
c. Berdasarkan pengertian modern nusantara adalah sebagai pengganti
nama “Indonesia”.

3. Wawasan Nusantara
a. secara terminologis, menurut Prof.Dr. Wan Usman : “Wawasan
Nusantara” adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah
airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang
beragam.
b. Wawasan nusantara ialah cara pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya, yaitu Pancasila dan Undang
- Undang 1945 sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka, berdaulat dan
bermartabat di tengah - tengah lingkungannya.

B. Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara

1. Fungsi
a. Fungsi wasantara adalah sebagai pedoman, motivasi, serta rambu-rambu
dalam menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakan, dan perbuatan

5
bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
b. Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan
nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan
keamanan, dan kewilayahan.
c. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara
merupakan pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air
Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan
segenap kekuatan negara.
d. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi
dalam pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan
negara tetangga. Batasan dan tantangan negara Republik
Indonesia adalah:
 Risalah sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 tentang negara
Republik Indonesia dari beberapa pendapat para pejuang nasional. Dr.
Soepomo menyatakan Indonesia meliputi batas Hindia Belanda. Muh.
Yamin menyatakan Indonesia
meliputi Sumatra, Jawa, Sunda Kecil, Borneo, Celebes, Maluku-
Ambon, Semenanjung Melayu, Timor, Papua, Ir.
Soekarno menyatakan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
 Ordonantie (UU Belanda) 1939, yaitu penentuan lebar laut sepanjang 3
mil laut dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang
surut atau countour pulau/darat. Ketentuan ini membuat Indonesia
bukan sebagai negara kesatuan, karena pada setiap wilayah laut terdapat
laut bebas yang berada di luar wilayah yurisdiksi nasional.
 Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 merupakan
pengumuman pemerintah RI tentang wilayah perairan negara RI, yang
isinya:
 Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang
surut (low water line), tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight

6
base line) yang diukur dari garis yang menghubungkan titik - titik ujung
yang terluar dari pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah RI.
 Penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut.
 Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagai rezim Hukum Internasional, di
mana batasan nusantara 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah
laut Indonesia. Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal,
Indonesia menjadi utuh dan tidak terpecah lagi.

2. Tujuan
a. Terwujudnya nasionalisme yang tinggi dalam segala aspek kehidupan
rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada
kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah.
b. Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan
bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
c. Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan
baik alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta
kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina
kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di
seluruh dunia.

C. Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia

Geopolitik secara etimologi berasal dari bahasa yunani, yaitu Geo yang
berarti bumi dan tidak lepas dari pengaruh letak serta kondisi geografis bumi yang
menjadi wilayah hidup.Geopolitik dimaknai sebagai penyelenggaraan Negara yang
setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau
tempat tinggal suatu bangsa.

7
Istilah geopolitik pertama kali diartikan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu
bumi politik (political geography) yang kemudian diperluas oleh Rudolf Kjellen
menjadi geographical politic, disingkat geopolitik

1. Teori-teori Geopolitik :
a. Teori Geopolitik Frederich Ratzel (1844-1904), berpendapat bahwa
negara itu seperti organisme yang hidup. Pertumbuhan Negara mirip
dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang hidup
(lebensraum) yang cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Makin luas
ruang hiduo maka Negara akan semakin bertahan, kuat, dan maju. Teori
ini dikenal sebagai teori organisme atau teori biologis.
b. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen (1864-1922), Negara adalah satuan dan
sistem politik yang menyeluruh yang meliputi bidang geopolitik, ekonomi
politik , demo politik social politik, dan krato politik. Negara sebagai
organisme yang hidup dan intelektual harus mampu mempertahankan dan
mengembangkan dirinya dengan melakukan ekspansi.

2. Paham Geopolitik Bangsa Indonesia

Paham geopolitik bangsa Indonesia terumuskan dalam konsepsi Wawasan


Nusantara.Bagi bangsa Indonesia, geopolitik merupakan pandangan baru dalam
mempertimbangkan faktor-faktor geografis wilayah Negara untuk mencapai tujuan
nasionalnya.Untuk Indonesia, geopolitik adalah kebijakan dalam rangka mencapai
tujuan nasional dengan memamfaatkan keuntungan letak geografis Negara
berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang kondisi geografis tersebut.

Secara geografis, Indonesia memiliki ciri khas, yakni diapit dua samudra dan
dua benua serta terletak dibawah orbit Geostationary Satellite Orbit (GSO). Dan
Indonesia bisa bisa disebut sebagai Benua Maritim Indonesia.Wilayah Negara
Indonesia tersebut dituangkan secara yuridis formal dalam Pasal 25A UUD 1945
Amandemen IV.Atas dasar itulah Indonesia mengembangkan paham geopolitik
nasionalnya, yaitu Wawasan Nusantara.Dan secara historis, wilayah Indonesia
sebelumnya adalah wilayah bekas jajahan Belanda yang dulunya disebut Hindia
Belanda.

8
Berdasarkan fakta geografis dan sejarah inilah, wilayah Indonesia beserta
apa yang ada di dalamnya dipandang sebagai satu kesatuan. Pandangan atau
Wawasan nasional Indonesia ini dinamakan Wawasan Nusantara.Wawasan
Nusantara sebagai konsepsi geopolitik bangsa Indonesia.

D. Aspek Geografis

Dari aspek geografis dan sosial budaya, Indonesia adalah negara dengan
wilayah dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah dan
heterogenitas bangsa tersebut antara lain :
1. Indonesia bercirikan negara kepulauan dengan jumlah lk. 17.508 pulau.
2. Luas wilayahnya 5.192 juta km2, (daratan 2.027 juta km2 + lautan 3.166 juta
km2). Atau 2/3 nya lautan atau perairan.
3. Jarak utara-selatan 1.888 juta km, dan timur-barat 5.110 km.
4. Posisi silang karena terletak di antara dua benua (Asia-Australia) dan dua
samudra (Hindia dan Fasifik).
5. Terletak pada garis khatulistiwa, karenanya beriklim tropis dengan dua musim.
6. Terletak pada pertemuan dua jalur pegunungan, yaitu mediterania dan sirkum
fasifik.
7. Berada pada derajat 6 lintang utara –11 lintang selatan, dan 95 –141 bujur timur.
8. Daerah yang subur dan habitable (dapat dihuni).
9. Kaya akan flora dan fauna serta sumber daya alam.
10. Memiliki etnik yang sangat banyak, sehingga kebudayaannya beragam.
11. Memiliki jumlah penduduk yang sangat besar, sekarang ini lk. 235 juta jiwa.
Keunikan-keunikan tersebut di atas membuka dua peluang. Secara positif dapat
dijadikan modal memperkuat bangsa menuju cita-cita, tetapi secara negatif mudah
menimbulkan perpecahan serta infiltrasi pihak luar. Peluang ke arah gerak
sentripugal (memecah), perlu ditanggulangi, dan gerak ke arah sentripetal (menyatu)
perlu diupayakan dan dipelihara terus-menerus.

9
E. Aspek Geostrategis

Keadaan dan letak negara Indonesia pada posisi silang memberikan pengaruh
terhadap segenap kehidupan bangsa.Pengaruh – pengaruh tersebut pada satu pihak
memang menguntungkan,tetapi pada pihak lain tidak menguntungkan.Dalam hal
ini,bangsa Indonesia harus lebih memperhatikan dan memperhitungkan faktor –
faktor yang tidak menguntungkan.

Dalam waktu berabad – abad,posisi silang telah menimbulkan proses


akulturasi.Menurut Musthafa Kamal Pasha,posisi silang dengan segala
akibatnya,memaksa bangsa Indonesia untuk memilih diantara dua alternatif,yaitu :
a. Membiarkan diri terus – menerus menjadi obyek lalu lintas kekuatan – kekuatan
dan pengaruh – pengaruh serta setiap kali condong dan menggantungkan diri pada
kekuatan atau pengaruh yang terbesar.
b. Turut serta mengatur lalu lintas kekuatan – kekuatan atau pengaruh – pengaruh
tersebut dengan ikut serta berperan sebagai subyek.
Alternatif kedua menuntut kemampuan bangsa Indonesia menciptakan
kekuatan sentrifugal.Kuncinya ialah kemampuan untuk mengubah pengaruh dan
kekuatan dari luar menjadi kekuatan nasional yang dikendalikan sebagai kekuatan
sentrifugal.
Kekuatan yang dimaksud disini ialah kekuatan yang berisikan sifat – sifat
fisik dan mental yang tidak lemah.Pengaruh – pengaruh buruk akibat posisi silang
dapat segera menimbulkan bentuk – bentuk ancaman,tantangan,hambatan,dang
gangguan yang mungkin membahayakan identitas dan integritas bangsa. Pengaruh
tersebut dapat dari dalam maupun dari luar,secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk mengatasi itu semua,diperlukan adanya konsep ketahanan nasional yang
berpedoman pada wawasan nusantara.

F. Landasan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara memiliki dua landasan yaitu :

1. Landasan Idiil

10
Landasan Idiil Wawasan Nusantara adalah Pancasila.Pancasila sebagai dasar
negara juga termasuk mendasari keberadaan Wawasan Nusantara. Pelaksanaan
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara antara lain
mensyukuri anugerah konstelasi dan posisi geografi serta isi dan potensi yang
memiliki oleh wilayah nusantara.

2. Landasan Konstitusional

Landasan konstitusional Wawasan Nusantara adalah Undang-Undang Dasar


1945, karena undang-undang dasar itulah yang merupakan konstitusi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Wujudnya anatara lain dalam
bentuk negara kesatuan serta penguasaan oleh negara atas bumi, air, dan dirgantara.

G. Asas-Asas Wawasan Nusantara

Asas wasantara adalah ketentuan atau kaidah dasar yang harus dipatuhi, ditaati,
dipelihara, dan diciptakan demi tetap taat dan setianya komponen pembentuk
bangsa Indonesia (suku bangsa atau golongan) terhadap kesepakatan bersama.

Asas tersebut antara lain :

1. Kepentingan/tujuan yang sama

Dulu merebut kemerdekaan dari penjajah, sekarang menghadapi ”penjajahan”


dalam bentuk bidang ekonomi, adu domba dan pecah belah dengan dalih HAM,
demokrasi,lingkungan hidup,dll.

2. Keadilan

Kesesuaian pembagian hasil dengan andil, jerih payah usaha, dan kegiatan baik
orang perorangan, golongan, kelompok, maupun daerah.

3. Kejujuran

Keberanian berpikir, berkata, dan bertindak sesuai realita serta ketentuan yang
benar biarpun realita atau ketentuan itu pahit dan kurang enak didengar.

4. Solidaritas

11
Rasa setia kawan, mau memberi dan berkorban bagi orang lain tanpa meninggalkan
ciri dan karakter budaya masing-masing.

5. kerja sama

Adanya koordinasi dan saling pengertian yang didasarkan atas kesetaraan sehingga
kerja kelompok (kecil, besar) dapat tercapai demi terciptanya sinergi yang baik.

6. kesetiaan terhadap kesepakatan

Terhadap NKRI yang dirintis mulai tahun 1908 (Boedi Oetomo), 1928 (Sumpah
Pemuda), dan 17 Agustus 1945 (Proklamasi Kemerdekaan RI).

H. Hakikat dan Unsur Dasar Wawasan Nusantara

1. Hakikat

Hakikat wasantara adalah keutuhan bangsa dan kesatuan wilayah nasional,


atau persatuan bangsa dan kesatuan wilayah. Dalam pengertian ini wasantara
diwujudkan dengan pernyataan kepulauan nusantara sebagai kesatuan politik,
kesatuan ekonomi, kesatuan sosial – budaya, dan kesatuan pertahanan keamanan.

2. Unsur Dasar

Unsur-unsur dasar Wawasan Nusantara ada 3, yaitu :

a. Wadah (Countour)

Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh


wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam
dan penduduk serta aneka ragam budaya ialah bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia.

b. Isi (Content)

“Isi” adalah aspirasi bangsa yang berkembang dimasyarakat dan cita-cita


serta tujuan nasional yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945.Isi ini
sendiri menyangkut dua hal yang esensial, yakni :

12
 Relasasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama, dan
perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional.
 Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek
kehidupan nasional
.
c. Tata Laku (Conduct)

“Tata laku” merupakan hasil interaksi antara “wadah” dan “isi” yang terdiri
dari tata laku bathiniah dan lahiriah. Tata laku bathiniah mencerminkan jiwa,
semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia, sedangkan Tata
laku lahiriah tercermin dalam tindakan, perbuatan dan perilaku dari bangsa
Indonesia.

I. Arah Pandang Wawasan Nusantara

Arah Pandang Wawasan Nusantara ada dua yaitu ke Dalam dan ke Luar.

1. Arah Pandang Ke Dalam

Arah pandang ke dalam bertujuan menjamin perwujudan persatuan kesatuan


segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.Arah
pandang ke dalam mengandung arti bahwa bangsa Indonesia harus peka dan
berusaha untuk mencegah dan mengatasi sedini mungkin factor-faktor penyebab
timbulnya disintegrasi bangsa dan harus mengupayakan tetap terbina dan
terpeliharanya persatuan persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan.

2. Arah Pandang ke Luar

Arah pandang ke luar dijutukan demi terjaminnya kepentingan nasional dalam


dunia yang serba berubah, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial serta
mengembangkan suatu kerjasama dan saling hormat-menghormati. Arah pandang
ke luar, mengandung arti bahwa bangsa Indonesia dalam semua aspek kehidupan
internasional harus berusaha untuk mengamankan kepentingan nasional dalam
semua aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan
dan keamanan demi tercapainya tujuan nasional sesuai yang tertera pada
pembukaan UUD 1945.

13
J. Sasaran Implementasi dari Wawasan Nusantara

Dalam pelaksanaan kehidupan nasional Indonesia, implementasi Wawasan


Nusantara tersebut mencakup bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan.

1. Kehidupan politik

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan


wawasan nusantara, yaitu:

a. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti


UU Partai Politik, UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden.
Pelaksanaan undang-undang tersebut harus sesuai hukum dan
mementingkan persatuan bangsa.Contohnya seperti dalam
pemilihan presiden, anggota DPR, dan kepala daerah harus menjalankan
prinsip demokratis dan keadilan, sehingga tidak menghancurkan
persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus
sesuai dengan hukum yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus
mempunyai dasar hukum yang sama bagi setiap warga negara, tanpa
pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat
diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk peraturan daerah
(perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku secara
nasional.
c. Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk
mempersatukan berbagai suku, agama, dan bahasa yamg berbeda,
sehingga menumbuhkan sikap toleransi.
d. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga
pemerintahan untuk meningkatkan semangat kebangsaan, persatuan dan
kesatuan.

14
e. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan
memperkuat korps diplomatik sebagai upaya penjagaan wilayah
Indonesia terutama pulau-pulau terluar dan pulau kosong.

2. Kehidupan Ekonomi

a. Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti


posisi khatulistiwa, wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil
tambang dan minyak yang besar, serta memeliki penduduk dalam jumlah
cukup besar. Oleh karena itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi
harus berorientasi pada sektor pemerintahan, pertanian, dan perindustrian.
b. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan
antar daerah. Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat
menciptakan upaya dalam keadilan ekonomi.
c. Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan
memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.

3. Kehidupan Sosial Budaya

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu:

a. Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang


berbeda, dari segi budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya
dengan pemerataan pendidikan di semua daerah dan program wajib belajar
harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.
b. Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan
Indonesia, serta dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan
sumber pendapatan nasional maupun daerah. Contohnya dengan
pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya.

4. Kehidupan Pertahanan dan Keamanan

15
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan dan
keamanan, yaitu:

a. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan


kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena
kegiatan tersebut merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti
memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan
disiplin, melaporkan hal-hal yang mengganggu keamanan kepada aparat
dan belajar kemiliteran.
b. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau
juga menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat
diciptakan dengan membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga
negara yang berbeda daerah dengan kekuatan keamanan.
c. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan
prasarana yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia,
terutama pulau dan wilayah terluar Indonesia.

K. Dasar Hukum Wawasan Nusantara

Asar hukum wawasan nusantara diterima sebagai konsepsi


politikkewarganegaraan yang tercantum dalam dasar-dasar hukum antara
lainsebagai berikut :

a. Tap MPR. No. IV/MPR/1973 pada tanggal 22 maret 1973


b. Tap MPR. No IV/1978/22/Maret/1978/ tentang GBHN
c. Tap MPR. No. II/MPR/1983/12/Maret/1983/Ruang lingkup
tentangcakupan wawasan nusantara dalam mencapai tujuan
pembangunannasional : kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan
sosial budaya,kesatuan pertahanan dan keamanan.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Wawasan nusantara adalah pandangan bagi kita khususnya bagi


bangsaindonesia untuk menjadi bangsa yang satu dan utuh dalam satu kesatuan
RepublikIndonesia untuk mencapai tujuan nasional yang tercantum pada
pembukaan UUD1945.

B. Saran

Sebagai masyarakat Indonesia dan juga generasi penerus bangsa, sudah


sepantasnya kita menerapkan konsep wawasan nusantara ini dalam kehidupan
sehari hari. Meskipun budaya di Indonesia banyak sekali ragamnya kita harus
menerapkan persatuan guna mencapai tujuan nasional.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Wawasan_Nusantara Diakses tanggal 22 November


2019.
https://www.liputan6.com/news/read/3872870/tujuan-wawasan-nusantara-sebagai
geopolitik-indonesia-fungsi-dan-dasar-pemikirannya Diakses tanggal 22
November 2019
https://www.thejakartapost.com/news/2013/01/29/wawasan-nusantara-vs-
unclos.html Diakses tanggal 22 November 2019.
Sunardi, R.M. (2004). Pembinaan Ketahanan Bangsa dalam Rangka
Memperkokoh Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Jakarta:Kuaternita
Adidarma.
Kaelan dan Achmad Zubaidi, Pendidikan Kewarganegaraan, Cet.1 , (Yogyakarta
:Paradigma.2010), hlm. 124.
Hamid Darmadi, Op.cit., hlm. 285.

http://ukmkajiandanwacanaiainukebumen.blogspot.com/2017/10/makalah
wawasan nusantara_11.html Diakses tanggal 22 November 2019
Musthafa Kamal Pasha, Pendidikan Kewarganegaraan, Cet.1, ( Yogyakarta : Citra
Karsa Mandiri,2002), hlm. 162 – 163.
Darmadi, Hamid.2010.Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung :
Alfabeta, hlm.286 – 287
Kamal Pasha,Musthafa.2002.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta : Citra
Karsa Mandiri, hlm. 162-168.
Alfandi, Widoyo. (2002). Reformasi Indonesia: Bahasan dari Sudut Pandang
Geografi Politik dan Geopolitik. Yogyakarta:Gadjah Mada University.
Hidayat, I. Mardiyono, Hidayat I.(1983). Geopolitik, Teori dan Strategi Politik
dalam Hubungannya dengan Manusia, Ruang dan Sumber Daya Alam.
Surabaya:Usaha Nasional.Hal 85-86.
Sumarsono, S, et.al. (2001). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. Hal 12-17.

18

Anda mungkin juga menyukai