Anda di halaman 1dari 12

LABORATORIUM GEOTEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

BAB IV
CALIFORNIA BEARING RATIO TEST (CBR TEST)
(ASTM D-1883)

4.1 Maksud Dan Tujuan


Pengujian ini bertujuan untuk menentukan angka CBR (California Bearing Ratio)
Laboratorium yang digunakan dalam menentukan kualitas relative tanah sub base, sub
grade untuk perkerasan jalan (pavement) dan menentukan presentase pengembangan suatu
tanah (evalasi kemungkinan tanah mengembang / expansive soils).

4.2 Referensi Materi


Sukirman, S., 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya.
American Society for Testing and Materials (1991). Annual Book of ASTM
Standards, ASTM D-1883 Standard Test Method for California Bearing Ratio (CBR) of
Laboratory- Compacted Soils. Philadelphia. Pa.
Das, Braja M., (2011). “Principles of Geotechnical Engineering”. Soil Compaction.
USA: PWS-KENT Publishing Company.
Badan Standardisasi Nasional., (1989). SNI 03-1744-1989 Metode pengujian cbr
laboratorium.
SNI 1744., (2012). Metode uji CBR laboratorium. Sni 1744:2012, 1-28.

4.3 Ruang Lingkup


Menentukan pengujian untuk menentukan angka CBR laboratorium dengan
menggunakan Modified Proctor.

4.4 Landasan Teori


California Bearing Ratio (CBR) adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu
bahan terhadap bahan standar pada kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Pada uji
CBR, Tanah dipadatkan dengan jumlah lapisan yang sama. Untuk mendapatkan nilai CBR
yang sesuai maka tanah disiapkan dan dipadatkan sebanyak 3 sampel dimana masing-
masing dipadatkan sebanyak 10x, 25x, dan 56x. Tanah yang diapadatkan adalah tanah asli

MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 4 - 1


LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

dari pengujian pemadatan tanah dengan kondisi air optimum.

Uji CBR dilakukan di lapangan dan di laboraturium. Uji yang dilakukan di lapangan
dilaksanakan setelah subgrade selesai dimampatkan dan pengukuran di laboratorium
dikaitkan dengan percobaan pemampatan atau CBR design. Harga CBR adalah nilai yang
menyatakan kualitas tanah dasar (daya dukung bahan/tanah) dibandingkan dengan bahan
standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalam memikul
beban.

Cara ini dikembangkan oleh California State Highway pada tahun 1929 dengan tujuan
untuk memriksa kelayakan suatu tanah untuk digunakan sebagai material sub grade, sub
base suatu perkerasan. Uji CBR laboratorium dilakukan untuk mengetahui kekuatan geser
tanah pada kondisi kadar air dan kepadatan tertentu.
Ada 2 kondisi dalam penentuan nilai CBR laboratorium, yaitu:
1. CBR Soaked (CBR Rendaman)
2. CBR Unsoaked (CBR Tanpa Rendaman)
Nilai CBR dapat dihitung dengan persamaan :

Tabel 4.1 Nilai Beban Satuan untuk Beberapa Penetrasi


Penetrasi Tegangan Standar
(mm) (inch) (Mpa) (lbs)
2,5 0,1 6,9 1000
5,0 0,2 10,3 1500
7,5 0,3 13,0 1900
10,0 0,4 16,0 2300
12,7 0,5 18,0 2600
Catatan
1 kPa = 0,01 kQ/cm2
1 Mpa = 10,0 kg/cm2

Tabel 4.2 Korelasi Nilai CBR dengan Kondisi Tanah, Kegunaan dan Klasifikasi Tanah
Nilai General
Uses USCS AASHTO
CBR Rating
0–3 Very Poor Sub grade OH, CH, MH, OL A5, A6, A7
Poor to
3–7 Sub grade OH, CH, MH, OL A4, AS, A6, A7
Fair

MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 4 - 2


LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

OL, CL, ML, SC,


7 – 20 Fair Sub grade A2, A4, A6, A7
SM, SP
Base GM, GC, SW,
20 – 50 Good Alb. A2-5.A3.A2, A2-6
Sub Base SM, SP, GP
>50 Excellent Base GW, GM A l a, A2-4, A3

4.5 Peralatan Pengujian CBR


Peralatan yang digunakan pada pengujian CBR di laboratorium yaitu sebagai berikut:

a) Cetakan : Cetakan berupa silinder logam dengan ukuran diameter baagian dalam
152,40 ± 0,66 mm dan tinggi 177,80 ± 0,46 mm.

Gambar 4.1 Cetakan


Sumber : Google (https://bit.ly/3oxaxE3)

b) Alat Penumbuk : Alat penumbuk yang digunakan sesuai dengan SNI 1742:2008
atau SNI 1743:2008.

Gambar 4.2 Compaction Hammer


Sumber : Google (https://bit.ly/3oxaxE3)

MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 4 - 3


LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

c) Saringan : Saringan 50 mm, saringan 19 mm dan saringan No.4 (4,75 mm), sesuai
persyaratan SNI 07-6866-2002.

Gambar 4.3 Saringan


Sumber : Google (https://bit.ly/3nkwKGf)

d) Oven : oven yang dilengakapi dengan alat pengatur temperature untuk


mengeringkan contoh tanah basah sampai (110±5)ᵒC

Gambar 4.4 Oven


Sumber : Google (https://s4.bukalapak.com/img/96753616372/large/data.jpeg)

e) Timbangan

Gambar 4.5 Timbangan

MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 4 - 4


LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

Sumber : Google (https://www.geolabnemo.com/wp-content/uploads/2017/06/Balance-


4.jpg)

f) Arloji Pengukur : Arloji pengukur beban dengan skala 0,01 mm.

Gambar 4.6 Arloji Pengukur

Sumber : Google (https://lauwtjunnji.weebly.com/cbr-lapangan.html)

g) Extruder : dongkrak, pengungkit, rangka, atau alat lain yang sesuai

Gambar 4.7 Extruder


Sumber : Google (https://www.matest.com/en/product/s114-universal-extruder)

4.6 Benda Uji Pengujian Kompaksi


Benda uji yang digunakan pada pengujian CBR di laboratorium yaitu sebagai berikut:

a) Ambil contoh kira-kira seberat 5 kg atau lebih untuk tanah dan 5,5 kg untuk
campuran tanah agregat
b) Kemudian campur bahan tersebut dengan air sampai kadar air optimum.
MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 4 - 5
LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

c) Pasang cetakan pada keping alas dan timbang. Masukan piringan pemisah (spacer
disc) diatas keping alas dan pasang kertas saring diatasnya.
d) Padatkan masing-masing bahan tersebut di dalam cetakan dengan jumlah
tumbukan 10,35 dan 65 dengan jumlah lapis dan berat penumbuk sesuai cara :
Pengujian Pemadatan Ringan Untuk Tanah, atau Pengujian Pemadatan Berat
Untuk Tanah. Bila benda uji akan direndam, periksa kadar airnya sebelum
dipadatkan. Bila benda uji tersebut tidak direndam, periksa kadar air dilakukan
setelah benda uji dikeluarkan dari cetakan.
e) Buka leher sambung dan ratakan dengan alat perata. Tambal lubang-lubang yang
mungkin terjadi pada permukaan karena lepasnya butir-butir kasar dengan bahan
yang lebih halus. Keluarkan piringan pemisah, balikan dan pasang kembali
cetakan berisi benda uji pada keping alas, kemudian timbang.

4.7 Prosedur Pengujian


Prosedur yang digunakan pada pengujian CBR di laboratorium yaitu sebagai berikut:

a) Letakan keping pemberat diatas permukaan benda uji seberat minimal 5 kg atau
sesuai dengan perkerasan.
b) Pertama, letakan keping pemberat 2,27 kg untuk mencegah mengembangnya
permukaan benda uji pada bagian lubang keping pemberat. Pemberatan
selanjutnya dipasang setelah torak disentuhkan pada permukaan benda uji.
c) Kemudian atur torak penetrasi pada permukaan benda uji sehingga arloji beban
menunjukan beban permulaan sebesar 5 kg. Pembebanan permulaan ini diperlukan
untuk menjamin bidang sentuh yang sempurna antara torak dengan permukaan
benda uji. Kemudian arloji penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi di nol
kan.
d) Berikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati
kecepatan 1,27 mm/menit atau 0,05”/menit. Catat pembacaan pembebanan pada
penetrasi 0; 0.5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 4; 5; 6; 7; 7,5; 9; 10; dan 12,5 mm.
e) Setelah pengujian dilakukan, lakukan Kembali pemeriksaan kadar air setelah
perendaman yang diambil tiga sampel yaitu bagian atas, tengah, dan bawah.

4.8 Perhitungan
MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 4 - 6
LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

Prosedur perhitungan yang digunakan pada pengujian pemadatan tanah di


laboratorium yaitu sebagai berikut:

a) Hitung kepadatan basah dengan rumus sebagai berikut:


W 2−W
( γ m )= 1
(gr/cm3) (1)
V

𝛾𝑚 = Berat isi basah (gram/cm3),


W2 = Berat cetakan dan keping alas (gram),

W1 = Massa cetakan, keping alas dan benda uji


(gram), V = Volume benda uji atau volume cetakan
(cm3).

b) Hitung kadar air benda uji dengan rumus sebagai berikut :


Ww
w= × 100 % (2)
Ws
𝑤 = kadar air (%),
Ww = Berat air (gram),

Ws = Berat tanah kering (gram).

c) Hitung kepadatan (berat isi) kering dengan rumus sebagai berikut:


γ
( γ d )= (3)
(1+ w)
𝛾𝑑 = Berat isi basah (gram/cm3),
𝛾𝑚 = Berat air (gram),
w = Berat tanah kering (gram).

d) Hitung berat isi kering Z.A.V dengan rumus sebagai berikut:


γ w .Gs
( γ Z. A .V )= (4)
γ w +Gs

𝛾𝑍𝐴𝑉 = Zero air Void, Kondisi air nol (gram/cm3)


𝛾𝑤 = Berat isi air (1

MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 4 - 7


LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

gram/cm3) Gs = Specific
gravity (2.65)
w = Kadar air (%)

e) Hitung kadar pori (e) dengan rumus sebagai berikut:


Gs . ( 1+ w ) . γ w Gs . γ w
e= −1= (5)
γ γd
𝛾𝑑 = Berat isi kering (gram/cm3),
𝛾𝑤 = Berat isi air (1 gram/cm3), Gs = Specific gravity (2.65),
e = Kadar pori.

f) Hitung porositas (n) dengan rumus sebagai berikut:


e
n= (6)
1+ e

g) Hitung derajat kejenuhan (Sr) dengan rumus sebagai berikut:


w . Gs
Sr= ×100 % (7)
e
𝑆𝑟= Derajat kejenuhan (%)

Tabel 4.3 Lembar data praktikum

Waktu Penurunan pembacaan dial beban(lb)


(Menit)
Arloji (in) atas bawah atas bawah
0 0 0 0 0 0 0
1/4 50 0,02 15 17 499,95 566,61
1/2 100 0,039 16 18 533,28 599,94
1 200 0,079 17 19 566,61 633,27
1 1/2 300 0,118 17 19 566,61 633,27
2 400 0,157 19 21 633,27 699,93
3 600 0,236 21 24 699,93 799,92
4 800 0,315 23 25 766,59 833,25
6 1200 0,427 24 26 799,92 866,58
8 1600 0,63 24 26 799,92 866,58
10 2000 0,787 24 27 799,92 899,91
Nilai CBR 2,01 2,01 1,73
CBR
0,1 0,2 Bawah 45,51 61,36
Atas 60,43 77,86 1,52 1,52 1,36
MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 4 - 8
LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

  Atas Bawah
Weight of wet soil + Container 20,57 21,84
Weight of dry soil + Container 18,33 19,43
Wight of Water 2,24 2,41
Weight of Container 8,78 8,78
Weight of dry soil 9,55 10,65
Moisture Content 23,46 22,82
Average 23,14

MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 4 - 9


LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

f(x) = 012

10

8
Load (lb)

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5
Penetration (lin)

Gambar 4.8 Grafik

Analisis perhitungan:
Diketahui :
Pembacaan dial : Atas : 15
Bawah : 17
Kalibrasi : 33.33

Penyelesaian :
1) Beban :
a) Atas = Pembacaan dial x Kalibrasi
= 15 x 33.33
= 499.95 lb
b) Bawah = Pembacaan dial x Kalibrasi
= 17 x 33.33
= 566.61lb
2) Nilai CBR
a) Atas
TeganganPengujian ( lbs )
Nilai CBR 0.1” = x 100 %
3 x 1000
60.43
= x 100 %
3000

MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 4 - 10


LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

= 2.01
Tegangan Pengujian(lbs)
Nilai CBR 0.2” = x 100 %
3 x 1500
77.86
= x 100 %
4500
= 1.73
b) Bawah
TeganganPengujian ( lbs )
Nilai CBR 0.1” = x 100 %
3 x 1000
45.51
= x 100 %
3000
= 1.52
Tegangan Pengujian(lbs)
Nilai CBR 0.2” = x 100 %
3 x 1500
61.36
= x 100 %
4500
= 1.36

CBR Atas Tebesar+ CBR Bawah Terbesar


CBR =
2
2,01+ 1,52
=
2
= 1,765
3) Moisture Content
a) Atas
Ww
W =
Ws
2.24
= x 100 %
9.55
= 23.46 %
b) Bawah
Ww
W =
Ws
2.43
= x 100 %
10.65
= 22.82 %
MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 4 - 11
LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL. PHH. MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 022 – 7272215 EXT.134

4.9 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pengujian yang telah kami lakukan, kita simpulkan bahwa
nilai CBR teratas untuk bagian atas sebesar 2.01 dan untuk bagian bawah sebesar 1.52, dan
dengan rata rata sebesar 1.76%.

MODUL PRATIKUM MEKANIKA TANAH 2 BAB 4 - 12

Anda mungkin juga menyukai