PPH 21
PPH 21
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah dan Apa saja Istilah-Istilah dalam PPh Pasal 21?
2. Apa Subjek PPh Pasal 21?
3. Apa saja Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 (Objek PPh Pasal 21)?
4. Siapa Pemotong PPh Pasal 21?
5. Kapan Saat Terutang Pajak?
6. Bagaimana Pengurangan yang Diperbolehkan?
7. Bagaimana Tarif Pajak dan Perhitungannya?
8. Bagaimana Hak dan Kewajiban Pemotong Pajak?
9. Bagaimana Hak dan Kewajiban Penerima Penghasilan?
10. Apa yang dimaksud dengan Keberatan dan Banding?
11. Bagaimana Akuntansi PPh Pasal 21?
12. Bagaimana Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan dengan Mata Uang Asing?
13. Bagaimana Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 bagi Penerima Penghasilan yang Tidak Mempunyai NPWP?
BAB 2
PEMBAHASAN
A. SEJARAH DAN ISTILAH-ISTILAH
Pengenaan pajak langsung sebagai cikal bakal dari pajak penghasilan sudah terdapat pada zaman
Romawi Kuno, antara lain dengan adanya pungutan yang bernama tributum yang berlaku sampai
dengan tahun 167 Sebelum Masehi.
Pengenaan pajak pajak penghasilan secara eksplisit yang diatur dalam suatu Undang-undang sebagai
Income Tax baru dapat ditemukan di Inggris pada tahun 1799. Di Amerika Serikat, pajak penghasilan
untuk pertama kali dikenal di New Plymouth pada tahun 1643, di mana dasar pengenaan pajak adalah
" A person's faculty, personal faculties and abilitites",
Pada tahun 1646 di Massachusetts dasar pengenaan pajak didasarkan pada "returns and gain".
“Personal faculty and abilities" secara implisit adalah pengenaan pajak penghasilan atas orang
pribadi, sedangkan "Returns and gain" berkonotasi pada pajak penghasilan badan. Tonggak-tonggak
penting dalam sejarah pajak di Amerika Serikat adalah Undang-Undang Pajak Federal tahun 1861
yang selanjutnya telah beberapa kali mengalami tax reform, terakhir dengan Tax Reform Act tahun
1986. Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (tax return) yang dibuat pada tahun 1860-an
berdasarkan Undang-Undang Pajak Federal tersebut telah dipergunakan sampai dengan tahun 1962.
Istilah-istilah yang harus dipahami terkait dengan pajak penghasilan orang pribadi ini antara lain:
1. Pejabat Negara adalah pejabat yang lingkungan kerjanya berada pada lembaga negara yang
merupakan alat kelengkapan negara beserta derivatifnya berupa lembaga negara pendukung. Pejabat
negara menjalankan fungsinya untuk dan atas nama negara.
2. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah PNS-Pusat, PNS-Daerah, dan PNS lainnya yang ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah sebagaimana diatur dalam UU No 8/1974.
3. Badan adalah sekumpulan orang/modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainya, badan usaha milik Negara atau badan usaha milik daerah keuangan dengan nama
dan dalam bentuk apapun
4. Pegawai adalah orang yang melaksanakan pekerjaan dengan mendapat imbalan jasa berupa gaji dan
tunjangan dari pemerintah atau perusahaan.
5. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183
hari dalam jangka waktu 12 bulan yang menerima atau memperoleh gaji, honorarium dan/atau
imbalan lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan.
6. Tenaga Lepas adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang hanya menerima imbalan
apabila orang pribadi yang bersangkutan bekerja.
7. Penerima pensiun adalah orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima atau memperoleh imbalan
untuk pekerjaan yang dilakukan di masa lalu, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya yang
menerima tunjangan hari tua atau jaminan hari tua.
8. Penerima Honorarium adalah orang pribadi yang menerima atau memperoleh imbalan sehubungan
dengan jasa, jabatan, atau kegiatan yang dilakukan.
9. Penerima Upah adalah orang pribadi yang menerima upah harian, upah mingguan, upah borongan,
atau upah satuan.
10. Upah Harian adalah upah yang terutang atau dibayarkan atas dasar jumlah harian kerja.
11. Upah Mingguan adalah upah yang terutang atau dibayarkan secara mingguan.
12. Upah Borongan adalah upah yang terutang atau dibayarkan atas dasar penyelesaian pekerjaan
tertentu.
13. Upah satuan adalah upah yang terutang atau dibayarkan atas dasar banyaknya satuan produk yang
dihasilkan.
14. Honorarium adalah imbalan atas jasa, jabatan, atau kegiatan yang dilakukan.
15. Hadiah atau penghargaan perlombaan adalah hadiah atau penghargaan yang diberikan melelui suatu
perlombaan atau adu ketangkasan.
16. Magang adalah aktivitas untuk memperoleh pengalaman dan atau keterampilan dan atau keahlian
sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
17. Bea Siswa adalah pembayaran kepada pegawai tetap, tidak tetap, dan calon pegawai, yang
ditugaskan oleh pemberi kerja untuk mengikuti program pendidikan yang ditetapkan oleh pemberi
kerja yang terikat dengan kontrak atau perjanjian kerja atau pembayaran yang dilakukan oleh suatu
institusi kepada orang pribadi yang tidak mempunyai ikatan kontrak atau perjanjian kerja untuk
mengikuti suatu program pendidikan.
18. Kegiatan adalah keikutsertaan dalam suatu rangkaian tindakan, termasuk mengikuti rapat,
sidang,seminar, lokakarya (workshop), pendidikan, pertunjukan, dan olahraga.
19. Kegiatan multilevel marketing atau direct selling adalah suatu sistem penjualan secara langsung
kepada konsumen yang dilakukan secara berantai oleh orang-perorangan sebagai distributor
perusahaan multilevel marketing atau direct selling.
20. Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang
muslim sesuai dengan ketentuan agam untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.
Subjek pajak orang pribadi bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan
dengan pemberian jasa meliputi:
tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter,
konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;
pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan,
sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan
seniman lainnya;
olahragawan;
penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;
pengarang, peneliti, dan penerjemah;
pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan sistem aplikasinya,
telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu
kepanitiaan;
agen iklan;
pengawas atau pengelola proyek;
pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara;
petugas penjaja barang dagangan;
petugas dinas luar asuransi;
distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya.
Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam
suatu kegiatan bisa merupakan:
peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olah raga, seni, ketangkasan, ilmu
pengetahuan, teknologi dan perlombaan lainnya;
peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja;
peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan tertentu;
peserta pendidikan dan pelatihan;
peserta kegiatan lainnya
1. Permohonan banding diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dalam waktu 3 (tiga) bulan
sejak keputusan keberatan diterima dilampiri surat Keputusan Keberatan tersebut.
2. Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding.
Pengadilan Pajak harus menetapkan putusan paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak Surat Banding
diterima. Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding
dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.
Kas 270.000.000,-
Jurnal pada saat penyetoran pajak dan iuran-iuran lainnya adalah:
Kas 30.000.000,-
Kas 288.750.000,-
Ayat jurnal pada saat penyetoran pajak dan iuran-iuran lainnya:
Kas 30.000.000,-
Kas 273.000.000,-
Kas 38.250.000,-
d. PPh Pasal 21 Diberikan Tunjangan Dengan di-Gross Up
Pada saat diberikan tunjangan pajak yang dihitung secara gross up, sebagaimana telah kita bahas di atas,
artinya jumlah pajak yang akan terutang per karyawan harus sama dengan besarnya tunjangan PPh Pasal
21. Secara umum rumus untuk menghitung tunjangan PPh Pasal 21 dengan cara di-gross up adalah:
N PENGHASILAN KENA
LAPISAN RUMUS GROSS UP
O PAJAK
Melanjutkan contoh pada huruf c), apabila perusahaan membebankan biaya gaji sebesar Rp300.000.000,-,
maka besarnya tunjangan PPh Pasal 21 dihitung dengan:
(Rp300.000.000,- – Rp217.500.000,-) x 25/75 + Rp 32.500.000,- = Rp60.000.000,-
L. PERHITUNGAN PPH PASAL 21 ATAS PENGHASILAN DENGAN MATA UANG ASING
Contoh Menghitung Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pegawai Tetap Penerima Penghasilan Dalam
Mata Uang Asing Sebagian Atau Seluruhnya
Contoh menghitung pajak penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap penerima penghasilan dalam mata uang
asing sebagian atau seluruhnya, diambilkan dari ilustrasi Jacky. Jacky adalah seorang pegawai tetap
memperoleh gaji pada bulan Januari 20xx dalam mata uang asing sebesar US$2,000 sebulan. Kurs yang
berlaku untuk bulan Januari 20xx berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan adalah Rp11.250,00 per
US$1.00. Jacky berstatus menikah dengan 1 anak. Penghitungan PPh Pasal 21 dapat dipelajari dari
pembahasan di bawah ini.
Gaji sebulan adalah :US$ 2,000 x Rp11.250,00 Rp 22.500.000,00
Pengurangan:
Biaya Jabatan 5% x Rp22.500.000,00= Rp
1.125.000,00
Maksimum diperkenankan Rp 500.000,00(-)
Penghasilan neto sebulan Rp 22.000.000,00
Contoh untuk karyawan dengan PKP Rp 60.000.000 setahun, perhitungan PPh 21-nya sebagai berikut:
KESIMPULAN
Pajak Penghasilan Pasal 21 atau biasa disebut dengan PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan
berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek
Pajak dalam negeri. Saat ini PPh pasal 21 harus menjadi perhatian bagi wajib pajak yang dikenakan PPh
pasal 21, oleh karena itu kita akan membahasnya secara perlahan-lahan agar mudah dimengerti.
Pemungutan serta tarif pajak pph didasarkan atas undang – undang yang ada. Pajak merupakan
penyumbang terbesar bagi kas negara.
SARAN
Sebagai warga negara yang baik, kita harus sadar akan pentingnya pajak bagi negara dan kita sebagi
masyarakatnya. Adapun dalam peningkatan kesadaran, kita sebagai wajib pajak baiknya memenuhi
kewajiban-kewajiban yang ada dan menaati ketentuan-ketentuan itu sendiri agar dapat memaksimalkan
tujuan dari perpajakan ini sendiri. Pemungutan pajak pun sangat diharapkan dapat dipertanggung jawabkan
dengan sebaik-baiknya dan tidak disalahgunakan untuk segeltintir orang dengan mengingat pajak untuk
pembangunan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
https://sites.google.com/site/referensipajak/contoh-menghitung-pajak-penghasilan-pph-pasal-21-pegawai-
tetap-penerima-penghasilan-dalam-mata-uang-asing-pph-sebagian-atau-seluruhnya-ditanggung-pemberi-
kerja-penerima-tunjangan-pph-penerima-natura-kenikmatan
https://www.kemendag.go.id/files/regulasi/2000/12/kdp545.htm
https://www.google.com/search?ei=VDqbXb_5ELS-
3LUPmpiIyAM&q=8.%09Penerima+Honorarium&oq=8.%09Penerima+Honorarium&gs_l=psy-
ab.3...1010.1010..2028...0.0..0.0.0.......0....2j1..gws-
wiz.nCxcMbJteaU&ved=0ahUKEwi_86G2nYrlAhU0H7cAHRoMAjkQ4dUDCAo&uact=5
http://www.transformasi.net/articles/read/73/update-pph-pasal-21.html